Anda di halaman 1dari 134

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN


PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN
PERILAKU KESEHATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIKMEL

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi DIII Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2020/2021

OLEH :

BQ. ARIFA
NIM. P07120118057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021
LEMBAR JUDUL

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN
PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN
PERILAKU KESEHATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIKMEL

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi DIII Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2020/2021

OLEH :

BQ. ARIFA
NIM. P07120118057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bq. Arifa

NIM : P07120118057

Program studi : D.III Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebanarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alih
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Mataram, Juni 2021

Pembuat Pernyataan

BQ. ARIFA
NIM. P07120118057
Mengetahui,

Mataram, Juni 2021


Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drg. G.A Sri Puja Warnis Wijayanti, Mas’adah, M.Kep.


M.Kes. NIP.197912202002122001
NIP.196512171991012001

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Bq. Arifa NIM. P07120118057 dengan judul

“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam

Meningkatkan Perilaku Kesehatan Keluarga Dengan Hipertensi Diwilayah Kerja

Puskesmas aikmel ” telah diperiksa dan mendapatkan persetujuan untuk diujikan di

depan tim penguji Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI Jurusan

Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan Mataram Tahun Akademik

2020/2021.

Mataram, 10 Juni 2021


Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drg. G.A Sri Puja Warnis Wijayanti, Mas’adah, M.Kep.


M.Kes. NIP.197912202002122001
NIP.196512171991012001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh BQ. ARIFA NIM. P07120118057 dengan judul

“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam

Meningkatkan Perilaku Kesehatan Keluarga Dengan Hipertensi Diwilayah Kerja

Puskesmas Aikmel” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal :

Dewan Penguji
Penguji Ketua Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Drg. G.A Sri Puja Warnis Wijayanti, Mas’adah, M.Kep.


Rusmini, S.Kep.Ns., MM
M.Kes. NIP.197912202002122001
NIP. 197010161989032001
NIP.196512171991012001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan,

Rusmini, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pemberian

Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Perilaku Kesehatan Keluarga

Dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Aikmel ” dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes.selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Mataram.

2. Bapak dr. Maskuri, Selaku Kepala Puskesmas Aikmel.

3. Ibu Rusmini, S.Kep. Ns.,MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram. Sekaligus penguji utama

4. Ibu Mas’adah.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi D.III Keperawatan

Mataramdi Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram. Sekaligus pembimbing

pendamping yang telah memberikan saran dan bimbingannya demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Drg. G.A Sri Puja Warnis Wijayanti, M.Kes. sekaligus sebagai pembimbing

utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh kesabaran,

v
dan memberikan motivasi serta saran – saran yang bermanfaat dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah.

6. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis.

7. Kedua orang tua Ibu dan Bapak tersayang dan semua keluarga terima kasih atas

kasih sayang, do’a, dorongan dan pengorbanannya, sehingga penulis bisa tetap

semangat dan terus maju dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan

2020/2021, terima kasih atas support dan dukungan dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahawa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah

ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca pada

umumnya.

Penyusun

Mataram, Juni 2021

vi
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam


Meningkatkan Perilaku Kesehatan Keluarga Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Aikmel
Tahun 2021

Bq. Arifa1, Drg. G.A Sri Puja W.W., M.Kes2, Mas’adah., M.Kep
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl.Kesehatan V/10 Mataram
Telp. (0370) 621383
Email: bqarifa@gmail.com

Hipertensi menjadi masalah salah satu kesehatan masyarakat yang serius, karena jika
tidak terkendali maka akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang
berbahaya, misalnya stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, bahkan kematian.
Upaya yang paling penting dalam memnyembuhkan hipertensi yang dilakukan
keluarga yaitu dengan mengenal dan melakukan perawatan pada anggota keluarga,
tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi untuk mencegah
komplikasi dan serangan berulang. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran
asuhan keperawatan keluarga dengan pemberian pendidikan kesehatan dalam
meningkatkan perilaku keluarga dengan hipertensi. Metode studi kasus ini dilakukan
dengan pendekatan proses keperawatan. Subyek studi kasus berjumlah satu orang.
Fokus studi kasus ini memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dimana salah
satu anggota keluarga menderita hipertensi, melalui pendekatan proses keperawatan.
Hasil studi kasus ini intensitas tekanan darah mennurun setelah diberikan pendidikan
kesehatan sebanyak 2 kali dalam waktu 4 hari, intensi tekanan darah responden
menurun dari 160/100 menjadi 140/90 mmHg. Kesimpulan dari studi kasus ini
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terdapat penurunan intensitas tekanan darah
pada salah satu anggota keluarga .
Kata Kunci: Hipertensi, Pemberian Pendidikan Kesehatan, Keluarga

vii
ABSTRACT

Family Nursing Care by Providing Health Education in Improving Health Behavior


of Families with Hypertension in the Aikmel Health Center Work Area
year 2021

Bq. Arifa1, Drg. G.A Sri Puja W.W., M.Kes2, Mas'adah., M.Kep3
Department of Nursing Poltekkes Ministry of Health Mataram Jl.Kesehatan V/10
Mataram
Tel. (0370) 621383
Email: bqarifa@gmail.com

Hypertension is a serious public health problem, because if it is not controlled it will


develop and cause dangerous complications, such as stroke, coronary heart disease,
kidney failure, and even death. The most important effort in curing hypertension by
the family is to recognize and treat family members, appropriate action to treat
hypertensive patients to prevent complications and recurrent attacks. The purpose of
this study was to see the description of family nursing care by providing health
education in improving the behavior of families with hypertension. This case study
method is carried out with a nursing process approach. The subject of the case study
is one person. The focus of this case study is to provide health education to families
whose family members suffer from hypertension, through a nursing process
approach. The results of this case study showed a decrease in the intensity of blood
pressure after being given health education 2 times within 4 days, the respondent's
blood pressure intention decreased from 160/100 to 140/90 mmHg. The conclusion of
this case study is that there is an effect of health education on decreasing the intensity
of blood pressure in one family member.

Keywords: Hypertension, Health Education, Family

DAFTAR ISI

viii
LEMBAR JUDUL........................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
ABSTRAK..................................................................................................................vii
ABSTRACT..............................................................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................6
D. Manfaat Studi Kasus......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8
A. Konsep Hipertensi...........................................................................................8
B. Konsep Dasar Keluarga................................................................................13
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga.......................................................21
D. Konsep Dasar Perilaku..................................................................................39
E. Konsep Pendidikan Kesehatan......................................................................50
F. Kerangka Konsep..........................................................................................59
BAB III METODE STUDI KASUS.........................................................................58
A. Rancangan Studi Kasus.................................................................................58
B. Subyek Studi Kasus......................................................................................59
C. Fokus Studi...................................................................................................59
D. Definisi Operasional.....................................................................................59
E. Instrumen Studi Kasus..................................................................................60

ix
F. Metode Pengumpulan Data...........................................................................61
G. Tempat dan Waktu........................................................................................62
H. Analisa dan Penyajian Data..........................................................................62
I. Etika Studi Kasus..........................................................................................63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................65
A. Hasil Penelitian.............................................................................................65
B. Pembahasan Studi kasus...............................................................................88
C. Kendala atau Hambatan Selama Penelitian..................................................93
BAB V PENUTUP.....................................................................................................94
A. Kesimpulan...................................................................................................94
B. Saran.............................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................96
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 Klasifikasi tekanan darah............................................................................12

x
Tabel 2.2 Skoring Diagnosa Keperawatan..................................................................27

Tabel 2.4 Susunan Anggota Keluarga.........................................................................66

Tabel 2.5 Pemeriksaan Fisik........................................................................................73

Tabel 2.6 Analisa Data................................................................................................76

Tabel 2.7 Skala Prioritas Masalah 1 (Scoring)...........................................................79

Tabel 2.8 Skala Prioritas Masalah 2 (Scoring)...........................................................81

Tabel 2.9 Skala Prioritas Masalah 3 (Scoring)............................................................82

Tabel 3.0 Intervensi Keperawatan...............................................................................83

Tabel 3.1 Implementasi Keperawatan.........................................................................84

Tabel 3.2 Evaluasi Keperawatan.................................................................................87

DAFTAR GAMBAR

gambar 4.1 Genogram.................................................................................................66

xi
gambar 4.2 Denah rumah............................................................................................68

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan untuk Mengikuti Penelitian.

xii
Lampiran 2 Informed Consent.

Lampiran 3 Format Pengkajian Askep Keluarga.

Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 5 Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Tingkat

Lampiran 6 Dokumentasi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dilapisan masyarakat yang terdiri

dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dan berkumpul serta

saling bergantung antara satu sama lain dalam keadaan apapun. Di dalam

keluarga faktor hipertensi dapat muncul karena kurangnya pengetahuan

tentang penyakit hipertensi. Dengan salah satu anggota keluarga

mengalami hipertensi sangatlah penting membutuhkan peran keluarga

(Harmoko,2012). Kemandirian keluarga dalam hal ini adalah perilaku

keluarga dalam melaksanakan tindakan keperawatan secara mandiri seperti

mengatur pola makan keluarga, mengurangi mengkomsumsi garam, rajin

berolahraga/aktivitas fisik. Menurut Green yang diambil dari Ardi perilaku

kesehatan terbentuk dari tiga faktor, yaitu: 1). Predisposing Factors yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-

nilai, 2). Enabling Factors yang terwujud dalam lingkungan fisik dan

sarana (fasilitas) kesehatan dan 3). Reinforcing Factors yang terwujud

dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan (Ardi, 2012).

Hipertensi yaitu suatu penyakit dimana tekanan darah berkisar

140/90 mmHg yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus, sebagai gaya

hidup yang kurang baik seperti merokok, kurangnya olahraga dan pola

makan yang tidak sehat (Utami, P, 2009). Seperti halnya yang dikatakan

oleh Brunner dan Suddart bahwa Tekanan darah adalah tekanan yang

ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh

1
beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, laju serta

kekentalan (viskositas) darah. Melihat karakteristik penyakit tersebut maka

penyakit hipertensi perlu ditangani dengan baik. Untuk mencegah hal

tersebut perlu ada keterlibatan keluarga sebagai deteksi dini dan pelaksana

perawatan hipertensi di rumah. Melihat hal tersebut diperlukan

kemandirian keluarga, karena keluarga mempunyai tugas dalam

penanganan masalah kesehatan di rumah (Padila,2012). Kemandirian

keluarga adalah kemampuan dan inisiatif keluarga dalam mengenal dan

mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.

Menurut World Health Organitation (WHO) tahun 2018

menyebutkan bahwa jumlah penderita Hipertensi akan terus meningkat

dengan penduduk yang bertambah pada tahun 2025 mendatang

diperkirakan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. WHO tahun 2018

menyebut negara ekonomi berkembang memiliki penderita Hipertensi

sebanyak 40% sedangkan dinegara maju hanya 35%. kawasan Afrika

berada diposisi paling tinggi penderita Hipertensi, yakni sebesar 40%.

Kawasan Amerika sebanyak 35%, Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia

penyakit ini membunuh 1,5 juta orang di setiap tahunnya. Hal ini

menandakan satu dari tiga orang mengalami hipertensi, sedangkan di

Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 32% dari total jumlah penduduk

(Kemenkes,2018). Menurut Riskesdas 2018 berdasarkan hasil pengukuran

sebesar 34,1%, tertinggi dikalimantan selatan 44,1%, sedangkan terendah

di Papua sebesar 22,2%. Jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar

2
63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat

hipertensi 427.218 kematian (Riskesdas, 2018).

Dari profil kesehatan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada

tahun 2018 angka kejadian hipertensi terus mengalami peningkatan pada

tahun 2018 sebanyak 358,110 jiwa. Hasil pengukuran tekanan darah

penduduk yang berusia lebih dari 18 tahun meneurut jenis kelamin di Nusa

Tenggara Barat (NTB) tahun 2018. Presentasi penderita hipertensi

dilombok timur sebesar (25,69%) dan merupakan yang tertinggi di NTB

(Dinkes, NTB 2018). Kemudian kejadian hipertensi tertinggi ke-2 yaitu

lombok tengah sebanyak (17,23%), kemudian urutan ke-3 kejadian

hipertensi yaitu lombok barat sebanyak (12,62%), kemudian urutan ke-4

yaitu kotamataram dengan angka kejadian hipertensi sebanyak (10,38%),

kemudian urutan ke-5 yaitu sumbawa dengan angka kejadian hipertensi

sebanyak (9,15%), kemudian urutan ke-6 yaitu bima dengan angka

kejadian hipertensi sebanyak (9,62%), kemudian urutan ke-7 yaitu lombok

utara yaitu sebanyak (5,36%), kemudian urutan ke-8 yaitu dompu dengan

angka kejadian hipertensi sebanyak (4,18%), kemudian urutan ke-9 yaitu

kota bima dengan angka kejadian hipertensi sebanyak (3,24%), kemudian

urutan terakhir yaitu sumbawa barat dengan angka kejadian sebanyak

(2,48%).

