Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. Konsep Teori
1. Definisi
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal (Stuart dan Sundeen, 1998). Waham merupakan keyakinan seseorang
berdasarkan penelitian realistis yang salah, keyakinan klien tidak konsisten
dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya. Waham adalah
keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari
pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 2000).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitis
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat.

2. Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Menganggap nilai, kekuasaan, pengetahuan identitasnya terlalu tinggi.
Contoh : “saya ini titisan bung karno, punya banyak perusahaan, punya
rumah di berbagai negara, dan bisa menyembuhkan berbagai macam
penyakit”.
b. Waham curiga/paranoid/kejar
Keyakinan klien terhadap seseorang/kelompok secara berlebihan yang
berusaha merugikan, mencederai, mengganggu, mengancam, memata-
matai, dan membicarakan kejelekannya.
Contoh : “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin
menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni makanan saya”.

1
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus
menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga”.
d. Waham somatic/hipokondrik
Keyakinan klien terhadap tubuhnya/penampilan/fungsi tubuhnya sudah
berubah (ada sesuatu yang tidak beres).
Contoh : sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam
tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang”.
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya/orang lain sudah tidak ada di dunia/meninggal
dunia, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini
adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia”.
f. Waham dosa
Keyakinan klien terhadap dirinya telah atau selalu salah atau berbuat
dosa/perbuatannya tidak dapat diampuni lagi.
g. Waham bizar terdiri dari
 Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain
disisipkan ke dalam pikiran dirinya.
 Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa ide dirinya
dipakai oleh/disampaikan kepada orang lain mengetahui apa yang ia
pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata mengatakan pada
orang tersebut.
 kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakinan klien bahwa pikiran,
emosi dan perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan
diluar dirinya yang aneh.

2
3. Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses fikir : waham yaitu gangguan
konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku sesuai ideal diri.
Waham yang muncul sering berkaitan dengan trauamatik masa lalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham
bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Adanya beberapa orang yang
mempercayai klien dalam lingkungan menyebabkan klien merasa didukung,
lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai
suatu kebenaran karena seringnya di ulang-ulang. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan
religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada
konsekuensi sosial. Keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
a. Faktor presdiposisi
 Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang
berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
 Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
 Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan peningkatan terhadap
kenyataan.
 Faktor biologis

3
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak, atau perubahan sell kortikal di limbik.
 Faktor genetic
b. Factor Presipitasi
 Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau diasingkan dari kelompok.
 Faktor biokimia
Dopamine, nerepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
 Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah.

4. Patofisiologi
Fase-fase waham:
a. Fase lack of human need : waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-
kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan
waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi
sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorong untuk melakukan
kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
b. Fase lack of self esteem : tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan
tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan
dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi
sedangkan standart lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
c. Fase control internal external : klien mencoba berfikir rasional bahwa apa
yang ia yakini atau apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi
kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi

4
kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya karena kebutuhaan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal.
d. Fase environment support : adanya beberapa orang yang mempercayai
klien dalam lingkungan menyebabkan klien merasa didukung, lama
kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai
suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e. Fase comforting : klien merasa nyaman dengan keyakinan dan
kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan
mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi
pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih
sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase improving : apabila tidak ada komvrontasi dan upaya-upaya koreksi,
setiap waktu keyakinan yang salah kepada klien akan meningkat. Tema
waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham
bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain. penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan
religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta
ada konsekuensi sosial.

5
Fase-fase :
Kebutuhan tidak terpenuhi
1. Fase lack of human need
2. Fase lack of self esteem
3. Fase environment support
4. Fase comforting
Gangguan ideal tidak sama
5. Fase improving. realitas dan tidak disetujui
oleh pemikiran

Rentang respon Ada support lingkungan

1. Kadang proses pikir


terganggu
2. Ilusi
Nyaman berbohong
3. Emosi berlebihan
4. Berprilaku yang tidak
biasa
5. Menarik diri

Perubahan isi pikir :waham Curiga berlebihan,

Resiko tinggi menciderai Hygine kurang, muka Mengasingkan diri


dirinya sendiri, orang lain, pucat, BB menurun
lingkungan.

Defisit perawatan diri isos

5. Manifestasi Klinis
a. Kognitif
 Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
 Individu sangat percaya pada keyakinannya
 Sulit berfikir realita
 Tidak mampu mengambil keputusan
b. Afektif
 Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
 Afek tumpul
c. Perilaku dan hubungan sosial

6
 Hipersensitif
 Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
 Mengancam secara verbal
 Aktivitas tidak tepat
 Curiga
d. Tanda dan gejala yang lain yang bisa terjadi pada waham yaitu sebagai
berikut
 Menolak makan
 Tidak ada perhatian pada perawatan diri
 Mudah tersinggung
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
 Menghindar dari orang lain
 Mendominasi pembicaraan.

7
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang; nama
mahasiswa, nama panggilan,nama klien, nama pannggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topic yang akan dibicarakan. Tanyakan dan
catat usia klien dan no RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang
didapat

b. Alasan Masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau merawat di
rumah sakit, biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain),
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri di kamar, menolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari,
dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman berada dengan orang
lain, merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak mampu
berkonsentrasi, merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dapat
melangsungkan hidup. Apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang
sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini. umumnya klien
yang mengalami waham dibawa ke rumah sakit karena keluarga merasa
tidak mampu merawat, merasa terganggu karena perilaku klien dan hal
lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan.

c. Faktor Predisposisi
Menanyakanapakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana
hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau
mengalammi kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan atau frustasi berulang, tekanan dari
kelompok sebaya, perubahan struktur social, terjadi trauma yang tiba-tiba

8
misalnya harus di operasi, kecelakaan, perceraian, putus sekolah, PHK,
perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh
KKN, dipenjara tiba-tiba), mengalami kegagalandalam pendidikan
maupun karier, perlauan orang lain yang tidak menghargaiklien atau
perasaan negative terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

d. Faktor Precipitasi
Stressor presipitasi umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh
stress seperti kehilangan, didikan yang keras dari keluarga yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk memiliki perasaan egois serta
menyebabkan ansietas. Pada pasien waham tingkat emosional yang tinggi
akan kepercayaan bahwa dirinya adalah sesuatu yang pantas untuk
ditirukan dan diyakiniakan menimbulkan berbagai masalah dalam
kehidupannya.

e. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakanklien.

f. Psikososial
1) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, diihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a.) Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagiantubuh yang
disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan
bagian yang disukai.
b.) Identitas diri

9
Klien dengan waham mengalami ketidakpastian memandang diri,
sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil
keputusan.
c.) Fungsi peran
Pada klien dengan waham bisa berubah atau berhenti fungsi peran
yang disebabkan penyakit, proses menua, puttus sekolah, PHK,
perubahan yang terjadisaat klien sakit dan dirawat.
d.) Ideal diri
Mengungkapkan keputusan karena penyakitnya: mengugkapka
keinginan yang terlalu tinggi.
e.) Harga diri
Adanya gangguan harga diri rendah karena perasaan negatif
terhadap diri sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal
mencapai tujuan.
3) Hubungan social
Pasien dengan waham memiliki hubungan social sesuai dengan jenis
waham yang dialami. Misalnya waham curiga, klien, menghindari
orang lain.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan

g. Status Mental
1) Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang
dialami. Misalnya pada waham agamaberpakaian seperti seorang
ustadz.
2) Pembicaraan

10
Pada pasien waham cenderung pmbicaraannya selalu mengarah ke
wahamnya, bicara cepat, jelas tapi berpindah-pindah, isi pmbicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan.
3) Aktivitas motorik
Klien waham cenderung bersikap aneh
4) Afek dan emosi
Euphoria: rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak
sesuai dengan keadaan.
Kesepian: merasa dirinya ditinggalkan/dipisahkan dari atau yang
lainnya
5) Infeksi selama wawancara
Defensif: selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebnarandirinya.
6) Persepsi-Sensori
a. Tidak ada halusinasi
b. Tidak ada ilusi
c. Tidak ada depersonalisasi
d. Tidak ada realisasi
e. Tidak ada ganggguan somatusensorik
7) Proses pikir
a. Arus pikir dan bentuk pikir
Derreistik: bentuk tidak sesuai kenyataan yang ada atau tidak
mengikuti logika secara umum.
b. Isi pikir
Pada pasien waham isi pikirnya sesuai wahamnya.
a) Waham agama yaitu kayakinan bertema tentang
agama/kepercayaan yang berlebihan.
b) Waham somatic/hipokondrik yaitu keyakinan klien terhadapa
tubuhnya ada sesuatu yang tidak beres, seperti ususnya busuk,
otanya mencair, perutnya ada kuda.

11
c) Waham kebesaran yaitu keyakinan klien terhadap suatu
kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaan atau kekuasaan
secara luar biasa, seperti “saya ini ratu adil, nabi, superman dan
lain-lain“.
d) Waham curiga/kejaran yaitu keyakinan klien terhadap
seseorang/ kelompok secara berlebihanyang berusaha
merugikan, mencederai, mengganggu, mengancam, memata-
matai dan membicarakan kejelakan dirinya.
e) Waham nihilistik yaitu keyakinan klien terhadap dirinya/orang
lain sudah mneinggal/dunia sudah hancur dan sesuatunya tidak
ada apa-apanya lagi.
f) Waham dosa yaitu keyakinan klien terhadap dirinya tela/selalu
salah/berbuat dosa/pebuatannya tidak dapat diampuni lagi.
g) Waham bizar terdiri dari:
 Sisip pkir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran
orang lain disisipkan kedalam pikiran dirinya.
 Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa ide
dirinya dipakai oleh/disampaikan kepada orang lain
mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak
pernah secara nyata mengatakan orang tersebut.
 Kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakinan klien
bahwa pikiran, emosi dan perbuatannya selalu
dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan diluar dirinya yang
aneh.
8) Tingkat Kesadaran
Kesadaran berubah; kesadaran yang tidak menurun, tidak meninggi,
tidak normal, bukan disosiasi, hal ini karena kemampuan untuk
mengadakan (relasi) dan pembatasan (limitasi) terhadap dunia luar
(diluar dirinya) sudah terganggu dan secara kualitas pada taraf tidak
sesuai degan kenyataan.

12
9) Memori
Konfabulasi; ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan tidak
sesuai kenyataan, memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi
gangguan daya ingatnya.
10) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien waham mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung.
11) Kemampuan Penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
12) Daya Tilik
Hal-hal diluar dirinya,bilamana ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain/lingkungan diluar dirinya
yang menyebabkan ia seperti ini.

Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan sebagai anduan dalam mengkaji


pasien dengan waham yaitu:
1) Apakah pasien memiliki pikiran atau isi ikirn yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
2) Apakah pasien takut terhadap objek atausituasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebian tentang tubuh atau kesehatannya?
3) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh
atau tidak nyata?
4) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
7) Apakan asien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya, atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

13
Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahan
hubungan saling percaya yang telah terbina, jangan menyangkal,menolak,
atau menerima keyakinan pasien.

POHON MASALAH

Effect Resiko tinggi perilaku kekerasan

Care problem Perubahan proses pikir; waham

Cousa Harga diri rendah

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan proses: pikir
b. Resiko tinggi perilaku kekerasan: resiko mencederai diri,orang lain.
c. Harga diri rendah: kronis

1. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) BERDASARKAN PERTEMUAN


a. SP 1 Pasien
1) Mengidentifikasi kebutuhan
2) Klien berbicara konteks realita
3) Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
b. SP 2 Pasien
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
2) Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki

14
3) Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki
4) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
c. SP 3 Pasien
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1dan 2)
2) Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3) Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4) Masukkan dalam jadwal
d. SP 1 Keluarga
1) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan proses terjadinya waham
3) Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham
4) Latih (stimulasi) cara mearawat
5) RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien
e. SP 2 Keluarga
1) Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2) Melatih keluarga merawat langsung klien dengan harga diri rendah
3) Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
f. SP 3 Keluarga
1) Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2) Evaluasi kemampuan klien
3) Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan

2. IMPLEMENTASI
SP 1 Pasien: membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsep Askep Isos
    Konsep Askep Isos
    Dokumen6 halaman
    Konsep Askep Isos
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Isos
    Intervensi Isos
    Dokumen8 halaman
    Intervensi Isos
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • A.defisit Perawatan Diri
    A.defisit Perawatan Diri
    Dokumen6 halaman
    A.defisit Perawatan Diri
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • A.defisit Perawatan Diri
    A.defisit Perawatan Diri
    Dokumen6 halaman
    A.defisit Perawatan Diri
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi Iso
    Evaluasi Iso
    Dokumen4 halaman
    Evaluasi Iso
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • LP Iso
    LP Iso
    Dokumen7 halaman
    LP Iso
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • LP Halusinaasi
    LP Halusinaasi
    Dokumen18 halaman
    LP Halusinaasi
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Konsep Askep Isos
    Konsep Askep Isos
    Dokumen6 halaman
    Konsep Askep Isos
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • LP DPD
    LP DPD
    Dokumen9 halaman
    LP DPD
    Pandi Rocketrockfriend
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Waham
    Intervensi Waham
    Dokumen9 halaman
    Intervensi Waham
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Waham
    Intervensi Waham
    Dokumen9 halaman
    Intervensi Waham
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Waham
    Intervensi Waham
    Dokumen9 halaman
    Intervensi Waham
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Sap Upload XXX
    Sap Upload XXX
    Dokumen6 halaman
    Sap Upload XXX
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Sap Kompres Fix
    Sap Kompres Fix
    Dokumen6 halaman
    Sap Kompres Fix
    Reka
    Belum ada peringkat
  • Ceklist Wiwik Chest Thrus
    Ceklist Wiwik Chest Thrus
    Dokumen3 halaman
    Ceklist Wiwik Chest Thrus
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • OMSK Fix
    OMSK Fix
    Dokumen5 halaman
    OMSK Fix
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • DM
    DM
    Dokumen8 halaman
    DM
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • LP Rematikkkk
    LP Rematikkkk
    Dokumen17 halaman
    LP Rematikkkk
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • AKUT LIMFOBLASTIK Up
    AKUT LIMFOBLASTIK Up
    Dokumen11 halaman
    AKUT LIMFOBLASTIK Up
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • OMSK Fix
    OMSK Fix
    Dokumen5 halaman
    OMSK Fix
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • LP DIABETES Definisi
    LP DIABETES Definisi
    Dokumen1 halaman
    LP DIABETES Definisi
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Ceklist Wiwik Chest Thrus
    Ceklist Wiwik Chest Thrus
    Dokumen3 halaman
    Ceklist Wiwik Chest Thrus
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Lansia
    Bab 1 Lansia
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Lansia
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Sap Perawatan Luka
    Sap Perawatan Luka
    Dokumen8 halaman
    Sap Perawatan Luka
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Format Kata Pengantar
    Format Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Format Kata Pengantar
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • Sap Perawatan Luka
    Sap Perawatan Luka
    Dokumen8 halaman
    Sap Perawatan Luka
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR ISI Format
    DAFTAR ISI Format
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR ISI Format
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • LP DIABETES Definisi
    LP DIABETES Definisi
    Dokumen1 halaman
    LP DIABETES Definisi
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat
  • SAP REMATIK Pada Lansia
    SAP REMATIK Pada Lansia
    Dokumen9 halaman
    SAP REMATIK Pada Lansia
    Putu Indrawan Adinata
    Belum ada peringkat