Anda di halaman 1dari 7

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN ABORTUS IMINENS

I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya pendarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kotraksi uterus yang
nyata hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri.

B. Gejala – Gejala :
1. Amenorea.
2. Perdarahan pervaginaan sedikit atau flek- flek.
3. Kadang – kadang disertai mules sedikit.
4. Tanda – tanda kehamilan ( + ).
Pada pemeriksaan dalam :
1. Uterus membesar sesuai umur kehamilan.
2. Serviks belum membuka.

C. Penatalaksanaan
1. Pasien bedrest total da beri makanan yang bergizi.
2. Pasang O2
3. Berikan tokolitik bila perlu.
4. Berikan progesterone ( pregnolin 4 tablet ), dilanjutkan 3 x 1 tablet
5. Berikan obat anti mual sesuai gejala kehamilan muda kecuali obat kontra
indikasi.
6. Anjurkan pada ibu dan suami untuk tidak melakukan senggama sampai
perndarahan berhenti / sesuai petunjuk Dokter.

II. Diagnosa keperawatan, hasil yang diharapkan dan rencana tindakan.


Diagnosa keperawatan 1
Kurang mampu merawat diri – sendiri berhubungan dengan tirah baring.
A. Data subyektif :
Pasien mengeluh lemas dan tidak bertenaga.

B. Data obyektif :
1. Pasien tirah baring.
2. Pasien keluar darah pervaginaan sedikit – dikit.
Hasil yang diharapkan / evaluasi
Kebutuhan sehari – hari terpenuhi.

Rencana tindakan : Rasional :


1. Kaji kemampuan pasien dalam Data dasra dalam pengkajian untuk
hal merawat diri Rencana Tindakan selanjutnya
2. Mandikan / lap pasien 2 kali Menjaga personal hygiene dan
sehari pagi sore tanpa harus mempertahankan rasa nyaman
turun dari tempat tidur
3. Ganti alat tenun yang kotor Mengurangi tekanan dan
menhindari luka dekubitus.
4. Bantu pasien dalam Memenuhi kebutuhan nutrisi
kebutuhan makan dan minum
5. Ganti Pembalut Menjaga personal hygiene
6. Bantu pasien dalam minum Membuat pasien merasa
obat diperhatikan

Diagnosa keperawatan 2
Cemas berhubungan dengan kemungkinan akan terjadi abortus
A. Data obyektif
Pasien menangis
B. Data Subyektif
Pasien mengatakan cemas dengan kemungkinan akan tejadi abortus.
Hasil yang diharapkan / Evaluasi
Rasa cemas berkurang / hilang.

Rencana tindakan : Rasional :


1. Beri penjelasan pada pasien Menambah pengetahuan terhadap
tentang penyakitnya pasien
2. Anjurkan pasien tirah baring dan Mencegah perdarahan berulang
kurangi aktifitas sehari -hari
3. Beri ketenangan dan dukungan Mengurangi kecemasan
moral pada pasien
4. Anjurkan pasien minum obat Memenuhi program pengobatan
tepat waktu.
5. Kolaborasi denga okter untuk Mengetahui keadaan janin
pemeriksaan ultrasono grafi
( USG )

Diagnosa keperawatan 3
Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan rasa mules dan perdarahan
pervaginam.

A. Data Subyektif
Pasien mengeluh :
1. Mules.
2. Mengatakan keluar darah sedikit- sedikit.
B. Data Obyektif
Keluar darah pervaginam sedikit- sedikit.
Hasil yang diharapkan / Evaluasi
Rasa nyaman terpenuhi.

Rencana tindakan : Rasional :


1. Kaji tingkat rasa mules Data dasar untuk tindak lanjut
perawatan
2. Kaji jumlah perdarahan Mengetahui benyaknya perdarahan
3. Anjurkan pasien tirah baring dan Mencegah terjadinya perdarahan
kurangi aktifitas
4. Lakukan vulva hygiene Menjaga infeksi luka
5. Ganti pembalut bila basah / kotor Menjaga personal hygene
6. Berikan diit lunak Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Diagnosa keperawatan 4
Resiko terjadinya perdarahan berulang berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang perdarahan selama hamil muda

Data obyektif :
Tidak terjadi perdarhan ulang.
Hasil yang diharapkan / Evaluasi
Tidak terjadi perdarahan ulang.

Rencana tindakan : Rasional :


1. Anjurkan pasien untuk mengurangi Mencegah terjadinya perdarahan
aktifitas berulang
2. Jelaskan tentang makanan dan Menambah informasi untuk pasien
minuman yang boleh dikonsumsi
3. Anjurkan makan makanan yang bergizi Memenuhi kebutuhan nutrisi

4. Anjurkan pasien untuk mengurangi Memcegah terjadinya oerdarahan


aktifitas dalam hubungan seksual bila ulang karena bila uterus
kondisi belum membaik berkontranksi, maka janin bias
keluar

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN


KEHAMILAN EKTOFIK TERGANGGU

I. KONSEP DASAR
A. Definisi
Merupakan suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplatasi dari
tumnuh diluar endometrium kavum uteri.

B. Etiologi
1. Gangguan transportasi dari hasil konsepsi yaitu sebagai akibat dari
adanya :
a. Radang panggul ( PID)
b. Alat konsepsi dalam rahim ( IUD)
c. Penyempitan lumen tuba akibat tumor
d. Pasca tindakan bedah mikro tubah
e. Abortus.
2. Kelainan Hormonal :
a. Induksi ovulasi.
b. Fertil.isasi infitro.
c. Ovulasi yang terlambat.
d. Transmigrasi ovum.
3. Penyebab yang masih diperdebatkan :
a. Endometriosis.
b. Cacat bawaan.
c. Kelainan kromosom.
d. Kwalitras sperma dan lain-lain.

C. Patofisiologi
Tejadinya kehamilan ektopik sebagai gangguan traportasi ovum yang
telah dibuahi dari tuba kerongga rahim, LAmbat disamping itu juga sebagai
akibat kelainan ovum itu sendiri merupakan prediposisi untuk terjadinya
kehamilan ektopik. Sehingga padasaat nidasi dituba atau nidasinya dituba
dengan mudah.
Kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan karena tuba bukan
untuk pertumbuhan konsepsi sebagian besar pada umur kehamilan 6 – 10
minggu dan dapat terjadi :
1. Hasil konsepsi mati dini dan resobsi.
2. Abortus kedalam lumen tube.
3. Ruptur dinding tuba.
4. Terjadinya kehamilan abdominal sekunder.

D. Tanda dan Gejala.


1. Terlambatnya haid atau amenerea.
2. Timbul sinkop dan nyeri perut mendadak disertai terjadinya hiporelemia
pada sirkulasi.
3. Nyeri perut terutama nyeri unilateral, gejala ini spesifik untuk kehamilan
tuba, tetapi nyeri bias juga bilateral, diperut bagian bawah perut. Pada 20 –
25 % penderita da juga yang mengeluh nyeri bahu. Keadaan ini timbul bila
perdarajan dalam ronga perut sudah mengiritasi diagfragma.
4. Perdarahan pervaginaan atau sporting.
5. Gejala perdarahan pervaginaan tau perdarahan bercak ini timbul pada 75
% kasus yang timbul satu atau dua minggu setelah keterlambatan haid.
6. Ada riwayat keterlambatan haid 6 – 8 minggu sebelum gejala walaupun
mungkin riwayat ketrlambatan haid tidak selalu ada.
7. Perasaan enek, muntah dan rasa tegang pada payudara serta kadang-
kadang gangguan defekasi ( tanda - tanda kehamilan muda).
8. Tanda – tanda renjatan seperti : hipotensi, takikardi, [ucat dan ekstrimitas
dingin.
II. Penatalaksanaan
Jika Keadaan umum pasien jelek perlu perbaikan keadaan umum dengan :
1. Beri cairan parenteral sesuai kebutuhan.
2. Pasang O2
3. Puasakan pasien
4. Beri antibiotika.
5. Siapkan operasi dan surat persetujuan tindakan operasi.
6. Siapkan darah untuk transfusi darah

III. Diagnosa keperawatan, hasil yang diharapkan dan


rencana tindakan.
Diagnosa Keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri pada seluruh perut bawah/
simfisis.
A. Data subyektif :
Pasien mengeluh :
1. Sakit.
2. Mual.
3. Perut kembung.

B. Data obyektif :
1. Ekspresi wajn pasien tampak kesakitan.
2. Muka pucat keringat dingin gelisah.
3. Adanya telat mens.
Hasil yang diharapkan / Evaluasi
Rasa nyaman terpenuhi.
Rencana tindakan : Rasional :
1. Atur poissi senyaman mungkin Memberikan posisi agar pasien
merasa nyaman
2. Anjurkan pasien agar mengalihkan Mengurangi bila rasa nyeri tiba
perhatian bila nyeri datang.
3. Lakukan anamnesa yang lengkap, Sebagai data dasar untuk
pemeriksaan fisik yang dapat Rencana Tindakan lebih lanjut
menunjang akan adanya kehamilan
ektofik, dan laporkan segera ke
dokter
4. Kolaborasi edngan tim media dalam Untuk memenuhi kebutuhan
pemberian cairan parenteral cairan

Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan kadar hemoglobin dengan perdarahan didalam rongga perut yang
ditandai dengan muka pucat hemoglobin < 8 %.

A. Data subyektif :
Pasien mengeluh lemas dan sakit hebat.

B. Data obyektif :
1. Muka pucat hemoglobin < 8 %.
2. Tekanan darah kurang 780 / 60 mmHg dan nadi cepat
3. Pasien lemah dan gelisah.
Hasil yang diharapkan / Evaluasi
Gangguan kadar Hb teratasi.

Rencana tindakan : Rasional :


1. Observasi tanda vital dan Mengetahui keadaan psien
perdarahan
2. Kolaborasi dengan tim medis untuk Untuk menghindari kehilangan
transfuse darah darah yang berlebihan
3. Kolaborasi dengan petugas Mengetahui Hb pasien
laboratorium untuk cek Hb
4. Berikan transfuse darah Mencegah anemia

Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan didalam rongga
perut yang ditandai, turgor kurang baik.

A. Data subyektif :
Pasien mengeluh lemas, mules, mual dan muntah
B. Data obyektif :
1. Muka pasien pucat tensi darah turun nadi meningkat
2. Extermitas pasien dingin dan berkeringat.
3. Adanya perdarahan pervaginam.
Hasil yang diharapkan / Evaluasi
Kebutuhan cairan terpenuhi.
Rencana tindakan : Rasional :
1. Observasi perdarahan secara ketat Untuk mengetahui jumlah
pendarahan
2. Observasi vital sign Untuk mengetahui perkembangan
pasien
3. Beri cairan parenteral sesuai Memenuhi kebutuhan
kebutuhan
4. Monitor intake dan output Menjaga kebutuhan cairan
5. Kolaborasi denga tim dokter untuk Untuk mengatasi factor- faktor
pemberian therapy penyebab
6. Beri oksigen Beri perfusi

Diagnosa keperawatan 4
Cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan

A. Data subyektif
Pasien mengatkan takut kehilangan bayinya.

B. Data obyektif :
1. Pasien selalu bertanya akan keadaan janinnya.
2. Pasien tampak ketakutan.
Hasil yang diharapkan / evaluasi
Kecemasan pasien hilang kooperatif dengan tindakan yang akan
dilakukan.

Rencana tindakan : Rasional :


1. Kaji tingkat kecemasan pasien Menetapkan tingkat kecemasan
pasien dan cara mengatasinya
2. Jelaskan tentang prosedur Mengurangi kecemasan pasien /
operasi yang akan dilakukan keluarga
pasien / keluarga
3. Lakukan persiapan operasi Mencegah komplikasi lebih lanjut
sesegera mungkin setelah
keadaan umum pasien
membaik
4. Berikan penjelasan yang dapat Memberikan pengetahuan kepada
dimengerti pasien mengapa pasien / keluarga
harus segera dilakukan
tindakan operasi dan apa akibat
yang timbul bila terlambat
ditangani

Anda mungkin juga menyukai