DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2) Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan :
a) Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah
berlebih.
b) Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai efek
perdarahan dan manajemennya, kesehatan janin.
c) Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan ketidaknyamanan
sementara untuk memberikan perawatan pada keluarga.
d) Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan akibat implantasi plasenta yang abnormal, risiko pemisahan
dengan dilatasi serviks.
e) Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolemi.
f) Risiko infeksi yang berhubungan dengan perdarahan, plasenta previa.
g) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan regimen pengobatan.
h) Gangguan manajemen pemeliharaan tubuh yang berhubungan dengan
bedrest dan pembatasan aktivitas.
i) Risiko perubahan kasih sayang orang tua bayi yang berhubungan dengan
kemungkinan kebutuhan perawatan bayi.
j) Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan.
3) Intervensi Keperawatan
a) Diagnosis 1 : Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan
dalam jumlah berlebih.
Tujuan : penurunan cardiac output tidak terjadi/teratasi.
Kriteria hasil : volume darah intravascular dan cardiac output dapat
diperbaiki sampai nadi, TD, nilai hemodinamik, serta nilai laboratorium
menunjukkan tanda normal.
Intervensi Rasional
Nilai dan catat TTV, LOC, CVP, Pengkajian yang akurat mengenai
perfusi jaringan, intake dan output, status hemodinamik merupakan dasar
serta jumlah perdarahan. untuk perencanaan, intervensi dan
evaluasi.
Intervensi Rasional
Terapi bersama pasangan dan Kehadiran perawat dan pemahaman
menyatakan perasaan. Saya tahu secara empati merupakan alat terapi
bahwa ini tidak diharapkan dan yang potensial untuk mempersiapkan
seharusnya anda memiliki banyak pasangan untuk menanggulangi situasi
pertanyaan, mungkin saya bisa yang tidak diharapkan.
menjawab beberapa diantaranya.
Bantu untuk melibatkan saudara ibu Ini akan memberikan tujuan untuk
dalam merencanakan kelahiran. menggabungkan interaksi keluarga
Mungkin dia mendapatkan manfaat yang akan meningkatkan harga diri.
dari kelass sibling atau waktu
bermain dengan ibunya yang terlibat
dalam perawatan bagi kelahiran.
4) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang sudah
direncanakan. Tindakan keperawatan harus mendetail agar semua tenaga
keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawata, perawat dapat
langsung memberikan pelayanan kepada ibu atau juga didelegasikan kepada
orang lain yang dipercayai di bawah pengawasan yang masih seprofesi dengan
perawat.
5) Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepadda hassil dan
tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah untuk
menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi, dimana persalinan dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya komplikasi.
2. Hiperemesis Gravidarium
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapa awal dalam proses keperawatan yang merupakan
suatu proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan emngidentifikasi status kesehatan klien. (Runiara, 2010)
Menurut Mitayani (2009), langkah pertama dalam pengkajian ibu hyperemesis
gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang dikumpulkan adalah
sebagai berikut :
1) Data riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hyperemesis gravidarum, yaitu:
mual, mual dan muntah yang terus-menerus, merasa lemah dan kelelahan,
merasa haus dan terasa asam dimulut, serta konstipasi dan demam.
Selanjutnya, dapat juga ditemukan berat badan yang menurun, turgor
kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia,
mata cekung, dan icterus.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami hyperemesis gravidarum
sebelumnya, kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual dan
muntah.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
2) Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum
adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae,
terdapat kloasma gravidarum, mukosa membrane dan bibir kering, turgor
kulit buruk, mata cekung, dan sedikit ikterik. Selain itu, ibu juga tampak
pucat, lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
a) Riwayat menstruasi
Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun, siklus menstruasi 28-30
hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari, dan
kemungkinan ada keluhan waktu menstruasi seperti: nyeri, sakit kepala,
dan muntah.
b) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinnan usia muda.
c) Riwayat kehamilan dan persalinan
Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu
makan. Hamil tua: pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan
berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
3) Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa yang labil,
mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis,
sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola
pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu tergantung pada pengalamannya
terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
4) Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi,
namun pada umunya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal
ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
5) Data penunjang nilai hemoglobin dan hematocrit
Data penunjang yang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan
darah dan urin. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematocrit
yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan
dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang sedikit dan konsentrasi yang
tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin.
