Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA NY.

S
DENGAN KASUS GASTRITIS Di RT 17 WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WONOREJO KECAMATAN SUNGAI KUNJANG

Stase Keperawatan Komunitas


Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kom
Preseptor Komunitas : Ns. Eny Widayanti, S.Tr.Kep

Disusun Oleh:
NAMA : Hermansyah
NIM : P2205101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA NY.S


DENGAN KASUS GASTRITIS Di RT 17 WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WONOREJO KECAMATAN SUNGAI KUNJANG

Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:
NAMA : Hermansyah
NIM : P2205101

Telah disetujui oleh dosen pembimbing dan preseptor komunitas


Pada tanggal ………………….. 2023

Dosen Pembimbing Preseptor


Keperawatan Komunitas Keperawatan Komunitas

Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kom Ns. Eny Widayanti, S.Tr.Kep

Mengetahui
Koordianator
Keperawatan Komunitas

Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kom


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga
adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
secara mandiri (Suprajitpno, 2004 hal 27).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah
tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis
besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam Gastritis akut adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan
erosi,Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,
2001, hal. 127)
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita gastritis ialah Perdarahan
saluran cerna bagian atas. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan    
absorbsi vitamin. (Mansjoer, 1999, hal : 493).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. B dengan gastritis pada Ny. S
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada keluarga
dengan masalah gastritis.
b. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga, dengan
masalah gastritis.
c. Dapat menetukan perencanaa keperawatan keluarga, dengan masalah gastritis.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga, dengan masalah gastritis.
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada
keluarga dengan masalah gastritis.
f. Dapat mendokumentasikan tentang asuhan keperawatan keluarga terutama dengan
masalah gastritis.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Keluarga dengan Usia Pertengahan


Keluarga dengan usia pertengahan yang dimulai usia 45 tahun hingga usia 59
tahun, pada saat anak meninggalkan rumah dan berakhir saat pension atau salah satu
pasangan meninggal menurut WHO. Setelah semua anak meninggalkan rumah,maka
pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas ; pola
hidup yang sehat, diet seimbang,olah raga rutin,menikmati hidup dan pekerjaan dan
sebagainya. Pasangan juga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan
keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antara generasi (anak
dan cucu) sehingga pasangan dapat merasakan kebahagian sebagai kakek nenek.
Hubungan antar pasangan perlu semakin di eratkan dengan memperhatikan
ketergantungan dan kemandirian masing-masing pasangan. Peran perawat disini
adalah membantu keluarga melihat dan memecahkan masalah yang terjadi pada tahap
perkembangan ini.

B. Kasus Gastritis pada keluarga dengan Usia Pertengahan


1. Teori Gastritis
a. Pengertian
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang
berarti inflamasi/peradangan. Gastritis merupakan peradangan yang mengenai
mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan
mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi
penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel
akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012).
Penyakit gastritis atau sering juga disebut penyakit tukak lambung
merupakan tukak (borok, pekung) di dalam lambung, termasuk penyakit
pencernaan. Namun penyakit ini lebih popular disebut sebagai penyakit maag.
Penyakit ini memang sudah mulai dialami oleh orang Indonesia sejak dari
remaja sampai lanjut usia. (Saydam, 2011).
b. Etiologi
1) Infeksi bakteri
Infeksi H. pylori diketahui sebagai penyebab utama terjdinya gastritis.
Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan
menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan
pelindung dinding lambung. Salah sat perubahan itu adalah athropic
gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar – kelenjar penghasil asam
lambung secara perlahan rusak.
2) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen,
dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi lambung. Jika
pemaikan obat – obat tersebut hanya sekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus
menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat dapat mengakibatkan
gastritis.
3) Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung
dan membuat dinding lambung lebih rentas terhadap asam lambung
walaupun pada kondisi normal.
4) Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat meneyebakan gastritis dan juga borok serta perdarahan pada
lambung.
5) Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika kekebalan tubuh menyerang
sel – sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsic ( yaitu sebuah zat yang membantu
tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan vitamin B-12, akhirnya
dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi serius yang jika
tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua (Nuari,
2015).
6) Faktor makanan
Pola kebiasaan makan yang tidak teratur, kibiasaan mengkonsumsi
makanan dan minuman seperti cuka, cabe, asam, kopi, porsi makan terlalu
banyak dan sering terlambat makan.
7) Rokok
Asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang
berkontribusi dalam pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai
darah ke lambung mengalami penurunan. Penuruna ini dapat berdampak
pada penurunan produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk
melindungi lambung dari iritasi. Selain itu CO 2 yang dihasilkan dari rokok
lebih mudah diikat oleh Hb daripada O2 sehingga memungkinkan
penurunan perfusi jaringan pada lambung.

c. Faktor risiko
1) Faktor usia
Usia tua memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita gastritis
dibandingkan usia muda. Hal ini menunjukan bahwa seiring dengan
bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih
cenderung memiliki infeksi H. pylori atau gangguan autoimun daripada
orang yang lebih muda. Sebaliknya jika mengenai usia muda biasanya
lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat dan pola makan
yang tidak teratur.
2) Faktor jenis kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi terjadinya penyakit gastritis. Berdasarkan
hasil penelitian di dapatkan bahwa jumlah penderita gastritis antara pria
dan wanita, ternyata lebig banyak di derita oleh perempuan. karena wanita
lebih sibuk pada tugas- tugas sehingga menyebabkan telat makan, yang
dapat menyebabkan asam lambung meningkat.
3) Faktor stress
Stres dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung dan gerakan
peristaltik lambung. Stress juga akan mendorong gesekan antara makanan
dan dinding lambung menjadi bertambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya peradangan lambung.
4) Kebiasaan makan
Menurut Suparyanto (2012) bila seseorang terlambat makan 2-3 jam, maka
asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga
dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar
epigastrium. Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung
sulit untuk berdaptasi. Jika hal itu berlansung lama, produksi asam
lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada
lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut dapat
menyebabkan rasa perih dan mual.

d. Manifestasi klinis
Gejala gastritis secara umum yaitu hilangnya nafsu makan, sering disertai
pedih pada ulu hati, mual dan muntah, nyeri tekan pada epigastrium,
perdarahan karena iritasi mukosa lambung, hematemesis dan melena
(Sidabutar, 2017 ).

e. Patofisiologi
Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alcohol, obat –
obatan anti inflamasi nonstreroid, infeksi helicobacter pylori. Pengikisan ini
dapat meneimbulkan reaksi peradangan. Inflamasi pada lambung juga dapat
dipicu oleh peningkatan sekresi asam lambung sehingga lambung teraktivasi
oleh rasa mual, muntah dan anoreksia. Anoreksia juga dapat menyebabkan
rasa nyeri yang ditimbulkan karena kontak HCL dengan mukosa gaster.
Peningkatan sekresi lambung dapat dipicu oleh peningkatan rangsangan
persarafan, misalnya dalam kondi cemas, stress, marah melalui serabut saraf
parasimpatik vagus dan menjadi peningkatan transmitter asetilkolin,
histamine, gastrin realizing peptide yang dapat meningkatkan sekresi
lambung. Peningkatan ion H+ (Hidrogen) yang tidak diikuti peningkatan
penawarnya seperti prostaglandin, HCO3+ , mukus akan menjadikan lapisan
mukosa lambung tergerus terjadi reaksi inflamasi. Prostaglandin dibutuhkan
tubuh untuk memproduksi kekebalan lapisan mukosa, serta bikarbonat untuk
menghambat produksi asam lambung dan menigkatkan aliran darah dalam
lambung. Semua efek ini diperlukan lambung untuk mempertahankan
integritas pertahanan mukosa lambung agar tidak mengalami iritasi pada
mukosa lambung.

f. Komplikasi
Komplikasi menurut (Muttaqin & Sari, 2011) antara lain :
1) Perdarahan saluran cerna atas yang merupakan kedaruratan medis.
2) Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat
3) Gangguan cairan dan eletrolit pada kondisi muntah berat.
4) Anemia pernisiosa, keganasan lambung.

g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Sukarmin (2012) sebagai berikut :
1) EGD (Esofagogastriduodenoskopi)
Tes diagnosik kuci untuk perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi
perdarahan/derajat ulkus jaringan/cidera.
2) Analisa gaster
Dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan
pembentukan asam nocturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau
jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas
menunjukan sindrom Zallinger-Elison.
3) Amylase serum
Meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah di duga gastritis.
4) Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya helicobacteri pylori dalam
darah. Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
5) Laboratorium
Tes ini untuk mengetahui kadar asam hidroklorida.
6) Pemeriksaan pernapasan
Tes ini dapat meneuntukan apakah terinfeksi baktri H. pylori atau tidak.
7) Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
8) Pemeriksaan endoskopi
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
9) Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda – tanda gastritis atau penyakit
percernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih ketika di ronsen.

h. Pencegahan
Tindahkan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit gastritis haruslah
dengan hati – hati pada faktor resiko. Pertimbangan diet, pola makan, serta
penggunaan resep dan obat – obatan bebas, juga gaya hidup, termasuk
konsumsi alkohol dan merokok. Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan,
hindari makanan yang mengandung asam tinggi dan makanan yang makin
memperburuk penyakit. Bantu untuk mengkaji faktor – faktor yang dapat
memicu peningkatan manifestasi, seperti stress atau kelelahan, meminum obat
– obatan tertentu saat perut kosong, konsumsi makanan dan minuman,
konsumsi alkohol, serta merokok (Black, 2014).

i. Penatalaksanaan
Orientasi utama pengobatan gastritis berpaku pada obat – obatan. Obat –
obatan yang digunakan adalah obat yang mengurangi jumlah asam lambung
dan dapat mengurangi gejala yang mungkin menyertai gastritis, serta
memajukan penyembuhan lapisan perut. Pengobatan ini meliputi (Sukarmin,
2012) :
1) Antasida
Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, serta karbonat kalsium
dan magnesium. Antasida dapat meringankan mulas ringan atau dyspepsia
dengan cara menetralisasi asam diperut. Ion H+ merupakan struktur utama
asam lambung. Dengan pemberian alumunium hidroksida maka suasana
asam dalam lambung dapat dikurangi. Obat – obatan ini dapat
menghasilkan efek samping seperti diare atau sembelit, karena dampak
penurunan H+ adalah penurunan rangsangan peristaltic usus.
2) Histamin (H2) blocker
Histamine (H2) bloker, seperti famotidine dan ranitidine. H2 bloker
mempunyai dampak penurunan produksi asam dengan mempengaruhi
langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara menghambat
rangsangan sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.
3) Inhibitor Pompa Proton (PPI)
Inhibitor pompa proton, seperti omeprazole, lansoprazole dan
dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat produksi asam melalui
penghambatan terhadap eloktron yang menimbulkan potensial aksi saraf
otonom vagus. PPI diyakini lebih efektif menurunkan produksi asam
lambung daripada H2 blocker.
4) Nonsteroid Antiinflamasi Drugs (NSAID)
Jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka penjang NSAID seperti
aspirin, aspilet, maka penderita disarankan untuk berhenti minum NSAID,
atau berahli ke kelas lain obat untuk nyeri. Walaupun PPI dapat digunakan
untuk mencegah stress gastritis saat pasien skit kritis.
5) Gabungan Antasida, PPI dan Antibiotik
Jika penyebabnya adalah Helycobacter pylori maka perlu penggabungan
obat antasida, PPI dan antibiotic seperti amoksilin dan klaritomisin untuk
membunuh bakteri. Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kanker atau ulkus diusus.
6) Pemberian makan yang tidak merangsang
Walaupun tidak mempengaruhi langsung ada peningkatan asam lambung
tetapi makanan yang merangsang seperti pedas atau kecut, dapat
meningkatkan suasana asam pada lambung sehingga dapat menaikan
resiko inflamasi pada lambung. Selain tidak merangsang makanan juga
dianjurkan yang tidak memperberat kerja lambung, seperti makanan yang
keras.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang dilakukan secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Sumber data pengkajian
dapat dilakukan dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
Pengkajian dalam keluarga memiliki dua tahapan, pengkajian tahap satu
berfokus pada masalah kesehatan keluarga. Pengkajian tahapa dua menyajikan
kemampuan keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan. Namun dalam
pelaksanaannya, kedua tahapan ini dilakukan secara bersamaan (Riasmini et
al., 2017). Adapun data yang harus dikaji dalam keluarga adalah yaitu:
1) Data umum

a) Meliputi nama kepala keluarga alamat pekerjaan, dan status imunisasi


masing – masing keluarga serta genogram
b) Tipe keluarga
Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini. Berdasarkan tipe
pembagian keluarga tradisional dan non tradisional.
c) Suku Bangsa
Data ini mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa terkait kesehatan
d) Agama
Data ini mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
e) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga yang ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Status sosial
ekonomi keluarga ditentukan juga oleh kebutuhan – kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki keluarga
f) Aktivitas rekreasi keluarga
Data ini menjelakan mengenai kebiasaan keluarga dala rekreasi atau
refresing. Rekreasi tidak harus ke tempat wisata, namun menonton TV,
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi keluarga.
2) Riwayat dan tahap perkembang keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Data ini di tentukan oleh anak tertua dari keluarga initi.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Data ini menjelaskan menegenai tugas dalam tahap perkembangan
keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Data ini menjelakan riwayat kesehatan dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan dan sosial
a) Karakteristik rumah
b) Karakteritik tetangga dan komunitas
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
b) Struktur kekuatan keluarga
c) Struktur peran
d) Nilai dan norma keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi perawatan kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara lingkungan yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
6) Stress dan koping keluarga
a) Pola koping
b) Stressor jangka panjang dan pendek
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
d) Strategi koping
e) Strategi adapatsi disfungsional
7) Pemeriksaan fisik anggota keluarga

b. Diagnosa keperawatan keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga dengan penderita gastritis yaitu :
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan
b. Ketidakefektifan manajeman kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

c. Rencana tindakan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindahkan yang direncanakan
oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi
masalah kesehatan atau masalah keperawatan yang telah di identifikasi
(Mubarak, 2011).
1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x kunjungan
rumah diharapkan keluarga dan anggota keluarga yang menderita gastritis
dapat mengetahui tentang proses penyakit dan pengobatan yang harus
dijalani.
Kriteria hasil :
a) Keluarga mampu mengetahui tentang penyebab proses penyakit dan
faktor yang berkontribusi terhadapa terjadinya penyakit
b) Keluarga patut terhadap pelaksanaan proses perawatan
c) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk pengobatan
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya
Rasional : Untuk memudahkan interaksi antara perawat dan keluarga
b) Kaji tingkat pengaetahuan keluarga
Rasional : untuk mengetahui tingkat pengatahuan keluarga
c) Jelaskan pada keluarga tentang kondis angota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan serta proses pengobatan

Rasional : meningkatkan pengetahuan terkait proses penyakit dan


pengobatan

d) Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan


Rasional : agar keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehtan untuk
pengobatan
e) Monitor keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Rasional : untuk mengetahui respond an tingkat keterlibatan keluarga
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
2) Ketidak efektifan manajeman kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Tujuan : Setelah dilakukan tindahkan keperawatan selama 2x kunjungan
rumah diharapakan manajeman kesehatan keluarga efektif
Kriteria hasil :
a) Keluarga mampu memahami dan mengidentifikasi faktor – faktor
peneyebab manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b) Respon perilaku keluarga terhadap manajemen kesehatan keluarga
membaik
c) Keluarga mampu berpartisipasi dalam mengembangkan rencana
perawatan
d) Keluarga mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama
dengan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Intervensi
a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
Rasional : untuk memudahkan interaksi dengan keluarga
b) Identifikasi faktor – faktor penyebab manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif
Rasional : untuk mengetahui faktor – faktor penyebab manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif
c) Anjurkan keluarga dan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan rencana
keperawatan
Rasional : untuk mengarahkan keluarga dalam menyelesaikan masalah
kesehatan anggota keluarga
d) Monitor keterlibatan keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan
Rasional : untuk mengetahui respond dan tingkat keterlibatan keluarga
dalam proses perawatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan

e) Berikan pemahaman pada keluarga terkait dengan kondisi anggota


keeluarga yang mengalami masalah kesehatan serta proses
pengobatannya

Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan keluarga terkait proses


penyakit dan pengobatan

3) Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tujuan : setelah dilakukan tindahkan keperawatan selama 2x kunjungan
rumah diharapkan keluarga mampu mengubah perilaku kesehatan yang
beresiko memperburuk kesehatan
Kriteria hasil :
a) Keluarga mampu mengenal perilaku kesehatan cenderung beresiko
b) Keluarga mampu mengubah gaya hidup sesuai dengan gaya hidup
yang sehat
c) Keluarga mampu berpartisipasi dalam pengambilan dan pelaksanaan
keputusan terkait dengan kesehatannya
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
Rasional :
b) Indentifikasi hambatan untuk merubah perilaku kearah yang lebih sehat
Rasional : untuk mengatahui hambatan serta mempermudah pembuatan
rencana perawatan lanjutan
c) Anjurkan keluarga untuk merubah gaya hidup sesuai dengan gaya
hidup yang sehat
Rasional : agar keluarga dapat merubah gaya hidup sesuai dengan gaya
hidup sehat
d) Dorong keluarga untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan
tindahkan serta proses pengobatan
Rasional : agar keluarga mampu membuat keputusan terhadap
pelaksanaan tindahkan serta proses pengobatan

d. Implementasi keperawatan
1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan
a) Membina hubungan saling percaya
b) Mengkaji tingkat pengaetahuan keluarga
c) Menjelaskan pada keluarga tentang kondis angota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan serta proses pengobatan
d) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
e) Memonitoring keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehtan
2) Ketidakefektifan manajeman kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
a) Membina hubungan saling percaya dengan keluarga
b) Mengidentifikasi faktor – faktor penyebab manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif
c) Menganjurkan keluarga dan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
rencana keperawatan.
d) Memonitor keterlibatan keluarga dalam perawatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan
e) Memberikan pemahaman pada keluarga terkait dengan kondisi
anggota keeluarga yang mengalami masalah kesehatan serta proses
pengobatannya
3) Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
a) Membina hubungan saling percaya dengan keluarga
b) Mengindentifikasi hambatan untuk merubah perilaku kearah yang
lebih sehat
c) Menganjurkan keluarga untuk merubah gaya hidup sesuai dengan
gaya hidup yang sehat
d) Mendorong keluarga untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan
tindahkan serta proses pengobatan.

e. Evaluasi keperawatan
1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan
a) Keluarga mampu mengetahui tentang penyebab proses penyakit dan
faktor yang berkontribusi terhadapa terjadinya penyakit
b) Keluarga patut terhadap pelaksanaan proses perawatan
c) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk pengobatan
2) Ketidakefektifan manajeman kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
a) Keluarga mampu memahami dan mengidentifikasi faktor – faktor
peneyebab manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b) Adanya respon perilaku keluarga terhadap manajemen kesehatan
keluarga membaik
c) Keluarga mampu berpartisipasi dalam mengembangkan rencana
perawatan
d) Keluarga mamapu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
bersama denagn anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
3) Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehtan
a) Keluarga mampu mengenal perilaku kesehatan cenderung beresiko
b) Keluarga mampu mengubah gaya hidup sesuai dengan gaya hidup
yang sehat
c) Keluarga mampu berpartisipasi dalam pengambilan dan pelaksanaan
keputusan terkait dengan kesehatannya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA NY. S

I. Data Umum
1. Nama keluarga (KK) : Tn. B
2. Alamat dan telpon : Jalan Meranti No.75 RT. 17 (0852-5007-2194)
3. Komposisi keluarga
Jenis Hub. Dengan
No. Nama TTL/Umur Pendidikan
Kelamin Keluarga
1. Tn. B L Kepala Keluarga 62 Tahun SD
2. Ny. S P Istri 58 Tahun SD

Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan
: Tinggal 1 rumah
: Klien

Tn B sebagai kepala keluarga tinggal bersama istrinya Ny.S (58 Tahun)


dari pernikahan Ny.S. dengan Tn.B dikaruniai dua orang anak, 1 perempuan
dan 1 laki -laki yang keduanya sudah menikah dan tinggal di rumah sendiri.
II. Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga.
4. Tipe keluarga
Keluarga Tn. B termasuk tipe keluarga Middle Age (Elderly Couple) yang
terdiri dari Tn. B dan istrinya Ny.S anaknya sudah menikah dan pisah rumah.
sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah / menikah /
meniti karier.
5. Suku
Keluarga Tn. B didominasi oleh suku Jawa di mana dalam keluarga
menggunakan bahasa Indonesia. Kadang-kadang bahasa daerah
6. Agama
Keluarga Tn. B beragama Islam. Mereka rutin beribadah sholat lima waktu dan
mengikuti acara keagamaan di wilayah tempat tinggal sekitar.
7. Status sosial ekonomi keluarga
Ekonomi keluarga Tn. B masih kurang terpenuhi karena Tn.B sudah tidak
bekerja hanya berkebun sedangkan Ny. S menerima pesanan jualan makanan
berupa peyek dan jajanan makanan lainnya tetapi mereka masih bisa mencukupi
kebutuhan sehari hari.
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan Tn. B dan istrinya Ny. S biasanya pergi ke kebun
untuk bercocok tanam.
III. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
9. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn B dan Ny. S tinggal hanya berdua, dimana anak – anak nya sudah
menikah dan tinggal di rumah yang berbeda.
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ingin memperbaiki tempat tinggal yang di tempati saat ini karena jika musim
hujan tiba rawan akan terkena banjir.
11. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn.B tinggal hanya berdua dengan Ny. S,terkadang Anak dari Tn.B
berkunjung ke rumah bersama dengan suami dan anaknya. Ny. S mulai
mengetahui menderita sakit Maag kurang lebih selama dua tahun terakhir,
sering kambuh saat lambat makan dan sedang bekerja menerima orderan
pesanan makanan, Ny. S hanya minum obat dari warung saja saat sakit nya
kambuh.
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. K pernah di rawat di RS Dirgahayu karena kecelakaan lalu lintas pada
waktu 7 tahun yang lalu, sedangkan NY.S juga pernah di rawat di RS Dirgahayu
karena adanya infeksi saluran kencing dan sebelumnya juga pernah di rawat
inap di RS AWS Syahranie karena penyakit hernia.

IV. Lingkungan
13. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. B saat ini adalah rumah pribadi dengan luas
rumah panjang 20 meter dan lebar 2,5 meter. Ventilasi ada dan pencahayaan
rumah memenuhi standar kesehatan. Kamar mandi berada didalam rumah
dengan lantai dan tembok dinding kayu. sumber air berasal dari PDAM. Air
tersebut digunakan untuk, mandi dan mencuci, sedangkan untuk air memasak
menggunakan air yang dibeli pada depo isi ulang. Air tidak berasa, tidak berbau
dan tidak berwarna, air dalam keadaan bersih
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RT
RT 17 merupakan pemukiman padat penduduk. Sebagian besar warga RT 17
berprofesi sebagai pensiunan Inhutani, pegawai pada pemerintahan dan
pedagang. Kehidupan antar tetangga terjalin akrab dan saling menghargai satu
sama lain.
15. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.B tidak pernah berpindah rumah, rumah yang ditempati sekarang
adalah rumah pribadi pensiunan Inhutani, mobilitas keluarga menggunakan
sepeda motor untuk aktifitas sehari-hari.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. B dan Ny. S aktif mengikuti kegiatan dilingkungan RT baik itu gotong
royong atau kegiatan lainnya
17. System pendukung keluarga
Jika ada masalah maka keluarga akan menyelesaikan dengan musyawarah
dengan suami.
V. Struktur Keluarga
18. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Ny.S selalu berkomunikasi dengan baik, bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa daerah Jawa. Komunikasi yang
dilakukan dengan cara terbuka, jika ada masalah maka keluarga akan
menyelesaikan dengan musyawarah.
19. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan dengan cara musyawarah
antara Ny. S dan suami.
20. Struktur peran
Tn..B sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab untuk mencari nafkah
dan memiliki andil yang cukup berpengaruh dalam keluarga
21. Nilai dan norma budaya
Didalam keluarga Tn.B tidak ada nilai dan norma khusus yang mengikat
anggota keluarga.

VI. Fungsi Keluarga


22. Fungsi afektif
Hubungan Tn.B dan Ny.S saling menyayangi dan mendukung satu sama lain
serta mendukung tentang perkembangan keluarga.
23. Fungsi sosialisasi
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan akrab dan disiplin serta saling
mengenal dengan masyarakat lainnya.
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Tn. B terlihat saling menyayangi istrinya Ny.S dan rukun dengan anak,
menantu dan cucunya.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Ny. S berkata bahwa beliau selalu berkomunikasi dengan baik dengan anak,
suami dan cucunya.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Tn. B merupakan kepala keluarga dan pengambil keputusan.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Menonton televisi dan pergi kekebun
24. Fungsi perawatan keluarga
Saat berkunjung didapatkan keluhan pada Ny. S yaitu Gastritis, menurut Ny. S
sakit Maag diderita sejak dua tahun terakhir ini dan dampak dari sakit maag
menjadi tekanan darah meningkat pada Ny.S. Sampai saat ini sakit maag masih
sering terjadi apabila terlambat makan.

VII. Stress dan Koping Keluarga


25. Stressor jangan pendek
Keluarga mengatakan sementara tidak mempunyai masalah berat.
26. Stressor jangka panjang
Saat ini keluarga cemas terhadap kondisi keadaan rumahnya yang apabila hujan
rawan akan terjadi banjir dan memikirkan hasil tanaman yang di tanam dikebun
karena sering kehilangan buah di kebun.
27. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupannya Ny.S dan Tn.B
bersama-sama mencari solusi yang tepat untuk permasalahan yang di alami.
28. Strategi koping yang digunakan
Dalam mengatasi masalah, mekanisme koping yang digunakan keluarga adalah
adaptif dengan membicarakan dan mengkomunikasikan bersama anggota
keluarga.
29. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional.

VIII. Harapan Keluarga


Ny.S mengatakan senang dengan kunjungan mahasiswa karena bisa mengetahui
lebih jelas tentang keadaan kesehatan saat ini. Keluarga berharap semoga penyakit
yang dialaminya tidak berdampak buruk bagi dirinya dan semoga selalu dalam
keadaan sehat dan dilindungi.
IX. Pemeriksaan Fisik
Data Ny. S Tn. B
TTV TD : 140/90 mmHg TD : 110/80 mmHg
N : 84x/m N : 72 x/m
RR : 22 x/m RR : 18 x/m
S : 36.2 OC S : 36 OC
Kepala Rambut hitam panjang dan Bentuk simetris, bersih, rambut
beruban, tipis, keadaan warna putih
kulit kepala bersih, rambut
tidak rontok
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar
kelenjar getah bening, tidak getah bening dan kelenjar tyroid
terdapat lesi kemerahan
dan tidak ada
pembengkakan tyroid.
Aksila Tidak ada lesi dan Tidak ada lesi dan
pembengkakan pada aksila pembengkakan pada aksila
Dada Dada tampak simetris, Dada tampak simetris, tidak
tidak terdengar suara nafas terdengar suara nafas tambahan,
tambahan, tidak ada lesi tidak ada lesi dan pembengkakan
dan pembengkakan
Abdomen Tidak ada asietas, terdapat Tidak ada asietas, tidak ada
nyeri tekan pada nyeri tekan
epigastrium.
Ekstermitas atas Tidak ada odem, Tidak ada odem, pergerakan
pergerakan baik, namun baik
tangannya kadang seperti
kesemutan.
Ekstermitas Tidak ada odem, varises Tidak ada odem, varises tidak
bawah tidak ada, turgor kulit baik ada, turgor kulit baik
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


.
Data Subjektif : Kompleksitas program Pemeliharaan kesehatan
1. - Ny. S mengatakan tidak tahu perawatan/pengobatan tidak efektif
secara pasti tentang penyakitnya, berhubungan dengan
hanya mengetahui bahwa ia ketidakmampuan
menderita sakit maag membuat penilaian yang
- Ny. S mengatakan makan tidak tepat (D.01117)
menentu karena fokus
menyelesaikan pesanan makanan.
- Ny. S mengatakan jam makan
tidak teratur karna jualan
menerima pesanan makanan.
- Ny. S mengatakan sering Mual
dan nyeri ulu hati apabila
telambat makan.
Data Objektif :
- Tanda - Tanda Vital :
TD : 140/90 mmHg
N : 84 x/Menit
RR : 22 x/Menit
S : 36 C
- Nyeri tekan pada epigastrium
- Nampak meringis sesekali sambil
memegang perutnya.
2 Data Subjektif : Kurang terpapar Defisit pengetahuan b.d
- Ny. S mengatakan rasa nyeri informasi terkait kurang terpaparnya
yang dirasakan masih belum penyakit informasi (D.0111)
hilang sepenuhnya, nyeri sering
hilang timbul dan menjadi sakit
kepala.
- Ny. S mengatakan rasa nyeri
terletak pada bagian lambung
seperti tertusuk, keram pada perut
dan kadang terasa sesak.
- Ny. S mengatakan tidak tau
tentang penyakit yang
dideritanya,hanya mengatakan
jika perutnya perih dan mual itu
sakit maag
Data Objektif :
- Saat di tanya Ny.S tidak
mengetahui pasti akan
penyakitnya, Ny.S hanya
mengetahui karena lambat makan
biasanya maag nya kambuh.
- Ny.S tampak menggunakan air
panas di simpan kedalam wadah
botol kaca untuk diletakkan di
daerah bagian perut yang nyeri

X. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
membuat penilaian yang tepat (D.01117) dibuktikan dengan Ny.S mengeluh sering
mual dan nyeri pada bagian ulu hati Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan nyeri
tekan pada epigastrium.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi terkait
penyakit (D.0111)

XI. Skoring Diagnosa


1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
membuat penilaian yang tepat (D.01117)
No Kriteia Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah: 3 1 3/3×1=1 Keluarga sakit maag (gastritis) tetapi
Tidak/Kurang tidak mengetahui atau tidak bisa menilai
Sehat
2. Kemungkinan 1 2 1/2×2=1 Masalah dapat di cegah, karena keluarga
masalah dapat dan pasien belum mengenal masalah dan
diubah: dengan pendekatan melalui penkes
Dengan keluarga dan klien dapat melakukan
Mudah pencegahan atau penanganan

3 Potensi 2 2 2/2×1=0,6 Ny.S tidak memahami bagaimana


masalah dapat mengontrol pola makan, karena tidak
dicegah: pernah mendapatkan informasi mengenai
Cukup maag (gastritis) dan hanya sesekali
merasakan keluhan

4 Menonjolnya 2 1 2/2×1=1 Ny. S mengeluh terkadang nyeri pada


masalah: bagian lambung dan menganggap hal ini
Perlu segera hal biasa
di tangani
TOTAL 3,6

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi terkait


penyakit

No Kriteia Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah: 2 1 2/3×1=0,6 Ny.S mengatakan nyeri pada bagian
Ancaman lambung seperti tertusuk, keram pada
kesehatan perut dan terkadang sampai sesak.

2. Kemungkinan 1 2 1/2×2=1 Masalah dapat di cegah, karena keluarga


masalah untuk dan pasien belum mengenal masalah dan
diubah: dengan pendekatan melalui penkes
Hanya keluarga dan Ny.S dapat melakukan
sebagian pencegahan atau Penanganan

3 Potensi 2 1 2/3×1=0,6 Ny.S tidak memahami bagaimana


masalah dapat mengontrol pola makan dan merasakan
dicegah: dampak dari masalahnya hanya sesekali
Cukup merasakan keluhan

4 Menonjolnya 2 1 2/2×1= 1 Ny.S mengeluh terkadang nyeri pada


masalah: ulu hati,keram pada perut dan terkadang
Masalah perlu sesak menganggap hal ini hal biasa.
segera
ditangani
TOTAL 3,2

XII. Prioritas Diagnosa

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif 3,6


berhubungan dengan ketidakmampuan
membuat penilaian yang tepat dibuktikan
dengan Ny. S mengeluh sering mual dan nyeri
pada bagian ulu hati Saat dilakukan
pemeriksaan didapatkan nyeri tekan pada
epigastrium.

2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan 3,2


kurang terpapar informasi terkait penyakit
Keluarga kurang mengetahui masalah
penyakit yang dialaminya, kurang mengetahui
terkait dengan maag (gastritis) Ny.S terlihat
tampak bingung dengan keluhan sakit yang
dideritanya
LAPORAN PREPLANNING  PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT GASTRITIS
PADA KELUARGA Ny.S YANG MENGALAMI GASTRITIS

Disusun Oleh :
Hermansyah
NIM : P2205101

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUTE TEKHNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PREPLANNING  PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT GASTRITIS
PADA KELUARGA Ny. S YANG MENGALAMI GASTRITIS

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas

DI SUSUN OLEH

Hermansyah
NIM : P2205101

Telah disetujui oleh dosen pembimbing dan preseptor kominitas


Pada tanggal ………………….. 2023

Dosen Pembimbing Preseptor


Keperawatan Komunitas Keperawatan Komunitas

Ns. Siti Mukaromah.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom Ns. Eny Widayanti, S.Tr.Kep

Mengetahui
Koordianator
Keperawatan Komunitas

Ns. Siti Mukaromah.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom


LAPORAN PRE PLANING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S

Pertemuan :I

Hari/Tanggal : Selasa, 9 Mei 2023

Tempat/Jam : Rumah Keluarga Ny. S / Jam 10.00 Wita

A. Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial
dan lingkungan. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara,
pengamatan atau observasi.
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu perawat
mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya.
Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan
rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari data sekunder.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data umum,
riwayat kesehatan lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress koping keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan keluarga. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang
ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang lengkap sebagai langkah awal dan
proses keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu membina
hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta keluarga dapat memberi informasi
yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Serta mahasiswa dapat melakukan seluruh proses
pengkajian pada pertemuan pertama ini serta menentukan masalah keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data umum untuk setiap anggota keluarga binaan
b. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga binaan
c. Mengetahui informasi mengenai karakteristik sosial keluarga binaan
d. Mengetahui informasi mengenai fungsi keluarga binaan
e. Melakukan seluruh pengkajian keluarga serta menentukan masalah keluarga

A.
B.
C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pengkajian awal KK binaan
b. Metode : Wawancara & observasi
c. Media : Format pengkajian keluarga & alat tulis
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : Rumah Ny. S

D. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam - Menjawab salam


- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
5 menit
- Menjelasakan tujuan - Mendengarkan
pertemuan - Menyetujui kontrak
- Menjelaskan kontrak waktu waktu dan tempat
dan tujuan pertemuan
2 Interaksi - Menanyakan data umum - Menjawab
dari stiap anggota keluarga pertanyaan
25 menit
- Menanyakan tahap - Menjawab
perkembangan keluarga pertanyaan
- Menanyakan informasi - Menjawab
tentang sekeliling rumah pertanyaan
keluarga - Menjawab
- Menanyakan karakteristik pertanyaan
sosial keluarga - Menjawab
- Menanyakan informasi pertanyaan
mengenai fungsi keluarga - Menjawab
- Menanyakan seluruh poin pertanyaan
dalam pengkajian keluarga
3 Penutup - Menyimpulkan hasil - Ikut menyimpulkan
pertemuan - Menyetujui kontrak
5 menit
- Mengontrak waktu untuk - Menjawab salam
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang tersedia
b. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
c. Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis
2. Evaluasi Proses
a. Situasi mendukung tidak ada gangguan
b. Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif selama
menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu memberikan informasi mengenai riwayat dan data umum
b. Keluarga mampu memberikan informasi mengenai riwayat dan tahap perkembangan
c. Keluarga mampu memberikan informasi mengenai lingkungan rumah
d. Keluarga mampu memberikan informasi mengenai karakteristik sosial budaya
e. Keluarga mampu memberikan informasi mengenai fungsi keluarga
f. Keluarga mampu memberikan informasi secara menyeluruh pada poin pengkajian
keluarga
LAPORAN PRE PLANING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pertemuan : II

Hari/Tanggal : Kamis, 11 Mei 2023

Tempat/Jam : Rumah Ny. S / Jam 13.10 Wita

A. Latar Belakang
Pada pertemuan kedua dengan keluarga binaan mahasiswa akan kembali melanjutkan
pengkajian yang masih belum lengkap, melakukan scoring masalah atau menetapkan
prioritas masalah dan didapatkan satu diagnosa prioritas yang telah dilakukan intervensi
sesuai dengan kondisi keluarga saat ini. Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan keluarga yang meliputi pengertian maag/Gastritis
dan Penyebab serta tanda dan gejala.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1x 40 menit diharapkan keluarga mampu memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa serta mahasiswa dan keluarga dapat
memprioritaskan masalah yang akan diatasi terlebih dahulu. Serta keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan keluarga khususnya Ny .S dengan maag/Gastritis.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan data tambahan yang dibutuhkan
b. Mengetahui data umum untuk memprioritaskan masalah berdasarkan skoring
c. Mahasiswa data mampu memprioritaskan masalah berdasarkan cahaya
pembenaran.
d. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah berdasarkan kriteria.
e. Ny.S mampu menyebutkan pengertian dari maag/Gastritis.
f. Ny.S mampu menyebutkan penyebab dari maag/Gastritis.
g. Ny.S mampu menyebutkan tanda dan gejala dari maag/Gastritis.

C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Prioritas masalah, intervensi masalah
b. Metode : Diskusi
c. Media : Format scoring masalah, Leaflet penyuluhan
d. Waktu : 40 menit
e. Tempat : Rumah Ny. S

D. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam - Menjawab salam


- Mengingatkan kembali - Menjawab
5 menit
kontrak yang telah disepakati - Mendengarkan
sebelumnya
- Menyampaikan maksud dan
tujuan.
2 Interaksi - Menjelaskan masalah yang - Mendengar dan
ditemukan dalam keluarga memperhatikan
- Menyusun atau - Berdiskus Bersama
memprioritaskan masalah - Berdiskusi Bersama 30 menit
yang didapat keluarga - Mendengarkan serta
- Menyimpulkan prioritas menyimak
masalah yang didapat penyampaian
- Memberikan Penkes sesuai
masalah yang diprioritaskan

3 Penutup - Menanyakan perasaan - Menjawab pertanyaan


keluarga setelah dilakukan - Mengkaji kontrak
5 menit
pertemuan - Mendengarkan
- Membuat kontrak selanjutnya - Menjawab salam
- Mengakhiri pertemuan
- Mengucap salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan laporan pre planing
b. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
c. Menyiapkan instrumen format prioritas masalah dan alat tulis
d. Menyiapkan Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut dengan ramah
b. Situasi mendukung tidak ada gangguan
c. Pelaksanaan sesuai degan waktu yang sudah disepakati
d. Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif selama
interaksi serta menyimak saat penkes dan menjawab pertanyaan yang diajukan dan
mau berdiskusi bersama mahasiswa
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu memberikan informasi mengenai masalah yang ada pada keluarga
b. Keluarga mampu memprioritaskan masalah mengenai riwayat kesehatan keluarga.
c. Keluarga mampu memprioritaskan masalah berdasarkan adanya pembenaran.
d. Keluarga mampu Memahami tentang penkes yang disampaikan
LAPORAN PRE PLANING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pertemuan : III

Hari/Tanggal : Senin, 15 Mei 2023

Tempat/Jam : Rumah Ny. S / Jam 10.30

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan skoring masalah serta langsung dilakukan
intervensi pertama yaitu penkes gastritis pengertian, penyebab serta tanda dan gejala.
Untuk pertemuan ke tiga ini mahasiswa dan keluarga fokus pada pola makan untuk maag/
gastritis serta pengobatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan mahasiswa dan keluarga
mampu mengetahui pola makan yang sesuai serta pengobatan untuk Ny. S yang
mengalami maag/gastritis
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan pola makan yang baik untuk penyakit
maag/gastritis.
b. Keluarga mau melakukan pengobatan secara teratur untuk penyakit
maag/gastritis.
C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Lanjutan Intervensi masalah
b. Metode : Diskusi
c. Media : Leaflet
d. Waktu : 40 menit
e. Tempat : Rumah Ny. S
D. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam - Menjawab salam


- Mengingatkan kembali - Menjawab 5 menit
kontrak yang telah - Mendengarkan
disepakati sebelumnya.
- Menyampaikan maksud
dan tujuan.
2 Interaksi - Menyebutkan pola makan - Menjawab
yang cocok untuk gastritis - Mendengarkan
- Beri reinforcement positif. - Memperhatikan
- Berdiskusi dengan keluarga - Mempehatikan 30 menit
tentang akibat lanjut
penyakit maag/Gastritis
- Berdiskusi dengan keluarga
untuk melakukan intervensi
medis yang rutin untuk
mengatasi penyakit
maag/Gastritis
3 Penutup - Menjelaskan kembali - Berdiskusi bersama
kepada keluarga apa yang - Menjawab pertanyaan
5 menit
telah dijelaskan - Mengkaji kontrak
- Menanyakan perasaan - Mendengarkan
keluarga - Menjawab salam
- Membuat kontrak
selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan
- Mengucap salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan laporan pre planing
b. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
c. Menyiapkan instrumen leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut dengan ramah
b. Situasi mendukung tidak ada gangguan
c. Pelaksanaan sesuai degan waktu yang sudah disepakati
d. Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu menyebutkan pola makan yang baik untuk penyakit gastritis.
b. Keluarga mau melakukan intervensi medis secara rutin untuk pengobatan penyakit
maag/gastritis.
LAPORAN PRE PLANING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pertemuan : IV

Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023

Tempat/Jam : Rumah Ny. S / Jam 13.20

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan penkes mengenai penyakit gastritis, serta
menyepakati dengan keluarga untuk melakukan intervensi medis rutin dalam mengatasi
penyakit maag/gastritis, untuk pertemuan ke empat ini mahasiswa mengevaluasi apakah
keluarga sudah melaksanakan pola makan yang sesuai yang diajarkan serta apakah
keluarga sudah melakukan intervensi medis secara rutin yaitu minum obat maag/gastritis
dan terapi Relaksasi Guided Imagery.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu
melaksanakan terapi relaksasi Guided Imagery serta meminum obat gastritis secara
rutin.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan bahwa sudah menjalankan relaksasi Guided
Imagery
b. Keluarga mampu menyebutkan bahwa sudah memahami makanan yang baik
secara rutin di konsumsi untuk mencegah terjadinya penyakit maag/Gastritis.

C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Relaksasi Guided Imagery serta terapi medis maag/Gastritis
b. Metode : Diskusi & Observasi
c. Media : alat tulis dan speaker aktif
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : Rumah Ny. S
D. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam - Menjawab salam


- Mengingatkan kembali - Menjawab
5 menit
kontrak yang telah - Mendengarkan
disepakati sebelumnya
- Menyampaikan maksud dan
tujuan.

2 Interaksi - Mengkonfirmasi - Menjawab


pelaksanaan diet hipertensi - Mendengarkan
25 menit
yang diajarkan - Memperhatikan
- Beri reinforcement positif - Menjawab
- Mengkonfirmasi apakah - Mendengarkan
pasien sudah menjaga pola
makan secara baik.
- Beri reinforcement positif

3 Penutup - Menjelaskan kembali kepada - Berdiskusi bersama


keluarga apa yang telah - Menjawab
5 menit
dijelaskan pertanyaan
- Menanyakan perasaan - Mengkaji kontrak
keluarga - Mendengarkan
- Membuat kontrak - Menjawab salam
selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan
- Mengucap salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan laporan pre planing
b. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
c. Menyiapkan media alat tulis
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut dengan ramah
b. Situasi mendukung tidak ada gangguan
c. Pelaksanaan sesuai degan waktu yang sudah disepakati
d. Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu menyebutkan bahwa sudah menjalankan pola makan yang baik
terhadap penyakit hipertensi.
b. Keluarga mampu menyebutkan bahwa sudah minum obat maag/Gastritis secara
rutin.
LAPORAN PRE PLANING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pertemuan :V

Hari/Tanggal : Rabu, 24 Mei 2023

Tempat/Jam : Rumah Ny. S / Jam 10.00

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan mengenai
informasi penyakit gastritis serta pemantauan kepatuhan menjaga pola makan yang baik .
Untuk pertemuan ke lima ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan terapi Relaksasi
Guided Imagery.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu melakukan
tindakan mandiri terapi relaksasi Guided Imagery.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu mengikuti terapi Relaksasi Guided Imagery.
b. Keluarga mampu menyampaikan bahwa akan melakukan terapi Relaksasi
Guided Imagery secara rutin.
C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Penkes terapi Relaksasi Guided Imagery
b. Metode : diskusi dan Demonstrasi
c. Media : leaflet,
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : Rumah Ny. S
D. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam - Menjawab salam


- Mengingatkan kembali
kontrak yang telah disepakati - Menjawab 5 menit
sebelumnya - Mendengarkan
- Menyampaikan maksud dan
tujuan.
2 Interaksi - Menjelaskan serta - Menjawab
mendemonstrasikan Guided - Mendengarkan
25 menit
Imagery - Menjawab
- Beri reinforcement positif - Mendengarkan
- Mengkonfirmasi apakah
pasien bersedia melakukan
Relaksasi Guided Imagery
- Beri reinforcement positif

3 Penutup - Menjelaskan kembali kepada - Berdiskusi


keluarga apa yang telah bersama
5 menit
dijelaskan - Menjawab
- Menanyakan perasaan pertanyaan
keluarga - Mengkaji
- Membuat kontrak selanjutnya kontrak
- Mengakhiri pertemuan - Mendengarkan
- Mengucap salam - Menjawab salam

b. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan laporan pre planing
b. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
c. Menyiapkan media leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut dengan ramah
b. Situasi mendukung tidak ada gangguan
c. Pelaksanaan sesuai degan waktu yang sudah disepakati
d. Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu mengikuti terapi Relaksasi Guided Imagery
b. Keluarga mampu menyampaikan bahwa akan melakukan terapi Guided Imagery
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok Bahasan : Gastritis

Hari/Tanggal : Senin, 15 Mei 2023


Waktu : Pkl. 10.30 -11.10 WITA

Tempat : Di rumah Ny. S warga RT 17 Kelurahan Karang Anyar

Sasaran : Ny. S dan keluarga

Penyuluh : Hermansyah, S.Kep

1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama ± 40 menit diharapkan keluarga dapat
memahami tentang penyakit Gastritis dan cara pencegahannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 40 menit, diharapkan keluarga dapat


mengetahui tentang:

a. Pengertian penyakit Gastritis?

b. Apa penyebab penyakit Gastritis?

c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala penyakit Gastritis ?

d. Mengetahui cara pencegahan penyakit Gastritis ?

e. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit gastritis ?

f. Menyebutkan jenis- jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita Gastritis ?

3. Materi Penyuluhan

a. Pengertian penyakit Gastritis


b. Penyebab penyakit Gastritis

c. Tanda dan gejala penyakit Gastritis

d. Cara pencegahan dan penanganan penyakit Gastritis

e. Cara penatalaksanaan penyakit Gastritis

f. Jenis jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita Gastritis

4. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Penyakit Gastritis 1. Pengertian penyakit Gastritis

2. Penyebab penyakit Gastritis

3. Tanda dan gejala penyakit Gastritis


4. Pencegahan dan Penanganan penyakit
Gastritis

5. Metode Penyuluhan

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

6. Media : Leaflet

7. Kegiatan

NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA WAKTU


1 Tahap Pre Interaksi Peserta menyepakati
Membuat kontrak dengan penyuluhan dengan 5 menit
peserta Menyiapkan tempat tema waktu dan tempat
alat dan materi yang ditentukan

2 Tahap Orientasi

a) Mengucapkan salam
Menjawab salam
Menyetujui tujuan 5 menit
b) Menyampaikan tujuan
penyuluhan
penyuluhan
Mengikuti apresiasi
c) Melakukan apersepsi

3 Tahap Kerja
1. Mendengarkan dan
1. Menjelaskan tentang :
memperhatikan
a. Pengertian penjelasan Penyuluh
20 menit
Gastritis 2. Aktif bertanya
b. Penyebab 3. Mendengarkan
Gastritis
c. Tanda dan
Gejala penyakit
Gastritis
d. Dampak &
Komplikasi yang
terjadi pada Gastritis
e. Pencegahan dan
Penanganan Gastritis
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta

4.
Mendengarkan dan
Tahap Terminasi memperhatikan :
10 Menit
a. Menyimpulkan materi yang a. Menjawab
disampaikan oleh penyuluh pertanyaan yang di
b. Mengevaluasi peserta atas berikan
penjelasan yang disampaikan b. Menjawab salam
dan penyuluh menanyakan
kembali mengenai materi
penyuluhan
c. Salam Penutup
8. Materi
( Terlampir )

9. Setting Tempat

= Penyuluh

= Peserta

10. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan mengenai :

a. Pengertian penyakit Gastritis

b. Penyebab penyakit Gastritis

c. Tanda dan gejala penyakit Gastritis

d. Pencegahan dan penanganan penyakit Gastritis


MATERI GASTRITIS

1. Pengertian Hipertensi
Gastritis yang biasanya orang awam mengatakannya maag adalah peradangan yang
terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam lambung mengakibatkan
iritasi/perlukaan pada lambung. Secara alami lambung akan terus memproduksi asam
lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya
kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat
makan sampai 2-3 jam, maka asam yang menumpuk dalam lambung akan semakin
banyak dan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan luka atau iritasi pada dinding lambung
sehingga timbul rasa perih (Kenny, T. 2015; Muttaqin, A. 2013; Isnaini, U. 2016)
2. Macam-Macam Gastritis
a) Gastritis Akut
Gastritis akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh
penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
b) Gastitis erosifa kronis, bisa merupakan akibat dari mengkonsumsi obat-obatan atau
karena terinfeksi oleh bakteri.
c) Gastritis eosinofilik, terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
d) Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan dan terjadi secara menahun.
Menurut (Isnaini, U. 2016; Nall, R. 2016)
3. Penyebab Gastritis
a. Stress
b. Usia
c. Pola makan yang tidak baik Misalnya terlambat makan, makan makanan yang pedas,
asam yang dapat merangsang asam lambung contoh cabe, cuka, sambal, ketan dan
lain-lain. Makan terlalu banyak atau cepat, dan makanan yang terinfeksi oleh bakteri
helicobakter phylory.
d. Merokok
e. Mengkonsumsi alkohol atau minuman berkafein
f. Mengkonsumsi obat-obatan dalam dosis yang tinggi. Contohnya aspirin dan
antalgin. (aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung)
g. Keracunan makanan

Menurut (Marcial, G. Rodriguez, C. Medici, M., etc. 2011;Gusmira, D.D. 2016)

4. Tanda dan Gejala


 Mual dan muntah
 Kembung
 Nyeri seperti terbakar pada perut bagian atas
 Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat
dingin
 Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
 Terkadang disertai sakit kepala
 Bila gastritis sudah parah, makan akan terjadi luka pada lambung sehingga
menyebabkan perdarahan. Gejala yang timbul saat lambung sudah terdapat luka
adalah muntah darah atau terdapat darah pada feses. (Gusmira, D.D. 2016; Kenny, T.
2015; Nall, R. 2016)
5. Cara Pencegahan
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena akan
mengakibatkan produksi asam lambung meningkat.
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang merangsang
kerja lambung. Contohnya makanan pedas, asam, dan kopi
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan
berolahraga yang baik bagi tubuh
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi alcohol
6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya aspirin
Menurut (Kenny, T. 2015; Nall, R. 2016)
6. Cara Pengobatan
Jika mengalami atau mempunyai riwayat gastritis, hal-hal yang dapat anda lakukan
antara lain adalah :
a. Makan dengan porsi kecil tapi sering.
Contoh makanan adalah snack atau makanan ringan.
b. Makan teratur dan tepat waktu
c. Dianjurkan minum air hangat jika terjadi mual dan muntah
d. Minumlah obat antasida (obat maag) jika gastritis kambuh
e. Istirahat yang cukup
f. Kalau merokok, hentikan merokok
g. Segera periksakan ke dokter jika nyeri tidak kunjung hilang
7. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Makanan yang dianjurkan :
1) Sumber hidrat arang atau karbohidrat: bubur, kentang rebus, biscuit dan tepung-
tepungan yang dibuat bubur atau pudding.
2) Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas: labu kuning, labu siam, wortel,
brokoli
3) Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol : pisang, pepaya, tomat.
Makanan yang tidak dianjurkan:
1) Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung: nasi keras, ketan, jagung,
ubi talas.
2) Sumber Protein Hewani: daging yang berlemak,ikan asin, ikan pindang.
3) Sayuran tertentu (sawi, kol, nangka muda,nanas)
4) Buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon, durian)
5) Minuman yang mengandung soda dan alkohol: soft drink, tape, susu, anggur putih dan
kopi.
6) Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang
mengandung cuka dan pedas, merica.
Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena
hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat
meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
(Marcial, G. Rodriguez, C. Medici, M., etc. 2011)
Daftar Pustaka

Gusmira, D.D. (2016). Satuan Acara Penyuluhan Gastritis (Maag).

Isnaini, U. (2016). Satuan Acara Penyuluhan Gastritis.

Marcial, G. Rodriguez, C. Medici, M., etc. (2011). Gastritis and Gastric Cancer. New

approaches in gastritis treatment. Argentina. Diakses pada 10 Januari 2017,

diakses di http://intechopen.com

Muttaqin, A. (2013). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Umum Khusus Umum Khusus
1. Pemeliharaan Setelah dilakukan Tingkat Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat
tindakakan Pengetahuan tidakan menjelaskan Edukasi Kesehatan
kesehatan tidak Observasi:
keperawatan Setelah dilakukan keperawatan selama pengertian tanda
efektif berhubungan selama 5 kali intervensi 45 menit, keluarga dan gejala penyakit 1.1 Identifikasi kesiapan dan
kunjungan keperawatan Ny.S mampu gastritis kemampuan menerima
dengan informasi
keluarga diharapkan keluarga memelihara 2. Keluarga dan klien
ketidakmampuan diharapkan mampu kesehatannya lebih mampu 1.2 Identifiksi faktor-faktor yang
pengetahuan meningkatkan baik lagi menjelaskan dapat meningkatkan dan
membuat penilaian menurunkan motivasi perilaku
keluarga dapat pengetahuan dengan penyebab
yang tepat (D.01117) bertambah Kriteria hasil: terjadinya penyakit hidup bersih dan sehat
 Perilaku sesuai gastritis Terapeutik:
anjuran (4) 3. Keluarga dan klien 1.3 Sediakan materi dan media
 Verbalisasi minat dapat menjelaskan pendidikan kesehatan
dengan belajar pencegahan 1.4 Jadwalkan pendidikan
(4) penyakit gastritis kesehatan sesuai kesepakatan
 Kemampuan 4. Keluarga dapat 1.5 Berikan kesempatan untuk
menjelaskan memutuskan bertanya.
pengetahuan rencana untuk Edukasi
suatu topic (4) kesehatan 1.6 Jelaskan faktor resiko yang
Keterangan: selanjutnya dapat mempengaruhi
1. Menurun 5. Keluraga dan klien kesehatan.
2. Cukup menurun dapat menerapkan
3. Sedang perubahan
4. Cukup kesehatan
meningkat dikeluarga seperti
5. Meningkat mengontrol
makanan yang
sehat
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Tingkat Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu
berhubungan dengan tindakakan Pengetahuan tidakan merawat masalah Kontrak Perilaku Positif
kurang terpapar keperawatan Setelah dilakukan keperawatan selama kesehatan yang di (I.09282)
informasi (D.0111) selama 5 kali intervensi 45 menit, keluarga alami.
kunjungan keperawatan Ny.S mampu 2. Keluarga mampu Observasi
keluarga diharapkan keluarga memelihara menjelaskan 1.1 Identifikasi hambatan dalam
diharapkan mampu kesehatannya lebih masalah kesehatan menerapkan perilaku positif
pengetahuan meningkatkan baik lagi keluarga 1.2 Identifikasi cara dan sumber
keluarga dapat pengetahuan dengan daya terbaik untuk mencapai
bertambah Kriteria hasil: tujuan.
 Perilaku sesuai Terapeutik
anjuran (4) 1.3 Diskusikan perilaku kesehatan
 Verbalisasi minat yang ingin dirubah
1.4 Libatkan keluarga lainPantau
dengan belajar
(4) dalam pelaksanaannya
 Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan
suatu topic (4)
Keterangan:
1.Menurun
2.Cukup menurun
3.Sedang
4.Cukup meningkat
5.Meningkat

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Tanggal dan
No. Diagnosa Ke 1 Implementasi Evaluasi
Waktu
1 Pemeliharaan kesehatan tidak Kunjungan I 1. Melakukan pengkajian pada Ny. A S : Ny. A mengatakan senang saat
efektif berhubungan dengan 02 Mei 2023 2. Melakukan observasi sekitar rumah Ny. A didatangi mahasiswa
ketidakmampuan membuat (12.30) 3. Mengatur jadwal kunjungan selanjutnya O : Ny. A terlihat bahagia di kunjungi
penilaian yang tepat (D.01117) oleh mahasiswa
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1.1, 1.2, 1.4
2 Pemeliharaan kesehatan tidak Kunjungan II 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S : Ny. A mengatakan siap dalam
efektif berhubungan dengan 04 Mei 2023 dalam menerima informasi menerima informasi atau edukasi
ketidakmampuan membuat (10.00) 2. Mengidentifikasi fakto-faktor yang dapat yang akan diberikan
penilaian yang tepat (D.01117) meningkatkan dan menurunkan motivasi O : Ny. A tampak siap menerima
tentang kesehatan informasi oleh mahasiswa
3. Mengatur jadwal penkes sesuai A : Masalah belum teratasi
kesepakatan P : Lanjutkan intervensi 1.3, 1.5

3 Pemeliharaan kesehatan tidak Kunjungan III 1. Menyediakan materi dan media penkes S : Ny. A mengatakan memahami
efektif berhubungan dengan 08 Mei 2023 2. Melakukan penkes pada keluarga Ny. A terkait dengan materi yang
ketidakmampuan membuat (09.00) 3. Memberikan kesempatan keluarga untuk disampaikan tentang hipertensi
penilaian yang tepat (D.01117) bertanya O : Ny. A tampak mengerti
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1.6
4 Pemeliharaan kesehatan tidak Kunjungan IV 1. Menjelaskan faktor resiko yang dapat S : Ny. A mengatakan memahami
efektif berhubungan dengan 11 Mei 2023 mempengaruhi kesehatan terkait materi yang diberikan
ketidakmampuan membuat (11.00) 2. Memamparkan ulang terkait materi yang O : Ny. A tampak senang atas
penilaian yang tepat (D.01117) diberikan oleh keluarga Ny. A kunjungan mahasiswa
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

5 Pemeliharaan kesehatan tidak Kunjungan V 1. Memonitor kesehatan keluarga Ny. A S : Ny. A mengatakan memahami
efektif berhubungan dengan 15 Mei 2023 terkait materi yang diberikan
ketidakmampuan membuat (10.00) O : Ny. A tampak senang
penilaian yang tepat (D.01117) A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi dan monitor
kesehatan keluarga Ny. A
6 Defisit pengetahuan berhubungan Kunjungan I 1. Melakukan pengkajian pada Ny. A S : Ny. A mengatakan senang saat
dengan kurang terpapar informasi 02 Mei 2023 2. Melakukan pemeriksaan kesehatan didatangi oleh mahasiswa
(D.0111) (12.30) pengukuran TTV O : Ny. A terlihat bahagia didapatkan
3. Mengatur jadwal kunjungan selanjutnya hasil pemeriksaan TTV Ny.A
TD : 180/90 mmHg
N : 84 x/Menit
RR : 22 x/Menit
S : 36,2 C
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 2.1, 2.2

7 Defisit pengetahuan berhubungan Kunjungan II 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan S : Ny. A mengatakan senang saat
dengan kurang terpapar informasi 04 Mei 2023 keluarga tentang kesehatan didatangi mahasiswa sehingga tau
(D.0111) (10.00) 2. Mengidentifikasi tindakan yang dapat hasil dari tekanan darahnya.
dilakukan keluarga O : Ny. A tampak senang saat di
lakukan pemeriksaan tekanan darah
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 2.3

8 Defisit pengetahuan berhubungan Kunjungan III 1. Menggunakan sarana dan fasilitas yang ada S : Ny. A mengatakan jika kambuh
dengan kurang terpapar informasi 08 Mei 2023 dalam keluarga dalam hal ini biasa minum biasanya minum obat tapi tidak
(D.0111) (09.00) rebusan tanaman daun talang teratur dan juga kadang di
2. Melakukan cara perawatan keluarga minumkan obat herbal tanaman
menggunakan metode Relaksasi Otot dari daun talang.
Progresif O : Ny. A tampak memahami dan
antusias ingin mencoba cara baru
untuk menurunkan tekanan darah
selain minum rebusan daun talang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 2.4
9 Defisit pengetahuan berhubungan Kunjungan IV 1. Mengajarkan cara perawatan yang bisa S : Ny. A mengatakan memahami semua
dengan kurang terpapar informasi 19 Mei 2023 dilakukan keluarga yaitu dengan Relaksasi langkah tindakan Relaksasi Otot
(D.0111) (11.30) Otot Progresif untuk menurunkan Progresif yang telah di ajarkan
Hipertensi. O : - Melakukan pemeriksaan TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 84 x/menit
- Ny. A tampak memperhatikan
tindakan pelaksanaan Relaksasi Otot
Progresif yang di lakukan oleh
mahasiswa dan dapat mengulangi
semua gerakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi 2.4
10 Defisit pengetahuan berhubungan Kunjungan V 1. Memonitor Ny. A dalam melakukan S : Ny. A mengatakan sudah mulai dapat
dengan kurang terpapar informasi 22 Mei 2023 Relaksasi Otot Progresif untuk menurunkan melakukan pergerakan Relaksasi Otot
(D.0111) (13.00) Hipertensi. Pogresif sesuai dengan yang di
ajarkan oleh mahasiswa
O : Ny. A tampak memahami
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai