PLASENTA PREVIA
Kelompok 8 (5E)
1. Ghaniy Rofi’an (1811020325)
2. Khusnul Fatiha (1811020356)
3. M.Sujatmiko (1811020357)
4. Finestya Julian S (1811020358)
5. Melly Karbella (1811020370)
6. Putri Salsabila (1811020371)
7. Dinda Oktaviani (1811020375)
8. Suadi Yusuf K (1811020378)
Definisi
● Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah
rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum
(Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998 hal 253).
● Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawahuterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (Wiknjosostro.2005).
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari
plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa,
perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibatfatal.
Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen
bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat
diikuti oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai terjadi
perdarahan darah berwarna merah segar.
Lanjutan. . .
Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobck karena terlepasnya plasenta dari
dinding uterus perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan, tidak sebagai
serabut otot uterus untuk menghentikan perdarahan kala III dengan plasenta yang
letaknya normal makin rendah letak plasenta makin dini perdarahan terjadi, oleh karena
itu perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dar pada plasenta letak
rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai. (Wiknjosostro. 1999 :
368)
Komplikasi
Menurut Manuaba (2008), ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita plasenta
previa, yaitu :
1. Komplikasi pada ibu
a) Dapat terjadi anemia bahkan syok
b) Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c) Infeksi karena perdarahan yang baryak.
Implementasi adalah pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi
tindakan-tindakan yang direncanakan perawat. Pelaksanaan anjuran dokter dan menjalankan
ketentuan rumah sakit. Oleh sebab itu diperlukan keterampilan dan kemampuan perawat
(Mitayani, 2009).
Pelaksanaan mengacu kepada rencanna keperawatan yang telah disusun,hal ini mencakup
pelaksanaan intervensi keperawatan yang ditujukan untukmengatasi diagnosa keperawatan
dan masalah-masalah kolaboratif sertamemenuhi kebutuhan klien.Adapun pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit plasenta previa yang dikerjakan dilapangan
adalah :
1. Penurunan kardiak output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar
● Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji ulang lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan skala nyeri,
mengatur posisi senyaman mungkin, mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi : nafas dalam,
menjelaskan penyebab nyeri yang dialami pasien.
2. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan dan kurangnya pengetahuan mengenal efek perdarahan dan
menejemennya,
● Implementasi yang dilakukan adalah Mengkaji penyebab mual pasien, Mengobservasi mual dan muntah,
Menganjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering, Menganjurkan kepada pasien untuk memakan makanan yang
lunak
3. Resiko tinggi cedera (janin) b/d hipoksia jaringan/ organ,profil darah abnormal,kerusakan system imun.
● Implementasi yang dilakukan adalah Mengobservasi suhu aksila dan tanda gejala infeksi, Mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak, batasi pengunjung
Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang
diharapiknn terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi.
Disamping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan
yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi
(Mitayani, 2009).
●Adapun hasil yang dapat dievaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan diruangan
adalah sebagai berikut : rasa nyaman klien terpenuhi setelah klien diberitahu tentang manajemen
nyeri nonfarmakologi,memberikan makan dengan porsi kecil tapi sering dan pemberian
makanan lunak,serta mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak. Pada evaluasi terakhir semua
masaah keperawatan teratasi sesuai dengun apa yang direncanakan .
Terimakasih