Sedangkan menurut Runiari (2010), pengkajian yang dapat dilakukan
pada ibu dengan hyperemesis gravidarum adalah :
1) Pengkajian Data Subjekrif
a) Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat
pemeriksaan antenatal, dan komplikasi.
b) Riwayat diet, khususnya intake cairan.
c) Pengobatan yang didapat saat ini.
d) Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada abdomen.
e) Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obsterti dan
ginekologi, kolelitiatis, atau gangguan abdomen lainnya, gangguan tiroid,
dan ada tidaknya depresi.
f) Riwayat sosial, seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi,
terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran,
tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran di tempat bekerja, perubahan
status kesehatan, atau stressor kehamilan, respon anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitilisasi dan kondisi sakit, serta sistem
pendukung.
g) Intergritas ego seperti konflik intrepersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisi, dan kehamilan yang tidak di
rencanakan.
h) Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadiandan lamanya. Jika
mengalami muntah kaji warna, volume, frekuensi, dan kualitasya. Kaji
juga faktor yang memperberat dan memperingan keadaan, serta
pengobatan yang dilakukan baik difasilitas kesehatan atau pengobatan di
rumah.
i) Gejala-gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare atau konstipasi,
serta nyeri pada abdomen. Riwayat nyeri abdomen meliputi lokasi,
derajat, kualitas, radiasi, serta faktor yang memeperingan dan
memperberat nyeri.
j) Pengakjian lain dapat dilakukan dengan menggunakan Rhodes Index of
Nausea and Vomiting yang terdiri atas 8 pertanyaan untuk mengkaji
frekuensi dan beratnya mual dan muntah. Instrument ini telah diteliti
valid dan reliable oleh Family Nurse Practitioner Program, School of
Nursing, Uneversity of Texas at Austin.
2) Pengkajian Data Objektif
Pengkajian objektif berfokus pengkajian fisik meliputi :
a) Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardia atau hipotensi
oteostatik, frekuensi pernapasan meningkat, atau napas bau (aseton).
b) Tanda-tanda umum seperti distress, emosial, dan ada tidaknya toksik.
c) BB meningkat atau menurun.
d) Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membrane mukosa (kering
atau lembab), dan oliguria.
e) Status kardiovaskular seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia
atau terjadinya hipotensi ortostatik.
f) Keadaan abdomen meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif
merupakan keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau
nyeri teka, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, dan tanda
Murphy dan Mc. Burney’s.
g) Genitourinaria seperti nyeri konstovetebral dan nyeri suprapubis.
h) Eliminasi seperti perubahan apada konsistensi feses, konstipasi, dan
penurunan frekuensi berkemih.
i) Keadaan janin meliputipemeriksaan DDJ, TFU, dan perkembangan janin
(apakah sesuai dengan usia kehamilan).
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
Dalam melakukan asuhan ekperawatan perlu suatu perencanaan yang baik.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi ppada
diagnosis kepeawatan. (Runiari, 2010)
1) Kekurangan volume cairan dan elektrolit pada ibu dan janin berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan tidak adekuatnya
intake cairan.
a) Kaji dan dokumentasikan turgor kulit, kondisi membrane mukosa, TTV,
dan berat jenis urin.
b) Timbang BB setiap hari dengan menggunakan alat yang sama.
c) Kaji dan laporkan warna, jumlah, dan frekuensi emesis.
d) Catat intake dan output secara akurat.
e) Beri cairan intravena sesuai order yang terdiri dari elektrolit, glukosa, dan
vitamin.
f) Mulai pemberian terapi nutrisi parenteral sesuai program yang ditetapkan
dan pantau aliran infus dengan cermat.
g) Istirahatkan klien di tempat yang nyaman.
h) Beri agen antieetik sesuai program.
i) Pertahankan status NPO sesuai program.
j) Anjurkan klie untuk mengkonsumsi cairan per oral dengan perlahan, dan
tingkatkan jumlah cairan.
k) Tes urin terhadap aseton, albumin, dan glukosa.
2) Perubahan nutrisi untuk ibu : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah yang menetap sekunder akibat hyperemesis.
a) Batasi intake oral selama 24-48 jam.
b) Mulai pemberian intake per oral sesuai yang diprogramkan dan
kemampuan toleransi klien.
c) Kaji keadaan abdomen setiap 2 jam sesuai dengan kondisi klien meliputi
ukuran, kontur, peristaltic, dan adanya nyeri, kaji juga TTV.
d) Anjurkan klien menghindari makanan berlemak.
e) Anjurkan klien untuk makan selingan seperti biscuit, roti, dan teh hangat.
f) Beri sajian makanan yang menarik dalam jumlah kecil dan disesuaikan
dengan pilihan klien.
g) Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan toleransi
klien.
h) Pantau dan dokumentasikan intake oral.
i) Anjurkan untuk perawatan mulut sebelum dan sesudah makan atau
setelah muntah.
j) Pantau BB klien setiap hari denga n menggunakan alat yang sama.
k) Pantau tinggi fundus uterus dan denyut jantung janin.
l) Pantau kada hemoglobin dan hematocrit.
m) Kaji keadaan keton dalam urin.
n) Diskusikan pentingnya nutrisi adekuat selama kehamilan.
3) Nyeri epigastrium berhubungan dengan nyeri berulang.
a) Kaji tingkat nyeri.
b) Atur posisi klien dengan kepala lebih tinggi selam 30 menit setalah
makan.
c) Alihkan pertain klien pada hal yang menyenangkan.
d) Anjurkan klien untuk berisirahat dan batasi pengunjung.
e) Perhatkan kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau.
f) Anjurkan klien mengkonsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen
rasa mint untuk mengurangi mual dan muntah.
4) Jelaskan dan anjurkan metode dalam mengurangi mual dan muntah antara
lain metode penekanan (akupresur) pada daerah P6 point.
a) Kolaborasi dalam pemberian antimetik dan sedatif.
b) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan karena tidak
adekuatnya nutrisi dan peningkatan energy yang dibutuhkan selama
kehamilan.
c) Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas dengan istirahat cukup.
d) Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
e) Bantu klien beraktivitas secara bertahap juika muntah berkurang.
f) Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
g) Bantu klien unutk memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti
pakaian, dan kebersihan mulut.
5) Tidak Tidak efektifnya koping individu dalam menerima kehamilan
berhubungan dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
a) Terima respon verbal dan nonverbal klien terahadap penyakitnya.
b) Ciptakan lingkungan yang nyaman da batasi pengunjung.
c) Berikan dukungan psikologis.
d) Diskusikan dengan klien dan pasangan tentang kehamilannya
e) Jelaskan dampak tidak menerima kehamilan terhadap kondisi klien.
f) Berikan penguatan pada klien bahwa tidak semua orang mampu
mendapatkan keturunan.
g) Jelaskan kondisi janin berdasarkan hasil pemeriksaan
h) Bantu klien untuk mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme
koping yang sebelumnya digunakan.
6) Kecemasan dan ketakutan efek hyperemesis terhadap kesejahteraan janin
berhubungan dengan kurang pengetahuan.
a) Perlihatkan sikpa menerima rasa takut klien.
b) Dorong klirn untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya.
c) Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme koping
yang sebelumnya digunakan.
d) Beri klien informasi yang berhubungan dengan risiko potensial yang
dapat terjadi pada janinnya.
e) Beri kesempatan pada klien untuk mendiskusikan kekhawatirannya.
f) Bantu klien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan dan menggerakka
individu atau kelompok yang dapat memberinya dukungan berdasarkan
pilihan sendiri.
g) Atur supaya klien mendapatkan konsultasi psikologi dan konsultasi dari
pekerja sosial sesuai dengan kebutuhannya.
d. Impelementasi Keperawatan
e. Evaluasi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan atau organ, menurun, hipertensi atau kerusakan
vaskuler, vasospasme siklik, edema serebral atau perdarahan.
2) Risiko tinggi cidera pada ibu dan janin. Insufisiensi yteroplasenta atau
kelahiran premature atau solusio plasenta atau intoksikasi MgSO4.
3) Ansietas ringan, sedang, berat, panic pada ibu. Ancaman keselamatan pada
bayi sebelum lahir
c. Intervensi dan rasional
1) Diagnosa 1 : Gangguan perfusi jaringan atau organ, menurun, hipertensi atau
kerusakan vaskuler, vasospasme siklik, edema serebral atau perdarahan.
Tujuan : Dengan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi (pemberian
MgSO4 50 ml gram dalam 1000cc D5%) perparental dengan tetesan 12
tts/menit dalam waktu 24 jam hipertensi akan terkontrol sampai ambang batas
toleransi untuk ibu dan janin dengan kriteria hasil:
a) Tekanan darah 130/90 mmhg
b) Ibu tidak merasa pusing
c) Pandangan tidak kabur
d) DJJ 130-140 X/menit
e) Urin output sesuai dengan berat badan ibu.
(1) Berikan tirah baring total dengan posisi miring secara selang seling
Rasional : Tirah baring dalam posisi miring menyebabkan sirkulasi
darah feto maternal tidak mengalami gangguan dan ibu terbebab
dari bahaya hipotensi supinasi
(2) Pantau pemberian infus MgSO4 50 mg + D5% 1000 cc agar habis
dalam 24 jam
Rasional : MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja pada
sinap mioneural dan merelaksasi vasospasme sehingga
menyebabkan peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra
seluler (edema dan dieresis)
(3) Pantau urin output
Rasional : Pemberian infus D5% + MgSO4 akan meningkatkan
GFR ginjal, sehingga urin 24 jam sebagai acuan untuk rehidrasi
(4) Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Tanda-tanda vital menggambarkan keadaan umum ibu
dan status hemodinamik
2) Diagnosa II : Risiko tinggi cidera pada ibu dan janin. Insufisiensi teroplasenta
atau kelahiran premature atau solusio plasenta atau intoksikasi MgSO4.
Tujuan : Gawat janin dan intoksikasi MgSO4 dapat diantisipasi dengan
intervensi keperawatan selama 4 jam pemberian MgSO4
dengan kriteria hasil:
a) Tanda-tanda vital ibu dalam rentang normal
b) Urine output ibu dalam rentang normal
c) Ibu tidak merasakan adanya kontraksi uterus dan nyeri abdomen
d) Djj dalam rentang 120-160 x/menit
e) Ibu merasakan adanya gerakan janin
(1) Pantau tanda-tanda vital ibu
Rasional : tanda-tanda vital menggambarkan keadaan umum ibu
dan status homodinamik
(2) Kaji adanya protein uria setiap hari selama pemberian MgSO4 dan
selama hipertensi moderat
Rasional : kehilangan banyak protein mengakibatkan penurunan
tekanan onkotik kolod dan peningkatan tekanan hidrostastik yang
mengakibatkan udema anasarka
(3) Pantau pemberian IV MgSO4
Rasional : pemberian MgSO4 yang berlebihan dapat
mengakibatkan intoksikasi pada ibu.
(4) Periksa reflek profunda pada ibu
Rasional : hasil pemeriksaan reflex profunda (-) selama pemberian
MgSO4 merupakan tanda ibu mengalami intoksikasi MgSO4
(5) Monitor Djj setiap jam selama ibu mengalami hipertensi moderat
Rasional : denyut jantung janin 120-160 x/menit merupakan
indikasi bahwa janin dalam keadaan sejahtera
(6) Tanyakan pada ibu kapan merasakan adanya gerakan janin yang
terakhir
Rasional : janin yang sehat sedikitnya ibu akan merasakan gerakan
bayinya 10 x dalam sehari
(7) Berikan lingkungan yang tenang dengan menetapkan ibu dalam
ruang isolasi
Rasional : lingkungan yang tenang mengurangi stimulasi dan ibu
dapat istirahat dengan tenang.
3) Diagnosa III : Ansietas ringan, sedang, berat, panic pada ibu. Ancaman
keselamatan pada bayi sebelum lahir
Tujuan : Kecemasan ibu dapat diturunkan sampai ambang batas adatatif
dengan intervensi keperawatan 15 menit dengan kriteria hasil:
a) Ibu mampu mengekspresikan rasa kecemasannya secara konstruktif
b) Tanda-tanda vital ibu dalam rentang normal
c) Ekspresi wajah rileks
(1) Kaji tingkat ansietas pasien, perhatikan tanda depresi dan
pengingkaran
Rasional : memahami tingkat ansietas klien merupakan modal
dasar mengatasi masalah ansietas
(2) Dorong dan berikan kesempatan klien untuk mengekspresikan
perasaannya
Rasional : mengekspresikan masalah merupakan cara mengurangi
beban psikologis dan membuat perasaan terbuka untuk bekerja
sama memberikan informasi yang akan membantu mengatasi
masalah
(3) Temani klien untuk beberapa saat dan dengarkan keluhan klien
dengan empati
Rasional : ditemani dan didengarkan keluhannya membuat orang
merasa dihargai dan membangkitkan kepercayaan diri
(4) Jelaskan pada ibu bahwa ibu ditangani oleh para professional
dibidangnya
Rasional : pemahaman klien yang positif terhadap orang-orang
yang menangani menambah kepercayaan diri dan meningkatkan
motivasi ibu untuk sembuh
(5) Kaji tanda-tanda vital ibu
Rasional : tanda-tanda vital dalam rentang normal menggambarkan
kondisi fisik dan psikis dalam keadaan baik.
.
DAFTAR PUSTAKA
Wagiyo, Putrono, (2016), Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan bayi baru lahir
fisiologis dan patologis edisi I, Yogyakarta: ANDI