PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus atau local. Dua jenis gastritis yang
sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrotik kronis (Price, 2005).
Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada
peradangan lambung yang merupakan akibat dari infeksi bakteri yaitu Helicobacter
Pylory (Santoso, 2015). Gastritis merupakan suatu proses peradangan pada lapisan
mukosa dan sub-mukosa lambung. Ditandai dengan nyeri pada daerah perut dan kadang
disertai dengan mual dan muntah, yang dapat berujung pada perdarahan saluran cerna
yang berupa ulkus peptikum bahkan dapat menyebabkan perforasi pada lambung apabila
angka kejadian gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap
tahun. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang membahayakan. Sementara itu angka
kejadian penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari
gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah penderita penyakit gastritis 30.154
kasus (4,9%). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah (2012),
pada pasien rawat inap yang menderita penyakit gastritis di Rumah Sakit Umum
Pemerintah ada 172 kasus. Sedangkan penderita gastritis di Rumah Sakit Kota dari
tahun2014, jumlah penderita penyakit gastritis ada 220 kasus dengan 4 kematian,
sedangkan tahun 2015 sampai dengan bulan Agustus ada 124 kasus dengan 8
lambung yang teriritasi, kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ansietas,
kurang pengetahuan tentang penyakit, oleh karena itu perlu dilakukan tindakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Puskesmas Kasongan I
2. Tujuan Khusus
Kasongan I
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Bagi Akademis
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan dan tambahan bagi pelayanan
Gastritis.
4. Bagi Penulis
Studi Kasus ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis berikutnya,
yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan anak dengan
Gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Gastritis
yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Secara histopatologi dapat
2. Etiologi
a. Gastritis akut
obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau
7
intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia
b. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi ada
3. Patofisiologi Gastritis
iritan lokal. Patofisiologi terjadinya gastritis dan tukak peptik ialah bila
faktor ofensif dan atau penurunan kapasitas defensif mukosa. Faktor ofensif
gastroduodenal terdiri dari tiga lapis yakni elemen preepitelial, epitelial, dan
bahan kimia termasuk ion hidrogen (Kumar, 2005). Lapis pertahanan kedua
adalah sel epitel itu sendiri. Aktifitas pertahanannya meliputi produksi mukus,
antar sel (Kumar, 2005). Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran darah dan
8
lekosit. Komponen terpenting lapis pertahanan ini ialah mikrosirkulasi subepitelial
dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi H. pylori lebih sering
daerah epitel yang gundul. Obat lain juga terlibat, misalnya OAINS (indomestasin,
pankreas, dan etanol juga diketahui mengganggu sawar mukosa lambung. Apabila
muncul adalah gangguan rasa nyaman nyeri karena adanya mukosa lambung
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik (Mansjoer,2001):
a. Gastritis akut
9
dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-
b. Gastritis kronik
menimbulkan gejala seperti sakit yang tumpul atau ringan (dull pain)
pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera setelah
5. Diagnosis
dengan gastritis yaitu nyeri panas atau pedih pada ulu hati disertai mual dan
2009).
6. Penatalaksanaan
2) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
menyebabkan iritasi.
(Dermawan, 2010)
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
11
1) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal : alumunium
hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka
encer
2) Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi.
atau amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto bismo ). Pasien dengan gastritis
12
A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B yang disebabkan oleh adanya
1) Tirah baring
2) Mengurangi stress
3) Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada
interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agar-
agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12 – 24 jam dan kemudian
(Dermawan, 2010).
13
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan proses
1. Pengkajian
a. Data dasar
1) Aktivitas/ istirahat
Ds : kelemahan/kelelahan
Do : takikardia
2) Sirkulasi
Ds : -
3) Integritas ego
4) Eliminasi
Ds: anoreksia, mual, masalh menelan: nyeri ulu hati, tidak toleran
2. Diagnosa Keperawatan
yang teriritasi.
ancaman kematian.
3. Perencanaan
15
keperawatan diharapkan masalah gangguan rasa nyaman : nyeri
teratasi.
Kriteria Hasil :
3) Skala nyeri : 0- 3
Rencana tindakan :
16
Rasional : menghilangkan nyeri sedang sampai berat.
1) Tujuan :
nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan :
terlalu cepat.
asam lambung.
17
e) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetic dan
antibiotik.
2001).
1) Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan:
dan istirahat.
pasien.
c) Bandingkan pola tidur pasien saat ini dengan kebiasaan tidur sebelum
dirawat.
pasien.
18
d) Tingkatkan relaksasi pada waktu tidur : pilih tindakan yang disetujui
ancaman kematian
1) Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
1) Tujuan :
Kriteria hasil :
perubahan.
Rencana tindakan :
penatalaksanaan.
mengandung asam.
penatalaksanaan.
pembelajaran.
mengingat.
4. Implementasi
yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tindakan yang diberikan tergantung pada situasi dan kodisi klien saat ini
oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan
lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen
5. Evaluasi
Evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses atau formatif
tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan (Nursalam, 2011). Pada
bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dan
tercukupi.
6. Dischange Planning
22
Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien sebelum diperbolehkan
C. Konsep Anak
1. Pengertian anak
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
anak tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan
datang.
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang
dan perlambatan. Peristiwa ini merupakan kejadian yang ada dalam setiap
organ tubuh.
bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan
besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
prinsip dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan ciri atau pola
tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antara individu yang satu
terjadi mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau juga mulai
lain:
atau sebaliknya.
26
3) Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal,
5) Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi
Turner’s.
1) Faktor prenatal :
akanmempengaruhipertumbuhan janin.
seperti clubfoot.
kelainan kongenital.
27
f) Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara
2) Faktor Persalinan
3) Faktor Pascasalin
adekuat.
jasmani.
4) Psikologis
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertetkan,
28
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
5) Sosio-Ekonomi
lingkungan yang
6) Lingkungan Pengasuhan
7) Stimulasi
8) Obat-obatan
hormon pertumbuhan.
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus
Tempat Praktik : Puskesmas 1 kasongan
Tanggal Pengkajian : 02-07-2018
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
Yang melakukan pengkajian : Lore
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
e. Pendidikan : SD
i. Rencana therapi :
a. Ayah
a) Nama : Tn. H
b) Usia : 50 Tahun
c) Pendidikan : SD
d) Pekerjaan : Swasta
31
e) Agama : Kristen Protestan
b. Ibu
a) Nama : Tn. H
b) Usia : 50 Tahun
c) Pendidikan : SLTA
3. Saudara Kandung
Sakit kepala dan nyeri di bagian ulu hati ± 2 hari dengan skala nyeri
32
1. Pre Natal Care
a. Pemeriksaan kehamilan : -
d. Riwayat : -
2. Natal
a. Tempat melahirkan : -
c. Penolong persalinan : -
3. Post Natal
a. Infeksi Napas : -
b. Kondisi bayi : -
C. Riwayat Sakit
33
5. Konsumsi oba-obatan bebas : saat flu biasanya minm obat dari
warung
teman sebaya
turunan
ii. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
34
: Mengalami masalah kesehatan
Jenis
NO Waktu Pemberian Reaksi setelah pemberian
Imunisasi
A. Pertumbuhan Fisik
35
2) Berguling : 3-4 bulan
3) Duduk : saat usia 7 bulan
4) Merangkak : saat usia 10 bulan
5) Berdiri : 13 bulan
6) Berjalan : 16 bulan
7) Senyum kepada orang lain : 7 bulan
8) Bicara pertama kali : 26 bulan
9) Berpakaian tanpa bantuan : 40 bulan
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
D. Pola perubahan Nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
36
lauk
3. Apakah rumah dekat : sekolah Ya, ada tempat bermain Ya, punya kamar
tidur sendiri
4. Apakah ada tangga yang bisa berbahaya: tidak ada, apakah anak punya
1. Support sistem dalam keluarga:orang tua menemani saat belajar dan juga
3. Bagimana perasaan orang tua saat ini : cemas dan takut serta kuwatir
37
4. Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya
dokter
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
38
6. Pembatasan pola tidak makan mie dan
makan snack
7. Cara makan 7.menggunakan
sendokdan kadang
8. Ritual saat makan
langsung pakai
/tangan
8.Berdoa
B. Cairan
C. Eliminasi (bab/bak)
1.Tempat pembuangan 1. WC 1. WC
2.Frekuensi (waktu) 2. 1x/hari 2. 1x sehari
3. Konsistensi 3. Lunak 3. Lembek
4. Kesulitan 4. Tidak 4. Tidak ada
5. Obat pencahar 5. Tidak 5. Tidak ada
D. Istirahat tidur
1. Jam tidur
39
Siang <1 jam <1 jam
E. Olah Raga
1. Program olah raga Main lari lari di sekolah Tidak ada melakukan
olahraga
2. Jenis dan frekuensi
3. Kondisi setelah
olah raga
F. Personal Hygiene
a. Cara
a. menggunakan sikat a. menggunakan sikat
b. Frekuensi gigi dan odol gigi dan odol
b. 2x/hari b. 2x/hari
40
G. Aktivitas/mobilitas fisik
H. Rekreasi
menti.
41
B. Tanda - tanda vital
1. Suhu : 350C
2. Nadi : 80x/menit
3. Respirasi : 22x/menit
4. Tekanan darah : -
C. Antropometri
D. Sistem Pernafasan
1. Hidung : Simetris
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Dada : Simetris, suara nafas vesikuler, tidak ada clubbing finger
E. Sistem Kardiovaskuler
1. Konjungtiva : tidak anemis, tidak ada cyanosis
2. Capillary refilling time <2 detik
F. Sistem Pencernaan
1. Skelera : tidak ikterik
2. Anus : tidak ada hemoroid
G. System indra
1. Mata : simetris
2. Hidung : tidak ada sekret
3. Telinga : simetris, fungsi pendengaran baik
H. Sistem syaraf
1. Fungsi cerebral : tidak di kaji
I. Sistem Muskulo Skeletal
42
1. Kepala: bentuk kepala oval
2. Tangan : tidak ada bengkak
3. Kaki : tidak ada bengkak
J. Sistem Integumen
1. Rambut : warna rambut hitam, tidak mudah dicabut
2. Kulit : warna kulit kuning langsat
3. Kuku : bersih
K. Sistem Endokrin
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid
L. Sistem Perkemihan
Tidak ada distensi pada kandung kemih
M. Sistem Imun
Tidak ada alergi
o Anak dapat manaruh satu persatu kubus di atas yang lain tanpa
menjatuhkannya
3. Bahasa
o Anak dapat bicara dengan baik, dapat menyebutkan kata dengan
jelas
4. Personal sosial
o Anak dapat bermain dengan orang anak lain
B. 6 tahun ke atas
1. Perkembangan kognitif : baik
2. Perkembangan psikoseksual : baik
43
3. Perkembangan psikososial : baik
XIII. Pemeriksaan Penunjang ( tidak ada)
ANALISA DATA
P: Penyakit
Q: seperti ditusuk-tusuk
S: Skala 6
DO : -. Klien terlihat
menahan sakit
- Wajah Meringis
-Nyeri Tekan
-.Tanda-tanda Vital
N :118X/M
S ;36,40C
R : 28 x/mnt
44
DO : kklien tampak
lemah
DO : BB : 30 Kg
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
D. PERENCANAAN
45
DO : 80 x/mnt, RR :
-. Klien terlihat 16-20 x/mnt, S :
menahan sakit 36-37 °C)
- Wajah e. Tidak ada
Meringis perilaku distraksi
-Nyeri
Tekan
-. Tanda-tanda
Vital :
N: 118x/m
S: 36,4ºC
Rr: 28x/m
46
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnos
Hari/Tanggal/Jam Implementasi
. a
47
F. EVALUASI
Selasa ,
1 S : Klien mengatakan nyeri agak berkurang setelah
O3-07- dikompres hangat
2018
P: Penyakit
Jam 16.30
WIB Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri ulu hati
S: Skala 2
T : saat terlambat makan
O:
R : 20x/m
N: 82x/m
S :36ºC
A: Masalah Teratasi Sebagian
P : Lanjutkan intervensi
48
BAB IV
PEMBAHASAN
2 Juli 2018 melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan,
A. PENGKAJIAN
terlebih dahulu oleh ibu klien, namun belum sembuh juga sehingga di bawa ke
nyeri dan tidak bersemangat, kesadaran compos mentis. Tanda – tanda vital
makan. Hal ini sesuai dengan teori yang mana Gastritis merupakan suatu proses
nyeri pada daerah perut dan kadang disertai dengan mual dan muntah, yang dapat
berujung pada perdarahan saluran cerna yang berupa ulkus peptikum bahkan dapat
keperawatan(Syam, 2014).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
kasus nyata Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
49
C. INTERVENSI dan IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
50
Data tersebut berasal dan pasien (data primer), dan keluarga (data sekunder) dan data
dan catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses
adapun data yang diperlukan pada klien Gastritis adalah sebagai berikut :
Keadaan Umum Klien. Klien tampak lemah dan tidak bersemangat. Tanda - tanda
vital Suhu : 350C, Nadi : 80x/menit Respirasi : 22x/menit. Dan di temukan masalah.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.
dengan anoreksia.
informasi yang kurang. Pada studi kasus ini di dapatkan diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
diprioritaskan menjadi diagnosa utama karena kebutuhan dasar rasa aman dan
nyaman manusia menurut Maslow yang paling utama yang harus segera diatasi
muncul dengan mempertimbangkan tanda dan gejala yang muncul saat pengkajian
sistematis dan identifikasi masalah, penentuan tujuan, pelaksanaan serta cara atau
(Doenges, 2014).
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah gangguan rasa nyaman : nyeri
teratasi. Kriteria Hasil. Rasa nyeri berkurang Keadaan klien tampak rileks. Skala nyeri : 0-
3. TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt, S : 36-37
°C). Tidak ada perilaku distraksi. Evaluasi hasil yang diharapkan diakhir tindakan adalah
skala nyeri berkurang dan pasien tampak tenang. Setelah dilakukan tindakan
52
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan pada An. P penulis melakukan tindakan 2 x 24 jam dan
penulis menemukan satu diagnosa keperawatan yang muncul pada An. P yaitu : Nyeri
akut berhubungan dengan iritasi pada lambung Dan setelah dilakukan tindakan sesuai
dengan intervensi keperawatan dan kemudian di peroleh hasil sebagian masalah teratasi
B. Saran
optimal.
Untuk lebih memberikan informasi dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba medika.
Black, M. Joyce. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan Edisi 8. Singapura : Elsevier.
Dermawan, Deden. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Goysen Publishing.
Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta;
Salemba Mesika. Hal : 8-23
Kurnia, Rahmi. (2011). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis Pada
Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukit Tinggi Tahun 2011.
Diakses 01 Desember 2015 Pukul 12:47 WIB. repository.unand.ac.id/17045/1/17-
JURNAL_PENELITIAN.pdf
Mansjoer, Arief, dkk. (2003). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Mubarak dan Chayatin. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam
Praktik. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba medika.
Nasir, dkk. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatankarya Tulis dan
Thesis Untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 1 dan 2 : Konsep,
Proses dan Praktik. Jakarta : Graha Ilmu
Price, dan Wilson.(2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh.2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Trans
Info Media. Hal : 106-123
Sangadji, dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Santoso, Djoko, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya :
Airlangga University Press.
Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soetjiningsing, dr. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta; EGC. Hal: 1-13
Syam, Ari, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 6. Jakarta :
Interna Publishing.
Wijaya, Andra. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika.