NORLIYANI
NIM 11409718057
TAHUN 2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan suatu proses peradangan pada lapisan
mukosa dan sub-mukosa lambung. Ditandai dengan nyeri pada daerah
perut dan kadang disertai dengan mual dan muntah, yang dapat berujung
pada perdarahan saluran cerna yang berupa ulkus peptikum bahkan dapat
menyebabkan perforasi pada lambung apabila tidak segera dilakukan
tindakan keperawatan (Syam, 2014).
B. Rumusan Masalah
Untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan malakukan asuhan
keperawatan gastritis dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut
“Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis?
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis.
2. Tujuan Khusus
a) Mengkaji klien dengan Gastritis.
b) Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Gastritis.
c) Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis.
d) Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis.
e) Mengevaluasi klien dengan Gastritis.
f) Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan Gastritis.
D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan yang sangat berharga bagi penulis dan
merupakan salah satu syarat dalam rangka penyelesaian pendidikan
Diploma III Keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Akademi
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien dengan
Gastritis.
b) Bagi Rumah Sakit
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan dan tambahan bagi
pelayanan di Rumah Sakit agar dapat melakukan asuhan
keperawatan klien dengan gastritis dengan baik.
c) Bagi Perawat
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan gastritis.
d) Bagi Peneliti
5
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan
keperawatan pada klien dengan gastritis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
pathway
Stres Psikologis
Penurunan Minuman
imunitas Beralkohol
Sekresi H+meningkat
Perlindungan Perfusi
mukosa menurun darah lokal Garam empedu
menurun
Fungsi barier
Peradangan mukosa Agregasi bahan kimia
terganggu
lambung meningkat
Kurang
pengetahuan Gastritis Perdarahan Hematemesis
Intake nutrisi
Nyeri
tidak adekuat Kecemasan
6. Gejala Klinis
Tanda dan gejala dari gastritis menurut (Brunner &Suddarth, 2005)
yaitu rasa terbakar di lambung dan akan menjadi semakin parah ketika
sedang makan, disusul dengan nyeri ulu hati, mual dan sering muntah,
tekanan darah menurun, pusing, keringat dingin, nadi cepat, kadang
berat badan menurun , disertai dengan nasfu makan menurun secara
drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin. Selain itu
perut akan terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) di bagian atas perut
(ulu hati), merasa lambung sangat penuh ketika sehabis makan, sering
sendawa bila keadaan lapar, sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit
pada daerah perut.
7. Klasifikasi
13
2) Ulkus
3) Perforasi
4) Anemia Karena gangguan absorbsi vitamin B12
9. Pencegahan
Tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit gastritis
haruslah dengan hati-hati pada faktor risiko. Pertimbangkan diet, pola
makan, serta penggunaan resep dan obat-obatan bebas, juga gaya hidup,
termasuk konsumsi alkohol dan merokok. Untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan, hindari makanan yang mengandung asam tinggi dan makanan
yang mungkin memperburuk penyakit. Bantu untuk mengkaiji faktor-faktor
yang dapat memicu peningkatan manfestasi, seperti stres atau kelelahan,
meminum obat-obatan tertentu saat perut kosong, konsumsi makanan dan
minuman, konsumsi alkohol, serta merokok (Black, 2014).
10. Masalah Keperawatan
a. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
b. Gangguan Nutrisi
c. Cemas
d. Gangguan Pola Tidur
11. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2003), faktor utama penatalaksanaan gastritis
adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi
kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa
sukralfat dan prostaglandin. Sedangkan penatalaksanaan untuk gastritis
kronis adalah kemungkinan diberikan pengobatan empiris berupa antasid,
antagonis H2, inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika
endoskopi dapat dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur
dan P ketiganya negatif atau hasil serologi negative. Terapi eradikasi juga
diberikan pada seleksi khusus pasien ang menderita penyakit- penyakit
seperti : ulkus duodeni, ulkus ventrikuli, MALT lymphoma, pasca reseksi
kanker lambung. Untuk penatalaksanaan diet menurut Nettina (2001),
yaitu makan makanan dengan kandungan serat yang tinggi, makanan
15
B. Asuhan Kepetawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Setiadi,2012).
16
Data tersebut berasal dan pasien (data primer), dan keluarga (data
sekunder) dan data dan catatan yang ada (data tersier). Pengkajian
dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara,
observasi langsung, dan melihat catatan medis, adapun data yang
diperlukan pada klien Gastritis adalah sebagai berikut :
a. Data dasar
Adapun data dasar yag dikumpulkan meliputi :
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit
dan diagnosa medis.
2) Riwayat penyakit utama
Biasanya klien mengeluh nyeri uluh hati dan perasaan tidak mau
makan, mual dan muntah serta mengalami kelemahan.
3) Riwayat penyakit sekarang
Kapan mulai ada keluhan, sudah berapa lama, bagaimana
kejadiannya dan apa aja upaya untuk mengatasi penyakitnya.
4) Riwayat penyakit dahulu
Kaji tentang peyakit apa yang pernah diderita oleh klien, apakah
klien memang mempunyai rwayat penyakit maag sebelumnya.
5) Riwayat penyakit keluarga
Lakukan pengkajian tentang riwayat penyakit keturuanan yang
berhubungan dengan penyakit gastritis, dan riwayat penyakit
keturunan lain yang ada dalam keluarga. Untuk penyakit gastritis
bukanlah termasuk penyakit keturunan.
b. Riwayat bio-psikososial dan spiritual
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara
klien menerima keadaannya.
Pola kebiasaan sehari-hari meliputi cairan, nutrisi, eliminasi,
personal hygiene, istirahat tidur, aktivitas dan latihan serta kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan.
c. Pemeriksaan fisik
17
2) Sirkulasi
Gejala :
a. Hipotensi (termasuk postural)
b. takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)-
kelemahan / nadi perifer lemah
c. pengisian kapiler lambar / perlahan
(vasokonstriksi)
d. Warna kulit: pucat, sianosis (tergantung pada
jumlah kehilangan darah) kelemahan kulit /
membran mukosa = berkeringat (menunjukkan
status syok, nyeri akut, respons psikologik).
3)Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan,
hubungan kerja), perasaan tak berdaya.
4)Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit
sebelumnya karena perdarahan
gastrointeritis (GI) atau
18
5) Makanan /
Cairan
6)Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena
sinar, kelemahan.
Status mental : tingkat kesadaran dapat
terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
19
d. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut priyanto (2006), pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan
untuk pasien gastritis adalah :
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan endoskopi.
3) Pemeriksaan hispatologi biopsy segmen lambung.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengoes (2014), diagnosa keperawatan pada klien dengan
gastritis adalah :
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa lambung
yang teriritasi.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
c. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
ancaman kematian.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya rasa nyeri.
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaan
berhubungan dengan informasi yang kurang.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan menurut ( Nasrul, 2012)
skala nyeri : 0- 3, TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-
80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt, S : 36-37 °C), Tidak ada perilaku distraksi.
Intervensi :
1) Catat lokasi, lama, intensitas nyeri, rasionalnya identifikasi
karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan untuk memilih
intervensi.
2) Kompres hangat pada daerah nyeri, rasionalnya untuk
meningkatkan relaksasi otot.
3) Observasi tanda-tanda vital, rasionalnya indikator keadekuatan
volume sirkulasi.
4) Berikan posisi yang nyaman, rasionalnya menurunkan rasa nyeri.
5) Ajarkan teknik manajemen nyeri, rasionalnya menurunkan stimulasi
yang berlebihan yang dapat mengurangi rasa nyeri.
6) Kolaborasi dalam pemberian analgetik, rasionalnya menghilangkan
nyeri sedang sampai berat.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan
yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Tindakan yang diberikan tergantung pada situasi dan kodisi
klien saat ini (Debora, 2011). Menurut Doengoes (2014), implementasi
adalah tindakan pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk
membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang
telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat
dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif,
teknik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang
diberikan kepada pasien.Dalam melakukan tindakan keperawatan
menggunakan 3 tahap pendekatan, yaitu independen, dependen,
interdependen.Tindakan keperawatan secara independen adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah
dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Interdependen adalah
tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan
kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial,
ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah tindakan yang
berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Keterampilan yang hams dipunyai perawat dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yaitu kognitif, sikap dan psikomotor. Dalam melakukan
tindakan khususnya pada klien dengan gastritis yang harus diperhatikan
adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta melakukan pendidikan
kesehatan pada klien.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus
pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses
25
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Fokus Studi
Studi kasus ini berfokus pada masalah keperawatan yang timbul pada
pasien yang mengalami penyakit gastritis.
F. Pengumpulan Data
1. Observasi dan Pemeriksaan fisik
Dalam studi kasus ini, observasi dan pemeriksaan fisik
menggunakan pendekatan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Asukultasi)
pada sistem tubuh klien.
2. Wawancara
Pada studi kasus ini sumber data diperoleh dari hasil wawancara
yang berisi tentang identitas kepala keluarga, identitas anggota keluarga,
riwayat keluarga inti, tahap perkembangan keluarga, keluarga utama klien,
riwayat penyakit sekarang, dahulu, riwayat penyakit keluarga dan lain-lain.
28
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan studi kasus ini merupakan waktu yang digunakan
penulis untuk melakukan pengambilan kasus diambil.
H. Penyajian Data
Data disajikan secara narasi dan dapat disertai dengan cuplikan
ungkapan verbal dari subjek penelitian yang merupakan data pendukungnya
sesuai dengan format asuhan keperawatan. Tabel untuk pengkajian, analisa
data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset. Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari
responden akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.(2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
2012. Diakses 01 Desember 2015 pukul 13:05 WIB.
http://dinkes.jatimprov.go.id/index.php?r=site/file_list&id_file=10&id_berita=8
Evelyn, Pearce. (2002). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa
data. Jakarta: Salemba Medika.
Kurnia, Rahmi. (2011). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis
Pada Pasien yang Berobat Jalan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Tinggi
Tahun 2011. Diakses 01 Desember 2015 Pukul 12:47 WIB.
repository.unand.ac.id/17045/1/17-JURNAL_PENELITIAN.pdf
31
Mubarak dan Chayatin. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam
Praktik. Jakarta: EGC
Potter, dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 1 dan 2 :
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : Graha Ilmu.
Sandra, M. Nettina. (2002). The Lippincott : Manual Of Nursing Practice. New York :
Philadelphia.
Santoso, Djoko, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya :
Airlangga University Press.
Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syam, Ari, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 6. Jakarta :
Interna Publishing.