Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN:GASTRITIS PADA TN.R DI RUMAH SAKIT
BETHESDA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3

 Destriany Harefa (2122003)


 Yasinta Yolan Gulo (2122013)
 Reva Destaria Saragih (2122041)

Dosen MK : Lam Murni Sagala S.Kep., Ns., M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MURNI TEGUH


MEDAN PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
TA : 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga akhirnya dapat membuat makalah yang berjudul
“asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan:gastritis pada TN.R” ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Dosen kami Ibu Lam Murni Sagala,SKp.,Ns.,Mkep
selaku dosen mata kuliah keperawatan dewasa dan anggota kelompok yang telah berpartisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini, serta kepada orangtua kami yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat kepada kami.

Kami menyadari banyak kekurangan yang ada pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga
makalah ini dapat meberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi

2.2 Anatomi Fisiologi

2.3 Etiologi

2.4 Manifestasi Klinis

2.5 Komplikasi

2.6 Patofisiologi

2.7 Pemeriksaan

2.8 Farmakologi Dan Terapi Diet

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Laporan Kasus

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul
akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang
terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang sering menimbulkan rasa nyeri
pada bagian perut. Penyakit ini tidak menular tapi bakteri Helicobacter pylori masuk kedalam
tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub
mukosa lambung. Secara histopasitologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang
pada darah tersebut.
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan pencernaan yang paling sering terjadi.
Sekitar 10% orang yang datang di unit gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal ini mengarahkan para dokter kepada suatu diagnosa
gastritis, dimana untuk memastikannya dibutuhkan untuk pemeriksaan penunjang lainnya seperti
endoscopi. (Rahmi Kurni,2011).
Di dunia, insiden gastritis sekitar 1.8-2.1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun dan
umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun. Sedangkan Asia Tenggara,
insiden terjadinya gastritits sekitar 593.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi
gastritis yang dikonfirmasikan melalui endoskopi pada populasi shanghai sekitar 17.2% yang
secara substansial lebih tinggi dari populasi barat yang berkisar 4.1% dan bersifat asimptomatik.
(Anonim,2011).
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan
mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya inggris 22%,
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar
1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia tenggara
sekitar 583,635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya, prevalensi gastritits dikonfirmasi melalui
endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. (Anonim,2011).
Gastrtitis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritits merupakan awal
5
dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Sebagian besar onset penyakit gastritis yang
terjadi di negara maju mengenai usia tua. Hal yang berbeda dengan negara berkembang yang
onset penyakitnya mengenai usia dini. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi prevalensinya 274,396 kasus dari 283,452,952 jiwa penduduk
(Anonim,2011).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai “Obat dan
Dampaknya terhadap sistem pencernaan pada penyakit Gastritis”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Anatomi dan fisiologi gastritis
2. Apa itu definisi Gastritis?
3. Apa etiologi Gastritis?
4. Apa manifestasi klinis Gastritis?
5. Komplikasi Gastritis
6. Apa Patofisiologi gastritis?
7. Pemeriksaan gastritis
8. Farmakologi dan terapi diet pada gangguan system pencernaan

1.3 Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi Gastritis.
2. Mengetahui pengertian Gastritis.
3. Mengetahui etiologi gastritis
4. Mengetahui tanda dan gejala Gastritis
5. Mengetahui komplikasi gastritis
6. Mengetahui patofisiologi Gastritis.
7. Mengetahui Pemeriksaan gastritis
8. Mengetahui pengobatan dan terapi diet Gastritis.

6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi
Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung hingga terlepasnya
epitel mukosa supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung
(Sukarmin,2012).
Gastritis berasal dari kata gaster yang berarti lambung dan itis yang berarti
inflamasi atau peradangan. Gastritis secara umum dikenal dengan “maag” merupakan
peradangan dinding lambung yang disebabkan oleh infeksi dan iritasi. Gastritis dapat
merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko terserang kanker lambung,
terjadinya luka dan pendarahan pada lambung serta dapat menyebabkan kematian
(Fauziyyah,2018). Gastritis terjadi pada orang- orang yang pola makannya tidak teratur,
misalnya makan terlalu banyak, cepat, dan makan makanan yang terlalu berbumbu,
sehingga dapat merangsang produksi asam lambung meningkat (Sari,2017).
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada dinding lambung, dapat
bersifat akut yang muncul secara mendadak, dengan gambaran klinis nyeri ulu hati yang
hebat serta bersifat sementara dan kronis yang berlangsung dalam 13 waktu lama, dengan
gambaran klinis seperti anoreksia, perasaan penuh di perut, tidak nyaman pada
epigastrum, mual dan muntah (Fauziyyah,2018).

7
2.2 Anatomi fisiologi

Anatomi saluran pencernaan Terjadinya Gastritis

1. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di
bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh
berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.
Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas
lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat
kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan
pemasukan.Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang
8
masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus
kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama
daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke dalam
duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik
isi usus halus ke dalam lambung (Sudoyo, 2006).
2. Fisiologi
a. Mencerna makanan secara mekanikal.
b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL
gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponenen utamanya yaitu
mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen dan air. Hormon gastrik yang
disekresi langsung masuk ke dalam aliran darah.
c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein
diubah menjadi polopeptida.
d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,alkohol,
glukosa dan beberapa obat.
e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung
oleh HCL.
f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)
kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk ke dalam duodenum, akan
terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.

2.3 Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter Pylori,virus,atau parasit
lainnya juga dapat menyebabkan gastritis.Kontributor gastritis akut adalah meminum
alcohol secara berlebihan,infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan,dan
penggunaan kokain.Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID
aspirin dan ibuprofen. (“Med. Surg. Nurs. Concept Pract.,” 2016) penyebab dari gastritis
(Misnadiarly, 2016) ialah sebagai berikut:
1. Infeksi : Bakteri Hyplori, bakteri mycobacteria,virus
2. Iritasi : Obat-obatan, minuman beralkohol, sekresi asam lambung yang berlebihan,
muntah kronis/menahun,menelan racun
3. Stress dan tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, serta kerusakan susunan saraf
9
pusat) dapat merangsang peningkatan produksi HCI lambung
4. Autoimun
5. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) bisa menimbulkan
kerusakan pada mukosa gaster dan dapat menyebabkan edema dan pendarahan
6. jamur yang berasal dari spesies candida seperti hitoplasma bisa menyebabkan
infeksi pada mukosa lambung hanya pada immunocompromozed. Pada pasien yang
memiliki sistem imun yang baik biasanyaa tidak terinfeksi jamur.

2.4 Manifestasi klinis


Gastritis merupakan penyakit yang sering dijumpai karena diagnosisnya hanya
berdasarkan gejala klinis dan timbul secara mendadak, biasanya ditandai dengan rasa mual
dan muntah, nyeri di ulu hati rasa lemah, nafsu makan menurun, atau sakit kepala. Gejala
klinis gastritis dapat bervariasi dari keluhan abnomen yang tidak jelas, seperti anoreksia,
bersendawa, mual, nyeri epigastrum, muntah. Pada beberapa kasus, bila gejala-gejala
menetap dan resisten terhadap pengobatan, maka diperlukan tindakan diagnosis tambahan
seperti endoskopi, biopsy mukosa, dan analisa cairan lambung untuk memperjelas
diagnosis (Fauziyyah, 2018).
Nyeri lambung atau epigastrik pain merupakan gejala klinis yang paling sering
umum ditemukan pada gastritis akut, gejala klinis lain meliputi mual,muntah
pusing,malaise,ano reksia. Pada gastritis kronis kadang-kadang tidak menimbulkan gejala
yang berat.Gastritis kronis biasanya ditandai dengan penurunan berat badan, perdarahan
dan anemia pernisiosa sebagai akibat menurunnya absorpsi Vitamin B12 karena hilangnya
faktor intrinsic lambung. Kondisi hypochlorhydria dan anchlorhydria sering ditemukan
pada kondisi ini. (Diyono, 2016)

2.5 Komplikasi

Menurut (Misnadiarly, 2016), komplikasi dari gastritis adalah sebagai berikut:


a. Gastritis Akut
Komplikasi yang timbul akibat gastritis akut adalah peradangan akut pada
dinding lambung, terutama mukosa lambung pada umumnya di bagian antrum.
1
0
Apabila prosesnya hebat sering juga terjadi ulkus namun jarang terjadi perforasi.
b. Gastritis Kronik
Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronik adalah gangguan
penyerapan Vitamin B12 menyebabkan timbulnya anemia pernisiosa, gangguan
penyerapan zat besi, penyempitan daerah pylorus (ujung bawah lambung dekat
duodenum). Etiologinya tidak diketahui dengan pasti gejalanya tidak khas. Penyakit
ini berkaitan dengan indeksi helicobacter pylori, ulkus duodenum dan tumor lambung

2.6 Patofisiologi
Absorbsi makanan dari lambung langsung ke dalam darah normalnya sangat rendah.
Derajat absorbs yang rendah ini terutama disebabkan oleh dua gambaran yang spesifik
dari mukosa lambung :
1. Lambung dilapisi oleh sel-sel mukosa yang sangat resisten, yang mensekresi mukus
yang sangat kental dan lengket.
2. Mukosa lambung mempunyai taut yang sangat rapat (tight junctions) antara sel-sel
epitel yang berdekatan.
Dua hal tersebut bersama-sama ditambah dengan hambatan-hambatan absorbs
lambung yang lain disebut “sawar lambung”. Secara normal sawar lambung cukup
resisten terhadap difusi sehingga ion hidrogen berkonsentrasi 15 tinggi dari cairan
lambung sekalipun (rata-rata sekitar 100.000 kali konsentrasi ion hudrogen dalam
plasma) jarang berdifusi bahkan untuk jarak yang sangat berdekatan, melalui mucus di
sepanjang membran epitel. Pada gastritis, permeabilitas sawar sangat meningkat. Ion
hidrogen kemudian berdifusi ke dalam sel epitel lambung, mengakibatkan kerusakan dan
atrofi progesif mukosa lambung rentan terhadap pencernaan oleh enzim peptic
pencernaan (Fauziyyah,2018).

2.7 Pemeriksaan
Menurut (Ardiansyah, 2012), pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada
pasien gastritis adalah :
a. Cek darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemis.

1
1
b. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12.
c. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d. Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung Achlorhria
menunjukkan adanya gastritis atropi.
e. Tes antibody serum bertujuan untuk mengetahui adanya anti body sel parietal dan factor
intrinsic lambung terhadap helicobactery pylori
f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
berkembangnya ulkus peptikum.
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

2.8 Farmakologi dan terapi diet

Menurut (Ardiansyah, 2012) penatalaksanaan gastritis dapat dibagi menjadi


2 yaitu :
a. Penatalaksanaan secara farmakologi
Pemberian antipiretik dan pasang infus tujuannya yaitu untuk mempertahankan
cairan tubuh pasien. Antasida untuk mengurangi adanya perasaan begah atau penuh serta
tidak enak di abdomen dan untuk menetralisir lambung Antagonis H2 (seperti ranitidine,
simetidin) mampu menurunkan sekresi asam lambung. Antibiotik diberikan jika dicurigai
adanya infeksi oleh kuman Helicobacter Pylori.
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Dapat diatasi dengan modifikasi diet klien, yaitu diet makan lunak yang diberikan
dalam porsi sedikit tapi lebih sering, untuk menetralisir alkali, disarankan minum jus lemo
encer atau cuka encer dan menghindari alcohol. Selain itu dengan hal tersebut
penatalaksanaan penyakit gastritis secara non farmakologi dapat diatasi dengan
mongonsumsi obat herbal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewani seperti jamu kunyit.
Ada juga dengan cara melakukan terapi komplementer (akupresure) juga dpat mengurangi
gejala gastritis dan menghindari stress dengan cara rutin melakukan olahraga serta hidup
sehat.

1
2
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Laporan Kasus :


Tn.R usia 40 tahun ke RS.Bethesda pada tanggal 11 maret 2023 dengan keluhan nyeri,
mual di bagian perut dan terasa seperti menjalar dari ulu hati, rasa nyerinya hilang dan timbul
secara tidak pasti ketika saat atau tidak beraktivitas.
3 hari yang lalu pasien mengatakan terlambat makan dan makan makanan pedas
sehingga dia merasa tidak nyaman pada bagian perutnya dan hanya mengonsumsi air gula
yang hangat dan obat milanta
Saat dilakukan pengkajian pasien pada tanggal 11 maret 2023, pasien mengeluhkan
nyeri, mual dan muntah dan di bagian perut terasa menjelar dari ulu hati, rasa nyerinya hilang
dan timbul secara tidak pasti dengan skala nyeri 6, pasien mengatakan rasa nyeri yang di
rasakan mengganggu tidurnya, pasien terlihat lemah dan meringis serta merasakan mual
sehingga tidak nafsu makan dan perut menjadi kembung. Data yang di peroleh TD. 100/70
mmHg, Nadi 80x/menit, RR 24/menit dan Suhu 37,1 tinggi badan 156cm dan berat badan 49
kg, IMT : 19,73kg/m2
A. Pengkajian
a. Biodata klien
Identitas klien
Nama lengkap : Tn.R
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 40 tahun
Status perkawinan : menikah
Agama : islam
Suku bangsa : jawa/indonesia
Pemdidikan : SMA
Pekerjaan : petani
Tanggal masuk : 11 maret 2023
13
Disgnosa medis : gastritis
b. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama
Klien datang ke Rs. Bethesda karena merasakan nyeri ulu hati, disertai
mual dan muntah :
P:rasa nyeri terasa setelah telat makan dan makan makanan pedas
Q: seperti tertusuk tusuk dan terus menerus
R: pada area ulu hati
S: skala nyeri 6(sedang)
T: nyeri terus menerus

b. Faktor pencetus
Klien mengatakan nyeri terjadi sejak 3 hari yang lalu dan terjadi saat telat
makan dan makan-makanan pedas
c. Upaya untuk meningkatkan
Klien mengatakan untuk mengurangi nyeri klien meminun air gula yang
hangat namun hanya berefek sementara saja. Klien juga mengonsumsi
obat-obatan seperti milanta.
c. Riwayat kesehatan masalalu
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi dan dirawat di rumah sakit
sebelumnya, klien tidak ada riwayat alergi dengan obat obatan maupun
makanan, klien tidak memiliki kebiasaan mengkonsusmsi alkohol.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa anggota keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang diderita maupun penyakit DM, Hipertensi dan
penyakit penyakit menular lainnya.

e. Riwayat Keadaan Psikososial


14
1. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang diderita adalah suatu penyakit
dikarenakan kelalaiannya terhadap kesehatannya sendiri, dan pasien selalu
berpikir positif, dan pasien menyakini bahwa ia akan dapat sembuh dari
penyakitnya.

2. Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan pasien adalah Bahasa Indonesia, hanya saja jika ia
bersama keluarga pasien menggnakan Bahasa dari daerahnya sendiri atau Bahasa
Jawa.

3. Peranan hubungan keluarga/saudara/oranglain


Hubungan keluarga/saudara/oranglain terhadap pasien sangat baik, keluarga
selalu memberikan dorongan atau motivasi moral terhadap pasien agar tabah,
sabar dan selalu menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu
berpikir positif dan menyakini bisa sembuh dari penyakit yang diderita.

4. Aspek bio-psiko-sosio-spiritual

15
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan mekanisme untuk mengetahui kondisi fisiologis
klien yang terjadi setelah menderita suatu penyakit bilamana ditemukan kondisi
yang patologis.
Pemeriksaan fisik yang penulis temukan adalah sebagai berikut :
a. Keadaan Umum dan Tanda tanda vital
Kondisi pasien lemah, kesadaran kompos mentis, pemeriksaan tanda tanda vital
didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 80 x/menit,
pernapasan 24 kali/menit, suhu badan 37,10C, Tinggi Badan 156 cm dan berat
badan 48 kg, IMT : 19,73 kg/m2
b. Kepala
Bentuk Kepala bulat, tidak ada massa, keadaan kulit kepala bersih tidak ada lesi
dan ketombe, klien merasa pusing dan mual, rambut lebat, distribusi merata,
rambut tidak mudah tercabut, tidak botak.
c. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, tidak ada edema, ptosis, sklera tidak ikterik,
konjungtiva merah muda, pupil isokor, visus 6/6, pergerakan bola mata baik,
lapangan pandang dapat mengjangkau lateral mata, tidak diplopia, tidak
photopobia, refleks kornea positif dan tidak terdapat nyeri tekan
d. Telinga
Simetris Kiri dan Kanan, tidak ada secret, tidak ada secret, tidak ada
serumen,ketajaman pendengaran baik (tes arloji), tidak ada tinnitus dan tidak
ada nyeri telinga.
e. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada perdarahan luar, tidak ada secret, fungsi
penciuman baik (tes pembauan) tidak ada nyeri.
f. Mulut
Fungsi bicara baik tidak ada hambatan, bibir lembab, posisi ovulanormal
tidak ada radang, keadaan tonsil baik, tidak ada stomatitis, warna lidah merah
muda, lidah bersih, mulut sedikit bau, graham lengkap, gigi bersih, tidak ada
16
kesulitan menelan, kemampuan mengunyah baik dan fungsi mengecap baik
dapat membedakan rasa.
g. Leher
Mobilitas leher tidak kaku, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran Kelenjar Limfe, tidak ada distensi vena jugularis, tidak nyeri pada
trakhaea.

h. Thoraks
1) Paru paru
Bentuk dada normal chest, pengembangan simetris, tidak ada retraksi,
tidak terdapat tanda jejas, vokal fremitus teraba kiri dan kanan paru, perkusi
kesan sonor dan tidak terdapat bunyi napas tambahan.

2) Jantung
Iktus kordis terlihat normal tidak terdapat pembesaran jantung, nyeri
dada tidak ada, bunyi jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan.
i. Abdomen
Warna kulit sawo matang, tidak ada distensi abdomen, ostomi tidak ada,
peristaltik 12x/menit, kesan perkusi abdomen timpani, nyeri tekan pada area
lambung
j. Ekstremitas
Tidak ada atropi otot, tidak ada purpura/ekimosis, tidak ada lesi, pigmentasi
dan luka, tidak mengalami tremor, tidak ada varises dan edema, turgor kulit
normal CRT 2 detik, kekuatan otot : 5, tonus otot baik, kekuatan sendiri baik
dan tidak terdapat nyeri.

Analisa Data

Data Etiologi Masalah

17
DS: Imflamasi mukosa Nyeri akut berhubungan
 Klien mengatakan lambung dengan inflamasi
nyeri ulu hati mukosa lambung

DO: Sekresi asam lambung


 Skala nyeri :6 meningkat
(nyeri sedang)
 KU lemah Intasi lambung
 Ekspresi wajah
nampak meringis Nyeri
 TTD: 100/70
mmHg

DS: Peningkatan asam Defisit nutrisi


 Klien mengatakan lambung berhubungan dengan
mual dan muntah anoreksia

 Klien mengatakan Perangsangan kolinergi


kurang nafsu
makan
Menstimulus saraf fagus
DO: pada hipotalamus
 KU lemah
 Terpasang infus Anoreksia
RL 28 tetes per
menit
Nutrisi kurang dari
 Porsi makan tidak
kebutuhan tubuh
di habiskan (hanya
½ porsi)
 Muntah setiap kali
makan

18
DS: Peningkatan asam Defisit pengetahuan
 Klien mengatakan lambung berhubungan dengan
mual dan muntah kurangnya informasi
tentang penyakit yang di
 Klien mengatakan Perubahan status
derita
minumanya sedikit kesehatan
3-4 gelas perhari
DO: Kurangnya informasi
 KU lemah kesehatan
 Terpasang infus
RL 28 tetes Kurangnya pengetahuan
permenit
 HR: 80X/M

B . Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis(D.0077)
2.Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan(D.0019)
3.Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
yang di derita (D.0111)
C. intervensi Keperawatan

No
. Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
(SDKI)

1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri


agen pencedera tindakan perawatan 1) Lakukan pengkajian
fisiologis selama 3 x 24 jam. Klien nyeri secara
misalnya diharapkan : komprehensif
inflamasi,  Tingkat Nyeri termasuk lokasi,
19
isikemia, menurun karakteristik,
neoplasma d/d Kriteria hasil: frekuensi, durasi
Mengeluh kualitas dan faktor
1. Keluhan nyeri
nyeri,tampak partisipasi
menurun
meringis,gelisah 2) Observasi reaksi
2. Ekspresi
, sulit tidur dan non verbal dari
meringis
skala nyeri 6 ketidaknyamanan
menurun
3) Gunakan teknik
3. Skala nyeri
komunikasi
menurun(skala
terapeutik untuk
3)
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
4) Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan

2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


b/d ketidak tindakan keperawatan 1) Mengidentifikasi status
mampuan selama 3 x 24 jam klien nutrisi
menelan makan diharapkan status nutrisi
2) Mengidentifikasi alergi dan
d/d berat badan dapat meningkat dengan
intolaransi makanan
menurun kriteria hasil:
3) Mengidentifikasi makanan
minimal 10% 1. Nafsu makan
yang di sukai
dibawah rentang meningkat
4) Mengidentifikasi kebutuhan
ideal,cepat
2. Mampu menelan
kalori dan nutrien
kenyang setelah
makanan dengan
makan dan
20
nafsu makan baik
menurun 3. Berat badan
membaik

3 Defisit Setelah dilakukan Mengedukasi kesehatan


pengetahuan b/d Tindakan keperawatan 1) Mengidentifikssi kesiapan
kurang terpapar selama 3 x 24 jam klien dan kemampuan menerima
informasi d/d diharapkan tingkat informasi
menanyakan pengetahuan meningkat
2) Mengidentifikasi faktor-
masalah yang di dengan kriteria hasil:
faktor yang dapat
hadapi, 1. Meningkatnya meningkatkan dan
menunjukkan pengetahuan klien menurunkan motivasi
persepsi yang tentang penyakit perilaku hidup sehat
keliru terhadap yang diderita.
3) Jelaskan faktor resiko yang
masalah
2. Pertanyaan tentang dapat mempengaruhi
masalah yang kesehatan
dihadapi menrun.
4) Ajarkan perilaku hidup
3. Persepsi yang bersih dan sehat
keliru terhadap
5) Ajarkan strategi yang dapat
masalah menurun.
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa mampu memahami dan mengetahui
tentang gastritis dan dampaknya terhadap sistem pencernaan dan begitu juga dapat mengetahui
apa saja yang tidak di perbolehkan di konsumsi oleh orang penderita gastritis dan cara untuk
mengatasi gastritis oleh sebab itu kita perlu memahami makalah tersebut agar kita mengetahui
hal-hal apa saja yang berkaitan dengan gastritis ,dan memperluas pemaham kita tentang gastritis.

22
DAFTAR PUSTAKA

Andi Megawati, H. H. (2014). BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG DI RAWAT DI RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 6, 709-715.

Rohmah, A. I. (2019). KAJIAN PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN


GASTRITIS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X KOTA
MALANG. Diploma thesis, Akademi Putera Indonesia Malang, 1-40.
Amiruddin.(2021). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan. Kendari: Poltek
kesehatan Kendari.

23

Anda mungkin juga menyukai