D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
EVA ARROYO BUTAR BUTAR
NIM:2211007
PRONGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKES MURNI
TEGUH
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, saya telah dapat
menyelesaikan tugas mengenai MEMBUAT CONTOH PENERAPAN
ANTI KORUPSI a.LINGKUNGAN KELUARGA, b.LINGKUNGAN
MASYARAKAT, c. LINGKUNGAN KAMPUS walaupun banyak
kesalahan dalam membuat makalah ini dan banyak kelemahan dan
kesulitan dalam mengerjakan tugas ini.
Walaupun demikian,tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan
belum dikatakn sempurna karna keterbatasan kemampuan kami baik
dalam segi usunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima kritik saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Saya harap agar kedepannya pembuatannya
dapat lebih baik lagi dan saya harap semoga makalah ini berguna bagi
siapapun.
DARTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................
BAB1
PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................................
BAB2
PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1Lngkungan Keluarga...............................................................................
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................
DAFTAR PUSTKA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 nilai indeks perilaku anti
korupsi di Indonesia adalah sebesar 3,88 pada skala 0 sampai 5. Angka ini
membaik dan lebih tinggi dibandingkan angka tahun 2020 yaitu 3,84.
Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya persepsi anti korupsi di
masyarakat terhadap perilaku yang terkait korupsi baik dalam keluarga
maupun masyarakat. Meskipun demikian tampak ada kecenderungan
bahwa masyarakat semakin terbiasa terhadap korupsi dalam lingkungan
pelayanan publik. Hal ini antara lain tampak dari sikap kalangan tertentu
yang menganggap wajar melakukan gratifikasi seperti memberikan barang
atau fasilitas dalam proses penerimaan menjadi ASN atau pegawai swasta.
Hal itu bisa dilihat dari indeks yang menunjukkan peningkatan gratifikasi
dari 8,2% pada tahun 2020 menjadi 9,31% pada tahun 2021.
Menurut data Anti Corruption Clearing House, KPK selama kurun 2004-
2018 tindak pindana korupsi dilakukan pejabat eselon 1, eselon 2, dan
eselon 3 menempati posisi tertinggi ketiga sesudah tindak pidana korupsi
anggota DPR, DPRD dan swasta. “Banyak hal-hal kecil yang tidak kita
sadari yang menimbulkan suatu kebiasaan yang dirasa sudah biasa padahal
itu adalah suatu tindakan korupsi secara kecil-kecilan,” ucap Ida. Strategi
KPK dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah dengan
menekankan pada pentingnya edukasi atau pendidikan anti korupsi.
Pendidikan anti korupsi diharapkan akan membuat orang takut melakukan
korupsi. Perbaikan sistem diharapkan akan membuat orang tidak bisa
korupsi, sedangkan pendidikan anti korupsi diharapkan akan membuat
seseorang tidak mau melakukan korupsi meskipun ada peluang atau
kesempatan, dan tidak ada seorang pun yang melihat. “Peran keluarga
terutama istri sebagai pendamping harus mampu memainkan perannya
sebagai benteng pertahanan pertama dalam pencegahan korupsi,” Namun
di sisi lain keluarga juga menjadi salah satu alasan orang berbuat fraud
atau korupsi. Inspektur Jenderal Kemenkes drg. Murti Utami, MPH
mengatakan fraud bisa terjadi karena adanya dorongan yang menyebabkan
seseorang melakukan fraud, misalnya karena adanya dorongan ingin
bergaya hidup mewah kemudian lupa bahwa sebetulnya itu bukan haknya.
Dorongan lainnya adalah hilangnya rasionalisasi yang menyebabkan
pelaku fraud mencari pembenaran atas tindakannya. Hal lain yang menjadi
dorongan melakukan fraud adalah adanya kesempatan atau peluang yang
memungkinkan terjadinya fraud seperti penyalah gunaan wewenang.
“Dorongan-dorongan ini menyebabkan seseorang melakukan sebuah
kecurangan.
Kejujuran ataupun sikap lurus hati, tidak curang dan juga tidak
berbohong merupakan salah satu perbuatan mulia dan penting sekali untuk
ditanamkan sejak usia dini. Untuk caranya, sebagai orang tua bisa
mengajari sang anak untuk tidak mengambil sesuatu khususnya milik
orang lain, kemudian biasakan pula mengajari anak untuk meminta izin
terlebih dahulu sebelum meminjam. Kita juga harus bisa mengajarkan
kepada anak agar tidak menyontek dan tumbuhkan pula kebanggaan saat
ia bisa berhasil dengan usaha ataupun upayanya sendiri.
Disiplin juga merupakan salah satu bentuk dari nilai integritas yang
harus ditanamkan pada anak sejak dini. Disiplin merupakan salah satu
bentuk ketaatan terhadap sebuah aturan, baik itu dengan cara tertulis
ataupun tidak tertulis. Tak hanya itu saja, disiplin ini juga memiliki arti
bahwa kebiasaan dan juga tindakan yang konsisten mengenai segala
bentuk peraturan yang ada ataupun berlaku.
Mandiri ataupun sebuah sikap yang tidak bergantung dengan orang lain
tentu harus ditanamkan pula kepada anak. Di mana pada saat anak sedang
mengalami masalah maka sebaiknya jangan langsung untuk
membantunya, biarkan ia menyelesaikan dengan sendiri sesuai dengan
usahanya. Lalu kita harus memberinya kepercayaan dan dukungan bahwa
sang anak akan mampu untuk menghadapi masalahnya sendiri.
5. Keberanian
Bersikap berani tentu suatu hal yang harus diacungkan jempol. Sebab
tidak semua anak memiliki sifat seperti ini. Di mana berani tersebut
merupakan sebuah sikap yang percaya diri, tidak takut ataupun getar
dalam menghadapi bahaya dan juga kesulitan. Sikap seperti ini tentu dapat
dibangun dengan mudah yakni dengan cara membiarkan anak
bereksplorasi serta belajar dari kesalahan yang dibuatnya.
Korupsi merupakan salah satu kejahatan luar biasa yang dihadapi oleh
hampir semua negara, mulai dari negara berkembang sampai negara maju.
Korupsi mampu memperlambat pertumbuhan perekonomian negara, sosial
budaya dan politik. Di Indonesia sendiri, korupsi telah menjamur diseluruh
lapisan masyarakat, baik dilakukan sendiri maupun kelompok tertentu.
1.Menanamkan Kejujuran
4.Meningkatkan Keberanian
2.NilaiKedua, kepedulian,
Amati dan turut serta dalam masalah di lingkungan sekitar, lebih baik
lagi jika menjadi pemecah masalah.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, sebagai orang muda kita diharapkan mampu berperilaku jujur serta
membangun karakter yang baik, berfikir kritis terhadap tindakan korupsi.
Seorang mahasiswa harus mampu berperan aktif dalam pemberantasan dan
pencegahan korupsi dan perilaku koruptif dengan memiliki rencana aksi
antikorupsi dan implementasinya dalam keseharian.Terapkan prinsip dan
tananmkan nilai nilai positif dalam lingkungan bermasyarakat
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/44192/3/04.%20BAB%20I.pdf
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211214/2738974/
cegah-korupsi-mulai-dari-keluarga/
kumparan.com pertama kali diindeks oleh Google pada March 2016
https://m.kumparan.com/amp/suprianto-haseng-1583826775232426579/
peran-serta-orang-tua-dalam-pencegahan-korupsi-di-lingkungan-keluarga-
1wiy02xkJqz
·https://m.kumparan.com/amp/53-mpa-22-jasuma-bakti-prima-shinta/
menanamkan-budaya-anti-korupsi-dalam-lingkungan-masyarakat-
perlukah-1wYgmJBpt4m
·https://www.kompasiana.com/amp/
kemasmuhammadyogi3356/5fb3a58705893b47964e84d2/pencegahan-
korupsi-di-lingkungan-pemasyarakatan-dimulai-dari-diri-sendiri
https://ketik.unpad.ac.id/posts/864/mahasiswa-harus-menerapkan-nilai-
nilai-anti-korupsi