Kelompok 2 :
Kelompok 2
i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Sistem Saluran Pencernaa 3
2.2 Pengertian Diare 4
2.3 Penyebab Diare 4
2.4 Gejala Diare 5
2.5 Mekanisme Sistem Saluran Cerna pada Diare 5
2.6 Penggolongan Mekanisme Diare 6
Daftar Pustaka30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
faktor agent, penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor lingkungan yang
paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja,
kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila
faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi
dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan
mudah dapat terjadi.
Beberapa faktor yang menjadi salah satu penyebab kejadian diare adalah
sumber air minum, kualitas fisik air bersih dan personal higiene.Sebagian
kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal oral. Mereka
dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar dengan tinja. Penyebab diare pada balita tidak dapat dilepaskan dari
kebiasaaanhidup sehat dari setiap keluarga. Faktor tersebut beberapa
diantaranya meliputi penggunaan air bersih yang cukup, kebiasaan mencuci
keluarga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tertentu untuk membantu proses pencernaan makanan), digesti (pemecahan
makanan secara fisik maupun kimia), atau absorpsi (pemindahan berbagai zat
ke lingkungan dalam tubuh). (Basrowi,2018)
4
f. Akibat keracunan makanan
2.4 Gejala Diare
Berikut adalah gejala dari diare berdasarkan klasifikasinya :
GEJALA KLASIFIKASI
Terdapat dua atau lebih DIARE DEHIFRASI BERAT
Tanda-tanda berikut:
a. Letargis atau tidak sadar
b. Mata cacing
c. Tidak bisa minum atau malas
minum
d. Tugor kulit Kembali sangat lambat
Terdapat dua atau lebih DIARE DEHIDRASI
Tanda-tanda berikut: SEDANG/RINGAN
a. Gelisah, rewel
b. Mata cekung
c. Selalu ingin minum, ada rasa haus
d. Turgor kulit Kembali lambat
Terdapat dua atau lebih DIARE TANPA DEHIDRASI
Tanda-tanda berikut:
a. Keadaan umum baik dan sadar
b. Mata tidak cekung
c. Tidak ada rasa haus berlebih
d. Turgor normal
Sumber: (Depkes, 2011)
5
menyebabkan timbulnya diare. Hyperistaltic pada usus juga mengakibatkan
berkurangnya kemampuan usus untuk menyerap makanan dan akhirnya
menyebabkan diare (Ambarwati & Nasution, 2015).
Pada diare terdapat gangguan dari resorpel, sedangkan sekresi getah
lambung-usus dan motilitas usus meningkat. Menurut teori klasik diare
disebabkan oleh meningkatnya peristaltic usus sehingga pelintasan chymus
sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat
meninggalkan tubuh sebagai tinja. Penelitihan dalam tahun-tahun terakhir
menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah bertumpuknya cairan di
usus akibat terganggunya resorpsi air atau/ dan terjadinya hipersekresi pada
keadaan normal proses resorpsi dan skresi air dan elektrolit-elektrolit
berlangsung pada waktu yang sama di sel-sel epitel mukosa. Proses ini
diatur oleh beberapa hormone, yaitu resorpsi oleh enkefalin(morfin
endogen), analgetika narkotika sedangkan sekresi diatur oleh prostaglandin
dan neorohormon V.I.P. (vasoactive Intestinal peptide). Biasanya resorpsi
melebihi sekresi menjadi lebih besar daripada resorpsi maka terjadilah diare.
Keadaan ini sering kali terjadi pada gastroenteritis (radang lambung-usus)
yang disebabkan oelh virus, kuman dan toksinnya. Disamping masalah
resorpsi, diare juga dapat disebabkan oleh perubahan pergerakan (motilitas)
usus, atau kombinasi dari kedua-duanya. (Kirana, 2015)
2.6 Penggolongan Mekanisme Diare
Terdapat 4 kelompok sebagai berikut :
a. Diare osmotik: isi usus yang hipertonik menyebabkan air ditarik ke
rongga usus
b. Diare sekretik: sekresi air dan elektrolit di usus (oleh toksin kuman)
c. Diare yang disebabkan oleh gangguan motilitas usus yang disertai
peningkatan kontraksi otot
d. Diare yang disebabkan oleh peradangan mukosa usus yang
mengakibatkan peningkatan permeabilitas (mis. Colitis ulcerosa).
6
BAB III
PEMBAHASAN
Adsorben tidak spesifik dalam aksinya; mereka menyerap nutrisi, racun, obat-
obatan, dan cairan pencernaan. Pemberian bersama dengan obat lain mengurangi
bioavailabilitasnya.
1. Attapulgit
a. Mekanisme Kerja
Attapulgite merupakan obat simtomatis lini pertama untuk
mengatasi diare akut dan keracunan makanan dengan
kemampuannya sebagai adsorben. Attapulgite menyerap cairan,
racun, dan bakteria pada saluran gastrointestinal. Attapulgite tidak
diadsorbsi oleh tubuh dan hanya bekerja secara lokalis. Attapulgite
membuat feses menjadi lebih padat dan frekuensi defekasi
berkurang. Walau demikian, penggunaannya tidak boleh untuk
jangka panjang karena akan menyebabkan konstipasi. Serbuk tanah
lempung yang terdiri dari magnesium-alumunium silikat.
Digunakan dalam bentuk tablet atau suspensi. Aman untuk wanita
hamil karena tidak diabsorpsi.
b. Dosis dan Aturan Pakai Attapulgite
Dosis attapulgite akan diberikan oleh dokter sesuai dengan
kondisi dan usia pasien. Secara umum, berikut adalah dosis
attapulgite berdasarkan usia pasien:
7
Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 2 tablet setiap
selesai buang air besar. Dosis maksimal adalah 12
tablet dalam sehari.
Anak usia 6–12 tahun: 1 tablet setiap selesai buang
air besar. Dosis maksimal adalah 6 tablet dalam
sehari.
c. Cara Mengonsumsi Attapulgite dengan Benar
Mengikuti anjuran dokter dan baca informasi obat yang
tertera pada label kemasan dalam mengonsumsi attapulgite.Obat
ini dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Digunakan
segelas air untuk menelan tablet attapulgite secara utuh. Tidak
boleh menghancurkan, membelah, atau mengunyah tablet karena
dapat meningkatkan efek samping.Selama mengalami diare,
penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi dengan tetap
mengonsumsi banyak cairan.Attapulgite hanya digunakan untuk
mengatasi diare yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek.
Obat ini juga tidak bisa menyembuhkan penyakit yang mendasari
terjadinya diare. Dilakukan konsultasikan dengan dokter bila diare
tidak kunjung mereda atau timbul tanda dan gejala dehidrasi.
d. Interaksi Attapulgite dengan Obat Lain
Sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan
attapulgite bersama dengan obat-obatan lainnya:
Penurunan efektivitas obat trihexyphenidyl atau
dolutegravir
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika
digunakan bersama obat golongan opioid,
seperti morfin, methadone, atau oxycodone
e. Efek Samping dan Bahaya Attapulgite
Beberapa efek samping umum yang mungkin dapat terjadi
setelah menggunakan attapulgite adalah:
Sembelit
Mual
8
Perut kembung
Nyeri perut
Melakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul efek
samping yang disebutkan di atas tidak kunjung mereda atau
semakin memburuk. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi
obat yang bisa ditandai dengan gejala, seperti muncul ruam kulit
yang gatal, bengkak pada bibir dan kelopak mata, atau kesulitan
bernapas.
f. Penyimpanan
Attapulgite diimpan pada suhu ruangan dan di dalam wadah
tertutup agar tidak terkena paparan sinar matahari. Dijauhkan dari
jangkauan anak-anak.
2. Serbuk tanah lempung
Serbuk tanah lempung yang terdiri dari magnesium-alumunium
silikat. Tidak larut dalam air dan dalam usus berdaya mengikat (adsorpsi)
zat-zat beracun, serta memperbesar volume isi usus, sehingga dapat
dipakai untuk meredakan mencret, aman pada wanita hamil dan menyusui.
Digunakan dalam bentuk tablet atau suspensi.
Dosis: 1,2-1,5g setelah setiap kali buang air dengan maksimal 9 g sehari.
9
kombinasi dari Norit dan zat tersebut akan dibuang bersama
dengan feses.
B. Dosis dan Aturan Pakai
10
Penurunan efektivitas antidepresan trisiklik, paracetamol,
atau warfarin
Penurunan efektivitas atau kadar methotrexate dalam darah
Peningkatan risiko terjadinya ketidakseimbangan elektrolit
dan dehidrasi jika digunakan dengan obat konstipasi, seperti
sorbitol dan magnesium sitrat.
Selain itu, selai buah-buahan, sorbet, atau produk susu, seperti es
krim yang dikonsumsi dekat dengan waktu konsumsi Norit (<2
jam) bisa mengurangi efektivitas karbon aktif yang ada di dalam
Norit
E. Efek Samping dan Bahaya Norit
Efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi
Norit dengan kandungan karbon aktif dapat bervariasi. Biasanya
efek samping lebih mungkin terjadi bila obat ini dikonsumsi dalam
jangka panjang. Beberapa efek samping yang bisa timbul antara
lain;
Feses berwarna hitam
Lidah berwarna hitam
Muntah
Konstipasi atau sebaliknya diare
F. Penyimpanan
Simpan Norit dalam wadah tertutup di tempat kering dan
sejuk yang terhindar dari paparan sinar matahari. Jauhkan obat ini
dari jangkauan anak-anak.
11
3.1.2 Agen Antisekresi
1. Bismut subsalisilat
A. Mekanisme Kerja
Bismuth subsalicylate bekerja dengan cara memperlambat
pertumbuhan bakteri penyebab diare. Selain itu, obat ini juga
memiliki efek antiradang dan kemampuan untuk memicu
penyerapan kembali cairan dan elektrolit sehingga bisa mengurangi
kehilangan cairan akibat diare.
B. Dosis dan Aturan Pakai Bismuth Subsalicylate
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan bismuth
subsalicylate yang dikelompokkan berdasarkan kondisi pasien;
Kondisi : Diare, mulas, mual, sakit perut
Dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas: 524 mg tiap 30–60
menit. Jangan melebihi 8 kali minum dalam 24 jam.
Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori
Dewasa: 524 mg, dikombinasikan dengan metronidazole
dan tetracycline, 4 kali sehari.
C. Cara Mengonsumsi Bismuth Subsalicylate dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada label
kemasan obat sebelum mengonsumsi bismuth subsalicylate. Jangan
mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu.Bismuth subsalicylate dapat dikonsumsi
sebelum atau setelah makan. Telan obat secara utuh dengan
bantuan segelas air. Jangan menghancurkan atau mengunyah tablet
atau kaplet. Apabila obat digunakan untuk mengobati diare,
disarankan untuk minum banyak air putih. Hindari mengonsumsi
buah, sayur, gorengan, makanan pedas, permen, kafein, atau
minuman beralkohol, karena dapat memperburuk diare.
D. Interaksi Bismuth Subsalicylate dengan Obat Lain
Berikut adalah efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika
bismuth subsalicylate digunakan bersama obat lain:
12
Penurunan efek terapeutik dari
sulfinpyrazone, doxycycline, tetracycline, atau probenecid
Peningkatan kadar methotrexate dalam darah
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan
dengan obat pengencer darah, seperti clopiodogreal atau
warfarin
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan
dengan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau naproxen
Peningkatan risiko terjadinya overdosis jika digunakan
dengan obat yang mengandung salisilat, seperti aspirin
E. Efek Samping dan Bahaya Bismuth Subsalicylate
Efek samping yang paling sering terjadi setelah
penggunaan bismuth subsalicylate adalah berubahnya warna tinja
atau lidah menjadi kehitaman. Lakukan pemeriksaan ke dokter jika
efek samping ini tidak kunjung mereda.
Selain itu, harus segera ke dokter jika mengalami reaksi
alergi obat atau efek samping serius berikut ini:
Muntah berwarna hitam
BAB berdarah atau berwarna hitam
Sakit perut yang parah
Telinga berdenging atau tuli mendadak
F. Penyimpanan
Simpan bismuth subsalicylate di dalam suhu ruangan dan
terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini
dari jangkauan anak-anak.
2. Octreotide
Octreotide bekerja dengan cara menghambat pelepasan hormon
pertumbuhan dan beberapa hormon saluran pencernaan, termasuk
glukagon, insulin, serotonin, dan vasoactive intestinal peptide. Octreotide
juga mengurangi aliran darah ke saluran pencernaan dan terkadang dipakai
untuk mengatasi perdarahan varises esofagus.
13
A. Dosis dan aturan pakai octreotide
14
dianjurkan jika kondisi pasien tidak membaik dalam 1 minggu setelah
terapi.
15
infeksi akutdan aman untuk kebanyakan pasien yang mengalamidiare
kronis.
Lopramide
A. Mekanisme Kerja
Loperamide adalah obat untuk meredakan diare. Obat ini
juga bisa digunakan untuk mengurangi jumlah feses pada pasien
yang terpasang ileostomi, yaitu lubang pada dinding perut sebagai
pengganti anus.Loperamide bekerja dengan cara memperlambat
gerakan usus dan membuat feses menjadi lebih padat. Dengan
mengonsumsi obat ini, frekuensi buang air besar dapat berkurang.
Perlu diingat bahwa loperamide tidak bisa menyembuhkan
penyebab yang mendasari terjadinya diare.Loperamide dianggap
aman bila digunakan dalam dosis yang disarankan. Ketika dosis
yang berlebihan tertelan, masalah parah seperti aritmia jantung
dan kematian dapat terjadi.
B. Dosis dan Aturan Pakai Loperamide
Dosis loperamide akan diberikan oleh dokter sesuai dengan
kondisi dan usia pasien. Secara umum, berikut adalah dosis
loperamide untuk meredakan diare:
16
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan yang
tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi loperamide. Jika
dianjurkan untuk mengonsumsi loperamide dalam bentuk tablet, obat
ditelan secara utuh dengan segelas air. Jangan dibelah atau
mengunyah apalagi menghancurkan tablet. Minum banyak air atau
cairan yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang saat mengalami diare. Konsultasikan pada dokter jika
muncul gejala dehidrasi.Bila lupa mengonsumsi loperamide,
disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jeda
dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.Hentikan penggunaan
loperamide dan temui dokter jika diare tidak membaik dalam 2 hari,
BAB berdarah, berlendir, atau muncul tanda dan gejala dehidrasi.
Pusing
Sembelit
Kelelahan
17
Mual
Sembelit parah
F. Penyimpanan
1. Probiotik
A. Mekanisme Kerja
18
B. Dosis dan Aturan Pakai Probiotik
19
E. Efek Samping dan Bahaya Probiotik
Nyeri perut
Diare
Perut kembung
F. Penyimpanan
Simpan probiotik di dalam suhu ruangan dan terhindar dari
paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan
anak-anak.
2. Prebiotik
Prebiotik adalah makanan (biasanya makanan tinggi serat) yang
berfungsi sebagai asupan untuk bakteri baik dalam tubuh manusia agar
jumlahnya tetap terjaga. Cara kerja prebiotik sangatlah menguntungkan
untuk kesehatan usus. Saat makanan mengandung prebiotik masuk ke
dalam usus, ia menstimulasi pertumbuhan bakteri baik usus. Prebiotik
dapat menahan aktivitas hidrolitik (enzim yang bertugas mencerna
makanan) pada saluran pencernaan bagian atas. Sehingga ia memicu
bakteri baik untuk melakukan fermentasi makanan yang terdapat di dalam
usus besar. Prebiotik juga merangsang pertumbuhan bakteri di dalam usus,
seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus. Cara kerja prebiotik ini
menghasilkan asam lemak rantai pendek, yang merupakan hasil akhir
fermentasi. Asam lemak rantai pendek ini memiliki peran utama dalam
mengatur sistem kekebalan tubuh dan memberi respon ketika terjadi
peradangan.
20
3. Sinbiotik
Mekanisme kerja sinbiotik merupakan kombinasi anatara
mekanisme kerja probiotik dan prebiotik. Mekanisme kerja sinbiotik yang
berhubungan dengan sistem imun yaitu, mengaktivasi sistem imun lokal di
usus seperti makrofag, mengatur pengeluaran sitokin, dan menstimulasi
hyporesponsiveness pada makanan. Sedangkan mekanisme kerja sinbiotik
yang bersifat non-imunologik yaitu, berkompetisi dengan patogen dalam
pengambilan nutrisi dan perlekatan, mengubah pH lokal yang tidak disukai
patogen, memproduksi bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan
patogen, dan meningkatkan fungsi barier mukosa usus.
21
3.2 TAHAPAN DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI
22
merasa sangat puas apabila apoteker mampu memberikan konseling atau
pemberian informasi kepada pasien (Irmin et al.,2020).
23
a. Bagaimana cara melakukan rehidrasi
Pemberian oralit untuk rehidrasi disarankan sebagai berikut :
Untuk pasien yang belum menunjukkan gejala dehidrasi, oralit diberikan
setiap buang air besar sebanyak 100 ml (untuk usia kurang dari 11 bulan),
200 ml (untuk usia 1-4 tahun), dan 300 ml (untuk usia lebih dari 5 tahun)
dengan tujuan mencegah dehidrasi.
Untuk pasien yang telah menunjukkan gejala dehidrasi, oralit diberikan
sebanyak 300 ml (untuk usia kurang dari 11 bulan), 600 ml (untuk usia 1-4
tahun), dan 1,2 L (untuk usia lebih dari 5 tahun) selama 3 jam pertama
sedangkan selanjutnya diberikan 100 ml (untuk usia kurang dari 11 bulan),
200 ml (untuk usia 1-4 tahun), dan 300 ml (untuk usia lebih dari 5 tahun)
setiap buang air besar untuk mengatasi dehidrasi.
Untuk anak kurang dari dua tahun berikan sedikit demi sedikit secara terus
menerus hingga habis, jika muntah maka tunggu 10 menit dan berikan
tetes demi tetes agar anak tidak menolak.
Untuk bayi yang masih menyusui, berikan ASI/susu formula yang lebih
banyak.
Dapat juga diberikan tablet zinc untuk mencegah dehidrasi dan sebagai
terapi pelengkap oralit pada anak. Tablet zinc ini dapat diberikan sebanyak
10 mg (setengah tablet) per hari untuk umur kurang dari 6 bulan dan 20
mg (1 tablet) per hari untuk umur lebih dari 6 bulan. Tablet zinc diberikan
dengan dikunyah atau dilarutkan dalam satu sendok air matang atau asi.
Tablet zinc harus tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare telah
berhenti. Tablet ini dijual sebagai obat bebas, contohnya tersedia dalm
merek interzinc, L-zinc, orezinc, zanic, zincare, zinc, zincpro, zirea,
zirkum kid, Zn-Diar.
24
maka kita dapat membuat larutan oralit sendiri dengan mencampurkan 40 g gula +
3,5 g garam yang dilarutkan dalam 1 liter air mendidih yang telah didinginkan.
b. Apa saja pilihan obat yang dapat digunakan sebagai swamedikasi diare?
Dan bagaimana kerja obat tersebut?
Obat diare bukan ditujukan untuk menyembuhkan diare (kuratif) tetapi
sebagai usaha untuk mengurangi keparahan diare (paliatif). Obat diare yang dapat
digunakan untuk swamedikasi yaitu tablet norit, kaolin, pektin, atau attapulgit
yang bekerja dengan mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan feses,
menyerap kelebihan air dan toksin penyebab diare. Obat-obat tersebut tidak
diperbolehkan untuk anak dibawah 5 tahun. Adapun di luar negeri, loperamid
dapat digunakan untuk keperluan swamedikasi karena sudah termasuk obat bebas.
Sedangkan di Indonesia sendiri loperamid masih tergolong obat keras sehingga
hanya dapat diperoleh melalui resep dokter. Loperamid bekerja dengan
meningkatkan kontak antara feses dengan dinding usus sehingga air yang diserap
oleh usus dari feses meningkat dan meningkatkan kekentalan feses.
c. Apa saja contoh obat swamedikasi diare?
Contoh obat yang tersedia di pasaran yaitu biodiar dan iodiar
(mengandung attapulgit), opidiar, dianos, dan neo kaolana (mengandung kaolin
pektin), entrostop dan arcapec (mengandung attapulgit pektin) 4. Selain itu dapat
juga digunakan obat seperti diapet yang mengandung ekstrak daun jambu biji.
d. Dimana kita bisa memperoleh obat swamedikasi diare?
Obat yang mengandung norit, kaolin, pektin, atau attapulgit memiliki logo
obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau yang dibatasi dengan garis lingkaran
hitam. Obat ini dapat diperoleh di apotek terdekat dengan mengonsultasikannya
terlebih dahulu dengan apoteker agar dijelaskan lebih lanjut mengenai obat
tersebut dan memaksimalkan pengobatan. Adapun dosis yang tersedia yaitu
biasanya tablet norit 250 mg serta kombinasi 600 mg untuk kaolin/attapulgit dan
50 mg untuk pectin.
25
e. Apa sajakah yang perlu diperhatikan selain melakukan rehidrasi dan
mengonsumsi obat swamedikasi diare?
Sebaiknya berhenti makan dan fokus pada pemberian cairan elektrolit,
setelah itu secara perlahan-lahan makanan dikonsumsi seperti biasa kembali
dalam beberapa hari. Adapun makanan yang diperbolehkan sebaiknya makanan
yang mudah dicerna seperti biskuit, makanan yang tidak berlemak, makanan tidak
pedas, makanan tidak tinggi gula. Hindari makanan padat atau sebaiknya makan
makanan yang tidak berasa seperti bubur, roti, pisang, selama 1-2 hari. Selain itu
juga perlu menghindari minuman bersoda karena dapat memperberat kondisi
diare, begitu juga dengan alkohol, kopi, teh, susu (kecuali pada bayi).
f. Kapan kita harus meminum obat swamedikasi diare?
Obat kaolin, attapulgit, pektin dapat dikonsumsi 1 tablet setiap buang air
besar dengan konsumsi maksimum 12 tablet per hari untuk orang dewasa atau
maksimum 6 tablet per hari untuk anak 6-12 tahun. Obat tersebut tidak boleh
dikonsumsi jika seseorang diare dengan disertai demam, perlu terhindar dari
kondisi konstipasi/sembelit, memiliki obstruksi usus, dan atau alergi terhadap obat
tersebut4. Adapun tablet norit 250 mg dikonsumsi 3-4 tablet tiga kali dalam sehari
atau setiap 8 jam.
G. Berapa lama kita diperbolehkan mengonsumsi obat swamedikasi diare?
Obat kaolin, attapulgit, pektin seperti yang telah dijelaskan diatas hanya
boleh dikonsumsi selama dua hari. Jika setelah dua hari diare belum membaik
maka sebaiknya swamedikasi diare dihentikan dan dilakukan konsultasi dengan
dokter terlebih dahulu untuk pemeriksaan lebih lanjut.
H. Apa saja efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat swamedikasi
diare?
Obat kaolin, attapulgit, pektin dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit
sebagai efek samping.
I. Apakah wanita hamil diperbolehkan mengonsumsi obat swamedikasi diare?
Penggunaan obat antidiare tanpa resep tidak cocok untuk digunakan
selama kehamilan sehingga wanita hamil harus berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengobatan diare yang tepat.
26
G. Apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mencegah diare?
Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum
menyiapkan makanan, tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat,
kecoa dan tikus, simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang,
simpanlah sisa makanan di dalam kulkas, gunakan air bersih untuk memasak, air
minum harus direbus terlebih dahulu, buang air besar pada jamban dan menjaga
kebersihan lingkungan.
-
27
3.3 TERAPI NON FARMAKOLOGI
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
29
Para TTK bisa melakukan assesment, penentuan rekomendasi, penyerahan
obat dan pemberi informasi. TTK harus mengetahui umur berapakah yang terkena
diare karena diare pada anak dan dewasa berbeda perlakukannya tetapi tetap
sama. Seperti pada anak harus diberikan Zinc untuk menambah cairan tubuh.
Contoh obat yang tersedia di pasaran yaitu biodiar dan iodiar (mengandung
attapulgit), opidiar, dianos, dan neo kaolana (mengandung kaolin pektin),
entrostop dan arcapec (mengandung attapulgit pektin). Selain itu dapat juga
digunakan obat seperti diapet yang mengandung ekstrak daun jambu biji. Obat –
obat yang memiliki logo obat bebas atau obat bebas terbatas seperti itu yang dapat
TTK berikan kepada pasien.
30
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2017). Cek Produk. Probiotik. NHS
(2018). Health A-Z. Probiotics.
Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2015. Obat Obat Penting
Khasiat, Penggunaan Dan Efek-Efek Sampingnya. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta
DiPiro Joseph T., R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, L.M.
Posey. 2011. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Eight
Edition, p 621-627. McGraw Medical Hill. New York.
Dirjen Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2007. Pedoman Penggunaan Obat
Bebas dan Bebas Terbatas. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Hartanto Huriawati dan Hafshah Nurul Afifah. 2013. Rujukan Cepat Obat-
Obat Tanpa Resep untuk Praktisi. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Riddle M.S., H.L. DuPont, B.A. Connor. 2016. ACG Clinical Guideline:
Diagnosis, Treatment, and Prevention of Acute Diarrheal Infections in
Adults. The American journal of gastroenterology Volume XXX.
31
Muharni, S., F. Aryani, T.T. Agustin, dan D. Fitriani. 2017. Sikap Tenaga
Kefarmasian Pada Swamedikasi Nyeri Gigi Di Apotekapotek Kota
Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, vol. 5 (2):
67-73.
32
Irmin, P.Sarnianto, Y.Anggriani dan J.Pontoan. 2020. Presepsi Pasien dengan
Keluhan Minor illnes Terhadap Peran Apoteker Terkait Efisiensi Biaya dan Akses
Pengobatan di Era Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Farmasi Indonesia, vol.17
(1) : 80-89.
Muharni, S., F. Aryani, T.T. Agustin, dan D. Fitriani. 2017. Sikap Tenaga
Kefarmasian Pada Swamedikasi Nyeri Gigi Di Apotekapotek Kota Pekanbaru
Provinsi Riau. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, vol. 5 (2): 67-73.
33