Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) REMATIK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


REMATIK

A. Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang penyakit rematik

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti dan mengenal tentang
penyakit rematik
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit rematik
b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit rematik
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit rematik
d. Mengerti dan memahami penanganan pada penyakit rematik
e. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit rematik

C. Sasaran
Lansia yang mengikuti senam lansia

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media dan Alat


1. Poster
2. Leaflet

F. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu 31 Mei 2014
Waktu : 09.00 wib – 09.30 wib
Tempat : Jl. Garu VII Gg Murai (Depan Rumah KepLing VIII)
G. Pelaksanaan

No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu


1  Memberi salam
Pembukaan  Menjawab salam 5 menit
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
memperhatikan

2 Kegiatan  Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan 15 menit


inti penyakit remathoid arthritis memperhatikan
 Menjelaskan penyebab penyakit
remathoid arthritis  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tanda dan gejala memperhatikan
penyakit remathoid arthritis
 Menjelaskan penanganan pada Mendengarkan dan
penyakit remathoid arthritis memperhatikan
 Menjelaskan pencegahan Mendengarkan dan
penyakit remathoid arthritis memperhatikan

 Mendengarkan dan
memperhatikan

3 Penutup  Tanya jawab  Bertanya dan menjawab 10


 Menjawab salam menit
 Menutup dan mengucapkan
salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Standar
 Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang penyakit rematik
 Media dan alat dipahami.
 Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
 Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
 Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:
 Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit rematik

MATERI REMATIK (RHEUMATOID ARTHRITIS)

A. Definisi
Rematik merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot,
tulang dan jaringan sekitar sendi.

B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi ada yang
mengatakan karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi ada beberapa pendapat
yang menyebutkan bahwa penyebab rematik terdiri dari:
 Primer: Keturunan dan ketidakseimbangan hormon
 Sekunder: Mengkonsumsi makanan tinggi purin, obat-obatan dan alkohol,

C. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis adalah reaksi tipe II
(imune compleks) dan tipe IV (sel mediated). Jika tidak dapat dicegah, perubahan
patologik pada rematoid arthritis melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation,
fibrous ankylosis dan bony ankylosis.

Tahap 1:
Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi yang proliferative
(berkembang buak), yang berawal dalam kapsul sendi, terutama di dalam membran
sinovial (synovitis). Jaringan mengental dalam edema dan kongesti.
Tahap 2:
Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang terinflamasi ini
menghasilakn jaringan yang berisi butiran halus yang berasal dari membran synovial
berlanjut sampai ke permukaan sendi di bagian dalam sendi. Sendi ini jadi terlihat
kemerah-merahan, kasar dan melekat rapat sekali dengan dasar kartilago oleh
pernyerbuan dan pemecahan, dengan mengganggu nutrisi kartilago. Bertambahnya
kerusakan memungkinkan terjadinya butiran halus pannus yang berkembang pada area
yang berekatan dan dalam tulang suchondrial, dengan lebih parah lagi merusak/
menghancurkan kapsul sendi sebuah tulang subchondrial.

Tahap 3:
Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari sendi yang dipengaruhi,
jaringan yang berisi butiran halus menjadi di serang dengan jaringan kasar fibrous dan
diubah menjadi jaringan parut (scar) yang menghambat atau mencegah pergerakan
sendi.

Tahap 4:
Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa berkembang seperti jaringan
fibrous mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan osseous.

D. Tanda dan Gejala


Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism
Assosiation) untukmenegakkan diagnosa adalah:
1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita merasa kaku dari
bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam bahkan kadang-kadang sampai jam 11
rasa kaku tersebut mulai berkurang
2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan pembesaran tulang
(Hyper ostosis) berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on moving) sekurang-
kurangnya didapati satu sendi.
4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya pada
sebuah sendi yang lain.
5. Poli arthritis yang simetris dan serentak (symetrical poliarthritis simultaneously),
serentak disini diartikan jarak antara sakit pada satu sendi disusul oleh sendi yang lain
harus kurang dari 6 minggu.
6. Didapati adanya nodulus rheumatikus subkutan
7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-kurangnya
dengan kalsifikasi.
8. Test factor rema positif (Rheuma factor test positif)
9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin clot)
10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang tersebut
dibawah ini:
 Villi hypertropi
 Proliserasi jaringan sinovial
 Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
 Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
 Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak
11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema
sekurang-kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah ini:
 Adanya daerah-daerah sel yang mati terletak ditengah-tengah
 Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk gambaran jeruji
sepeda
 Didapati sel fibrosis dibagian tepinya
 Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun

Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada sendi-sendi


kecil (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang
khas pada pergelangan tangan bagian dorsal.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis guna
menegakkan diagnosa pasti yaitu:
1. Pemeriksaan patologi anatomia (PA)
Didapati adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial, adanya
sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan pusat-pusat
nekrosis.
2. Pemeriksaan laboratorium
 Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama bila RA
masih aktif
 C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
 Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
 Sering dijumpai lekositosis
 Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
 Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
 Kadar albumin serum turun dan globulin naik
3. Pemeriksaan radiologi
Didapati tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang terkena

F. Pengobatan
Penatalaksanaan rematoid arthritis dibagi atas:
1. Medikametosa
 Pengobatan simptomatik; pengobatan yang hanya untuk mengurangi tanda dan gejala,
biasanya mengurangi rasa sakit. Obat yang sering dipakai adalah simple analgesik, anti
inflamasinonsteroisd, anti inflamasi golongan steroid
 Pengobatan remitif; pengobatan yang mempengaruhi perjalanan penyakit. Biasanya
digunakan immuno suppressant, obat simtomatik, alkylating agent, chelating agent, anti
malaria, antelmetik.
2. Fisioterapi
Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan kembali bila sudah
terjadi kecacatan
3. Pembedahan
Dilakukan bila pengobatan sudah dilakukan dan belum berhasil, pembedahan biasanya
bersifat ortopedik
4. Psikoterapi
Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan untuk
berobat dan mental penderita supaya kuat/ tabah menghadapi penyakitnya.

Tujuan pengobatan secara umum adalah:


 Mencegah deformitas
 Menghilangkan rasa sakit
 Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa baik dirumah maupun
ditempat kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
 Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.

G. Pencegahan
Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:
 Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
 Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta Kalsium,
seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan, mangga , pepaya,
anggur
 Makanan yang dihindari yaitu
1. Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
2. Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
3. Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
4. Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
5. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan produk
olahan melinjo

DAFTAR PUSTAKA

Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media Aesculapius
FK UI

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Buku
2 Edisi 4, Jakarta: EGC

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC

Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-


2004 http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm

Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan
Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-page=4 diambil
tanggal 17 Febuari 2006
SATUAN ACARA PENYULUHAN “SAP” REMATIK
I . Identifikasi masalah
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi usia lanjut (lansia)
juga meningkat. Tahun 1999, jumlah penduduk lansia di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia 60 juta
jiwa, mungkin salah satu terbesar di dunia.

Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak terlampau menakutkan.
Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan besar membuat rematik jadi keluhan
favorit. Penyakit otot dan persendian ini memang sering menyerang lansia, melebihi hipertensi
dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes.

Meski tidak memberikan dampak spontan, rematik pada lansia akan memberikan dampak
penting terhadap fungsi tubuh sehari-hari. Di antaranya masalah ketergantungan kepada orang
lain dan kualitas hidup penderitanya.

Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemui di Indonesia. Biasanya
terjadi di lutut dan umumnya menyerang wanita usia di atas 40 tahun. Penyebab utamanya
adalah kegemukan dan menurunnya hormon estrogen.
Rheumatoid arthritis (RA). Jenis penyakit rematik ini kronis, ditandai nyeri dan pembengkakan
sendi yang simetris. Umumnya mengenai sendi-sendi kecil seperti persendian tangan dan kaki,
tetapi juga dapat menyerang otot, paru-paru, kulit, pembuluh darah, saraf, dan mata. Gejala khas
RA adalah rasa kaku dan lemah di pagi hari yang berlangsung lebih dari satu
jam.

Penyakit ini dapat mengenai semua orang di semua kelompok umur, terutama wanita usia
produktif. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Proses penyakit ini dimulai akibat
reaksi imun karena kelainan sistem pertahanan tubuh. Jika sudah sampai tahap ini, konsultasi ke
dokter ahli adalah jalan terbaik dan hindari melakukan pengobatan sendiri karena bisa berakibat
fatal.

Diharapkan Anda dapat mengendalikan beberapa gangguan rematik agar bisa hidup lebih baik
dan tidak membebani orang di sekitar Anda.
II. Pengantar
Bidang studi : Muskuluskeletal
Topik : Rematik
Sub topik : Artritis reumatoid & Osteoartritis
Sasaran : Masyarakat
Hari /tanggal : Kamis, 23 Desember 2010
Jam : 13.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Pak dukuh
III. Tujuan Intuksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan selama 20 menit, masyarakat dapat terhindar dari Rematik

IV. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)


Setelah mengukuti kegiatan selama 20 menit diharapkan masyarakat dapat
memahami tentang:
1. pengertian rematik (Artritis reumatoid & osteoartritis)
2. mengetahui penyebab (Artritis reumatoid & osteoartritis)
3. mengetahui manifesstasi klinik akibat Artritis reumatoid & osteoartritis
4. mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan mandiri
V. Materi
Terlampir
VI. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. Media
1. Slide
2. Leaflet

No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan peserta


1. 3 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di


sampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan materi Menyimak dan
Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan terartur
Materi:
1. pengertian rematik (atritis reumatoid &
osteoartritis)
2. mengetahui penyebab artritis reumatoid &
osteoartritis)
3. Faktor resiko & manifestasi klinik
4. Mengetahui bagaimana mencegah dan
penatalaksanaan mandiri

3. 4 menit Evaluasi : Bertanya dan


1. menyimpulkan isi penyuluhan menjawab
2. menyampaikan secara singkat materi pertanyaan
penyuluhan
3. memberi kesempatan kepada audience
untuk bertanya
4. memberikan kesempatan kepada audience untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan

4. 3 menit Penutup Menjawab salam


1. menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2. menyampaikan terima kasih tas waktu yang telah
diberikan oleh peserta

3. mengucapkan salam

VIII. kegiatan pembelajaran


IX. Pengesahan
Yogyakarta, 23
Desember 2010
Sasaran pembimbing materi penyuluhan

Masyarakat Dian Arif Wahyudi


Mengetahui
Pembimbing

Yuli Isnaeni S. Kep, M kep., Kom.

X. Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : lisan
Jumlah soal : 2 soal

XI. Lampiram materi

1. Pengertian Rematik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan
dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem
muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama
yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai
kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akanmeningkat dengan meningkatnya
umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,

lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis.
1. Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi sendi tangan dan
kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya.

2. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul sendi,sehingga
merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung ujung tulang.
Umumnya menyerang sendi sendi penopang tubuh seperti lutut pinggul,tulang
belakang.Osteoartritis umumnya menyerang usia lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai
parah.

2. Penyebab
a. Atritis reumatoid
Daapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat menybabkan
kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.

b. Osteoartritis
Degenerasi atau ausnya kartilago ( jaringan elastis) yang seharusnya melingkari ujung ujung
tulang tulang pada persendian.
Pencegahaanya :
Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri,sebaiknya berat badan
diturunkan,sebab bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut atau tulang pinggul
terlalu berat.

3. Faktor resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah berusia lanjut,
lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan
tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.
Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus akan lebih tahan
terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus
walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan tulang rawan di
sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai mengangkut beban berat lebih
mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut beban.

Manifestasi klinik
1. Osteoartitis
o Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
o Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
o Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
o Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2. Artritus rematoid
o Sendi terasa kaku di pagi hari
o Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
o Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
o Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang hari

4. Pencegah dan penatalaksanaan mandiri


a. Pencegahan
 Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan
fisik
 Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan sebelumnya
 Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal
b. penatalaksanaan
 Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal ini sangat
penting untuk menentukanpenyebab rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk
anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan
sesuai dengan indikasi.
 Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau
lainnya.
 Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga
anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda
kuat dan fleksibel
 Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan tongkat
pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda. Dengan
menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
 Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah
kelelahan dan nyeri.
 Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai
hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang
rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
 Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri
dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. kompres panas dapat menurunkan
ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi
peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa nyeri

XII. Daftar pustaka

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta


Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai