Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTRITIS

Disusun Oleh :
Andri Nur Fajar, S.Kep., Ners
NIP. 198912112020121003

BLUD PUSKESMAS PANGANDARAN


Dusun Bojongkarekes RT 001 RW 016 Desa Babakan
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Pada Pasien Penyakit Gastritis


Tanggal : …………………..
Waktu : 20 menit
Penyuluh/Pembicara : Andri Nur Fajar, S.Kep.,Ners.
Peserta/Sasaran : ……………………..
Jumlah : …………………….
Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini diharapkan pasien dan keluarga
mengetahui tentang penyakit Gastritis

Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Mengetahui apa itu penyakit Gastritis
2. Mengetahui penyebab penyakit Gastritis
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Gastritis
4. Mengetahui komplikasi penyakit Gastritis
5. Mengetahui diit penyakit Gastritis

Metode : Ceramah dan tanya jawab


Media : Leaflet

KEGIATAN

No Tahap Kegiatan
 Salam perkenalan
1. Pembukaan (4 menit)
 Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan pertemuan
Menjelaskan tentang :
 Pengertian penyakit Gastritis
 Penyebab penyakit Gastritis
 Tanda dan gejala penyakit Gastritis
2. Pelaksanaan (10 menit)
 Komplikasi penyakit Gastritis
 Cara mengatasi dan mencegah penyakit Gastritis
 Membuka sesi pertanyaan
 Diskusi dengan pasien dan keluarga
 Mengajukan pertanyaan
 Memberikan Reiforcemen Positif atas jawaban
3. Penutup (6 menit)
yang diberikan
 Menutup pembelajaran dengan salam
I. Materi penyuluhan “GASTRITIS”
A. Definisi
Gastritis adalah gangguan sistem pencernaan yang juga dikenal sebagai radang lambung.
Penyakit ini terjadi ketika lapisan dalam dinding lambung (mukosa) meradang atau
membengkak.
Peradangan lapisan lambung dapat terjadi secara mendadak (radang lambung akut) atau
berlangsung dalam waktu yang lama (radang lambung kronis). Radang lambung akut
yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi kronis.
Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan obat tertentu.
Namun, dalam beberapa kasus, peradangan lambung lambat laun dapat berkembang
menjadi penyakit GERD (refluks asam lambung) dan bahkan meningkatkan risiko kanker
perut.

B. Penyebab
Penyebab radang lambung (gastritis) yang paling umum adalah konsumsi obat pereda
nyeri dalam jangka panjang. Efek samping ini disebabkan oleh bahan aktif dari obat yang
menghambat kerja enzim COX (siklooksigenase) di dalam lambung.
Enzim COX adalah enzim yang bertanggung jawab terhadap munculnya rangsangan
nyeri. Enzim ini juga berfungsi mempertahankan lapisan dinding lambung agar lambung
terlindungi dari efek asam yang mengikis.
Apabila kerja enzim COX terhambat, lapisan lambung akan mudah terkikis. Penipisan ini
membuat lambung jadi rentan teriritasi dan mengalami luka akibat paparan cairan asam
secara terus menerus. Akibatnya, radang dan perdarahan lambung dapat terjadi.
Selain penggunaan obat pereda nyeri jangka panjang, gastritis juga dapat disebabkan oleh
sejumlah faktor berikut.
1. Kebiasaan mengonsumsi alkohol.
2. Konsumsi makanan yang asam, pedas, tinggi lemak, dan mengandung kafein.
3. Infeksi perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
4. Penyakit diabetes tipe 1, penyakit Crohn, dan alergi makanan.
5. Refluks (aliran balik) cairan empedu menuju lambung.
6. Mengalami stres berat yang tidak terkelola dengan baik.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit radang
lambung. Berikut di antaranya.
1. Sering mengonsumsi makanan pedas atau yang mengandung banyak lemak, seperti
gorengan, sambal, dan hidangan dengan banyak cabai.
2. Gaya hidup tidak sehat, misalnya aktif merokok sejak lama, banyak minum minuman
beralkohol, atau pola makan yang tidak teratur.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas.
4. Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, steroid, dan pil KB.
5. Stres atau kelelahan yang tidak terkelola dengan baik.
6. Sering mengonsumsi obat pereda nyeri.
7. Penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi seperti HIV/AIDS, penyakit Crohn, dan
infeksi bakteri lainnya.
8. Alergi makanan, khususnya bagi orang pengidap gangguan pencernaan esophagitis
eosinophilic (EoE).