Data dari Dinas Kesehatan Lombok Timur pada tahun 2018

menunjukkan bahwa jumlah estimasi penderita hipertensi berusia ≥ 18

tahun diperkirakan sejumlah 87.911 jiwa dan mendapatkan pelayanan

kesehatan difasilitas kesehatan sejumlah 27.956 orang yang terdiri dari

3
penderita hipertensi berjenis kelamin laki-laki 10.973 orang dan 16.983

orang perempuan. Dari data tersebut dapat dihitung besarnya jumlah

penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah

31,8%. Untuk Wilayah Kabupaten/Kota Lombok Timur, Puskesmas sakra

menempati urutan ke-1 dengan angka kejadian hipertensi paling tinggi

sebanyak (127,2%) kemudian puskesmas batuyang menempati urutan ke-

2 dengan angka kejadian hipertensi sebanyak (118,8%), kemudian urutan

ke-3 puskesmas aikmel dengan kasus hipertensi yang sudah ditangani

sebanyak 4.011 orang dengan persentase (116,6%) pada tahun 2019.

Walaupun puskesmas aikmel menempati urutan ke-3 untuk kasus

hipertensi, tetapi angka kejadian masih terbilang tinggi kerena pada tahun

2018 terdapat 3402 jiwa yang menderita hipertensi dan tahun 2019 terjadi

peningkatan kasus hipertensi sebanyak 609 jiwa dengan total kasus

hipertensi menjadi 4011.

Hipertensi dapat dipicu oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat

dikontrol (seperti umur, jenis kelamin, dan faktor genetik) dan faktor yang

dapat dikontrol seperti obesitas, aktivitas fisik, merokok, pola konsumsi

garam, stres (Indriyani, 2009). Hipertensi menjadi masalah salah satu

kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali maka akan

berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya

stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, bahkan kematian (riyadi,

2011). Upaya yang paling penting dalam memnyembuhkan hipertensi

yang dilakukan keluarga yaitu dengan mengenal dan melakukan perawatan

pada anggota keluarga, tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien

4
dengan hipertensi untuk mencegah komplikasi dan serangan berulang.

Penyebab hipertensi dalam keluarga bisa muncul dari faktor genetik, gaya

hidup, pola makan yang tidak sehat dan lain-lain. Stres jangka pendek dan

jangka panjang juga bisa menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit

hipertensi. Salah satu cara yang digunakan dalam keluarga untuk

mengatasi masalah hipertensi yaitu dengan cara mengendalikan strategi

koping. Tingginya angka kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh

kurangnya pengetahuan, yang dapat mengakibatkan beberapa faktor

diantaranya rendahnya setatus pendidikan dalam keluarga, kurangnya

akses untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang penyakit

hipertensi. Untuk menangani hipertensi pada keluarga menurut SDKI

yaitu :1). memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi

(pengertian, penyebab, tanda gejala), 2) memberikan penilaian tentang

tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik, 3)

memberikan edukasi pada keluarga tentang makanan yang boleh

dikomsumsi oleh penderita dan gaya hidup, 4) memberikan pendidikan

pada anggota keluarga tentang bahaya penyakit hipertensi apabila tidak

segera ditangani (Bulechek, 2018).

Pendidikan kesehatan merupakan prioritas utama dan merupakan

salah satu intervensi keperawatan yang efektik untuk meningkatkan tingkat

kesadaran masyarakat akan pentingnya pemahaman yang benar mengenai

hipertensi. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga

5
dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Perilaku

Keluarga dengan Hipertensi”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah

asuhan keperawatan keluarga dengan pemberian pendidikan kesehatan

dalam meningkatkan perilaku kesehatan keluarga dengan hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Aikmel”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan memberikan

pendidikan kesehatan dalam meningkatkan perilaku kesehatan

keluarga dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Aikmel

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan salah

satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah kerja

Puskesmas aikmel.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga

dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi di

wilayah kerja puskesmas aikmel. Mampu menyusun rencana

keperawatan pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga

penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas aikmel.

c. Mampu melaksanakan pendidikan kesehatan pada keluarga

dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah

kerja Puskesmas aikmel.

6
d. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada

pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita

hipertensi wilayah kerja Puskesmas aikmel.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, pengalaman atau skil dalam

memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan hipertensi.

2. Manfaat Praktis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

pasien/keluarga tentang pemberian pendidikan kesehatan untuk

meningkatkan perilaku pada anggota keluarga.

b. Bagi instusi kesehatan/puskesmas, sebagai bahan masukan bagi

instusi pelayanan kesehatan sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan pendidikan kesehatan dalam meningkatkan perilaku

anggota keluarga dengan hipertensi.

c. Bagi institusi pendidikan, dapat digunakan sebagai pedoman bagi

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemberian pendidikan

kesehatan pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang

menderita hipertensi.

d. Bagi penulis, dapat digunakan sebagai bekal untuk meningkatkan dan

menambah keterampilan dalam melaksanakan proses keperawatan

yang berkaitan dengan pemeberian pendidikan kesehatan pada

7
keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Pengertian.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik diatas ≥ 90 mmHg

(Suddarth,2001).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Sylvia Price,2005).

2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan usia lanjut adalah

terjadinya perubahan-perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun.

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena

kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

9
10

Faktor yang mempengarruhi hipertensi.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko seseorang

terserang hipertensi, di antaranya:

a. Bertambah usia, terutama diatas 65 tahun

b. Hamil

c. Jarang berolah raga dan melakukan aktivitas fisik

d. Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalium

e. Memiliki keluarga dengan riwayat tekanan darah tinggi

f. Menderita obesitas, sleep apnea, diabetes atau penyakit ginjal

g. Mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi garam

h. Mengonsumsi terlalu banyak kafein

i. Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman

beralkohol

3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Hipertensi Esensial/Hipertensi primer

Penyebab hipertensi primer belum diketahui dengan pasti,namun

ada beberapa faktor yaitu :

1) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan meniliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umu (jika umur bertambah maka TD meningkat),


11

Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras

kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah komsumsi garam yang tinggi (melebihi 30

gr), kegemukan atau makan yang berlebihan, stress, merokok,

minum alkohol, minum obat-obatan (ephederine, prednison,

epineprin).

b. Hipertensi sekunder

Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sbb :

1) Penyakit ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis

tubular akut, Tumor.

2) Penyakit vascular : Aterosklorosis, Hiperplasia, Trombosis,

Aneurisma, Emboli kolestrol dan Vaskulitis.

3) Kelainan endokrin : Diabetes Melitus, Hipertiroidisme,

Hipotiroidisme.

4) Penyakit syaraf : Stroke, Enshepalitis, Syndrome Guilan

Barre.

5) Obat-obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.

4. Kriteria hipertensi

Berikut kategori tekanan darah menurut kementerian kesehatan

Republik Indonesia 2016.


12

Tabel 2.3 Klasifikasi tekanan darah


Tekanan Darah
No. Kriteria Diastoli
Sistolik
k
1. Normal 120-129 80-89
2. Normal tinggi 130-139 89
3. Hipertensi
Derajat 1 : ringan (mild) 140-159 90-99
Derajat 2 : sedang ≥160 ≥100
(moderate) >180 >110
Derajat 3 : berat (severel)

(Depkes,2016)
5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi

pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari

pusat vasomotor ini bermula jarak syaraf sympatis yang berlanjut ke

bawah ke korda spinalis ke ganglia sympatis di thoraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang

bergerak ke bawah melalui sistem saraf sympatis ke ganglisa

sympatis.

Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin yang

akan merangsang serabut syaraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya neropinfrin mengakibatkan kontraksi

pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan

dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriktor.
13

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula

adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.

Konteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat

memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi

yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan

pelepasan renin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh konteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler (Brunner &

Suddarth,2012).

6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri

oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arrterial

tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini


14

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien

yang mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

1) Mengeluh sakit kepala, pusing.

2) Lemas, kelelahan.

3) Sesak nafas.

4) Gelisah.

5) Mual.

6) Muntah.

7) Epistaksis.

8) Kesadaran menurun

B. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam

satu atap dalam keadaan beketergantungan (Harmoko, 2012).

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional dan sosial dari individu – individu yang ada

didalamnya terlihatdari pola intaksi yang saling ketergantungan untuk

mencapai tujuan bersama (Achjar, 2010).


15

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang terhubung karena

ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga (Friedman, 2013).

2. Ciri – Ciri Keluarga


Ciri – Ciri keluarga menurut, (Harmoko, 2012)yaitu :

a. Diikat tali perkawinan.

b. Ada hubungan darah.

c. Ada ikatan batin.

d. Memiliki tanggung jawab masing – masing.

e. Ada pengambil keputusan.

f. Kerjasama.

g. Intraksi.

h. Tinggal dalam satu rumah.

3. Bentuk – bentuk Keluarga


Ada beberapa bentuk keluarga menurut, (Harmoko, 2012) yaitu :

a. Keluarga inti (nuclear family), merupakan keluarga yang dibentuk

karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami,

istri, dan anak – anak, baik karena kelahiran natural atau adopsi.

b. Keluarga asal (family of origin), merupakan satu unit keluarga

tempat asal seseorang dilahirkan.

c. Keluarga besar (extended family), keluarga inti yang ditambah

dengan keluarga lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,

nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk keluarga modern, seperti


16

orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan

sejenis (guy/lesbian family).

d. Keluarga berantai (serial family), keluarga yang terdiri dari wanita

dan peria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu

keluarga inti.

e. Keluarga duda atau janda (singel family), keluarga yang terbentuk

karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.

f. Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan

poligami dan hidup bersama.

g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga

tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.

h. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai – nilai

global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk

keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah

dengan ayah kandungnya.

i. Keluarga tradisional dan non tradisional, keluarga tradisional diikat

oleh perkawinan, sedangkan keluarga non tradisonal tidak diikat oleh

perkawinan.

4. Struktur dan Fungsi Keluarga


Struktur dan fungsi keluarga menurut, (Harmoko, 2012) yaitu ;

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota

keluarga.
17

b. Fungsi reproduksi (the reproduction function) yaitu keluarga

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan

tepat untuk mengembengkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang

dilalui individu yang menghasilkan intraksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir.

Fungsi ini berguna untuk membinasosialisasi pada anak, membentuk

norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care

function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan

menjadi :

a. Fungsi ekononomi, yaitu keluarga yang diharapkan menjadi

keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah

ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.


18

b. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat

dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda

disekitarnya.

c. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggung

jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk

menghadapi kehidupan dewasanya.

d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga

diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip

dengan luar rumah.

e. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan

pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh

keluarga.

f. Fungsi relegius, yaitu keluarga tempat belajar tentang agama dan

mengamalkan ajaran agama.

g. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk

melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat

berada diluar rumah.

h. Fungsi reproduksi, yaitu bukan hannya mengembangkan keturunan

tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara

menyeluruh, diantaranya seks yang sehatdan berkualitas serta

pendidikan seks bagi anak-anak.


19

i. Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga

berada diluar ruamah.

5. Pemegang Kekuasaan

Pemegang kekuasaan dalam tiap keluarga berbeda dalam mengatur

kehidupan dalam keluarga. (Harmoko, 2012) membagi pemegang

kekuasaan dalam rumah tangga atau keluarga dengan tiga jenis yaitu

patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

adaklah phak ayah. Sementara pada keluarga matriakal pihak ibu lebih

dominan dan sebagai pemegang kekuasaan. Dan yang ketiga adalah

equalitarian yaitu keluarga dalam keluarga ayah dan ibu sama-sama

memegang kekuasaan.

6. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga


Menurut (Harmoko, 2012), tahap perkembangan keluarga

berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap:

a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang

insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada

tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina

hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersama,

membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

dan merencanakan anak atau KB.


20

b. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu

dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30

bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi,

membagi peran dan tanggung jawab, adaptasi pola hubungan

seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi

orang tua.

c. Keluarga dengan usia anak prasekolah, yaitu kelurga dengan anak

pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun.

Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu,

pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya

dan membagi tanggung jawab dengan anggota keluarga yang lain.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama

berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu

menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan,

kerjasama dalam menyelesaikan masalah, memperhatikan

kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertama 13

tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas perkembangan keluarga ini

untuk menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda,

menyertakan keluarga dalam tanggung jawab dan mempertahankan

filosofi hidup.

f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak

pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan

keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan


21

tanggung jawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka,

melepaskan anak dan mendapatkan menantu.

g. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir

meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun

tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang

menyenangkan, bertanggung jawab pada semua tugas rumah

tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan

kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

h. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga

dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus

berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun

tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun,

saling merawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak

dengan anak, cucu dan masyarakat.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan, dimulai

dari perawat menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk

mengumulkan data tentang klien. Dalam mengkaji harus

memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang didapat dari klien

(Sumber data primer), dan data yang didapatkan dari orang lain

(sumber data sekunder), catatan kesehatan klien, data hasil

laboratorium, tes diagnostic, keluarga dan orang terdekat, atau anggota

tim kesehatan merupakan pengkajian dasar (Hidayat, 2012). Pengkajian

yang dilakukan meliputi:


22

a. Data Umum

1) Identitas Kepala Keluarga (nama, alamat, pekerjaan, pendidikan.)

2) Komposisi Keluarga (daftar anggota keluarga dan genogram)

3) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai/jenis keluarga untuk menentukan tipe

keluarga, lakukan identifikasi terhadap KK-nya, kemudian

tentukan tipe keluarga sesuai dengan tipe yang ada.

4) Suku Bangsa

Mengkaji budaya suku bangsa keluarga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi budaya suku bangsa yang terkait dengan

kesehatan.

5) Agama

Mengidentifikasi agama dan kepercayaan yang dianut keluarga.

6) Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh penghasilan

seluruh anggota keluarga (orang tua maupun anak yang telah

bekerja). Status sosial ekonomi keluarga juga dipergunakan oleh

barang ataupun kebutuhan keluarga.

7) Aktifitas Rekreasi Keluarga

Yang dimaksud dengan rekreasi keluarga bukan hanya bepergian

keluar rumah secara bersama atau sendiri menuju tempat rekreasi,

tetapi kesempatan berkumpul di rumah untuk menikmati hiburan

televise bersama juga termasuk rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


23

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari

keluarga inti.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Bagian ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi

dan kendala yang dihadapi keluarga. Juga dilakukan

pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan

upaya yang telah dilakukan.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti .

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga imti, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya

pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap

pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

Menjelaskan riwayat kesehatan generasi di atas keluarga riwayat

penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya

penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan

sampai saat ini.

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni keluarga

meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah

ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan air

limbah dan kebutuhan mck ( mandi, cuci dan kakus), sarana air
24

bersih dan minum yang digunakan. Keadaan rumah akan lebih

mudah dipelajari bila digambar dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal, meliputi

kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai atau norma serta aturan/

kesepakatan penduduk setempat, dan budaya setempat yang

memengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.

Mungkin keluarga sering berpindah tempat atau ada anggota

keluarga yang tin2ggal jauh dan sering berkunjung pada keluarga

yang dibina.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

keluarga berintraksi dengan masyarakat sekitarnya.

5) Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang

menunjang kesehatan ( askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi atau

yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga ( peralatan

kesehatan), dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat


25

dan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga yang dapat

digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.

d. Struktur Keluarga

1)Struktur peran

Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara formal

maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.

2)Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

3)Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa

pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga

dalam menciptakan komunikasi. Perlu dijelaskan pula hal-hal apa

saja yang juga memengaruhi komunikasi keluarga.

4)Struktur kekuatan keluarga.

Menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi dan

mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan

anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai


26

2) Fungsi sosialisasi

Menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya

dan perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan

Mengetahui kemampuan keluarga untuk menegnal masalah

kesehatan. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana

keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi

pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor

yang memengaruhi serta persepsi keluarga terhadap

masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.

b) Kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan.

c) Kemampuan melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang sakit.

d) Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan.

e) Kemampuan keluarga memamfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada.

f. Stress dan Koping Keluarga.

Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan

memerlukan waktu penyelesaian kurang lebih 6 bulan. Stresor

jangka panjang adalah stressor yang dialami keluarga dan


27

memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan

keluarga berespon terhadap stressor menjelaskan bagaimana

keluarga berespon terhadap stressor yang ada. Strategi koping

menjelaskan tentang mekanisme pembelaan terhadap stressor yang

ada. Disfungsi strategi adaptasi menjelaskan tentang perilaku

keluarga yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah.

1. Harapan Keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat

(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan maasalah

kesehatan yang terjadi.

2)Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang

dilakukan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di

klinik ( rumah sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan


Magalya (1978) sebagai berikut.
(Tabel 2.2 Skoring Diagnosis Keperawatan)

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1

No Kriteria Skor Bobot


2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
28

Dengan Mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah 1


Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah 1
Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1
Ada masalah tetapi tidak segera
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

1) Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang sudah dibuat perawat

Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

2) Jumlah skor untuk semua kriteria skor tertinggi adalah 5

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis

ke sistem keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian

keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk

masalahkesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang

memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya

berdasarkan pendidikan dan pengalaman (Friedman, 2010).

Tipologi keperawatan keluarga menurut suprajitno (2014) adalah

sebagai berikut:

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawata


29

dengan cepat

2) Diagnosis resiko atau resiko tinggi adalah masalah keperawatan

yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah

keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera

mendapat bantuan perawat

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya

dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka

diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :

a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan

masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk

memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan

pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam

kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai

status kesehatan yang diharapkan.

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan

mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk

mempertahankan kesehatan.

d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi

anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien

secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk

meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.


30

e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan,

rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota

keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk

mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.

f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan

mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol

pada situasi saat ini atau yang akan datang.

g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat

(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan

klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi

klien.

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis

keperawatan keluarga menggunakan lima skala ketidak mampuan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan keperawatan yaitu:

1) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

disebabkan karena:

a) Kurang pengetahuan atau ketidak tahuan fakta

b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui

c) Sikap dan falsafah hidup

2) Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk

melaksanakan tindakan, disebabkan karena:

a) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah

b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

c) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang


31

pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga

d) Tidak sanggup memilih tindakan dinatara beberapa pilihan

e) Ketidak cocokan pendapat dari keluarga

f) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada

g) Takut dari tindakan yang dilakukan

h) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau tenaga kesehatan

i) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan.

3) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, disebabkan kerena:

a) Tidak mengetahui keadaan penyakit

b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang

dibutuhkan

c) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawat

d) Tidak seimbangnya sumber daya yang ada dalam keluarga

e) Sikap negatif terhadap penyakit

f) Konflik individu dalam keluarga

g) Sikap dan pandangan hidup

h) Perilaku yang mementingkan diri sendiri

4) Ketidak mampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah

yang kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan

perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena:

a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,

tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak

memenuhi sarat
32

b) Kurang dapat melihat untung dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah

c) Ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan

d) Konflik personal dalam keluarga

e) Ketidak tahuan tentang usaha pencegahan penyakit

f) Sikap dan pandangan hidup

g) Ketidak kompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri

sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga

yang mempunyai masalah.

5) Ketidak mampuan keluarga dalam menggunakan sumber di

masyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena:

a) Tidak mengetahui adanya fasilitas kesehatan.

b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh.

c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga

kesehatan.

d) Pengalaman yang kurang baik dari petugas.

e) Rasa takut pada akibat Tindakan.

f) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan.

b. Diagnosa Keperawatan keluarga Dengan Hipertensi

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang

terjadi pada anggota keluarga.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi.


33

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi .

4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.

3. Intervensi keperawatan keluarga

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan

umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi

dengan criteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya

merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria

dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan

keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga menegenal masalah hipertensi yang

terjadi pada keluarga.

sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan

mengerti tentang penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga

kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit

hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan

gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit

hipertensi secara lisan.


34

Intervensi :

1) Berikan informasi yang tepat mengenai hipertensi.

2) Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.

3) Dorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan

keluarga dengan hipertensi.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui

akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat

anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat

mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga

yang skit.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana

akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.

Intervensi :

1) Identifikasi konsekuensi bila tidak dilakukan tindakan.

2) Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar

keluarga.

3) Diskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi
35

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap

anggota keluarga yang menderita hipertensi setelah tiga kali

kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan

dan perawatan penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang

menderita penyakit hipertensi secara tepat.

Intervensi :

1) Demonstrasikan cara perawatan hipertensi.

2) Gunakan alat da fasilitas yang ada di rumah.

3) Awasi keluarga melakukan perawatan.

d. Ketikdakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi .

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang

pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan

rumah.

Kriterian : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh

lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyakit hipertensi.


36

intervensi :

1) Temukan sumber yang dapat digunakan keluarga.

2) Lakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal

mungkin.

e. Ketidakmampuan keluarga mengguanakan fasilitas pelayanan

kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan

tempat pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

Tujuan : Keluarga dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang

tepat untuk mengatasi penyakit penyakit hipertensi setelah tiga kali

kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan kemana mereka

harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit

hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara

tepat.

Intervensi :

1) Gunakan fasilitas yang ada di sekitar lingkungan.

2) Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan inisiatif dari rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan

dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing

orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan .Oleh


37

karena itu rencana tindakan yang spesifik dilakasanakan untuk

memodifikasi faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Pada waktu perawat memberikan pelayanan keperawatan, proses

pengumpulan dan analisa data berjalan terus-menerus, guna perubahan

atau penyesuaian tindakan keperawatan, pengorganisasian pekerjaan

perawat serta lingkungan fisik untuk pelayanan yang dilakukan

[ CITATION hid12 \l 1057 ].

Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai

berikut:

a. Tahap 1:

persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat

untuk mengevaluasi yang di indentifikasi pada tahap perencanaan.

b. Tahap 2:

Intervensi Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah

kegiatan dan pelaksanaan tindakan dariperencanaan untuk

memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan

keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan

interdependen.

c. Tahap 3 :

Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus di ikuti oleh

pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam

proses keperawatan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses


38

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,

rencana tindakan, pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi

memungkinkan perawat untuk memonitor kealfaan yang terjadi selama

tahap pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan Tindakan (Nursalam,

2008)

Dalam buku Nursalam (2008) Konsep dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu

yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status

kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai

suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan

keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan

dengan:

a. Evaluasi proses, fokus pada evalusi proses adalah aktivitas dari proses

keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan.

Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan

keperawatan diimplemetasikan untuk membantu menilai efektifitas

intervensi tersebut.

b. Evaluasi hasil, fokus evalusi hasil adalah perubahan perilaku atau

status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat

objektif, fleksibel, dan efesiensi

D. Konsep Dasar Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang

dapatdiamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Perilaku merupakanrespon atau reaksi seseorang terhadap stimulus


39

(rangsangan dari luar) sedangkan perilaku kesehatan adalah suatu respon

seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta

lingkungan. Perilaku terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan

(Notoatmodjo, 2003).

1. Konsep Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melekukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba, sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Secara garis besarnya tingkat pengetahuan dibagi 6 menurut

Notoatmodjo yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (conprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui,dan dapat


40

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harys dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meremalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur oraganisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sitesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampusn untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu benda keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sistesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilian

itu berdasarkan pada suatu kreteria yang di tentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria –kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dri Notoatmodjo, 2003 dalam

Wawan dan Dewi, 2010 adalah sebagai berikut :


41

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah di pakai orang sebelum peradaan. Cara coba salah satu

ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin –pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

pernah diperoleh dalam memecahkan pemersalahan yang dihadapi

masa lalu.

d. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula – mula dikembangkan

oleh francis Bacon (1561 – 1626). Kemudian dikembangkan oleh


42

Doebold Vann Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dewasa ini kini dikenal dengan penelitian ilmiah.

d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorag terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita – cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapat informasi misalnya hal – hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkat kualitas hidup. Menurut YB

Matra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah suber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang


43

menyita waktu. Bekerja bagi ibu – ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga (Thomas dalam Nursalam, 2003).

c) Umur

Elisabeth BH dalam Nursalam (2003) menyatan usia adalah umur

individu yang mulai terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Sedangkan menurut Huckok (1998) semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih tinggi kedewasaannya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor Ekternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann, Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)

lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekita manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

e. Kreteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di

interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif :


44

a. Baik : Hasil presentase 76%-100%

b. Cukup : Hasil presentase 56%-75%

c. Kurang : Hasil presentase >56%.

2. Konsep Sikap

a. Definisi sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. (Notoatmodjo, 2012)

b. Komponen Sikap

Ada 3 komponen pokok tentang sikap :

1) Komponen Kognitip

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik

sikap, komponen kognitip berisi kepercayaan sereotipe yang

dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan

(opini) terutama apa bila menyangkut masalah isu atau problem

yang kontroversial.

2) Komponen Afektif

Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek

emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh – pengaruh yang mungkin adalah mengubah

sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang

dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Kompenen Konatif
45

Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan

sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi tedensi atau

kecenderungan untuk bertindak / beraksi terhadap sesuatu dengan

cara – cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya

adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah di

cerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. ( Azwar S, 2000 dalam

Wawan dan Dewi M, 2010).

c. Tingkat sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

1) Menerima (receive)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap

kerena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau

salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam

arti mengajak orang lain terhadap untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah dan

mempengaruhi orang lain.

4) Bertanggung jawab (resposible)


46

Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan segala

resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

d. Sifat Sikap

Sifa sikap dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauh, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

e. Ciri – Ciri Sikap

Terdapat beberapa bagian dari ciri – ciri sikap yaitu :

1) Sikap bukan di bawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.

2) Sikap dapat berubah – ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang – orang bila terdapat keadaan –

keadaan dan syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang

itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi juga merupakan

kumpulan dari hal – hal tersebut.


47

5) Sikap mempunyai segi – segi motivasi dan segi – segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan atau

pengetahuan yang dimiliki seseorang.

f. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu :

1) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh Orang Lain yang dianggap Penting

Pada umunya individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini atara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan yang telah menanamkan garis pengarus

sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi

corak pengalaman individu – individu masyarakat asuhannya.

4) Media massa
48

Dalam pemberitaan atau surat kabar maupun radio atau media

massa komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh

penulisnya, akibat berpengaruh terhadaps sikap konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menetukan sistem kepercayaan tidaklah

membenarkan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikapnya.

6) Faktor emosinal

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau penglihatan bentuk mekanisme pertahanan ego.

g. Pembentukan Sikap

Sikap di bentuk melalui 4 macam pembelajaran sebagai berikut :

1) Pengkondisian klasik (classical conditioning)

2) Pengkondisian instrumental (instrumental conditioning)

3) Belajar melalui pengamatan

4) Perbandingan sosial (sosial comparisoni)

A. Konsep Tidakan

a. Definisi Tindakan

Menurut Natoatmodjo (2014) tindakan merupakan salah satu

perbuatan subjek terhadap objek. Dapat dikatakan tindakan merupakan

tindak lanjut dari sikap. Suatu sikap tidak otomatis terwujud dari suatu
49

tindakan baru, untuk mewujudkannya diperlukan faktor pendukung

atas suatu kondisi yang memungkinkan yakni fasilitas dan dukungan

dari pihak lain.

Tingkat-tingkat tindakan, yaitu (Natoatmodjo, 2014)

1) Persepsi (Perseption), yaitu mengenal dan memilih berbagai

objek sehubung dengan tindakan yang akan diambil, ini

merupakan tindakan tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guided respons), yaitu dapat melakukan

sesuatu dengan urutan yang benar dengan sesuai contoh. Ini

merupakan indikator tindakan tingkat kedua.

3) Mekanisme (mecanism), yaitu apabila seseorang telah dapat

melakukan suatu dengan benar secara otomatis atau sudah

merupakan kebiasaan maka dia sudah mencapai tindakan

tingkat ketiga.

E. Konsep Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan

yaitu proses untuk meningkatkan kemempuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tidak hannya mengkaitkan diri

pada peningkatan kemampuan, sikap dan praktek kesehatan saja. Tetapi

juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non

fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka

(Notoatmodjo, 2007).
50

Pendidikan kesehatan merupakan gambaran penting dan bagian dari

perawat yang profesional dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit (preventif) yang telah dilakukan pada zam Florens Night pada

tahun 1959. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk kegiatan dan

pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan di dalam rumah sakit ataupun

diluar rumah sakit (Non Klinik) yang dapat dilakukan ditempat ibadah,

Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, tempat pelayanan publik, tempat

penanpungan, organisasi masyarakat orgabisasi pemeliharaan kesehatan

(Asuransi), sekolah, pantai lanjut usia (Wreda), dan unit kesehatan bergerak

(mobile) (Nursalam, 2008).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab

terbentuknya perilaku tersebut (Nursalam, 2008) yaitu :

a. Faktor-faktor Presdisposisi

Faktor-faktor presdisposisi (Presdisposing factors) yang

mencangkup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan

sebaigainya.

b. Fakto-faktor Pendukung

Faktor-faktor pendudkung (enabling factors) ini mencakup

ketersediaansarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi

masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah,


51

tempat pembuangan tinja, makanan yang bergizi dan

sebagainnya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, rimah sakit, poli klinik, posyandu, polindes, pos obat

desa, dokter atau bidan praktik swasta (BPS) dan sebagainya.

c. Faktor-faktor Penguat

Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors) meliputi faktor sikap

dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), dan

para petugas pemerintah petugas kesehatan. Termasuk juga disini

undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun

daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berprilaku sehat,

masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan

sikap positif serta dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

keteladanan dari para toma, toga, dan petugas kesehatan. Di

samping itu , undang-undang jika diperlukan untuk memperkuat

perilaku masyarakat tersebut.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan

dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah

seseorang menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi


52

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin

mudah pula dalam menerima informasi baru.

c. Adat Istiadat

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan

oleh orang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan

masyarakat dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran

masyarakat dalam penyuluhan.

4. Langkah-langkah pendidikan kesehatan

Menurut Dony, dkk (2014), berdasarkan langkah-langkah yang

ingin dicapai, penggolongan langkah-langkah Pendidikan Kesehatan

ada 4(empat) yaitu :

a. Analisa Situasi

Analisa situasi merupakan suatu dalam mengumpulkan data

tentang keadaan wilayah, masalah-masalah sehingga di peroleh

informasi yang akurat tentang masalah yang di hadapai.

b. Penentuan Prioritas Masalah


53

Mengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting

sampai dengan urutan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan

dengan beberapa metode, antara lain dengan cara pembobotan.

c. Penentuan Tujuan

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku

yang tidak sehat.

1) Penentuan Sasaran

Sasaran untuk penyuluha di bedakan menjadi :

a) Masyarakat umum.

b) Masyarakat sekolah, sebagai masayarakat yang mudah

dicapai.

c) Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader

kesehatan yang membentu menggerakkan dan

penyebaran informasi.

2) Penentuan Pesan

Pesan merupakan informasi yang disampaikan kepeda

sasaran. Pesana yang disampaikan harus disesuaikan

dengan sasaran yang diberikan penyuluhan.

3) Penentuan Metode

Pemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan

tujuan yang ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat

kognitif, afektif atau psikomotor (contoh : untuk mengubah

kognitif/pengetahuan dapat memeilih dengan

menggunakan metode ceramah ataupun diskusi).


54

4) Penentuan Media

Dalam menyampaikan penyuluhan digunakan media dan

alat bantu peraga. Pemilihan media dan metode yang tepet

serta dukungan dan kemampuan dari tenaga penyuluhan

merupakan suatu hal untuk mempermudah proses belajar

mengajar.

5) Penentuan Rencana Penelitian

Penilai yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan

penilaian, penentuan tolak ukur yang akan digunakan

untuk penilaian.

6) Penyusunan Jadwal Kegiatan

Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan

terjadwal yang disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi,

media, alat praga, petugas penyuluhan, waktu dan rencana

penelitian.

5. Peroses pendidikan Kesehatan

Dalam proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan

pokok yaitu (input), proses keluar (out put). Masukan (input)

dalam pendidikan kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu

individu, kelompok dengan masyarakat dengan berbagai latar

belakangnya. Proses adalah mekanisme dan intraksi terjadinya

perubahan kemampusn dan perilaku pada diri subyek belajar.


55

Dalam proses pendidikan kesehatan terjadi timbal balik berbagai

faktor antara lain adalah mengajar, teknik belajar dan materi atau

bahan pelajaran. Sedangkan keluaran merupakan kemampuan

sebagai hasil perubahan yaitu perilaku sehat dan sasaran didik

melalui pendidikan kesehatan (Notoatmojo, 2003)

6. Media pendididikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan apada hakikatya adalah suatu

alat bentu pendidikan (audio visual/AVA). Berdasarkan fungsinya

sebagai penyaluran pesan-pesean kesehatan (media), media ini di

bagi menjadi 3 : cetak, elektronik, media papan (bill board) Dony

dkk (2014)

a. Media cetak

1) Booklet: untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku,

baik tulisan maupun gambar.

2) Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa

gambar/tulisan atau keduanya.

3) Flyer (selembaran) : seperti leaflet tapi tidak terbentuk

lembaran.

4) Filp chart (lember balik) : pesan / informasi kesehatan dalam

bentuk lembar balik. Bisa dalam bentuk buku, dimana tiap

lembar (halaman) berisi gambar. Peragaan dan di balik berisi

kalimat sebagai pesan / informasi berkaitan dengan gambar

tersebut.
56

5) Rubrik / tulisan –tulisan pada surat kabar atau majalah,

mengenai bahasan atau suatu masalah kesehatan, atau hal-hal

yang berkaitan dengan kesehatan.

6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan /

informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok –

tembok, di tempat – tempat umum atau di kendaraan umum.

7) Foto, yang mengungkapkan informasi kesehatan.

b. Media elektronik

1) Televisi : dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum

diskusi / tanya jawab, pidato / ceramah, TV, Spot, quiz, atau

cerdas cermat, dll.

2) Radio : bisa dalam bentuk obrolan / tanya jawab, sandiwara

radio, ceramah, radio, spot, dll.

3) Video Compact Disc (VCD).

4) Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan / informasi kesehatan.

5) Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

kesehatan.

c. Media papan ( billboard)

Papan / billboard yang dipasang ditempat – tempat umum dapat

dipakai di isi dengan pesan – pesan atau informasi – informasi


57

kesehatan. Media papan di sini juga mencangkup pesan – pesan

yang di tulis pada lemberan seng yang di tempel pada kendaraan

umum (bus / taksi) (Notoatmojo, 2003).

7. Sasaran pendidikan kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu

baik yang sehat ataupun yang sakit. Sasaran pendidikan kesehatan

tergantung tingkat dan tujuan penyuluhan yang diberikan. Lingkungan

pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa

lembaga dan organisasi masyarakat (Dony, dkk 2014).

F. Kerangka Konsep

Input : Output :
Proses
Keluarga dengan hipertensi keperawatan 1. Belum
teratasi
2. Teratasi
sebagian
3. Teratasi

Asuhan Keperawatan :
Faktor yang mempengaruhi
hipertensi 1. Pengkajian
1. Usia 2. Diagnosa
2. Kehamilan keperawatan
3. Jerang berolahraga dan melakukan 3. Intervensi :
aktivitas fisik (Pendidikan
4. Kurang mengkomsumsi makanan kesehatan)
yang mengandung kalium 4. Implementasi
5. Genetik keperawatan
6. Menderita obesitas, sleep apnea, 5. Evaluasi
diabetes atau penyakit ginjal.
7. Mengkomsumsi terlalu banyak garam
8. Mengkomsumsi terlalu banyak kafein.
9. Memiliki kebiasaan merokok dan
mengkomsumsi minuman beralkohol.
58

Keterangan bagan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Berhubungan
BAB III

METODE STUDI KASUS

Metode penelitian adalah alat pememdu peneliti tentang urutan yang harus

dilakukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2016). Bab ini mengemukakan

tempat dan waktu penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, variabel

penelitain, data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan data, cara

penegelolaan data, dan definisi operasional.

A. Rancangan Studi Kasus

Berdasarkan (Nursalam,2016), rancangan penelitian keperawatan

dibedakan menjadi empat jenis : deskriptif, faktor yang berhubungan

(relationship), faktor yang berhubungan (asosiasi) dan pengaruh (causal).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yang

merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

membuat gambaran suatu keadaan yang objektif (Setiadi, 2013). Dalam

suatu penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

desain studi kasus. Studi kasus merupakan suatu rancangan penelitian yang

meliputi pengakajian satu unit penelitian secara intensif contohnya satu

hipetensi, keluarga, kelompok, komunitas dan institusi (Nursalam, 2016).

Dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan “Asuhan Keperawatan

Keluarga dengan pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan

Perilaku keluarga dengan hipertensi.

58
59

B. Subyek Studi Kasus


Subyek pada penelitian ini adalah salah satu keluarga yang mengalami

hipertensi dengan kriteria :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2012).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Keluarga dimana salah satu anggota keluarga yang diagnosa

menderita hipertensi

b. Keluarga dengan kurang pengetahuan

c. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2016)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Keluarga yang tidak kooperatif

C. Fokus Studi
Fokus studi dalam studi kasus ini adalah pemberian pendidikan kesehatan

pada keluarga dimana salah satu anggota keluarga menderita hipertensi.

D. Definisi Operasional
1. Asuhan keperawatan merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktik keperawatan, yang diberikan kepada pasien pada berbagai

tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses dan


60

pendekatan keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggungjawab

keperawatan.

2. Pendidikan Kesehatan adalah proses membuat orang mampu

meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan

yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar

belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara

suka rela dalam tingkah laku individu dengan menggunakan media

booklet.

3. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah responden

melebihi batas normal yaitu sistolik ≥ 150 mmHg dan diastolik ≥ 90

mmHg, tekanan darah yang melebihi angka tersebut harus segera

ditangani.

4. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

E. Instrumen Studi Kasus

Instumen studi kasus adalah alat yang digunakan untuk menggali data di

lapangan. Fungsi dari instrument penelitian adalah untuk memperoleh data

yang diperlukan ketika peneliti menginjak pada langkah pengumpulan

informasi di lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Format pengkajian keperawatan keluarga.

2) kuesioner pengetahuan, sikap, dan tindakan.

3) Booklet.
61

4) Tensi meter

5) Stetoskop

F. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2010). Teknik

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu

wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun.

2. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk

melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar

peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan

yang diteliti. Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung

dan menggunakan beberapa model instrument seperti skala penilaian

dengan menggunakan Spygmanometer dan format lembar asuhan

keperawatan keluarga untuk menentukan apakah terjadi penurunan

tekanan darah atau tidak. Peneliti melakukan observasi sebanyak dua

kali yaitu sebelum memulai pelaksanaan tindakan dan setelah selesai

melaksanakan tindakan .

3. Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat

diagnosa penyakit. Hasilnya dicatat dalam rekam medis yang


62

digunakan untuk menegakkan diagnosis dan untuk merencanakan

perawatan lanjutan. pemeriksaan fisik akan dilakukan secara

sistematis, mulai dari kepala hingga kaki (head to toe ) yang

dilakukan dengan empat cara (inpeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi). Ruang lingkup pemeriksaan fisik ini terdiri dari pemeriksaan

tanda vital (suhu, denyut nadi, kecepatan pernapasan, dan tekanan

darah, pemeriksaan fisik head to toe , dan pemeriksaan fisik per sistem

tubuh (seperti kardiovaskuler, pencernaan, moskuloskeletal,

pernapasan, endokrin, integumen, neurologi reproduksi, dan

perkemihan).

G. Tempat dan Waktu


1) Tempat

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Aikmel pada waktu

yang sudah di jadwalkan.

2) Waktu

a. Penyusunan proposal

Penyusunan proposal dilakukan pada bulan November 2020-April

2021.

b. Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 mei – 01 juni 2021

H. Analisa dan Penyajian Data

Data yang telah didapatkan dari responden dengan wawancara dan

telah diolah kemudian disajikan dalam narasi beserta interprestasinya.

Interprestasinya adalah pengambilan kesimpulan dari suatu data, data


63

ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler) Adalah

penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat (Soekidjo, 2010)

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara dan

observasi tentang pasien hipertensi, kemudian disajikan dalam bentuk narasi.

I. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan akan memperoleh

dampak hasil penelitian tersebut. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

terlebih dahulumendapat rekomendasi dari institusi untuk mengajukan

permohon ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Dalam

melaksanakan penelitian ini penulis menekankan masalah etika yang

meliputi:

1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan,

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain; partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan,


64

jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial

yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah

dihubungi, dan lain-lain.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan. Untuk menjaga kerahasiaan pada lembar

yang telah diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama secara

lengkap, responden cukup mencantumkan nama inisial saja.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan

dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.

4. Azas Manfaat (Beneficience)

Beneficience adalah prinsip untuk memberi manfaat bagi orang lain,

bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan bertanggung jawab

dalam memberikan perawatan serta berkewajiban untuk melindungi.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini, diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari satu

kasus keluarga dengan masalah Hipertensi pada keluarga Tn.S khususnya

Tn.S di wilayah Aikmel Pusat Desa Aikmel Kecamatan Aikmel Lombok

Timur. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota

keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Tn.S

khususnya Tn. S yang berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 29 Mei

2021 sampai dengan 01 juni 2021 dengan melakukan kunjungan rumah

selama 4 kali pertemuan, asuhan keperawatan keluarga dilakukan melalui

proses keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian

a. Data Umum

1) Nama KK : Tn. S

2) Umur :48 tahun

3) Pendidikan : SMP

4) Pekerjaan : Petani

5) Alamat : Kampung remaja

6) Komposisi keluarga :

65
66

Tabel 2.4 Susunan anggota keluarga

No Nama Umur Jenis Hubungan Status Pekerjaan


kelamin dengan perkawinan
kepala
keluarga
1 Tn. S 48 thn Laki-laki Kepala Menikah Petani

kluarga

2 Ny. E 45 thn Wanita Istri Menikah Petani

3 An. R 17 thn Laki-laki Anak Belum Siswa

menikah

4 An. M 11 thn Wanita Anak Belum Siswa

menikah

5 An. A 15 bln Laki-laki Anak Belum

menikah

7) Genogram

Gambar 2.1 Genogram


67

Keterangan :

: Laki –laki : Laki –laki meninggal

: Wanita : Garis keturunan

: klien

: Tinggal serumah

8) Tipe keluarga

Tipe nuclear family yaitu dalam keluarga terdiri dari ibu, ayah, dan
anak.

9) Budaya

Keluarga Tn. S berasal dari suku sasak dan bahasa yang digunakan

sehari – hari adalah bahasa sasak.

10) Agama

Tn. S dan seluruh anggota keluaraganya beragama islam,.

11) Status sosial ekonomi

Tn. S adalah seorang petani dimana semua penghasilannya cukup

untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Selain hasil dari bertani Tn. S

juga mendapatkan penghasilan dari sebagai tukang ojek.

12) Aktivitas rekreasi dan waktu luang

Biasanya Tn. S dan keluarganya menghabiskan waktu luang dengan

cara berkumpul dan pergi berkebun.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. S merupakan tahap perkembangan

keluarga dengan remaja.


68

b. Tahap perkembagan keluarga yang belum terpenuhi :

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu tahap

perkembangan keluarga dengan anak usia remaja. Anak tertua dari

Tn.S dan Ny.E belum bekerja karena masih menempuh pendidikan

sekolah menengah atas.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :

1) Riwayat penyakit keturunan

Tn.S mengatakan bahwa dia memiliki riwayat penyakit keturunan

hipertensi, sedangkan istrinya Ny.E mengatakan dia tidak memiliki

riwayat penyakit keturunan.

2) Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga :

Tn.S mengatakan bahwa dia sudah menderita hipertensi sejak 2

tahun yang lalu, sedangkan istri dan anaknya hanya mengalami

penyakit biasa seperti batuk, pilek dan demam.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

1) Ayah dari Tn.S menderita hipertensi

2) Ibu dari Tn.S tidak memiliki penyakit

3. Lingkungan

a. Karakteristik Rumah :

- Denah rumah
69

Gambar 4.2 Denah rumah

6 7

2 3 4

Keterangan :

1= Teras rumah 5 = Dapur

2 = Kamar tidur 6 = Wc/ kamar mandi

3 = Ruang tamu 7 = Kamar tidur

4 = Kamar tidur

- Status Rumah : Milik sendiri

- Tipe Rumah : Permanen

- Luas Rumah : 9 x 10 m2

- Keadaan : Ventilasi dan pencahayaan cukup

- Kebersihan dan pencahayaan : Keadaan rumah bersih dan

pencahayaan cukup.

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :

Hubungan antara tetangga baik dan selalu saling membantu dalam

setiap acara besar yang diadakan.


70

c. Mobilitas Geografis Keluarga :

Tn. S dan Ny. E tidak pernah pindah tempat tinggal sejak mereka

menikah. Tn. S juag memiliki motor yang bersifat pribadi yang

dugunakan untuk berpergian kesuatu tempat.

d. Perkumpulan Keluarga dan Intraksi dengan Masyarakat :

Keluarga Tn.S menghabiskan waktu berkumpul dengan mengobrol,

menonton TV, dan makan bersama serta mengikuti kelompok

masyarakat seperti remaja masjid.

e. Sistem Pendukung Keluarga :

Dalam keluarga Tn.S apa bila terdapat masalah akan didiskusikan

dengan Ny.E, fasilitas penunjang kesehatan di rumah belum tersedia,

tempat tidur yang nyaman, dan dukungan fisik dan psikologis yang

baik.

4. Srtuktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga :

Anggota keluarga menggunakan bahasa sasak dalam berkomunikasi

sehari – hari. Komunikasi selalu terbuka dan jika ada masalah selalu

diselsaikan bersama.

b. Struktur Kekuatan keluarga :

Dalam keluarga Tn.S jika anak – anaknya berbuat salah makan Tn.S

akan menegur dan memberi nasihat. Yang mengambil keputusan

dalam keluarga adalah Tn.S dan Ny.E.


71

c. Struktur Peran :

Tn.S sebagai kepala keluarga mengatakan sudah memenuhi kebutuhan

untuk istri dan anaknya, An. R, An.M dan An.A sebagai anak dan

Ny.E sebagai ibu dan istri sudah memenuhi tugasnya.

d. Nilai dan Norma Keluarga :

Keluarga pecaya bahwa hidup sudah diatur oleh Allah SWT dan

membantu sesama akan membuat hidup bahagia.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif :

Hubungan antara keluarga baik selalu memberikan kasih sayang baik

antara anggota keluarga inti dan dengan keluarga besar, terdapat

perasaan akrab di lingkungan keluarga, setiap anggota keluarga selalu

menghargai pendapat antar anggota.

b. Fungsi Sosialisasi :

Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, bersosialisasi dengan

keluarga, dan selalu menerapkan nilai – nilai kebaikan yang diyakini

didalam masyarakat seperti tolong – menolong.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan (Data spesifik)

1) Kemampuan Mengenali Masalah Kesehatan :

Tn.S mengatakan bahwa dirinya mengidap hipertensi sejak 2 tahun

yang lalu, Tn. S sering mengeluh pusing dan tengkuknnya terasa

berat. Namun belum mengetahui cara mencegah ataupun tanda dan

gejala penyakit hipertensi. Tn. S juga tidak tahu apa saja makanan

yang bisa menyebabkan tekanan darah semakin tinggi.


72

2) Kemampuan keluarga dalam kengambil Keputusan :

Ny. E mengatakan jika ada salah satu anggota keluarganya yang

sakit, Ny. E langsung membawa anggota keluarga kepelayanan

kesehatan.

3) Kemampuan melakukan perawatan terhadap Anggota keluarga

Yang Sakit :

Keluarga Tn.S belum mampu menyediakan diet bagi Tn.S yang

menderita hipertensi

4) Kemampuan Menciptakan Lingkungan Yang Dapat Meningkatkan

Kesehatan :

Keluarga sudah mampu menjaga kebersihan rumah, ventilasi dan

pencahayaan yang cukup.

5) Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Yang

Ada : Keluarga Tn.S mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan

hanya jika ada anggota keluarga yang sakit parah.

A. Stress dan Koping Keluarga

1. stressor jangka pendek dan jangka panjang

a) stressor jangka pendek

keluarga Tn.S mengatakan khawatir dengan kondisi Tn.S

b) stressor jangka panjang

keluarga Tn.S mengatakan khawatir jika tekanan darah Tn.S setiap harinya

meningkat dan keluarga Tn.S khawatir akan menimbulkan komplikasi

penyakit lain.
73

c) kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

keluarga Tn.S mengatakn selalu berdoa meminta pertolongan kepada Allah

untuk selalu di berikan kesehatan.

2. strategi koping yang digunakan

keluarga Tn.S mengatakan bahwa selalu bermusyawarah untuk

menyelesaikan masalahnya.

B. Harapan keluarga terhadapa perawat berhubungan dengan masalah

yang dihadapi.

Keluarga mengatakan bahwa, keluarga berharap pada perawat ataupun

petugas kesehatan lainnya agar selalu meningkatkan mutu pelayanan dan

membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi untuk meningkatkan

kesehatan yang baik.

C. Pemeriksaan fisik head to toes

Tabel 2.5 pemeriksaan fisik

Anggota Tn.S Ny.E An.R An.M

keluarga
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, simetris, simetris, simetris,
warna rambut warna rambut warna rambut warna
hitam terdapat hitam, tidak hitam, tidak rambut
Kepala
uban, tidak terdapat terdapat hitam, tidak
terdapat benjolan benjolan terdapat
benjolan benjolan
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, tidak simetris, simetris, simetris,
ada benjolan, tidak ada tidak ada tidak ada
tidak ada benjolan, benjolan, benjolan,
Leher
distensi vena tidak ada tidak ada tidak ada
jugularis distensi vena distensi vena distensi
jugularis. jugularis vena
74

jugularis
Dada simetris, Dada Dada Dada
tidak ada simetris, simetris, simetris,
jaringan parut, tidak ada tidak ada tidak ada
tidak ada lesi, jaringan jaringan jaringan
tidak ada parut, tidak parut, tidak parut, tidak
suara nafas ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tambahan, ada suara ada suara tidak ada
suara jantung nafas nafas suara nafas
S1 S2 tunggal, tambahan, tambahan, tambahan,
Dada tidak ada suara jantung suara jantung suara
deviasi trakea S1 S2 S1 S2 jantung S1
tunggal, tunggal, tidak S2 tunggal,
tidaka ada ada devisi tidak ada
devisiasi trakea devisi
trakea trakea
Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak
jaringan parut, jaringan jaringan ada jaringan
bising usus parut, bising parut, bising parut, bising
Abdomen
13x/menit usus usus usus
13x/menit. 13x/menit 13x/menit
Tidak terdapat Tidak Tidak Tidak
lesi, jejas dan terdapat lesi, terdapat lesi, terdapat
jaringan parut. jejas, dan jejas, dan lesi, jejas,
CRT <3 detik. jaringan parut jaringan parut dan jaringan
Ekstermitas
Kekuatan otot CRT <2 CRT <2 parut CRT
4/4 detik. detik. <2 detik.
Kekuatan Kekuatan Kekuatan
otot 4/4 otot 4/4 otot 4/4

DATA TAMBAHAN

1. Tanda – tanda vital

a. Tn.S : TD= 160/100 mmHg, S= 37, 5°C, RR= 20x/menit, N=

95x/menit

b. Ny.E : TD=120/90 mmHg, S= 37 °C, RR= 20x/menit, N= 80x/menit

c. An.R : TD= 100/80 mmHg, S= 36 °C, RR= 20x/menit, N= 80x/menit


75

d. An. M : TD=100/70mmHg, S= 36,2 °C, RR=20x/menit, N=20x/menit

2. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga

a. Ayah

Tn.S sudah menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan

hipertensinya kadang – kadang kambuh.

b. Ibu

Ny.E hanya mengalami sakit ringan seperti sakit flu, batuk, dan

demam. Ny.E tidak pernah masuk rumah sakit.

c. Anak

An.R, An.M dan An.A tidak memiliki penyakit.

3. Keluarga berencana

Ny.E mengguanakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan sekali.


76

ANALISA DATA

Tabel 2.6 tabel Analisa Data

N DATA MASALAH DIAGNOSA


O KEPERAWATAN
1 DS : Ketidak mampuan Kurang pengetahuan

- Tn.S mengatakan keluarga mengenal keluarga tentang

sudah 2 tahun lebih masalah kesehatan penyakit hipertensi

menderita hipertensi,

sering mengeluh sakit

kepala dan pusing dan

tengkuknya terasa

berat

- Tn.S tidak mengetahui

penyebab, tanda dan

gejala dari penyakit

hipertensi

DO :

- Klien terlihat

kebingungan saat

ditanya cara mencegah

hipertensi, tanda dan

gejala.

TD : 160/100mm

N : 95x/menit
77

S : 37,5°C

RR : 20x/menit

2 DS : Ketidak Ketidaktahuan

- Ny. E mengatakan mampuan keluarga

belum mampu keluarga

menyiapkan diet untuk dalam

Tn. S yang menderita merawat

hipertensi. anggota

- Ny. E mengatakan keluarga

tidak mengetahui apa yang sakit

saja makanan yang

bisa menyebabkan

tekanan darah naik.

DO :

- Ny. E tanpak bingung

saat ditanya tentang

makan apa yang boleh

dikomsumsi oleh Tn. S

- TD : 160/100 , S: :

37,5°C N: 95x/m RR :

20x/m

3 DS : Ketidakmampuan Pemeliharaan

- Tn. S mengatakan keluarga dalam kesehatan tidak


78

hannya mengunjungi memamfaatkan efektif

fasilitas kesehatan pelayanan

hanya jika ada anggota kesehatan

keluarganya yang sakit

parah.

- Tn.S mengatakan tidak

pernah mengontrol

tekanan darahnya ke

fasilitas ke sehatan dan

tidak pernah minum

obat antihipertensi

DO :

- TD : 160/100

- N : 95x/ menit

- S : 37,5 °C

- RR : 20x/menit

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data tersebut maka didapatkan diagnosa keperawatan

sebagai berikut :

a. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

ditandai dengan Tn. S mengatakan sejak 2 tahun yang lalu menderita

hipertensi, sering mengeluh sakit kepala, pusing dan tengkuk terasa


79

beratTn.S tidak mengetahui cara mencegah ataupun tanda dan gejala

dari penyakitnya, Tn.S tidak mengetahui apa saja makanan yang bisa

menyebabkan tekanan darahnya tinggi, klien terlihat kebingungan saat

ditanya cara mencegah hipertensi, tanda dan gejala. – TD :

160/100mmHg, - N : 95x/menit, - S : 37,5°C, RR : 20x/menit.

b. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang cara

merawat pasien hipertensi ditandai dengan Ny. E mengatakan belum

mampu menyiapkan diet untuk Tn. S yang menderita hipertensi, Ny. E

mengatakan tidak mengetahui apa saja makanan yang bisa

menyebabkan tekanan darah naik, Ny. E tampak bingung saat ditanya

tentang makan apa saja yang boleh dikomsumsi oleh Tn. S, TD :

160/100 , S: : 37,5°C N: 95x/m RR : 20x/m

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b. d ketidakmampuan keluarga

dalam memamfaatkan pelayanan kesehatan ditandai dengan Tn. S

mengatakan hanya mengunjungi fasilitas kesehatan jika ada anggota

keluarganya yang sakit parah, Tn.S mengatakan tidak pernah

mengontrol tekanan darahnya kefasilitas kesehatan dan tidak pernah

minum obat antihipertensi TD : 160/100 , S: : 37,5°C N: 95x/m RR :

20x/m

SKALA PRIORITAS MASALAH (SCORING)

Masalah 1 : Kurang pengetahuan keluarga dengan penyakit hipertensi b.d

ketidakmampuan keluarga mengenal maslah kesehatan.

Tabel 2.7 Skala Prioritas Maslah 1 (Scoring)


80

N Kriteria Bobot Perhitungan

o
1 Sifat maslah 1 2/3x1=2/3

- Aktual : 3

- Resiko : 2

- Potensial : 1
Kriteria Bobot Perhitungan

2 Kemungkinan 2 2/2x2=2

masalah dapat diubah

- Mudah : 2

- Sebagian : 1

- Tidak dapat :

0
3 Kemungkinan malah 1 2/2x1=2

dapat dicegah

- Tinggi : 3

- Cukup : 2

- Rendah : 1
4 Menonjolnya masalah 1 2/2x1=2

- Segera : 2

- Tidak segera :

- Tidak

dirasakan : 0
Total skor : 8 2/3
81

Masalah 2 : Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidak tahuan keluarga tentang cara merawat pasien

hipertensi .

Tabel 2.8 tabel Skala prioritas masalah 2 (Scoring)

N Kriteria Bobot Perhitungan

o
1 Sifat masalah 1 2/3x1=2/3

- Aktual : 3

- Resiko : 2

- Potensial : 1
N Kriteria Bobot Perhitungan

o
2 Kemungkinan masalah 2 1/2x2= 2/2

dapat diubah

- Mudah : 2

- Sebagian : 1

- Tidak dapat : 0
3 Kemungkinan masalah 1 3/3x1=2/1

dapat dicegah

- Tinggi : 3

- Cukup : 2

- Rendah : 1
4 Menonjolnya masalah 1 2/2x1=1

- Segera : 2

- Tidak segera : 1
82

- Tidak dirasakan

:0
Total Skor : 3 2/3

Masalah 3 : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga

dalam memamfaatkan pelayanan kesehatan

Tabel 2.9 tabel skala prioritas masalah 3 (scoring)

No Kriteria Bobot Perhitungan

1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 = 2/3

- Aktual : 3

- Resiko : 2

- Potensial : 1
Kriteria Bobot Perhitungan

2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2

dapat diubah

- Mudah : 2

- Sebagian : 1

- Tidak dapat : 0
3 Kemungkinan maslah 1 2/1 x 1= 2/1

dapat dicegah

- Tinggi : 3

- Cukup : 2

- Rendah : 1
4 Menonjolnya masalah 1 2/1 x 1=2/1

- Segera : 2

- Tidak segera : 1

- Tidak dirasakan : 0
83

Total skor : 2 6//5

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 3.0 tabel rencana asuhan keperawatan

N Hari/tangg Diagnosa Tujuan/Kriteria hasil Intervensi


o al
1 Sabtu, Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
29/05/21 pengetahuan tindakan sebanyak 2 pengetahuan ,
keluarga x kunjungan sikap dan
tentang diharapkan Keluarga tindakan
penyakit mampu mengenal keluarga
hipertensi b.d maslah kesehatan tentang
ketidak dengan kriteria hipertensi.
mampuan hasil : 2. Berikan
keluarga - Keluarga pendidikan
mengenal mampu kesehatan pada
masalah menjelaskan keluarga
kesehatan secara lisan tentang
tentang pengertian,pen
penyakit yebab, tanda
hipertensi dan gejala,
serta
pencegahan
hipertensi
2 Sabtu, Ketidak Setelah dilakukan 1. Demontrasikan
29/05/21 mampuan tindakan sebanyak cara perawatan
keluarga dalam 2x kunjungan di hipertensi (diet
84

merawat harapkan keluarga makan rendah


anggota mampu merawat garam)
keluarga yang anggota keluarga
sakit b.d yang sakit dengan
ketidak tahuan kriteria hasil :
keluarga - Keluarga
tentang cara dapat
merawat pasien melakukan
hipertensi perawatan
anggota
keluarga
yang
menderita
hipertensi
3 Sabtu, Pemeliharaan Setelah dilakukan 1. Jelaskan
29/05/21 kesehatan tidak tindakan sebanyak kepada
efektif b.d 2x kunjungan keluarga
ketidakmampu diharapkan keluarga kemana mereka
an keluarga dapat mengguanakan dapat meminta
dalam pelayanan kesehatan pertolongan
memamfaatkan yang tepat untuk untuk
fasilitas mengatasi penyakit perawatan dan
kesehatan hipertensi dengan pengobatan
kriteria hasil : hipertensi
- Keluarga
dapat
menggunaka
n fasilitas
pelayanan
secara tepat.

4. Implementasi keperawatan
85

Tabel 3.1 Tabel implementasi keperawatan

N Hari/tan Ja Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


o ggal m
1 Minggu, 10. Kurang 1. Mengkaji 1. Keluarga Tn. Bq.
30/05/21 30 pengetahuan tingkat S belum arifa
keluarga tentang pengetahuan mengetahuin
penyakit ,sikap, apa sikap
hipertensi b.d tindakan dan tindakan
ketidak mampuan keluarga yang akan
anggota keluarga tentang dilakukan
mengenal hipertensi pada
masalah 2. Memberikan anggota
kesehatan pendidikan keluarga
kesehatan yang
pada hipertensi
keluarga 2. Keluarga Tn.
tentang S belum
pengertian memahami
hipertensi, pengertian,
penyebab, penyebab,
tanda da tanda dan
gejala serta gejala serta
pencegahan pencegahan
hipertensi hipertensi
10. Ketidak mampuan 1. Mendemontr 1. Keluarga Bq.
30 keluarga dalam asikan cara Tn. S arifa
merawat anggota perawatan mengatakan
keluarga yang hipertensi belum tahu
sakit b.d ketidak (Diet makan apa
tahuan keluarga makanan saja yang
tentang cara harian boleh
merawat pasien rendah dikomsumsi
hipertensi garam) oleh Tn. S
86

Pemeliharaan Menjelaskan 1. Keluarga Bq.


kesehatan tidak pada Tn. S arifa
efektif b.d keluarga ke memahami
ketidakmampuan mana tentang
keluarga dalam mereka pemamfaata
memamfaatkan dapat n pelayanan
pelayanan meminta kesehatan di
kesehatan pertolongan sekitar
untuk lingkungan
perawatan tempat
dan tinggal
pengobatan
hipertensi
2 Senin, 11. Kurang 1. Mengkaji 1. Keluarga Tn. Bq.
31/05/21 00 pengetahuan ulang S arifa
keluarga tentang tingakat mengatakan
penyakit pengetahuan sudah
hipertensi b.d , sikap dan mengetahuai
ketidak mampuan tindakan apa sikap
anggota keluarga kelauraga dan tindakan
mengenal tentang yang akan
masalah hipertensi dilakukan
kesehatan 2. Memberikan pada
pendidikan anggota
kesehatan keluarga
tentang yang
pengertian hipertensi
hipertensi, 2. Keluarga Tn.
penyebab, S sudah
tanda dan mengerti
gejala serta tentang
cara hipertensi,
pencegahan penyebab,
87

hipertensi. tanda dan


gejala, serta
cara
pencegahan
hipertensi
Senin, 11. Ketidak mampuan 1. Mendemontr 1. Keluarga Tn. Bq.
31/05/21 00 keluarga dalam asikan ulang S arifa
merawat anggota cara mengatakan
keluarga yang merawat sudah
sakit b.d ketidak pasien mengerti
tahuan keluarga hipertensi cara
tentang cara (diet perawatan
merawat pasien makanan pasien
hipertensi harian hipertensi
rendah dan
garam) makanan apa
saja yang
boleh
dikomsumsi
Pemeliharaan 1. Menjelaskan 1. Keluarga Bq.
kesehatan tidak pada Tn.S arifa
efektif b.d keluarga memahami
ketidakmampuan kemana tentang
keluarga dalam mereka pemamfaata
memamfatkan dapat n pelayanan
fasilitas kesehatan meminta kesehatan
pertolongan disekitar
untuk lingkungan
perawatan tempat
dan tinggal
pengobatan
hipertensi
dan fasilitas
88

apa saja
yang bisa
didapatkan
ditempat
pelayanan
kesehatan
tersebut.

5. Evaluasi Keperawtanp
Tabel 3.2 Tabel evaluasi keperawatan

No Hari/tanggal Diagnosa Evaluasi


1 Selasa, Kurang pengetahuan S : Tn. S dan Keluarganya
01/06/21 keluarga tentang penyakit mengatakan sudah mengertii
hipertensi b.d ketidak tentang penyakit hipertensi
mampuan keluarga dalam O : Tn. S dan Keluarganya dapat
mengenal masalah menyebut pengertian hipertensi,
kesehatan penyebab, tanda dan gejala, dan
cara mencegah hipertensi
TD : 140/90 mmHg, N :
88x/menit, S : 37 °C, RR :
20x/menit
A : Masalah teratasi
I : Intervensi dilanjutkan dengan
keluarga

2 Selasa,01/06/21 Ketidak mampuan S : Keluarga Tn. S mengatakan


keluarga dalam merawat sudah mengerti cara merawat
anggota keluarga yang anggota keluarga yang menderita
sakit b. d ketidaktahuan penyakit hipertensi
keluarga tentang cara O : Keluarga Tn. S mengetahui
merawat pasien hipertensi makanan apa saja yang boleh
89

dimakan dan tidak dimakan pada


Tn.S
TD : 140/90mmHg, N : 88x/menit,
S : 37°C, RR : 20x/menit.
A : Masalah teratasi
I : Intervensi dilanjutkan dengan
keluarga
3 Selasa,01/06/21 Pemeliharaan kesehatan S : keluarga mengatakan akan
tidak efektif b.d rutin untuk mengingatkan Tn. S
ketidakmampuan keluarga untuk mengecek tekanan darah.
dalam memamfaatkan O : TD : 140/90 mmHg, N :
pelayanan kesehatan 88x/menit,
S : 37 °C, RR : 20x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

B. Pembahasan Studi kasus

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil analisa pengkajian yang telah dilakukan pada

keluarga Tn. S masalah keperawatan yang muncul adalah Kurang

pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi b.d ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan, Ketidak mampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit b.d ketidaktahuan keluarga tentang

cara merawat pasien hipertensi dan Pemeliharaan kesehatan tidak efektik

b.d ketidakmampuan keluarga dalam memamfaatkan pelayanan kesehatan.

Masalah yang dihasilkn sesuai dengan hasil wawancara pada saat

dilakukan pengkajian didapatkan fakta bahwa keluarga Tn. S khusunya

Tn. S sudah 2 tahun lebih menderita hipertensi, nilai tekanan darah pada
90

Tn. S pada saat dilakukan pengkajian yaitu 160/100 mmHg, Tn. S sering

mengeluh sakit kepla dan pusing,tengkuknya terasa berat. Keluarga

sebelumya yang juga menderita hipertensi yaitu ayah Tn. S dan ibu dari

Tn. S tidak memiliki riwayat penyakit. Dari pengkajian juga didapatkan

fakta bahwa istri dari Tn. S belum mampu menyiapkan diet hipertensi

untuk Tn. S dan Tn. S hanya mengunjungi fasilitas kesehatan jika sakitnya

sudah parah.

Menurut (Suddarth, 2001) hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan

diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik diatas

diatas 90 mmHg. Gejala yang lazim pada penderita hipertensi yaitu

menegeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,

mual, muntah, epistaksis dan penurunan kesadaran. Selain itu terdapat

faktor yang mempengaruhi hipertensi diantaranya faktor yang dapat

diubah seperti merokok, obesitas, gaya hidup yang monoton dan stress dan

faktor hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputi usia, jenis kelamin,

suku bangsa, faktor keturunan (Rusdi & Isnawati, 2009).

Dari fakta dan teori yang ada didapatkan kesenjangan antara fakta

dan teori. Pengkajian yang dilakukan pada Tn. S tidak didapatkan gejala

lemas, kelelahan, sesak nafas, mual muntah, epistaksis dan penurunan

kesadaran. Penulis berpendapat bahwa gejala yang dialami oleh setiap

orang tidak sama, hal itu tergantung pada tinggi rendahnya tekanan darah

dan berbagai faktor lainnya yang mempengaruhi seperti mengkomsumsi


91

obat-obatan, aktivitas fisik, dan kepatuhan dalam menjalankan diet. Pada

Tn. S tekanan darahnya ketika dikaji menunjukkan klasifikasi hipertensi

sedang sehingga gejala yang lebih berat tidak muncul.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan

menggambarkan respons manusia, keadaan sehat atau perubahan pola

intraksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat

dapat menyusun intervensi definitive untuk mempertahankan status

kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito,2013).

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data

yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang

akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi

perawatan keluarga. Diagnosis keperawatan merupakan sebuah label

singkat untuk menggambarkan kondisi pasien yang diobsevasi

dilapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah – masalah aktual, resiko

atau potensial atau diagnosis sejahtera yang mengacu pada NANDA

(TheNorth Nursing Diagnosis Association) 2012- 2014.

Secara teoritis masalah keparawatan yang dapat muncul pada

tindakan yang dirancang sebagai berikut :

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi berhubungan

dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2. Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang cara

merawat pasien hipertensi.


92

3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga dalam memamfaatkan pelayanan

kesehatan.

Sedangkan diagnosa yang tidak muncul pada kasus yang diperoleh

dilapangan yaitu :

a. Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan

b. Ketidak mampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

Diagnosa diatas tidak muncul dikarenakan sebagai berikut :

1) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk keluarganya yang

sakit .

2) Karena keluarga mampu menjaga kebersihan rumah.

3. Intervensi Keperawatan

Setelah didiagnosa keperawatan ditetapkan, tahapan berikutnya

adalah membuat intervensi keperawatan. Intervensi keperawatan adalah

tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat

kesehatan saat ini keinggkat ksehatan yang diinginkan sesuai hasil yang

diharapkan.

Setelah ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu kurang

pengetahuan, dan ketidak mampuan keluarga dala merawat anggota

keluarga yang sakit, intervensi yang diberikan kepada keluarga Tn. S

terkait maslah keperawatan Kurang pengetahuan yaitu dengan pemberian

pendidikan kesehatan/edukasi terkait masalah hipertensi. Hasil yang

diharapkan dari edukasi kesehatan adalah terjadinya perubahan pola pikir


93

dan prinsip sehat dalam kehidupan sehari – hari untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan

umum dan khusunya yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi

dengan cerita dan standar yeng mengacu pada penyebab. Selanjutnya

merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan

standar.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan langkah keempat dalam

melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan). Pada

tahap implementasi hasil yang didapat oleh peneliti yaitu pada responden

prosesn implementasi yang penulis lakukan dengan diagnosa Kurang

pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal

maslah kesehatan tentang hipertensi yang ditandai dengan klien

mengatakan tidak mengerti cara mencegah ataupun, penyebab, tanda dan

gejal dari penyakit hipertensi, tidak mengetahui apa saja makanan yang

bisa menyebabkan tekanan darah turun, dikarenakan klien tidak mengerti

cara pencegahan hipertensi.

Dalam memberikan pendidikan kesehatan, media yang digunakan

adalah booklet, karena booklet memberikan informasi dengan spesifik, dan

banyak digunkana sebagi media alternative untuk diplajari setiap saat bila

seseorang menghendakinya.

5. Evaluasi
94

Setelah melakukan implementasi keperawatan selama tiga hari,

perawat dapat menyatakan bahwa masalah keperawatan dapat teratasi dan

evaluasi akhir yang didapat adalah sebai berikut :

Hari ke-1 sebelum dilakukan pendidikan kesehatan responden

masih bingung dan tidak bisa menjawab ketika ditanya pengertian,

peyebab, tanda dan gejala mengatasinya, dan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan/edukasi kesehatan kurang pengetahuan yang dialami pasien

berkurang dikarenakan responden sudah paham bagaimana pencegahan.

C. Kendala atau Hambatan Selama Penelitian

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari

penelitian ini. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam

melaksanakan penelitian. Adapun kendala atau hambatan selama proses

penelitian ini antara lain :

1. Surat izin penelitian yang lama jadi

2. Kesulitan dalam mengatur waktu pertemuan antara peneliti dan

responden karena memiliki kesibukan masing – masing.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S di wilayah

kerja puskesmas aikmel, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn. S tanggal 29 mei

2021, didapatkan hasil pengkajian laporan kasus data dominan yang


95

didapatkan yaitu Tn. S menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu,

Tn.S sering mengeluh sakit kepala dan pusing, dan tengkuknya terasa

berat. Ny. E belum mampu menyiapkan makan diet hipertensi untuk

Tn. S. Keluarga Tn. S jarang mengunjungi pelayanan kesehatan

kecuali jika ada anggota keluarga yang sakit parah.

2. Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan pada keluarga Tn. S

dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu : Kurang pengetahuan

keluarga tentang penyakit hipertensi berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan hipertensi dan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidak tahuan keluarga tentang cara merawat

pasien hipertensi dan Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memamfaatkan

pelayanan kesehatan.

3. Berdasarkan intervensi yang dilakukan pada keluarga Tn. S didapatkan

perencanaan yang telah dilakukan adalah pemberian pendidikan

kesehatan/edukasi untuk meningkatkan perilaku kesehatan pada

keluarga Tn. S dan mendemontrasikan cara perawatan hipertensi

4. Implementasi dilakukann sesuai dengan tahap perencanaan yang

dilakukan berdasarkan diagnosa yang ada. Implementasi difokuskan

pada pemberian pendidikan kesehatan/edukasi untuk meningkatkan

perilaku kesehatan. Implementasi dilakukan selama 2 hari pada tanggal

30 mei – 31 mei 2021.


