P1337420919130
Efusi Pleura adalah kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan secara
abnormal menumpuk di rongga pleura. Efusi pleura merupakan cairan abnormal yang terjadi
di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi berlebih dari permukaan
pleura. Efusi pleura dapat dibedakan menjadi eksudat dan transudate didasarkan dari
penyebabnya. Rongga pleura sendiri dibatasi dengan pleura parietal dan pleura visceral.
Fisioterapi berperan penting dalam mengurangi pernapasan. Diagnosa yang dapat diterapkan
yaitu ketidakefektifan pola nafas dan gangguan rasa aman dan nyaman.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura merupakan keadaan yang umum dijumpai pada kasus penyakit paru dan
seringkali sulit untuk didiagnosa dan ditangani. (Lee YCG, 2013) Efusi pleura
merupakan suatu keadaan umum yang terjadi pada lebih dari 3000 per satu juta orang
setiap tahun. (Havelock T et al, 2010) Terdapat kitar 1,5 juta orang di Amerika Serikat
menderita efusi pleura setiap tahunnya. (Mayse M.L, 2008) Penatalaksanaan yang utama
pada kasus efusi pleura adalah dengan mengurangi gejala yang ditimbulkan dengan jalan
mengevakuasi cairan dari dalam rongga pleura kemudian mengatasi penyakit yang
B. WOC
Terlampir
BAB II
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 14 November 2019 Ruang : IGD RS Ken Saras
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Semarang
Pekerjaan: : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 14 November 2019, 21.05 WIB
Diagnosa Medis : Efusi Pleura
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Alamat : Semarang
Pekerjaan :-
Hubungan dengan klien : Suami
3. Triage
Keluhan Utama : Sesak nafas, nyeri dada
P: nyeri dada karena adanya cairan
Q: tertusuk tusuk
R: dada sebelah kanan
S: skala 3
T: hilang timbul
4. Primary Survey
a. Airway : jalan nafas paten, suara nafas bersih
b. Breathing :
I : pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, RR 28x/menit,
tidak menggunakan otot tambahan, dispnea
P: tactil fremitus teraba tidak sama antara kanan dan kiri
P: pekak pada thorakal IV dextra
A: tidak ada napas suara napas tambahan, suara nafas vesikuler
c. Circulation : TD : 130/90 mmHg, Nadi 130x/menit, Suhu 35,6ºC, capilary
refill (CRT) normal < 2 detik, akral hangat, nadi teraba kuat, warna kulit normal.
d. Disability : kesadaran pasien compomentis, nilai GCS E4 V5 M6 total
GCS:15, pupil isokor 4/4, reaksi pupil terhadap cahaya positif.
e. Exposure : suhu pasien 35,6oC, tidak ada deformitas, tidak ada contusio,
tidak edema, tidak ada jejas ataupun lesi.
f. Folley Cateter : tidak terpasang kateter
g. Gastric Tube : tidak terpasang NGT
h. Heart Monitor : tidak ada gangguan/ riwayat penyakit jantung pada pasien
5. Secondary Survey
1. Anamnesis:
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
2) Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah dilakukan pungsi pada paru sebelah kiri, pasien
mempunyai riwayat ca mamae.
3) Riwayat Keperawatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit keturunan seperti : DM,
Jantung, dan Hipertensi. Serta penyakit yang menular seperti TBC dan
hepatitis B.
2. SAMPLE
a. Sign and Symptom
Pasien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada
P: nyeri dada karena adanya cairan
Q: tertusuk tusuk
R: dada sebelah kanan
S: skala 3
T: hilang timbul
b. Alergy
Keluarga pasien mengatakan Ny. P tidak memiliki riwayat alergi apapun.
c. Medication
Keluarga pasien mengatakan Ny. P memiliki riwayat minum obat.
d. Past Illnes
Keluarga klien mengatakan, Ny. P pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
e. Last Meal
Keluarga klien mengatakan terakhir kali makan pada siang hari tanggal 14
November 2019 pukul 11.30 WIB
f. Event
Pasien mengatakan 2 hari yang lalu klien mulai sesak nafas. Pasien sudah
kemoterapi ca mamae sampai selesai. Pada bulan sebelumnya klien masuk ke
RS kensaras karena terdapat cairan pada parunya sebelah kiri. Pasien juga
mengatakan dada kananya sakit disertai keringat dingin. Pasien dibawa ke IGD
RS Ken Saras, klien diberikan O2 NRM liter per menit, dilakukan pemeriksaan
EKG, kemudian klien dipasang infus RL 20 tpm, serta diberikan terapi injeksi
furosemid 2x10mg dan ozid 1x10mg.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
- Wajah : sianosis (-), ukuran pupil kanan/kiri 4mm/4mm, ishokor, rangsang
cahaya pupil kanan/kiri +/+
- Hidung : bersih, cuping hidung (-)
- Telinga : simetris, bersih, serumen (-)
- Leher : JVP (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
b. Paru - Paru :
I : pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, RR
28x/menit, tidak menggunakan otot tambahan
P: tactil fremitus teraba tidak sama antara kanan dan kiri
P: pekak pada thorakal IV dextra
A: tidak ada napas suara napas tambahan, suara nafas vesikuler
c. Jantung
I: ictus cordis tampak pada ICS 5-6
P: ictus cordis tampak pada ICS 5-6
P: pekak
A: terdengar bunyi jantung S1 dan S2 reguler
d. Abdomen :
I : simetris antara kanan dan kiri, terlihat gerakan diafragma, tidak ada lesi
atau luka diperut, tidak ada acites
A : bising usus 10 x/menit
P : tympani
P : tidak ada pembesaran hati, tidak ada distensi
e. Genetalia : tidak terpasang DC, klien berjenis kelamin perempuan
f. Ekstremitas :
Atas : tidak terdapat memar dan luka baik tangan kanan maupun kiri
Bawah : tidak terdapat memar baik dikaki kanan ataupun kaki kiri
Kekuatan otot
5 5
5 5
7. Program Terapi
a. RL 20 tpm
b. O2 10 lpm
c. Furosemid 2x10mg
d. Ozid 1x10mg
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EKG 14 November 2019
Kesan :
Sinus takikardi
B. ANALISA DATA
Diagnosa
No Waktu Data Fokus Etiologi Problem
Keperawatan
1. Kamis, 14 DS : Penurunan Ketidakefektifan Ketidakefektifan
November Klien ekspansi pola nafas pola nafas
2019 mengatakan paru akibat berhubungan
21.10 WIB sesak nafas penumpukan dengan
DO : cairan di Penurunan
1. Klien rongga ekspansi paru
tampak pleura akibat
lemas penumpukan
2. Klien cairan di rongga
nampak pleura
sesak
3. Dispnea
4. Tidak ada
suara nafas
tambahan
5. TTV :
TD :
130/90
mmHg
RR : 28
x/menit
N : 130
x/menit
S : 35,6ºC
SPO2 :
89%
2 Kamis, 14 DS : Agen cedera Nyeri akut Nyeri akut
November Klien biologis berhubungan
2019 mengatakan dengan agen
21.20 WIB nyeri dada cedera biologis
P: nyeri dada
karena adanya
cairan
Q: tertusuk
tusuk
R: dada sebelah
kanan
S: skala 3
T: hilang
timbul
DO :
1. Klien
tampak
lemas
2. Diaforesis
3. Klien
nampak
memegangi
dada
kananya
4. Klien
terlihat
meringis
menahan
sakit
5. Klien
melakukan
teknik nafas
dalam
6. TTV :
TD : 130/90
mmHG
RR : 28
x/menit
N : 130
x/menit
S : 35,6ºC
SPO2 : 89%
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. CATATAN PERKEMBANGAN
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
semarang. Dibawa ke IG dengan keluhan sesak nafas dan nyeri daa sebelah kanan. Sesak
nafas yang dialami sudah 2 hari. Tana tanda vital klien yaitu T ; 130/90 mmHg, N :
130x/menit, S : 35,60C, SPO2 : 89%. Nyeri yang diderita klien di dada kanan, dengan
Efusi Pleura adalah kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan secara
abnormal menumpuk di rongga pleura. Efusi pleura merupakan cairan abnormal yang
terjadi di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi berlebih dari
permukaan pleura. Efusi pleura dapat dibedakan menjadi eksudat dan transudate
didasarkan dari penyebabnya. Rongga pleura sendiri dibatasi dengan pleura parietal dan
pleura visceral. Fisioterapi berperan penting dalam mengurangi pernapasan (Wijaya, F.R.
