Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A.Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “ Asuhan

keperawatan gawat darurat denga cidera kepala pada Tn. “J” di ruang

IGD RS TK II dr AK Gani Palembang berdasarkan pengkajian dari

tanggal 9 April 2018. Penulis membagi dalam 5 (lima) proses

keperawatan yaitu meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

B. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian penulis menggunakan format yang

telah ada pada format pengkajian asuhan keperawatan gawat darurat.

Selama proses pengkajian penulis tidak menemukan hambatan, pasien

dan keluarga kooperatif sehingga mempermudah penulis untuk

mengumpulkan data. Penulis mengkaji dari semua aspek meliputi:

aspek bio-psiko-sosialkultural-spiritual. Dari pengkajian yang penulis

lakukan pada Tn. “J”, pada tanggal 9 April 2018 mengkaji semua aspek

dan sistem dalam.

Dalam teori keperawatan gawat darurat meliputi Airway, Breathing,

Circulation, Diasability, Expose. Namun di dalam praktek keperawatan

gadar Tn “J” dengan cidera kepala di IGD Rumah sakit TK II dr AK Gani


Palembang penulis hanya menemukan dua masalah yaitu nyeri yang

dirasakan pasien dan resiko infeksi karena setelah dilakukan

pengkajian pasien masih sadar, tidak ada sesak, jalan nafas bagus,

kesadaran composmetris.

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada kasus cedera

kepala menurut Nurarif, 2015 yaitu sebagai berikut :

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis kontraktur

(terputusnya) jaringan

2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

persepsi / kognitif, terapi pembatasan /kewaspadaan keamanan,

misal tirah baring, imobilisasi

3) Kerusakan memori berhubungan dengan hipoksia, gangguan

neurologis

4) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

obstruksi jalan nafas, ditandai dengan dispnea

5) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perubahan

kadar elektrolit serum (muntah)

6) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan

trauma jaringan otak

7) Resiko perdarahan berhubungan dengan trauma, riwayat jatuh


8) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan

penurunan ruangann untuk perfusi serebral, sumbatan aliran darah

serebral

9) Resiko infeksi

10) Resiko cedera berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran,

gelisah, agitasi, gerakan involunter dan kejang

11) Ansietas.

Namun dalam praktek penulis hanya menemukan dua diagnosa

keperawatan yaitu :

1. nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis kontraktur

(terputusnya) jaringan. Data subjektif: pasien mengatakan nyeri

di kepala, data objektif: terdapat luka dikepala dengan panjang 5

cm2, pasien tampak meringis dengan skala 6.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka di kepala

ditandai dengan luka tampak kemerahan dan adanya edema.

Diagnosa yang muncul pada Tn”J” sama dengan diagnosa yang ada

pada teori, hal ini bisa di ketahui dengan pengkajian pada luas luka

yaitu panjang luka sekitar 5 cm dan dalam luka 1 cm.

Sedangkan 9 diagnosa diatas tidak muncul karena penulis tidak

menemukkan data subjektif, data objektif, dan data penunjang yang

mendukung diagnosa diatas.


D. Intervensi Keperawatan

Setelah meninjau diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn”J”,

penulis mempersiapkan rencana-rencana yang sesuai dengan

diagnosa pada teori, namun penulis juga menambahkan rencana-

rencana keperawatan yang tidak ada pada teori dengan tujuan untuk

mempermudah pasien dan penulis dalam bekerja dan saling

memahami proses pemberian asuhan keperawatan. Berikut adalah

rencana-rencana asuhan keperawatan yang di berikan penulis kepada

Tn”J” :

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis kontraktur

(terputusnya) jaringan rencana keperawatan ada yang ada pada

seluruh yang di rencanakan penulis, yaitu antara lain : monitor vital

sign, Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, Gunakan tehnik

komunikasi terapetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien,

Kaji tipe & sumber nyeri, Ajarkan tehnik non farmakologi,

Tingkatkan istirahat. Jadi penulis merencanakan 5 rencana

keperawatan, menurut penulis pada pasien penderita cidera kepala

sangat penting untuk melihat perkembangan perkembangan pasien

2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka di kepala rencana

keperawatan ada yang ada pada seluruh yang di rencanakan

penulis, yaitu antara lain: Pasien terbebas dari infeksi, Menunjukkan

kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, Jumlah leukosit dalam

batas normal,melakukan heting dan kompers air hangat. Jadi penulis


merencanakan 5 rencana keperawatan, menurut penulis pada

pasien penderita cidera kepala sangat penting untuk melihat

perkembangan perkembangan pasien.

E. Implementasi Keperawatan

Dalam rencana tindakan tidak semua dilaksanakan penulis,

dikarenakan penulis tidak sepenuhnya 24 jam merawat pasien, namun

sebagai solusi penulis medelegasikan kepada perawat ruangan. Untuk

melihat tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan, penulis melihat

dan membaca dibuku laporan tindakan yang ditulis oleh perawat yang

berdinas. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan 1 jam dari tanggal 9 April 2018, secara umum semua

rencana tindakan yang telah di susun dapat dilaksanakan penulis,

seperti Menkaji skala nyeri pada pasien, mengajarkan teknik tarik nafas

dalam dan monitor vital sign,mengatur posisi pasien.

Faktor pendukung dalam tindakan keperawatan adalah keluarga

pasien sangat kooperatif dan kerjasama yang baik antara penulis dan

perawat ruangan. Faktor penghabat penulis yang ditemukan kurangnya

alat kesehatan sehingga penulis kesulitan dalam melakukan tindakan

sesuai teori. Solusi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah ini

adalah penulis tetap menggunakan alat-alat medis yang tersedia tetapi

tetap mepertahankan prinsip teori. Yang menjadi penghambat juga,

perawat ruangan melakukan tindakan kurang sesuai dengan teori,


begitu pula dalam pencatatan dalam buku perkembangan pasien.

Solusinya penulis menanyakan kepada perawat lain yang masih ingat

apa yang di lakukan pada saat dinas.

F. Evaluasi Keperawatan.

Pada evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan

yang di gunakan untuk memperoleh keberhasilan atas implementasi

yang diberikan. Pada teori dan kasus dalam membuat evaluasi disusun

berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang di capai. Di mana penulis

melakukan evaluasi dari implemetasi keperawatan yang dilaksanakan

selama 1 jam dari tanggal 19 April 2018.

Pada evaluasi untuk diagnosa :

1. Nyeri berhubungan cidera biologis kontraktur (terputusnya) jaringan.

Pasien masih mengatakan nyeri di kepala, pasien tampak meringis

dengan skala 6, tampak luka dikepala dengan luas 5 cm, masalah

belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Pasien dipindahkan dari

IGD ke ruang paviliun RS TK II dr AK Gani Palembang.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka di kepala. Adanya

benjolan sebesar telur ayam,luka sudah di bersihkan dan dilakukan

hetting , masalah belum teratasi dan intervensi di lanjutkan. Pasien di

pindahkan dari IGD ke ruang paviliun RS.TK.dr.AK Gani Palembang.

Anda mungkin juga menyukai