OLEH :
NAMA : NATARA GAZA TITERIAS
TINGKAT : II.A
NIM : 01.18.0036
KASUS
Ny R usia 32 tahun G2P1A0 datang ke UGD RS tanggal 7 Agustus 2020. Klien mengatakan tidak ada keluhan
hanya saja tanggal perkiraan tidak merasakan kencang-kencang sama sekali dan tidak ada rasa mules dan nyeri
pada bagian bawah seperti kehamilan pertamanya HPHT 18 Oktober 2019 dan taksiran persalinan 15 Juli 2020.
Kemudian klien dirujuk oleh bidan ke poli Obgyn untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan didapatkan
hasil bahwa pasien akan dilakukan tindakan operasi section caesarea. Setelah dilakukan tindakan operasi sesuai
dengan tanggal yang ditentukan , klien pindah keruang rawat, pada saat dilakukan pemeriksaan klien mengeluh
nyeri akibat pembedahan post op, nyeri terasa panas seperti terbakar, nyeri pada luka post op tertutup kasa
kurang lebih selebar 15cm dan tidak menjalar dengan skala nyeri 5, nueri muncul apabila adanya pergerakan .
Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah : 120/80 mmHg, kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM)
terbatas. Pasien terpasang infuse RL 20 TPM ditangan dengan sebelah kiri, pasien tampak meminimalkan
gerakan/ berhati-hati bila gerak, pasien mengatakan takut bergerak banyak karena nyeri, pasien mengatakan
aktivitasnya dibantu oleh keluarganya dan suaminya.
I.KONSEP DASAR PENYAKIT
1.Definisi
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut
dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 5000 gram (Oxorn, 2010).
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan,yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan persyaratan,bahwa rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 5000 gram.
(sarwono,2005 dalam buku tetti dkk,2015)
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus.
(Wiknjosastro,2011).
2.Anatomi Fisiologi
Menurut (Martini et al,2012) Organ reproduksi wanita terdapat 2 bagian , yaitu :
1.Eksternal
- Vagina
Vagina menghubungkan genetalia eksterna dan interna . introitus vagina tertutup
pada hymen (selaput darah)
- Serviks
Serviks adalah leher rahim atau pintu masuk antara vagina dan rahim, yang berupa lorong sempit.
- Uterus
Uterus pada seseorang berbentuk seperti buah avocado atau peer yang sedikit
gepeng.
- Tuba
Tuba fallopii ialah saluran telur berasal dari duktus miilleri sama seperti uterus, rata-rata panjangnya 11-14 cm.
-Ovarium
Indung telur pada seseorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak dikiri dan dikanan, dekat pada dinding pelvis di
fossa ovarika
3.Etiologi
Menurut (Saifuddin, 2012) beberapa faktor Sectio Caesaria diatas dapat diuraikan beberapa penyebab Sectio Caesaria
sebagai berikut :
1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
2. PEB ( Pre-Eklamsi Berat)
3. KPD ( Ketuban Pecah Dini )
4. Bayi Kembar Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar
5. Faktor Hambatan Jalan LahirAdanya gangguan pada jalan lahir
6. Kelainan Letak Janina.
4. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara
normal/spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture
uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.Kurangnya informasi
mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan
masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan
tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas
jaringan, pembuluh darah, dan saraf -saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah
proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post
op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi (Saifuddin,
2012).
5.Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut (mansjoer, 2011) sebagai berikut :
1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit- sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3. Janin mudah diraba.
4. Pada pemeriksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
5. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering.
6. Komplikasi
Menurut (Saifuddin, 2012) Yang sering terjadi pada ibu SC adalah :
1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dibagi menjadi:
Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung Berat,
peritonealis, sepsis dan usus paralitik.
2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan cabang-cabang
arteriuterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing, embolisme paru yang sangat
jarang terjadi.
4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa
terjadiruptur uteri.Yang sering terjadi pada ibu bayi:Kematian perinatal.
7.Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnosis Menurut (Fraser,2012) :
1. Pemeriksaan USG (Ultra SonoGrafi) Untuk menentukan usia kehamilan.
2. Test Nitrazin atau test lakmus Untuk membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan
usia kehamilan, kelainan janin.
3. Test LEA (Leucosyt Ester Ase) Untuk menentukan ada tidaknya infeksi.
4. Laboratorium darah Untuk mengetahui lekosit dalam darah.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis dan keperawatan menurut (Hary Oxorn dan William R.Forte,2010) :
1.Penatalaksanaan medis
a.Pemberian cairan9arena jam pertama penderita puasa pasca operasi maka pemberiancairan
perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi
dehidrasi atau komplikasi pada organ tubuh lainnya.7airan yang biasa diberikan biasanya 5S
1%; garam 0isiologi dan (secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. bila kadar rendah diberikan transvusi darah
sesuai kebutuhan.
b.5ietPemberian cairan perinvus biasanya dihentikan setelah penderita 0latuslalu dimulailah pemberian minuman dan
makanan peroral. Pemberianminuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 3 4 jam pasca operasi berupa air
putih dan air teh.
2.Penatalaksanaan Keperawatan
1).Rawat rumah sakit dengan tirah baring
2).Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.3)Umurkehamilankurang 37
minggu.4)Antibiotikprofilaksisdenganamoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
3).Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
4).Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.8)Bila dalam 3
x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan
mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
II.ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1.Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis
dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Identitas
Menurut Varney (2004 : 59) :
1.Identitas klien
2.Identitas penanggung jawab
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit
1.Riwayat penyakit sekarang
2.Riwayat penyakit yang lalu
3.Riwayat penyakit keluarga
d.Riwayat Menstruasi
e. Riwayat Obstetri
f. Riwayat kehamilan
g. Pola kebiasaan sehari - hari
2. Pemeriksaan Fisik
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, metode yang
digunakan adalah pemeriksaan
HeadToToe. Pemeriksaan fisik secara head to toe pada klien
dengan abortus meliputi :
a. Keadaan umum
b. Tanda – tandavital
c. Kepala
d. Leher
e. Payudara
f. Thorax
g. Abdomen
h. Genetalia
3. Aktivitas Sehari-hari
Personal hygiene : baik
Pekerjaan : pns
4. Pola Istirahat dan Tidur : 8-9 jm
5. Seksualitas : baik
6. Kontrasepsi
Rencana kontrasepsi : kB suntik
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Neurologis : E4V6M5
3. Kesadaran : Composmentis/stupor/somnolens/semi koma/koma
4. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80mmHg Suhu : 37oc
Pernafasan : 20x / menitNadi :98 x/mnt.
Tinggi badan : 160cm LILA : 36cm.
BB sebelum hamil : 55kgBB sekarang : 59kg.
5. Kepala dan Leher
a.Bagian kepala atas
Hematom/post trauma :tidak
Tipe rambut :ikal
Distribusi rambut :lurus
Warna rambut :hitam
Alopesia (kebotakan) :tidak
b. Wajah
Bentuk : simetris
Oedem : tidak ada
c.Mata
Pupil isokor (diameter kedua pupil sama) : Ya
Reflek cahaya (normal jika pupil miosis/mengecil) : (+/+)
Sklera ikterik (kekuningan): tidak
Conjungtiva anemis (pucat) : (-/-)
d.Telinga
Cerumen : tidakJika ada, jelaskan:tidak ada
karakteristiknya
Terpasang alat bantu dengar: tidak. Jika ya, terpasang di telinga: dextra/sinistra.
e. Malar / Pipi
Chloasma gravidarum (bercak-bercak khas di pipi pada wanita hamil): Ada Acne (jerawat) : tidak. Jika
ada,jelaskan keadaannya tidak ada
f. Hidung
Nafas cuping hidung : tidak
Pilek : tidak
Terpasang alat bantu nafas : tidak. Jika ya,maka:
Tipe: ukuran pemberian :L/menit
g.Bibir dan Mulut
Sianosis : tidak
Sariawan : tidak
Gigi palsu : tidak
Mukosa bibir : lembab
Gangguan gigi dan gusi : tidak. Jika ada, jelaskan keadaannya tidak ada
6. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (gondok) : tidak
Limfonodi (kelenjar limfe): tidak
Nadi karotis : tidak
7. Thorak
a.Mamae
Inspeksi
Kemerahan di areola/badan mamae : tidak
Simetris kanan dan kiri : Ya
ASI keluar : Ya
Retraksi puting (puting tenggelam): tidak
Peau de orange (Kulit mamae seperti kulit jeruk, khas pada Ca Mamae) : tidak
Palpasi
Nyeri : Ya Jika Ya, maka:
P: pasien mengeluh nyeri post op
Q: seperti terbakar
R: di perut
S: 5 (-10)
T: hilang timbul
Benjolan abnormal dalam mamae :tidak. Jika Ya, maka jelaskan karakteristiknya:tidk ada
b. Auskultasi
Peristaltik :28 x/menit
c. Palpasi:
Massa : Ada/tidak
Turgor kulit : Elastis
Nyeri tekan di lapang abdomen : Ada
d. Perkusi :
9. Genitalia
a. Vulva dan Vagina
Varises : tidak ada
Luka : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Kebersihan : cukup
b. Perineum
Luka Parut : ada
c. Lochea
Jenis Lochea : tidak ada
Jumlah : tidak ada
Bau : tidak ada
Sifat Pengeluaran : tidak ada
10. Ekstrimitas
a. Superior (atas):
Edema : tidak
Turgor : elastis
Warna kulit : normal
Infus:
Terpasang : Di lengan sinistra
Jenis infus : RL
Faktor tetesan : 20tetes/menit
Nyeri di area tusukan infus : tidak
Kekuatan otot : lemah
CRT (capilarry refill time) < 3 detik : tidak
Nadi radialis (pergelangan tangan) : 20x/menit
Palmar (telapak tangan) : kemerahan
Refleks fisiologis biceps/triseps : (+/+)
Refleks patologis : (+/+)
Deformitas (kelainan bentuk) : tidak, jika ada jelaskan karakteristiknya tidak ada
Fraktur : tidak, jika ada jelaskan keadaan umumnya tidak ada
b. Inferior (bawah):
Edema : tidak
Turgor Kulit : elastis
Warna Kulit : normal
Akral (bagian kaki paling bawah) : dingin
Kekuatan otot : Kuat
Refleks patela : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
F. Pengkajian Psikososial
1. Konsep Diri : Pasien Mengatakan ingin cepat pulih agar bisa beraktivitas kembali
2. Kognitif : tidak ada
3. Behavior : tidak ada
4. Mekanisme koping : tidak ada
5. Peran : tidak ada
6. Support system : tidak ada
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Data Penunjang
Tanggal :7 agustus 2020
Jenis Pemeriksaan :USG
Hasil :pat akan dilakukan tindakan caesar
Kesan :baik
Khusus pemeriksaan lab (hematologi)
Tanggal :7 agustus 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Data Objektif :
1.Tampak kerusakan jaringan atau lapisan
kulit
2.Tampak nyeri
3.Tampak kemerahan
4. Tampak luka 15 cm
2 Data subjektif : Kelemahan Intoleransi Aktivitas
Pasien mengatakan
aktivitasnya dibantu
Oleh keluarganya
dan suaminya dan Pasien lemah
Data Objektif :
1. Pasien tampak lelah
2. Frekuensi nadi meningkat : 98x/menit
3. kemampuan pergerakan sendi dan tungkai
(ROM) terbatas
3 Data Subjektif : Agen Pencedera Fisik Nyeri akut
-Pasien mengeluh
Nyeri
Data Objektif :
-Pasien tampak
meringis
-Pasien tampak nyeri
P:pasien mengatakan nyeri akibat pembedahan
post op
Q:Nyeri yang dirasakan panas seperti terbakar
R : Abdomen
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri mucul apabila adanya Pergerakan
Prioritas Masalah Keperawatan.
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Integritas Kulit
3. Intoleransi Aktivitas
Diagnosa Keperawatan.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan bersikap protekti(mis.waspada,posisi
menghindari
nyeri)
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas dibuktikan dengan kerusakan jaringan dan/atau
lapisan kulit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan merasa lemah.
Intervensi Keperawatan
Terapeutik :
1.Lakukan Latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
2.Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
Edukasi :
1.Anjurkan tirah baring
2.Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi :
1.Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
Implementasi Keperawatan
14.30 Edukasi :
WIB 1. Menganjurkan minum air yang cukup
2. Menganjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
3. Menganjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
3 Jum’at/7 Intoleransi aktivitas 17.30 Manajemen Energi
Agustus Berhubungan dengan WIB Observasi :
2020 kelemahan dibuktikan 1.Mengidentifikasi gangguan fungsi
dengan tubuh yang mengakibatkan kelelahan
merasa lemah. 2.Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan
Aktivitas
17.45 Terapeutik :
WIB 1.Melakukan Latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
2.Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
18.00 Edukasi :
WIB 1. Menganjurkan tirah baring
2. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
18.15 Kolaborasi :
WIB 1.Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Evaluasi/ Catatan Perkembangan