Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN ABORTUS

Created by:
MUHAJIRIN MALIGA, S.Kep.,Ns
Konsep Abortus

A. Defenisi
- Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak
dapat hidup di dunia luar (Bagian Obgyn
Unpad, 1999).
- Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio
yang berbobot 500 gr atau kurang dari
ibunya kira-kira berumur 20-22 mgg
kehamilan (Hacker and Moore, 2001).
Konsep abortus…

B. Jenis Abortus
1. Abortus spontan adalah keguguran kandungan
dengan sendirinya.
2. Abortus provocatus adalah pengakhiran kehamilan
yang dilakukan dengan sengaja. Terdiri atas:
 Abortus provocatus artifisial/therapeutik
 Abortus provocatus criminal
Konsep abortus…
Secara klinik abortus dibagi atas 7, yaitu:
1. Abortus imminens, abortus ini baru mengancam dan
ada harapan untuk mempertahankannya.
Tanda dan gejala:
- perdarahan pervagina sebelum mgg ke-20
- kadang disertai nyeri tumpul pada perut bagian
bawah
- nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada
atau sedikit sekali
- tidak ditemukan adanya kelainan pada serviks
- pada pemeriksaan dalam serviks tertutup
Konsep abortus…

2. Abortus insipiens, abortus ini sudah berlangsung dan


tidak dapat dicegah lagi.
Tanda dan gejala:
- perdarahan pervagina masif
- nyeri perut bagian bawah seperti kejang
karena kontraksi rahim kuat
- serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi
Konsep abortus…

3. Abortus incompletus, sebagian buah kehamilan telah


dilahirkan tapi sebagian(biasanya jaringan plasenta)
masih tertinggal didalam rahim.
Tanda dan gejala:
- perdarahan pervagina berlangsung terus walaupun
jaringan telah keluar
- nyeri perut bagian bawah mirip kejang
- dilatasi serviks
- keluarnya hasil konsepsi
Konsep abortus…

4. Abortus completus, seluruh buah kehamilan telah


dilahirkan dengan lengkap.
Tanda dan gejala:
- kontraksi rahim dan perdarahan mereda
setelah hasil konsepsi keluar
- serviks menutup
- rahim lebih kecil dari periode amenorea
- gejala kehamilan tidak ada
- uji kehamilan negatif
Konsep abortus…

5. Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati


sebelum mgg ke-22, tetapi tertahan didalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
Tanda dan gejala:
- rahim tidak membesar, malahan mengecil
karena absorbsi air ketuban dan macerasi janin
- payudara mengecil kembali
- gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus
berlangsung
Konsep abortus…

6. Abortus habitualis, abortus yang telah berulang


dan berturut-turut terjadi, sekurang-kurangnya
3 kali berturut-turut.
7. Abortus fibrilis, adalah abortus incompleteus
atau incipiens yang disertai dengan infeksi.
Tanda dan gejala:
- demam kadang-kadang menggigil
- lochea berbau busuk
Etiologi Abortus
1. Kelainan telur
kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan sehingga
janin tidak mungkin hidup terus (kelainan kromosom).
2. Penyakit ibu
infeksi akut yang berat, kelainan endokrin, trauma, gizi ibu
yang kurang baik, kelainan alat kandungan.
3. Faktor suami
terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang
tua.
4. Faktor lingkungan
paparan dengan lingkungan; kebiasaan merokok, alkohol dan
faktor eksogen lainnya (virus, radiasi, zat kimia).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian data fokus
- tidak enak badan
- badan panas, kadang menggigil
- sakit kepala dan penglihatan kabur
- perdarahan pervagina, kadang terdapat flek- flek darah
atau perdarahan terus menerus
- nyeri perut bagian bawah, melilit, menyebar sampai ke
punggung dan pinggang
- perut terasa tegang, keras seperti papan, dan kaku
- keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jaringan
hati dlm jumlah banyak
- perasaan takut dan gelisah terhadap kondisi kehamilan
- tanda-tanda vital cendrung meningkat
ASUHAN KEPERAWATAN…

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus.
2. Resiko deficit volume cairan b/d
kehilangan darah yang berlebihan.
3. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolik.
4. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d
penurunan suplai O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta.
5. Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan).
6. Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif.
PERENCANAAN
1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus
Tujuan: klien akan melaporkan perasaan nyaman, ekspresi
wajah dan postur tubuh rileks.
- Kaji riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan
intensitas)
- Monitor tekanan darah setiap 4 jam
- Berikan analgesik sesuai order dan evaluasi
keefektifannya
- Berikan tindakan kenyamanan dasar; reposisi,
gosokkan punggung dan aktivitas hiburan (tv,
musik,majalah)
- Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri;
tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi
- Evaluasi penghilangan nyeri
2. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan darah
berlebihan
Tujuan: pasien tidak mengalami kekurangan volume
cairan.
- Pantau tanda-tanda vital
- kaji turgor kulit dan kelembaban membran
mukosa, keluhan haus
- dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 jam
sesuai toleransi tubuh
- Berikan cairan IV sesuai indikasi
3. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolik

Tujuan: klien dapat mengontrol kelemahan dan dapat memenuhi


aktivitas secara mandiri.
- Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat
tanpa diganggu.
- Dorong pemasukan nutrisi yang adekuat.
- Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan
kebutuhan ADL pasien.
- Jelaskan peningkatan bertahap pola aktivitas.

4. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d


penurunan suplai O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta
Tujuan: gawat janin tidak terjadi, bayi dapat dipertahankan
sampai umur 37 mgg dan atau BBL ≥ 2500 gr.
- Anjurkan klien untuk tidur miring ke kiri.
- Anjurkan klien untuk melakukan ANC secara teratur
sesuai masa kehamilan.
- Jelaskan pada klien untuk segera memeriksakan
kehamilannya bila terdapat keadaan sbb; gerakan
janin berkurang, kontraksi terus-menerus,
perdarahan, nyeri abdomen, perut mengeras
dan sangat nyeri.

5. Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan)


Tujuan: klien dapat mendemonstrasikan hilangnya ansietas.
- Kaji derajat ansietas
- Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang
kondisinya.
- pertahankan kontrol nyeri efektif.
- Pertahankan kontak sering dengan pasien.
- Waspada pada tanda menyangkal/ depresi; menarik
diri, marah.
- Libatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan
dibuat.
- Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan yang
tenang.
- perhatikan koping tak efektif; interaksi sosial
buruk, tidak berdaya.

6. Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber


informasi
Tujuan: klien dapat memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri,
memahami penyakit dan pengobatan yang diberikan.
- Tentukan persepsi pasien tentang kehamilan
sekarang.
- Berikan informasi yang jelas dan akurat, jawab
pertanyaan klien dengan jelas.
- Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan
seksual dengan suami sampai kehamilan berusia ±
16 mgg.
- Lakukan evaluasi sebelum pulang kerumah sesuai
indikasi.
- Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan
marah, takut, cemas, dll.
- Orientasikan pasien/ keluarga terhadap prosedur
dan aktivitas.
- Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan
keluarga secara aktif.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif
Tujuan: klien akan bebas dari infeksi
- Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik.
- Pantau tanda-tanda vital.
- Tingkatkan istirahat adekuat.
- Hindari/ batasi prosedur invasif, taati tehnik septic.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai