KEPERAWATAN KRITIS
OLEH :
KELOMPOK IV
NAMA NIM
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan Rahmat, Taufik
berjudul “Patofisiologi, Farmakologi Dan Terapi Diet Pada Kasus Kritis Dengan
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Saya berharap semoga makalah ini
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
A. Patofisiologi, Farmakologi Dan Terapi Diet Pada Kasus Kritis Dengan
Gangguan Pada Sistem Pencernaan (Gastroentritis /GE).............................3
1. Pengertian..................................................................................................3
2. Patofisiologi...............................................................................................4
3. Farmakologi...............................................................................................6
4. Terapi diet................................................................................................10
B. Patofisiologi, Farmakologi Dan Terapi Diet Pada Kasus Kritis Dengan
Gangguan Pada Sistem Pencernaan (Gagal Ginjal Kronik/GGK)..............11
1. Pengertian................................................................................................11
2. Patofisiologi.............................................................................................12
3. Farmakologi.............................................................................................15
4. Terapi Diet...............................................................................................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesakitan dan kematian seseorang terutama pada anak. Hal ini tercemin
masuk keluar dari Rumah Sakit. Akibat dari penyakit diare banyak
1
merupakan penyakit yang harus segera ditangani karena dapat
mengalami kematian.
B. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Pengertian
GE (gastroenteritis) atau di masyarakat umum lebih dikenal dengan
diare adalah pengeluaran feces yang tidak normal dan berbentuk cair /
encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya dalam sehari > 3x
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu
kali atau lebih Bab dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut
Ngastiyah (2005) GE adalah Bab dengan jumlah tinja yang banyak dari
biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml / 24 jam. Definisi lain memakai
kriteria frekuwensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
Buang air besar encer tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah.
menurun, mata dan ubun – ubun cekung (terutama pada balita) keadaan ini
3
penyakit infeksi lainnya seperti malaria dan campak, begitu juga dengan
keracunan kimia. Perubahan gut flora (bacteri usus) yang dipicu antibiotic,
dari clostridium difficile (bakteri gram positif anaerob dalam usus besar).
1. Patofisiologi
Menurut Suriadi (2011), patofisiologi dari Gastro enteritis adalah
4
1. Gangguan Osmotik.
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh
toksin)
hipokalemia)
berlebihan)
5
2. Farmakologi
Pengobatan utama yang dibutuhkan adalah minum cairan yang
cukup. Pada penderita yang muntah harus minum sedikit demi sedikit
bersoda, teh, minuman olahraga dan sari buah, tidak tepat diberikan
diare setelah 12-24 jam dan bila tidak terdapat darah pada tinja, berarti
1. Pengobatan kausatif
6
bakteri patogen. Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri
2. Pengobatan simptomatik
7
renjatan atau dehidrasi karena penyebab dehidrasi ini adalah
3. Pengobatan cairan
8
mEq/L, kalium 20 mEq/L, klorida 80 mEq/L, bikarbonat 30
9
tatalaksana pemberian cairan harus diubah (kecepatan
4) Pengobatan antibiotik
a) Doxycicline
b) Ciprofloxacin
c) Metronidazole
d) Metronidazole
e) Azithromycin
g) Pivmecillinam
h) Ceftriaxone
i) Terapi diet
1. Terapi non farmakologis
kalori, tinggi protein, diet lunak tidak merangsang, bila tidak tahan
rendah serat pada keadaan akut. Minum yang banyak dan bila
2. Terapi farmakologis
10
a. Bila sesak nafas dapat diberikan oksigen, infus untuk
diberikan metronidazol.
tersebut.
endokrinnya.
1. Pengertian
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir End Stage
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner &
11
GGT (gagal ginjal terminal) adalah fase terakhir dari GGK dengan faal
ginjal sudah sangat buruk. Kedua hal tersebut bias di bedakan dengan
ginjal. Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi
pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada gagal ginjal kronik
(Suwitra, 2014).
3. Patofisiologi
Menurut Nuari & Widayati (2017) :
ginjal )
12
4. Anemia
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling
timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun,.
tulang.
parathormone.
&Widayati, 2017). Seluruh unit nefron secara bertahap hancur. Pada tahap
awal, saat nefron hilang, nefron fungsional yang masih ada mengalami
13
hipertrofi. Aliran kapiler glomerulus dan tekanan meningkat dalam nefron
ini dan lebih banyak pertikel zat larut disaring untuk mengkompensasi
massa ginjal zat yang hilang. Kebutuhan yang meningkat ini menyebabkan
hilangya fungsi nefron yang kontinu ini dapat terus berlangsung meskipun
setelah proses penyakit awal teratasi (Faunci et al, 2008) dalam (Nuari
GFR sedikit turun dan pada pasien asimtomatik disertasi BUN dan kadar
kemih) dapat menurunkan fungsi dan memicu awitan gagal ginjal atau
uremia nyata lebih lanjut. Kadar serum kreatinin dan BUN naik secara
(ESRD), tahap akhir GGK, GFR kurang dari 10% normal dan tetapi
Dkk, 2015).
14
Secara ringkas patofisiologi gagal ginjal kronis dimulai pada
ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal,
nefron yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang
respon dari kerusakan nefron dan secara progresif fungsi ginjal menurun
4. Farmakologi
Penatalaksanaan penyakit gagal ginjal kronik (menurut NICE guidelines,
2014) adalah:
15
1. Kontrol tekanan darah
b. Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik dan diabetes dan juga
pada
16
2) memantau GFR dan konsentrasi serum kalium (potassium)
peningkatan dosis.
hiperkalemia.
dijaga.
17
j. Apabila ada perubahan GFR 25% atau lebih dan perubahan
multiple.
5. Terapi Diet
Penalaksanaan Konservatif menurut Price and Wilson (2005). Prinsip-
18
dicapai oleh ginjal yang terganggu. Diet zat terlarut dan cairan dapat diatur
meliputi:
diabetes maupun non diabetes denan GGK moderate yaitu GFR 25-55
g/kg/hari untuk pasien gagal ginjal kronik berat pradialisis yang stabil
kalium.
atau sekita 1-2 g natrium, tetapi asupan natrium yang optimal harus
19
ditentukan secara individual pada setiap pasien untuk mepertahankan
dalam gagal ginjal kronik lanjut, karena rasa haus pada pasien
umum untuk asupan cairan adalah keluaran urin 24 jam yang lebih
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir End Stage
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner &
C. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat lebih mudah dalam
21
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.
LeMone, Priscilla dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 5 Vol
3. Jakarta: EGC
National Institute for Health and Care Excellence guideline 182. 2014. Early
Identification and Management of Chronic Kidney Disease In Adults In
Primary and Secondary Care
Suwitra, K. (2014). Penyakit Ginjal Kronik. In: S. Setiati. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing , pp. 2375-80
22