C. Jenis-jenis Gastritis
Selain dibedakan menjadi peradangan akut dan kronis, gastritis juga terbagi menjadi
beberapa jenis. Ada jenis gastritis yang bersifat erosif, yang berarti mengikis lapisan
lambung. Namun, ada pula yang bersifat nonerosif.
Berikut berbagai jenis gastritis yang sejauh ini telah diketahui.
1. Radang lambung akibat infeksi
Peradangan pada lambung dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori,
virus, maupun jamur. Di antara ketiganya, bakteri Helicobacter pylori merupakan
salah satu mikroorganisme yang paling sering menyebabkan penyakit ini.
Gastritis akibat infeksi bakteri H. pylori biasanya bersifat kronis dan dapat berujung
menjadi penyakit tukak lambung atau usus. Tanpa penanganan yang tepat, penyakit
ini bisa bertahan seumur hidup dan meningkatkan risiko kanker lambung.
2. Radang lambung reaktif
Gastritis reaktif terjadi apabila lapisan lambung berkontak dengan zat penyebab
iritasi dalam jangka waktu yang lama. Zat penyebab iritasi umumnya adalah obat
pereda nyeri nonsteroid (NSAID), alkohol, dan bahkan cairan empedu dari tubuh
Anda sendiri.
Peradangan lambung reaktif biasanya bersifat kronis dan erosif. Artinya, zat
penyebab iritasi terus mengikis dinding lambung dan meningkatkan risiko
terbentuknya luka.
Hal ini juga bisa menyebabkan perdarahan, sumbatan, bahkan pembentukan lubang
pada lambung dan usus.
3. Radang lambung autoimun
Peradangan lambung autoimun terjadi bila sistem kekebalan tubuh justru menyerang
sel-sel sehat yang menyusun dinding lambung.
Penyakit ini umumnya bersifat kronis, tapi bersifat nonerosif alias tidak
menyebabkan pengikisan pada lapisan lambung.
4. Radang lambung akut erosif
Radang lambung akut erosif terjadi setelah lambung berkontak langsung dengan zat
penyebab iritasi, seperti obat NSAID, alkohol, atau narkotika.
Pada kasus seperti ini, lapisan lambung terkikis dengan cepat sehingga risiko
terbentuknya luka juga besar.
Terdapat salah satu bentuk radang lambung akut erosif yang disebut stress gastritis.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengalami masalah serius seperti cedera parah, luka
bakar, penyakit kritis, atau sepsis (respons ekstrem tubuh terhadap infeksi).

Jenis gastritis lainnya


Selain keempat jenis gastritis yang utama, ada pula peradangan lambung dalam bentuk
sebagai berikut.
1. Radang lambung post-gastrektomi
Trauma pada lapisan perut yang membuat lapisan lambung merosot setelah prosedur
operasi.
2. Radang lambung radiasi
Radang lambung karena paparan radiasi yang mengiritasi lapisan lambung.
3. Radang lambung eosinofilik
Bentuk radang lambung akibat reaksi tubuh pada zat alergen yang tidak diketahui.

D. Tanda dan gejala


Orang yang menderita radang lambung sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun
sampai akhirnya didiagnosis. Pasalnya, gejala radang lambung sering tampak samar dan
salah dikenali sebagai gejala gangguan pencernaan lain.
Gejala gastritis yang paling sering muncul adalah:
1. Hilangnya nafsu makan,
2. Mual dan muntah,
3. Nyeri pada perut bagian atas, serta
4. Cepat merasa kenyang meskipun baru makan sedikit.
Apabila dinding lambung telah mengalami perdarahan, gejalanya mungkin baru muncul
ketika Anda muntah atau buang air besar. Perdarahan dapat mengubah warna feses
menjadi hitam serta menyebabkan muntah darah atau berwarna pekat seperti kopi.
Masih ada beberapa gejala radang lambung lainnya yang belum disebutkan di atas. Jika
Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan terkait gejala tertentu, sebaiknya segera
konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan solusinya.

E. Komplikasi
Penyakit radang lambung yang tidak diobati dengan benar atau disepelekan tentu akan
semakin bertambah parah. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat gastritis adalah
sebagai berikut.
1. Tukak lambung
Gastritis dapat mengakibatkan ulkus peptikum atau tukak lambung ketika peradangan
sudah menimbulkan luka pada lapisan lambung atau duodenum. Duodenum atau usus
dua belas jari adalah bagian awal dari usus kecil.
Ulkus peptikum adalah peradangan dari kerongkongan bawah, lapisan perut. hingga
usus kecil. Sementara itu, tukak lambung merupakan peradangan yang terjadi pada
dinding lambung.
Penggunaan obat pereda nyeri dan infeksi bakteri H. pylori yang tidak diatasi dengan
tepat dapat meningkatkan risiko tukak lambung. Luka yang terbentuk dapat terasa
sangat menyakitkan, dan biasanya terjadi di area terbentuknya asam atau enzim.
2. Radang lambung atrofik
Radang lambung atrofik adalah kondisi peradangan kronis yang dapat menyebabkan
hilangnya lapisan dan kelenjar di dalam lambung.
Lapisan dan kelenjar yang hilang tersebut kemudian tergantikan dengan jaringan
daging yang berserat (fibroid).
3. Anemia
Terkikisnya lapisan dalam lambung akibat peradangan kronis lama-kelamaan dapat
menyebabkan perdarahan. Kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat berujung
pada anemia (kurang darah).
Penelitian juga menunjukkan bahwa peradangan lambung akibat infeksi H. pylori dan
gangguan autoimun dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi
dari makanan. Akibatnya, terjadilah anemia defisiensi besi.
4. Defisiensi vitamin B12 dan anemia pernisiosa
Orang yang mengalami gastritis atrofik akibat gangguan autoimun biasanya tidak
dapat menghasilkan faktor intrinsik yang cukup. Faktor intrinsik adalah protein yang
dibuat lambung untuk membantu usus menyerap vitamin B12.
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah dan sel saraf.
Buruknya penyerapan vitamin B12 dapat menyebabkan jenis anemia yang disebut
anemia pernisiosa.
5. Tumor lambung
Peradangan lambung yang kronis dapat meningkatkan risiko pertumbuhan tumor
jinak pada lapisan lambung. Pada kasus tertentu, gastritis kronis juga bisa
menyebabkan pembentukan jaringan kanker.
Begitu pula dengan radang lambung kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri H.
pylori. Infeksi H. pylori dapat meningkatkan risiko kanker limfoma jaringan terkait
mukosa lambung (MALT).
6. Perforasi lambung
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peradangan kronis dapat membuat dinding
lambung melemah dan menipis. Jika kondisi ini terus dibiarkan, mungkin akan terjadi
perforasi alias pembentukan lubang pada lambung.
Perforasi lambung dapat menyebabkan bocornya isi lambung ke dalam rongga perut
dan menimbulkan infeksi. Kondisi rongga perut yang sudah terinfeksi disebut dengan
peritonitis.

F. Diagnosis dan Pengobatan


Gastritis dapat didiagnosis berdasarkan gejala radang lambung yang dialami pasien. Bila
gejala kurang jelas, dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk
memastikan diagnosisnya.
Berikut adalah sejumlah tes yang dapat dilakukan dokter guna menegakkan diagnosis
gastritis.
1. Endoskopi
Selama prosedur endoskopi, dokter akan memasukkan selang lentur yang dilengkapi
dengan lensa (endoskop) lewat kerongkongan Anda. Tabung ini akan masuk
melewati kerongkongan hingga akhirnya mencapai lambung dan usus kecil Anda.
Dengan menggunakan endoskop, dokter bisa mencari tanda-tanda adanya radang atau
infeksi pada lambung. Jika terdapat jaringan yang mencurigakan, dokter mungkin
akan mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan laboratorium.
2. Tes untuk mendeteksi H. pylori
Test untuk mendeteksi H. pylori bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti tes
darah, tes feses, atau lewat tes napas. Pada tes napas, Anda akan diminta meminum
segelas kecil cairan jernih dan tidak berasa yang mengandung karbon radioaktif.
Setelah itu, Anda akan diminta mengembuskan napas ke dalam kantong khusus yang
kemudian disegel.
Jika Anda positif terinfeksi, sampel napas Anda akan mengandung karbon radioaktif
karena bakteri H. pylori memecah cairan tersebut di dalam lambung.

Gastritis akut maupun kronis biasanya diobati dengan antibiotik atau obat-obatan yang
menurunkan asam lambung. Pilihan obat untuk gastritis yang sering diresepkan dokter
adalah sebagai berikut.
1. Antasida.
2. Antihistamine-2 blocker (H2 blocker) seperti famotidine, cimetidine, ranitidine, dan
nizatidine.
3. Penghambat pompa proton (PPI) seperti omeprazole, esomeprazole, Iansoprazole,
rabeprazole, dan pantoprazole.
Selain itu, dokter juga dapat menyuntikkan cairan dan obat-obatan lain yang lebih kuat
langsung ke dalam pembuluh vena. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi produksi
asam lambung jika peradangan Anda memburuk.
Selama pengobatan, Anda harus menghindari konsumsi alkohol dan obat pereda nyeri
seperti ibuprofen, naproxen, atau aspirin. Beritahu dokter bila Anda mengalami gejala
tertentu setelah mengonsumsi obat.

Pengobatan di rumah
Gaya hidup dan pengobatan radang lambung rumahan di bawah ini mungkin dapat
membantu mengatasi gastritis akut maupun kronis yang Anda alami.
1. Tidak merokok
Rokok mengandung nikotin yang bisa melemahkan saluran pencernaan. Merokok
juga diketahui dapat menyebabkan refluks asam lambung yang dapat semakin
mengiritasi dinding lambung.
2. Menerapkan pola makan sehat
Menerapkan pola makan yang lebih sehat dapat membantu meredakan gejala serta
mencegah radang lambung di kemudian hari. Pola makan yang baik untuk mencegah
gastritis dapat meliputi sebagai berikut.
a. Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti apel, oatmeal, brokoli, wortel,
dan kacang-kacangan.
b. Makanan rendah lemak seperti ikan dan dada ayam.
c. Makanan bersifat basa, seperti sayuran yang direbus.
d. Sumber probiotik seperti yogurt, kimchi, kefir, dan tempe.
e. Selain bijak memilih makanan yang sehat, kebiasaan makan Anda juga perlu
diubah menjadi seperti ini.
f. Jika Anda biasa makan besar 3 kali sehari, coba ubah menjadi 5 – 6 kali sehari
dengan porsi yang kecil.
g. Jangan makan sampai kekenyangan karena isi lambung yang terlalu penuh bisa
naik ke kerongkongan.
h. Hindari minuman bersoda dan minuman yang berkafein seperti coklat, kopi, dan
teh.
i. Kurangi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti makanan pedas dan
buah sitrus. Makanan atau minuman ini memicu rasa nyeri pada ulu hati.
j. Jangan makan sebelum tidur karena bisa memicu refluks asam lambung.
3. Mengurangi berat badan
Orang dengan obesitas berisiko tinggi mengalami radang lambung. Pasalnya, berat
badan berlebih meningkatkan tekanan lambung sehingga isi lambung lebih mudah
naik.
Mengurangi berat badan 2 – 5 kg dapat membantu Anda mencegah gastritis.
4. Konsumsi obat pereda nyeri dengan pengawasan dokter
Obat pereda nyeri NSAID sering kali disalahgunakan. Padahal, penggunaan jangka
panjang dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga Anda rentan terkena
radang lambung.
Maka dari itu, gunakan obat pereda nyeri sesuai petunjuk dokter.
5. Mengubah posisi tidur
Posisi tidur terbaik untuk mencegah kambuhnya gastritis adalah berbaring di sisi kiri,
dengan menyangga kepala dan leher menggunakan bantal tebal.
Posisi tersebut menjaga cairan asam tetap berada di dasar lambung sehingga sulit
untuk mengalir ke atas.
Gastritis merupakan peradangan pada lambung yang dapat menyebabkan komplikasi
bila tidak diobati dengan tepat. Oleh sebab itu, konsultasikan kepada dokter bila
Anda kerap mengalami gejala penyakit ini.
G. Makanan yang perlu dihindari
Berikut beberapa makanan yang harus dihindari penderita Gastritis :
Karena berkaitan erat dengan sistem pencernaan, pengidap gastritis memang perlu
berhati-hati dalam mengonsumsi makanan atau minuman. Beberapa makanan dan
minuman berikut sebaiknya dihindari, untuk mencegah iritasi lambung yang lebih serius.
1. Minuman Berkafein
Kafein dapat meningkatkan refluks asam lambung. Itulah sebabnya pengidap gastritis
atau gangguan pencernaan lainnya sangat disarankan untuk menghindari minuman
berkafein. Namun, perlu diperhatikan bahwa kafein tidak hanya ditemukan pada
kopi, tetapi juga pada teh. Jika ingin tetap mengonsumsi teh, cobalah untuk memilih
teh herbal, seperti chamomile tea.
2. Cokelat 
Bagi sebagian orang, mengonsumsi cokelat mungkin merupakan hal yang dapat
meningkatkan suasana hati. Namun, panganan manis ini ternyata merupakan salah
satu musuh pengidap gastritis, lho. Alasannya, karena cokelat mengandung beberapa
zat yang dapat memicu reflux asam lambung, seperti kafein, theobromine, dan lemak.
3. Makanan yang Digoreng
Selain dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh, makanan yang digoreng
diketahui juga dapat memicu iritasi lambung atau gastritis. Hal ini dikarenakan
makanan yang digoreng akan membuat lambung menjadi panas. Gejala yang
mungkin dialami pengidap gastritis ketika mengonsumsi terlalu banyak makanan
yang digoreng adalah nyeri dada, akibat naiknya produksi asam lambung.
4. Daging Tinggi Lemak
Mengonsumsi daging tinggi lemak juga perlu dihindari oleh pengidap gastritis.
Pasalnya, daging dengan kandungan lemak yang tinggi akan lebih sulit dicerna,
sehingga memicu produksi asam lambung berlebih. Kendati demikian, tubuh tetap
memerlukan nutrisi dari daging. Oleh karena itu, sebagai alternatif, pengidap gastritis
tetap boleh mengonsumsi daging, tetapi cobalah untuk memilih daging tanpa lemak
saja, dan batasi jumlah konsumsinya.
5. Minuman Bersoda
Selain membuat perut kembung, soda dan minuman berkarbonasi dapat memicu
peningkatan asam lambung. Bahkan, soda yang juga mengandung kafein dapat
membuat kondisi asam di lambung semakin buruk. Oleh sebab itu, pengidap gastritis
harus menghindarinya jika tidak ingin mengalami gejala mual, panas lambung, dan
mulas.

6. Alkohol
Sama seperti minuman bersoda, bir, anggur, dan minuman keras lainnya dapat
berkontribusi menyebabkan peningkatan refluks asam lambung. Alkohol dipercaya
dapat merelaksasi katup di bawah esofagus, dan kemudian meningkatkan produksi
asam lambung. Namun, ada beberapa minuman beralkohol yang tidak terlalu
memiliki kandungan asam tinggi. Alternatif jika pengidap gastritis ingin
mengonsumsi alkohol adalah mengonsumsi segelas cocktail atau anggur, tetapi
hindari jus jeruk atau soda dalam satu hari tersebut.
7. Tomat
Buah tomat mengandung sitrat dan asam malat yang dapat meningkatkan asam
lambung. Ketika pengidap gastritis mengonsumsi terlalu banyak tomat, asam tersebut
dapat mengalir ke kerongkongan. Untuk hal ini, tidak ada alternatif lain, sebab ketika
tomat disajikan dengan cara dipanggang pun, tidak akan mengurangi asam tersebut.
8. Bawang Bombay
Menurut Oklahoma Foundation for Digestive Research, pengidap gastritis, refluks
asam lambung, atau gangguan pencernaan lainnya yang mengonsumsi bawang
bombay dapat mengalami pengurangan pH lambung dalam waktu cepat. Perlu
diketahui bahwa semakin rendah pH, kadar asam akan semakin tinggi. Hal inilah
yang membuat pengidap gastritis sebaiknya mulai mengurangi konsumsi bawang
bombay.

H. Pengobatan tradisional
Berikut ini adalah beragam cara mengatasi gastritis secara alami yang bisa dicoba:
1. Lakukan diet anti-inflamasi
Gastritis menjadi aktif ketika sistem pencernaan dibebani dan lapisan perut Anda
meradang. Oleh sebab itu, Anda perlu memilih untuk makan makanan yang dapat
mengurangi peradangan dan menghindari makanan yang bisa memicu iritasi lapisan
perut. Baca juga: 6 Makanan Penyebab Peradangan yang Perlu Diwaspadai Melansir
Health Line, makanan pemicu gastritis dapat berbeda antara satu orang dengan orang
lainnya. Dengan begitu, membuat jurnal makanan selama seminggu dapat membantu
Anda mengidentifikasi dengan tepat makanan apa yang ternyata dapat membuat
gastritis Anda kambuh. Secara umum, berikut ini adalah makanan yang cenderung
dapat membuat selaput lendir yang melapisi lambung bisa mengalami peradangan:
Makanan yang banyak diproses dan diawetkan Makanan dengan kandungan gluten
tinggi Makanan yang bersifat asam, makanan olahan susu Makanan tinggi gula
Penelitian yang diterbitkan NIH pada 2016, menunjukkan bahwa menambahkan
kecambah brokoli dan blueberry segar ke dalam menu makanan, dapat mendorong
tubuh untuk melawan gastritis. Baca juga: Alasan Konsumsi Gula Bisa Sebabkan
Peradangan di Tubuh Sementara, menurut laporan kasus, jika ada alergi gluten
potensial, berupaya melakukan diet bebas gluten dapat mengurangi gejala gastritis
pada seseorang.
2. Konsumsi ekstrak bawang putih
Sedikitnya 50 persen populasi dunia sudah memiliki H. pylori, strain bakteri yang
menyebabkan gastritis di saluran pencernaan. Jika gastritis disebabkan oleh H. pylori,
ekstrak bawang putih dapat membantu menyingkirkan bakteri tersebut. Sebuah studi
yang diterbitkan dalam jurnal FEMS Immunol Med Microbiol pada 1996
menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak bawang putih adalah cara yang efektif
untuk membunuh bakteri H. pylori. Untuk manfaat ini, Anda dapat menghancurkan
bawang putih mentah dan meminum ekstrak yang dihasilkan dengan sendok teh atau
Anda dapat membeli ekstrak bawang putih yang telah berusia beberapa bulan (pilihan
yang berpotensi lebih efektif). Sebuah tinjauan penelitian pada 2018 menunjukkan
manfaat dari mengonsumsi bawang putih, termasuk pengurangan kanker pada sistem
pencernaan. Tetapi, karya ilmiah tersebut mengungkap belum cukup ada bukti untuk
mengatakan bahwa bawang putih mengurangi bakteri H. pylori. Baca juga: Jangan
Disepelekan, Ini 6 Manfaat Luar Biasa Konsumsi Bawang Putih
3. Konsumsi makanan yang mengandung probiotik
Probiotik dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan menjaga pergerakan usus
tetap teratur. Mengonsumsi suplemen probiotik akan memasukkan bakteri baik ke
saluran pencernaan yang seharusnya dapat menghentikan penyebaran H. pylori dan
membantu memulai proses penyembuhan usus. Sebagai alternatif, Anda juga bisa
mengonsumsi makanan fermentasi yang mengandung probiotik, seperti: Kimchi
Kombucha Yogurt Kefir Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Probiotik untuk
Sehatkan Pencernaan
4. Konsumsi teh hijau dengan madu
Minum teh hijau dengan madu manuka khususnya, memiliki beberapa manfaat
potensial untuk penyembuhan gastritis. Sebuah studi yang telah diterbitkan dalam
jurnal Diagnostic Microbiology and Infectious Disease pada 2015 menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada penderita gastritis yang minum teh dengan madu
hanya sekali seminggu. Madu manuka juga telah terbukti memiliki sifat antibakteri
yang secara efektif mengendalikan H. pylori.

5. Minyak esensial
Beberapa minyak esensial telah ditemukan memiliki efek pada pertumbuhan berlebih
bakteri H. pylori, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Antimicrob
Agents Chemothe pada 2003. Minyak yang berasal dari serai dan lemon verbena
secara khusus dipelajari dan diketahui memiliki efek positif pada ketahanan tikus
terhadap kolonisasi H. pylori dalam tes laboratorium. Minyak lain yang dapat
memberikan efek positif pada sistem pencernaan termasuk peppermint, jahe, dan
cengkeh. Namun perlu diingat, bahwa sebagian besar minyak esensial tidak diuji
untuk dikonsumsi manusia. Jadi, berhati-hatilah saat menggunakan bahan ini. Pada
manusia, minyak atsiri dimaksudkan untuk dihirup dengan alat diffuser atau
dicampur dengan minyak pembawa dan dioleskan ke kulit. Baca juga: 10 Penyebab
Sakit Perut di Pagi Hari dan Cara Mengatasinya
6. Makan dengan porsi kecil
Gejala gastritis tidak hanya diperburuk oleh apa yang Anda makan. Gejala penyaki
ini juga dapat diperburuk oleh cara Anda makan. Saat Anda menderita gastritis,
penting untuk membuat proses pencernaan semudah mungkin untuk lambung dan
usus Anda. Saat Anda makan besar, saluran pencernaan Anda stres karena harus
mengubah semua makanan itu menjadi energi dan limbah. Itulah mengapa makan
dengan porsi kecil sepanjang hari diyakini dapat meredakan gejala gastritis. Baca
juga: 21 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan
7. Perubahan gaya hidup
Gastritis adalah salah satu faktor risiko untuk penyakit kanker perut. Jadi, sangat
penting untuk menyadari pilihan gaya hidup Anda jika Anda mengalaminya.
Melansir Medical News Today, penting bagi Anda untuk hindari merokok dan
penggunaan obat penghilang rasa sakit yang berlebihan untuk mengatasi gastritis.
Pasalnya, merokok dapat merusak lapisan perut seseorang dan juga meningkatkan
risiko seseorang terkena kanker perut. Mengonsumsi terlalu banyak obat pereda nyeri
yang dijual bebas, seperti aspirin atau ibuprofen, juga dapat merusak lapisan lambung
dan memperburuk gastritis. Selain itu, Anda mungkin perlu untuk menurunkan berat
badan hingga mencapai angka ideal.
8. Mengurangi stres
Stres dapat menyebabkan kambuhnya gastritis. Oleh sebab itu, mengurangi tingkat
stres adalah cara penting untuk membantu mengelola kondisi tersebut. Teknik
manajemen stres yang bisa dilakukan, meliputi: Pijat Meditasi Yoga Latihan
pernapasan

DAFTAR FUSTAKA

https://herminahospitals.com/id/articles/mengenal-apa-itu-gastritis-maag.html
https://www.alodokter.com/gastritis

Anda mungkin juga menyukai