2018)
Batasan karakteristik untuk masalah nyeri akut, yaitu adanya perilaku ekspresif,
perilaku distrakasi, adanya ungkapan secara verbal atau isyarat dan bukti-bukti obyektif
lainnya (Nurarif Amin H & Kusuma H, 2015). Berdasarkan kasus yang dialami Ny. P
didapatkan masalah keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (internasional association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau
lambat yang intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi. Etiologi pada nyeri akut yaitu agen cedera fisik, yaitu agen penyakit yang
dapat menyebabkan cedera atau penyakit karena pengaruh dari dalam diri klien.
B. Analisa Intervensi
pasien atau klien. Intervensi keperawatan mencakup baik perawatan langsung dan tidak
langsung yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, serta orang- orang
dirujuk oleh perawat, dirujuk oleh dokter maupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya
proses ventilasi, mengajarkan teknik napas dalam, memberikan klien oksigen jika
diperlukan, Memonitor status respirasi dan oksigenasi klien, mempalpasi untuk ekspansi
Tujuan tindakan keperawatan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
diharapkan nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil: pasien mengatakan nyeri
berkurang, skala nyeri menjadi 1, pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang,
pasien mampu mengontrol nyeri. Intervensi yang dibuat penulis adalah perencanaan
yang pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri untuk evaluasi tindakan yang telah
dilakukan untuk mengetahui nyeri yang dirasakan klien, perencanaan kedua yaitu
berikan kesempatan istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman untuk
memberikan posisi yang tepat bagi klien agar nyeri tidak bertambah, perencanaan ketiga
yaitu monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui keadaan umum klien selama
perawatan, perencanaan keempat yaitu ajarkan teknik distraksi atau pengalihan untuk
mengontrol nyeri klien. Distraksi atau pengalihan merupakan tindakan untuk pengalihan
rasa nyeri dengan hal – hal yang menarik atau menyenangkan. Pengalihan rasa nyeri
secara sadar dilakukan oleh korteks serebri, sedangkan pernapasan yang spontan atau
automatik dilakukan oleh medulla oblongata (Martini, 2006 dalam Tarwoto, 2012).
Napas dalam lambat juga dapat menstimulasi respons saraf otonom, yaitu dengan
(Tarwoto, 2012). Perencanaan kelima kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efusi Pleura adalah kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan secara
abnormal menumpuk di rongga pleura. Efusi pleura merupakan cairan abnormal yang
terjadi di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi berlebih dari
permukaan pleura. Efusi pleura dapat dibedakan menjadi eksudat dan transudate
didasarkan dari penyebabnya. Rongga pleura sendiri dibatasi dengan pleura parietal dan
adanya cairan dalam paru, sehingga pola nafas klien mengalami penurunan dalam
inspirasi dan dibutuhkan tunjangan dalam oksigen. Nyeri akut adalah pengalaman
sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan. Intervensi yang dapat
dilakukan berupa mengkaji karakteristik nyeri untuk evaluasi tindakan yang telah
dilakukan untuk mengetahui nyeri yang dirasakan klien, perencanaan kedua yaitu
berikan kesempatan istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman untuk
memberikan posisi yang tepat bagi klien agar nyeri tidak bertambah, perencanaan ketiga
yaitu monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui keadaan umum klien selama
perawatan, perencanaan keempat yaitu ajarkan teknik distraksi atau pengalihan untuk
Pada saat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Efusi Pleura
keluarga dapat merawat pasien saat pasien sudah pulang seperti menasehati pasien
untuk mengkonsumsi makanan sesuai diit, rutin meminum obat sesuai jadwal dan
2. Bagi Pasien
Diharapkan sebagai pedoman untuk mengetahui lebih lanjut penyakit yang dialami.
3. Bagi Penulis
dan keterampilan berkaitan dengan pasien Efusi Pleura dan menambah wawasan
lanjutan .
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Indonesian edition.
Indonesia: Mocomedia.
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
Tarwoto. 2012. Pengaruh Latihan Distraksi Terhadap Intensitas Nyei Kepala Akut Pada
Wijaya, F.R. 2018. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Efusi Pleura Dengan Modalitas Infra
Red Dan Chest Therapy Di Rs Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Jurnal Kesehatan,