0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, indikasi, dan efek samping dari penggunaan ventilator mekanik. Ventilator mekanik adalah alat bantu pernafasan yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama. Terdapat dua jenis ventilator berdasarkan tekanannya, yaitu negatif dan positif. Ventilasi mekanis diperlukan ketika terjadi penurunan oksigenasi,
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, indikasi, dan efek samping dari penggunaan ventilator mekanik. Ventilator mekanik adalah alat bantu pernafasan yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama. Terdapat dua jenis ventilator berdasarkan tekanannya, yaitu negatif dan positif. Ventilasi mekanis diperlukan ketika terjadi penurunan oksigenasi,
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, indikasi, dan efek samping dari penggunaan ventilator mekanik. Ventilator mekanik adalah alat bantu pernafasan yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama. Terdapat dua jenis ventilator berdasarkan tekanannya, yaitu negatif dan positif. Ventilasi mekanis diperlukan ketika terjadi penurunan oksigenasi,
KELOMPOK 7 NAMA Sri Intan Dewi Lestari P07120421030A Suci Valentia Ranzani P07120421031A Susi Mariyati P07120421032A Yuliana P07120421036A Zulfahruddin P07120421037A Definisi Ventilator Mekanis Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama (Brunner and Suddarth, 2001). Klasifikasi Ventilator 1. Ventilator Tekanan Negatif Ventilator tekanan negatif adalah alat yang mudah digunakan dan tidak membutuhkan intubasi jalan nafas pasien. Ventilator ini digunakan paling sering untuk pasien dengan fungsi pernafasan borderline akibat penyakit neuromuskular. 2. Ventilator Tekanan Positif Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif, yaitu: a. Ventilator Tekanan-Bersiklus. b. Ventilator Waktu-Bersiklus c. Ventilator Volume-Bersiklus Gambaran dan Pengesetan Volume Vetilator
Atur mesin untuk memberikan volume tidal yang
dibutuhkan (10-15 ml/kg). Sesuaikan mesin untuk memberikan konsentrasi oksigen terendah untuk mempertahankan PaO2 normal (80-100 mmHg). Pengesetan ini dapat diatur tinggi dan secara bertahap dikurangi berdasarkan pada hasil pemeriksaan gas darah arteri. Catat tekanan inspiratori puncak. Atur cara (bantu-kontrol atau ventilasi mandatori intermiten) dan frekuwensi sesuai dengan program medik dokter. Jika ventilator diatur pada cara bantu kontrol, sesuaikan sensivitasnya sehingga pasien dapat merangsang ventilator dengan upaya minimal (biasanya 2 mmHg dorongan inspirasi negatif). Catat volume 1 menit dan ukur tekanan parsial karbondioksida (PCO2) dan PO2, setelah 20 menit ventilasi mekanis kontinu. Sesuaikan pengesetan (FO2 dan frekuwensi) sesuai dengan hasil pemeriksaan gas darah arteri atau sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter. Jika pasien menjadi bingung atau agitasi atau mulai “Bucking” ventilator karena alasan yang tidak jelas, kaji terhadap hipoksemia dan ventilasikan manual pada oksigen 100% dengan bag resusitasi. Indikasi Ventilasi Mekanis
Jika pasien mengalami penurunan kontinu
oksigenasi (PaO2), peningkatan kadar karbondioksida arteri (PaCO2), dan asidosis persisten (penurunan pH), maka ventilasi mekanis kemungkinan diperlukan. Kondisi seperti pascaoperatif bedah toraks atau abdomen, takar lajak obat, penyakit neuromuskular, cedera inhalasi, PPOM, trauma multipel, syok, kegagalan multisistem, dan koma semuanya dapat mengarah pada gagal nafas dan perlunya ventilasi mekanis. Efek Samping Ventilasi Mekanis
1. Masalah pada jalan nafas
2. Masalah Selang Endotrakeal 3. Masalah Mekanis 4. Barotrauma 5. Penurunan Curah Jantung. 6. Keseimbangan air positif Sekian & Terimakasih
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri