Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIARE PADA ANAK

UPTD PUSKESMAS MUARA KOMAM

Topik : Pertolongan pertama pada anak diare


Sub Topik : Diare Pada anak
Sasaran : Orang tua yang memiliki bayi atau balita
Hari/Tanggal : Sabtu / 07 September 2018
Jam : 09.30 wib
Waktu : 20 menit
Tempat : Poskesdes Desa Long Sayo

A. Latar belakang
Peran keluarga dalam pertolongan pertama pada anak diare sangatlah
penting guna mencegah keparahan.Namun, orang tua sering terlalu panik dan
cemas bila anaknya diare sehingga melupakan pesan penting dari lagu anak-
anak tersebut. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga merupakan penyebab
utama keluarga tidak
Sebaiknya orang tua bersabar dan lebih tenang menilai kondisi
anaknya, pada dasarnya diare merupakan penyakit yang sembuh sendiri (self
limiting disease), yang dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi,
karena itu orang tua harus tahu bagaimana cara memberikan pertolongan
pertama pada anak diare secara tepat.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelahmengikutikegiatanpendidikankesehatandiharapkanibudapatme
mahami tentang diare pada anak dan dapat mengimplementasikan bagaimana
cara melakukan pertolongan pertama pada anak diare dengan tepat
sehinggadapatmengurangi resiko diare bertambah parah.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIM)
Setelahmengikutikegiatanpendidikankesehatandiharapkanmasyarakatd
apatmenjelaskankembali :
1. Pengertian Diare dan pola umum BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat diare

1
3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
D. Referensi
http://medicastore.com/diare/menangani_diare_anak.htm
Judul : Menangani Diare Pada Anak dengan Tepat, Pengobatan Daire, Dan
Pencegahan Diare
E. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakandalampenyampaianpendidikankesehataniniberupa
1. Ceramah dan
2. Tanya jawab
F. Media Pendidikan kesehatan
Media Pendidikan kesehatan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Presentasi
3. Pamflet
G. Pokok Materi
1. Pengertian diare dan pola umum BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat diare
3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
H. Rencana Proses Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
NO Waktu Kegiatan Perawat KegiatanPeserta
1 1Menit Pembukaan : - Menjawab
- Pendidik memberi salam Salam
- Menjelaskan tujuan pembelajaran - Mendengarkan
- Menyebutkan materi/pokok bahasan yang dan
akan disampaikan Memperhatikan

2
2 10 Pelaksanaan : - Menyimak dan
Menit Menjelaskan materi pendidikan kesehatan memperhatikan
secara berurutan dan teratur
Materi : - Menyimak dan
1. Pengertian Diare dan Pola umum BAB memperhatikan
pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat diare
3. Pertolongan pertama pada anak diare
dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare(Oralit, LGG)

3 2 Menit - Simulasi cara pembuatan Larutan Gula - Memperhatikan


Garam dengan
seksama
4 2 Menit - Membuka sesi tanya jawab - Bertanya,dan
menjawab
pertanyaan
5 1Menit Penutup :
- Mengucapkan terimakasih dan salam -Menjawab salam

I. Metode Evaluasi
a. Metode Evaluasi : Tanya jawab
b. Jenis Evaluasi : Lisan

J. Kriteria Evaluasi
 Struktur
1. Rencana kegiatan pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada anak
diare telah disiapkan oleh perawat
2. Materi pertolongan pertama pada anak diare telah disiapkan oleh perawat
3. Kontrak telah dilakukan kepada Ibu

3
4. Pamflet telah dibagikan sebelum kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan
 Proses
1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada ibu sesuai waktu dan strategi
yang telah ditetapkan oleh perawat
2. Ibu mengikuti dan menyimak dengan baik kegiatan pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh perawat
3. Ibu antusias dengan materi pendidikan kesehatanyang diberikan oleh
perawat
 Hasil
1. Ibu mampu menjelaskan dan memahami pengertian diare dan pola
umum BAB pada anak
2. Ibu mengetahui dan memahami bagaimana gejala umum yang timbul
akibat diare
3. Ibumemahami dan mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada
anak diare dengan benar
4. Ibu mengetahui cara pencegahan diare
5. Ibu mengetahui cara pengobatan diare (Oralit, LGG)
6. Ibu bisa menjelaskan kembali bagaimana cara membuat Larutan
GulaGaram

4
PertolonganPertamaPadaAnakDiare

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian


dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan
mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka
kematian akibat diare telah sangat menurun. Walaupun demikian, balita yang
mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan
akibat penyakit diare pada anak.
Secara umum penyebab diare adalah:
1. Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau efek sampan obat tertentu, misalnya makanan
pedas atau susu yang tidak cocok dengan anak tersebut.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,
Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan, tidak tahan terhadap laktosa.

A. Pola buang air besar pada anak


Pada umumnya, anak buang air besar paling sering 3 kali sehari dan
paling sedikit 3 hari sekali. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam
tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari
kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya
paling tinggi, biasanya terjadi pada diarea kut), “lembek” (seperti bubur),
“berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit
seperti pada keadaan sembelit).
Pada bayi berusia 0-2 bulan khususnya bagi bayi yang mengkonsumsi
ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering dialami, yaitu bisa 8-10 kali
sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan
bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan
saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalahkuningkehijauan,
tetapidapatbervariasitergantungmakanan yang dikonsumsianak.Yang

5
perludiperhatikanadalahbilatinjaberwarnamerah (mungkindarah) atauhitam
(mungkindarah lama/beku) atauputihsepertidempul (padapenyakithati).
 Kapan disebut diare ?
Anakdinyatakanmenderitadiarebilabuang air besarnya “lebihencer” dan
“lebihsering” daribiasanya.Tinjaanakdiaredapatmengandunglendirdandarah,
tergantungpadapenyebabnya.Gejalalainnyaadalahdemamdanmuntah.Kadangkal
agejalamuntahdandemammendahuluigejalamencretnya.
B. Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karenaterjadinyamencretdanmuntah yang terusmenerus,
padaawalnyaanakakanmerasahauskarenatelahterjadidehidrasi
(kekurangancairantubuh) ringan. Bilatidakditolong,
dehidrasibertambahberatdantimbullahgejala-gejala: anaktampakcengeng,
gelisah, danbisatidaksadarkandiripadadehidrasiberat. Mata tampakcekung,
ubun-ubuncekung (padabayi), bibirdanlidahkering, tidaktampak air
matawalaupunmenangis, turgor
berkurangyaitubilakulitperutdicubittetapberkerut,
nadimelemahsampaitidakteraba, tangandan kaki terabadingin,
dankencingberkurang.Padakeadaandehidrasiberatnafastampaksesakkarenatubu
hkekuranganzatbasa
(menderitaasidosis).Bilaterjadikekuranganelektrolitdapatterjadikejang.
C. Prinsip pengobatan diare
Penyakitdiaredapatmengakibatkankematianbiladehidrasitidakdiataside
nganbaikdandapatmencetuskangangguanpertumbuhan (kuranggizi)
bilatidakdiberikanterapigizi yang
adekuat.Sebagianbesardiarepadaanakakansembuhsendiri (self limiting disease)
asalkandicegahterjadinyadehidrasi yang merupakanpenyebabkematian.
Olehkarenaitu, prinsippengobatandiareadalah:
1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum)
maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak,
pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus

6
dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak
diperlukan penggantian susu formula.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak
akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan
pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
D. Pertolongan Pertama pada Anak Diare
1. Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan
minum sebanyak 10 ml per satu kilogram berat badan setiap kali mencret
agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah
terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian.
2. Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit dengan takaran sebagai
berikut
- 1 bungkus oralit di campur dengan 200 ml air matang hangat (1
gelas)
- Berikan sesendok setiap 1-2 menit sekali untuk anak dibawah umur 2
tahun.
- Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua.
- Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih
lama (misalnya sesendok tiap 2-3 menit)
- Bila diare berlanjut setelah oralit habis hendaknya kembali kepada
petugas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
3. Segera bawa anak ke dokter atau puskesmas jika:
 Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak
bermanfaat
 Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan
pemberian oralit kurang berhasil
 Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, tangan dan kaki dingin,
tidak sadar)

Bagaimanamengetahuikeadaananakmembaikdantidakperludibawakedokter?
Tentusajadenganmelihatadanyaperbaikandarigejala-gejala yang disebutkan di
atas.Kesadarananakmembaik, rasa hausnyaakanmenghilang,

7
mulutdanbibirnyamulaimembasah, kencingbanyak, dan turgor
kulitperutnyamembaik.

E. Pencegahan Diare pada Anak


Untuk pencegahan diare pada anak dapat dilakukan beberapa upaya praktis
seperti :
1. Siapkan makanan yang bersih dan higienis. Sebaiknya kita memasaknya
sendiri.
2. Penyediaan air minum yang bersih, tentunya di masak dengan baik.
3. Kebersihan perorangan, baik kebersihan anak maupun kebersihan orang
yang merawat anak tersebut.
4. Cuci tangan sebelum makan. Biasakan ini sedari dini.
5. Pemberian ASI eksklusif
6. Buang air besar pada tempatnya
7. Buang sampah pada tempatnya.
8. Lindungi makanan dari serangga, seperti lalat, semut dan sebagainya yang
sering hinggap pada makanan.
9. Lingkungan hidup yang sehat

F. Pemberian Larutan Gula Garam Sebagai Pengganti Oralit


Bahan yang diperlukan:
- Gula pasir 1 sdt
- Garam dapur ¼ sdt
- Air matang/ teh hangat ± 200 ml
Alat yang diperlukan:
- Gelas
- Sendok teh
Cara pembuatan:
4. Cuci tangan dengan bersih
5. Isi gelas dengan air matang atau teh hangat
6. Tuangkan 1 sdt gula pasir dan ¼ sdt garam ke dalam gelas lalu aduk
sampai keduanya tercampur rata

8
9

Anda mungkin juga menyukai