Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

“T”
DENGAN POST OPERATIF SECTIO CAESAREA

DI RRI. KEBIDANAN RSUD. IBNU SUTOWO BATURAJA

DISUSUN OLEH :

SUKMA FEBRIYANI

PO.71.20.2.08.089

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA

2011
TINJAUAN TEORITIS

SECTIO CAESAREA

A. PENGERTIAN

 Section caesarea adalah lahirnya janin melalui insisi dingding abdomen


(laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). (Cuning ham, F. Garry,
2005 : 592)

B. JENIS – JENIS SECTIO CAESAREA

1. Abdomen

 Sc klasik (Corporal)

Insisi memanjang pada korpus uteri, kira-kira 10 cm


Kelebihan :

- Mengeluarkan janin dengan cepat


- Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik

- Sayatan bisa diperpanjang

Kekurangan :

- Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada


reperetonialis yang baik

- Untuk persalinan yang berikutnya sering terjadi rupture uteri


spontan

 Sc Ismika atau Profundal (Transperitonealis)

Low servikal dengan insisi pada segmen bawah rahim


Kelebihan :

- Penjahitan luka lebih mudah


- Penutup luka dengan reperitonealis yamg baik

- Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan


penyebaran isi uterus ke rongga perineum
- Perdarahn tidak begitu banyak

Kekurangan :

- Luka dapat menyebar / melebar ke kiri, kanan dan bawah sehingga


dapat menyebabkan uteri uterine pecah sehingga perdarahan banyak

- Keluhan pada kandung kemih post op tinggi

 Sc Ekstra Peritonealis

Tanpamembuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka


kavum abdominal

2. Vaginalis

 Sayatan memanjang (longitudinal)

 Sayatan melintang (tranversal)

 Sayatan huruf T (T insicion)

C. INDIKASI ATAU ETIOLOGI

Operasi section caesarea dilakukan jika kelahiran pervagina menyebabkan resiko pada
ibu ataupun pada janin :

 Fetal distress
 HIS lemah/melemah

 Janin dalam posisi sungsang/melintang

 Bayi besar ( BB>4,2Kg)

 Palsenta previa

 Kelainan letak

 Insufisiensi plasenta dan plorapsus tali pusat

 Dispopotion cevalo-pelvik (ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan


panggul)
 Rupture uteri mengancam

 Hidrosepalus

 Primi muda atau tua

 Partus dengan komplikasi

 Panggul sempit

D. MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri pada daerah insisi atau operasi

 Distensi tekan uterus, nyeri saat BAK, nyeri dada, peningktan suhu, penurunan
mobilitas

 Perilaku distraksi, takikardia, gelisah, distoria, adanya perdarahan, nyeri


epigastrik, konstipasi.

 Mual dan muntah, hipotensi

E. KOMPLIKASI

1. Pada ibu

 Infeksi puerperal

 Kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari

 Peritonealis

 Perdarahan

 Luka kandung kemih

 Embolisme paru

 Rupture uteri pada kehamilan berikutnya

2. Pada anak

Seperti halnya dengan ibunya nasib anak yang dilahirkan denag section
caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk
dilakukan section caesarea.
F. PENATALAKSANAAN

1. Medis

a. Antibiotic sesuai indikasi


b. Analgesic sesuai indikasi
c. Anti flatulen sesuai indikasi
d. Cairan IV sesuai indikasi

2. Penanganan Post Operasi Sectio Caesarea

a. Anjurkan jangan hamil selama 1 tahun, dengan memakai koontrasepsi


b. Kehamilan berikutnya diawali dengan antenatal yang baik
c. Anjurkan uuntuk bersalin di rumah sakit

G. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM SECTIO CAESAREA

1. Perencanaan efektif
2. Anasthesi dan tranfusi
3. Pemberian antibiotic

H. PERSIAPAN PRA BEDAH

1. Perhatikan staf perawatan


2. Anasthesi dan iziin tertulis
3. Cukur rambut abdomen
4. Pemasangan infuse
5. Pemeriksaan darah lengkap
6. Puasakan pasien ±10 jam
7. Perhiasan dan gigi palsu dilepas
I. PENATALAKSANAAN POST OP SECTIO CAESAREA

Menurut Cunningham (2006) penatalaksanaan untuk klien post op section caesarea :

a. Analgetik

Untuk wanita rata-rata dapt disuntik 75 mg meperindin ini setiap 3 jam sekali
bila perlu untuk mengatasi rasa sakit / dapat disuntikkan dengan cara serupa
10-15 mg morfin sulfat, obat-obatan antiemetic, misalnya prometasin 25mg
biasanya diberikan bersama dengan pemberian preparat narkotik.

b. Tanda-tanda vital

Setelah dipindahkan keruang perawat, maka TTV pasien harus dievaluasi


setiap 4jam sekali, jumlah urine dan darah yang hilang serta keadaan fundus
uteri harus diperiksa, adanya abnormalitas harus dilaporkan, selain itu suhu
juga perlu diukur.

c. Terapi cairan dan diet

Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan, termasuk linger laktat


terbukti sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24jam pertama
berikutnya, meskipun demikian jika output urine dibawah 30 ml/jam pasien
harus di evaluasi kembali. Bila tidak ada manipulasi intra abdomen yang
ekstensif/sepsis., pasien seharusnya sudah mendapatkan cairan peroral 1 hari
setelah pembedahan. Jika tidak pemberian infuse boleh diteruskan paling
lambat hari kedua setelah operasi, sebagian besar pasien sudah dapat
menerima makanan biasa.

d. Vesika urinaria dan usus

Kateter sudah dapat di lepas dari Vesika urinaria setelah 12 – 24 jam post
op.kemampuan mengosongkan urinaria harus di pantau sebelum terjadinya
distensi gejala kembung dan nyeri akibat inkoordinasi gerak usus dapat
menjadi gangguan pada hari kedua dan ketiga post op.pemberian suppositoria
sectal / di ikuti dengan defekasi atau gagal pemberian anema dapat
meringankan keluhan pasien.

e. Ambulasi
Pada hari pertama post op pasien dengan bantuan perawat dapat bangun dari
rempat tidur sebentar sekurang-kurangnya sebanyak ambulasi dapat di
tentukan waktunya sehingga preparat analgesic yang baru saja diberikan akan
mengurangi rasa nyeri pada hari kedua,pasien dapat berjalan ke kamar mandi
dengan pertolongan. Dengan ambulasi dini,trombosit vena dan emboli
pulmoner jarang terjadi.

f. Perawatan luka

Luka insisi di insepsi setiap hari sehingga pembalut luka yang relatip ringan
tampak banyak plaster sangat menguntungkan secara normal jahitan kulit di
angkat pada hari ke empat setelah pembedahan paling lambat pada hari ke tiga
post partum, pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi

g. Laboratorium

Secara rutin Hb di ukur pada pagi hari setelah operasi. Hb segera di cek
kembali bila terdapat kehilangan kekurangan darah/bila terdapat
oliguria/keadaan lain yang menunjukan hipovolemia. jika Hb stabil pasian
dapat melakukan ambulasi tanpa kesulitan apapun dan kemungkinan kecil jika
terjadi kehilangan darah lebih lanjut.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN POST OPERATIF SECTIO CAESAREA

DI RRI. KEBIDANAN RSUD. IBNU SUTOWO BATURAJA

A. PENGKAJIAN

1. Anamnesa

Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal MRS :
Tanggal dikaji :
Post Partum Hari Ke :

Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Hub. Dengan klien :

2. Keluhan Utama

3. Riwayat Penyakit Sekarang

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat / Aspek Psikososial dan Spiritual

a. Psikososial :
b. Social :
c. Spiritual :

6. Status Obstetri dan Gynekologi

a. Riwayat Menstruasi

 Menarche :

 Siklus :

 Lamanya :

 Banyaknya :

 Disminore :

 HPHT :
b. Riwayat Perkawinan

 Status perkawinan :

 Umur waktu kawin :

 Berapa kali kawin :

 Lama perkawinan :

c. Riwayat Persalinan

N Tahu Umu J.Persalin Komplika Penolon Bayi keadaa


o n r an si ibu & g BB/PJ/J n
bayi K

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum :
2. Kesadaran :
3. Vital sign

Tekanan darah :
Pols :
Temp :
RR :

4. Pemeriksaan head to toe :

a. Kepala

- Mata

- Hidung

- Mulut

- Telinga
b. Leher
c. Thorak
d. Payudara
e. Genetelia
f. Anus
g. Ekstremitas
h. Punggung

C. DATA PENUNJANG

a. Hasil Laboratorium
b. Therapy

D. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL DAN INTERVENSI

Dx I : nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan sekunder luka post op

Intervensi :

1. Kaji tingkat nyeri


2. Obsevasi vital sign dan keadaan umum ibu
3. Anjurkan / atur posisi senyaman mungkin bagi ibu
4. Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat

Dx II : gangguan mobilitas fisik b/d luka post op SC


Intervensi :
1. Kaji tingkat aktivitas klien
2. Latih klien untuk mobilisasi
3. Motivasi keluarga untuk memberi support agar klien cepat sembuh
4. Beri kesempatan klien untuk istirahat

Dx III : resiko infeksi b/d prosedur pembedahan


Intervensi :
1. Pantau terhadap peningkatan suhu atau takikardia sebagai tanda infeksi
2. Observasi insisi terhadap infeksi
3. Penggantian balutan sesuai order
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY. “T” DENGAN POST OPERATIF SECTIO CAESAREA
DI RRI. KEBIDANAN RSUD. IBNU SUTOWO BATURAJA

A. Pengkajian

1. Anamnesa

Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ds. Tanjung Lengkayap
Tanggal MRS : 9 Januari 2011
Tanggal Dikaji : 9 Januari 2011
Post partum hari Ke : III

Identitas Penanggunng Jawab


Nama : Tn. P
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Tanjung Lengkayap
Hub. Dengan klien : Suami

2. Keluhan Utama

Tanggal 7 Januari 2011, klien masuk RSUD. IBNU SUTOWO dengan


keluhan ingin melahirkan, G1P0Ao, saat pengkajian tanggal 9 Januari 2011
klien sudah melahirkan dengan operasi Sectio Caesarea, jumlah jahitan 7,
dengan panjang jahitan ±8 cm dan jenis kelamin bayi laki-laki.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi section caesarea hari ke 2

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien belum pernah melahirkan sebelumnya

5. Riwayat / Aspek Psikososial dan Spiritual

a. Psikososial : hubungan klien dengan suami harmonis


b. Social : klien berhubungan baik dengan lingkungan tempat
tinggalnya
c. Spiritual : klien beragama islam

6. Status Obstetri dan Gynekologi

a. Riwayat Menstruasi

 Menarche : 15 tahun

 Siklus : 30 hari

 Lamanya : 5-6 hari

 Banyaknya : sedang

 Disminore : kadang-kadang
 HPHT : 14 April 2010

b. Riwayat Perkawinan

 Status perkawinan : kawin

 Umur waktu kawin : 25 tahun

 Berapa kali kawin : 1 kali

 Lama perkawinan : 1 tahun

c. Riwayat Persalinan

N Tahun Umur J.Persalinan Komplikasi Penolong Bayi keadaan


o ibu & bayi BB/PJ/J
K
1 2011 Section - dr.syaiful BB : Baik /
caesarea , SPOG 2800gr sehat
PJ : 49
cm
JK : Lk

B. DATA PENUNJANG

a. Hasil Laboratorium

Hb : 6,4 gr/dl
Creatinin : 9 mg/dl
Bilirubin : 4 mg/dl
Golongan darah :A

b. Therapy

- Ceftriaxone

- Tramodal

- Alinamin

- Vitamin C

- Ketorolac
C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Vital sign

Tekanan darah : 120/70 mmHg


Pols : 96 x/menit
Temp : 37,20C
RR : 24 x/menit

4. Pemeriksaan head to toe :

a. Kepala : distribusi rambut merata, kebersihan cukup, warna hitam

- Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

- Hidung : mukosa hidung lembab

- Mulut : kebersihsan cukup, mukosa bibr lembab

- Telinga : pendengaran normal, kebersihan cukup

b. Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid dan vena


jugularis
c. Thorak :

- gerakan / pembesarab dada simetris

- mamae / puting susu menonjol

- areola : hiperpigmentasi

d. Genetelia : tidak dilakukan


e. Anus : tidak dilakukan
f. Abdomen : terdapat luka post operasi SC ±10cm, Os mengatakan
nyeri, skala nyeri 5, jumlah jahitan 8
g. Ekstremitas : tidak terdapat oedema, aktivitas mengalami gangguan, Os
susah bergerak
ANALISA DATA

Nama : Ny. T No. RM : 056654

Umur : 27 Tahun Dx : Post Op SC

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Os mengatakn nyeri pada Luka post op SC Nyeri akut
perutnya
Do : - luka post op ±8 cm Terputusnya
- Skala nyeri 5 kontinuitas jaringan
- ∑ jahitan : 7 sekunder

Nyeri akut
2 Ds : Os mengatakan aktivitasnya Luka post op SC Gangguan mobilitas
terganggu fisik
Do : Os susah bergerak Terputusnya
Personal hygiene dengan kontinuitas jaringan
bantuan sekunder
Nyeri akut

Gg. Mobilitas Fisik


3 Ds : - Tindakan Resiko infeksi
Do : - luka post op ±8 cm pembedahan
- ∑ jahitan : 7
Resiko infeksi

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY. “T” DENGAN POST OPERATIF SECTIO CAESAREA
DI RRI.KEBIDANAN RSUD. IBNU SUTOWO BATURAJA

Dx I : Nyeri akut b/d kontraksi janin atau HIS


Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1. Mengkaji tingkat S : Os mengatakan nyeri
tindakan 2. Observasi Vital nyeri Os, skala pada luka post op
keperawatan, nyeri sign dan ku ibu nyeri 5 O : skala nyeri 5, jumlah
klien berkurang / 3. Anjurkan / atur 2. Mengobservasi jahitan 7
hilang dengan kh: posisi senyaman vital sign dan k.u A : masalah masih diatasi
- Skala nyeri mungkin TD : 120/70 mmHg P : intervensi dilanjutkan
0 4. Ajarkan tknik Temp : 37,20C - Kaji skala nyeri
- Luka post op distraksi dan 3. Mengajarkan posisi - Observasi vital
baik relaksasi yang nyaman, sign dan k.u
- Ku baik 5. Kolaborasi misal : sim kiri dan - Atur posisi yang
dengan tim medis kanan nyaman bagi Os
dalam pemberian 4. Mengajarkan - Kolaborasi dalam
therapy teknik relaksasi pemberian therapi
5. Pemberian therapy

Dx I : Gangguan mobilitas fisik b/d post operasi Sectio Caesarea


Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengkaji tingkat S : Os mengatakan
tindakan aktivitas klien aktivitas klien: aktivitas terganggu
keperawatan, 2. Latih klien untuk - Os susah O:
diharapkan aktivitas mobilisasi bergerak - Os susah bergerak
Os dapat teratasi 3. Motivasi keluarga - Os susah untuk - Os susah untuk
dengan kh: untuk memberi berjalan berjalan
- Os tidak support agar klien 2. Melatih klien A : masalah masih diatasi
mengalami gg cepat sembuh untuk mobilisasi P : intervensi dilanjutkan
dalam bergerak 4. Beri kesempatan 3. Memotivasi - Kaji aktivitas Os
klien untuk keluarga untuk - Latih mobilisasi
istirahat memberi support Os
agar klien cepat
sembuh
4. Memberi
kesempatan klien
untuk istirahat

Dx III : Resiko infeksi b/d prosedur pembedahan


Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan 1. Pantau terhadap 1. Memantau suhu S:-
tindakan peningkatan suhu atau takikardia O:
keperawatan, atau takikardia sebagai tanda - Luka post op
diharapkan infeksi sebagai tanda infeksi ±10cm
tidak terjadi, - Tidak ada tanda-
infeksi Temp: 37,20C
involusi uterus tanda infeksi
2. Observasi insisi 2. Mengobservasi
berlanjut secara A : masalah tetap diatasi
normal dengan kh: terhadap infeksi insisi terhadap
P : intervensi dilanjutkan
- Tidak ada 3. Penggantian infeksi (tidak - Pantau
tanda-tanda balutan sesuai terdapat peningkatan suhu
infeksi order eksudat) - Observasi insisi
- Suhu 4. Kolaborasi 3. Mengganti terhadap infeksi
normal : 370C dengan tim balutan (setiap - Ganti balutan
medis dalam pagi) sesuai order
pemberian 4. Member I
therapy Therapi
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny.T No. RM: 056654


Umur : 27 Tahun Dx : Post Op SC
Tanggal Diagnose Keperawatan Perkembangan (SOAPIE)
9 Januari 2011 Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas S : Os mengatakan nyeri pada luka
DP jaringan sekunder luka post op SC post op
O : skala nyeri 5, jumlah jahitan 7,k.u
baik, TD: 120/70 mmHg
A : masalah masih diatasi
P : intervensi dilanjutkan
I:
- Kaji skala nyeri
- Observasi vital sign dan k.u
- Atur posisi yang nyaman
bagi Os
- Kolaborasi dalam
pemberian therapy
- Anjarkan teknik distraksi
dan relaksasi
E : k.u baik, nyeri masih dirasakan
klien
Gangguan mobilitas fisik b/d luka post
op S : Os mengatakan aktivitas
terganggu
O:
- Os susah bergerak
A : masalah masih diatasi
P : intervensi dilanjutkan
I:
- Kaji aktivitas Os
- Latih mobilisasi Os
- Motivasi keluarga untuk
support Os
- Beri kesempatan Os untuk
istirahat
E : Os masih mengalami gangguan
Resiko infeksi b/d prosedur mobilitas fisik
pembedahan
S:-
O:
- Luka post op ±8cm
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
A : masalah tetap diatasi
P : intervensi dilanjutkan
I:
- Pantau peningkatan suhu
- Observasi insisi terhadap
infeksi
- Ganti balutan sesuai order
E : luka post op sudah sembuh

Anda mungkin juga menyukai