DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga akhirnya dapat membuat makalah yang berjudul
“asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan:gastritis pada TN.R” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Dosen kami Ibu Lam Murni Sagala,SKp.,Ns.,Mkep
selaku dosen mata kuliah keperawatan dewasa dan anggota kelompok yang telah berpartisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini, serta kepada orangtua kami yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat kepada kami.
Kami menyadari banyak kekurangan yang ada pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga
makalah ini dapat meberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2.2 Definisi
2.3 Etiologi
2.5 Komplikasi
2.6 Patofisiologi
2.7 Pemeriksaan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi Gastritis.
2. Mengetahui pengertian Gastritis.
3. Mengetahui etiologi gastritis
4. Mengetahui tanda dan gejala Gastritis
5. Mengetahui komplikasi gastritis
6. Mengetahui patofisiologi Gastritis.
7. Mengetahui Pemeriksaan gastritis
8. Mengetahui pengobatan dan terapi diet Gastritis.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Terjadinya gastritis
Anatomi saluran pencernaan
1. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di
bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh
berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.
Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas
lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat
kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan
pemasukan.Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang
masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus
6
kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama
daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke dalam
duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik
isi usus halus ke dalam lambung (Sudoyo, 2006).
2. Fisiologi
a. Mencerna makanan secara mekanikal.
b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL
gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponenen utamanya yaitu
mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen dan air. Hormon gastrik yang
disekresi langsung masuk ke dalam aliran darah.
c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein
diubah menjadi polopeptida.
d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,alkohol,
glukosa dan beberapa obat.
e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung
oleh HCL.
f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)
kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk ke dalam duodenum, akan
terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.
2.2 Definisi
Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung hingga terlepasnya
epitel mukosa supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung
(Sukarmin,2012).
Gastritis berasal dari kata gaster yang berarti lambung dan itis yang berarti
inflamasi atau peradangan. Gastritis secara umum dikenal dengan “maag” merupakan
peradangan dinding lambung yang disebabkan oleh infeksi dan iritasi. Gastritis dapat
merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko terserang kanker lambung,
7
terjadinya luka dan pendarahan pada lambung serta dapat menyebabkan kematian
(Fauziyyah,2018). Gastritis terjadi pada orang- orang yang pola makannya tidak teratur,
misalnya makan terlalu banyak, cepat, dan makan makanan yang terlalu berbumbu,
sehingga dapat merangsang produksi asam lambung meningkat (Sari,2017).
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada dinding lambung, dapat
bersifat akut yang muncul secara mendadak, dengan gambaran klinis nyeri ulu hati yang
hebat serta bersifat sementara dan kronis yang berlangsung dalam 13 waktu lama, dengan
gambaran klinis seperti anoreksia, perasaan penuh di perut, tidak nyaman pada
epigastrum, mual dan muntah (Fauziyyah,2018).
2.3 Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter Pylori,virus,atau parasit
lainnya juga dapat menyebabkan gastritis.Kontributor gastritis akut adalah meminum
alcohol secara berlebihan,infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan,dan
penggunaan kokain.Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID
aspirin dan ibuprofen. (“Med. Surg. Nurs. Concept Pract.,” 2016) penyebab dari gastritis
(Misnadiarly, 2016) ialah sebagai berikut:
1. Infeksi : Bakteri Hyplori, bakteri mycobacteria,virus
2. Iritasi : Obat-obatan, minuman beralkohol, sekresi asam lambung yang berlebihan,
muntah kronis/menahun,menelan racun
3. Stress dan tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, serta kerusakan susunan saraf
pusat) dapat merangsang peningkatan produksi HCI lambung
4. Autoimun
5. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) bisa menimbulkan
kerusakan pada mukosa gaster dan dapat menyebabkan edema dan pendarahan
6. jamur yang berasal dari spesies candida seperti hitoplasma bisa menyebabkan
infeksi pada mukosa lambung hanya pada immunocompromozed. Pada pasien yang
memiliki sistem imun yang baik biasanyaa tidak terinfeksi jamur.
8
berdasarkan gejala klinis dan timbul secara mendadak, biasanya ditandai dengan rasa mual
dan muntah, nyeri di ulu hati rasa lemah, nafsu makan menurun, atau sakit kepala. Gejala
klinis gastritis dapat bervariasi dari keluhan abnomen yang tidak jelas, seperti anoreksia,
bersendawa, mual, nyeri epigastrum, muntah. Pada beberapa kasus, bila gejala-gejala
menetap dan resisten terhadap pengobatan, maka diperlukan tindakan diagnosis tambahan
seperti endoskopi, biopsy mukosa, dan analisa cairan lambung untuk memperjelas
diagnosis (Fauziyyah, 2018).
Nyeri lambung atau epigastrik pain merupakan gejala klinis yang paling sering
umum ditemukan pada gastritis akut, gejala klinis lain meliputi mual,muntah
pusing,malaise,ano reksia. Pada gastritis kronis kadang-kadang tidak menimbulkan gejala
yang berat.Gastritis kronis biasanya ditandai dengan penurunan berat badan, perdarahan
dan anemia pernisiosa sebagai akibat menurunnya absorpsi Vitamin B12 karena hilangnya
faktor intrinsic lambung. Kondisi hypochlorhydria dan anchlorhydria sering ditemukan
pada kondisi ini. (Diyono, 2016)
2.5 Komplikasi
2.6 Patofisiologi
9
Absorbsi makanan dari lambung langsung ke dalam darah normalnya sangat rendah.
Derajat absorbs yang rendah ini terutama disebabkan oleh dua gambaran yang spesifik
dari mukosa lambung :
1. Lambung dilapisi oleh sel-sel mukosa yang sangat resisten, yang mensekresi mukus
yang sangat kental dan lengket.
2. Mukosa lambung mempunyai taut yang sangat rapat (tight junctions) antara sel-sel
epitel yang berdekatan.
Dua hal tersebut bersama-sama ditambah dengan hambatan-hambatan absorbs
lambung yang lain disebut “sawar lambung”. Secara normal sawar lambung cukup
resisten terhadap difusi sehingga ion hidrogen berkonsentrasi 15 tinggi dari cairan
lambung sekalipun (rata-rata sekitar 100.000 kali konsentrasi ion hudrogen dalam
plasma) jarang berdifusi bahkan untuk jarak yang sangat berdekatan, melalui mucus di
sepanjang membran epitel. Pada gastritis, permeabilitas sawar sangat meningkat. Ion
hidrogen kemudian berdifusi ke dalam sel epitel lambung, mengakibatkan kerusakan dan
atrofi progesif mukosa lambung rentan terhadap pencernaan oleh enzim peptic
pencernaan (Fauziyyah,2018).
2.7 Pemeriksaan
1
0
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.
1
1
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
12
Identitas penanggung
Nama lengkap : Ny.N
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : IRT
Hungan dengan klien : istri
Alamat : pancur batu
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama
Klien datang ke Rs. Bethesda karena merasakan nyeri ulu hati, disertai
mual dan muntah :
P:rasa nyeri terasa setelah telat makan dan makan makanan pedas
Q: seperti tertusuk tusuk dan terus menerus
R: pada area ulu hati
S: skala nyeri 5(sedang)
T: nyeri terus menerus
b. Faktor pencetus
Klien mengatakan nyeri terjadi sejak 3 hari yang lalu dan terjadi saat telat
makan dan makan-makanan pedas
c. Upaya untuk meningkatkan
Klien mengatakan untuk mengurangi nyeri klien meminun air gula yang
hangat namun hanya berefek sementara saja. Klien juga mengonsumsi
obat-obatan seperti milanta.
3. Riwayat kesehatan masalalu
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi dan dirawat di rumah sakit
sebelumnya, klien tidak ada riwayat alergi dengan obat obatan maupun
makanan, klien tidak memiliki kebiasaan mengkonsusmsi alkohol.
13
4. Genogram
Keterangan :
G1: orang laki-laki pasien meninggal karena penyakit paru-paru pada usia 67
tahun, orangtua perempuan pasien meninggal karena stroke pada usia 58 tahun,
orang tua perempuan dari istri pasien meninggal karena hipertensi pada usia 63
tahun
G2. Pasien Gastritis usia 40 tahun saat ini
5. Pemeriksaan fisik
14
Pemeriksaan fisik merupakan mekanisme untuk mengetahui kondisi fisiologis
klien yang terjadi setelah menderita suatu penyakit bilamana ditemukan kondisi
yang patologis.
Pemeriksaan fisik yang penulis temukan adalah sebagai berikut :
a. Keadaan Umum dan Tanda tanda vital
Kondisi pasien lemah, kesadaran kompos mentis, pemeriksaan tanda tanda vital
didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 80 x/menit,
pernapasan 24 kali/menit, suhu badan 37,10C, Tinggi Badan 156 cm dan berat
badan 48 kg, IMT : 19,73 kg/m2
b. Kepala
Bentuk Kepala bulat, tidak ada massa, keadaan kulit kepala bersih tidak ada lesi
dan ketombe, klien merasa pusing dan mual, rambut lebat, distribusi merata,
rambut tidak mudah tercabut, tidak botak.
c. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, tidak ada edema, ptosis, sklera tidak ikterik,
konjungtiva merah muda, pupil isokor, visus 6/6, pergerakan bola mata baik,
lapangan pandang dapat mengjangkau lateral mata, tidak diplopia, tidak
photopobia, refleks kornea positif dan tidak terdapat nyeri tekan
d. Telinga
Simetris Kiri dan Kanan, tidak ada secret, tidak ada secret, tidak ada
serumen,ketajaman pendengaran baik (tes arloji), tidak ada tinnitus dan tidak
ada nyeri telinga.
e. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada perdarahan luar, tidak ada secret, fungsi
penciuman baik (tes pembauan) tidak ada nyeri.
f. Mulut
Fungsi bicara baik tidak ada hambatan, bibir lembab, posisi ovulanormal
tidak ada radang, keadaan tonsil baik, tidak ada stomatitis, warna lidah merah
muda, lidah bersih, mulut sedikit bau, graham lengkap, gigi bersih, tidak ada
kesulitan menelan, kemampuan mengunyah baik dan fungsi mengecap baik
15
dapat membedakan rasa.
g. Leher
Mobilitas leher tidak kaku, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran Kelenjar Limfe, tidak ada distensi vena jugularis, tidak nyeri pada
trakhaea.
h. Thoraks
1) Paru paru
Bentuk dada normal chest, pengembangan simetris, tidak ada retraksi,
tidak terdapat tanda jejas, vokal fremitus teraba kiri dan kanan paru, perkusi
kesan sonor dan tidak terdapat bunyi napas tambahan.
2) Jantung
Iktus kordis terlihat normal tidak terdapat pembesaran jantung, nyeri
dada tidak ada, bunyi jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan.
i. Abdomen
Warna kulit sawo matang, tidak ada distensi abdomen, ostomi tidak ada,
peristaltik 12x/menit, kesan perkusi abdomen timpani, nyeri tekan pada area
lambung
j. Ekstremitas
Tidak ada atropi otot, tidak ada purpura/ekimosis, tidak ada lesi, pigmentasi
dan luka, tidak mengalami tremor, tidak ada varises dan edema, turgor kulit
normal CRT 2 detik, kekuatan otot : 5, tonus otot baik, kekuatan sendiri baik
dan tidak terdapat nyeri.
Analisa Data
16
DS: Imflamasi mukosa Nyeri akut berhubungan
Klien mengatakan lambung dengan inflamasi
nyeri ulu hati mukosa lambung
17
DS: Peningkatan asam Defisit pengetahuan
Klien mengatakan lambung berhubungan dengan
mual dan muntah kurangnya informasi
tentang penyakit yang di
Klien mengatakan Perubahan status
derita
minumanya sedikit kesehatan
3-4 gelas perhari
DO: Kurangnya informasi
KU lemah kesehatan
Terpasang infus
RL 28 tetes Kurangnya pengetahuan
permenit
HR: 88X/M
B . Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
yang di derita
C. intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
18
Keluhan nyeri skala nyeri
3. Mengidentifikasi
Meringis respon nyeri non
Sikap protektif verbal
4. Mengidentifikasi
Gelisah faktor yang
memperberat dan
Kesulitan tidur
memperingan nyeri
5. Memberikan
analgestik sesuai
terapi
6. Mengajarkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
7. Mengolaborasi dalam
pemberian analgesik
jika perlu
20
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari tindakan keperawatan yang sudah penulis lakukan pada masing masing diagnosa
keperawatan yang muncul, masalah dapat teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
ingin dicapai.
4.2 Saran
Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan yang baik dan
keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawat sebagai petugas kesehatan
hendaknya mempunyai pengetahuan, ketrampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan
tim kesehatan lainnya dengan memberikan asuhan keperawatan. Dalam meningkatkan mutu
asuhan keperawatan yang professional alangkah baiknya diadakan suatu seminar atau suatu
pertemuan yang membahas tentang masalah kesehatan pada klien. Pendidikan atau
pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan baik secara formal maupun
informal khususnya dalam bidang pengetahuan. Kembangkan dan tingkatkan pemahaman
perawat terhadap konsep manusia secara komprehensif, sehingga mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Udkhiyah, A., & Jamaludin, J. (2020). Penerapan Terapi Guided Imagery Terhadap
Penurunan 253 Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendiktomi Di RSUD RA Kartini
Jepara. Jurnal Profesi Keperawatan (JPK), 7(2).
Brunner dan Suddarth. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.
Arisman, MB, 2007. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
23