Anda di halaman 1dari 73

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTROENTERITIS

Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Ani Nurhayati, S.Kep 4006200074

Intan Juliani Agustin, S..Kep 4006200057

Nenden Nurfitriyani, S.Kep 4006200037

Riska Cahya Fitriyani, S.Kep 4006200042

Yuda Tri Junianto, S.Kep 4006200067

Ira Dewi Fortuna, S.Kep 4006200078

Angga Saputra, S.Kep 4006200048

Kristina Agustina Situngkir, S.Kep 4006200080

Pahriadi, S.Kep 4006200045

Risma Agustin Mulyani, S.Kep 4006200079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTROENTERITIS

Pokok Bahasan : Gastroenteritis


Sub Topik Bahasan : Pengertian Gastroenteritis
Penyebab Gastroenteritis
Tanda dan gejala Gastroenteritis
Komplikasi Gastroenteritis
Penanganan Gastroenteritis
Sasaran : Klien dan keluarga
Media : Leaflet
Waktu : 10-15 menit.
Tempat : Ruangan “S” Rumah Sakit X
Hari dan tanggal :

1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x15 menit, diharapkan sasaran mampu
memahami tentang gastroenteritis, serta mampu memberi penyuluhan kepada
teman sejawat.

2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x15 menit, diharapkan sasaran dapat
mengetahui tentang:
a. Pengertian Gastroenteritis
b. Penyebab Gastroenteritis
c. Tanda dan Gejala Gastroenteritis
d. Komplikasi Gastroenteritis
e. Penanganan Gastroenteritis
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab/ Diskusi
4. Materi
Terlampir
5. Media
Leaflet
6. Strategi
a. Kontrak dengan pasien (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Dengan tanya jawab langsung.
7. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
b. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan pengertian gastroentritis
2) Menyebutkan penyebab gastroentritis
3) Menyebutkan tanda dan gejala gastroentritis
4) Menyebutkan komplikasi gastroenteritis
5) Menyebutkan penanganan gastroenteritis
6) Memberikan kesempatan untuk bertanya
8. Proses Penyuluhan

NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN


1. Pembukaan 2 menit 1. Mengucapkan salam. 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan
3. Mendengarkan
2. Pelaksanaan 10  10 menit 1. Menjelaskan pengertian gastroenteritis 1. Mendengarkan
2. Menyebutkan penyebab gastroenteritis 2. Memahami materi
3. Menyebutkan tanda dan gejala gastroenteritis 3. Memperhatikan
4. Menyebutkan komplikasi gastroenteritis 4. Memperhatikan
5. Menyebutkan penanganan gastroenteritis 5. Memperhatikan
6. Memberikan kesempatan untuk bertanya 6. Bertanya dan mendengarkan
jawaban
3. Evaluasi dan 3 menit 1. Meminta audience menjelaskan pengertian 1. Menjelakan pengertian
Terminasi gastroenteritis gastroenteritis
2. Meminta audiences menyebutkan penyebab 2. Menyebutkan penyebab
gastroenteritis gastroenteritis
3. Meminta audiences menyebutkan tanda dan gejala 3. Menyebutkan tanda dan gejala
gastroenteritis gastroenteritis
4. Meminta audiences menyebutkan komplikasi 4. Menyebutkan komplikasi
gastroentritis gastroenteritis
5. Meminta audiences menyebutkan cara penanganan 5. Menyebutkan cara pennaganan
gastroentritis gastroenteritis
6. Mengucapkan terimakasih atas perhatian yang 6. Menjawab
diberikan 7. Menjawab salam
7. Mengucapkan salam penutup

9. Referensi
Black joyce. M & Jane Hokanse Hawks, (2014). Medical Surgical Nursing vol 2. Jakarta: Salemba Medika
Kowalak, Jennifer P, (2011). Buku ajar patofisiologi . Jakarta : EGC
Ngastiyah, (2005). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC
Priyanta A. 2009. EndoskopiGastrointestinal,Jakarta:Salemba Medika
MATERI PENYULUHAN
GASTROENTERITIS

A. Pengertian Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah buang air besar dengan fases berbentuk cair atau
setengah cair, dengan demikian kandunngan air pada feses lebih banyak dari
biasanya (Priyanta, 2009).
Gastroenteritis didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi, volume,
dan kandungan fluida dari tinja. Propulsi yang cepat dari isi usus melalui
hasil usus kecil diare dan dapat menyebabkan defisit volume cairan serius.
Penyebab umum adalah infeksi, sindrom malabsorpsi, obat, alergi, dan
penyakit sistemik. (Black Joyce, Hawks Jane, 2010).
B. Penyebab Gastroenteritis
Penyebab gastroenteritis menurut (Ngastiyah, 2005) yaitu :
a. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
a. Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya.
b. Infeksi virus
Virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,
astovirus dan lain-lain.
c. Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan
anak, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
d. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja,
tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
atau sebelum mengkonsumsi makanan.
e. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat
merangsang peningkatan peristaltik usus.

C. Tanda dan Gejala Gastroenteritis


1. Konsistensi feses cair
2. Demam
3. Kram abdomen
4. Membran mukosa kering
5. Berat badan turun
6. Lemah
7. Gelisah
8. Pucat
9. Denyut nadi cepat
10. Mual dan muntah
11. Turgor kulit menurun
12. Pernapasan cepat
13. Lendir disertai darah

D. Cara Penularan Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah penyakit yang bisa menular. Penularan dapat
terjadi karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Hal ini
menyebabkan virus-virus penyebab gastroenteritis menyebar melalui kontak
yang dekat dengan orang-orang yang terinfeksi melalui pencemaran dengan
feces atau muntahan (vomitus).
Makanan mungkin tercemar oleh penyiap-penyiap atau pedagang-
pedagang makanan yang tercemar gastroenteritis, terutama jika mereka tidak
mencuci tangan mereka secara teratur setelah menggunakan toilet. Kerang-
kerangan mungkin tercemar oleh limbah, dan orang-orang yang memakan
kerang-kerang yang mentah atau tidak dimasak dengan matang yang dipanen
dari perairan yang tercemar mungkin menderita diare. Air minum dapat juga
tercemar oleh limbah dan menjadi sumber penyebaran dari virus-virus ini.

E. Cara Pencegahan Gastroenteritis
1. Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan
sehhat, dan berolahraga

F. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Jika Terjangkit Gastroenteritis


1. Segera memeriksakan diri ke sarana kesehatan terdekat, misalnya
puskesmas.
2. Dari puskesmas, memberi rujukan ke fasilitas kesehatan.
3. Fasilitas kesehatan akan memberikan penatalaksanaan yang prima,
misalnya pemberian obat-obatan.

G. Hal-Hal yang Penting Diperhatikan Bagi Penderita Gastroenteritis

1. Meminum obat dengan teratur.


2. Memperhatikan gizi yang cukup, terutamam makan makanan yang
mengandung protein tinggi.
3. Istirahat yang penuh,
4. Rutin memeriksakan diri/ kontrol ke Puskesmas/Rumah Sakit.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

"BRONKITIS"

Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Ani Nurhayati, S.Kep 4006200074

Intan Juliani Agustin, S..Kep 4006200057

Nenden Nurfitriyani, S.Kep 4006200037

Riska Cahya Fitriyani, S.Kep 4006200042

Yuda Tri Junianto, S.Kep 4006200067

Ira Dewi Fortuna, S.Kep 4006200078

Angga Saputra, S.Kep 4006200048

Kristina Agustina Situngkir, S.Kep 4006200080

Pahriadi, S.Kep 4006200045

Risma Agustin Mulyani, S.Kep 4006200079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“BRONCHITIS”

Topik : Saluran Pernafasan


Sub Topik : Bronchitis
Sasaran : Pasien & Keluarga :
Waktu : 20 menit
Tanggal/Pukul :
Tempat : Ruangan ”S” Rumah Sakit X
Penyuluh : Perawat
Media : Leaflet

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dapat mengetahui tentang
penyakit Bronchitis.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit pasien dapat mengetahui:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian tentang apa itu penyakit Bronkitis
2. Mengetahui penyebab penyakit Bronkitis
3. Mengetahui tanda-tanda dan gejala penyakit Bronkitis
4. Mengetahui pengobatan dari penyakit Bronkitis
5. Mengetahui pencegahan dari penyakit Bronkitis
C. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
D. Metode Penyuluhan
Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab

E. Media
Leaflet, SAP
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
 Menyampaikan tentang menyimak
tujuan pokok materi  Bertanya mengenai
 Menggali pengetahuan perkenalan dan tujuan
pasien tentang penyakit jika ada yang kurang
bronchitis jelas
 Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 10 menit Menjelaskan materi tentang:  Mendengarkan dan
 Menjelaskan menyimak
pengertian tentang  Bertanya mengenai
apa itu penyakit hal-hal yang belum
Bronkitis jelas dan dimengerti
 Mengetahui
penyebab penyakit
Bronkitis
 Mengetahui tanda-
tanda dan gejala
penyakit Bronkitis
 Mengetahui
pengobatan dari
penyakit Bronkitis
 Mengetahui
pencegahan dari
penyakit Bronkitis
3. Penutup 5 menit  Melakukan evaluasi  menjawab tentang
dengan mengajukan pertanyaan yang
beberapa pertanyaan diajukan
 Menyampaikan  Mendengarkan
kesimpulan materi  Memperhatikan
 Mengakhiri pertemuan

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruangan
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses 
 Peserta antusias terhadap materi
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil 
 Pasien mengetahui tentang penyakit bronkitis
Lampiran
MATERI
PENYAKIT BRONKITIS

A. PENGERTIAN
Bronchitis adalah suatu penyakit pada saluran paru, dimana terjadi
pembengkakan pada saluran paru ditandai dengan batuk-batuk selama 2
minggu yang kadang disertai dahak.
Bronkitis adalah penyakit radang pada sistem trakeobronkial, secara
klinis ditandai dengan batuk atau tanpa produki sputum.

B. ETIOLOGI
1. Bronkitis infeksiosa, disebabkan oleh infeksi virus dan bekteri atau
organisme lain yang meyerupai bakteri (Mycoplasma pneumonie dan
Chlamyidia).
2. Bronkitis iritatif, karena disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat
iritatif seperti debu, asap (dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut
organik, klorin, hidrogen, sulfida, sulfur dioksida, dan bromin), polusi
udara yang dikarenakan tembakau dan rokok.

C. TANDA GEJALA
1. Batuk berdahak
Pada bronkitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung
lama, jumlah sputum bervariasi.
2. Demam berulang
Bronkitis merupakan penyakit yang berjalan kronis, sering mangalami
infeksi berulang pada bronkus maupun paru, sehingga sering terjadi
demam.
3. Sesak napas atau dyspnea
Pada 50 % kasus ditemukan sesak napas. Hal tersebut timbul dan beratnya
tergantung seberapa luas bronkitis yang terjadi.
4. Rasa sakit di dada
5. Rasa lelah
6. Sakit kepala ringan
7. Diawali dengan flu yang berlanjutan
8. Anak sering muntah disertai ingin mengeluarkan lendir
9. Kurang nafsu makan
10. Suhu tubuh meningkat

D. PENGOBATAN
1. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan mencegah
dehidrasi.
2. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukan bahwa
penyebabnya infeksi atau bakteri.
3. Menghisap uap air bisa membantu mencairkan dahak kental

E. PENCEGAHAN
1. Menghindari penggunaan bahan kimia yang menyebabkan iritasi azon
2. Menghindari polusi udara
3. Pada anak anak hindarkan asap rokok dan polusi
4. Ketahui gejala awal bronkitis yang berupa batuk dan pilek yang
berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifudin,Haji.2011.Anatomi dan Fisiologi. Edisi 4.Jakarta.EGC


2. Ganong, William.1998.Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Jakarta.
EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SENAM KAKI DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh:
PROFESI NERS SDHB

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SENAM KAKI DIABETES MELITUS

Pokok bahasan : Diabetes Melitus

Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Diabetes Melitus

2. Tanda dan gejala Diabetes Melitus

3. Penyebab Diabetes Melitus

4. Tujuan Senam kaki Diabetes Melitus

5. Langkah-langkah senam kaki DM

Sasaran : Pasien dan keluarga Pasien

A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan kronis yang ditandai dengan
kelainan dalam bahan metabolisme, termasuk glukosa, lipid, dan asam amino
(Mcdermott, 2005). Diabetes adalah penyakit kronis yang mempengaruhi hamper
setiap organ dalam sistem manusia (Raval et al., 2010). Menurut Suyono (2007)
diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak
menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah
merupakan suatu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. Dikutip
dari data WHO 2016, 70% dari total kematian di dunia dan lebih dari setengah
beban penyakit. 90-95% dari kasus Diabetes adalah Diabetes Tipe 2 yang sebagian
besar dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.Indonesia
juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan dunia. International
Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bahwa epidemi Diabetes di
Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara
peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan
Meksiko dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta
orang. Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan,
yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi
jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian
berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, kebutaan dan
gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Indonesia
menempati urutan keempat terbesar penderita diabetes. Pada penyandang DM
dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik.
Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil
(mikrovaskular) berupa kelainan pada retina, glomerulus ginjal, saraf, dan pada
otot jantung (kardiomiopati). Pada pembuluh darah besar, manifestasi komplikasi
kronik DM dapat terjadi pada pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung
koroner) dan pembuluh darah perifer (tungkai bawah).
Komplikasi ulkus diabetes di Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%,
angka mortalitas 32% dan ulkus diabetes merupakan penyebab perawatan rumah
sakit yang terbanyak sebesar 80% (Hastuti, 2010). Jika sudah sampai tahapan
terjadi infeksi ke tulang (osteomielitis) maka pasien berisiko dilakukan amputasi
kaki. Jika hal ini terjadi maka akan sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien,
sehingga pengurangan gejala neuropati perifer sebagai pencegahannya penting
dilakukan (Smeltzer & Bare, 2002).
Penanganan neuropati dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu penyuluhan atau
edukasi, pengobatan nyeri, dan perawatan kaki (Tandra,2008). Penyuluhan atau
edukasi diberikan kepada penderita diabetes melitus berupa pengontrolan pola
makan. Pengobatan nyeri dengan memberikan obat analgetik serta perawatan
kaki dengan latihan fisik dan senam kaki. Salah satu tindakan yang diharuskan
dalam perawatan secara dini adalah memotong kuku yang benar, pemakaian alas
kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki, serta melakukan senam kaki
diabetes (Soegondo, dkk, 2009). Salah satu upaya pencegahan terjadinya luka
kaki diabetik diperlukan perilaku perawatan kaki (foot care behaviour) yang
sangat baik pada pasien. Diabetes Melitus. Perawatan kaki merupakan upaya
pencegahan primer terjadinya luka pada kaki diabetes, salah satu tindakan yang
harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya kelainan kaki
secara dini adalah dengan melakukan senam kaki diabetes, disamping memotong
kuku yang benar, pemakaian alas kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki
(Soegondo, 2004).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, keluarga dan pasien dapat
mengetahui tentang langkah-langkah senam kaki pada pasien DM

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mampu :
1. Mengetahui definisi Diabetes Melitus
2. Mengetahui tanda dan gejala dari Diabetes Melitus
3. Mengetahui penyebab dari Diabetes Melitus
4. Mengetahui tujuan dari Senam Kaki Diabetes Melitus
5. Mengetahui langkah-langkah senam kaki Diabetes Melitus

D. POKOK MATERI
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Tanda dan Gejala dari Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Tujuan dari Senam Kaki Diabetes Melitus
5. Langkah-langkah senam kaki Diabetes Melitus
E. SASARAN DAN TARGET
Pasien dan Keluarga Pasien
F. STRATEGI PELAKSANAAN
Tempat : Ruang S

G. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1. Pembukaan 5 menit  Salam
 Perkenalkan diri
 Menjelaskan kontrak
waktu dan tujuan
pertemuan
2. Pelaksanaan 30 menit Menjelaskan Tentang : Leaflet, PPT,
 Definisi Diabetes Video,
Melitus Speaker
 Tanda dan gejala dari
Diabetes Melitus
 Penyebab dari Diabetes
Melitus
 Tujuan dari Senam Kaki
Diabetes Melitus
 Langkah-langkah Senam
Kaki Diabetes Melitus
3. Penutup 10 menit  Memberikan
kesempatan pada peserta
untuk mengajukan
pertanyaan
 Menjawab pertanyaan
 Mengevaluasi tentang
materi yang disampaikan
 Salam penutup

H. METODE
Metode yang digunakannya adalah :
1. Ceramah
2. Demonstrasi

I. MEDIA
1. Leaflet

J. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Tanda dan Gejala dari Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Tujuan dari Senam Kaki Diabetes Melitus
5. Langkah-langkah senam kaki Diabetes Melitus

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Pengkondisian peserta penyuluhan
d. Kontrak waktu
e. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung peserta dapat memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
b. Selama penkes berlangsung peserta dapat aktif bertanya dan ikut
melakukan senam diabetes melitus
3. Evaluasi Hasil Akhir
a. Mampu Mengetahui definisi Diabetes Melitus
b. Mampu Mengetahui tanda dan gejala dari Diabetes Melitus
c. Mampu Mengetahui penyebab dari Diabetes Melitus
d. Mampu Mengetahui tujuan dari Senam Kaki Diabetes Melitus
e. Mampu Mengetahui langkah-langkah senam kaki Diabetes Melitus

LAMPIRAN MATERI

SENAM KAKI DIABETES MELITUS

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2010). Menurut WHO,
Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin (Depkes, 2008)
Terdapat beberapa kriteria diagnosis Diabetes Melitus berdasarkan
nilai kadar gula darah, berikut ini adalah kriteria diagnosis berdasarkan
American Diabetes Association tahun 2010. Kriteria Diagnostik Diabetes
melitus menurut American Diabetes Association 2010 :
1. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/ dl
(11.1 mmol/L).
Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan
terakhir. Gejala klasik adalah: poliuria, polidipsia dan berat
badan turun tanpa sebab.
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dl (7.0 mmol/L). Puasa
adalah pasien tak mendapat kalori sedikitnya 8 jam.
3. Kadar glukosa darah 2 jam PP ≥ 200 mg/ dl (11,1 mmol/L).

B. Tanda dan Gejala


Beberapa pasien diabetes melitus mungkin mengalami gejala-gejala berikut
dalam tahap awal penyakit ini:
1. Sering merasa haus
2. Sering buang air kecil
3. Sering merasa lapar
4. Penurunan berat badan
5. Kelelahan
6. Penglihatan yang kabur
7. Tingkat penyembuhan luka yang lambat
8. Rasa gatal pada kulit, wanita mungkin merasa gatal di daerah vitalnya
Beberapa pasien mungkin tidak mengalami gejala-gejala di atas sama
sekali, sehingga pemeriksaan kesehatan secara rutin dianjurkan untuk
menghindari penundaan tindakan medis yang diperlukan.

C. Penyebab
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
1. Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini
disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β pankreas
mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan.
2. Obesitas
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi
akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat
mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel
lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah
berat badannya, maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan
kemudian jumlahnya bertambah banyak.
3. Faktor genetic
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai anggota
keluarga yang terkena jugad. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang
menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat
menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam
mensekresikan hormone yang diperlukan untuk metabolisme
dalam tubuh, termasuk hormone insulin.
4. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi
pancreas sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu
menyebabkan sel β pada pankreas tidak bekerja secara optimal
dalam mensekresi insulin.

C. Klasifikasi Diabetes Melitus


Organisasi profesi yang berhubungan dengan DM seperti American
Diabetes Association (ADA) telah membagi jenis DM berdasarkan
penyebabnya. PERKENI dan IDAI sebagai organisasi yang sama di Indonesia
menggunakan klasifikasi dengan dasar yang sama seperti klasifikasi yang
dibuat oleh organisasi yang lainnya (Perkeni, 2015).
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015) adalah
sebagai berikut :
1. Diabetes melitus (DM) tipe 1
DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di
pankreas. Kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin
yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara
lain autoimun dan idiopatik
2. Diabetes melitus (DM) tipe 2
Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi
insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja
secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di
dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada
penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi
insulin absolut.
3. Diabetes melitus (DM ) tipe lain
Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat
disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati pankreas, obat, zat
kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan DM.
4. Diabetes melitus Gestasional
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai
derajat apapun intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan
pertama selama kehamilan. (WHO-World Health Organisation 2011)

D. Tujuan Senam Kaki Diabetes Melitus


Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986) Senam kaki diabetes
melitus adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien yang
menderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
memperlancar peredaran darah bagian kaki. (Setyoadi & Kushariyadi. 2011.
Hal: 119)
Pada prinsipnya, senam kaki dilakukan dengan menggerakkan seluruh
sendi kaki dan disesuaikan dengan kemampuan pasien. Dalam melakukan
senam kaki ini salah satu tujuan yang diharapkan adalah melancarkan
peredaran darah pada daerah kaki (Damayanti, 2015). Tujuan Senam Kaki
Diabetes Melitus :
1. Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
2. Meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha
3. Mengatasi keterbatasan pergerakan sendi
(Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Hal: 119)

E. Langkah-langkah Senam Kaki Diabetes Melitus


1. Persiapan alat dan lingkungan :
a. Kertas koran dua lembar
b. Kursi ( jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk )
c. Lingkungan yang nyaman dan jaga privasi
2. Perawat mencuci tangan.
3. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan klien duduk tegak
tidak boleh bersandar dengan kaki menyentuh lantai.
4. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua kaki diluruskan ke
atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak
10 kali.
5. Dengan meletakkan tumit salah satu kakii di lantai, angkat telapak kaki
ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
6. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
7. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
8. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakkan jari-jari ke depan
turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi
sebanyak 10 kali.
9. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke
lantai.
10. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke-8 , namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
11. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakkan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang
12. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara
bergantian.
13. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuklah koran tersebut menjadi
seperti bola dengan kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan kedua kaki. Cara ini dilakukan
hanya sekali saja.
14. Lalu sobek koran menjadi dua bagian, pisahkan kedua bagian koran.
15. Sebagian koran disobek menjadi kecil dengan kedua kaki.
16. Pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan koran pada bagian kertas yang utuh.
17. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
(Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Hal: 120-123)

DAFTAR PUSTAKA

Kushariyadi & Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien


Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho.2009.Senam Lansia. Diakses pada hari Rabu, 30 Januari 2019.


Dapat di akses di http://tutorialkuliah.com/2009/05/tentang-senam-
lansia.html

Inarty, Mario, Lando (2017) Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Nilai
Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di
Rumah Sakit Pacaran Kasih Gmim Manado. E-journal keperawatan
(e-Kp) volume 5 nomor 1. Dapat di akses di https://media.neliti.com
Widyatuti (2008) Terapi Komplementer Pada Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1. Dapat di akses di
jki.ui.ac.id

Putu, Ni (2012) Latihan Senam Kaki Untuk Penderita Diabetes Mellitus.


Rumah Sakit Cahya Kawaluyan. Dapat di akses di
http://rscahyakawaluyan.com
SATUAN
ACARA

PENYULUHAN ( SAP )

"HIPERTENSI"

Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Ani Nurhayati, S.Kep 4006200074

Intan Juliani Agustin, S..Kep 4006200057


Nenden Nurfitriyani, S.Kep 4006200037

Riska Cahya Fitriyani, S.Kep 4006200042

Yuda Tri Junianto, S.Kep 4006200067

Ira Dewi Fortuna, S.Kep 4006200078

Angga Saputra, S.Kep 4006200048

Kristina Agustina Situngkir, S.Kep 4006200080

Pahriadi, S.Kep 4006200045

Risma Agustin Mulyani, S.Kep 4006200079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Topik : Hipertensi

Sasaran : Klien dan Keluarga

Tempat : Ruangan “S” Rumah Sakit X

Hari / Tanggal :

Waktu :

Media : Leaflet
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mampu:


1. Memahami pengertian hipertensi.
2. Mengenali tanda dan gejala hipertensi.
3. Memahami faktor penyebab hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi dari hipertensi.
5. Mengetahui cara pengobatan hipertensi.
6. Mengetahui cara pencegahan terhadap hipertensi.
C. Materi (Terlampir)
D. Media

Leaflet

E. Metode

Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi


F. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
1. 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam
- Mendengarkan
- Mengucapkan salam
- Mendengarkan
- Menjelaskan nama dan akademi
- Menjelaskan topik dan tujuan - Menjawab
pendidikan kesehatan
- Menanyakan kesiapan keluarga
2. 25 menit Pelaksanaan : - Mendengarkan
- Bertanya
1. Penyampaian materi
- Pengertian hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Pengobatan hipertensi
- Pencegahan hipertensi
- Makanan yang dihindari
- Makanan yang dianjurkan
- Pengobatan tradisional untuk
hipertensi

Memberikan kesempatan keluarga


untuk bertanya mengenai materi yang
disampaikan

3. 10 menit Evaluasi: - Menjawab


- Meredemonstarasi
- Menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan mengenai
Hipertensi
- Memberikan kesempatan keluarga
meredemontrasikan pembuatan
obat tradisional
4. 5 menit Penutup  Mendengarkan

- Menutup pertemuan
dengan
 Menjawab salam
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
- Memberikan salam penutup
- Pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan
Darah

H. Kriteria Hasil:

1. Keluarga dapat menyebutkan kembali materi yang telah diberikan


2. keluarga yang hadir mampu mengajukan pertanyaan

3. Semua keluarga dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan

I. Referensi
Anonim.Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). www.medicastore.com. Diakses: 6
Maret 2012
Astawan, Made, Prof. dr. Ir. Ms. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
www.depkes.co.id. Diakses: 6 Maret 2012
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita
Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 1999

Lampiran

Materi penyuluhan “Hipertensi”

A. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan


diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat
spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau
90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)
B. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan),
bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan
yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan,
stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit
endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
 Stres,
 Usia,
 Merokok,
 Obesitas (kegemukan),
 Alkohol,
 Faktor keturunan,
C. Jenis-jenis hipertensi
Jenis-jenis hipertensi adalah:
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
 Pusing
 Rasa berat di tengkuk
 Mudah marah
 Telinga berdenging
 Sukar tidur
 Sesak nafas
 Mudah lelah
 Mata berkunang-kunang
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
E. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)
F. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin
dokter
b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
1. Mengurangi asupan garam dan lemak
2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol

3. Berhenti merokok bagi yang merokok


4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan

5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang

6. Menghindari ketegangan

7. Istirahat cukup

8. Hidup tenang

c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi


1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur

3. Diit rendah garam dan lemak

G. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:


1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
2. Buah-buahan keculi buah durian
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan
putih telurnya saja
5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung
lemak)

H. Makanan yang perlu dihindari


1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman
kaleng
2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
I. Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

"DEMAM TYPOID"

Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Ani Nurhayati, S.Kep 4006200074

Intan Juliani Agustin, S..Kep 4006200057

Nenden Nurfitriyani, S.Kep 4006200037

Riska Cahya Fitriyani, S.Kep 4006200042

Yuda Tri Junianto, S.Kep 4006200067

Ira Dewi Fortuna, S.Kep 4006200078

Angga Saputra, S.Kep 4006200048

Kristina Agustina Situngkir, S.Kep 4006200080

Pahriadi, S.Kep 4006200045

Risma Agustin Mulyani, S.Kep 4006200079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEMAM TYPOID

Pokok Bahasan : Demam Typoid


Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : 30 menit
Hari/tanggal :
Tempat : Ruangan “S” Rumah Sakit X

A. Latar Belakang
Demam thypoid merupakan penyakit endemis di Indonesia di sebabkan oleh
infeksi sistemik Salmonella typi. Prevalens 91 % kasus demam typoid terjadi
pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Pada minggu
pertama sakit, demam typoid sangat sukar dibedakan dengan penyakit demam
lainnya sehingga untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan biakan
kuman untuk konfirmasi.
96 % kasus demam typoid disebabkan Salmonella typi, sisanya disebabkan oleh
S. paratypi. Kuman masuk melalui makanan atau minuman, setelah melewati
lambung kuman mencapi usus halus (ileum) dan setelah menembus dinding usus
sehingga mencapai folikel limfoid usus halus (plaque peyeri). Kuman ikut aliran
limfe mensetrial ke dalam sirkulasi darah (bakteremia primer) mencapai jaringan
RES (hepar, lien, sumsum tulang untuk bermultiplikasi). Setelah mengalami
bakteremia sekunder, kuman mencapai sirkulasi darah untuk menyerang organ
lain (intra dan ekstra intestinal) dan masa inkubasi kuman ini 10-14 hari.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan pengunjung poli anak dapat
memahami tentang penyakit demam typoid untuk diri sendiri dan orang
disekitarnya.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan pasien poli anak dapat
memahami dengan benar:
1. Defenisi Demam Typoid
2. Faktor Penyebab Demam Typoid
3. Tanda-tanda Gejala Demam Typoid
4. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan Demam Typoid

D. POKOK BAHASAN
1. Pengertian Demam Typoid
2. Etiologi Demam Typoid
3. Manifestasi klinik Demam Typoid
4. Komplikasi Demam Typoid
5. Pemeriksaan Demam Typoid
6. Penatalaksanaan Demam Typoid

E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Jenis Model Pembelajaran
Pertemuan tatap muka.
2. Landasan Teori
a) Ceramah
b) Tanya jawab
3. Landasan Pokok-pokok
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik.
b) Mengajukan masalah.
c) Mengidentifikasi pilihan tindakan.
d) Memberi komentar.
e) Menetapkan tindak lanjut.
F. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD
G. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab :
Penyaji :
Moderator :
Fasilitator :
Dokumentator :

H. PROSES KEGIATAN

No Kegiatan Materi Penyuluhan Keluarga Tn.A Waktu


1 Pembukaan 1. Mengucap salam Menjawab 5 menit
dan perkenalan salam
2. Menyampaikan Menyimak
pokok bahasan
dan tujuan
3. Memberikan
pertanyaan:
apersepsi

2 Penyampaian 1. Menjelaskan Menjawab 20 menit


materi pengertian Mendengarkan
Demam Typoid. Memperhatikan
2. Menjelaskan
faktor penyebab .
3. Menjelaskan tanda
gejala.
4. Menjelaskan cara
pencegahan.

3 Penutup 1. Menanyakan Mendengarkan 5 menit


tentang materi Memperhatikan
yang telah Menjawab
disampaikan. Menjawab
2. Mengucap salam salam

I. STRATEGI PELAKSANA
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit demam typoid dan
penanganan keperawatan kepada pengunjung pasien poli anak.
J. EVALUASI
1. Evaluasi Terstruktur
a. Alat dan media sesuai dengan rencana.
b. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan.
c. Peserta kurang lebih berjumlah lebih dari 10 orang.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias dengan materi penyuluhan.
b. Peserta memperhatikan penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi.
3. Evaluasi Hasil
Peserta memahami materi yang disampaikan dengan dapat menjawab
pertanyaan evaluasi yang dilakukan oleh penyuluh, seperti:
a. Mengetahui pengertian demam typoid.
b. Mengetahui faktor penyebab demam typoid.
c. Mengetahui tanda gejala demam typoid.
d. Mengetahui cara penanganan demam typoid.
e. Mengetahui komplikasi demam typoid.
MATERI DEMAM THYPOID

A. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh salmonella typi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang
dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endokardiasi dan
invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati,
limfa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi (Huda dan Kusuma, 2016).
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh
Salmonellla tipe A, B, dan C yang dapat menular melalui oral, fekal, makanan,
dan minuman yang terkontaminasi (Padila 2013 dalam Dewi & Meira 2016).

B. Etiologi
Menurut Arifianto (2012) menyebutkan bahwa penyebab utama dari
penyakit ini adalah kuman Salmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan C.
Kuman ini banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman
yang terkena kuman yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari
penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Salmonella typosa
merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak
berspora, mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen, yaitu antigen O,
antigen somatik yang tidak menyebar, terdiri dari zat komplek lipopolisakarida,
antigen V (kapsul) yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O antigen
terhadap fagositosis dan antigen H (flagella). Ketiga jenis antigen tersebut
dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukkan tiga macam antibodi
yang biasa disebut agglutinin.
C. Manifestasi klinis
Menurut Huda dan Kusuma (2016), adapun manifestasi dari demam typoid
antara lain:
1. Gelaja pada anak, inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam menggigil sampai akhir minggu pertama.
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani lagi
akan menyebabkan syok, stupor dan koma.
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala dan perut.
6. Kembung, mual, muntah, diare dan konstipasi
7. Pusing, bradikardi, nyeri otot
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi, dan ujung merah serta tremor).
11. Gangguan mental berupa samnolen
12. Delirium atau psikosis
13. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dak hipotermia.

D. Pencegahan
Menurut Librianty (2015) menyatakan bahwa pencegahan yang dapat
dilakukan agar tidak terjadi demam tifoid yaitu dengan meningkatkan higiene
dan sanitasi seperti penyediaan air bersih, pembuangan sampah atau kotoran
memadai. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan
(antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan
terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama
chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2
tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
E. Komplikasi
Arifianto (2012) menyebutkan bahwa komplikasi yang dapat terjadi pada
anak yang mengalami demam tifoid yaitu:
a. Disfungsi pada otak (kejang atau gangguang kesadaran)
b. Syok
c. Perforasi usus
d. Perdarahan

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk demam typoid menurut Huda dan Kusuma
(2016), antara lain:
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan
khusus.
3. Pemeriksaan uji widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri
salmonella typi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum penderita dema typoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella
typi maka penderita membuat antibody (agglutinin).
4. Kultur
Kultur darah: bisa positif pada minggu pertama
Kutur urin: bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses: bisa positif dari akhir minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Anti salmonella typi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella typi, karena antibody IgM muncul pada hari ke 3 dan 4 terjadinya
demam.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam typoid menurut WHO (2009), antara lain:
1. Farmakologi
a. Kloramfenikol, dosis (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis peroral
atau intravena) selama 10-14 hari.
b. Jika tidak dapat diberikan kloramfenikol, dipakai amoksilin
100mg/kgBb/hari peroral atau ampisilin intravena selama 10 hari, atau
kortikomoksasol 48 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) peroral selama 10
menit.
c. Bila klinis tidak ada perbaikan digunakan generasi ketiga sefalosporin
seperti ceftriaxone (80 mg/kg IM atau IV, sekali dalam sehari, selama 5-7
hari atau cefixime oral 20 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari).
d. Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran
e. Dexsametasol 1-3mg/kgBB/hari intravena, dibagi 3 dosis hingga
kesadaran membaik.
2. Non farmakologi
a. Diet: diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi
sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien, dan diet berupa makanan yang
rendah serat.
b. Mengawasi kondisi klien dengan : pengukuran suhu secara berkala setiap
4 -6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau
mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik keatas,
atau apakah anak mengalami kejang – kejang. Demam yang disertai
kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena
oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak
akan berakibat rusaknya sel otak. Dalam kedaan demikian, cacat seumur
hidup dapat terjadi berupa rusaknya intelektual tertentu.
c. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
d. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
e. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
f. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya. Minuman
yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air
buah atau air teh. Tujuannya agar cairan tubuh yang menguap akibat
naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
g. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
h. Kompres dengan air hangat pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
DAFTAR PUSTAKA

Arifianto. 2012. Orang tua cermat, anak sehat. Jakarta: Gagas Media

Dewi & Meira. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Huda Nurarif, Amin dan Kusuma Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA NIC-NOC Dalam Berbagai Kasus.
Jogjakarta : Medi Action

Librianty. 2015. Panduan Mandiri Melacak Penyakit. Jakarta: Lintas Kata

Pudjiadi, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.

World Health Organization, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak Dirumah Sakit.


Jakarta: WHO Indonesia
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PNEUMONIA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3A

Ani Nurhayati, S.Kep 4006200074

Intan Juliani Agustin, S..Kep 4006200057

Nenden Nurfitriyani, S.Kep 4006200037

Riska Cahya Fitriyani, S.Kep 4006200042

Yuda Tri Junianto, S.Kep 4006200067


Ira Dewi Fortuna, S.Kep 4006200078

Angga Saputra, S.Kep 4006200048

Kristina Agustina Situngkir, S.Kep 4006200080

Pahriadi, S.Kep 4006200045

Risma Agustin Mulyani, S.Kep 4006200079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PNEUMONIA

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu memahami
tentang masalah Pneumonia.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian dari pneumonia.
2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari  Pneumonia.
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari Pneumonia.
4. Menyebutkan kembali  macam-macam dari pneumonia.
5. Menjelaskan bahaya dari Pneumonia.
6. Menjelaskan kembali cara perawatan Pneumonia dirumah.
7. Menjelaskan cara pencegahan Pneumonia.
8. Menjelaskan penatalaksanaan Pneumonia
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien dan
keluarga pasien.
D. Materi Penyuluhan (terlampir)
1. Pengertian pneumonia
2. Penyebab Pneumonia
3. Tanda dan Gejala Pneumonia
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Komplikasi Pneumonia
6. Pengobatan Pneumonia

E. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :
 Memberi salam dan perkenalan         Menjawab salam
 Kontrak waktu         Mendengarkan
 Menjelaskan pokok bahasan
 Mengungkapkan tujuan pembelajaran

2. 15 menit Kegiatan inti:


 Penyuluh memberikan ceramah sesuai         Mendengarkan
dengan materi penyuluhan         Bertanya
 Sasaran menyimak penyuluhan         Menjelaskan
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang pengertian Pneumnia
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang macam-macam
Pneumonia
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang tanda dan gejala non
pneumonia dan Pneumonia
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang Cara perawatan dan
pencegahan pneumonia dan non
pneumonia
 Sasaran mengemukakan hal-hal yang
belum dipahami
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang hal-hal yang belum
dipahami
3. 10 menit Kegiatan penutup:
 Penyuluh mengevaluasi materi yang telah         Mendengarkan
diberikan dengan memberikan pertanyaan         Menjawab salam
berupa:
1. Pengertian Pneumonia
2. Tanda dan Gejala Pneumonia
3. Macam-macam ISPA.
4. Cara penanganan ISPA Pneumonia
 Sasaran menjawab pertanyaan penyuluh
sebagai evaluasi
 Penyuluh menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
 Memberi salam
F. Media
1. Leaflet
2. Flip chart

G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi

MATERI PENYULUHAN
PNEUMONIA
A. Definisi
Pneumonia adalah Peradangan paru yang ditandai dengan gejala awal sesak
nafas dan batuk dimana kantong udara (dalam paru) terisi cairan / sel-sel radang
yang membuat kesulitan bernafas karena peredaran oksigen dalam paru tidak
lancar.

B. Penyebab
Penyebab pneumonia antara lain:
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa)
 Staphylococcus aureus
 Legionella
 Hemophillus influenza
2. Virus
 Virus influenza
 Chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri
Mycoplasma pneumoniae (terutama pada orang dewasa muda dan anak-
anak)
4. Jamur tertentu
 Aspergilus
 Histoplasma
 Koksidioidomikosis

C. Tanda dan Gejala


 Panas
 Batuk (sering pada malam hari)
 Nyeri tenggorokan
 Takipnea
 Retraksi dinding dada
 Sesak nafas
 Sakit kepala
 Nafsu makan berkurang
 Nyeri perut
 Muntah
 Batuk dan pilek

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
 Rontgen dada
 Pembiakan dahak
 Hitung jenis darah
 Gas darah arteri

E. Komplikasi
1. Pneumothorak
Udara dari alveolus yang pecah disebabkan karena sumbatan atau
peradangan disaluran bronkioli yang membuat udara bisa masuk namun
tidak bisa keluar. Lambat laun alveolus menjadi penuh sehingga tak kuat
menampung udara dan pecah.
2. Empiyema (Paradangan di paru)
Peradangan terjadi karena kuman atau bakteri berhasil dilokalisasi oleh
pertahanan tubuh namun tidak dapat dibasmi akhirnya muncul nanah dan
mengumpul diantara paru-paru dan dinding dada.

F. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif, karena infeksi virus
tidak akan memberikan respon terhadap antibiotik.Terapi suportif terdiri dari :

 Udara yang lembab


 Tambahan asupan cairan
 Tambahan oksigen.

Untuk mencegah dehidrasi, mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit. Kadang diberikan obat antivirus (misalnya
ribavirin atau amantadin, untuk virus influenza tipe A), terutama pada bayi dan
anak-anak. Untuk pneumonia karena virus herpes dan cacar air bisa diberikan
acyclovir. Beberapa penderita akan mengalami pemulihan dalam waktu 2
minggu, tanpa meninggalkan gejala sisa. Akibat yang fatal mungkin akan
ditemukan pada:
 Penderita lanjut usia
 Penderita gangguan sistem kekebalan
 Bayi yang menderita kelainan jantung bawaan.

G. Pengobatan di rumah
 Menjaga ruangan tetap bersih, ventilasi, pencahayaan.
 Menjaga kebersihan diri.
o Menjaga udara tetap lembab.
 Anjurkan banyak istirahat.
 Ajarkan teknik batuk efektif.
 Penempatan tempat sampah.
 Hindarkan kontak dengan anak kecil, karena mudah tertular.

Daftar Rujukan

C long Barbara, 1996. Perawatan Medikal Bedah 2 (Suatu Proses Pendekatan


Keperawatan). Bandung.

DEPKES RI Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular, 1993. Buku


Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA Untuk Kader
Definisi Komplikasi
 Pneumothorak
Pneumonia adalah Peradangan
paru yang ditandai dengan  Empiyema (Paradangan di
gejala awal sesak nafas dan
paru)
batuk dimana kantong udara
(dalam paru) terisi cairan / sel-
sel radang yang membuat Pengobatan di rumah
kesulitan bernafas karena  Menjaga ruangan tetap
peredaran oksigen dalam paru
bersih, ventilasi,
tidak lancar.
pencahayaan.

PENYEBAB  Menjaga kebersihan diri.

Bakteri, Virus, Mycoplasma  Menjaga udara tetap lembab.


pneumoniae , Jamur tertentu  Anjurkan banyak istirahat.

 Ajarkan teknik batuk efektif.


Tanda dan Gejala
 Penempatan tempat sampah.
Panas, Batuk (sering pada malam
 Hindarkan kontak dengan
hari), Nyeri tenggorokan,
anak kecil, karena mudah
Takipnea, Retraksi dinding dada,
tertular
Sesak nafas, Sakit kepala,

Nafsu makan berkurang, Nyeri

perut, Muntah, Batuk dan pilek.

Pemeriksaan Penunjang
 Rontgen dada

 Pembiakan dahak

 Hitung jenis darah

 Gas darah arteri


SATUAN ACARA PENYULUHAN

DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE)

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3A

Ani Nurhayati, S.Kep 4006200074

Intan Juliani Agustin, S..Kep 4006200057

Nenden Nurfitriyani, S.Kep 4006200037

Riska Cahya Fitriyani, S.Kep 4006200042

Yuda Tri Junianto, S.Kep 4006200067

Ira Dewi Fortuna, S.Kep 4006200078

Angga Saputra, S.Kep 4006200048

Kristina Agustina Situngkir, S.Kep 4006200080

Pahriadi, S.Kep 4006200045

Risma Agustin Mulyani, S.Kep 4006200079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Pembahasan : Demam Berdarah Dengue (DBD)


Sub pokok pembahasan : Pencegahan Demam Berdarah Dengue
(DBD)
Sasaran : Klien dan Keluarga
Hari/tanggal :
Media : Leaflet
Tempat : Ruangan “S” Rumah Sakit X

A. TUJUAN
 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam
Berdarah Dengue (DBD) diharapkan keluarga pasien mengetahui
tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga
pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Mengetahui penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
4. Mengetahui cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
B. MEDIA
 LCD/Proyektor
 Leaflet
C. METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah dan tanya jawab
D. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan
3. Menggali 3. Menjawab
pengetahuan pertanyaan
keluarga pasien
tentang Demam
Berdarah Dengue 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan tujuan memperhatikan
Penyuluhan 5. Menyetujui kontrak
5. Membuat kontrak waktu
waktu
2 Kegiatan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
Inti  Pengertian memperhatikan
(25 menit) Demam Berdarah penjelasan
Dengue (DBD) Penyuluh
 Penyebab
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
 Tanda dan gejala
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
 Cara Pencegahan
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
2. Memberikan 2. Aktif bertanya

kesempatan untuk
bertanya 3. Mendengarkan
3. Menjawab
pertanyaan peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan
(15 menit) materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh
2. Mengevaluasi 2. Menjawab
peserta atas pertanyaan yang
penjelasan yang diberikan
disampaikan dan
penyuluh
menanyakan
kembali mengenai 3. Menjawab salam
materi penyuluhan
3. Salam Penutup

E. EVALUASI
1. Apa pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya DBD ?
3. Bagaimana cara penularan DBD ?
4. Sebutkan tanda dan gejala DBD ?
5. Bagaimana cara pencegahan DBD ?
F. Materi

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. Pengertian

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan


oleh virus dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat
menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam,nyeri
otot,tulang dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama
dan dapat menyebabkan perdarahan

B. Penyebab (Etiologi)

Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus


dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Meskipun
dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di
kebun-kebun. DBD ini banyak di temukan di daerah tropis yang curah
hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan mudah berkembang biak di
daerah yang tergenang air. Umumnya sering terjadi di daerah Asia
Tenggara, khususnya Indonesia yang saat ini menjadi masalah utama di
negeri kita ini.

C. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty


1. Warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya
2. Berbadan kecil
3. Biasanya menggigit pada siang hari dan sore hari
4. Hidup dan berkembang biak di dalam rumah (bak mandi,kaleng
bekas,kolam ikan,ban bekas,pot tanaman air,tempat minuman burung)
5. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung,kelambu dan ditempat
yang gelap dan lembab.
6. Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak air
7. Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air
8. Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk
bernafas

9. Kemampuan terbang kira-kira 100 meter

D. Cara penularan Demam Berdarah Dengue


1. Demam berdarah dengue hanya dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk
Aedes Aegypty betina,yang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-
tempat umum (Sekolah,Pasar,Terminal,Warung dsb)
2. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue waktu menggigit/menghisap
darah orang yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam
darahnya terdapat Virus Dengue.
3. Orang yang darahnya mengandung Virus Dengue tetapi tidak sakit
dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain
di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptynya.
4. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes Aegypty akan berkembang
biak dalam tubuh nyamuk.
5. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain,virus
tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
6. Orang yang digigit nyamuk Aedes Aegypty yang mengandung virus
dengue gejala sakit/demam setelah 4-7 hari (masa inkubasi)

7. Bila orang yang ditularkan tidak memiliki daya tahan tubuh yang
baik,ia akan segera menderita DBD (demam berdarah dengue)

E. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue

1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan,


nyeri pada persendiaan,serta sakit kepala.
2. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit dan
mimisan (epistaksis).
3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada  gejala kuning,ada mual dan
muntah.
4.  Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang.
Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.
TANDA BAHAYA DBD :

a. Perdarahan gusi

b. Muntah darah

c. Penderita tidak sadar

d.  Denyut nadi tidak teraba

      Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat


F. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya
(Aedes aegypti) harus diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum
ada. Cara yang tepat dalam pencegahan penyakit DBD adalah dengan
pengendalian vektornya, yaitu nyamuk  Aedes aegypti.
Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk  Aedes aegypti adalah
memberantas jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dik
enal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh
karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan
tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-
DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.
Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.
2. Fisik

3. Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan


cara 3 M plus :
a. Menguras bak mandi
b. Menutup tempat penampungan air
c. Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat
digenangi air seperti ban bekas, kaleng bekas, vas bunga,
penampungan air dsb

d.Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian

e. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat


lainnya yang sejenis seminggu sekali.

f. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.

g. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.

h. Menaburkan bubuk Larvasida.

i. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.


j. Memasang kawat kasa.

k. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

l. Menggunakan kelambu.

m. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

4. Biologi

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan


pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu
agen yang aktif mengendalikan nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. 1999.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1.Jakarta:


Media Aesculapius

Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit . Jakarta : EGC

Suwarsono H : Berbagai cara pemberantasan jentik Ae. Aegypti. Cermin


DuniaKedokteran 1997; 119 : 32-3.

Brunner & Suddarth (2002), Keperawatan Medikal Bedah,volume 2, Jakarta;


EGC2.Buku Ajar Penyakit Dalam. (1995). Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK
UIEffendi, 1995, Perawatan Pasien DHF, Jakarta : EGC.
7. Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan
Apa itu Demam Berdarah permukaan air dan gerakan jentik
nyamuk naik turun ke atas pemukaan air
Dengue (DBD) ?
untuk bernafas
Demam Berdarah Dengue (DBD)
8. Kemampuan terbang kira-kira 100
merupakan penyakit yang disebabkan oleh
meter.
virus dengue yang disebarkan nyamuk
Aedes Aegypty.
Tanda &
Gejala DBD
Penyebab
Penyebab Demam Berdarah Dengue 1. Warna hitam dengan belang-belang putih

(DBD) adalah karena adanya virus dengue dan di seluruh badannya

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes 2. Berbadan kecil

Aegypty. DBD (Demam Berdarah Dengue) ini 3. Biasanya menggigit pada siang hari dan

banyak di temukan di daerah tropis yang curah sore hari

hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan 4. Hidup dan berkembang biak di dalam

mudah berkembang biak di daerah yang rumah (bak mandi,kaleng bekas,kolam 1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai
tergenang air. ikan,ban bekas,pot tanaman air,tempat menggigil. kurang nafsu makan, nyeri
minuman burung) pada persendiaan,serta sakit kepala.
5. Senang hinggap pada pakaian yang
2. Pendarahan dibawah kulit berupa :
bergantung,kelambu dan ditempat yang
Bintik-bintik merah pada kulit ,
gelap dan lembab.
Ciri-Ciri Nyamuk Aedes
6. Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak
Aegypty
air mimisan, gusi berdarah , muntah darah
dan BAB berdarah.
3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada 
PENCEGAHAN DEMAM
gejala kuning serta mual dan muntah

4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 BERDARAH


— 7 secara berulang—ulang. Dengan
tanda syok yaitu lemah, kulit dingin ,
basah dan tidak sadar.

c. Mengubur benda- benda yang dapat


digenangi air seperti ban
Pencegahan bekas,kaleng bekas dsb.

1. Pemberian Fogging (pengasapan) dan


abatisasi (bubuk abate)
2. Dengan cara 3M plus yaitu :
a. Menguras bak mandi

d. Menggunakan obat nyamuk sebelum


tidur dan sebelum bepergian.

b. . Menutup tempat penampungan air


PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI SARJANA


KEPERAWATAN
STIKes DHARMA HUSADA
BANDUNG

2021

Anda mungkin juga menyukai