KEPERAWATAN GASTRITIS
STUDI KASUS
Oleh :
16056
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini merupakan penyakit
dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka bukan suatu
masalah yang besar, misalnya jika mereka merasakan nyeri perut maka mereka akan
langsung mengatasinya dengan makan nasi dan istirahat, kemudian nyerinya hilang.
Gastritis adalan proses inflamasi mukosa dan sub mukosa pada lambung. Pada orang
awam penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat
menimbulkan perdarahan (hemorha gastritis) maka banyak darah yang keluar dan
berkumpul di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker
Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas factor internal yaitu adanya
kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal
yang menyebabkan iritasi dan infeksi (Purnomo, 2009). Gastritis merupakan suau
peradangan local atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
disbut adang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia. Ada
sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita gastritis seperti perut terasa nyeri,
mual, muntah, perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati).
Biasanya, nafsu makan menurun secara drastits, wajah pucat, suhu badan naik,
keluar keringat dingin, dan sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar (Nian,
2015).
tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil presentase dari
angka kejadin gastritis di dunia, antaranya, Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 25%, dan Prancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,821 juta dari
jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar
konfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara
substantial lebih tinggi dari populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat
bahawa di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2% , Denpasar 46%,
sedangkan di Jawa Tengah angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 79,6%
(Riskedas, 2013).
Dinas kesehatan Jawa Tengah tahun 2013 menempati urutan besar penyakit di
provinsi Jawa Tengah, gastritis menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita
sebesar 38.075 orang (Dinkes Jawa Tengah). Laporan data kesakitan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 tercatat sebanyak 7.446 jumlah kasus,
dan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6.321 jumlah kasus. Data terakhir
menunjukan bahwa penyakit gastritis tidak masuk dalam daftar 10 penyakit di Jawa
Tengah, namun demikan penyakit ini merupakan penyakit yang hampir semua
Tengah data pasien inap pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai Desember
sebanyak 148 kasus /pasien, pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai Desember
berjumlah 200 kasus/pasien, dan pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai
pemberian obat kemoterapi, uremia, infeksi siskemik, stress berat, iskemia dan syok,
konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa , trauma mekanik, dan infeksi
muntah, nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian ulu hati, hilang nafsu
makan, cepat merasa kenyang saat makan, buang air besar dengan tinja berwarna
hitam, diare (adanya infeksi di usus), bahkan anemia. Salah satu masalah yang
muncul pada gastritis yaitu mual dan mutah. Upaya dalam menurunkan keparahan
mual dan muntah yaitu dengan melalui oral hygiene. Oral hygiene merupakan suatu
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi resiko penyakit gigi dan mulut,
Tujuan oral hygiene pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut yang utuh
yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebarab penyakit yang ditularkan
melalui mulut (misalkan tifus, hepatitis), mencegah penyakit melalui mulut dan gigi,
melakukan sendiri perawatan oral hygiene dengan benar dan mencapai rasa nyaman
Dari uraian diatas penulis tertarik membuat studi kasus berjudul “Manajemen
Mual Dan Muntah Melalui Oral Hygiene Dalam Menurunkan Keparahan Mual Dan
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Manajemen Mual
Dan Muntah Melalui Oral Hygiene Dalam Menurunkan Keparahan Mual Dan
C. Tujuan Masalah
Keperawatan Gastritis.
2. Tujuan Khusus
keperawatan gastritis.
oral hygiene dalam menurunkan keparahan mual dan muntah pada asuhan
keperawatan gastritis.
keperawatan gastritis.
gastritis.
1. Manfaat Teoritis
mual dan muntah pada asuhan keperawatan gastritis dan hasil penelitian ini
dapat di jadikan refrensi ilmiah tentang manajemen mual dan muntah melalui
oral hygiene dalam menurunkan keparahan mual dan muntah dan dapat juga
sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
gastritis.
mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
1. Gastritis
a. Definisi
mual dan muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun
(inflamasi) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh factor iritasi dan
infeksi (Saydam,2011).
b. Etiologi
dulu baru makan dan saat makan langsung makan terlalu banyak.
3) Merokok akan merusak lapisan lambung. Oleh karena itu, orang yang
maupun kronis.
yang mengandung alcohol dan kafein seperti kopi. Hal itu dapat
perdarahan.
9) Kondisi yang stress full (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan
11) Serangan terhadap lambung. Sel yang dihasilkan oleh tubuh dapat
dapat juga mengenai sel inang pada tubuh manusia. Pemberian dapat
14) Infeksi siskemik. Pada infeksi siskemik toksik yang dihasilkan oleh
16) Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa. Konsumsi asam
dan hama tanaman. Jenis kimia ini dpata merusak lapisan mukosa
c. Manifestasi Klinis
kehilangan darah.
lokasinya.
darah samar pada tinja dan secar fisik akan di jumpai tanda-tanda
sebagian besar telah di isi oleh mucus dan cairan hasil sekresi.
terhadap nyeri.
lambung juga dapat di picu oleh peningkatan sekresi asam lambung. Ion
aspirasimuntahan.
epitel dan pembelahan sel yang di ransang oleh insulin like growth factored
an gastrin.
f. Klasifikasi gastritis :
1) Gastritis Akut
zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung. Gastritis akut
suatu penyakit yang sering ditemukan dan biasanya bersifat jinak dan
gastritis akut adalah makanan yang besifat asam atau alkali kuat, yang
lambung.
2) Gastritis Kronik
terjadi infiltrasi sel-sel radang pada lamina propria dan daerah intra
epiteil terutama terdiri dari sel-sel radang kronik yaitu limfosit dan sel
gastritis kronis merupakan salah satu dari 2 tipe, yaitu: tipe A yang
merupakan gastritis autoimun adanya antibody terhadap sel parietal
pada fundus atau korpus dan tipe B merupakan gastritis yang terjadi
dan erosi.
g. Pemeriksaan Penunjang
1) EGD (Esofagogastriduodenoskopi)
2) Analisa Gaster
3) Amylase Serum
4) Pemeriksaan Darah
Tes ini di gunakan untuk memeriksa adanya antibody H.pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tdak
5) Laboratorium
6) Pemeriksaan Histopatologi
7) Pemeriksaan Pernapasan
8) Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam feses atau tidak.
h. Penatalaksanaan
1) Berikan Antisida
nyeri ulu hati, rasa panas pada perut kiri atas, mulas, mual-mual dan
kembung.
3) Oral Hygiene
sikat gigi. Dalam menjaga oral hygiene yang efektif adalah dengan
sikat gigi. Pengenalan teknik sikat gigi secara teratur dan pemilihan
pasta gigi dengan tepat. Mengajarkan teknik sikat gigi yang benar.
Setelah sikat gigi anjurkan kumur-kumur antiseptic, dental flos atau
dan muntah.
Diet lambung diberikan dengan syarat mudah di cerna, porsi kecil dan
luktosa. Tujuan diet lambung dengan porsi kecil tapi sering adalah
menghadapi stress.
a. Pengkajian
lain :
1) Keluhan Utama
2) Riwayat Kesehatan
mengalami gastritis dari faktor usia 40% sampai 50% penderita gastritis
piau, diremas atau mungkin ada yang terasa panas terbakar. Kondisi
asam amin dar bahan penguat rambut dan penggantinya sel baru).
c) Kebutuhan mobilisasi
dingin pada bagian perifer seperti ujung jari kaki akibat penurunan
perfusi.
perfusi jaringan.
f) Pemeriksaan fisik
bawah, lingkar lengan otot bisep dan trisep <10 cm. Kulit
b. Diagnosis Keperawatan
muntah.
a. Pengertian
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aki reaksi dan
(Wartonah, 2010).
terlepas dari system lainya sebagai suatu proses yang saling berkaitan,
b. Fisiologi
(gaster), usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem pencernaan juga
prankeas, hati, dan kandung empedu. Yang memecah zat gizi secara
mekanis dengan mengunyah dan gerak halus, dan secara kimiawi dengan
kelenjar mulut dan usus halus zat-zat tersebut dapat di serap kedalam darah
1) Ingesti
pada gigi, gusi, palatum keras dan lidah, maka akan terjadi reflex
respirasi.
2) Dingesti
a) Karbohidrat
b) Protein
usus halus.
c) Lemak
3) Absorbsi
(2) Monosakarida, asam amino, dan zat lain di usus halus bagian
tengah.
4) Metabolisme
ini meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak
terasa enek.
sisa dari metabolisme yang tidak akan terpakai lagi untuk keperluan
defekasi (zat sisa dari saluran cerna), miksi (zat sisa dari dari saluran
C02).
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Jenis Pekerjaan
dan produksi ASI. Kebutuhan kalori Juru tulis (L) 1.700 kal, perawat
(L) 2.000 kal, pembantu rumah tangga 2.400 kal, wanita hamil 2.300
4) Iklim
suhu lingkungan.
5) Tinggi dn Berat Badan
aktivitasnya.
6) Status Kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang
a) Pengetahuan
b) Prasangka
padahal hal ini merupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.
d) Kesukaan
gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, pra remaja
sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
e) Ekonomi
perekonomian rendah.
d. Pengkajian
yaitu :
biochemical data (B), clinical sign (C), dan dietary history (D).
setiap hari, pada skala yang sama, dan dengan pakaian atau linen
yang sama.
b) Lingkar pergelangan tangan
(5) Laki-laki : nilai r > 10,4 (kecil), nilai r 9,6 (sedang), dan < 9,6
(besar).
subkutan
a) Tes laboratorium
b) Tes lain
3) Clinical Sign
memperoleh makanan
(2) Kultur dan agama : jenis makanan dan diet, jumlah, kebiasaan
makanan etnik
(3) Status social ekonomi : kecukupan ekonomi untuk menunjang
harga makanan
e. Diagnosis Nutrisi
nutrisi yaitu :
1) Oral Hygiene
sikat gigi. Dalam menjaga oral hygiene yang efektif adalah dengan
sikat gigi. Pengenalan teknik sikat gigi secara teratur dan pemilihan
pasta gigi dengan tepat. Mengajarkan teknik sikat gigi yang benar.
dan muntah.
Diet lambung diberikan dengan syarat mudah di cerna, porsi kecil dan
luktosa. Tujuan diet lambung dengan porsi kecil tapi sering adalah
menghadapi strss.
4. Intervensi/Tindakan Keperawatan
a. Pengertian
Oral hygiene adalah membersihkan mulut, lidah, dan gigi dari semua
c. Manfaat
B Tahap Kerja
1. Mencuci tangan 2
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar 2
3. Menjaga privacy 2
4. Memasang perlak dan alasnya/handuk di bawah 2
dagu pasien
5. Memakai sarung tangan 2
6. Membantu pasien untuk berkumur sambil 8
menyiapkan bengkok
7. Membantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya 8
8. Membantu pasien menyikat gigi bagian depan, 9
samping dan dalam
9. Membantu pasien untuk berkumur sambil 8
menyiapkan bengkok
10. Mengulangi membantu pasien menyikat gigi 9
bagian depan, samping dan dalam
11. Membantu pasien untuk berkumur sambil 8
menyiapkan bengkok
12. Mengeringkan bibir menggunakan tissue 2
13. Merapikan alat dan memberikan posisi 2
senyaman mungkin
14. Membereskan peralatan 2
15. Melepas sarung tangan 2
16. Mencuci tangan 2
C Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan 4
2. Menjelaskan rencana tindak lanjut 4
3. Berpamitan dengan pasien 2
Non farmakologis
Farmakologis
Perwaatan Kaki
Keterangan
Meningkatkan intergritas
jaringan perifer
; Diteliti
: Tidak Di Teliti
Perfusi jaringan
normal
Perawatan kaki
Comfoonding. Faktor
1. Genetic
2. Imunologi
3. Lingkungan
4. Obesitas
5. Usia
6. Riwayat keluarga
Keterangan
: Diteliti
: Tidak Diteliti