Pengantar
6
2.Dan sesungguhnya kamu (Muhammad)
benar-benar sebagai sosok yang
berakhlak agung (ber-akhlaqul karimah)
3.Maka dengan rahmat dari Allah swt
kamu (Muhammad) bersikap lembut
(santun) kepada mereka, sekiranya kamu
kasar dan keras hati (keras kepala),
niscaya mereka akan menjauh dari
sekelilingmu (meninggalkan kamu)
maka maafkanlah (kesalahan) mereka
dan ajaklah mereka bermusyawarah; Jika
sudah memiki tekad yang bulat, ber-
tawakkallah kepada Allah swt
Dari sifat-sifat dan karakter Rasulullah
saw tersebut kemudian umatnya
diajarkan untuk meneladani beliau, hal
itu ditegaskan oleh ayat berikut ini:
}{لقد كان لكم فى رسول هللا أسوة حسنة
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah
saw keteladanan yang baik untuk kamu
(umatnya) sekalian
7
Keluarga dalam ajaran Islam merupakan
himpunan yang terdiri atas beberapa personil,
yang harus diatur dengan manegmen (diurus
dengan sistem) yang benar, karena dari
keluarga inilah akan terbangun daerah dan
wilayah yang lebih luas (Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten-Kota, Provinsi, dan
Negara), sehingga menjadi landasan dan pilar
yang menentukan bangunan yang lebih besar
dan lebih luas tersebut; Keluarga yang kuat
akan melahirkan secara otomatis Negara yang
kuat, oleh karena itu, perhatian Islam terhadap
pembinaan keluarga sangat besar.
Salah satu model pembinaan keluarga
dalam ajaran Islam, bagaimana sebuah rumah
tangga terbangun atau didirikan harus
memiliki unsure-unsur yang kuat agar
nantinya bangunan tersebut tidak rapuh,
misalnya:
1.Islam mengajarkan bagaimana memilih
pasangan yang kuat dan ideal; Dalam
hadis Rasulullah saw disebutkan:
Ada empat kriteria perempuan yang ideal
untuk dinikahi (calon ibu rumah tangga):
a.Cantik,
8
b.memiliki harta yang cukup,
c.Dari keturunan yang bersih (baik),
d.Agamanya (akhlaknya yang baik)
Dan jika tidak bisa menemukan perempuan
ideal seperti itu, maka utamakanlah
perempuan yang berakhlak mulia, kalau anda
mau tenang dan bahagia
Sebaliknya dalam sabda Rasulullah saw
dalam hadis yang lain disebutkan bahwa
kriteria seorang calon kepala rumah tangga
(calon suami) diperuntukkan kepada orang tua
perempuan:
Apabila ada yang melamar putri kalian dan
agamanya sudah bagus (akhlaknya baik) maka
nikahkanlah putri kalian (pabboting ni ana’nu
/Bugis), sebab kalau tidak, ujung-ujungnya
akan jadi pitnah;
Oleh para ulama dijelaskan hadis tersebut
bahwa pitnah yang dimaksud oleh Rasulullah
saw tersebut paling tidak, putri anda bisa-bisa
tidak akan menemukan pasangan yang lebih
baik atau mungkin juga tidak akan
menemukan jodoh sama sekali (gadis tua/ana’
dara lado’- lalo bangko makkita utu bawang
najama=bugis)
9
Ketika rumah tangga sudah terbangun,
Islam mengajarkan agar keturunan yang
dilahirkan oleh pasangan suami-isteri
dilindungi, dididik untuk menjadi anak
saleh/salehah, berbakti kepada kedua orang
tua, agama, bangsa dan Negara, serta
mencintai tanah air; karena secara umum
Rasulullah saw bersabda: (Mencintai tanah air
adalah bagian penting dari iman):
ان َ ب ْال َو
ِ ط ِن ِمنَ اإل ْي َم ُّ ُح
Orang tua tidak diperkenankan keturunannya
terlahir dalam keadaan lemah baik secara pisik
maupun mental spiritual, kebutuhan gizinya
harus terpenuhi, bahkan Rasulullah saw
mengajarkan umatnya agar generasi
(keturunanya) kuat melalui perintah untuk
mengajarkan kepada mereka berolah raga:
علموا أوالدكم الرماية والسباحة
Ajarkanlah kepada anak-anakmu olah raga
panah dan berenang; itu yang terkait dengan
upaya membangun generasi yang memiliki
kekuatan pisik; kekuatan mental spiritual jauh
lebih penting dari pada kekuatan pisik,
10
sehingga beliau pun mengajarkan umatnya
untuk berbudi luhur, terbiasa melaksanakan
ibadah, terbiasa berbuat baik;
Larangan untuk membiarkan anak-anak dalam
kondisi lemah (pisik dan mental spiritual,
didalam al-Qur’an ditegaskan dalam sebuah
ayatnya:
Penutup
(DUA ANAK)
YANG BERKUALITAS
(LEBIH BAIK)
SUELAMAT MENGABDI
11
12