Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA


NY. P DENGAN EFUSI PLEURA
DI RUANG IGD RS KEN SARAS KABUPATEN SEMARANG

NADIA EKA INDRIANING

P1337420919130

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
ABSTRAK

Efusi Pleura adalah kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan secara

abnormal menumpuk di rongga pleura. Efusi pleura merupakan cairan abnormal yang terjadi

di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi berlebih dari permukaan

pleura. Efusi pleura dapat dibedakan menjadi eksudat dan transudate didasarkan dari

penyebabnya. Rongga pleura sendiri dibatasi dengan pleura parietal dan pleura visceral.

Fisioterapi berperan penting dalam mengurangi pernapasan. Diagnosa yang dapat diterapkan

yaitu ketidakefektifan pola nafas dan gangguan rasa aman dan nyaman.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Efusi pleura merupakan keadaan yang umum dijumpai pada kasus penyakit paru dan

seringkali sulit untuk didiagnosa dan ditangani. (Lee YCG, 2013) Efusi pleura

merupakan suatu keadaan umum yang terjadi pada lebih dari 3000 per satu juta orang

setiap tahun. (Havelock T et al, 2010) Terdapat kitar 1,5 juta orang di Amerika Serikat

menderita efusi pleura setiap tahunnya. (Mayse M.L, 2008) Penatalaksanaan yang utama

pada kasus efusi pleura adalah dengan mengurangi gejala yang ditimbulkan dengan jalan

mengevakuasi cairan dari dalam rongga pleura kemudian mengatasi penyakit yang

mendasarinya. (Yu H, 2011).

B. WOC

Terlampir
BAB II

LAPORAN KASUS

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA NY.P

DENGAN EFUSI PLEURA DI RUANG IGD

RS KEN SARAS KABUPATEN SEMARANG

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 14 November 2019 Ruang : IGD RS Ken Saras
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Semarang
Pekerjaan: : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 14 November 2019, 21.05 WIB
Diagnosa Medis : Efusi Pleura
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Alamat : Semarang
Pekerjaan :-
Hubungan dengan klien : Suami
3. Triage
Keluhan Utama : Sesak nafas, nyeri dada
P: nyeri dada karena adanya cairan
Q: tertusuk tusuk
R: dada sebelah kanan
S: skala 3
T: hilang timbul
4. Primary Survey
a. Airway : jalan nafas paten, suara nafas bersih
b. Breathing :
I : pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, RR 28x/menit,
tidak menggunakan otot tambahan, dispnea
P: tactil fremitus teraba tidak sama antara kanan dan kiri
P: pekak pada thorakal IV dextra
A: tidak ada napas suara napas tambahan, suara nafas vesikuler
c. Circulation : TD : 130/90 mmHg, Nadi 130x/menit, Suhu 35,6ºC, capilary
refill (CRT) normal < 2 detik, akral hangat, nadi teraba kuat, warna kulit normal.
d. Disability : kesadaran pasien compomentis, nilai GCS E4 V5 M6 total
GCS:15, pupil isokor 4/4, reaksi pupil terhadap cahaya positif.
e. Exposure : suhu pasien 35,6oC, tidak ada deformitas, tidak ada contusio,
tidak edema, tidak ada jejas ataupun lesi.
f. Folley Cateter : tidak terpasang kateter
g. Gastric Tube : tidak terpasang NGT
h. Heart Monitor : tidak ada gangguan/ riwayat penyakit jantung pada pasien
5. Secondary Survey
1. Anamnesis:
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
2) Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah dilakukan pungsi pada paru sebelah kiri, pasien
mempunyai riwayat ca mamae.
3) Riwayat Keperawatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit keturunan seperti : DM,
Jantung, dan Hipertensi. Serta penyakit yang menular seperti TBC dan
hepatitis B.

2. SAMPLE
a. Sign and Symptom
Pasien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada
P: nyeri dada karena adanya cairan
Q: tertusuk tusuk
R: dada sebelah kanan
S: skala 3
T: hilang timbul
b. Alergy
Keluarga pasien mengatakan Ny. P tidak memiliki riwayat alergi apapun.
c. Medication
Keluarga pasien mengatakan Ny. P memiliki riwayat minum obat.
d. Past Illnes
Keluarga klien mengatakan, Ny. P pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
e. Last Meal
Keluarga klien mengatakan terakhir kali makan pada siang hari tanggal 14
November 2019 pukul 11.30 WIB
f. Event
Pasien mengatakan 2 hari yang lalu klien mulai sesak nafas. Pasien sudah
kemoterapi ca mamae sampai selesai. Pada bulan sebelumnya klien masuk ke
RS kensaras karena terdapat cairan pada parunya sebelah kiri. Pasien juga
mengatakan dada kananya sakit disertai keringat dingin. Pasien dibawa ke IGD
RS Ken Saras, klien diberikan O2 NRM liter per menit, dilakukan pemeriksaan
EKG, kemudian klien dipasang infus RL 20 tpm, serta diberikan terapi injeksi
furosemid 2x10mg dan ozid 1x10mg.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
- Wajah : sianosis (-), ukuran pupil kanan/kiri 4mm/4mm, ishokor, rangsang
cahaya pupil kanan/kiri +/+
- Hidung : bersih, cuping hidung (-)
- Telinga : simetris, bersih, serumen (-)
- Leher : JVP (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
b. Paru - Paru :
 I : pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, RR
28x/menit, tidak menggunakan otot tambahan
 P: tactil fremitus teraba tidak sama antara kanan dan kiri
 P: pekak pada thorakal IV dextra
 A: tidak ada napas suara napas tambahan, suara nafas vesikuler
c. Jantung
 I: ictus cordis tampak pada ICS 5-6
 P: ictus cordis tampak pada ICS 5-6
 P: pekak
 A: terdengar bunyi jantung S1 dan S2 reguler
d. Abdomen :
 I : simetris antara kanan dan kiri, terlihat gerakan diafragma, tidak ada lesi
atau luka diperut, tidak ada acites
 A : bising usus 10 x/menit
 P : tympani
 P : tidak ada pembesaran hati, tidak ada distensi
e. Genetalia : tidak terpasang DC, klien berjenis kelamin perempuan
f. Ekstremitas :
 Atas : tidak terdapat memar dan luka baik tangan kanan maupun kiri
 Bawah : tidak terdapat memar baik dikaki kanan ataupun kaki kiri
 Kekuatan otot
5 5
5 5

7. Program Terapi
a. RL 20 tpm
b. O2 10 lpm
c. Furosemid 2x10mg
d. Ozid 1x10mg
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EKG 14 November 2019
Kesan :
Sinus takikardi
B. ANALISA DATA
Diagnosa
No Waktu Data Fokus Etiologi Problem
Keperawatan
1. Kamis, 14 DS : Penurunan Ketidakefektifan Ketidakefektifan
November Klien ekspansi pola nafas pola nafas
2019 mengatakan paru akibat berhubungan
21.10 WIB sesak nafas penumpukan dengan
DO : cairan di Penurunan
1. Klien rongga ekspansi paru
tampak pleura akibat
lemas penumpukan
2. Klien cairan di rongga
nampak pleura
sesak
3. Dispnea
4. Tidak ada
suara nafas
tambahan
5. TTV :
TD :
130/90
mmHg
RR : 28
x/menit
N : 130
x/menit
S : 35,6ºC
SPO2 :
89%
2 Kamis, 14 DS : Agen cedera Nyeri akut Nyeri akut
November Klien biologis berhubungan
2019 mengatakan dengan agen
21.20 WIB nyeri dada cedera biologis
P: nyeri dada
karena adanya
cairan
Q: tertusuk
tusuk
R: dada sebelah
kanan
S: skala 3
T: hilang
timbul
DO :
1. Klien
tampak
lemas
2. Diaforesis
3. Klien
nampak
memegangi
dada
kananya
4. Klien
terlihat
meringis
menahan
sakit
5. Klien
melakukan
teknik nafas
dalam
6. TTV :
TD : 130/90
mmHG
RR : 28
x/menit
N : 130
x/menit
S : 35,6ºC
SPO2 : 89%

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Hari/ NOC
NO NIC
Tanggal/ (Kriteria dan Tujuan TTD
DX (Intervensi Keperawatan)
Jam Hasil)
1. Kamis, 14 Setelah dilakukan NIC Label:
November tindakan 1x3 jam Airway management
2019 keperawatan selama 1. Posisikan klien untuk
21.10 masalah pola nafas memaksimalkan proses
WIB teratasi dengan ventilasi
KH : 2. Ajarkan teknik napas
Ventilation dalam
- RR Klien dalam 3. Berikan klien oksigen jika
rentang normal diperlukan
(16-20 x/menit) 4. Monitor status respirasi
- Ritme Pernapasan dan oksigenasi klien
klien teratur Respiratory monitoring
1. Monitor respiratory rate,
ritme
2. Palpasi untuk ekspansi
paru
3. Monitor takipnea klien
dan aktifitas yang
meningkatkan takipnea
2 Kamis, 14 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri:
November tindakan 1x3 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri
2019 keperawatan selama secara komprehensif
21.20 masalah nyeri akut 2. Identifikasi adanya
teratasi dengan pencetus bila ada
KH : frekuensi durasi ini
1. Ada penurunan intersitas dan lokasi nyeri
skala nyeri 3. Tinggikan kepala (tempat
2. Pasien tidur) bila nafas pendek
menggambarkan 4. Pertahankan lingkungan
rasa rileks diwajah nyaman
3. TTV dalam batas 5. Ajarkan teknik nafas
normal dalam
TD: 120/80 6. Kolaborasi pemberian
N:80x/menit analgetik
S:36oC
RR: 20 x/mnt

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam No/dx Implementasi Respon Paraf


Kamis, 14 1,2 Memelakukan penerimaan pasien DS: klien bersedia
November dan melakukan triase DO: klien tampak sesak
2019 nafas dan terlihat
meringis memegang
21.05
dada kananya
WIB
Kamis, 14 1 1. Posisikan klien untuk 1. Posisi pasien semi
November memaksimalkan proses fowler
2019 ventilasi 2. Pasien melakukan
21.10 2. Ajarkan teknik napas dalam napas dalam
21.10 3. Berikan klien oksigen jika 3. Terpasang NRM
diperlukan 10lpm
21.12 4. Monitor status respirasi dan 4. SPO2 97%
oksigenasi klien 5. Palpasi
21.13 5. Palpasi untuk ekspansi paru 6. Nadi : 102x/menit
21.15 6. Monitor takipnea klien dan
aktifitas yang meningkatkan
takipnea

Kamis, 14 2 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Pasien mengatakan


November secara komprehensif nyeri
2019 2. Identifikasi adanya pencetus 2. P: nyeri dada karena
21.20 bila ada frekuensi durasi ini adanya cairan
21.20 intersitas dan lokasi nyeri Q: tertusuk tusuk
21.20 3. Tinggikan kepala (tempat R: dada sebelah
tidur) bila nafas pendek kanan
21.25 4. Pertahankan lingkungan S: skala 3
nyaman T: hilang timbul
21.20 5. Ajarkan teknik nafas dalam 3. Posisi pasien semi
21.30 fowler
4. Pasien melakukan
napas dalam

E. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal No/dx Evaluasi TTD


Kamis, 14 Ketidakefektifan S : klien mengatakan masih sesak
November pola nafas nafas
2019 berhubungan O:
23.00 dengan - Klien tampak sesak
WIB Penurunan - Klien nampak lemas
ekspansi paru - Takipnea
akibat - TTV :
penumpukan TD : 130/90 mmHg
cairan di rongga RR : 27 x/menit
pleura N : 102 x/menit
S : 35,6ºC
SPO2 : 96%

Kamis, 14 Nyeri akut S : Klien mengatakan tidak nyeri


November berhubungan dada
2019 dengan agen O:
23.00WIB cedera biologis 1. Klien nampak tidak
memegangi dada kananya
2. Wajah klien terlihat sudah
tidak meringis
3. diaforesis
4. TTV :
TD : 130/90 mmHG
RR : 27 x/menit
N : 102 x/menit
S : 35,6ºC
SPO2 : 96%

A : masalah nyeri akut teratasi


P: Pertahankan intervensi
1. Pertahankan lingkungan
nyaman
2. Motivasi keluarga klien
untuk menggunakan terapi
non-farmakologi untuk
menurunkan nyeri
(pengalihan/distraksi)
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus

Klien bernama Ny. P berusia 58 Tahun, berjenis kelamin perempuan. Alamat

semarang. Dibawa ke IG dengan keluhan sesak nafas dan nyeri daa sebelah kanan. Sesak

nafas yang dialami sudah 2 hari. Tana tanda vital klien yaitu T ; 130/90 mmHg, N :

130x/menit, S : 35,60C, SPO2 : 89%. Nyeri yang diderita klien di dada kanan, dengan

skala3 hilang timbul (menggunakan skala VAS 1-10).

Efusi Pleura adalah kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan secara

abnormal menumpuk di rongga pleura. Efusi pleura merupakan cairan abnormal yang

terjadi di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi berlebih dari

permukaan pleura. Efusi pleura dapat dibedakan menjadi eksudat dan transudate

didasarkan dari penyebabnya. Rongga pleura sendiri dibatasi dengan pleura parietal dan

pleura visceral. Fisioterapi berperan penting dalam mengurangi pernapasan (Wijaya, F.R.

2018)

Batasan karakteristik untuk masalah nyeri akut, yaitu adanya perilaku ekspresif,

perilaku distrakasi, adanya ungkapan secara verbal atau isyarat dan bukti-bukti obyektif

lainnya (Nurarif Amin H & Kusuma H, 2015). Berdasarkan kasus yang dialami Ny. P

didapatkan masalah keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

biologis. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai

kerusakan (internasional association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau

lambat yang intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi. Etiologi pada nyeri akut yaitu agen cedera fisik, yaitu agen penyakit yang

dapat menyebabkan cedera atau penyakit karena pengaruh dari dalam diri klien.

B. Analisa Intervensi

Intervensi keperawatan merupakan suatu perawatan yang dilakukan perawat

berdasarkan peenilaian klinis dan pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcome

pasien atau klien. Intervensi keperawatan mencakup baik perawatan langsung dan tidak

langsung yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, serta orang- orang

dirujuk oleh perawat, dirujuk oleh dokter maupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya

(Bullechek dkk, 2015).

Tujuan tindakan keperawatan untuk diagnosa ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi yaitu memposisikan klien untuk memaksimalkan

proses ventilasi, mengajarkan teknik napas dalam, memberikan klien oksigen jika

diperlukan, Memonitor status respirasi dan oksigenasi klien, mempalpasi untuk ekspansi

paru, memonitor takipnea klien dan aktifitas yang meningkatkan takipnea

Tujuan tindakan keperawatan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera biologis yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 3 jam,

diharapkan nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil: pasien mengatakan nyeri

berkurang, skala nyeri menjadi 1, pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang,

pasien mampu mengontrol nyeri. Intervensi yang dibuat penulis adalah perencanaan

yang pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri untuk evaluasi tindakan yang telah

dilakukan untuk mengetahui nyeri yang dirasakan klien, perencanaan kedua yaitu

berikan kesempatan istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman untuk

memberikan posisi yang tepat bagi klien agar nyeri tidak bertambah, perencanaan ketiga

yaitu monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui keadaan umum klien selama

perawatan, perencanaan keempat yaitu ajarkan teknik distraksi atau pengalihan untuk
mengontrol nyeri klien. Distraksi atau pengalihan merupakan tindakan untuk pengalihan

rasa nyeri dengan hal – hal yang menarik atau menyenangkan. Pengalihan rasa nyeri

secara sadar dilakukan oleh korteks serebri, sedangkan pernapasan yang spontan atau

automatik dilakukan oleh medulla oblongata (Martini, 2006 dalam Tarwoto, 2012).

Napas dalam lambat juga dapat menstimulasi respons saraf otonom, yaitu dengan

menurunkan respons saraf simpatis dan meningkatkan respons parasimpatis. Stimulasi

saraf simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan respons parasimpatis lebih

banyak menurunkan ativitas tubuh sehingga dapat menurunkan aktivitas metabolik

(Tarwoto, 2012). Perencanaan kelima kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

analgetik untuk mempercepat proses penyembuhan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Efusi Pleura adalah kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan secara

abnormal menumpuk di rongga pleura. Efusi pleura merupakan cairan abnormal yang

terjadi di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi berlebih dari

permukaan pleura. Efusi pleura dapat dibedakan menjadi eksudat dan transudate

didasarkan dari penyebabnya. Rongga pleura sendiri dibatasi dengan pleura parietal dan

pleura visceral. Fisioterapi berperan penting dalam mengurangi pernapasan..

Berdasarkan kasus yang dialami Ny. P didapatkan masalah keperawatan yaitu

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi dan nyeri akut

berhubungan dengan agen cedera biologis. Ketidakefektifan pola nafas dsebabkan

adanya cairan dalam paru, sehingga pola nafas klien mengalami penurunan dalam

inspirasi dan dibutuhkan tunjangan dalam oksigen. Nyeri akut adalah pengalaman

sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan

aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan. Intervensi yang dapat

dilakukan berupa mengkaji karakteristik nyeri untuk evaluasi tindakan yang telah

dilakukan untuk mengetahui nyeri yang dirasakan klien, perencanaan kedua yaitu

berikan kesempatan istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman untuk

memberikan posisi yang tepat bagi klien agar nyeri tidak bertambah, perencanaan ketiga

yaitu monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui keadaan umum klien selama

perawatan, perencanaan keempat yaitu ajarkan teknik distraksi atau pengalihan untuk

mengontrol nyeri klien, serta berkolaborasi dalam pemberian analgetik.


B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Pada saat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Efusi Pleura

hendaknya perawat ruangan memberikan pembekalan penanganan dirumah supaya

keluarga dapat merawat pasien saat pasien sudah pulang seperti menasehati pasien

untuk mengkonsumsi makanan sesuai diit, rutin meminum obat sesuai jadwal dan

kontrol dokter sesuai jadwal

2. Bagi Pasien

Diharapkan sebagai pedoman untuk mengetahui lebih lanjut penyakit yang dialami.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian membuat pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan berkaitan dengan pasien Efusi Pleura dan menambah wawasan

sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian

lanjutan .
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Herdman, T. H. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan

Klasifikasi 2011-2012. Jakarta : EGC

Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Indonesian edition.

Indonesia: Mocomedia.

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Media

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA

NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction

Tarwoto. 2012. Pengaruh Latihan Distraksi Terhadap Intensitas Nyei Kepala Akut Pada

Pasien Cedera Kepala Ringan. Jurnal Universitas Indonesia. Jakarta

Wijaya, F.R. 2018. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Efusi Pleura Dengan Modalitas Infra

Red Dan Chest Therapy Di Rs Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Jurnal Kesehatan,

(Online). Diakses tanggal 18 November 2019

Anda mungkin juga menyukai

  • Woc Fraktur Maxilla Facia
    Woc Fraktur Maxilla Facia
    Dokumen1 halaman
    Woc Fraktur Maxilla Facia
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • WOC CKD
    WOC CKD
    Dokumen1 halaman
    WOC CKD
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • Woc Gea
    Woc Gea
    Dokumen1 halaman
    Woc Gea
    Nadia Eka Indrianing
    100% (2)
  • WOC
    WOC
    Dokumen2 halaman
    WOC
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • WOC
    WOC
    Dokumen2 halaman
    WOC
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • Evidence Based Practice
    Evidence Based Practice
    Dokumen38 halaman
    Evidence Based Practice
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • Sap Gastritis
    Sap Gastritis
    Dokumen9 halaman
    Sap Gastritis
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • Makalah Skrining Lansia
    Makalah Skrining Lansia
    Dokumen31 halaman
    Makalah Skrining Lansia
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • Woc Tetraparese
    Woc Tetraparese
    Dokumen3 halaman
    Woc Tetraparese
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat
  • Berg Balance Scale
    Berg Balance Scale
    Dokumen4 halaman
    Berg Balance Scale
    Nadia Eka Indrianing
    100% (2)
  • Pressure Ulcuse
    Pressure Ulcuse
    Dokumen15 halaman
    Pressure Ulcuse
    Nadia Eka Indrianing
    Belum ada peringkat