Anda di halaman 1dari 12

Aspek Pembangunan Mental Spiritual

Dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas


Prof. Dr.K H. Mustamin Arsyad, Lc. MA. DpL

Pengantar

Kalau kita berbicara tentang


Pembangunan Mental Spiritual berarti kita
berbicara tentang ajaran normatif yang bersifat
Universal dan bersumber dari nilai-nilai ajaran
agama atau nilai-nilai budaya yang dianut oleh
suatu kelompok atau masyarakat, sehingga
faktanya sekalipun ada perbedaan antara satu
ajaran agama dengan ajaran agama yang lain,
semuanya dapat disingkronisasikan menjadi
satu paket yang saling melengkapi

Tatanan kehidupan sosial yang dibangun


oleh suatu masyarakat dimaksudkan untuk
membangun kekuatan yang mampu bersaing
dengan bangunan kekuatan masyarakat
lainnya dalam kehidupan yang bersifat makro
atau bersfat gelobal; Dan di era gelobalisasi
sekarang, persaingan itu semakin kuat dan
semakin dahsyat akibat pertumbuhan populasi
1
manusia dan perkembangan teknologi
informasi yang semakin maju dan berkembang
pula, pertumbuhan populasi manusia yang
seiring dengan kemajuan teknologi informasi
ini secara otomatis melahirkan persaingan
yang semakin dahsyat dan semakin seru

Oleh karena itu diakui atau tidak, bagi


suatu bangsa dan Negara tidak ada lagi alasan
untuk menghindar dari kompetisi atau
persaingan yang dimaksud, dan dari
persaingan global inilah sehingga dalam kanca
kehidupan ber kompetatif di era modern maka
Negara atau Bangsa sering kita dengar ada
istilah Negara maju dan ada Negara
berkembang, dan yang Negara berkembang itu
sebenarnya kalau mau diluruskan bahasanya
lebih tepat kalau dijuluki sebagai Negara
Mundur (statis) atau Negara terkebelakang
yang salah satu ciri-cirinya memiliki
ketergantungan kepada Negara Maju terutama
dalam aspek ekonomi-sosial.. Indonesia yang
kita cintai ini diakui atau tidak, untuk
sementara (dan Insya Allah hanya untuk
sementara) tergolong dalam kategori Negara
2
Berkembang alias Negara yang bergantung
kepada Negara maju atau dengan kata lain
termasuk Negara yang belum memiliki
kemandirian terutama – sekali lagi – disektor
ekonomi-sosial

Pertanyaanya yang kemudian muncul yang


memerlukan jawaban dari seluruh lapisan
masyarakat Indonesia (termasuk saudara-
saudara peserta BKKBN ini), tanpa melihat
latar belakang suku, agama, dan latar belakang
yang lain. Maukah kita membiarkan Bangsa
dan Negara yang besar dan potensial ini untuk
selamanya menyandang status sebagai Negara
Berkembang alias Negara Terkebelakang atau
dalam bahasa politiknya sekarang (istilah
PDI.P) Negara besar dan Hebat tapi tidak bisa
atau paling tidak belum (untuk sementara)
dapat memiliki kemandirian ekonomi-sosial
(sangdang=pangan dan aspek lain)

Penulis berkeyakina bahwa jawaban dari


pertanyaan yang dimaksud salah satunya dari
Institusi BKBN yang berfungsi dan bertugas
untuk membangun dan mewujudkan Keluarga
3
Berkualitas, (Keluarga yang direncanakan
alias KB.), singkatnya: Membangun Keluarga
yang mampu bersaing dalam kehidupan global
di dunia yang tak selebar Daun Kelor ini (Kata
orang tua kita dulu)

Islam sebagai agama yang dianut oleh


mayoritas bangsa Indonesia yang besar dan
hebat ini, harus dipertanyakan eksistensinya
apakah bangsa yang besar dan hebat ini tidak
mampu atau belum mampu bersaing dengan
menjadikannya sebagai bangsa yang benar-
benar hebat yang sekarang didunia politik
dipopulerkan oleh Partai Pemenang Pemili
2014 (PDI-Perjuangan)

Islam sebagai Agama tentunya tidak


bertanggung jawab dan tidak akan
bertanggung jawab terhadap masalah tersebut..
kalau demikian, siapa yang bertanggung
jawab..? jawabannya sederhana sekali bahwa
yang bertanggung jawab adalah umatnya
(umat Islam) karena Islam hanya merupakan
konsep hidup atau way of life yang ditawarkan
oleh Allah swt untuk diaplikasikan oleh umat
4
manusia dan lebih khusus umat Islam itu
sendiri

Apa itu Islam..?

Islam adalah ajaran yang bersumber dari


al-Qur’an yang sudah teruji kebenarannya
ketika Rasulullah saw dan para sahabat beliau
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
merekan, sehingga dalam kurun waktu yang
relative singkat, tepatnya tiga belas tahun di
Mekah dan sepuluh tahun di Madinah, mampu
membangun peradaban yang mencengankan
dunia, peradaban yang ber-pri kemanusiaan,
peradaban yang ber-keadilan, peradaban yang
meruntuhkan dua kekuatan politik-ekonomi
yang zalim yang menguasai dunia dimasa itu,
yaitu kekuatan Romawi dan kekuatan Persi
atau bahasa politiknya Kekuatan Barat dan
Kekuatan Timur

Islam adalah ajaran yang mengawali Way


of live yang ditawarkan kepada manusia yaitu
bagaimana membangun mental spiritual setiap
individu dengan konsep membangun Akhlakul
5
Karimah yang didasari oleh Akidah yang
benar yaitu Akidah Tauhid,
Akidah Tauhid yang diparalelkan dengan
Akhlakul Karimah ini dibangun selama
Rasulullah saw berada dan berda’wah di
Mekkah, menanamkan kepada sahabatnya
konsep kejujuran, konsep keberanian untuk
berubah, konsep saling menghormati, saling
menyayangi, konsep kerjasama dalam
kebaikan: ‫(وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على‬
)‫ اإلثم والعدوان‬dst. yang intinya terdapat dalam
ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri, diantaranya:

}‫{وما أرسلناك إال رحمة للعالمين‬


}‫{وإنك لعلى خلق عظيم‬
‫{فبما رحمة من هللا لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب‬
‫النفضوا من حولك‬
‫فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى األمر فإذا‬
}‫عزمت فتوكل على هللا‬
Tiga ayat tersebut diatas, secara berurutan
terjemahannya sebagai berikut:
1.Dan Kami tidak mengutus kamu
(Muhammad) kecuali sebagai rahmat
bagi seluruh alam semeseta

6
2.Dan sesungguhnya kamu (Muhammad)
benar-benar sebagai sosok yang
berakhlak agung (ber-akhlaqul karimah)
3.Maka dengan rahmat dari Allah swt
kamu (Muhammad) bersikap lembut
(santun) kepada mereka, sekiranya kamu
kasar dan keras hati (keras kepala),
niscaya mereka akan menjauh dari
sekelilingmu (meninggalkan kamu)
maka maafkanlah (kesalahan) mereka
dan ajaklah mereka bermusyawarah; Jika
sudah memiki tekad yang bulat, ber-
tawakkallah kepada Allah swt
Dari sifat-sifat dan karakter Rasulullah
saw tersebut kemudian umatnya
diajarkan untuk meneladani beliau, hal
itu ditegaskan oleh ayat berikut ini:
}‫{لقد كان لكم فى رسول هللا أسوة حسنة‬
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah
saw keteladanan yang baik untuk kamu
(umatnya) sekalian

Membangun Keluarga Yang Berkualitas


Dalam Ajaran Islam

7
Keluarga dalam ajaran Islam merupakan
himpunan yang terdiri atas beberapa personil,
yang harus diatur dengan manegmen (diurus
dengan sistem) yang benar, karena dari
keluarga inilah akan terbangun daerah dan
wilayah yang lebih luas (Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten-Kota, Provinsi, dan
Negara), sehingga menjadi landasan dan pilar
yang menentukan bangunan yang lebih besar
dan lebih luas tersebut; Keluarga yang kuat
akan melahirkan secara otomatis Negara yang
kuat, oleh karena itu, perhatian Islam terhadap
pembinaan keluarga sangat besar.
Salah satu model pembinaan keluarga
dalam ajaran Islam, bagaimana sebuah rumah
tangga terbangun atau didirikan harus
memiliki unsure-unsur yang kuat agar
nantinya bangunan tersebut tidak rapuh,
misalnya:
1.Islam mengajarkan bagaimana memilih
pasangan yang kuat dan ideal; Dalam
hadis Rasulullah saw disebutkan:
Ada empat kriteria perempuan yang ideal
untuk dinikahi (calon ibu rumah tangga):
a.Cantik,
8
b.memiliki harta yang cukup,
c.Dari keturunan yang bersih (baik),
d.Agamanya (akhlaknya yang baik)
Dan jika tidak bisa menemukan perempuan
ideal seperti itu, maka utamakanlah
perempuan yang berakhlak mulia, kalau anda
mau tenang dan bahagia
Sebaliknya dalam sabda Rasulullah saw
dalam hadis yang lain disebutkan bahwa
kriteria seorang calon kepala rumah tangga
(calon suami) diperuntukkan kepada orang tua
perempuan:
Apabila ada yang melamar putri kalian dan
agamanya sudah bagus (akhlaknya baik) maka
nikahkanlah putri kalian (pabboting ni ana’nu
/Bugis), sebab kalau tidak, ujung-ujungnya
akan jadi pitnah;
Oleh para ulama dijelaskan hadis tersebut
bahwa pitnah yang dimaksud oleh Rasulullah
saw tersebut paling tidak, putri anda bisa-bisa
tidak akan menemukan pasangan yang lebih
baik atau mungkin juga tidak akan
menemukan jodoh sama sekali (gadis tua/ana’
dara lado’- lalo bangko makkita utu bawang
najama=bugis)
9
Ketika rumah tangga sudah terbangun,
Islam mengajarkan agar keturunan yang
dilahirkan oleh pasangan suami-isteri
dilindungi, dididik untuk menjadi anak
saleh/salehah, berbakti kepada kedua orang
tua, agama, bangsa dan Negara, serta
mencintai tanah air; karena secara umum
Rasulullah saw bersabda: (Mencintai tanah air
adalah bagian penting dari iman):
‫ان‬ َ ‫ب ْال َو‬
ِ ‫ط ِن ِمنَ اإل ْي َم‬ ُّ ‫ُح‬
Orang tua tidak diperkenankan keturunannya
terlahir dalam keadaan lemah baik secara pisik
maupun mental spiritual, kebutuhan gizinya
harus terpenuhi, bahkan Rasulullah saw
mengajarkan umatnya agar generasi
(keturunanya) kuat melalui perintah untuk
mengajarkan kepada mereka berolah raga:
‫علموا أوالدكم الرماية والسباحة‬
Ajarkanlah kepada anak-anakmu olah raga
panah dan berenang; itu yang terkait dengan
upaya membangun generasi yang memiliki
kekuatan pisik; kekuatan mental spiritual jauh
lebih penting dari pada kekuatan pisik,

10
sehingga beliau pun mengajarkan umatnya
untuk berbudi luhur, terbiasa melaksanakan
ibadah, terbiasa berbuat baik;
Larangan untuk membiarkan anak-anak dalam
kondisi lemah (pisik dan mental spiritual,
didalam al-Qur’an ditegaskan dalam sebuah
ayatnya:

‫{وليخش الذي لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم‬


}‫فليتقوا هللا وليقولوا قوال سديدا‬

Penutup

(DUA ANAK)
YANG BERKUALITAS

(LEBIH BAIK)
SUELAMAT MENGABDI

11
12

Anda mungkin juga menyukai