Anda di halaman 1dari 9

PENANGGULANGAN PENYAKIT REMATIK

Pokok Bahasan : penyuluhan kesehatan penyakit rematik

Sub Pokok Bahasan : pencegahan dan penanggulangan penyakit rematik

Sasaran : segala usia

Hari/tanggal : Sabtu, 31 Desember 2018

Waktu : 45 Menit

Tempat :......

A. Analisis Situasi
Penyuluhan ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman mengenai
penanggulangan rematik padaLansia, yang berjumlah 30 orang bertempat
di balai desa setempat dengan pencahayaan yang cukup.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Diharapkan peserta mengerti dan mengenal penyakit rematik
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit rematik
b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit rematik
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit rematik
d. Mengerti dan memahami penanganan pada penyakit rematik
e. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit rematik
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Lab demo senam rematik

D. MATERI
1. Pengertian penyakit remathoid arthritis.
2. penyebab penyakit remathoid arthritis
3. Tanda dan gejala penyakit remathoid arthritis.
4. Penanganan penyakit remathoid arthritis
5. Cara pencegahan penyakit remathoid arthritis.
E. MEDIA DAN ALAT
1. Laptop
2. LCD + Layar

F. PELAKSANAAN

No Kegiatan Pemateri peserta waktu


1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam 10
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan menit
memperhatikan

2. Kegiatan inti  Menjelaskan  Mendengarkan dan 20


pengertian penyakit memperhatikan menit
remathoid arthritis

 Menjelaskan  Mendengarkan dan


penyebab penyakit memperhatikan
remathoid arthritis

 Menjelaskan tanda  Mendengarkan dan


dan gejala penyakit memperhatikan
remathoid arthritis

 Menjelaskan  Mendengarkan dan


penanganan pada memperhatikan
penyakit remathoid
arthritis

 Menjelaskan  Mendengarkan dan


pencegahan penyakit memperhatikan
remathoid arthritis

3.
Penutup  Tanya jawab  Bertanya dan 15
menjawab menit
 Lab demon senam  memperaktikkan
rematik senam

 Penutup dan salam  Menjawab salam

G. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Standar
a. Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang penyakit rematik
b. Media dan alat dipahami.
c. Tempat sesuai dengan kegiatan.

2. Evaluasi Proses

a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang


direncanakan.
b. Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.

3. Evaluasi Akhir

Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:

a. Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit rematik


b. Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit rematik
c. Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit rematik
d. Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit rematik
e. Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit rematik
LAMPIRAN MATERI REMATIK
(RHEUMATOID ARTHRITIS)
A. Definisi

Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit yang


menyebabkan radang dan kemudian mengakibatkan nyeri, kaku, dan
bengkak pada sendi

B. Etiologi

Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi


ada yang mengatakan karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi
ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa penyebab rematik terdiri
dari:

· Primer: Keturunan dan ketidakseimbangan hormon


· Sekunder: Mengkonsumsi makanan tinggi purin, obat-obatan
dan alkohol,
C. Patofisiologi

Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis


adalah reaksi tipe II (imune compleks) dan tipe IV (sel mediated).
Jika tidak dapat dicegah, perubahan patologik pada rematoid arthritis
melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation, fibrous ankylosis
dan bony ankylosis.

Tahap 1:

Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi


yang proliferative (berkembang buak), yang berawal dalam kapsul
sendi, terutama di dalam membran sinovial (synovitis). Jaringan
mengental dalam edema dan kongesti.

Tahap 2:

Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang


terinflamasi ini menghasilakn jaringan yang berisi butiran halus yang
berasal dari membran synovial berlanjut sampai ke permukaan sendi
di bagian dalam sendi. Sendi ini jadi terlihat kemerah-merahan, kasar
dan melekat rapat sekali dengan dasar kartilago oleh pernyerbuan dan
pemecahan, dengan mengganggu nutrisi kartilago. Bertambahnya
kerusakan memungkinkan terjadinya butiran halus pannus yang
berkembang pada area yang berekatan dan dalam tulang suchondrial,
dengan lebih parah lagi merusak/ menghancurkan kapsul sendi
sebuah tulang subchondrial.

