FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PANCA SAKTI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Pertama–tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang atas segala rahmat dan karuniah-Nya. Sholawat
serta salam tetap tercurahkan pada junjuungan kita nabi besar Muhammad SAW,
Patologi mengenai penyakit system pencernaan (peptic ulser, diare dan konstipasi)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan.................................................................................................. 23
B. Saran ............................................................................................................ 23
LAMPIRAN.................................................................................................... 26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat dewasa ini. Jumlah penderita dari tahun ke tahun semakin meningkat,
Eropa, angka kejadian penyakit gangguan saluran cerna sebesar 13-48% (Irawati
Sistem pencernaan adalah suatu sistem kerja organ untuk mengubah makanan
menjadi energi yang diperlukan oleh tubuh, mulai dari mulut hingga anus. Sistem
Pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan
anus. Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu sebagai pencerna nutrisi tubuh.
Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem pencernaan pada tubuh manusia
akan selalu aman karena adanya nutrisi yang banyak. Pintu atau jalan masuknya
zat dari luar dengan bebas ternyata akan menimbulkan banyak gangguan atau
penyakit pada sistem pencernaan, dimana penyakit tersebut akan menggangu atau
lainnya.
1
Penyakit pencernaan merupakan penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat
karena banyaknya orang yang kurang memperhatikan makanan yang kurang baik
dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang
kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan. Semakin
tingginya mobilitas seseorang pada era ini tentunya berpengaruh dengan gaya
hidup seseorang.
Rutinitas yang padat dan tuntutan waktu untuk bekerja dengan cepat,
dengan semakin tingginya rutinitas seseorang berbanding lurus juga dengan gaya
hidup sehatnya. Namun realitanya, masih banyak orang yang kurang 2 peduli
terhadap kebersihan, contohnya adalah pada saat mau makan orang cenderung
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat terjadi di system pencernaan
2. Untuk mengetahui apa saja obat yang digunakan dalam penyakit system
pencernaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Sistem Pencernaan Manusia, sistem pencernaan atau disebut juga sistem
(kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Selain itu ada
juga organ pencernaan pelengkap adalah mulut, kantung empedu, kelenjar air liur,
3
Peptic Ulcer Disease (PUD) adalah luka yang terdapat pada lapisan
lambung atau duodenum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus kecil.
Apabila peptic ulcer ditemukan di lambung maka disebut gastric ulcer dan apabila
luka tunggal yang dapat muncul pada di seluruh bagian gastrointestinal yang
terpejan efek getah asam atau pepsin. Peptic ulcer biasa dijumpai di tempattempat
merupakan peradangan pada lambung, usus kecil, dan usus besar dengan berbagai
yang lebih cair, feses dengan kandungan air yang banyak, dan feses bisa disertai
kesulitan saat pengeluaran feses atau rasa tidak tuntas dan feses keras, kering dan
besar berupa berkurangnya frekuensi buang air besar. Dikatakan konstipasi jika
4
buang air besar kurang dari 3 kali seminggu atau 3 hari tidak buang air besar dan
dianggap remeh yang sesekali dialami dan tidak berdampak pada gangguan sistem
tubuh, tetapi jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi (Claudia
et al, 2018).
5
BAB III
PEMBAHASAN
kejang abdomen
6
c. Perasaan nyeri paling hebat ditimbulkan oleh penyumbatan aliran isi sal
darah segar),Melena (tinja berwarna hitam seperti ter karena darah yang
telah berubah)
1. Peptic Ulser
Tukak peptik (peptic ulcer disease) adalah lesi pada lambung atau
gastric mucus, bikarbonat, dan aliran darah mukosa) (Berardy dan Lynda,
2005).
terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak
dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stres) (Wilson dan
Lindseth, 2005).
tipe ulkus (ulcer), umur, jenis kelamin, lokasi geografis, ras, perubahan
7
genetik, pekerjaan dan faktor sosial (Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells,
yang melapisi sel epitelial, dengan bagian kecil dari Helicobacter pylori
dan kelenjar epitel dan suatu peningkatan dalam sel radang kronik pada
enzim urease yang dapat memecah ureum menjadi amonia yang bersifat
Misalnya seperti rasa nyeri pada perut disertai rasa terbakar atau panas,
8
harus di obati menggunakan antibiotika yang bisa diperoleh melalui resep
a. Non – Farmakologi
1) Istirahat
2) Diet
9
sakit pada beberapa pasien tukak dan dispepsia non tukak,
3) Pantang merokok
b. Farmakologi
1) Antagonis Reseptor H2
asam tidak akan dihasilkan. Efek samping obat golongan ini yaitu
diare, sakit kepala, kantuk, lesu, sakit pada otot dan konstipasi
10
2) PPI (Proton Pump Inhibitor)
ginjal.
Rabeprazol 20 mg/hr,
11
Efek samping obat golongan ini jarang, meliputi sakit
kepala, diare, konstipasi, muntah, dan ruam merah pada kulit. Ibu
dkk, 2008).
3) Sulkrafat
Hoogerwefh, 2008).
4) Koloid Bismuth
12
5) Analog Prostaglandin : Misoprostol
(Tarigan, 2001).
2008).
6) Antasida
13
konstipasi. Kombinasi keduanya saling menghilangkan pengaruh
(Tarigan, 2001).
2. Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya
(tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare adalah
buang air besar pada lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi
tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air
konsistensi tinja yang lembek atau cair dan datang secara mendadak,
14
2) Diare persisten, yaitu diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan
berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau
penyabab lain.
3) Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu, yang
1) Faktor infeksi
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan
cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan
meningkat.
2) Faktor malabsorpsi
15
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan
3) Faktor makanan
Faktor ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
4) Faktor psikologi
dengan cara:
waktu penting:
1) Sebelum makan.
siapapun.
16
Obat yang digunakan dalam penanganan Diare
1. Oralit
yang hilang akibat diare. Orang dewasa bisa minum oralit 12 gelas pada
2. loperamide
loperamide adalah obat yang bekerja untuk memperlambat gerak usus agar
orang dewasa adalah 4 mg setelah buang air besar (BAB). Obat diare ini
3. Bismuth Subsalicylate
dinding lambung dan usus kecil untuk melindungi organ pencernaan Anda
dari infeksi bakteri. Dosis obat untuk dewasa yang mengalami diare adalah
524 mg tiap 30 – 60 menit. Jangan lebih dari 8 kali minum dalam 24 jam.
4. Attapulgite
Attapulgite adalah zat yang memperlambat kerja usus besar agar dapat
menyerap lebih banyak air sehingga tekstur feses jadi lebih padat. Sakit
perut akibat menceret akan berangsur-angsur pulih setelah minum obat ini.
17
Orang dewasa yang mengalami diare bisa mengonsumsi 2 tablet
attapulgite setiap selesai buang air besar. Dosis maksimal adalah 12 tablet
dalam sehari.
5. Suplemen Probiotik
boulardii, dosis untuk orang dewasa adalah 250 – 500 mg per hari.
1) Cotrimoxazole
Dosis untuk dewasa adalah 960 mg dan diminum 2 kali dalam sehari.
Untuk infeksi berat, dosisnya yaitu 2.880 mg per hari, tapi perlu dibagi
2) Ciprofloxacin
18
Orang dewasa bisa minum obat ini sebanyak 2 kali sehari selama diare
3) Levofloxacin
penyakit dan bisa ditoleransi lebih baik oleh tubuh. Orang dewasa yang
mengalami diare bisa minum obat ini sekali sehari 500 mg.
Efek dari obat ini akan terasa sekitar 6 – 9 jam setelah minum dosis
pertama.
4) Cefixime
Salmonella typhi. Diare yang disebabkan oleh bakteri ini juga biasanya
Saat mengalami diare, Anda bisa mengonsumsi obat ini sekali sehari
3. Konstipasi
kesulitan saat pengeluaran feses atau rasa tidak tuntas dan feses keras,
gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi buang air besar.
Dikatakan konstipasi jika buang air besar kurang dari 3 kali seminggu atau
19
3 hari tidak buang air besar dan diperlukan mengejan secara berlebihan
dialami dan tidak berdampak pada gangguan sistem tubuh, tetapi jika tidak
PENYEBAB Gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar
d. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat
20
PENGOBATAN
Normalnya buang air besar terjadi setiap dua atau tiga hari sekali.
Minum air sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter per hari agar konstipasi bisa
Jogging merupakan salah satu olahraga yang dapat meredakan dan mencegah
konstipasi.
Minum obat konstipasi Terapi lain berupa latihan otot pinggang untuk
lebih rileks dan semakin kencang atau jika kasus berat, membutuhkan
operasi.
metilselulosa.
21
Osmotik membantu cairan bergerak melalui kolon, seperti oral magnesium
Pelunakan feses dengan menyerap cairan dari usus halus. Enema dan
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
lembek atau cair dan datang secara mendadak, serta berlansung dalam
pengeluaran feses atau rasa tidak tuntas dan feses keras, kering dan
banyak.
2. Ada pun obat yang diunakan dalam system pencernaan adalah: pada
B. Saran
Adapun saran sebaiknya kita menjaga dan mengontrol pola makan kita
agar kesehatan system pencernaan dapat tetap terjaga serta dapat menjalankan
23
DAFTRA PUSTAKA
Abe, T., Hachiro, Y., Ebisawa, Y., Hishiyama, H., Murakami, M., and Kunimoto,
M. 2014. Efficacy of Lubiprostone in Chronic Constipation: Clinical and
Work Productivity Outcomes. J Gastroint Dig Syst. Japan. IV(5).
Bardosono, S., Sunardi, D. 2011. Functional Constipation and its related factors
among female workers. Maj kedokteran Indonesia, LXI(3): Pp. 126–129.
Benninga, M., Candy D.C., Catto-Smith A.G., et al. 2005. The Paris Consensus
on Childhood Constipation Terminology (PACCT) Group. J Pediatr
Gastroenterol Nutr. XI: Pp. 273–275.
BPOMRI. 2011. Acuan Sediaan Herbal Volume Keenam Edisi Pertama. Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Pp. 4.
Eva, F. 2015. Prevalensi Konstipasi Dan Faktor Risiko Konstipasi Pada Anak.
Tesis. Denpasar. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Pp. 20.
Gunawan, S., Nafrialdi R., Elysabeth. 2011. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5.
Jakarta. Badan penerbit FKUI. Pp. 525–530.
Mozaffarpur, S.A., Naseri, M., Esmaeilidooki, M., Kamalinejad, M., and Bijani,
A. 2012. The Effect Of Cassia Fistula Emulsion On Pediatric Functional
Constipation In Comparison With Mineral Oil: A Randomized, Clinical
Trial. DARU Journal of Pharmaceutical Sciences. XX(1).
24
Sakulpanich, A., Gritsanapan W. 2008. Extraction method for high content of
anthraquinones from Cassia fistula pods. J Health Res. XXII(4): Pp. 167–
172.
Yin, Liu. 2000. Advanced Modern Chinese Acupuncture Therapy. Beijing. New
World Press. Pp 330–332.
25
LAMPIRAN
1. Sistem pencernaan
26
4. Contoh obat Konstipasi
27