I. KONSEP PERKESMAS
a. Pengertian perkesmas
Perkesmas merupakan suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan
masyarakat yang optimal. (Hakim, Zulfahmi 2016).
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan upaya
program pengembangan Puskesmas yang kegiatan nya terintegrasi
dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan
lainnya. Pelaksanaan Perkesmas tak lepas dari peran perawat di
puskesmas, perawat perkesmas di Puskesmas minimal mempunyai enam
peran dan fungsi yaitu sebagai pemberi Asuhan keperawatan, penemu
kasus, Pendidik Kesehatan, Koordinator dan Kolaborator, Konselor dan
sebagai Panutan. (Sunartono, 2010).
b. Ciri perkesmas
Ciri perkesmas merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan
kesehatan masyrakat, adanya kesinambungan pelayanan kesehatan,
focus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) baik dalam pada pencegahan tingkat
pertama, kedua mapupun ketiga, ada kemitraan perawat kesehatan
masyarakat dengan masyarakat dalam upaya kemandirian klien, dan
memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain serta masyarakat. (
Jhonson 2010 )
c. Peran fungsi perawat perkesmas
Perawat dianggap sebagai salahsatu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunankesehatan baik di dunia
maupun di Indonesia.Seiring dengan berjalannya waktu danbertambahnya
kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki
pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat
memiliki peran yanglebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan
berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik danetika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik (Almizra,2016).
4. Sasaran perkesmas
Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh
masyarakat yang dapat terbagi menjadi:
1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti) : menderita penyakit,
balita, lanjut usia (lansia), masalah mental / jiwa.
2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit,
masalah mental / jiwa.
3. Kelompok / masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh,
terisolasi, konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan
prioritasnya adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan
(Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia,
menderita penyakit).
II. KONSEP PENYAKIT
a. Definisi
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.
Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan
yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa
bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih
dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang
berarti perut atau lambung dan itisyang berarti inflamasi atau peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung (Admin, 2012).
Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan
dalam pola makan, minsalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto, 2015,
hal. 266).
b. Anatomi fisiologi
Gambar 2.1
sumber:http//Fbiology911.wordpress.com/2014/06/18
c. Etiologi
Gangguan pencernaan diakibatkan oleh kebiasaan pola makan
yang buruk dan stress sehari-hari. Banyak kasus gangguan pencernaan
tidak ditemukan penyebabnya secara organik dengan adanya luka atau
kerusakan pada organ. Masalah pencernaan umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal yang membahayakan fungsi sistem pencernaan
seperti stress, kebiasaan makan yang kurang sehat, tidak teratur, diet
yang salah, pengobatan yang menyebabkan iritasi, infeksi kronis dan
hadirnya bakteri dalam saluran pencernaan. Banyak gangguan
pencernaan yang dapat teratasi dengan mengubah gaya hidup dengan
mengurangi stress, berhenti merokok, berolahraga secara rutin dan
menjalankan diet yang tepat (Prita, 2010).
Sakit maag sering dihubungkan dengan faktor stress dan makan
yang tidak teratur. Keadaan stress memang bikin makan tidak teratur.
Orang masih percaya bahwa penyakit maag disebabkan oleh stress.
Keadaan stress menyebabkan produksi cairan asam lambung meningkat
sehingga “tegang” oleh cairan asam lambung. Cairan asam lambung ini
bisa mengikis dinding lambung sehingga luka dan terasa perih bila
terkena bahan asam. Bila luka lambung semakin meluas, berisiko melukai
pembuluh darah dan terjadi perdarahan yang dimuntahkan sebagai
muntah darah. Hati-hatilah jangan stress berkepanjangan, tidak ada
gunanya dan makanlah secara teratur. Makanan dari lambung akan
disalurkan ke usus untuk dicerna kemudian diserap dan masuk dalam
aliran darah menuju hati (Budiman, 2011).
d. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan
penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin.
Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl
akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi
perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan
histamine dari sel mast. Histamine akan menyebabkan peningkatan
pemeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke
ekstrasel dan meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul
perdarahan pada lambung.
Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu
gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya. Bila lambung sering
terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus.
Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan
mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukasa lambung.
Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun
atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus
halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan
dan maturasi sel darah merah. Selain itu dinding lambung 16 menipis
rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratum, 2010).
e. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga
muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa
pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Menifestasi gastritis akut dan
kronik hampir sama, seperti : anoreksia, rasa penuh, nyeri pada
epigastrium, mual dan muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan
Lusiabah, 2010). Tanda dan Gejalan Gastritis adalah :
1. Gastritis akut
a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada
mukosa lambung.
b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang
sering muncul,. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa
lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang
mengakibatkan mual hingga muntah.
c. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis dan
melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.
2. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan
f. Komplikasi
Menurut (Muttaqin & Sari, 2013) dalam bukunya, menyebutkan bahwa
komplikasi pada gastritis ada 3, yaitu :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan
kegawatdaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup
banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
2. Ulkus, jika prosesnya hebat.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
g. Pemeriksaan diagnostic
Menurut (Muttaqin & Sari, 2013) pemeriksaan diagnostik perlu
dilakukan apabila keluhannya memanjang dan resisten terhadap program
pengobatan medis. Diagnosis gastritis akut erosif ditegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
histopatologi biopsy mukosa lambung. Pemeriksaan radiologi biasanya
tidak mempunai arti, pemeriksaan tersebut baru dapat membantu apabila
mengguunakan kontras ganda. Pada pemriksaan endoskopi, akan tampak
erosi multiple yang biasanya sebagian tampak berdarah dan letaknya
tersebar, terkadang juga dapat dijumpai erosi yang mengelompok pada
satu daerah.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik
(data objektif). Terdapat empat cara yang dilakukan pada tiap
pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :
Inspeksi. Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan
menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau
abnormal. Inspeksi dilakukan secara langsung (seperti penglihatan,
pendengaran dan penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu).
Palpasi. Pemeriksaa fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan
dilakukan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan
menggunakan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk
mengecek kelembutan, kekakuan massa, dan mebedakan suhu,
posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
Auskultasi. Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk
membedakan suhu normal dan abnormal menggunakan alat bantu
stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari system
kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.
Perkusi. Tehapan ini bertujuan mengetahui bentuj, lokasi, dan struktur
di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak
langsung.
d. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut pada Ny S berhubungan dengan klien makan makanan yang
pedas dibuktikan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien
yang sakit.
2. Intoleransi aktivitas pada Ny S berhubungan dengan kebiasaan yang
dilakukan klien setiap hari dibuktikan dengan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit klien.
3. Gangguan pola tidur pada Ny S berhubungan dengan aktivitas berlebih
sehingga kurang mengontrol tidur dibuktikan dengan ketidakmampuan
klien mengontrol pola tidur.
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
( mis. Waspada,
posisi menghindari
nyeri )
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif
( tidak tersedia )
Objektif
1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan
berubah
4. Proses berfikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri
sendi
7. Diaforesis
Subjektif
1. Mengeluh lelah
Subjektif
Objektif
( tidak tersedia )
Subjektif
1. Mengeluh
kemampuan
beraktivitas
menurun
Objektif
( tidak tersedia )
f. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan
program. Dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga,
memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan program yang sudah
baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk merencanakan
implementasi (Komang, 2012).
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan
dengan program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang
digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah
dicapai. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil.
Evaluasi program merupakan proses mendapatkan dan menggunakan
informasi sebagai dasar proses pengambilan keputusan, dengan cara
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan. Evaluasi proses, difokuskan
pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi
hasil dapat diukur melalui perubahan pengetahuan (knowledge), sikap
(Attitude) dan perubahan perilaku. (setiadi,2010)