96

5. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada keluarga Tn. S di

dapatkan hasil evaluasi dari implementasi perkembangan setelah

dilakukan edukasi kesehatan yaitu pegetahuan keluarga Tn.S

bertambah terkait Perilaku kesehatan.

D. Saran
Dari kesimpulan yang telah didapat, ada beberapa saran yang perlu

disampaikan oleh penulis agar dapat membeatu klien dalam

mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.

1. Bagi Masyrakat

Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan merubah gaya hidup

menjadi lebih baik, serta mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau klinik.

2. Untuk Pengembangan dan Teknologi Keperawatan

Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan sebai acuan dalam

pengembangan metode belajar yang lebih efektif dan inofatif agar

mahasiswa berkonsentrasi dalam belajar.

3. Untuk Penulis

Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat

melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil

optimal dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang kompten

bagi pasien. Mahasiswa juga diharapkann dapat mengaplikasikan ilmu

yang diperolehnya selama proses pembelajaran bik dikampus maupun

dilapan
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. . (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.


Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2012). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jilid I.
Jakarta: Salemba Medika.
Saragih, F. S. (2010). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya
Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Skrips iUniversitas Sumatra Utara
(USU).
Soekidjo, N. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suddarth, B. &. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Muttamin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler & Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
Ballon, G, Maglaya (1978). Perawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Pusat
pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen RI.
Doengoes, Marilyna, E , (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta
Effendy, N, (1998). Dasar- Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi
2.Jakarta:EGC
Mubarak, W H. (2006). Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung
Seto
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suprajitno. (2004).Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasai dalam
Praktik.Jakarta : EGC
Rahardjo, Mudjia. (2017). Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan
Prosedurnya.
[online].Tersedia:http://repository.uinmalang.ac.id/1104/1/Studi-kasus-
dalam-penelitian-kualitatif.pdf

93
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

Jurusan Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan Mataram dengan ini

meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pemberian Pendidikan

Kesehatan Dalam Meningkatkan Perilaku Keluarga Dengan Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Aikmel”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah memberikan gambaran asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita

hipertensi melalui pemberian pendidikan kesehatan yang dapat memberikan

manfaat untuk klien dalam membantu meningkatkan perilaku tentang

Hipertensi.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-

30 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak

perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan

asuhan/pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan

yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.


6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

7. silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 081999581132

Peneliti

(Bq. Arifa)
Lampira 2 : Informed Consent

INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi partisipasi)

Saya bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat


penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh Bq. Arifa dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Perilaku Kesehatan
Keluarga Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Aikmel” Saya telah
memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan. Bila selama peneliti ini saya menginginkan mengundurkan diri,
maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Mataram, 2021

Saksi Responden

_____________________ _____________________

Mataran, 2021

Peneliti

BQ. ARIFA
Lampiran 3 : Format Pengkajian Askep Keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA………….. DENGAN SALAH


SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA…………….. DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS……......

I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama KK (inisial) :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. Komposisi Keluarga
N NAMA UMUR JENIS HUB DGN KPL STATUS PEKE
O (INISIAL) KELAMI KLG PERKAW RJAA
N INAN N

7. Genogram
8. Tipe Keluarga :
9. Budaya :
10. Agama :
11. Status Sosial ekonomi Klg :
12. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang :
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
14. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :

15. Riwayat kesehatan Keluarga Inti :


a. Riwayat Penyakit Keturunan :.

b. Riwayat kesehatan Masing-masing Anggota Keluarga :

16. Riwayat Keluarga Sebelumnya :


C. LINGKUNGAN
17. Karakteristik Rumah
- Denah Rumah
- Status Rumah :
- Tipe Rumah :
- Luas Rumah/ :
Keadaan
- Kebersihan& pencahayaan :
18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :

19..Mobilitas Geografis Keluarga :

20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :

21. Sistem Pendukung Keluarga :

D. STRUKTUR KELUARGA
22.Pola Komunikasi Keluar :
23.Struktur Kekuatan Keluarga:

24. Struktur Peran :

25. Nilai dan Norma Keluarga :

E. FUNGSI KELUARGA
26. Fungsi Afektif :

27. Fungsi Sosialisasi :

28. Fungsi Perawatan Kesehatan (Data Spesifik)


a. Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan :

b. Kemampuan Mengambil Keputusan Untuk Melakukan Tindakan :

c. Kemampuan Melakukan Pearawatan Terhadap Anggota Keluarga Yang


Sakit :

d. Kemampuan Menciptakan Lingkungan Yang Dapat Meningkatkan


Kesehatan :
e. Kemampuan Keluaraga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Yang Ada :

G. STRES DAN KOPING KELUARGA :


HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWAT BERHUBUNGAN
DENGAN MASALAH YANG DIHADAPI
H. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOES)

ANGGOTA KLG
KEPALA

LEHER

DADA

ABDOMEN

EXTRENITAS

DATA TAMBAHAN

1. Tanda-tanda vital :
ANALISA DATA

N HARI/TGL DATA DIAGNOSA KEP


O

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

2
III. RENCANA KEPERAWATAN

N TANGGAL DX TUJUAN RENCANA


O KEPERAWATAN TUM TUK KEPERAWATAN

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

N Hari/tangg Jam Implementasi Evaluasi Paraf


o al
V.EVALUASI SUMATIF

NO TGL DX KEP EVALUASI SUMATIF


Lampira 5 : Kuesioner Pengetahuan , Sikap, Tidakan

Data Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
I. Tingkat Pengetahuan responden
Jawablah pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Nama lain dari tekanan darah adalah hipertensi
2 Disebut darah tinggi jika nai pengukuran darah diatas
140/90mmHg
3 Penderita hipertensi boleh merokok jika keluhannya
sudah hilang
4 Makanan yang asin-asin tidak akan mempengaruhi
kenaikan tekanan darah
5 Hipertensi berat bila tekanan darah seseorang
200/115mmHg
6 Kegemukan merupakan faktor risiko tekanan
hipertensi
7 Hipertensi yang berkelanjutan akan mengakibatkan
stroke
8 Penderita hipertensi meminum obatnya sebelum makan
9 Banyak pemikiran atau stres memiliki risiko yang
besar kenaikan darah tinggi
10 Penderita hipertensi tidak perlu rutin minum obat
II. Sikap Responden
Jawablah pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
Keterangan :
1. SS : Sangat setuju
2. : Setuju
3. RR : Ragu-ragu
4. TS : Tidak setuju
5. STS : Sangat tidak setuju
N Pertanyaan SS S TS ST
o S
1 Mengontrol tekanan darah saya lakukan secara
rutin
2 Saya suka makan yang rasanya asin
3 Penderita hipertensi boleh merokok jika
keluhannya sudah hilang
4 Berolah raga menjadi salah satu kegiatan saya
setiap hari
5 Saya minum vitamin secara teratur sehingga saya
tidak perlu olahraga
6 Saya sering minum minuman keras
7 Mengukur tekanan darah tidak saya lakukan
secara rutin
8 Menurut saya, kenaikan tekanan darah tidak
begitu membahanyakan
9 Saya tahu bahwa olahraga itu baik. Namun
karena saya sibuk saya jarang berolahraga
10 Saya lebih memilih meminum obat penurut berat
badan dari pada berolahraga
III.Tindakan responden
Jawablah pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!

No Pertanyaan Ya Tida
k
1 Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap
merasakan gejala
2 Saya tidak mengkomsumsi makan yang mengandung
kolestrol tinggi seperti daging, gorengan, jeroan
3 Saya tidak minum obat antihipertensi bila keluhan saya
hilang
4 Saya selalu minum obat antihipertensi secara teratur
jika tekanan darah saya tinggi.
5 Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat
walaupun pekerjaan menumpik
6 Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol
tekanan darah.
7 Saya selalu merokok
8 Saya selalu minum minumam keras
9 Saya tidak akan mengontrol emosi saya jika sedang
banyak fikiran
10 Saya mengadakan rekreasi setelah mengerjakan
pekerjaan sulit
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan Penatalaksanaan hipertensi
Sasaran : Keluarga
Hari/Tanggal :-
Waktu : Pukul 09.00 sampai selesai
Tempat : Rumah klien

I. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang


abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua
angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi(diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan
diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan
puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada
hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan
diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan
pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila
tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita
hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan
darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari
dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

II. Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit tentang Hipertensi,
diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang
pencegahan dan penatalaksanaan Hipertensi.
III. Tujuan Khusus
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian hipertensi
2. Peserta dapat menyebutkan penyebab terjadinya hipertensi
3. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Peserta dapat menyebutkan komplikasi hipertensi
5. Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan hipertensi
IV. Metode : Konseling
V. Media : booklet
VI. Proses Kegiatan
No Kegiatan Respon Peserta Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam Menjawab salam 3 menit
b. Menyampaikan pokok bahasan Menyimak
c. Menyampaikan tujuan Menyimak
d. Melakukan apersepsi Menyimak
2. Isi
Menyampaikan materi tentang :
a. Pengertian Hipertensi Memperhatikan 10
b. Penyebab Hipertensi Memperhatikan menit
c. Tanda gejala Hipertensi Memperhatikan
d. Komplikasi Hipertensi Memperhatikan
e. Penatalaksanaan Hipertensi Memperhatikan
3. Penutup
a. Diskusi Aktif bertanya 17
b. Kesimpulan Memperhatikan menit
c. Evaluasi Menjawab
d. Memberikan salam penutup pertanyaan
Menjawab salam

1. Kriteria Evaluasi Struktur


a. Kelompok penyuluh dan keluarga pasien pada posisi yang
sudah direncanakan
b. 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Leaflet telah tersedia
e. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Keluarga pasien dapat mengikuti acara atau kegiatan
penyuluhan sampai selesai
c. Keluarga pasien berperan aktif selama kegiatan berjalan
d. Suasana penyuluhan tertib
3. Evaluasi hasil
a. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
pengertian dari Hipertensi
b. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
penyebab dari Hipertensi
c. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
tanda dan gejala dari Hipertensi
d. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
komplikasi Hipertensi
e. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
penatalaksanaan dari Hipertensi
VII. REFERENSI
Brunnner and Suddarth, 2001. Keperawatan Medical Bedah. Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
Doenges, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran : Jakarta
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda NIC-
NOC 2013. Jilid
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai penyakit tekanan darah tinggi yang


bersifat abnormal dan berfariasi sesuai usia dan jenis kelamin serta dinyatakan
hipertensi apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunnner and Suddarth, 2001)

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104


mmHg. Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
(Doenges, 2000)

Menurut WHO, tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. (NANDA NIC-NOC, 2013)
B. Etiologi/ penyebab
Penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Beberapa penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
2. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alkohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
C. Tanda dan Gejala
Gejala hipertensi yang biasa muncul pada lansia antara lain:
1. Mengeluh sakit kepala bagian belakang, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Dada berdebar
4. Sesak nafas
5. Sulit tidur dan gelisah
6. Mual
7. Muntah
8. Kaku kuduk
9. Kesadaran menurun
D. Komplikasi
Organ yang paling sering terjadi kerusakan akibat hipertensi adalah:
1. Otak: dapat menyebabkan stroke
2. Ginjal: dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
terminal.
3. Mata: dapat menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan.
4. Jantung: dapat menyebabkan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan gagal
jantung.
E. Penatalaksanaan
Dalam hal ini, penatalaksaan klien lansia dengan hipertensi difokuskan
pada penatalaksaan non-farmakologis, antara lain:
1. Diet rendah garam
2. Turunkan berat badan bila perlu
3. Anjurkan untuk berhenti minum kopi atau merokok, bagi pasien
yang merokok dan minum kopi
4. Kontrol teratur ke posyandu lansia atau puskesmas.
F. Makanan yang dihindari
1. Makanan yang mengandung banyak garam / makanan asin
2. Konsumsi daging berlebih
3. Kopi
Lampiran 6 : Dokumentasi kegiatan

Pengkajian : Sabtu,29/05/21

Implementasi : Minggu, 30/05/21

Implementasi : Senin, 31/05/21

Evaluasi : Selasa, 01/06/21

87

Anda mungkin juga menyukai