Disusun Oleh:
Irwan Sutoyo,S.Kep
NIM : P2205168
(Irwan Sutoyo,S.Kep)
(…………………………….) (…………………………….)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
asuhan kepaerawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab
Tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama dalam
yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat
pentinng dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.
yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting. Lambung (gaster) bisa
pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau mengkonsumsi
jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.
biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU
menderita gastritis akut. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus
memahami dan memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi
Peradangan ini (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri
lebih tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath
prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perkembangannya yang cukup baik, maka tinggi pula harapan hidup penduduknya.
Diproyeksikan harapan hidup orang orang indonesia dapat mencapai 70 tahun pada
tahun 2000. Perlahan tapi pasti masalah lansia mulai dapat perhatian pemerintahan dan
yaitu bertambahnya usia harapan hidup dan banyaknya jumlah lansia di indonesi.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dan makin panjangnya usia
harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selamaini, maka
untuk berperan dalam pembangunan. Maka lansia perlu mendapat perhatian khusus
dari pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993). Hal ini merupakan tantangan bagi kita
semua dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lansia. Salah satu
masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia dalam gastrointestinal gangguan hal ini
gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai dalam
dimana penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. Penyakit gastritis yang kronik dapat
dimulai dengan adanya infeksi suatu bakteri yang disebut dengan helicobacter pylori,
sehingga mengangu pertahanan dinding mukosa (Widjadja, 2009, hal. 148). Gastritis
dalam dunia kesehatan dikenal sebagai penyakit lambung atau dyspepsia. Sebagai
kembali makanan menjadi partikel yang lebih kecil untuk diteruskan ke duodenum atau
duodenal. Gastritis atau dyspepsia istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai
maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri
terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah,
rasa tidak nyaman (Misnadiarly, 2009, hal. 11). WHO mengadakan tinjauan terhadap
beberapa negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia , di antara nya Inggris 22%, Cina 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%
dan Prancis29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8 – 2,1 jt dari jumlah penduduk
setiap tahun insiden terjadinya gastritis di asia tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
pada populasi di shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1%. Gastritis biasanya di anggap sebagai suatu hal
yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat
1. Pengertian
pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau karena
salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa
lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-
tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
dari pada mukosa muskularis. Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.
bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Penderita gastritis akut
erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk
2. Etiologi
Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang sering
dijumpai ialah :
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,gagal
b. Nyeri epigastrium
d. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik biasanya
(Asmadi,2008)
5. Pemeriksaan Diagnostik
b. Histopatologi.
sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu
maksimal
d. Laboraturium
Penatalaksaan Medis
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
(Asmadi,2008)
6. Komplikasi
kematian.
1. Pengkajian
keluhan utama yang dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik,
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi
i. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.
2. Pengkajian Fisik
c. Berat badan ( mengalami penurunan berat badan ) dan tinggi badan klien
e. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan darah
2) Radiologi
3) Endoskopi
4) Histopatologi
3. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC : Jakarta. Doengoes. 2014.
Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. MediAction: Jogjakarta.
Suyono, Slamet. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI :
Jakarta.
Wijayaningsih, Kartika sari. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI