Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTRITIS

Oleh :
NURINDAH DWI JAYANTI
214119033

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GASTRITIS

Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik


Topik               : Gastritis
Sasaran          : Ny. W
Tempat           : Rumah Ny. W
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Juni 2020
Waktu : 09:00-09:30
Penyaji : Nurindah Dwi Jayanti

A. Latar Belakang
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang
dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya
sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Biasanya keluhan
yang diajukan penderita tersebut ringan dan dapat diatasi dengan mengatur
makanan, tetapi kadang-kadang dirasakan berat, sehingga ia terpaksa
meminta pertolongan dokter bahkan sampai terpaksa diberi perawatan
khusus (Wardaniati, 2016).
Menurut WHO di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian gastritis
mencapai 40,8% pada beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus
dari 238.452.952 jiwa pendududuk. Selain itu pada tahun 2007 penyakit
gastritis menempati urutan kelima dengan jumlah penderita 218.872 dan
kasus kematian 899 orang (Suryono, 2016). Tingginya angka kejadian
gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis besar penyebab
gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang
menyebabkan iritasi dan infeksi. Gastritis merupakan penyakit yang
cenderung mengalami kekambuhan sehingga menyebabkan pasien harus
berulang kali untuk berobat. Salah satu penyebab kekambuhan gastritis
adalah karena minimnya pengetahuan pasien dalam mencegah
kekambuhan gastritis.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang gastritis, diharapkan Ny “A” dapat
menjelaskan kembali tentang penyebab Gastritis.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan tentang gastritis selama 15 menit, Ny “A”
dapat:
1. Menjelaskan tentang pengertian Gastritis
2. Menyebutkan jenis - jenis Gastritis
3. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis
4. Menyebutkan penyebab Gastritis
5. Menyebutkan terapi pengobatan Gastritis

D. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

NO TAHAP PENYULUH AUDIEN WAKTU


1 Pendahuluan - Memberi salam - Menjawab 2 menit
- Memperkenalkan diri salam
- Menjelaskan TIK dan - Mendengarkan
TIU
- Mendengarkan
2 Kegiatan Inti - Menjelaskan tentang 9 Menit
pengertian Gastritis - Mendengarkan
- Menyebutkan tanda
dan gejala Gastritis
- Menyebutkan - Mendengarkan
penyebab Gastritis
- Menyebutkan jenis
Gastritis - Mendengarkan
- Menyebutkan Terapi
Pengobatan Gastritis
- Mendengarkan
3 Evaluasi - Memberi kesempatan - Bertanya 4 Me
kepada peserta untuk
bertanya tentang - Menjawab nit
materi yang di pertanyaan
sampaikan
- Memberi pertanyaan - Menjelaskan
kepada peserta tentang ulang
materi yang di
sampaikan - Mendengarkan
- Memberi kesempatan - Menjawab salam
untuk menjelaskan
ulang
- Memberi kesimpulan
- Memberi salam
penutup

E. MATERI PENYULUHAN
Terlampir

F. METODE
Ceramah Tanya jawab

G. MEDIA
1. Vidio Animasi
2. Leflet

H. EVALUASI
1. Struktur
a) Media dan alat memadai.
b) waktu pelaksanaan tepat waktu.
c) lingkngan yang tenang dan mendukung.

2. Proses
a) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang
di rencanakan.
b) Penyuluh menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
c) Peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.
d) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan.
e) Tujuan khsus dapat dicapai.
3. Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Gastritis
2. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis
3. Menyebutkan penyebab Gastritis
4. Menyebutkan kembali tentang Gastritis

I. LAMPIRAN MATERI
Materi tentang penyuluhan Gastritis

LAMPIRAN MATERI
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan
salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar,
gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat
disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau
oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)
2. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi
gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan
keduanya tidak saling berhubungan.
a. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif atau gangguan yang terjadi secara tiba-tiba.
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif
apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa
muskularis (<6bulan).
b. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun (>6 bulan) (Soeparman, 1999,
hal : 101).Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau
oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal :
188).
Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan
tipe B:
1) Dikatakan gastritis kronik tipe A (korpus) jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi
dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan
pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia
pernisiosa berkembang pada proses ini.
2) Gastritis kronik tipe B (antrum) lebih lazim. Tipe ini dikaitkan
dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus
pada dinding lambung.
3. Faktor Resiko
a. Pola Makan Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya
gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan
tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan,
sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
Frekuensi Makan
1) Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik
kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah
dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut
sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya
lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun
menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani, 2011).
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah
terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi
dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung
akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul
rasa nyeri (Ester, 2001). Secara alami lambung akan terus
memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang
kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa
dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga
tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam
lambung terstimulasi.
Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam
lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih
sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta
menimbulkan rasa nyeri di seitar epigastrium (Baliwati, 2004).
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung
sulit untuk beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama,
produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat
mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut
menjadi tukak peptik. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa
perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke kerongkongan
yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul, 2005).
Produksi asam lambung diantaranya dipengaruhi oleh
pengaturan sefalik, yaitu pengaturan oleh otak. Adanya
makanan dalam mulut secara refleks akan merangsang
sekresi asam lambung. Pada manusia, melihat dan
memikirkan makanan dapat merangsang sekresi asam
lambung (Ganong 2001).
b. Jenis Makanan.
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau
dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit
susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi
makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat
menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan
pedas (Okviani, 2011). Mengkonsumsi makanan pedas secara
berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama
lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan
rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan
muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin berkurang
nafsu makannya.
Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari
satu kali dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-
menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut
dengan gastritis (Okviani, 2011). Gastritis dapat disebabkan pula
dari hasil makanan yang tidak cocok. Makanan tertentu yang
dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah yang masih
mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang banyak
mengandung krim atau mentega. Bukan berarti makanan ini tidak
dapat dicerna, melainkan karena lambung membutuhkan waktu
yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat
meneruskannya kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi
lambung dan asam lambung tinggal di dalam lambung untuk
waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam duodenum dan
asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu hati dan
dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).
c. Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun
takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap
orang harus makan makanan dalam jumlah benar sebagai bahan
bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan
berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan
menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, Makanan dalam
porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada
akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi
seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka pada
lambung (Baliwati, 2004).
d. Kopi
Menurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang
terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia; termasuk
lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut
dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang
lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga
menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi
lambung. Ada dua unsur yang bisa mempengaruhi kesehatan
perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic.
Studi yang diterbitkan dalam Gastroenterology menemukan
bahwa berbagai faktor seperti keasaman, kafein atau kandungan
mineral lain dalam kopi bisa memicu tingginya asam lambung.
Sehingga tidak ada komponen tunggal yang harus bertanggung
jawab (Anonim, 2011). Kafein dapat menimbulkan perangsangan
terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta
sistem pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran
setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita
terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah
atau mengantuk. Kafein dapat menyebabkan stimulasi sistem
saraf pusat sehingga dapat meningkatkan aktivitas lambung dan
sekresi hormon gastrin pada lambung dan pepsin. Hormon gastrin
yang dikeluarkan oleh lambung mempunyai efek sekresi getah
lambung yang sangat asam dari bagian fundus lambung. Sekresi
asam yang meningkat dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi
pada mukosa lambung (Okviani, 2011). Jadi, gangguan
pencernaan yang rentan dimiliki oleh orang yang sering minum
kopi adalah gastritis (peradangan pada lapisan lambung).
Beberapa orang yang memilliki gangguan pencernaan dan
ketidaknyamanan di perut atau lambung biasanya disaranakan
untuk menghindari atau membatasi minum kopi agar kondisinya
tidak bertambah parah (Warianto, 2011).
e. Teh
Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku “The
Miracle of Enzyme” menemukan bahwa orang-orang Jepang yang
meminum teh kaya antioksidan lebih dari dua gelas secara teratur,
sering menderita penyakit yang disebut gastritis. Sebagai contoh
Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat
membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis polifenol
yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang
merusak. Namun, jika beberapa antioksidan bersatu akan
membentuk suatu zat yang disebut tannin. Tannin inilah yang
menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-tumbuhan memiliki
rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008). Tannin
merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki afinitas tinggi
terhadap protein pada mukosa dan sel epitel mukosa (selaput
lendir yang melapisi lambung). Akibatnya terjadi proses dimana
membran mukosa akan mengikat lebih kuat dan menjadi kurang
permeabel. Proses tersebut menyebabkan peningkatan proteksi
mukosa terhadap mikroorganisme dan zat kimia iritan. Dosis tinggi
tannin menyebabkan efek tersebut berlebih sehingga dapat
mengakibatkan iritasi pada membran mukosa usus (Shinya,
2008). Selain itu apabila Tannin terkena air panas atau udara
dapat dengan mudah berubah menjadi asam tanat. Asam tanat ini
juga berfungsi membekukan protein mukosa lambung. Asam tanat
akan mengiritasi mukosa lambung perlahan-lahan sehingga sel-
sel mukosa lambung menjadi atrofi. Hal inilah yang menyebabkan
orang tersebut menderita berbagai masalah lambung, seperti
gastritis atrofi, ulcus peptic, hingga mengarah pada keganasan
lambung
f. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau
cacah. Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia
berbahaya yang berperan seperti racun. Dalam asap rokok yang
disulut, terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya seperti gas
karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia, benzene, methanol,
perylene, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, bensaldehid, arsen,
benzopyrene, urethane, coumarine, ortocresol, nitrosamin, nikotin,
tar, dan lain-lain. Selain nikotin, peningkatan paparan hidrokarbon,
oksigen radikal, dan substansi racun lainnya turut bertanggung
jawab pada berbagai dampak rokok terhadap kesehatan
(Budiyanto, 2010).
Efek rokok pada saluran gastrointdstinal antara lain melemahkan
katup esofagus dan pilorus, meningkatkan refluks, mengubah
kondisi alami dalam lambung, menghambat sekresi bikarbonat
pankreas, mempercepat pengosongan cairan lambung, dan
menurunkan pH duodenum. Sekresi asam lambung meningkat
sebagai respon atas sekresi gastrin atau asetilkolin. Selain itu,
rokok juga mempengaruhi kemampuan cimetidine (obat
penghambat asam lambung) dan obat-obatan lainnya dalam
menurunkan asam lambung pada malam hari, dimana hal tersebut
memegang peranan penting dalam proses timbulnya peradangan
pada mukosa lambung.
Rokok dapat mengganggu faktor defensif lambung
(menurunkan sekresi bikarbonat dan aliran darah di mukosa),
memperburuk peradangan, dan berkaitan erat dengan komplikasi
tambahan karena infeksi H. pylori. Merokok juga dapat
menghambat penyembuhan spontan dan meningkatkan risiko
kekambuhan tukak peptik (Beyer, 2004). Kebiasaan merokok
menambah sekresi asam lambung, yang mengakibatkan bagi
perokok menderita penyakit lambung (gastritis) sampai tukak
lambung. Penyembuhan berbagai penyakit di saluran cerna juga
lebih sulit selama orang tersebut tidak berhenti merokok
(Departemen Kesehatan RI, 2001).
g. Obat-Obatan.
Obat-obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis
erosif adalah aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi non
steroid (AINS) (Suyono, 2001). Asam asetil salisilat lebih dikenal
sebagai asetosal atau aspirin. Asam asetil salisilat merupakan
obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) turunan asam karboksilat
derivat asam salisilat yang dapat dipakai secara sistemik. Obat
AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia
heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan
penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari
asam arakhidonat. Siklooksigenase merupakan enzim yang
penting untuk pembentukkan prostaglandin dari asam
arakhidonat. Prostaglandin mukosa merupakan salah satu faktor
defensive mukosa lambung yang amat penting, selain
menghambat produksi prostaglandin mukosa, aspirin dan obat
antiinflamasi nonsteriod tertentu dapat merusak mukosa secara
topikal, kerusakan topikal terjadi karena kandungan asam dalam
obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel
epitel mukosa.
Pemberian aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung,
sehingga kemampuan faktor defensif terganggu. Jika pemakaian
obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan
secara terus menerus atau berlebihan dapat mengakibatkan
gastritis dan ulkus peptikum. Pemakaian setiap hari selama
minimal 3 bulan dapat menyebabkan gastritis
h. Stress
Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh
terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan,
membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang.
Definisi lain menyebutkan bahwa stress merupakan
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik,
emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat
mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut
1) Stress Psikis Produksi asam lambung akan meningkat pada
keadaan stress, misalnya pada beban kerja berat, panik dan
tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat
mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-
kelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi
sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah
mengendalikannya secara efektif dengan cara diet sesuai
dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur
dan relaksasi yang cukup
2) Stress Fisik Stress fisik akibat pembedahan besar, luka
trauma, luka bakar, refluks empedu atau infeksi berat dapat
menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan pada
lambung. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan
radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis
dan ulkus peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi,
kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis
besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi
permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Anonim, 2010).
3) Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan gastritis. Bile
(empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-
lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika
dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil
dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot
sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan
mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika
katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan
masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan
dan gastritis.
i. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup,
terutama dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida.
Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran
sel memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan
menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu alkohol
dianggap toksik atau racun. Alkohol yang terdapat dalam minuman
seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya terdapat dalam
bentuk etil alkohol atau etanol (Almatsier, 2002).
Organ tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol
adalah lambung dan hati, oleh karena itu efek dari kebiasaan
mengkonsumsi alkohol dalam jangka panjang tidak hanya berupa
kerusakan hati atau sirosis, tetapi juga kerusakan lambung. Dalam
jumlah sedikit, alkohol merangsang produksi asam lambung
berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual, sedangkan dalam
jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung dan
duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa
lambung, memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu
penyembuhan tukak peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya
kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena
ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta
fisiologi mukosa gastrointestinal (Beyer 2004).
j. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu
bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang
kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian besar populasi di dunia
terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup di bagian
dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri
tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut
terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi Helicobacter
pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan
seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi Helicobacter
pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya
ulkus peptikum dan penyebab tersering terjadinya gastritis .
k. Usia.
Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
gastritis dibandingkan dengan usia muda. Hal ini menunjukkan
bahwa seiring dengan bertambahnya usia mukosa gaster
cenderung menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi
Helicobacter Pylory atau gangguan autoimun daripada orang yang
lebih muda.
Sebaliknya, jika mengenai usia muda biasanya lebih
berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat. Kejadian
gastritis kronik, terutama gastritis kronik antrum meningkat sesuai
dengan peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya
pada dekade ke-6 hampir 80% menderita gastritis kronik dan
menjadi 100% pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain
mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh
terhadap patogenesis Gastritis adalah refluks kronik cairan
penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Suyono, 2001).

4. Patofisiologi
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena
keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Factor-
faktor yang amat penting adalah ischemia pada mukosa gaster di
samping factor popsin, refluks empedu dan cairan pakreas.  Aspirin
dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui
beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas
siklooksigenese mukosa. Siklooksigenese merupakan enzimyang
penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.
Prostaglandin mukosa merupakan salah satu factor defensive mukosa
lambung yang amat penting. Selain menghambat prostaglandin
mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid tertentu dapat
merusak mukosa secara topical. (Soeparman, 2001, hal 128.
5. Manifestasi Klinis
Menurut Baughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Manifestasi klinis
pada pasien dengan gastritis adalah sebagai berikut :
a. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.
b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan,
mual, dan anorexsia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu
makan mungkin akan hilang selama 1 sampai 3 hari.
6. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan    
absorbsi vitamin. (Mansjoer, 1999, hal : 493).
7. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejal menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. (Suzane &
Smelzhert, 2001, hal 1062). Penatalaksanaan gastritis secara umum
adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung
dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara
spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Gastritis Akut :
1) Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
3) Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa
dengan hemoragie yang terjadi pada saluran gastrointestinal
bagian atas.
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali,
encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum,
misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2,
inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk
sitoprotektor).
5) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari
buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
6) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena
bahaya perforasi.
b. Gastritis Kronis :
1) Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
2) H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin
atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)
8. Pencegahan
Pencegahan gastritis bervariasi bergantung pada penyebab
penyakit yang dicurigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat
diberikan antibiotic untuk membatasi H.pylori. namun demikian, lesi
tidak selalu muncul dengan gastritis kronik. Alkohol dan obat yang
diketahui mengiritasi lambung harus dihindari.Walaupun infeksi H.
pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat
mengurangi resiko terkena gastritis :
a. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak.
Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang
tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada
waktunya dan lakukan dengan santai.
b. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat
mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
c. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung
lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan
borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga
menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab
utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti
merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat.
Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat
membantu untuk berhenti merokok.
d. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan
kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi
aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
e. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung
dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat
memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan
produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan
pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat
dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif
dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga
teratur dan relaksasi yang cukup.
f. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari
penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang
sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri
yang mengandung acetaminophen.
g. Ikuti rekomendasi dokter.
h. Obat tradisional
Tanaman kunyit mengandung senyawa kurkominoid. Dimana
senyawa ini terdiri dari kurkumin, desmotoksikumin, dan juga
bisdesmitoksikurkumin. Selain senyawa kurkuminoid, kunyit juga
mengandung zat bermanfaat lainya yaitu minyak atsiri, lemak,
karbohidrat, protein, vitamin C, kalsium, fosfor dan juga zat besi.
Cara Pengolahan Kunyit Untuk Pengobatan Sakit Maag Untuk
anda yang ingin membuat ramuan kunyit untuk penyakit maag
anda, berikut adalah langkah-langkahnya:
1) Ambil sekitar 2 hingga 3 rimpang kunyit.
2) Bersihkan hingga benar-benar bersih, lalu anda kupas kulit
arinya.
3) Parut kunyit yang telah dikupas tersebut.
4) Peras kunyit tersebut hingga mengeluarkan air.
5) Kemudian anda tinggal minum air yang dihasilkan dari
perasaan kunyit tersebut secara rutin pagi dan sore hari
sampai sakit maag anda reda.

DAFTAR PUSTAKA
Efendy Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Edisi 2). Jakarta : EGC

Setiawan S. Dan Dermawan C. A. (2008). Penuntun Praktik Asuhan


Keperawatan Keluarga . ( Edisi 2). Jakarta : TIM

Suprajipno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Baughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Keperawatan medical bedah,


alih bahasa : yasmin asih. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI,


Jakarta.Menurut ANA (1995)

Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.

Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.


TANDA DAN GEJALA

Nyeri ulu hati


Mual, muntah
Sering sendawa
(GASTRITIS) suhu badan naik,keringat dingin
luka pada lambung
Nafsu makan menurun
Perut terasa kembung

Pola makan tidak teratur.


Sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong, rujak, dll)
Suka makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos, dll)
Suka makan makanan yang banyak mengandung gas (kubis/kol, sawi,
Suka minum kopi
Stress
Suka minuman beralkohol
Oleh : Kebiasaan merokok
Nurindah Dwi Jayanti Kuman helicobacter pylory
214119033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
SEKOLAH
“Yayasan Pharmasi” SEMARANG TINGGI
2019ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2020
APA ITU SAKIT MAAG ?
Gastritis yang biasanya orang awam
mengatakannya maag

adalah yang peradangan


lambung terjadidi
akibat
meningkatnya sekresi asam lambung
mengakibatkan iritasi / perlukaan pada
lambung

MACAM MACAM GASTRITIS

Gastritis Akut
Merupakan gangguan yang terjadi secara tiba-tiba.
Gastritis Kronis
suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan dan terjadi secara
menahun.
BAHAYA JIKA MAAG TIDAK DITANGANI / KOMPLIKASI CARA MEMBUAT OBAT TRADISIONAL UNTUK MENGATA

Perdarahan saluran cerna


luka pada dinding lambung
Alat dan Bahan yang dibutuhkan :
Kebocoran pada dinding lambung
Kunyit
Gangguan penyerapan makanan Parutan
Kanker lambung Gelas dan saringan
Madu
Air Secukup Nya

CARA MENCEGAH SAKIT MAAG Cara pemakaian


1. Makan Parut kunyit secukup nya
teratur setiap 2-4 jam Campurkan dengan air
Peras lalu masukan kedalam gelas
Beri madu minum 2x sehari

Makanan yang tidak dianjurkan:

Mengurangi makan makanan yang merangsang lambung seperti makanan


1. Makanan meRUSak dinding lambUNg: nasi keras, ketan, jagUNg, UBi talas
pedas, asam, dan bergas.
Menyediakan makanan ringan
Tidak merokok
cUKA dan pedas, merica.
Tidak mengkonsumsi alcohol
2. SUMber Protein daging yang
berlemak,ikan asin, ikan pindang.
BUAh-bUAhan tertentU (nangka, pisang ambon, dURIAn)
MinUMan soda dan alkohol: soft drink, tape, anggUR pUtih d
CARA MERAWAT PENDERITA MAAG DI

Makan teratur dan tepat waktu


Minumair hangat manis sebelum makan jika terasa mual
Makan makanan yang agak lunak
Makan dengan porsi sedikit namun sering
Berikan kompres air hangat di daerah
ulu hati (botol air dilapisi handuk

6. Minum susu untuk

menetralkan asam lambung

MAKANAN YANG DIANJURKAN

Sumber hidrat
o bubur, kentang rebus, biscuit dan tepung-tepungan yang dibuat bubur atau pudding.
Sayur
o tidak menimbulkan gas: labu kuning, labu siam, wortel, brokoli
Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol : pisang, pepaya, tomat

Anda mungkin juga menyukai