Anda di halaman 1dari 25

Konsep Penanganan

Kegawatdaruratan
Sistem Pernafasan di
Masa Pandemi Covid-
19
Sahrir Ramadhan, M.Kep
KONSEP KEGAWATDARURATAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali dengan melakukan pengkajian.
Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS,
Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI).

Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan. Menseleksi dan
memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban
yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan

Ingat bahwa menolong korban di area kegawatdaruratan itu mempunyai 2 tujuan yaitu menyelamatkan korban
(savelife) dan mencegah kecacatan lebih lanjut.

Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah perlu mendapatkan penanganan atau tindakan segera
untuk menghilangkan ancaman nyawa korban. Jadi, gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
harus dilakukan tindakan segera untuk menghindari kecacatan bahkan kematian korban (Hutabarat & Putra, 2016).
COVID-19 berdasarkan Data WHO
Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan
oleh coronavirus yang baru muncul yang pertama dikenali muncul di Wuhan, Tiongkok,
pada bulan Desember 2019.

Meskipun sebagian besar orang yang terjangkit COVID-19 hanya mengalami penyakit yang
ringan atau tanpa komplikasi, sekitar 14% menderita penyakit parah yang memerlukan
perawatan rumah sakit dan dukungan oksigen,
dan 5% perlu dimasukkan ke unit perawatan intensif

Dalam kasus-kasus parah, COVID-19 dapat diperburuk dengan sindrom gawat pernapasan
akut (ARDS), sepsis dan septic shock, gagal multiorgan, termasuk gagal ginjal atau gagal
jantung akut. Usia lanjut dan penyakit penyerta dilaporkan menjadi faktor risiko kematian.
SKRINING & TRIASE
Skrining dan isolasi semua pasien suspek COVID-19 pada titik kontak pertama
dengan sistem pelayanan kesehatan (seperti bagian gawat darurat atau bagian/klinik
rawat jalan). Jadikan COVID-19 sebagai kemungkinan etiologi untuk pasien-pasien
dengan penyakit saluran pernapasan akut dalam kondisi-kondisi tertentu. Triase
pasien menggunakan panduan triase standar dan jalankan pengobatan lini pertama.

Catatan :
Meskipun sebagian besar orang terjangkit COVID-19 mengalami penyakit tanpa
komplikasi atau ringan (81%), beberapa pasien akan mengalami penyakit parah serta
memerlukan terapi oksigen (14%) dan sekitar 5%
perlu masuk unit perawatan intensif. Sebagian besar pasien yang sakit kritis akan
memerlukan ventilasi mekanis. Diagnosis paling umum pada pasien COVID-19 parah
adalah pneumonia berat.
PENERAPAN SEGERA LANGKAH PPI
Lakukan PPI pada titik masuk pasien ke rumah sakit. Skrining harus dilakukan pada titik kontak
pertama di unit gawat darurat atau unit/klinik rawat jalan. Pasien suspek COVID-19 harus diberi
masker dan diarahkan ke area terpisah. Jaga jarak antara pasien-pasien suspek setidaknya 1 m.
Kewaspadaan standar harus terus diberlakukan di semua area fasilitas pelayanan kesehatan.

Kewaspadaan standar meliputi kebersihan tangan dan penggunaan alat perlindungan diri (APD) saat
berkontak tidak langsung atau langsung dengan darah, cairan tubuh, sekresi (termasuk sekresi
pernapasan) dan kulit pasien yang tidak utuh. Kewaspadaan standar juga mencakup pencegahan luka
tusukan jarum suntik atau benda tajam; pengelolaan limbah secara aman; pembersihan dan disinfeksi
peralatan; serta pembersihan lingkungan.

Selain kewaspadaan standar, petugas kesehatan harus melakukan penilaian risiko titik
perawatan sebelum setiap kontak dengan pasien untuk menentukan apakah diperlukan kewaspadaan
tambahan (mis., kewaspadaan droplet (percik renik), kontak, atau airborne).
TATALAKSANA COVID-19 KRITIS : ARDS

Kenali kegagalan pernapasan hipoksemik berat jika tidak ada tanggapan


dari pasien gawat pernapasan terhadap terapi oksigen standar dan
persiapkan dukungan oksigen/ventilasi lanjutan.

Intubasi endotrakea harus dijalankan oleh petugas terlatih dan


berpengalaman dengan menerapkan kewaspadaan airborne.
KEGAWATDARURATAN COVID-19 :
HIPGABI
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui percikan batuk/bersin (droplet) dan tidak melalui udara. Orang yang
paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien
COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.

Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci


tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk
dan bersin, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada
di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.
KEGAWATDARURATAN COVID-19 :
HIPGABI
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6
hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.

Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,


sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di
kedua paru.
Thanks
SILAHKAN ADA YANG INGIN
DIDISKUSIKAN ????

PUSKESMAS
BAGAIMANA ????
AYOK KITA
DISKUSIKAN
CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai