J DENGAN
GASTRITIS PADA KELUARGA TN. S DI
KEDUNGMASAN RT 02 RW 11
KISMOYOSO, NGEMPLAK,
BOYOLALI
Disusun Oleh :
Berlianti Diah Nawaningrum S11009
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada
kebanyakan orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh
berfungsi untuk menampung makanan secara sementara, yang mana dalam
lambung makanan tersebut akan di proses untuk bisa di ubah menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara
baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
Lambung setiap harinya bekerja untuk memproses makanan yang kita
makan, dan seperti organ tubuh lainnya lambung juga bisa rusak akibat asam
lambung yang dihasilkan secara berlebihan, terinfeksi bakteri/ virus yang ada
dalam makanan, penguanaan obat dalam jangka lama, dll. Dan jika hal tersebut
dibiarkan, bisa terjadi kerusakan yang serius/ komplikasi yang dapat mengancam
jiwa jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Tapi kebanyakan orang tidak
terlalu memperdulikan hal tersebut dan kadang mereka mengganggap hal yang
wajar. Padahal lambung yang terasa sakit merupakan suatu tanda bahwa orang
terseut agar segera memperiksakannya, seperti halnya ketika kita belum makanm
pada waktunya atau terlambat untuk makan maka perut(lambung) disini akan
memberi tanda lapar agar orang tersebut segera makan dan tidak membiarkan
perut dalam keadaan kosong, karena bisa menyebabkan gastritis.
Gastritis atau kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan magg ini
merupakan salah satu kejadian yang sering dialamin oleh kebanyakan orang
termasuk warga Kedungmasan, hampir 60% warga Kedungmasan pernah
mengalaminya dan tidak melakukan penanganan secara baik. Kebanyakan mereka
menganggap hal biasa yang timbul karena lapar, padahal jika di biarkan bisa
menyebabkan gastritis yang akhirnya dapat merusak lambung.
B. TUJUAN
Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya, mampu
memahami permasalahan tentang gastritis, dan cara pencegahannya.
Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya, mampu
menjelaskan:
1. Menyebutkan Pengertian Gastritis.
2. Menyebutkan Penyebab Gastritis.
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis.
4. Proses Penyakit Gastritis.
5. Jenis-jenis Gastritis.
6. Cara mencegah sakit Gastritis.
7. Bahaya jika tidak ditangani Gastritis.
8. Cara merawat Gastritis dirumah.
9. Obat tradisional mengatasi Gastritis.
BAB II
KEGIATAN PENYULUHAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Gastritis dan penanganannya.
2. Sasaran : a. Sasaran : Keluarga di Kedungmasan.
b. Target : Keluarga dan klien dengan penyakit gastritis.
3. Metode : Ceramah, demontrasi dan tanya jawab.
4. Media : Lembar balik , 3 buah kunyit, botol, handuk dan air hangat.
5. Waktu dan tempat :
a. Hari : Kamis
b. Tanggal : 19 Maret 2015
c. Jam : 15.00 – 15. 30 wib
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : Pasar Nusukan
6. Pengorganisasian:
B. Pembagian Tugas.
Peran penyaji
a. Membuka dan menutup acara.
b. Membuat tata tertib acara.
c. Mengatur kelancaran acara.
d. Menyampaikan materi.
e. Menjawab pertanyaan dari klien.
C. Setting Tempat
Klien
D. Pengaturan Penyuluhan
Pelaksanaan
2. 15 1. Mengkaji pengetahuan klien tentang 1. Mengemukakan Pendapat.
menit pengertian Gastritis.
2. Memberi reinforcement positif. 2. Mendengar & Memperhatikan
3. Menjelaskan pengertian Gastritis. 3. Mendengar & Memperhatikan
4. Menjelaskan proses terjadinya 4. Mendengar & Memperhatikan
Gastritis.
5. Menjelaskan Penyebab gastritis 5. Mendengar & Memperhatikan
dan gejala gastritis.
6. Menjelaskan Jenis-jenis Gastritis. 6. Mendengar & Memperhatikan
7. Menjelaskan Cara mencegah sakit 7. Mendengar & Memperhatikan
Gastritis.
8. Menjelaskan Bahaya jika tidak 8. Mendengar & Memperhatikan.
ditangani Gastritis.
9. Menjelaskan Cara merawat Gastritis 9. Mendengar & Memperhatikan.
dirumah.
10. Menjelaskan cara membuat obat 10. Mendengar & Memperhatikan.
tradisional mengatasi Gastritis.
Penutup
3. 10 1. Menyimpulkan materi penyuluhan 1. Menyimpulkan materi
menit bersama dengan klien. penyuluhan bersama dengan
mahasiswa.
2. Melakukan evaluasi. 2. Menjawab pertanyaan.
3. Menutup penyuluhan dan memberikan 3. Menjawab salam
salam
BAB III
MATERI PENYULUHAN
B. Patofisiologi.
Adanya hal-hal yang dapat meningkatkan sekresi lambung baik obat-
obatan, garam, empedu, atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa
lambung mengakibatkan terganggunya pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam atau pepsin kedalam jaringan lambung
sehingga menimbulkan peradangan lambung. Hal ini menimbulkan peradangan
respon mukosa lambung.iritasi yang terus menerus akan mengakibatkan
terjadinya peradangan pada jaringan dan dapat juga menyebabkan
perdarahan.Ditambah bila masuknya zat-zat asam dan basa yang bersifat korosif
mengakibatkan peradangan atau nekrosis sehingga dapat menyebabkan
perdarahan. Stress berhubungan dengan sistem parasimpatis yang berespon
dengan meningkatnya hiperaktifitas lambung dan meningkatnya sekresi lambung.
C. Klasifikasi.
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi
gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak
saling berhubungan.
1. Gastritis akut.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
2. Gastritis kronis.
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun (Soeparman, 2009, hal : 101).Gastritis kronis adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2010, hal : 188).
Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B:
a. Dikatakan gastritis kronik tipe A (korpus) jika mampu menghasilkan
imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan
penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi
produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.
b. Gastritis kronik tipe B (antrum) lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan
infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding
lambung.
D. Penyebab.
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
1. GastritisAkut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada
peminum alkohol, dan merokok.
E. Proses Penyakit.
1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.
b. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika
asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka
akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
c. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang
tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya
sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding
lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh
dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
F. Faktor Resiko
1. Pola Makan.
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan
oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan,
jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam
lambung meningkat.
2. Kopi
Menurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai
jenis bahan dan senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino,
asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui
merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga
menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung. Ada
dua unsur yang bisa mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan lambung,
yaitu kafein dan asam chlorogenic.
3. Teh
Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku “The Miracle of Enzyme”
menemukan bahwa orang-orang Jepang yang meminum teh kaya antioksidan
lebih dari dua gelas secara teratur, sering menderita penyakit yang disebut
gastritis. Sebagai contoh Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan
dapat membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis polifenol
yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak. Namun,
jika beberapa antioksidan bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut
tannin. Tannin inilah yang menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-
tumbuhan memiliki rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).
4. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam
sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan
seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut, terdapat kandungan zat-zat
kimia berbahaya seperti gas karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia,
benzene, methanol, perylene, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, bensaldehid,
arsen, benzopyrene, urethane, coumarine, ortocresol, nitrosamin, nikotin, tar,
dan lain-lain. Selain nikotin, peningkatan paparan hidrokarbon, oksigen
radikal, dan substansi racun lainnya turut bertanggung jawab pada berbagai
dampak rokok terhadap kesehatan (Budiyanto, 2010).
5. Obat-Obatan.
Obat-obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis erosif adalah aspirin
dan sebagian besar obat anti inflamasi non steroid (AINS) (Suyono, 2011).
Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Asam asetil
salisilat merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) turunan asam
karboksilat derivat asam salisilat yang dapat dipakai secara sistemik. Obat
AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia heterogen
menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan sintesis
prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakhidonat.
6. Stress
a. Stress Psikis.
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, misalnya
pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang
meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan,
lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian
orang, keadaan stres umumnya tidak dapat dihindari. Oleh karena itu,
maka kuncinya adalah mengendalikannya secara efektif dengan cara diet
sesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur dan
relaksasi yang cukup (Friscaan, 2010).
b. Stress Fisik.
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks
empedu atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus
serta pendarahan pada lambung. Perawatan terhadap kanker seperti
kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan ulkus
peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi
biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta
merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Anonim, 2010).
Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan gastritis. Bile (empedu)
adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan
ini diproduksi oleh hati. Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia
dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan,
membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang. Definisi lain
menyebutkan bahwa stress merupakan ketidakmampuan mengatasi
ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia,
yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia
tersebut
7. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama
dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan
lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk ke
dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu
alkohol dianggap toksik atau racun. Alkohol yang terdapat dalam minuman
seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya terdapat dalam bentuk etil
alkohol atau etanol (Almatsier, 2012).
8. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk
kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan
peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian
besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup
di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
9. Usia.
Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis
dibandingkan dengan usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan
bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih
cenderung memiliki infeksi Helicobacter Pylory atau gangguan autoimun
daripada orang yang lebih muda. Sebaliknya, jika mengenai usia muda
biasanya lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat. Kejadian
gastritis kronik, terutama gastritis kronik antrum meningkat sesuai dengan
peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6
hampir 80% menderita gastritis kronik dan menjadi 100% pada saat usia
mencapai dekade ke-7. Selain mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga
berpengaruh terhadap patogenesis Gastritis adalah refluks kronik cairan
penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Suyono, 2011).
G. Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buru ketika makan.
2. Mual.
3. Muntah.
4. Kehilangan selera makan.
5. Kembung.
6. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.
7. Kehilangan berat badan.
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual
dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronik yang berkembang
secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada
perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera.
Gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini
jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok/luka
pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah
atau terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera.
H. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.