Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GASTRITIS

Oleh :
Mahasiswa Alih Jenjang
S1 Terapan Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
GASTRITIS

Topik : Gastritis
Waktu : Minggu, 10 Maret 2019 (16.00 s/d 17.00 WIB)
Tempat : Rumah anggota PKK RT 01 RW V Srondol Kulon
Sasaran : Anggota PKK RT 01
Promotor : Novema Ashar Nurahman (Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang)
Arina Ma’rufa (Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang)
Nadia Eka Indrianing (Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang)

A. Latar Belakang
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan
orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk
menampung makanan secara sementara, yang mana dalam lambung makanan tersebut
akan di proses untuk bisa di ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar
kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh
akan zat-zat tertentu.
Lambung setiap harinya bekerja untuk memproses makanan yang kita makan, dan
seperti organ tubuh lainnya lambung juga bisa rusak akibat asam lambung yang
dihasilkan secara berlebihan, terinfeksi bakteri/ virus yang ada dalam makanan,
penguanaan obat dalam jangka lama, dll. Dan jika hal tersebut dibiarkan, bisa terjadi
kerusakan yang serius/ komplikasi yang dapat mengancam jiwa jika tidak mendapatkan
penanganan yang tepat.
Tetapi kebanyakan orang tidak terlalu memperdulikan hal tersebut dan kadang
mereka mengganggap hal yang wajar. Padahal lambung yang terasa sakit merupakan
suatu tanda bahwa orang terseut agar segera memperiksakannya, seperti halnya ketika
kita belum makanm pada waktunya atau terlambat untuk makan maka perut(lambung)
disini akan memberi tanda lapar agar orang tersebut segera makan dan tidak membiarkan
perut dalam keadaan kosong, karena bisa menyebabkan gastritis.
Gastritis atau kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan maag ini merupakan
salah satu kejadian yang sering dialamin oleh kebanyakan orang. Kebanyakan mereka
menganggap hal biasa yang timbul karena lapar, padahal jika di biarkan bisa
menyebabkan gastritis yang akhirnya dapat merusak lambung.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, warga dapat mengetahui dan memahami
tentang penyakit gastritis dan penatalaksanaannya.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, warga mampu :
1. Dapat menjelaskan pengertian gastritis
2. Dapat menyebutkan klasifikasi gastritis
3. Dapat menyebutkan penyebab gastritis
4. Dapat menyebutkan tanda dan gejala gastritis
5. Dapat menyebutkan komplikasi gastritis
6. Dapat menyebutkan pencegahan gastritis
7. Dapat menjelaskan diet pada gastritis

D. Materi
Terlampir

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

F. Media
Leaflet

G. Aktivitas kegiatan
KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN PEMATERI WAKTU
AUDIENCE
1 Pembukaan 1. Memberi salam Menjawab salam 2 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
2 Inti Menjelaskan mengenai materi 1. Mendengarkan 10 menit
penyuluhan yang terdiri dari : dan
a. Pengertian dari gastritis memperhatikan
b. Klasifikasi gastritis
c. Penyebab gastritis
d. Tanda dan gejala
gastritis
e. Komplikasi gastritis 2. Mengajukan
f. Pencegahan gastritis pertanyaan
g. Diet pada gastritis
h. Memberikan 3. Mendengarkan
kesempatan kepada dan
masyarakat untuk memperhatikan
bertanya.
i. Menjawab pertanyaan
yang diajukan
masyarakat.

3 Penutup 1. Evaluasi secara lisan 1. Menjawab 5 menit


pertanyaan
2. Menyimpulkan 2. Mendengarkan
3. Memberi salam penutup 3. Menjawab salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi lisan
a. Apa pengertian gastritis ?
b. Apa saja penyebab gastritis ?
c. Bagaimana tanda dan gejala gastritis ?
d. Bagaimana pencegahan gastritis ?
2. Evaluasi struktur
a. Warga berkumpul di Rumah anggota PKK RT 01 RW V Srondol Kulon yang
sudah disesuaikan saat kontrak.
b. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di Rumah anggota PKK RT 01 RW V
Srondol Kulon
c. Sarana dan prasarana memadai.
3. Evaluasi proses
a. Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri.
b. Moderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
c. Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme
penyuluhan.
d. Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.
e. Penyaji menggali informasi yang telah diketahui masyarkat tentang gastritis
f. Penyaji menjelaskan tentang hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
gastritis
g. Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan kesehatan.
h. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai selesai.
i. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.
4. Evaluasi hasil
a. Peserta memahami tentang gastritis
b. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan kesehatan sesuai yang
diharapkan
c. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai.

I. Daftar Pustaka

Arief, Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.


Bare, Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Hirlan. 2009. Gastritis Dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing.
Irianto, Kus. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama Widya.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
Price dan Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol. 2. Jakarta :
EGC.
Lampiran Materi

GASTRITIS
A. Pengertian
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa
dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi
dan infeksi. Gastritis adalah proses peradangan pada lapisan lambung sebagai mekanisme
menjaga lapisan lambung apabila terjadi penumpukan bakteri atau bahan iritasi lain,
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa
yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan
mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang
terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2005).
Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai
respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi
ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.

B. Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
2. Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu
gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis hipertrofik.
a. Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta perdarahan
dan erosi mukosa.
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.
Pada perkembangannya dihubingkan dengan ulkus dan kanker lambung,
serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan
jumlah sel parietal dal sel chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada
mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.

C. Etiologi
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi
(mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan
secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6. Usia lanjut
7. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus lambung.
8. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa
lambung. Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-
obatan tertentu dengan dosis tinggi
9. Waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau sering makan
berlebihan
10. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting
alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa
lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
11. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
12. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.
D. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:
a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoreksia. disertai muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan
hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu
makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau
mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001).

Secara umum penyakit radang lambung mempunyai beberapa gejala yaitu :


1. Mual dan sering muntah
2. Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati).
3. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat
dingin.
4. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
5. Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut
6. Kepala terasa pusing. Dan pada radang lambung dapat terjadi pendarahan
7. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih
baik atau lebih buruk ketika makan. Sedangkan yang kronis biasanya tanpa gejala
kalaupun ada hanya sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera makan

E. Komplikasi
Menurut Mansjoer (2001), komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis
akut dan gastritis kronik.
1. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir syok hemoragik.
2. Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, luka
pada dinding lambung, perforasi, anemia, dinding lambung bocor, infeki lambung.

F. Pencegahan Gastritis
Adapun upaya-upaya untuk mencegah terjadinya gastritis yaitu :
1. Makan tepat pada waktunya
2. Makan sering dengan porsi kecil
3. Olahraga secara teratur dan rutin
4. Kelola stress dengan baik
5. Hindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

G. Diet pada Gastritis


Makanan yang disajikan perlu diatur pada penderita gastritis, terutama mengingat
bahwa penyakit ini berhunbungan dengan alat pencernaan. Berikut hal-hal yang perlu
dilakukan dalam pengaturan makananan menurut Irianto (2007):
1. Keadaan akut, lambung diistirahatkan tanpa makanan selama 24-48 jam, hanya
diberi minuman agak dingin. Hindarkan minuman dingin atau minuman panas.
2. Berikan makanan secara bertahap, misalnya bubur saring, dan berangsur-angsur
makanan lunak, makan biasa.
3. Berikan makanan yang mudah dicerna, misalnya bubur beras, kentang pure, roti
bakar, tepung yang dibuat pudding, sementara untuk lauk pauk, misalnya daging
ayam, telur, ikan tanpa duri yang direbus atau dipanggang.
4. Makan makanan yang mengandung flavonoid, seperti apel, seledri, bawang, dan
the dapat menghambat pertumbuhan bakteri lambung
5. Makan makanan yang kaya akan antioksidan seperti sayur dan buah
6. Perbanyak minum air putih
7. Makanan atau minuman yang tidak boleh diberikan meliputi:
a. Sayuran dan buah-buahan berserat dan mengandung gas, seperti sawi, kol,
nangka, daun singkong.
b. Bumbu-bumbu makanan yang merangsang, seperti cabe, lada dan cuka.
c. Minuman beralkohol, kopi.
d. Makanan yang dimasak dengan santan kental atau digoreng.
e. Porsi makanan diberikan sedikit, tetapi frekuensinya sering.

Anda mungkin juga menyukai