Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DIARE

Disusun oleh :
1. Agung
2. Frilla Ika Arliany
3. Indah Wulandari
4. Narita Cahyani
5. Nabila Restu
6. Rovica Mardiatu

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BINTANG NUSANTARA SCHOOL

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan
tugas mata pelajaran Konsep Dasar Tindakan Keperawatan yang berjudul
“Diare” .

Maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun sebagai pertimbangan makalah berikutnya.

Tangerang, 26 Agustus 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi seseorang tanpa


berarti segala aktivitas akan berhenti dengan menyadari bagi hal itu setiap
orang akan dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi
tubuhnya yang kuat sehingga tidak akan mudah diserang berbagai
penyakit, diantaranya diare

Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada


sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi
sekarang lebih dikenal dengan “Penyakit Diare”, karena dengan sebutan
penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit
diare terutama pada bayi memerlukan tindakan secepatnya karena dapat
membawa bencana bila terlambat. Diare dapat disebabkan oleh berbagai
infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. siswa/i dapat mengetahui apa penyebab dari diare

2. siswa/i dapat membuat Asuhan keperawatan klien dengan diare

1.3. Manfaat Penulisan

1. Merupakan bahan masukan bagi penulis untuk memahami lebih


mendalam mengenai asuhan keperawatan diare.
2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Diare

1. Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi


(Wong, 2001 : 883).
2. Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan
atau tanppa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek
kemoterapi pada apitelium (Tusker, 1998 : 816).
3. Diare akut adalah buang air besar atau defikasi dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair ( setengah padat ), kandungan air tinjah lebih
banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 mlper 24 jam.
( Sudoyo aru, dkk 2009 ).
4. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka kami dapat
menyimpulkan bahwa diare adalah kelainan pada system organ
percernaan, dan defikasi tinja atau feses berbentuk cair , atau setengh
cair.
5. Diare diklasifikasikan berdasarkan : ( Sudoyo aru, dkk 2009 ).

a. Lama waktu diare :

 akut : berlangsung kurang dari 2 minggu.


 Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu.

b. Mekanisme photofisiologi : osmotic atau sekretorik

c. Berat ringan diare : kecil atau besar

d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi

e. Penyebab organic atau tidak : organic atau fungsional


2.2. Etiologi

Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:

1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.


2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.

2.3 Patofisiologi

1. Diare adalah ketidakseimbangan antara absorpsi air dan sekresi air atau
elektrolit. Pada keadaan normal, absorpsi air dan elektrolit lebih besar di
bandingkan ekskresi.
2. Empat mekanisme yang menyebabkan ketidakseimbangan dan elektrolit,
adalah :
3. Perubahan transfor aktif yang berakibat pada pengurangan absorpsi
sodium (Na) dan peningkatan sekresi klorida
4. Perubahan motilitasnsaluran pencernaan.
5. Peningkatan osmolaritas luminal saluran pencernaan
6. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
7. Diare sekretori dapat terjadi jika dalam saluran pencernaan terdapat zat-
zat sejenis vasoaktif peptide intestinal atau toksin bakteri yang
meningkatkan sekresi atau menghambat absorbs air atau elektrolit dalam
jumlah yang besar.
8. Adanya gangguan absorpsi suatu zat dalam intestinal yang menyebabkan
diare osmotic
9. Inflamasi di usus halus yang menyebabkan diare eksudatif dan terjadi
sekresi mucus, protein atau darah dalam usus halus.
10. Adanya infeksi baik non invesif atau invasive. Pada non invasive
(enterotoksigenik) toksin yang diproduksi akan terikat pada mukosa usus
halus, namun tidak termasuk mukosa. Pada diare invasive, diare
menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulcerasi dan
menyebabkan sekretorik eksudatif. Penyebab diare lainnya, seperti parasit
menyebabkan keruakan berupa ulkus yag besar ( hystolitica), kerusakan
vili yang penting untuk penyerapan air, elektrolit da zat makanan (G.
lambria).
11. Obat antimikroba dapat merubah flora normal dalam saluran pencernaan,
sedangkan obat lain seperti laksatif dapat meningkatkan motilitas saluran
pencernaan

2.4 Manisfeasi Klinis

1. Diare akut :
a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
b. Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas – gas dalam
perut, rasa tidak enak, nyeri perut.
c. Demam

2. Diare kronik :

a. Serangan lebih sering selama 2 sampai 3 periode yang lebih


panjang.
b. Penurun BB dan nafsu makan
c. Dehidrasi tanda-tandanya denyut lemah.

2.5 Pencegahan Masalah

Upaya pencegahan diare tergantung kepada kedisiplinan seseorang


dalam menjaga kebersihan makanan dan minuman. Dengan menerapkan
kebiasaan bersih, seseorang dapat terhindar dari virus atau
mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan diare. Dianjurkan untuk:

1. Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah


menyentuh daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau
setelah bersin dan batuk. Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas
dengan air bersih.
2. Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. Hindari memakan buah-
buahan atau sayuran mentah yang tidak dipotong sendiri.
3. Minum air matang.

2.6 Analisa Jurnal

Menurut hasil observasi kami terhadap masyarakat desa x


diWilayah Kerja Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten
Nagan Raya factor yang mempengaruhi penyakit diare antara lain
kebiasaan prilaku , sanitasi lingkungan, status social ekonomi dan
status gizi.

Dari hasil observasi diperoleh hubungan antara factor kebiasaan


prilaku, sanitasi lingkungan, status social ekonomi, dan status gizi
terhadap penyakit diare pada masyarakat desa x diWilayah Kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

- Hubungan antara factor kebiasaan prilaku dengan penyakit


diare

Dari hasil observasi pada masyarakat desa x diWilayah Kerja


Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya
tahun 2010 dapat diketahui bahwa adanya hubungan antara factor
kebiasaan prilaku dengan penyakit diare.

Hal ini dapat kita lihat dari sebagian besar masyarakat desa x masih
mempergunakan sungai sebagai MCK, setelah kami mewawancarai
ibu-ibu pada saat sedang mencuci pakaian di sungai ini mereka
mengatakan bahwa selain sungai ini di gunakan sebagai tempat
mencuci pakaian,anak-anak mereka juga sering mandi
disungai,bahkan sebagian masyarakat yang belum ada jamban septic
dirumahnya mereka menggunakan sungai inisebagai tempat buang air
besar.
Selain itu masih ada sebagian dari mayarakat desa x ini yang
mengkonsumsi air mentah tampa diolah terlebih dahulu,mereka
mengatakan membeli air di depot mengeluarkan biaya sedangkan air
sumur mereka jernih,padahal kita tahu bahwa air jernih belum tentu
sehat.

Kebiasaan prilaku yang tidak baik tersebut juga dipengaruhi oleh


pengetahuan mereka yang masih kurang tentang kesehatan,seperti
contoh lain nya mencuci tangan dalam lima waktu penting yaitu
1)sebelum makan, 2)setelah BAB, 3)sebelum memegang bayi,
4)setelah menceboki anak, 5)sebelum menyiapkan makanan.

- Hubungan antara faktor sanitasi linkungan dengan penyakit


diare

Dari hasil observasi pada masyarakat desa x diwilayah Kerja


Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya
tahun 2010 dapat diketahui bahwa adanya hubungan antara sanitasi
lingkungan dengan penyakit diare.

Didaerah yang kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih


dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular,didesa x ini
masih banyak sampah-sampah yang terletak dibelakang rumah
mereka.pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu Penyebab
diare merupakan penyakit endemic

Infeksi berlangsung sepanjang tahun,terutama pada bayi dan anak-


anak yang berumur antara 6 bulan-3 tahun.

- Hubungan antara factor status social ekonomi dengan penyakit


diare.
Dari hasil observasi pada masyarakat desa x diWilayah Kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya
tahun 2010dapat diketahui bahwa adanya hubungan antara status
social ekonomi dengan penyakit diare.

Status social ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi


anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi
sebagian keluarga masyarakat desa x untuk memenuhi kebutuhan gizi
keluarga khusus nya pada anak balita sehingga mereka cenderung
memiliki status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang
memudahkan balita terkena diare.

- Hubungan Antara Factor Status Gizi Dengan Penyakit Diare

Dari hasil observasi pada masyarakat desa x di Wilayah Kerja


Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya
tahun 2010 dapat diketahui bahwa adanya hubungan antara status gizi
dengan penyakit diare.

Status gizi mempengaruhi sekali pada penyakit diare, di desa x ini


banyak anak yang kurang gizi, karena pemberian makanan yang
kurang episode diare akut lebih berat, barakhir lebih lama dan lebih
sering. Kemungkinan terjadi nya diare persisten juga lebih sering dan
disentry lebih berat, resiko meninggal akibat diare persisten / disentry
sangat meningkat bila anak sudah kurang gizi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Menurut data Badan kesehatan Dunia (WHO) diare adalah buang


air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari dan diare adalah
penyebab nomor satu kematian diseluruh dunia.sementara UNICEF
(Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan
anak )memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang
meninggal dunia karena diare.
Menurut data diPuskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan
Kabupaten Nagan Raya dari bulan januari-desember 2010 diare
adalah penyakit tertinggi.
Hasil observasi pada masyarakat didesa x diwilayah Kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan prilaku,
sanitasi lingkungan, status social ekonomi, status gizi dengan
penyakit diare.

3.2 Saran-saran

Untuk menanggulangi penyakit diare terhadap masyarakat desa x


dan seluruh masyarakat desa di wilayah Kerja puskesmas jeuram
kepada kepala puskesmas di harapkan dapat membina dan
mempererat kerja sama dengan dinas kesehatan setempat dan
masyarakat desa x khusus nya serta seluruh masyarakat diwilayah
kerja puskesmas jeuram.
Diharapkan kepada seluruh masyarakat desa x agar lebih
memperhatikan kesehatan nya serta didukung oleh pelayanan dan
penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan di puskesmas jeuram
sehingga mampu merubah kebiasaan prilaku yang tidak baik, dan
lebih memperhatikan sanitasi lingkungan mereka.

Anda mungkin juga menyukai