DISUSUN OLEH :
NAMA : NOVTIRA FIDYA ANGGRAINI
NIM : 01.18.0039
TINGKAT : II.A
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Weni Apriyanti S.Kep
YAYASAN WAHANA BAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II / SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus ( Harry Oxorn & William R Forte, 2010 )
Section caesarea merupakan pemebedahan janin obstretik untuk melahirkan
janin yang viable melalui abdomen ( Farrer Hellen, 2016 )
Sectio caesarae adalah melahirkan bayi melalui dinding perut dengan suatu
tindakan operasi bedah dengan melakukan irisan pada dinding perut dan
dinding rahim ibu ( Irfan rahmatullah, 2016 ).
Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan melalui
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (winkjosastro, 2011).
2.Anatomi dan fisiologi
1. Lapisan Epidermis Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa bertingkat. Sel dibentuk
oleh lapisan germinal dalam ketika didorong oleh sel terkikis oleh gesekan. Lapisan luar terdiri dari keratin,
protein bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan sel selnya sangat rapat
2. Lapisan Dermis Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa epidermis berupa sejumlah
papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan subkutan dan fasia, lapisan ini mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Lapisan Epidermis Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari
epitel skuamosa bertingkat. Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungan dibentuk oleh lapisan
germinal dalam epitel silindris ketika didorong oleh sel-sel baru kearah permukaan, tempat kulit erkikis oleh
gesekan. Lapisan luar terdiri dari keratin, protein bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan
sel selnya sangat rapat. Lapisan Dermis Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan
elastin. Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah papilla kecil. Lapisan yang lebih
dalam terletak pada jaringan subkutan dan fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe
dan saraf. 16 Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa sel yang menyusunya secara
berkesinambungan epitel silindris dan mendatar.
3. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas. Ada beberapa hal yang dapat menjadi predisposisinya Dari
beberapa faktor Sectio Caesariadapat diuraikan beberapa penyebab Sectio Caesaria yaitu :
Menurut ( Arief Mansjoer, 2015 ) penyebab nya antara lain adalah :
Infeksi genetalia.
Servik inkompeten.
Gameli.
Hidramnion.
Kehamilan preterm.
Disproporsi sepalo pervik.
4. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara
normal/spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan
malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea (SC).Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien
secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.Kurangnya informasi mengenai proses
pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf -saraf di sekitar
daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa
nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi
5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik menurut (mansjoer, 2011) sebagai berikut :
Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit- sedikit atau sekaligus
banyak.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
Janin mudah diraba.
Pada pemeriksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
6. Komplikasi
Menurut (Hendrawan nadesul,2010), Komplikasi yang terjadi pada section berbeda dengan persalinan
normal , pasca section caesarea kemungkinan bisa terjadi infeksi nifas, perdahan pasca persalinan akibat
terkeratnya pembuluh-pembuluh darah cabng rahim. Bisa juga terjadi luka kerat tidak sengaja pada kandung kemih
yang letaknya memang dibawah kandung rahim, selain kemungkinan emboli paru-paru, yakni terhanyutnya butiran
bekuan darah , atau apa saja yang terbawa ke aliran darah, dan tiba paru- paru, sehingga terjadinya sumbatan yang
fatal akibatnya.
Komplikasi lainnya, bagaimanapun kuatnya jahitan pada rahim yang pernah disayat tidak lebih kuat
disbanding rahim yang masih utuh. Risiko rahim untuk robek leih besar disbanding rahim yang masih utuh
Selain itu, tentu saja sebagaimana layaknya tindakan pembedahan, persalinan dengan section caesarea
memerlukan hari perawatan yang lebih panjang ketimbang persalinan yang normal yang sekarang Cuma beberapa
hari saja langsung boleh berjalan dan pulang.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut ( wiknjosastro, 2016 ), ada beberapa pemeriksaan diagnostik , yaitu :
Pemeriksaan USG (Ultra SonoGrafi) Untuk menentukan usia kehamilan.
Test Nitrazin atau test lakmus Untuk membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia
kehamilan, kelainan janin.
Test LEA (Leucosyt Ester Ase) Untuk menentukan ada tidaknya infeksi.
Laboratorium darah Untuk mengetahui lekosit dalam darah.
Tes lakmus merah berubah menjadi biru.
Amnias sintesis.
8. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan medis Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea
(Prawirohardjo, 2010) yaitu:
a. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat.
b. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi dengan kuat.
c. Pemberian analgetik dan antibiotik.
d. Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam
e. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24 jam pertama setalah pembedahan. f.
Ambulasi satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari tempat tidur dengan bantuan orang lain.
g. Perawatan luka: Insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada hari ke empat setelah
pembedahan.
h. Pemeriksaan laboratorium: Hematokrit diukur pagi hari setelah pembedahan untuk memastikan perdarahan
pasca operasi atau mengisyarakatkan hipovolemia.
II. Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
Menurut Nurbaeti (2015) Pengkajian yaitu tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien.
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat keluhan utama
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Data Psikologis
7. Riwayat menstruasi
8. Riwayat Obstetri
9. Riwayat Keluarga Berencana
10.Riwayat Pernikahan
11. Riwayat Seksual
12. Riwayat kebiasaan sehari-hari
2.Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, BB, dan tinggi badan dan TTV
Kepala
Keluhan fisik, keadaan, warna rambut, kebersihan
Mata
Kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera kornea
Hidung
Kesimetrisan, keadaan kebersihan penciuman
Mulut
Kelembapan mulkosa bibir, keadaan gigi
Telinga
Keadaan bentuk, keadaan dan fungsi
Leher
Kaji adanya pembengkakan atau pembesaran pada kelenjar tiroid
Daerah dada
Auskultasi keluhan sesak nafas dan suara jantung, inspeksi bentuk, nyeri dada, frekuensi nadi dan tekanan darah.
Abdomen
Kaji adanya masa pada abdomen dispensi, nyeri tekan
Genetalia
Pengeluaran sekret dan pendarahan warna, bau dan keluhan gatal
Ekstrimitas
Kaji kekuatan otot varises, dan kesulitan pergerakan
3. Daftar Masalah Keperawatan
1.Nyeri Akut
2. Intoleransi aktifitas
3. Ansietas