Tahap 3:

Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari


sendi yang dipengaruhi, jaringan yang berisi butiran halus menjadi di
serang dengan jaringan kasar fibrous dan diubah menjadi jaringan
parut (scar) yang menghambat atau mencegah pergerakan sendi.

Tahap 4:

Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa


berkembang seperti jaringan fibrous mengeras dan mengubahnya
menjadi jaringan osseous.

D. Tanda dan Gejala

Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American


Reumatism Assosiation) untukmenegakkan diagnosa adalah:

1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita


merasa kaku dari bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam
bahkan kadang-kadang sampai jam 11 rasa kaku tersebut mulai
berkurang
2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan
pembesaran tulang (Hyper ostosis) berlangsung sekurang-
kurangnya 6 minggu.
3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on
moving) sekurang-kurangnya didapati satu sendi.
4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-
kurangnya pada sebuah sendi yang lain.
5. Poli arthritis yang simetris dan serentak (symetrical poliarthritis
simultaneously), serentak disini diartikan jarak antara sakit pada
satu sendi disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu.
6. Didapati adanya nodulus rheumatikus subkutan
7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena,
sekurang-kurangnya dengan kalsifikasi.
8. Test factor rema positif (Rheuma factor test positif)
9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin clot)
10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3
dari yang tersebut dibawah ini:
· Villi hypertropi
· Proliserasi jaringan sinovial
· Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
· Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
· Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak
11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang
benjolan rema sekurang-kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah
ini:
· Adanya daerah-daerah sel yang mati terletak ditengah-
tengah
· Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar
membentuk gambaran jeruji sepeda
· Didapati sel fibrosis dibagian tepinya
· Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun

Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada


sendi-sendi kecil (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal
dan disertai dengan bengkak yang khas pada pergelangan tangan
bagian dorsal.

E. Pemeriksaan Diagnostik

Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis
guna menegakkan diagnosa pasti yaitu:

1. Pemeriksaan patologi anatomia (PA)


· adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial,
adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan
fibrosit dan pusat-pusat nekrosis.
2. Pemeriksaan laboratorium
· Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA
terutama bila RA masih aktif
· C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
· Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
· Sering dijumpai lekositosis
· Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
· Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
· Kadar albumin serum turun dan globulin naik
3. Pemeriksaan radiologi
· Didapati tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada
sendi yang terkena
F. Pengobatan

Penatalaksanaan rematoid arthritis dibagi atas:

1. Medikametosa
· Pengobatan simptomatik; pengobatan yang hanya untuk
mengurangi tanda dan gejala, biasanya mengurangi rasa sakit.
Obat yang sering dipakai adalah simple analgesik, anti
inflamasinonsteroisd, anti inflamasi golongan steroid
· Pengobatan remitif; pengobatan yang mempengaruhi perjalanan
penyakit. Biasanya digunakan immuno suppressant, obat
simtomatik, alkylating agent, chelating agent, anti malaria,
antelmetik.
2. Fisioterapi
· Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan
kembali bila sudah terjadi kecacatan
3. Pembedahan
· Dilakukan bila pengobatan sudah dilakukan dan belum berhasil,
pembedahan biasanya bersifat ortopedik
4. Psikoterapi
· Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat
dan keuletan untuk berobat dan mental penderita supaya kuat/
tabah menghadapi penyakitnya.

Tujuan pengobatan secara umum adalah:

 Mencegah deformitas
 Menghilangkan rasa sakit
 Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa
baik dirumah maupun ditempat kerja, terutama dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari
 Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.

G. Pencegahan

Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:

1. Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
2. Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta
Kalsium, seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih,
ikan, mangga , pepaya, anggur
3. Makanan yang dihindari yaitu
 Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
 Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
 Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
 Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
 Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat,
dan produk olahan melinjo
DAFTAR PUSTAKA

 Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta:


Media Aesculapius FK UI
 Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC
 Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
 Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06

Anda mungkin juga menyukai