Mengetahui,
I. KONSEP PERKESMAS
a. Pengertian perkesmas
Perkesmas merupakan suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan
masyarakat yang optimal. (Hakim, Zulfahmi 2016).
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan upaya
program pengembangan Puskesmas yang kegiatan nya terintegrasi
dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan
lainnya. Pelaksanaan Perkesmas tak lepas dari peran perawat di
puskesmas, perawat perkesmas di Puskesmas minimal mempunyai enam
peran dan fungsi yaitu sebagai pemberi Asuhan keperawatan, penemu
kasus, Pendidik Kesehatan, Koordinator dan Kolaborator, Konselor dan
sebagai Panutan.
b. Ciri perkesmas
Ciri perkesmas merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan
kesehatan masyrakat, adanya kesinambungan pelayanan kesehatan,
focus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) baik dalam pada pencegahan tingkat
pertama, kedua mapupun ketiga, ada kemitraan perawat kesehatan
masyarakat dengan masyarakat dalam upaya kemandirian klien, dan
memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain serta masyarakat.
c. Peran fungsi perawat perkesmas
Perawat dianggap sebagai salahsatu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunankesehatan baik di dunia
maupun di Indonesia.Seiring dengan berjalannya waktu danbertambahnya
kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki
pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat
memiliki peran yanglebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan
berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik danetika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik (Almizra,2016).
- Sasaran perkesmas
Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh
masyarakat yang dapat terbagi menjadi:
1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti) : menderita penyakit,
balita, lanjut usia (lansia), masalah mental / jiwa.
2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit,
masalah mental / jiwa.
3. Kelompok / masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh,
terisolasi, konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan
prioritasnya adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan
(Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia,
menderita penyakit).
II. KONSEP PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN
a. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa
yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung yang berarti inflamasi
atau peradangan. Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah
lambung. Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan
makanan yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan.
Gastritis bisa bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. (Admin,
2012).
Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan
dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto, 2015,
hal. 266).
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua
jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan
gastritis atrofik kronis (Price & Wilson dalam Nanda NIC NIC, 2015).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gastritis
adalah suatu keadaan dimana lambung mengalami peradangan atau
perdarahan yang dapat diakibatkan oleh iritasi, infeksi bahkan dari pola
makan juga jenis makanan yang dikonsumsi.
b. Anatomi fisiologi
Gambar 2.1
sumber:http//Fbiology911.wordpress.com/2014/06/18
c. Etiologi
Gangguan pencernaan diakibatkan oleh kebiasaan pola makan
yang buruk dan stress sehari-hari. Banyak kasus gangguan pencernaan
tidak ditemukan penyebabnya secara organik dengan adanya luka atau
kerusakan pada organ. Masalah pencernaan umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal yang membahayakan fungsi sistem pencernaan
seperti stress, kebiasaan makan yang kurang sehat, tidak teratur, diet
yang salah, pengobatan yang menyebabkan iritasi, infeksi kronis dan
hadirnya bakteri dalam saluran pencernaan. Banyak gangguan
pencernaan yang dapat teratasi dengan mengubah gaya hidup dengan
mengurangi stress, berhenti merokok, berolahraga secara rutin dan
menjalankan diet yang tepat (Prita, 2010).
Sakit maag sering dihubungkan dengan faktor stress dan makan
yang tidak teratur. Keadaan stress memang bikin makan tidak teratur.
Orang masih percaya bahwa penyakit maag disebabkan oleh stress.
Keadaan stress menyebabkan produksi cairan asam lambung meningkat
sehingga “tegang” oleh cairan asam lambung. Cairan asam lambung ini
bisa mengikis dinding lambung sehingga luka dan terasa perih bila
terkena bahan asam. Bila luka lambung semakin meluas, berisiko melukai
pembuluh darah dan terjadi perdarahan yang dimuntahkan sebagai
muntah darah. Hati-hatilah jangan stress berkepanjangan, tidak ada
gunanya dan makanlah secara teratur. Makanan dari lambung akan
disalurkan ke usus untuk dicerna kemudian diserap dan masuk dalam
aliran darah menuju hati (Budiman, 2011).
d. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan
penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin.
Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl
akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi
perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan
histamine dari sel mast. Histamine akan menyebabkan peningkatan
pemeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke
ekstrasel dan meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul
perdarahan pada lambung.
Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu
gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya. Bila lambung sering
terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus.
Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan
mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukasa lambung.
Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun
atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus
halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan
dan maturasi sel darah merah. Selain itu dinding lambung 16 menipis
rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratum, 2010).
e. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga
muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa
pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Menifestasi gastritis akut dan
kronik hampir sama, seperti : anoreksia, rasa penuh, nyeri pada
epigastrium, mual dan muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan
Lusiabah, 2010). Tanda dan Gejalan Gastritis adalah :
1. Gastritis akut
a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada
mukosa lambung.
b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang
sering muncul,. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa
lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang
mengakibatkan mual hingga muntah.
c. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis dan
melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.
2. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan
f. Komplikasi
Menurut (Muttaqin & Sari, 2013) dalam bukunya, menyebutkan bahwa
komplikasi pada gastritis ada 3, yaitu :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan
kegawatdaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup
banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
2. Ulkus, jika prosesnya hebat.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
g. Pemeriksaan diagnostic
Menurut (Muttaqin & Sari, 2013) pemeriksaan diagnostik perlu
dilakukan apabila keluhannya memanjang dan resisten terhadap program
pengobatan medis. Diagnosis gastritis akut erosif ditegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
histopatologi biopsy mukosa lambung. Pemeriksaan radiologi biasanya
tidak mempunai arti, pemeriksaan tersebut baru dapat membantu apabila
mengguunakan kontras ganda. Pada pemriksaan endoskopi, akan tampak
erosi multiple yang biasanya sebagian tampak berdarah dan letaknya
tersebar, terkadang juga dapat dijumpai erosi yang mengelompok pada
satu daerah.
Selain itu modifikasi gaya hidup juga bisa dilakukan pasien harus
meninggalkan kebiasaan berbahaya seperti alkohol, tembakau, obat-obatan,
dan kopi, makan dalam jumlah, kualitas, dan jadwal yang tepat, olahraga
teratur, dan manjemen stress (Peluso, Reflections: Gastritis, Lifestyle and
Proton Bomb Inhibitors, 2016).
III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada pasien gastritis :
1. Struktur dan sifat keluarga
Pengkajian struktur dan sifat keluarga meliputi data kepala keluarga ,
nama kepala keluarga, jenis kelamin, umur, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan dan alamat. Selain mengkaji sifat dan struktur keluarga juga
mengkaji susunan anggota keluarga diantaranya nama, umur, sex,
hubungan, agama, pendidikan, pekerjaan, imuniasasi balita dan bumil.
2. Pengkajian kebutuhan nutrisi
Pengkajian keutuhan nutrisi meliputi cara penyajian makanan,
kebiasaan dalam mengelola air minum, dan kebiasaan keluarga
mengelola makanan.
3. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pengkajian ini meliputi kebiasaan tidur dalam keluarga
4. Aktivitas dan olahraga
Pengkajian meliputi apakah keluarga senang berolahraga, apakah
semua anggota keluarga mengikuti kegiatan olahraga tersebut.
5. Ekonomi
Pengkajian ini meliputi sarana ekonomi apa yang ada diwilayah
keluarga, berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan,
apakah keluarga mempunyai tabungan, jaminan kesehatan di keluarga
anda, siapa yang mengelola keuangan.
6. Social
Pengkajian social ini meliputi [bagaimana hubungan antar keluarga
lain,dan apakah anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan
masyarakat.
7. Pendidikan
Pengkajian pendidikan berupa adakah anggota keluarga yang sedang
mengikuti pendidikan diluar pendidikan formal, adakah anggota
keluarga yang tidak bisa membaca, adakah anggota keluarga yang
mempunyai keterampilan khusus, dan bagimana pandangan keluarga
terhadap pendidikan anggota keluarga.
8. Psikologis
Pengkajian psikologis meliputi pola komunikasi dalam keluarga, dan
bahasa yang digunakan dalam keluarga tersebut.
a. Pola pertahanan
Pengkajian pola pertahanan meliputi mekanisme
penganggualangan masalah dalam keluarga dan bagiaman respon
keluarga bila salah satu anggota keluarga bermasalah.
9. Spiritual
Pada pengkajian spiritual yang perlu dikaji adalah apakah anggota
keluarga taat menjalankan ibadah dan jika memang tidak apa
alasannya.
10. Faktor lingkungan
a. Perumahan
Mengkaji jenis rumah, jenis bangunan, luas pekarangan, luas
bangunan, status rumah, atap rumah, apakah rumah terdapat
jendela/lubang angina, apakah jendela dibuka setiap hari, jika ya
berapa luas jedela/lubang angina seluruhnya, pengcahayaan
rumah, penerangan, lantai, vector yang banyak disekitar rumah dan
membahayakan kesehatan, kebersihan di dalam rumah, bila tidak
bersih disebabkan oleh apa, dan bagaimana keadaan halaman
rumah.
b. Sumber air
Apakah keluarga mempunyai sumber air sendiri, jika iya jenis apa
air tersebut, jika tidak darimana sumber airnya, bagaimana cara
memperolehnya, dimana tempat penyimpanannya, bagiamana
dengan pengurasan tempat penampungan air, penggunaan air
minum, kualitas sumber air, darimana sumber air yang digunakan
untuk keperluan kebersihan, dan jarak sumber air dengan tempat
penampungan limbah seberapa jauh.
c. Pembuangan limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah, jika
ya apa jenisnya, jika tidak mengapa, bagaimana kondisi saluran
pembuangan air limbah.
d. Pembuangan sampah
Bagiamana cara pembuangan sampah, dan keadaan tempat
pembuangan sampah bagiamana.
e. Kepemilikan kandang ternak
Apakah keluarga memiliki kandang ternak, bila ada dimana letak
kandang ternak , bila mempunayi hewan ternah bagaimana cara
pemanfaatan kotoran ternak.
11. Komunikasi dan transportasi
Pengkajian meliputi melalui apa keluarga menerima informasi tentang
kesehatan , dan sarana transportasi umum apa yang digunakan
keluarga.
12. Pelayanan kesehatan dan social
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit pada satu tahun
terakhir, bila ada, apa jenis penyakitnya, bila ada bagaimana cara
mengatasinya, adakah anggota keluarga yang sakit saat ini, jika da
bagaiman cara mengatasinya, bila ada apa jenis penyakitnya, adakah
resiko tinggi dalam keluarga, bila ada sebutkan jenisnya, apakah
keluarga mendapatkan pembinaan dan tenaga kesehatan, jik ya,
bagaimana tanggapan keluarga mengenai pengarahan,
penyuluhan/informasi kesehatan, adakah anggota keluarga yang
menjadi kader kesehatan, jika ada jenis kegiatan kader, apakah kader
aktif dalam mengikuti kegiatan, jika tidak alasannya apa, apakah kader
sudah mendapatkan pelatihan, jika sudah apakah jenis pelatihannya,
adakah anggota keluarga yang menjadi dukun beranak, jika ada
apakah sudah mendapatkan pelatihan, jika sudah apa jenis
pelatihannya, jika ada apakah memiliki dukun kit, jika ya bagaimana
kondisinya, aoakah setiap menolong persalinan di damping oleh bidan,
jika tidak alasannya, jika mendapatkan kesulitan dalam menolong
persalinan apa yang dilakukan, adakah anggota keluarga yang
meninggal pafa waktu satu tahu terakhir, jika ada siapa, apakah
penyebab kematian tersebut.
13. Remaja
Mengkaji apakah dalam keluarga ada remaja, jika ya berapa umurnya,
jika perempuan sudahkah menstruasi, adakah keluhan saat
menstruasi, apakah aktif dalam organisasi, jika tidak apa alasannya,
apakah remaja menegetahui usi reproduksi, apakah remaja
mengetahui tentang fungsi reproduksi, apakah remaja mengetahui
tentang penyakit menular seksual, apakah ada penyimpangan
perilaku, jika ya jenis apa, lapakah ada remaja yang sedang sakit, jika
ya tindakan apa yang di lakukan .
14. Pre menopause
Pengakjian pre menopause meliputi apakah ada ibu yang sudah
menopause/tidak menstruasi lagi, jika ya mulai usia berapa, jika ya
pakah ibu mengelami keluhan, jika ya jenis keluhannya bagaimana,
bila ada keluhan apa yang dilakukan, persepsi ibu setelah menopause,
bila melaksanakan apakah ada keluhan nyeri selama bersenggama..
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik
(data objektif). Terdapat empat cara yang dilakukan pada tiap
pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :
Inspeksi. Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan
menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau
abnormal. Inspeksi dilakukan secara langsung (seperti penglihatan,
pendengaran dan penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu).
Palpasi. Pemeriksaa fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan
dilakukan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan
menggunakan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk
mengecek kelembutan, kekakuan massa, dan mebedakan suhu,
posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
Auskultasi. Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk
membedakan suhu normal dan abnormal menggunakan alat bantu
stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari system
kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.
Perkusi. Tehapan ini bertujuan mengetahui bentuj, lokasi, dan struktur
di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak
langsung.
f. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan
program. Dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga,
memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan program yang sudah
baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk merencanakan
implementasi (Komang, 2012).
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan
dengan program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang
digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah
dicapai. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil.
Evaluasi program merupakan proses mendapatkan dan menggunakan
informasi sebagai dasar proses pengambilan keputusan, dengan cara
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan. Evaluasi proses, difokuskan
pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi
hasil dapat diukur melalui perubahan pengetahuan (knowledge), sikap
(Attitude) dan perubahan perilaku. (setiadi,2010)
PENGKAJIAN DATA KOMUNITAS
ASUHAN PERKESMAS PADA NY ”E” DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BESEMAH
PAGARALAM
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut bapak/ ibu sesuai.
B. KEBUTUHAN NUTRISI
1. Cara penyajian makanan :
a. Terbuka b. Kadang tertutup c. Tertutup
2. Kebiasaan dalam mengelola air minum :
a. Kadang di masak c. Dimasak
b. Tidak dimasak e. Lain-lain, sebutkan ....
POLA PERTAHANAN
1. Mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga :
a. Mandiri c. Minta bantuan orang lain
b. Bersama-sama d. Lain-lain, sebutkan...
2. Bagaimana respon keluarga bila saah satu anggota keluaraga bermasalah?
a. Membantu mencari jalan yang benar c. Lain-lain, sebutkan...
b. Acuh tak acuh
I. SPIRITUAL
1. Apakah anggota keluarga taat menjalankan ibadah?
a. Ya b. Tidak
2. Jika tidak, mengapa...........
J. FAKTOR LINGKUNGAN PERUMAHAN
1. Jenis rumah :
a. Petak c. Lain-lain, sebutkan...
b. Tersendiri
2. Jenis bangunan :
a. Permanen c. Semi permanen
b. Non permanen
3. Luas pekarangan : 3x5 m2
4. Luas bangunan : 8x8 m2
5. Status rumah :
a. Sewa bulanan c. Milik sendiri
b. Kontrakan d. Lain-lain :...
6. Atap rumah :
a. Sirap c. Genteng
b. Seng e. Lain-lain :....
7. Apakah di rumah terdapat jendela / lubang angin?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah jendela dibuka setiap hari?
a. Ya b. Tidak
9. Jika ya, berapa luas jendela/ lubang angin seluruhnya?
a. < 20% luas lantai
b. >-20 % luas lantai
10. Pencahayaan rumah
a. Baik b. Kurang c. Cukup
11. Penerangan :
a. Lampu tempel
b. Petromaks
c. Listrik
12. Lantai :
a. Tanah c. Plester
b. Papan d. Ubin
13. Vektor yang banyak di sekitar rumah dan membahayakan kesehatan :
a. Lalat c. Kecoa e. Burung
b. Nyamuk d. Anjing f. Kucing
14. Kebersihan di dalam rumah
a. Bersih b. Cukup bersih c. Tidak bersih
15. Bila tidak bersih disebabkan oleh :
a. Banyak sisa makanan
b. Debu
c. Sampah
16. Kebersihan halaman :
a. Bersih
b. Tidak bersih
SUMBER AIR
1. Apakah keluarga mempunyai sumber air sendiri ?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, apa jenisnya?
a. Sumur gali c. Sumur pompa
b. Sungai d. Sumur bor
c. Mata air e. Lain-lain, sebutkan...
d. Ledeng
3. Jika tidak dari mana sumber airnya?
4. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut?
a, Ya b. Tidak
5. Jika tidak, bagaimana memperolehnya?
6. Tempat penyimpanan air ?
a. Terbuka
b. Tertutup
M. REMAJA
1. Apakah dalam keluarga ada remaja
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya berapa 2 umur 26 dan 20 tahun
N. PRE MENOPAUSE
1. Apakah ada ibu yang sudah menopause/ tidak menstruasi lagi
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, mulai usianya berapa 51 tahun
3. Jika ya, apakah ibu mengalami keluhan
a. Ya b. Tidak
4. Jika ya, jenis keluhan
a. Nyeri sendi e. Kering bagian vagina
b. Muka kemerahan f. Nyeri tuba
c. Emosi labil / mudah tersinggung g. Pandangan kabur
d. Kekuatan otot h. Lain – lain sebutkan
5. Bila ada keluhan apa yang dilakukan
a. Dibiarkan c. Ke pelayanan kesehatan
b. Diobati sendiri d. Ke dukun
6. Persepsi ibu setelah menopause terhadap dirinya
a. Merasa tidak berguna c. Merasa malu / harga diri rendah
b. Curiga terhadap suami d. Tidak dianggap masalah
7. Bagaimana pemenuhan kebutuhan seksual menopause
a. Menolak hubungan seksual b. Melaksanakan hubungan seksual
NO DATA MASALAH
1 DS : Nyeri Akut pada Ny E
a. Ny.E mengatakan sering berhubungan dengan adanya
mengalami terasa nyeri di uluh
hati, mual.
b. Ny.E mengatakan sering
berobat ke puskesmas untuk
konsultasi dengan dokter
c. Ny.E mengatakan sering
mengkonsumsi obat maag
polysilen untuk mengurangi
rasa nyeri
rasa nyeri yang terasa pada
DO : bagian uluh hati seperti tertusuk
a. P : nyeri timbul pada saat tusuk
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
R : nyeri di uluh hati
S : skala : 4
T : tidak nentu bisa sebentar
dan bisa lama
b. Klien masih makan makanan
yang asam dan pedas
2 DS :
a. Ny S mengatakan ia sulit
beraktivitas saat nyeri timbul
b. Ny S mengatakan ia dibantu Defisit pengetahuanpada Ny E
oleh anaknya saat magh berhubungan dengan kurang
kambuh
DO : terpapar informasi dibuktikan
a. Keadaan umum lemah dengan menanyakan masalah
b. Kulit pucat
c. TD : 100/80 mmHg yang dihadapi
RR : 20 x/mnt
S : 36,2°C
N : 76 x/mnt
3 DS :
a. Ny S mengatakan tidur kurang Defisit pengetahuanpada Ny E
berkualitas karena nyeri berhubungan dengan kurang
menganggu
b. Ny S mengatakan aktivitasnya terpapar informasi dibuktikan
disiang hari lumayan padat dengan menanyakan masalah
sehingga pola tidrunya tidak
teratur yang dihadapi
DO :
a. Kemampuan aktivitas
menurun
b. Wajah tampak mengantuk
c. Area bawah mata klien
kehitaman
d. Konjungktiva tampak merah
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut pada Ny E berhubungan dengan klien makan makanan yang pedas
dibuktikan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien yang sakit.
2. Intoleransi aktivitas pada Ny E berhubungan dengan kebiasaan yang dilakukan klien
setiap hari dibuktikan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
klien.
3. Gangguan pola tidur pada Ny E berhubungan dengan aktivitas berlebih sehingga
kurang mengontrol tidur dibuktikan dengan ketidakmampuan klien mengontrol pola
tidur.
SKORING
N Masalah
Skor Hasil
O
2 Intoleransi aktivitas
HARI /
IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL RESPON PARAF
KEPERAWATAN
/ JAM
1 Nyeri akut pada Ny S 2 Manajemen nyeri S : Ny E mengatakan nyeri ulu
berhubungan dengan klien Desember hati sudah sedikit berkurang
Observasi :
makan makanan yang pedas 2020
dibuktikan dengan - Mengidentifikasi lokasi, O:
ketidakmampuan keluarga 08.00 a. P : nyeri timbul pada saat
karakteristik, durasi, beraktivitas dan makan
merawat klien yang sakit.
DS : frekuensi, kualitas, makanan yang pedas,
a. Ny.E mengatakan asam, juga santan
intensitas nyeri Q : nyeri seperti ditusuk
sering mengalami
terasa nyeri di uluh hati, - Mengidentifikasi skala nyeri tusuk
08.15 R : nyeri di uluh hati
mual.
b. Ny.E mengatakan - Mengidentifikasi pengaruh S : skala 2
08.25
sering berobat ke nyeri pada kualitas hidup T : terasa nyeri saat
puskesmas untuk setelah makan makanan
konsultasi dengan Terapeutik : yang pedas, asam dan
dokter 08.40 - Memberikan teknik non santan
c. Ny.E mengatakan
sering mengkonsumsi farmakoligis untuk A : Masalah teratasi sebagian
obat maag polysilen mengurangi rasa nyeri
untuk mengurangi rasa P : Intervensi dilanjutkan
nyeri Edukasi :
09.00
- Menjelaskan penyebab,
DO :
a. P : nyeri timbul pada periode, dan pemicu nyeri
saat beraktivitas 09.10
- Menjelaskan strategi
Q : nyeri seperti ditusuk
tusuk
R : nyeri di uluh hati meredakan nyeri
S : skala : 4 09.20
- Menganjurkan memonitor
T : tidak nentu bisa
sebentar dan bisa lama nyeri secara mandiri
b. Klien masih makan 09.30
makanan yang asam - Ajarkan teknik
dan pedas nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2 Intoleransi aktivitas pada Ny E 2 Manajemen energi S : Ny E mengatakan nyeri
Desember berkurang sedikit berkurang
berhubungan dengan kebiasaan Observasi :
2020 sehingga aktivitasnya sudah
yang dilakukan klien setiap hari - Memonitor pola dan jam mampu dilakukan sendiri
08.00
dibuktikan dengan kurangnya tidur O:
08.15
pengetahuan keluarga tentang - Memonitor kelelahan fisik a. Keadaan umum sedang
b. Kulit normal
penyakit klien. dan emosional c. TD : 120/80
DS : Terapeutik : RR : 22 x/mnt
a. Ny E mengatakan ia 08.25 S : 36,6°C
sulit beraktivitas saat - Menyediakan lingkungan N : 80 x/mnt
nyeri timbul nyaman dan rendah
b. Ny E mengatakan ia A : Masalah teratasi sebagian
dibantu oleh anaknya strimulus
08.40 P : Intervensi dilanjutkan
saat magh kambuh 09.00 Edukasi :
DO :
a. Keadaan umum lemah - Menganjurkan tirah baring
b. Kulit pucat 09.15 - Menganjurkan melakukan
c. TD : 100/80 mmHg
RR : 20 x/mnt aktivitas secara bertahap
S : 36,2°C - Menganjurkan strategi
N : 76 x/mnt
koping untuk mengurangi
kelelahan
3 Gangguan pola tidur pada Ny E 2 Dukungan tidur S : Ny E mengatakan kualitas
Desember dan pola tidur sudah membaik
berhubungan dengan aktivitas Observasi :
2020
berlebih sehingga kurang - Mengidentifikasi pola O :
08.00 a. Wajah tampak segar
mengontrol tidur dibuktikan aktivitas dan tidur b. Terlihat bersemangat
dengan ketidakmampuan klien 08.15 - Mengidentifikasi faktor c. Hitam pada area bawah
mata berkurang
mengontrol pola tidur. penganggu tidur d. Kunjungtiva normal
DS : - Mengidentifikasi waktu tidur,
c. Ny E mengatakan tidur 08.25 A : Masalah teratasi
kurang berkualitas minum banyak air sebelum
karena nyeri P : Intervensi dihentikan
tidur
menganggu
d. Ny E mengatakan Terapeutik :
08.40
aktivitasnya disiang hari - Memodifikasi lingkungan
lumayan padat sehingga 09.00
pola tidrunya tidak - Menetapkan jadwal tidur
teratur Edukasi :
DO : 09.10
a. Kemampuan aktivitas - Menjelaskan pentingnya
menurun tidur cukup selama sakit
b. Wajah tampak 09.20
mengantuk - Menganjurkan menepati
c. Area bawah mata klien
09.30 kebiasaan waktu tidur
kehitaman
d. Konjungktiva tampak - Menganjurkan menghindari
merah
makanan/minuman yang
mengganggu tidur