Anda di halaman 1dari 116

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA


PENDERITA DIABETES MELITUS MELALUI EDUKASI KEBUTUHAN
NUTRISI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAAR

Disusun Oleh:
AINUN SETHER
NIM. P0 7120219049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2022

i
Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA


PENDERITA DIABETES MELITUS MELALUI EDUKASI KEBUTUHAN
NUTRISI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAAR

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Meyelesaikan Program Pendidikan Diploma lll Kesehatan Pada
Program Studi Keperawatan Tual Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Disusun oleh:
Ainun Sether
Nim. P0 7120219049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2022

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ainun Sether


NIM : P07120219049
Program Studi : Keperawatan Tual
Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebernarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya

tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan

merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya

akui sebagai hasil atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmia ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Langgur, 08 Agustus 2022

Pembuat Pernyataan

Ainun Sether
NIM. P07120219049
Mengetahui

Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP.19710317 199503 2 001

iii
LEMBARAN PERSETUJUAN

Nama : Ainun Sether


Nim : P07120219049
Dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga

Penderita Diabetes Melitus Melalui Edukasi Kebutuhan Nutrisi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Taar

Langgur, 08 Agustus 2022

Mengetahui

Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP.19710317 199503 2 001

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis

Ilmiah pada Program Studi Keperawatan Tual Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku pada hari Tanggal, 08 Agustus 2022 dan

Dinyatakan Telah Diterima dan Memenuni Syarat Sesuai Keputusan Tim Penguji

Dewan penguji
Ketua penguji

Ns. Ivonne A.V.Gasper,S.Kep.,M.Kep


NIP. 19691214 199303 2 001

Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP.19710317 199503 2 001

Mengesahkan Mengetahui
Direktur Politeknik Kesehatan Maluku Ketua Program Studi

Hairudin Rasako, S.KM.,M.Kes Ns. Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep


NIP. 19641205 198903 1002 NIP. 19690618 199603 1 001

v
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Diabetes


Melitus Melalui Edukasi Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Taar
AINUN SETHER
2022
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

Pembimbing Utama : Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes


Pembimbing Pendamping : Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes
Kata kunci : Diabetes Melitus, Nutrisi, Edukasi Kesehatan.

Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit menahun (kronis).


Akibat gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi
110mg/dl dalam keadaan puasa dan melebihi 200ml/dl dalam keadaan tidak
puasa. Penderita DM dapat mengalami komplikasi kebutahan, penyakit jantung
dan gagal ginjal. Penyakit ini menyerang perlahan-lahan dan kadang tidak
disadari serta dapat menyebabkan kematian. Dalam meningkatkan nutrisi pada
pasien diabetes melitus, keluarga sangat penting dalam membantu layanan
kesehatan agar anggota keluarga yang menderita diabetes melitus bisa
terkontrol dengan baik. Berdasarkan data dari puskesmas taar, prevelensi
kejadian diabetes melitus tahun 2020-2022.Tahun 2020 sebanyak 45 orang,
penderita tahun 2021 sebanyak 46 orang, penderita tahun 2022 pada Bulan
Januari-April berjumlah 46 orang.Tujuan penelitian : Menggambarkan asuhan
keperawatan pada salah satu anggota keluarga penderita diabetes melitus
melalui edukasi kebutuhan nutrisi di wilayah kerja puskesmas taar. Metode
penelitian : Penelitian deskriptif ini, data dalam bentuk laporan asuhan
keperawatan dengan jumlah subjek 2 orang dilaksanakan di Puskesmas taar
pada tanggal 4-6 Juli. Hasil penelitian : berdasarkan hasil penelitian ditemukan
masalah keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu defisit nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit setelah dilakukan edukasi nutrisi pada
pasien diabetes melitus pada subjek penelitian intervensi tercapai sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil Kesimpulan : Masalah keperawatan yang muncul pada
kedua subjek sudah mengerti tentang nutrisi pada pasien diabetes melitus.
Saran : Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pasien dan
keluarga tentang edukasi nutrisi pada pasien diabetes melitus

vi
ABSTRACT

Nursing care for a family member with diabetes melitus though education on
nutritional needs en the work area of the taar public health center
AINUN SETHER
2022
MALUKU HEALTH POLYTECHNIC
TUAL NURSING STUDY PROGRAM
Main Advisor : Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes
Companion Advisor : Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes
Keywords : Diabetes Melitus, nutrition, health education.

Background: Diabetes melitus DM is a chronic disease due tu a metabolic


disorder marked by blood sugar levels exceeding 110mg/dl in a fasting state and
exeeding 200ml/dl in a non-fasting state. DM suffererscan experience
complications, heart disease and kidney failure l. This disease attacks slowly and
sometimes goes unnotices and can cause death. Based on data from the Taar
Health Center, the prevalence of diabetes mellitus in 2020-2022. In 2020 there
were 45 people, in 2021 there were 46 people, in 2022 in January-April there
were 46 people. Research purposes: Describes nursing care for a family
member with diabetes mellitus through education on nutritional needs in the
working area of the Taar Health Center. Research methods: This descriptive
study, data in the form of nursing care reports with the number of subjects 2
people at the Taar Health Center on July 4-6. Research result: based on the
results of the study, it wat found that nursing problems in patient 1 and patient 2
were nutritional deficits less than body reguirements related to the inability of the
famiky members after education on nutrition patterns with diabetes mellitus in
intervention research subjects was achieved in accordance with the objectives.
Conclusion: Nursing problems that arise in both subjects already understand
about nutrition in patients with diabetes mellitus. Suggestion: is expected to
increase knowledge for patient and families about nutrition education in patient
with diabetes mellitus

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti mengatakan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis selama ini sehingga peneliti dapat

menyesuaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul " Asuhan Keperawatan Pada

Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Diabetes Melitus Melalui Edukasi

Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Taar" sesuai waktu yang di

berikan oleh pendidikan, penulisan karya tulis ilmiah Ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-lll Keperawatan Pada Jurusan

Keperawatan Tual Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku. Dalam penyusunan

ini banyak tantangan yang dihadapi penulis guna menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini, namun semuanya dapat diatasi berkat bantuan serta dorongan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyapaikan

terimahkasi kepada:

1. Hairun Rasako, S.KM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Maluku.

2. Darmawati, SKM. M.Kes, selaku PLT Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Maluku Tenggara.

3. Marthen D. Tallaut, S.ST selaku Kepala Puskesmas Taar yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

4. Ns, Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan

Tual

5. Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing utama yang telah

memotivasi penulis dalam menyusun KTI.

6. Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing pendamping

yang telah membantu penulis dalam menyusun KTI.

viii
7. Teman-teman Vaskuler tahun 19 yang selalu bersama-sama dalam suka

maupun duka.

8. Kepada ayah dan ibu tercinta, kakak-kakaku tersayang serta seluruh

keluarga orng tersedakat saya yang selalu memberikan motivasi selama ini

baik dari segi moril maupun materi, saya mengucapkan banyak terimakasih

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas Budi baik bapak/ibu rekan-rekan

sekalian dan kiranya penulis ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Langgur 08 Agustus 2022

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

Karya Tulis Ilmiah................................................................................................................i


Karya Tulis Ilmiah................................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN.................................................................................iii
LEMBARAN PERSETUJUAN................................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................................vi
ABSTRACT.........................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN......................................................................xiv
BAB 1..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Studi Kasus...................................................................................................4
1.4 Manfaat Studi Kasus.................................................................................................4
BAB 2..................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
2.1 Asuhan Keperawatan Keluarga................................................................................5
2.2 Konsep Keluarga.....................................................................................................24
2.3 Konsep Teori Diabetes Melitus...............................................................................31
2.4 Konsep Teori Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus...............................................39
2.5 Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus.....................................................................43
2.6 Edukasi Kesehatan (Health Education )..................................................................46
BAB 3................................................................................................................................49
METEDOLOGI PENULISAN................................................................................................49
3.1 Rencana Studi Kasus...............................................................................................49
3.2 Subjek Studi Kasus..................................................................................................49
3.3 Fokus Studi Kasus...................................................................................................50

x
3.4 Defenisi Operasional..............................................................................................50
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................51
3.6 Jenis Pengumpulan Data........................................................................................51
3.7 Penyajian Data.......................................................................................................52
3.8 Etika Studi Kasus.....................................................................................................52
BAB 4................................................................................................................................54
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN..........................................................................54
4.1.2 Analisa data.....................................................................................................69
4.1.4 Diagnosa keperawatan....................................................................................70
Pasien 1 dan pasien 2.......................................................................................................71
4.1.5 Rerencana Keperawatan.................................................................................71
4.1.6 Implementasi keperawatan............................................................................82
4.2 Pembahasan...........................................................................................................89
4.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................90
4.2.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................90
4.2.4 Implementasi Keperawatan............................................................................91
4.2.5 Evaluasi Keperawatan.....................................................................................92
4.3. Keterbatasan.........................................................................................................93
BAB 5................................................................................................................................94
PENUTUP..........................................................................................................................94
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................94
5.1.1 Pengkajian.......................................................................................................94
5.1 2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................94
5.1.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................94
5.1.4 Implementasi Keperawatan............................................................................95
5.1.5 Evaluasi Keperawatan.....................................................................................95
5.2 Saran......................................................................................................................95
5.2.2 Bagi Keluarga dan Pasien.................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................104
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 2. Lembar Informed Consent

Lampiran 3. Lembaran Format Pengkajian Asuhan Keperawatan

Lampiran 4. Sap Nutrisi pada Pasien Diabetes Melitus

Lampiran 5. Leaflet Nutrisi Pada Pasen Diabetes Melitus

Lampiran 6. Lembar usulan judul

Lampiran 7. surat pengambilan data awal

Lampiran 8. Surat mohon izin penelitian

Lampiran 9. Surat rekomendasi penelitian

Lampiran 10. Surat pengembalian

Lampiran 11. Jadwal Penelitian

Lampran 12. Daftar Konsun

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan 13
Tabel 2.2 Skoring Masalah Keperawatan 14
Tabel 2.3 Rencana Asuhan Keperawatan 16
Tabel 4.1.2.1 Identitas Kepala Keluarga 55
Tabel 4.1.2.2 Komposisi Keluarga 55
Tabel 4.1.2.4 Tipe Keluarga 58
Tabel 4.1.2.5 Suku Bangsa 58
Tabel 4.1.2.6 Status Sosial dan Ekonomi Keluarga 58
Tabel 4.1.2.7 Riwayat dan Tahap Perkembangan 58
Keluarga
Tabel 4.1.2.8 Lingkungan Rumah Keluarga 59
Tabel 4.1.2.9 Struktur Keluarga 60
Tabel 4.1.2.10 Fungsi Keluarga 60
Tabel 4.1.2.11 Stres dan Koping Keluarga 62
Tabel 4.1.2.12 Harapan Keluarga 62
Tabel 4.1.2.13 Pemeriksaan Fisik 63
Tabel 4.1.2 Analisa Data 65
Tabel 4.1.3 Hasil Skoring 67
Tabel 4.1.4 Diagnosa Keperawatan 68
Tabel 4.1.5 Perencanaan Tindakan Keperawatan 68
Tabel 4.1.6 Implementasi Keperawatan 79
Tabel 4.1.7 Evaluasi Keperawatan 80

xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

A. ARTI LAMBANG:

1. % = persen

2. 0 C = derajat celcius

B. DAFTAR SINGKATAN

1. BB= berat badan

2. B/b = berhubungan dengan

3. mmHg = milimeter hidroginon

xiv
1

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit menahun (kronis). Akibat gangguan

metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi 110mg/dl dalam

keadaan puasa dan melebihi 200ml/dl dalam keadaan tidak puasa. Penderita DM

dapat mengalami komplikasi kebutahan, penyakit jantung dan gagal ginjal.

Penyakit ini menyerang perlahan-lahan dan kadang tidak disadari serta dapat

menyebabkan kematian. (Ihsan & dkk,2019).

Diabetes melitus adalah suatu penyakit tidak menular yang jumlahnya

meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2025

Angka kejadian DM meningkat menjadi 300 juta orang (Nurarif,2015).

Berdasarkan data international Diabetes melitus Federation (IDF), Indonesia

menepati urutas ke-7 dari 10 Negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi

(Paranita E, 2020), berdasarkan hasil riset Kesehatan dasar 2018, prevelensi

diabetes melitus berdasarkan hasil pemeriksaan darah meningkat dari 6,9% di

tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018 (Kemenkes, 2020).

Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan

membutuhkan pengelolahan seumur hidup dalam mengotrol kadar gula darah

agar dapat meningkat kualitas penderita. Kurangnya pengetahuan masyarakat

terhadap bahaya penyakit DM, pencegahannya dan pengendaliannya

memyebabkan penyakit ini semakin banyak terjadi dimasyarakat (Ilsan &

dkk,2019).

Menurut (PERKENI,2011), pengelolaan DM yang baik memerlukan 4 pilar

utama yaitu edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani dan intervensi

1
2

farmakologi. Secara umum edukasi diartikan sebagai pendidikan yang berarti

suatu upaya yang telah direncanakan oleh seseorang agar dapat mempengarui

orang lain, baik individu maupun kelompok dan juga masyarakat

(Notoatmodjo,2010). Dalam perencanaan asuhan keperawatan Eduksi

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari intervensi atau tindakan

keperawatan(PPNI,2016)

Tindakan edukasi pada Asuhan Keperawatan ditunjukan untuk meningkatkan

kemampuan pasien merawat dirinya, dengan membantu pasien memperoleh

perilaku baru yang dapat mengatasi masalah (PPNI, standar Itervensi

keperawatan indonesia,2018). Materi Pendidikan dapat dirancang dalam bentuk

satuan acara penyuluhan (SAP), sedangkan media Pendidikan Kesehatan dapat

berupa leaflet booglet, lembar balik, video, pemutaran filem, dan lain-lain

(Sudiharto,2012).

Nutrisi pada pasien diabetes melitus merupakan asupan makanan yang

dikaitkan dengan kebutuhan tubuh pada pasien sehingga menjaga

ketidakstabilan gula darah agar tetap normal (Sulistyowati,2010).

Masalah nutrisi sangat berkaitan dengan penyakit dan pengobat. Pada

pasien Diabetes Melitus harus melakukan upaya pengendalian agar kadar gulah

darah terkendali. Pengedalian kasar gula darah diabetes melitus dapat di

lakukan. Pada upaya kendali diabetes melitus yaitu mengatur pola makan

dengan prinsip 3J yaitu tepat jadwal, tepat jenis, tepat jam (Garnadi,2012).

Meningkatkan nutrisi pada pasien diabetes melitus, keluarga sangat penting

dalam membantu layanan kesehatan agar anggota keluarga yang menderita


3

diabetes melitus bisa terkontrol dengan baik. Kesanggupan keluarga dalam

memelihara kesehatan keluarganya dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Adapun tugas kesehatan keluarga adalah mengenal masalah

kesehatan keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,

memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan hubungan timbal

balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan (Herniawati,2013).

Pelayanan Kesehatan terhadap penderita Diabetes Melitus dapat dilakukan

pada Rumah Sakit maupun Puskesmas, salah satu Puskesmas yang ada dalam

Wilayah Pemerinta Kota Tual Adalah Puskesmas Taar. Yang memiliki Wilayah

Kerja yang cukup luas mencakup dan jumlah penderita di Puskesmas Taar

selama 4 tahun terakir dari 2020-2022.Tahun 2020 sebanyak 45 orang, penderita

tahun 2021 sebanyak 46, penderita tahun 2022 pada Bulan Januari-April

berjumlah 46 orang. (register Rawat Jalan PKM Taar, 2021-2022).

Intervensi yang telah di lakukan oleh Puskesmas Taar untuk pasien diabetes

melitus yaitu memberikan obat-obatan dan edukasi / penyuluhan kesehatan

tentang bahaya penyakit diabetes melitus.bila tidak ditanggani dengan cepat

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus dengan judul: ‘’Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota

Keluarga Penderita Diabetes Melitus Melalui Edukasi Kebutuhan Nutrisi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Taar ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya dapat dirumuskan

masalah studi kasus sebagai berikut : ‘’Bagaimanakah Gambaran Asuhan

Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Diabetes Taar”


4

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Mendeskripsikan Melitus Melalui Edukasi Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah

Kerja Puskesmas

Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Penderita

Diabetes Melitus Melalui Edukasi Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Taar

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Pasien dan Keluarga

Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit diabetes melitus

dan keluarga tentang kemandirian dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Terapan Bidang Kesehatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada

salah satu anggota keluarga penderita diabetes melitus dalam

kebutuhan nutrisi.

1.4.3 Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperluas pengetahuan

dan wawasan secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan

pada salah satu anggota keluarga penderita diabetes melitus dalam

kebutuhan nutrisi.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan adalah serangkaian tindakan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat untuk mengukur keadaan Pasien (keluarga) yang

memenuhi norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan

kesanggupan untuk mengatasi masalah (Muhlisin, 2012). Asuhan keperawatan

terdiri dari 5 tahap, yaitu Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan,

Implementasi, dan Evaluasi.

2.1.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah Langkah atau tahapan penting dalam proses

perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga

untuk mengidentifikasi data Kesehatan seluruh anggota keluarga (Depkes

RI, 2010 dalam Kholifa, 2016).

Adapun komponen pengkajian keperawatan keluarga menurut Friedman,

2010) adalah sebagai berikut:

2.1.1.1 Data umum

Data umum terdiri dari identitas klien, identitas kepala keluarga,

komposisi keluarga, genogram, tipe keluarga, agama, status sosial,

status ekonomi, dan aktivitas keluarga

5
6

2.1.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

2.1.1.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh

anak tertua dari keluarga.

2.1.1.2.2 Tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi, menjelaskan mengenai tugas

perkembangan keluarga yang belum pernah

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala

mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

2.1.1.2.3 Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai Riwayat keluarga inti

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga.

Perhatian keluarga pencegahan penyakit

termasuk status imunisasi, sumber pelayanan

kesehatan yang biasanya digunakan keluarga dan

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

2.1.1.2.4 Riwayat kesehatan sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan

keluarga dari pihak suami dan istri untuk

mengetahui kemungkinan jika diabetes melitus

yang terjadi pada pasien merupakan faktor

keturunan.
7

2.1.1.3 Lingkungan

2.1.1.3.1 Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat

luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah

jendela, pemanfaatan ruangan peletakan

perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak

septik tank dengan sumber air minum yang

digunakan serta denah rumah (Friedman, 2010).

2.1.1.3.2 Karakteristik tetangga dan komunitas

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga

dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan,

lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan

penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi penderita diabetes melitus.

2.1.1.4 Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi, struktur

kekuasaan, struktur peran, nilai dan norma keluarga.

2.1.1.5 Data Fungsi Keluarga

2.1.1.5.1 Fungsi Efektif

Pada fungsi ini dilakukan pengkajian pada pola

kebutuhan keluarga dan responnya. Apakah

anggota keluarga merasakan kebutuhan individu

lain dalam keluarga


8

2.1.1.5.2 Fungsi Sosialisasi

Data yang dikumpulkan adalah bagaimana

keluarga menanamkan disiplin, penghargaan dan

hukuman bagi anggota keluarga, bagaiaman

keluarga melatih otonomi dan ketergantungan,

memberi dan menerima cinta serta latihan perilaku

yang sesuai usia.

2.1.1.5.3 Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan

tempat untuk berlindung (rumah) dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

2.1.1.5.4 Fungsi Perawatan Kesehatan

Data yang dikaji terdiri atas keyakinan dan nilai

perilaku keluarga untuk kesehatan, bagaimana

keluarga menanamkan nilai kesehatan terhadap

anggota keluarga di bidang kesehatan dan

keluarga juga harus mampu mengenal masalah

kesehatan setiap anggota keluarga dan keluarga

juga harus mampu mengambil keputusan dalam

setiap yang tepat yang akan diberikan bagi

keluarga, keluarga memberikan keperawatan

anggota keluarga yang sakit atau tidak dapat


9

membantu dirinya sendiri, keluarga juga dapat

memodifikasi lingkungan keluarga yang baik untuk

upaya pencegahan penyakit yang dilakukan

keluarga, keluarga juga dapat memanfaatkan

fasilitas kesehatan terdekat untuk berobat.

2.1.1.5.5 Fungsi reprodruksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reprodruksi

keluarga adalah berapa jumlah anak, apa rencana

keluarga berkaitan dengan jumlah anggota

keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam

upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.

2.1.1.6 Stres dan koping keluarga

2.1.1.6.1 Stressor jangka pendek

Stressor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang

dari 6 bulan.

2.1.1.6.2 Stressor jangka panjang

Stressor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari

6 bulan.

2.1.1.7 Pemeriksaan fisik (Head to toe)

Pemeriksaan fisik dan observasi dapat dilakukan Bersama-

sama atau bergantian. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan

cara inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi


10

(mengetup), auskultasi (mendengar) dan observasi sebagai

berikut (Khalifah, 2016).

2.1.1.7.1 Pemeriksaan status mental

Status mental dapat diperiksa dengan cara

observasi dan komunikasi dengan pasien. Data

yang ditemukan pada pasien antara lain cemas,

stres karena terjadi penurunan kemampuan

seksual (impotensi pada pria), peka rangsangan

dan sangat tergantung pada orang lain.

2.1.1.7.2 Sistem Integumen

Cara pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, dan

perkusi. Data yang ditemukan antara lain kulit

kering, gatal biasanya pada malam hari dan

berkeringat, ulkus pada kulit, kulit rusak,

lesi/laserasi, demam dan diaferesis (keringat

berlebihan).

2.1.1.7.3 Sistem Pernapasan

Cara pemeriksaaan fisik dengan inspeksi,

palpasi, dan perkusi. Data yang ditemukan

antara lain kekakuan pada pernapasan, pasien

merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau

tanpa sputum purulen, takhipneu pada saat

istirahat atau aktivitas


11

2.1.1.7.4 Sistem Perkemihan

Cara pemeriksaan fisik pada sistem perkemihan

dengan cara wawancara dan inspeksi. Terdiri

dari perubahan pola berkemih (polyuria) dan

dapat berkembang menjadi oligoriza dan anuria

jika terjadi hipovolemiaberat, Nokturia, rasa nyeri

terbakar, kesulitan berkemih akibat infeksi (ISK)

baru atau berulang.

2.1.1.7.5 Sistem Muskulus keletal

Cara pemeriksan fisik dengan wawancara dan

observasi. Data yang ditemukan antara lain

lemah, sulit untuk berjalan, bergerak, kram dan

kesemutan pada daerah perifer ekstremitas atas

dan bawah, tonus otot berkurang (kelemahan

pada otot terutama sistem pergerakan atas dan

bawah), ulkus pada kaki dengan penyembuhan

yang lama dan menurunnya kekuatan dalam

rentang gerak ROM (Range of Motion) dan

penurunan reflex tendon.

2.1.1.7.6 Sistem Pernapasan

Pemeriksaan fisik pernapasan dilakukan dengan

wawancara dan inspeksi, dan observasi. Terdiri

atas nyeri kepala, pusing, tremor (gerakan pada

bagian tubuh yang tidak terkontrol), paralisis

(kelemahan), dan anestesi daerah perifer (mati


12

rasa/berkurangnya kemampuan kepekaan kulit

pada rangsangan dingin, panas dan nyeri).

2.1.1.8 Harapan Keluarga

Keluarga berharap mendapat pelayanan kesehatan yang

memadai dari petugas kesehatan dan pengobatan secara

maksimal untuk mengobati penyakitnya.

2.1.1.8.1 Analisa Data

2.1.1.8.1.1 Data terdiri dari data subjektif dan

objektif dengan mengacu pada tanda dan

gejala yang dialami oleh masing-masing

anggota keluarga.

2.1.1.8.1.2 Kemungkinan penyebab

Kemungkinan penyebab yang bersumber

dari lima tugas Keperawatan keluarga

2.1.1.8.1.3 Masalah keperawatan

Masalah keperawatan dapatkan

berdasarkan kesimpulan pada

pengelompokan data. Sifat masalah

sesuai kategori dari keluhan penyakit

atau masalah yang dialami oleh masing-

masing anggota keluarga. Sifat masalah

keperawatan keluarga terdiri dari masalah

actual, risiko tinggi, dan potensial atau

keadaan sejahtera (Setiadi, 2010).


13

2.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga yang dikembangkan adalah diagnosis

tunggal yang hampir serupa dengan diagnosis keperawatan klinik

(Sudiharto,2012).

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang

akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi

perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan yang mengacu pada rumusan

PES (problem, etiologi dan simptom) dimana untuk problem menggunakan

rumusan masalah sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan

pendekatan lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon

masalah (Padila, 2012).

Kemungkinan diagnosa keperawatan keluarga yang dapat muncul pada

keluarga dengan diabetes melitus yaitu (PPNI, 2017).

1. Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurannya Terpapar

Informasi

2. Defisit Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan

Ketidakmampuan Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang

Sakit

Tabel 2.2 Skoring Malasah Keperawatan


Kriteria Skor Bobot Pembenaran
Sifat masalah :
1. Tidak/kurang sehat 3
2. Ancaman 1
3. Sejahtera 2
1
kemungkinan masalah
dapat diubah :
1. Mudah 2
2. Sebagian 2
3. Tidak dapat 1
0
14

Potensi masalah untuk


dicegah :
1. Tinggi 3 1
2. Cukup 2
3. Rendah 1
Menonjolnya masalah :
1. Maslaha berat harus
ditangani 2
2. Ada masalah tetapi 1
tidak perlu segera 1
ditangani
3. Masalah tidak
dirasakan
0
Total skor
Sumber : Widyanto, (2014).

Skoring :

1. Tentukan Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

Skor

---------------------------------- x Bobot

Angka Tertinggi

2. skor untuk setiap kriteria

a. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

b. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

c. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa

keperawatan keluarga.

2.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosa

keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan

merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan

sumber, serta menetukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau

standar, tetapi dirancang (Friedman, 2010).


15

Tabel 2.3 Rencana Asuhan Keperawatan keluarga DM


No Diagnosa Tujuan Evalua Evaluasi Standar Intervensi
si
Kriteria
1 Defisit TUM : 1. Diabetes melitus 1. Kaji
pengetahu Setelah di lakukan merupakan pengetahua
an kunjungan rumah kondisi di mana n keluarga
berhubung sebanyak 2x60 verbal kadar gula darah tentang
an dengan menit keluarga sewaktu diatas pengertian
kurangnya mampu mengenal 180 mg/dl dan diabetes
terpapar dan memahami gula darah diatas malitus
informasi bagaimana 120 mg/dl 2. Diskusikan
perawatan diabetes 2. Penyebab dengan
melitus diabetes melitus keluarga
TUK 1: yaitu faktor tentang
1.Setelah di lakukan genetik atau pengertian
kunjungan rumah keturunan pola diabetes
sebanyak 2x60 makan yang tidak melitus
menit keluarga teratur, kurangnya dengan
mampu mengenal aktifitas fisik atau menggunak
masalah diabetes olahraga, stres, an lembar
melitus dengan obesitas atau balik dan
cara : kegemukan obat- leaflet
1. Keluarga obatan . 3. Beri
mampu kesempatan
menyebutkan keluarga
defenisi untuk
diabetes melitus bertanyan
dengan bahasa
sendiri
2. Keluarga
mampu
menyebutkan 6
dari 8 penyebab
dari diabetes
mellitus

TUK 2:
Setelah di lakukan
kunjungan rumah 1. Komplikasi adalah 1. Kaji
sebanyak 2x60 timbulnya penyakit keputusan
menit keluarga lain yang di yang di
mampu sebabkan oleh ambil
memutuskan untuk penyakit lain keluarga
merawat anggota 2. Akibat bila tidak di 2. Diskusikan
keluarga dengan atasi adalah dengan
masalah diabetes a. Penyakit keluarga
melitus dengan Verbal tentang
jantung
cara: b. Penyakit komplikasi
1. Menjelaskan stroke dari
tentang cara c. Serangan diabetes
merawat pasien jantung mellitus
diabetes d. Penyempitan 3. Bombing
mellitus pembuluh dan berukan
2. Akibat bila tidak darah motivasi
16

di atasi bagi
keluarga
untuk
mengambil
keputusan
dalam
menagani
masalah
diabetes
mellitus
4. Evaluasi
Kembali
tentang
keputusan
keluarga
yang telah di
buat
5. Berikan
pujian atas
keputusan
yang di
ambil
keluarga
untuk
mengatasi
masalah
diabetes
malitus pada
keluarga

1. Kaji
TUK 3 pengetahua
Setelah di lakukan n keluarga
kunjungan rumag 1. Keluarga mampu tentang cara
sebanyak 2x60 memahami merawat
menit keluarga bagaimana anggota
mampu merawat perawatan keluarga
anggota keluarga diabetes melitus dengan
dengan diabetes dan mampu diabetes
melitus menyebutkan 3 mellitus
1. Keluarga dari 5 cara 2. Diskusikan
mampu Verbal mengatasi dengan
merawat dan masalah diabetes keluarga
anggota psikom melitus yaitu tentang
keluarga otor manajemen diet merawat
dengan aktivitas dan anggota
diabetes olaragah ( senam keluarga
melitus dan DM dan senam dengan
mampu kaki ), diabetes
mendemostrasi pengobatan, mellitus
kan bagaimana manajeme stress, 3. Evaluasi
cara mengatasi dan pemeriksan kembai
diabetes berkala kadar tentang cara
melitus gula merawat
dan
17

mengatasi
diabetes
melitus

1. Kaji
TUK 4: pengetahua
Setelah di lakukan n keluarga
kunjungan rumah tentang
1. Keluarga mampu lingkungan
sebanyak 2x60 memodifikasi
menit keluarga rumah
lingkungan utnuk nyaman
mampu merawat anggota
memodifikasi dan untuk
keluarga dengan anggota
menciptakan memelihara
lingkungan yang keluarga
kebersihan rumah dengan
sehat umtuk ( jangan
menunjang diabetes
meletakan barang mellitus
Kesehatan keluarga sembarangan ),
dengan cara: 2. Diskusikan
mengunakan alas bersama
1. Keluarga dapat kaki saat berjalan
menciptakan keluarga
Verbal keluar dari rumah bagaimana
dan dan
memodifikasi lingkungan
psikom nyaman dan
lingkungan otor
yang dapat sehat untuk
membantu anggota
dalam merawat keluarga
anggota dengan
keluarga diabetes
dengan mellitus
diabetes 3. Evaluasi
melitus kembali
tentang
bagaimana
lingkungan
yang dapat
menunjang
kesehatan
anggota
keluarga
yang sakit
4. Berikan
pujian pada
keluarga

1. Kaji
pengetahua
n keluarga
TUK 5: apa saja
Setelah di lkukan fasilitas
kunjungan rumah kesehatan
sebanyak 2x60 yang ada
1. Keluarga mempu
menitkeluarga dan apa
memangaatkan
mampu manfaat
fasilitas
mengunakan dan fasilitas
Kesehatan yang
memanfaatkan kesehatan
ada dalam
18

fasilitas Kesehatan melakukan tersebut


yang ada dengan perawatan pada 2. Diskusikan
cara: keluarga dengan bersama
1. Menganjurkan masalah diabetes keluarga
pasien dan melitus yaitu apa saja
keluarga dengan fasilitas
menggunakan membawa kesehatan
fasilitas anggota keluarga yang ada
pelayanan untuk control dan dan
terdekat untuk Verbal berobat ke bagaimana
berobat seperti puskesmas, manfaat
puskesmas rumah sakit. fasilitas
dan rumah kesehatan
sakit tersebut
3. Evaluasi
kembali apa
saja fasilitas
kesehatan
yang bisa
dan
bagaimana
memanfaatk
an fasilitas
kesehatan
pada semua
digunakan
anggota
keluarga
4. Berikan
kesenpatan
keluarga
untuk
bertanya
5. Berikan
pujian pada
keluarga
2 Defisit TUM: Verbal 1. Defisit nutrisi 1. Kaji
Nutrisi Setelah di lakukan adalahketidak pengatahua
kurang dari kunjungan rmah cukupan asupan n keluarga
kebutuhan sebanyak 2x60 zat gizi dalam tentang
tubuh menit keluarga memenuhi pengertian
berhubung mampu mengenal kebutuhan energi defisit
an dengan dan memahami harian karna nutrisi,
ketidakma bagaiman asupan makanan tanta dan
mpuan manajemen nutrisi yang ridak gejala
keluarga pada pasien memadai atau defisit
dalam disbetes melitus. karna gangguan nutrisi, dan
merawat TUK 1: pencernaan dan cara
anggota Setelah di lakukan penyerapan menyebutk
keluarga kunjungan rumah makanan. an defisit
yang sakit sebanyak 2x60 2. Tanda dan gejala nutrisi pada
menit keluarga nutrisi seperti psien
mampu mengenal berat badan diabetes
masalah defisit menurun, nafsu melitu.
nutrisi pada pasien makan menurun 2. Diskusikan
19

dengan cara 3. Cara dengan


menyebutkan menyebutkan keluarga
1. Pengertian defisit nutrisi pada tentang
defisit nutrisi pasien diabetes bagaimana
2. Tanda dan melitus seperti pasien
gejalah defisit mengatur pola mengatur
nutrisi 4. makan, manfaat pola
3. Cara pola makan, menu makan,
menyebutkan makan pada manfaat
defisit nutrsi pasien diabetes pola
pada pasien melitus. makan,
diabetes aturan
melitus makan dan
menu
makan
pada
penderita
diabetes
melitus
dengan
mengunaka
n lembar
balik dan
leaflet.
3. Berikan
kesempata
n utnuk
keluarga
bertanya.
4. Berikan
reinforceme
nt pada
pasien atau
keluarg
terhadap
jawaban.

1. Kaji
TUK 2: keputusan
Setelah dilakukan yang di
1. Keluarga memberi
kunjungan rumah ambil oleh
keputusan untuk
sebanyak 2x60 keluarga.
Verbal merawat anggota
menit keluarga Bimbing
psiko keluarga dengan
mampu dan
masalah diabetes
memutuskan untuk motor motivasi
melitus.
merawat angota keluarga
2. Pentingnya
keluarga dengan untuk
menjaga pola
defisit nutrisi mengambil
makan pada
dengan cara: keputusan
pasien DM agar
1. Menjelaskan dalam
menjaga, agar
pentingnya menagani
kadar gula darah
menjaga pola masalah
tetap normal.
makan pada diabetes
3. Pentingnya
pasien diabetes mellitus
manfaat pola
melitus 2. Diskusikan
makan pada
20

2. Menjejaskan pasien DM agar dengsn


pentingnya menurunkan kadar keluarga
manfaat pola gulah darah dalam tentnag
makan pada darah dan pola makan,
pasien diabetes menstabilkan manfaat
melitus aktivtas system pola makan,
3. Menjelaskan tubuh. dan aturan
atauran pola 4. Pentingnya pola makan
makan pada mengatur pola 3. Evaluasi
pasien diabetes makan pada kembali
melitus pasien DM agar tentang
menjaga gula dara keputusan
tetap normal yang telah
di buat.
4. Berikan
pujian atas
keputusan
yang di
ambil
keluarga
untuk
mengatasi
masalah
diabete
melitus
pada
keluarga.

1. Kaji
pengetahua
n pasien
TUK 3: dan
Setelah di lakukan 1. Pentingnya keluarga
kunjugan rumah mengatur pola tentang
sebanyak 2x60 makan pada aturan pola
menit keluarga pasien DM agar makan
Verbal
mampu merawat menjaga gula pada pasien
dan
anggota keluarga darah tetap DM.
psikom
dengan defisit normal. 2. Menjelaska
otor
nutrisi dengan cara: 2. Kelurga mampu n
1. Menjelaskan menyediakan bagaimana
pentingnya makanan yang di keluarga
mengatur pola butuhkan oleh menyiapkan
makan pada pasien DM , makanan
pasien diabetes seperti makanan yang di
melitus yang butuhkan
2. Keluarga mampu mengandumg oleh pasien
melaksanakan karbohidrat, diabetes
pla makan pada protein dan melitus
pasien diabetes makanan rendah sesuai diet
malitus. lemak. pada pasien
3. Menjelaskan 3. Perencanaan DM.
bagaimana makan pada 3. Mejelaskan
perencanaan pasien DM adalah: bagaimana
a. Makan pagi
21

makan pada ( 06.00-07.00 ) perencanaa


pasien DM. b.Makan siang n makan
( 12.00-13.00 ) pada pasien
c. Makan malam DM.
18.00-19.00 0 ) 4. Anjurkan
pasien dan
keluarga
membaca
leaflet yang
telah di
berikan.

1. Kaji
pengetahua
n keluarga
tentang
TUK 4: 1. Keluarga mampu lingkungan
verbal memodivikasi
Setelah di lakukan yang
kunjungan rumah lingkungan untuk nyaman
sebanyak 2x60 merawat anggota untuk
menit keluarga keluarga dengan anggota
mampu memelihara keluarga
memodifikasi dan kebersihan rumah dengan DM
menciptakan ( jarang meletahan 2. Diskusikan
lingkungan yang barang bersama
sehat untuk sembaragan ). keluarga
menunjang Mengunakan alas bagaimana
Kesehatan keluarga kaki saat berjalan lingkungan
dengan cara: keluar dari rumah nyaman
1. Keluarga mampu dan sehat
menjelaskan untuk
lingkungan yang anggota
baik bagi pasien keluarga
DM. DM.
2. Memodivikasi 3. Evaluasi
lingkungan yang kembali
nyaman bagi tentang
pasien DM bagaimana
lingkungan
yang sehat
dapat
menunjang
anggota
keluarga
yang sakit.
4. Berikan
kesempatan
untuk
keluarga
bertanya
5. Berikan
pujian pada
keluarga

1. Kaji
22

pengetahua
n keluarga
tentang apa
Verbal saja fasilitas
kesehatan
yang dan
TUK 5 : 1. Keluarga mampu
apa
Setelah di lakukan memanfaatkan
manfaat
kunjungan rumah fasilitas yang ada
fasilitas
sebanyak 2x60 dalam melakukan
kesehatan
menit keluarga perawatan dalam
tersebut.
mampu keluarga dengan
2. Diskusikan
mengunakan dan masalah DM yaitu
bersama
memanfaatkan dengan membawa
keluarga
fasilitas Kesehatan anggota keluarga
apa saja
yang ada dengan untuk kontrol dan
fasilitas
cara: berobat
kesehatan
1. Mengunakan kepuskesmas,
yang ada
fasilitas rumah sakit, serta
dan
pelayanan keluarga
bagaimana
Kesehatan yang memahami apa
memanfaat
ada dan terdekat keuntunganya.
kan
utuk berobat
pelayanan
seperti Rumah
kesehatan
Sakit dan
tersebut.
Puskesmas
3. Evaluasi
kembali apa
saja fasilitas
kesehatan
yang bisa di
gunakan
dan
bagaimana
memanfaat
kan fasilitas
kesehatan
pada smua
anggota
keluarga.

2.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana

intervensi yang mmanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga dan

memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga didik untuk dapat

menilai potensi yang dimiliki keluarga dan mengembangkannya melalui

implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah

kesehatannya. (Sudiharto, 2012).


23

Menurut padila (2012), Tindakan perawatan terhadap keluarga mencakup

dapat berupa:

2.1.4.1 Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal

masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:

2.1.4.1.1 Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling

2.1.4.1.2 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan

2.1.4.1.3 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2.1.4.2 Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara:

2.1.4.2.1 Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan Tindakan

2.1.4.2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki oleh

keluarga

2.1.4.2.3 Mendiskusikan setiap konsekuensi setiap tindakan

2.1.4.3 Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara:

2.1.4.3.1 Mendemonstrasikan caraperawatan

2.1.4.3.2 Menggunakan alat dan fasilitas kesehatan yang ada

dirumah.

2.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehtan sehingga memiliki

produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga.

Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan. (Sudiharto, 2012).


24

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian keluarga

Keluaraga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup Bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman

dalam Achjar, 2010).

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami

istri, atau suami istri dan anak-anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan

anaknya (UU No. 10 dalam Salvari, 2013).

2.1.2 Karakteristik Keluarga

Menurut Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai beriklain:

1.1.2.1 Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi.

1.1.2.2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah

mereka tetap memperhatikan satu sama yang lain.

1.1.2.3 Anggotaa keluarga berinteraksi atau sama lain dan masing-

masing mempunyai peran sosial :

Suami, istri, anak, kakak, dan adek.

1.1.2.4 Mempunyai tujuan yaitu:

Menciptakan dan mempertahankann budaya dan meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.

2.2.3 Bentuk atau tipe keluarga

Bentuk keluarga menurut Friedman, Marilyn M (2010)


25

2.2.3.1 Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang

diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.

2.2.3.2 Keluarga besar (extended family)

Keluarga ini ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).

2.2.3.3 Keluarga bentukan Kembali (dyadic family)

Keluarga baru yang dibentuk dari pasangan yang bercerai

atau kehilangan pasangannya.

2.2.3.4 Orang tua tunggal (single parent family)

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan

anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

2.2.3.5 Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage

mother).

2.2.3.6 Orang dewasa (laki-laki dan perempuan) yang tinggal sendiri

tanpa pernah menikah (the single adult living alone).

2.2.3.7 Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the

nonn marital heterosexsual cobabiting family).

2.2.3.8 Keluaraga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin

sama (gay and lesbian family).

2.2.3.9 Keluarga usia anjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami

istri yang berusia lanjut.

2.2.3.10 Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended

family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai


26

suku hidup dalam satu komuniti dengan adat istiadat yang

sangat kuat (Depkes RI 2018 dalam Achjar, 2010).

2.2.4 Struktur Keluarga

Menurut Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut.

2.2.4.1 Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan

itu disusun melalui jalur garis ayah.

2.2.4.2 Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

2.2.4.3 Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

2.2.4.4 Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah Suami.

2.2.5 Fungsi Keluarga

Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut.

2.2.5.1 Fungsi Akfektif

Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap

anggota keluarga yang sakit akan mempercepat proses

penyembuhan karena adanya partisipasi dan dukungan dari

anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit.

2.2.5.2 Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk


27

berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam

bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan

mempengaruhi kondisinya. Sosialisasi sangat diperlukan

karena dapat mengurangi stress bagi penderita.

2.2.5.3 Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga dan juga tempat

mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,

diantaranya: seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan

seks pada anak sangat penting.

2.2.5.4 Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk

berlindung (rumah) dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

2.2.5.5 Fungsi Perawatan atau Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi untuk mempertahankan keadaan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

2.2.6 Ciri-Ciri Keluarga


Ciri-ciri keluarga menurut Salvari, (2013) adalah :

2.2.6.1 Terorganisir adalah saling berhubungan, saling ketergantungan

antara anggota keluarga.


28

2.2.6.2 Ada keterbatasan adalah setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi

dan tugasnya masing-masing.

2.2.6.3 Ada perbedaan dan kekhususan adalah setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.

2.2.6.4 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluaraga

mempunyai tugas di dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami

dan dilakukan.

Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus

dilakukan (Friedman, 2010).

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya

perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab

keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu

segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi

dan seberapa perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang

utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan

keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap diantara

keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga maka segeralah melakukan

tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi

atau bahkan bisa teratasi.


29

c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usianya terlalu mudah. Pewat ini dapat dilakukan di rumah

apabila keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan

untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk

memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi (Suparyanto, 2012).

d. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya personal

hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit

yang dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang

dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam

menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak

pada kesehatan keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti

kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan

fasilitas kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan, adakah

pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga.

2.2.8 Pemegang kekuasaan dalam keluarga

Pemegang kekuasaan dalam keluarga menurut Salvari (2013) adalah :

2.2.8.1 Partikel

Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam

keluarga adalah pihak ayah.

2.2.8.2 Matrikal

Yaitu dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah pihak ibu.


30

2.2.8.3 Equaltarial

Yaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

ayah dan ibu.

2.2.9 Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut Salvari (2013), dimensi dasra struktur keluarga sebagai

berikut :

2.2.9.1 Pola dan proses komunikasi

a. Bersifat terbuka dan jujur

b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga

c. Berpikiran positif

d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri

2.2.9.2 Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan dapat bersifat format dan

informat. Peranan dalam keluarga terdiri dari ayah,ibu, dan

anak.

2.2.9.3 Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah perilaku

orang lain kearah positif.

Nilai-nilai keluarga

a. Nilai, merupakan suatu system, sikap dan kepercayan

yang secara sadar atau tidak mempersatukan anggota

keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga


31

merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan.

b. Norma, adalah pola perilaku yang baik, menurut

masyarakat berdasarkan sistem niai dalam keluarga.

c. Budaya, adalah kumpulan dari perilaku yang baik yang

dapat dipelajari, dan ditularkan dengan tujuan untuk

menyelesaikan masalah.

2.3 Konsep Teori Diabetes Melitus

2.3.1 Pengertian Nutrisi

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang

ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)

akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

(Smeltzer dan Bare, 2015).

Diabetes melitus nerupakan sekelompok kelainan heterogeny yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam

darah, glukosa dibentuk di Hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin

yaitu suatu hormone yang diproduksi pancreas, mengendalikan kadar

glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya

(Brunner dan Suddarth, 2017).

2.3.2 Tipe Diabetes Melitus

Ada beberapa tipe diabetes melitus yang berbeda, penyakit ini

dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya.

Klasifikasi diabetes melitus yaitu utama adalah (Friedman, 2012).


32

2.3.2.1 Tipe 1

Diabetes melitus tergantung insulin (insulin dependent diabetic

mellitus atau (IDDM), dapat terjadi disebabkan karena adanya

kerusakan sel-B, biasanya menyebabkan kekurangan insulin

absolut yang disebakan oleh proses autoimun atau idiopatik.

Ummnya penyakit ini berkembang kea rah ketoasidosis diabetic

yang menyebabkan kematian. Diabetes melitus tipe 1 terjadi

sebanyak 5-10% dari semua DM. Diabetes melitus tipe 1

dicirikan dengan onset yang akut dan biasanya terjadi pada usia

30 tahun (Smeltzer dan Bare, 2015).

2.3.2.2 Tipe 2

Diabetes melitus tidak tergantung insulin (non insulin dependent

diabetes mellitus atau NIDDM), dapat terjadi karena kerusakan

progresif

Sekretorik insulin akibat resistensi insulin. DM tipe 2 juga

merupakan salah satu gangguan metabolic dengan kondisi yang

diproduksi insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak cukup

jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di jaringan tidak berespon

terhadap insulin tersebut.

2.3.2.3 Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan sindrom

lainnya.

Penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan kadar

gula darah akibat efek genetik kerja insulin, penyakit eksorkin,

pankreas, endokrimopati, karena obat atau zat kimia, infeksi,


33

sebab imunologi yang jarang sindrom genetik lain yang berkaitan

dengan DM

2.3.2.4 Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes mellitus atau

GDM).

Penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan kadar

gula darah yang terjadi pada wanita hamil, biasanya terjadi pada

usia 24 minggu masa kehamilan, dan setelah melahirkan, gula

darah kembali Nirmal.

2.3.3 Etiologi

Etiologi Diabetes Melitus menurut Hasdianah, H.R (2012).

2.3.3.1 Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes ini ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas.

Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan

(misalnya infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel

beta.

a. Faktor genetik.

Penderita diabetes tifdak mewarisi diabetes melitus tipe 1 itu

sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan

genetik kearah terjadinya diabetes melitus tipe 1.

b. Faktor imunologi.

Pada diabetes melitus tipe 1 terdapat bukti adanya suatu

respon autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal

dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan

cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap

seolah-olah jaringan asing.


34

c. Faktor lingkungan.

Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan

faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta.

Sebagai contoh hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa

virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang

menimbulkan destruksi sel beta.

2.3.3.2 Diabetes Melitus tipe 2

Mekanisme yang tepat menyebabkan resistendi insulin dan

gangguan sekresi insulin pada diabetes melitus tipe 2 masih

belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang

peranan dalam prose terjadinya resistensi insulin. Selain itu

terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan

dengan proses terjadinya diabetes melitus tipe 2, antara lain :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas

65 tahun.

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispanik serta

penduduk asli Amerika Serikat tertentu memiliki kemungkinan

yang lebih besar untuk terjadinya diabetes melitus tipe

2dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika) Friedman,

2012.

2.3.4 Manifestasi klinis

Adanya penyakit diabetes melitus ini pada awalnya seringkli tidak

dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Manifestasi klinis diabetes


35

melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin. Jika

hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka

timbul glikosuria. (Price dan Wilson, 2012).

Gejala dan tanda-tanda diabetes melitus digolongkan menjadi 2 yaitu

gejala akut dan gejala kronik (PERKENI, 2015).

2.3.4.1 Gejala akut penyakit Diabetes melitus

Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap penderita, bahkan

mungkin tidak menunjukan gejala apa pun sampai saat

tertentu. Permulaan gejala yang ditunjukan meliputi serba

banyak yaitu banyak makan (polifagia), banyak minum

(polidipsia), dan banyak kencing (poliuria).

1.3.4.2 Gejala kronik penyakit Diabetes melitus

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM adalah

kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk

jarum, rasa tebal di kulit, kram, mudah mengantuk, mata kabur,

biasanya sering ganti kacamata, gatal di sekitar kemaluan

terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas,

kemampuan seksual menurun, dan para ibu hamil sering

mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan,

atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (PERKENI, 2015).

2.3.5 Komplikasi

Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien Diabetes

melitus tipe 2 akan menyebakan berbagai komplikasi. Komplikasi DM

tipe 2 terbagi menjadi dua berdasarkan lama terjadinya yaitu

komplikasi akut dan komplikasi kronik (Smeltzer & PERKENI, 2015).


36

1.3.5.1 Komplikasi akut

2.3.5.1.1 Ketoasidosis diabetik (KAD)

KAD merupakan komplikasi akut DM yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi

(300-600 mg/dL), disertai dengan adanya tanda dan

gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat.

Osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/Ml)

dan terjadi penomgkatan anion gap (PERKENI,

2015).

2.3.5.1.2 Hiperosmolar non ketotik (HNK)

Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah

sangat tinggi (600-1200 mg/Dl), tanpa tanda dan

gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat

meningkat (330-380 mOs/ML), plasma keton (+/-),

anion gap normal atau sedikit meningkat

(PERKENI, 2015).

2.3.5.1.3 Hipoglikemia

Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar

glukosa darah. Pasien DM yang tidak sadarkan diri

harus dipikirkan mengalami keadaan hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia terdiri dari banyak keringat,

gementar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan

kesadaran menurun sampai koma (PERKENI,

2015).
37

2.3.5.2 Komplikasi kronik

Komplikasi jangka panjang menjadi lebih umum terjadi pada

pasien diabetes melitus saat ini sejalan dengan penderita

Diabetes melitus yang bertahan hidup lebih lama. Penyakit

diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama

akan menyebabkan terjadinya komplikasi kronik.

Kategori umum komplikasi jangka panjang terdiri dari:

2.3.5.2.1 Komplikasi makrovaskuler

Komplikasi makrovaskuler pada pasien diabetes

melitus terjadi akibat aterosklerosis dari pembuluh-

pembuluh darah besar, khususnya arteri akibat

timbunan plak atheroma.

2.3.5.2.2 Komplikasi mikrovaskuler

Komplikasi mikrovaskuler terjadi akibat penyumbatan

pada pembuluh darah kecil khususnya kapiler yang

terdiri dari retinopati diabetik dan nefropati diabetik.

2.3.6 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas

hidup penderita diabetes melitus meliputi :

2.3.6.1 Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM,

memperbaiki kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi

akut.

2.3.6.2 Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat

progresivitas penyulit mikriangiopati dan makroangiopati.


38

2.3.6.3 Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan

mortalitas DM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat

badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak dalam darah),

melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.

Tatalaksana diabetes melitus terangkum dalam 4 pilar

pengendalian diabetes.

Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu :

2.3.6.3.1 Edukasi

Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk

penyakit diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko

diabetes melitus, proses terjadinya diabetes melitus,

gejala diabetes melitus, komplikasi diabetes melitus,

serta pengobatan diabetes melitus, penderita

diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya

pengendalian diabetes melitus, meningkatkan

kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan

diabetes melitus.

2.3.6.3.2 Pengaturan makan (Diet)

Pengaturan makan pada penderita diabetes melitus

bertujuan untuk mengedalikan gula darah, tekanan

darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal.

Dengan demikian, komplikasi diabetes melitus dapat

dihindari.
39

2.3.6.3.3 Olahraga

Pengendalian kadar gula darah, lemak darah, serta

berat badan ideal juga membutuhkan aktivitas fisik

teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek

sangat baik meningkatkan sensivitas insulin pada

tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes

melitus lebih mudah dicapai.

2.3.6.3.4 Obat atau Terapi Farmakologi

Obat oral atau obat suntikan perlu diresepkan pada

dokter apabila gula darah pasien tetap tidak terkendali

setelah 3 bulan. Penderita mencoba menerapkan

gaya hidup sehat. Obat juga digunakan atas

pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu.

2.4 Konsep Teori Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus

2.4.1 Pengertian

Nutrisi pada pasien diabetes melitus merupakan asupan makanan

yang dikaitkan dengan kebutuhan diit tubuh pada pasien diabetes

melitus sehingga menjaga ketidaksabilan gula darah agar tetap normal

(Sulistyowati, 2010).

2.4.1.1 Sukrosa

Bukti ilmiah menunjukan bahwa penggunaan sukrosa sebagai

bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol

glukosa darah pada individu dengan diabetes melitus tipe 1 dan

2. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih

banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai


40

satu-satunya zat gizi yang dapat diberikan pada pasien

diabetes melitus. Makanan yang mengandung sukrosa seperti

buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

2.4.1.2 Pemanis

Fruktosa menaikan glukosa plasma lebih kecil dari pada

sukrosa dan kebanyakan karbohodrat jenis tepung-tepungan.

Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai

bahan pemanis pada diet diabetes (Hidayat, 2010). Makanan

yang mengandung fruktosa alami yang bisa ditemukan dari

beberapa jenis buah, sayuran seperti apel, pisang, alpukat.

2.4.2 Jenis-jenis nutrisi

2.4.2.1 Protein

Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang

kuat tentang asupan protein orang dewasa dengan diabetes

melitus. Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10%

sampai 12% energi dari protein total. Menurut consensus

pengelolaan diabetes melitus di Indonesia tahun 2006,

kebutuhan protein untuk penyandang diabetes melitus juga 10-

20% energi

2.4.2.2 Total lemak

Asupan lemak juga dianjurkan <7% energi dari lemak jenuh

dan tidak lebih 10% energi dari lemak ganda, sedangkan

selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan

lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. Apabila

peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti


41

anjuran diet dislipidemia tahap 2 yaitu <7% energi total dari

lemak jenuh, dan kandungan kolesterol 200 mg/hari.

2.4.2.3 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utana tubuh.

Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang

kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa akan

disimpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glokogen.

2.4.2.4 Vitamin

Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh

dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh.

Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena

fungsinya sebagai katalisator.

2.4.2.5 Mineral

Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena

perannya sebagai dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin

tidak menghasilkan energi, tetapi merupakan elemen kimia

yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.

2.4.2.6 Air

Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam

kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari sekitar 2 liter air masuk

ketubuh kita melalui minum, sedangkan cairan digresif yang

diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan.


42

2.4.3 Masalah Yang Timbul Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan terdiri atas kekurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, hipertensi, jantung coroner,

kanker, anoreksia nervosa. (Sulistyowati, 2010).

2.4.3.1 Gangguan kebutuhan nutrisi

a. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami

seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau

risiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan

asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

b. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat

badan akibat asupan nutrisi kebutuhan metabolism

secara berlebihan.

2.4.3.2 Obesitas

Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang mencapai

lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisi adalah

melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam

penggunaan kalori.

2.4.3.3 Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan

sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah

dengan asupan makanan yang tidak cukup.


43

2.4.3.4 Diabetes melitus merupakan gangguan nutrisi yang sering

ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat

akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat serta

berlebihan.

2.4.3.5 Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan

oleh barbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti

penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium,

dan gaya hidup yang berlebihan.

2.4.3.6 Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang

sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan

merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami

karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,

obesitas.

2.4.3.7 Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

disebabkan oleh pengosumsian lemak berlebihan.

2.5 Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus

2.5.1 Pola Makan pada Diabetes Melitus

Menurut Waspadji (2007) mengutip pendapat Joslin (1952) dari

Medical Centre Institute, dalam pengaturan diet pada penderita

Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada

penatalaksanaan Diabetes Melitus yang lebih dikenal dengan istilah 3J

(Jenis, jumblah, Jam).

2.5.2 Manfaat Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Melitus

a. Untuk menurunkan kadar gula dalam darah

b. Menurunkan kadar gula dalam air kencing


44

c. Menstabilkan aktivitas sistem tubuh

d. Aturan makan untuk pasien Diabetes Melitus

Terdapat 3J dalam aturan makan pada penderita diabetes.

2.5.2.1 Jenis

Penderita diabetes melitus harus memilihi jenis makanan

dengan tepat. Hindari makanan yang mengandung gula atau

jenis karbohidrat sederhana, seperti makanan manis, madu,

gula, susu kental manis. Tetapi bukan berarti harus

menghindari karbohidrat sama sekali. Tubuh tetap

membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama.

Tubuh memerlukan karbohidrat sebanyak 50% dari total

kebutuhan kalori. Tetapi, pilihlah jenis karbohidrat kompleks

dan mengandung banyak serat. Seperti nasi merah atau roti

yang terbuat dari gandum utuh, namun hindari makanan yang

mengandung lemak jenuh dan lemak trans, seperti goregan

dan fast food. Jangan lupa untuk perbanyak serat dan kurangi

konsumsi natrium yang ada didalam garam serta makanan

kemasan. Hal ini akan membuat seseorang terhindar dari

resiko penyakit jantung.

2.5.2.2 Jumlah

Setiap orng sebenarnya harus mengonsumsi makanan dengan

jumblah yang sesuai kebutuhannya. Kebutuhan kalori setiap

orang akan berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, kondisi

kesehatan, berat badan, dan tinggi badan. Seseorang bisa tahu


45

berapa kebutuhan kalori per hari yang lebih mendetail dengan

berkonsultasi pada ahli gizi.

2.5.2.3 Jam

Selain jenis dan jumlah, harus mengatur jam makan setiap hari.

Buat jadwal makan, sehingga setiap hari memiliki jam makan

yang sama. Misalnya, sarapan pagi jam 6 pagi, cemilan jam 10

pagi, makan siang jam 12 pagi, cemilan jam 4 sore, dan makan

malam jm 7 malam. Sebenarnya, hal itu bisa disesuaikan

dengan jadwal dan kegiatan masing- masing. Yang terpenting

adalah makan di jam yang sama setiap hari. Aturan makan

untuk diabetes ini akan membuat seseorang menjadi ingat dan

mempermudah proses pencernaan, karena selalu terjadi di jam

yang sama.

Misalnya saja setiap dihitung, kebutuhan kalori dalam sehari

adalah 1900-2000 kalori. Maka berikut adalah conto menu yang

bisa diterapkan dalam satu hari, sesuai dengan kebutuhan

1900-2000 kalori:

1) Sarapan (06.00-07.00)

a. Makanan pokok: 1,5 porsi setara dengan nasi 150 gram

atau roti tawar dua potong (180gr)

b. Lauk hewani: satu porsi setara dengan daging ikan atau

satu telur ayam

c. Lauk nabati: setengah porsi setara dengan satu potong

kecil tahu

d. Sayur: satu porsi atau setara dengan 100 gram sayur


46

2) Makan siang (12.00-13.00)

a. Makanan pokok: dua porsi setara dengan nasi 200 gram

atau bihun (100gr)

b. Lauk hewani: satu porsi setara dengan daging ikan atau

satu telur ayam

c. Lauk nabati: satu porsi setara dengan satu potong tahu

atau satu potong tempe

d. Sayur: satu porsi atau setara dengan 100 gram

3) Makan malam (18.00-19.00)

a. Makanan pokok: dua porsi setara dengan nasi 200 gram

atau bihun (100gr)

b. Lauk hewani: satu porsi setara dengan daging ikan atau

satu telur ayam negeri

c. Lauk nabati: satu porsi setara dengan satu potong tahu

atau satu potong tempe

d. Sayur: satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran.

4) Cemilan (10.00, 16.00, 21.00)

a. Makanlah cemilan pada 10 pagi, 4 sore dan sebelum tidur

b. Pilihlah cemilan yang berserat seperti buah-buahan, bisa

mengonsumsi buah sebanyak 50 gram, contonya 1 buah

pisang.

2.6 Edukasi Kesehatan (Health Education )

2.6.1 Pengertian

Edukasi kesehatan atau Health education adalah kegiatan pendidikan

yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan


47

keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti

tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan (Suliha, 2010).

2.6.2 Tujuan Edukasi Kesehatan

Memberikan informasi/latihan kepada masyarakat dengan mampu

memahami situasi

Kesehatan yang dihadapi dan mampu mengambil keputusan dalam

memilih cara terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan yang

dihadapi dan meningkatkan kesehatan dengan tujuan utama yaitu

peningkatan kesehatan, preventif, kuratif dan rehabilitative (Nursalam

& Efendi, 2008).

2.6.3 Prinsip Edukasi Kesehatan

2.6.3.1 Kontinuitas yaitu penekanan berulang pada materi yang

penting

2.6.3.2 Sequence: Memperhatikan urutan materi sesuai dengan

kemampuan peserta

2.6.3.3 Interpretation perpaduan berbagai aspek dalam

mendemonstrasikan materi secara menyeluruh.

2.6.4 Prinsip penyuluhan yang efektif

2.6.4.1 Memilih starategi belajar yang tepat

Penyusunan program pengajarn (SAP dan materi penyuluhan )

secara tertulis untuk diimplementasikan.

1.6.4.2 Penempatan lingkungan belajar yang tepat

a. Persiapan kondisi fisik

1). Posisi presenter


48

2). Penerangan dan suhu ruangan

3). Alat pengeras suara (microphone TOA)

b. Persiapan kondisi interpersonal

c.Kondisi organisasi : aspek Diabetes Melitusinistrasi (panitia,

penyusunan, jadwal, membuat pengumuman, poster, media

penyuluhan, dan lain-lain

d. Perorganisasian pengalaman belajar

1). Pengorganisasian materi inti proses pembelajaran dan konsep

sederhana ke ide/uraian yang lebih kompleks

2). Rancangan penyajian sesuai kemampuan peserta dan interval

waktu yang cukup untuk meberikan kesempatan kepada peserta

dalam menyerap materi

e. Motivasi partisipasi peserta akan pembelajaran

1). Memberi kesempatan bertanya

2). Meminta pendapat tentang materi

3). Melakukan evaluasi dan feedback

4).Memberikan kuis, test, tugas kelompok dan check list


BAB 3

METEDOLOGI PENULISAN

3.1 Rencana Studi Kasus

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena

(Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Pada

Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Diabetes Melitus Melalui Edukasi

Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Taar.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah subjek yang ditujukan untuk diteliti oleh peneliti

atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arkunto,

2010). Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 keluarga dengan salah satu

anggota keluarga menderita diabetes melitus.

Adapun kriteria pada subjek studi kasus dalam penelitian ini, yaitu:

3.2.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh

masing-masing anggota populasi keluarga yang akan dijadikan sampel

(Notoatmodjo, 2010), antara lain:

3.2.1.1 Anggota keluarga yang bersedia menjadi responden

3.2.1.2 Salah satu anggota keluarga yang menderita diabetes melitus

di Wilayah Kerja Puskesmas Taar

3.2.1.3 Mampu berkomunikasi dengan benar

49
50

3.2.1.4 Mampu membaca dan menulis

3.2.2 Kriteris eksklusi

Kriteria eklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak

bisa dijadikan sebagai sample penelitian (Notoatmodjo, 2010), antara

lain:

3.2.2.1 pasien DM yang tidak bersedia menjadi responden

3.2.2.2 pasien DM yang tidak bersedia dilakukan intervensi

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah memberi Asuhan Keperawatan

Pada Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Diabetes Melitus Melalui

Edukasi Kebutuhan Nutrisi.

3.4 Defenisi Operasional

3.4.1 Asuhan keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan

perawat yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi untuk

mengatasi masalah diabetes melitus

3.4.2 Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai

peran masoing-masing yang merupakan bagian dari keluarga

3.4.3 Diabetes melitus adalah salah satu penyakit dengan gejala dan

merupakan salah satu masalah bagi kesehatan keluarga

3.4.4 Kebutuhan Nutrisi pada pasien diabetes melitus adalah kebutuhan

makan dan minum pada pasien diabetes melitus

3.4.5 Edukasi adalah kegiatan kesehatan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat


51

tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian

3.5.1 Waktu

Rencana penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agusrus 2022

3.5.2 Tempat

Rencana akan dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Taar.

3.6 Jenis Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data

primer dan sekunder.

3.6.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pasien dengan

menggunakan Teknik:

1.6.1.1 Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara

peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010).

3.6.1.2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis baik secara lansung maupun secara tidak

langsung pada tempat yang diamati (Suardeyasasri, 2010).

3.6.1.3 Pemeriksaan fisik


52

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh yang dapat

menentukan adanya kalainan-kelainan dari suatu sistim atau

suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba

(palpasi), mengetuk (perkusi), dan mendengar (auskultasi)

(Raylene M. Respond, 2010).

3.6.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan medis,

catatan keperawatan, dan data penunjang lainnya.

3.7 Penyajian Data

Dalam penelitian ini, analisa data dilakukan dengan cara mengukur secara

sistematis pedoman pengkajian, selanjutnya memproses data dengan

tahapan Pengkajian, Analisa Data, Diagnose Keperawatan, Intervensi

Keperawatan, Implementasi Keperawatan, Dan Evaluasi. Penyajian data

dalam penelitian ini secara naratif.

3.8 Etika Studi Kasus

Menurut Notoatmodjo (2010), masalah penelitian keperawatan sangat

penting karena penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia,

sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

3.8.1 Infomen concent (Lembar Pesetujuan)

Infomen concent merupakan lembaran persetujuan yang akan di teliti

agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila responden

tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak-hak responden.

3.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)


53

Untuk menjaga kerahasiaan nama responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden dan hanya menulis kode pada

lembar pengumpulan data.

3.8.3 Confedentialiy (Kerahasiaan)

Semua informasi yang sudah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada

pihak yang terkait dengan peneliti.


BAB 4

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian


Penelitian Dilakukan di Puskesmas Taar pada tangggal 04-06 Juli 2022.

Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas sebanyak 40 orang terdiri dari:

1 orang dokter, perawat 19 orang, bidan 6 orang, kesehatan masyarakat

3 orang, gizi 3 orang, farmasi 2 orang, kesehatan lingkungan 2 orang,

administrasi 1 orang, cs 1 orang.

4.1.2 Pengkajian
4.1.2.1 Indentitas kepala keluarga
Tabel 4.1.2.1 Identitas Kepala Keluarga diabetes melitus
Pasien 1 Pasien 2
Tangaal-04-Juli-2022 Tanggal-04-Juli-2022
1. Nama : Tn O.U 1. Nama : Tn D.R
Umur : 58 tahun Umur : 49 tahun
Agama : Protestan Agama : Protestan
Suku : Kei Suku : Kei
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petasi Pekerjaan : Petani
Alamat Desa Taar Alamat : Desa Taar
Identitas Penagung Jawap Identitas Penagung Jawab
2. Nama : Ny O.U 2. Nama : Ny. K.R
Umur : 57 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Protestas Agama : protestan
Suku : Kei Suku : kei
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat :Desa Taar Alamat : Desa Taar
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya:

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai latar belakang pendidikan yang

sama.

54
55

4.1.2.2 Komposisi keluarga


Tabel 4.1.2.2 Komposisi keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Nama : Tn O.U 1. Nama : Tn. D.R
L/P : laki-laki L/P : laki-laki
Usia : 58 tahun Usia : 49
Hub kel : suami Hub kel : suami
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : petani Pekerjaan : petani
Status Kesehatan : sakit Diabetes Status Kesehatan : sakit Diabetes
Melitus Melitus
2. Nama : Ny O.U 2. Nama : Ny K.R
L/P : perempuan L/P : Perempuan
Usia : 57 tahun Usia : 45 tahun
Hub kel : istri Hub kel : istri
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : ibu runag tangga (IRT) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Status Kesehatan : Sehat Status Kesehatan : sehat
3. Nama : An M. U 3. Nama : An A.R
L/P : laki-laki L/P : Perempuan
Usia : 25 tahun Usia : 23 Tahun
Hub kel : anak Hub .klg : Anak
Pendidikan : SMA Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : - Pekerjaan : -
Status Kesehatan : sehat Status Kesehatan : sehat
4. Nama : An C. U 4. Nama : An E.R
L/P : Perempuan L/P : laki-laki
Usia : 22 tahun Usia : 21 tahun
Hub kel : anak Hub kel : anak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : - Pekerjaan : -
Status Kesehatan : sehat Status Kesehatan : sehat
5. Nama : An. J.R
L/P : laki-laki
Usia : 19
Hub kel : anak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Status Kesehatan : sehat
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya:

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai komposisi keluarga yang berbeda

yakni pasien 1 mempunyai 2 orang anak dan pasien 2 mempunyai 3 orang

anak.
56

4.1.1.3 Genogram

Pasien 1

Pasien 2

Ket :
Laki laki :
laki-laki meninggal :
perempuan :
perempuan meninggal :
57

pasien :
4.1.2.4 Tipe keluarga
Tabel 4.1.2.4 Tipe Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1.Tipe keluarga : nuklear family 1. Tipe keliarga : nuklear famili
2.Masalah yang terjadi dengan tipe 2. Masalah yang terjadi dengan tipe
tersebut : terkadang terjadi tersebut terkadang terjadi
pertengkaran antara suami istri pertengkaran antara suami istri
dikarenakan sifat suami karena masalah ekonomi
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai tipe keluarga yang sama yaitu

nuclear family tetapi perbedaanya di masalah yang terjadi dengan tipe

tersebut.

4.1.2.5 Suku bangsa


Tabel 4.1.2.5. Suku bangsa
Pasien 1 Pasien 2
1. Asal suku bangsa : Semua anggota 1. Asal suku bangsa : Semua anggota
keluarga Tn.O.U dari suku kei keluarga Tn.D.R dari suku kei
berbangsa Indonesia berbangsa indonesia

Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai asal suku bangsa yang sama

4.1.2.6 Status sosial dan ekonomi keluarga


Tabel 4.1.2.6 Status sosial dan ekonomi keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Anggota keluarga yang mencari 1. Anggota keluarga yang mencari
nafkah : Tn S.U nafkah : Tn D.R
2. Penghasilan perbulan : 500.000 juta 2. Penghasilan perbulan : 500.000 ribu
perbulan perbulan
3. Harta benda yang dimiliki : Televisi, 3. Harta benda yang dimiliki : Televisi,
kulkan, motor. motor.
4. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap 4. Kebutuhan yang di keluarkan : Rp
bulan : Rp 200.000 300.000
Sumber : data primer 2022

Penjelasaanya :
58

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai status sosial dan ekonomi

keluarga yang berbeda yaitu terdapat pada penghasilan harta benda yang

dimiliki tidak sama yang kebutuhan yang di keluarkan berbeda antara pasien

1 dan pasien 2

4.1.2.7 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Table 4.1.2.7 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
Pasien 1 Pasien 2
1. Taham perkembagan keluarga 1. Taham perkembagan keluarga saat ini :
saat ini : tahap perkembagan tahap perkembagan Tn. D.R termasuk
Tn.O.U termasuk dalam tahap dalam tahap keluarga dengan anak
keluarga dengan anak dewasa dewasa
2. Tahap perkembagan keluarga 2. Tahap perkembagan keluarga yang
yang belum menyeimbangkan belum menyeimbangkan kebebasan
kebebasan dan tangguang jawap dan tangguang jawap untuk anak-anak
untuk anak-anak 3. Riwayat Kesehatan inti:
3. Riwayat Kesehatan inti a Riwayat Kesehatan saat ini bahwa
a. Riwayat Kesehatan saat ini anggota keluarga Tn. D.R
bahwa Tn O.U mempunyai mempunyai madalah Kesehatan
masalah Kesehatan yakni yakni diabtes melitus
diabetes melitus b Penyakit keturunan ; Tn D.R tidak
b. Penyakit keturunan : Tn O.U memiliki penyakit keturunan yang
mempunyai masalah penyakit diwariskan dari orang tuanya.
keturunan yang diwariskan dari c Riwayat masing-masing anggota
omanya sedangkan istrinya keluarga :
tidak memiliki penyakit a) Nama : Ny K.R
keturunan Umur : 45 tahun
c. Riwayat masing-masing Bb : 60 kg
anggota keluarga : Keadaan umum : baik
a) Nama : Ny O.U Masalah Kesehatan : sehat
Umur : 57 tahun b) Nama : An A.R
Bb : 56 kg Umur : 23 Tahun
Keadaan umum : baik Bb : 46 kg
Masalah Kesehatan : sakit Keadaan umum : baik
b) Nama : An M. U Masalah Kesehatan : sehat
Umur : 25 tahun c) Nama : An E.R
Bb : 50 kg Umur : 21 tahun
Keadaan umum : baik Bb : 48 kg
Masalah kes : sehat Keadaan umum : baik
c) Nama : An C. U Masalah Kesehatan : sehat
Umur 21 tahun d) Nama : An J.R
Bb : 52 kg Umur : 19 tahun
Keadaan umum : baik Bb : 45 kg
Masalah kes : sehat Keadaan umum : baik
Masalah Kesehatan : sehat
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :
59

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai pendidikan dan tahap

perkembangan keluarga yang berbeda-beda.

4.1.2.8 lingkungan Rumah Keluarga


Table 4.1.2.8 Lingkungan Rumah Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Karakter rumah 1. Karakter rumah
a Lingkungan rumah : 9x12 m2 a Lingkungan rumah : 9x16 m2
b Tipe rumah : permanen b Tipe rumah : permanen
c Kepemilikan : pribadi c Kepemilikan : pribadi
d Jumblah kamar : 3 kamar d Jumblah kamar : 4 kamar
e Ventilasi jendela : cukup e Ventilasi jendela : cukup dengan
dengan terdapat ventilasi di terdapat ventilasi di setiap kamar
setiap kamar dan ruangan lain dan ruangan lain
f Pemanfaatan ruangan : baik f Pemanfaatan ruangan : baik
g Sumber air : mengunakan g Sumber air : perigi dan air hujan
sumur h Kamar mandi : terdapat 2 kamar
h Kamar mandi : 2 kamar mandi mandi
menyatu dengan wc i Sampah : pembuangan di angkut
i Sampah : pembuangan di dengan mobil sampah
angkut oleh mobil sampah j Mobilisasi geografi keluarga : Tn
j Mobilisasi geografi keluarga : D.R sebelumnya tidak pernah
keluarga Tn. S.U sebelumnya berpindah tempat tinggal
tidak pernah berpinda tempat
tinggal
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :

Pada pengkajian keluarga terdapat perbedaan yaitu luas rumah antara

pasien 1 dan pasien 2

4.1.2.9. Struktur keluarga


Tabel 4.1.2.9. Struktur keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Pola komunikasi keluarga : di 1. pola atau cara komunikasi keluarga:
antara anggota keluarga terbina diantara keluarga terbina hubungan
hubungan yang harmonis keluarga yang cukup baik

2. Struktur kekuatan keluarga : 2. Sruktur kekuatan keluarga :


merupakan nuklear family terdiri merupakan nuklear family terdiri dari
dari ayah ibu dan anak-anak ayah ibu dan anak-anak
3. Struktur peran keluarga : 3. struktur petan keluarga :
a. Tn O.U a. Tn D.R
a) Peran informal : Tn S.U a) Peran informal Tn D.R sebagai
sebagai orang yang di orang yang di hormati dan
hormati dan seorang yang sebagai pengambilan
mengambil keputusan keputusan
b) Peran formal : menjadi b) Peran formal : menjadi kepala
60

kepala keluarga, suami, keluarga,suami, ayah.


ayah b. Ny K.R
b. Ny O.U a) Peran informal : Ny K.R
a). Peran informal : sebagai sebagai oaran penyayang
orang penyanyang terhadap terhadap suami dan anak-
suami dan anak-anaknya anaknya
b). Peran formal : sebagai ibu b) Peran formal : sebagai ibu
rumah tangga, istri dan ibu. rumah tangga istri dan ibu
c. An M.U c. An A.R
a) peran informal : sebagai anak a) peran informal : sebagai anak
pertama pertama
b) peran formal : sebagai b) peran formal : An E.K berperan
pelindung sebagai pelindung
d. An C.U d. An E.R
a). Peran informal : sebagai a) peran informal : sebagai anak
anak kedua kedua
b). Peran formal : sebagai b) peran formal : An E.K berperan
penghibur sebagai pelindung
e. An J.K
a) peran informal : sebagai anak
ketiga
b) peran formal : sebagai
penghibur
4. nilai dan norma keluarga : nilai dan 4. nilai dan norma keluarga : nilai dan
norma yang berlaku dalam norma yang berlaku dalam keluarga
keluarga menyesuaikan dengan dalam keluarga menyesuaikan
ajaran agamanya dengan ajaran agamanya
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :

Antara pasien 1 dan pasien 2 terdapat perbedaan pada struktur kekuatan

dalam anggota keluarga yaitu pasien 1 mempunyai 2 orang anak dan pasien

2 mempunyai 3 orang anak.

4.1.2.10. Fungsi keluarga


Tabel 4.1.2.10. Fungsi Keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Fukgsi afektif : keluarga cukup 1. fungsi afektif : dalam keluarga saling
rukun dan perhatian dalam mendukung antara suami dan istri
membina hubungan saling percaya
2. Fungsi sosial: 2. Fungsi sosial:
a Kerukunan hidup dalam a. Kerukunan hidup dalam keluarga:
keluarga: rukunan terjaga kerukunan terjaga dengan baik
dengan baik b. Interaksi berhubungan dalam
b Interaksi berhubungan dalam keluarga: interaksi dalam
keluarga: interaksi keluarga baik
berhubungan dengan keluarga c. Anggota keluarga yang dominan
sangat baik dalam mengambil keputusan
c Anggota keluarga yang adalah Tn D.R
dominan dalam mengambil d. Kegiatan di waktu luang:
61

keputusan: Tn. S.U berkumpul dengan keluarga


sebelumnya berkomunikasi
dengan istri
d Kegiatan keluarga waktu
luang: menghabiskan waktu
bersama anak-anaknya
3. Fungsi perawatan Kesehatan 3. Fungsi perawatan kesehatan:
a Mengenal masalah a Mengenal masalah kesehatan:
Kesehatan : Tn O.U Tn D.R mengatakan bebelum
mengatakan belum mengetahui pola nutrisi terkait
mengetahui nutrisi tentang penyakit yang di deritanya. Tn
penyakit yang di derita dan D.R mengatakan sudah
belum mengerti bagaimana menderita penyakit ini 10
cara mengatur pola makan. bulan yang lalu
Pasien mengatakan sudah b Mengambil keputusan
menderita penyakit ini 8 bulan mengenai tindakan yang tepat:
yang lalu keluarga Tn D.R saat ada
b Mengambil keputusan anggota keluarga yang sakit
mengenai Tindakan yang seperti batuk, pilek, demam
tepat, keluarga Ny O.U saat mereka langsung pergi ke
ada anggota keluarga yang Puskesmas untuk berobat.
sakit ringan seperti batuk, flu, c Kemampuan merawat anggota
demam pasien di antar keluarga yang sakit: keluarga
keluarga langsung pergi ke Tn.D.R belum mengerti
puskesmas. bagaimana cara merawat
c Kemampuan merawat anggota anggota keluarga yan sakit
keluarga yang sakit : keluarga Diabetes Melitus.
Tn. O.U belum mengerti d Memelihara lingkungan rumah
bagaimana cara merawat yang sehat: lingkungan rumah
anggota keluarga yan sakit. Tn D.R terlihat bersih dan rapi.
d Memelihara lingkungan rumah e Menggunakan pelayanan
yang sehat : lingkungan rumah kesehatan: Tn D.R
Tn O.U terlihat tertata dengan mengatakan jika ada keluarga
baik yang sakit mereka akan pergi
e Menggunakan pelayanan ke Puskesmas untuk
Kesehatan di masyarakat : Tn melakukan pengobatan.
O.U mengatakan jika ia
merasa badannya sangat
lemas baru baru ia pergi ke
puskesmas, tetapi jika hanya
sakit biasa maka mereka
melakukan pengobatan sendiri
di rumah.
4. Fungsi reproduksi : Tn. O.U 4. Fungsi reproduksi: keluarga Tn.
dan Ny. O.U tidak memikirkan D.R sudah tidak mau untuk
untuk memiliki anak memiliki keturunan lagi di
dikarenakan usia karenakan usia mereka sudah
beranjak tua.
5. Fungsi ekonomi : TN O.U 5. Fungsi ekonomi: Tn D.R bekerja
bekerja sebagai petani untuk sebagai seorang petani untuk
memenuhi kebutuhan rumah memenuhi kebutuhan keluarganya
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :
62

Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai fungsi keluarga yang berbeda-

beda yaitu terletak pada fungsi afektif, fungsi sosial. Sehingga dapat

mempengaruhi dalam keluarga masing-masing.

4.1.2.11. Stress dan koping keluarga


Tabel 4.1.2.11. Stress dan koping keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Stressor jangka pendek : 1. Stessor jangka pendek: keluarga Tn
keluarga Tn O.U ingin anak-anak D.R ingin agar anak-anaknya selalu
selalu sehat. sehat
2. Stressor jangka Panjang : 2. Stressor jangka panjang: keluarga
keluarga Tn O.U berharap Tn D.R berharap ke depannya
kedepannya anak-anaknya bisa anaknya menjadi anak yang baik,
menjadi anak yang mandiri dan dan bisa membanggakan kedua
sukses orang tua mereka
3. Respon keluarga terhadap 3. Respon keluarga terhadap Stressor:
stressor: jika ada masalah keluarga Tn D.R selalu
keluarga menyelesaikan secara menyelesaikan masalah bersama
terbuka atau berunding dengan istrinya
bermusyawarah dan mengambil 4. Strategi koping: Tn D.R dan istrinya
keputusan dalam keluarga adalah selalu berdiskusi jika terjadi masalah
suami. di dalam keluarga.
4. Strategi koping: menyelesaikan
secara terbuka atau berunding
bermusyawarah dan mengambil
keputusan
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :
Antara pasien 1 dan pasien 2 mempunyai stressor dan koping keluarga yang

berbeda-beda yaitu terletak pada stressor jangka Panjang yaitu pasien 1

menginginkan agar anak-anaknya hidup mandiri dan sukses pada pasien 2

menginginkan agar anaknya menjadi anak yang baik, dan bisa

membanggakan kedua orang tua.

4.1.2.12. Harapan keluarga


Tabel 4.1.2.12. Harapan keluarga
Pasien 1 Pasien 2
1. Terhadap masalah kesehatan: Tn 1. Terhadap masalah kesehatan:
O.U berharap agar ia bisa keluarga Tn.D.R berharap agar
sembuh dan anak-anaknya tidak keluarganya tidak mengalami penyakit
63

lagi mengalami penyakit yang yang sama yang di derita olehnya dan
sama yang di derita olehnya akan lebih waspada serta menjaga
2. Petugas kesehatan yang ada: kebersihan dan kesehatan di
keluarga Tn O.U berharap agar lingkungannya.
petugas kesehatan yang ada 2. Petugas kesehatan yang ada:
mampu memberikan pelayanan keluarga Tn D.R berharap agar
kesehatan yang baik dan sama petugas kesehatan yang ada mampu
rata tidak membeda-bedakan memberikan pelayanan kesehatan
berdasarkan status sosial yang baik dan sama rata tidak
ekonomi membeda-bedakan berasarkan status
sosial.
Sumber : data primer 2022

Penjelasannya :

Antara pasien 1 dan pasien 2 memiliki harapan yang sama yaitu selalu

berharap agar anggota keluarganya tidak mengalami penyakit yang sama

yang di derita oleh mereka


64

4.1.2.13 Pemeriksaan Fisik


Tabel 4.1.2.13 Pemeriksaan Fisik
Subjek 1
No Jenis Nama anggota keluarga Nama anggota Nama anggota Nama anggota keluarga
pemeriksaan keluarga keluarga
Pasien Tn D.O Istri Ny O.U An M.U An C.U
1 Kesadaran Komposmentis Composmentis Composmentis Composmentis
2 TTV :

TD 130/90 mmhg 130/90 mmHg 120/90 mmHg 120/70 mmHg

Suhu 36,50c 36,50C 36, 70C 36, 5 0C

Nadi 39X /menit 95 x/m 88 x/m 86 x/m

Pernafasan 20x / menit 20 x/m 20 x/m 20 x/m

3 BB dan 60 Kg 56 kg 50 kg 52 kg
TB 170 cm 160 cm 170 cm 172 cm
4 Kepala Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Bentuk simetris, rambut kepala Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, rambut
berwarna hitam, kulit kepala rambut kepala rambut kepala kepala berwarna hitam,
bersih. berwarna hitam, berwarna hitam, kulit kulit kepala bersih.
kulit kepala kepala bersih.
Palapasi: bersih. Palpasi:
Tidak terdapat benjolan di Palapasi: Palpasi: Tidak terdapat benjolan di
kepala Tidak terdapat Tidak terdapat kepala.
benjolan di benjolan di kepala.
kepala
65

5 Mata Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


Sklera berwarna kemerahan, Sklera Sklera berwarna Sklera berwarna putih,
konjuktiva tidak anemis. berwarna putih, putih, konjukiva tidak konjuktiva tidak anemis.
konjuktiva tidak anemis.
anemis.
6 Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tidak terdapat kelenjar getah Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat kelenjar
bening. kelenjar getah kelenjar getah getah bening.
bening. bening.
Palpasi: Palpasi:
Tidak terdapat benjolan. Palpasi: Palpasi: Tidak terdapat benjolan.
Tidak terdapat Tidak terdapat
benjolan. benjolan.
7 Telinga Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Bentuk simestris, terdapat Bentuk Bentuk simetris, Bentuk simetris, bersih,
sedikit kotoran, ada serumen. simestris, bersih, tidak ada tidak ada serumen.
bersih, tidak serumen.
ada serumen.
8 Mulut Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Lembab, tidak ada stomatitis. Lembab, tidak Lembab, tidak ada Lembab, tidak ada
ada stomatitis. stomatitis. stomatitis
9 Hidung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tampak bersih, tidak terdapat Tampak bersih, Tampak bersih, tidak Tampak bersih, tidak
lesi. tidak terdapat terdapat lesi. terdapat lesi.
lesi.
12 Abdomen Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tidak terdapat pembesaran Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat pembesaran
pada perut. pembesaran pembesaran pada pada perut.
Palpasi: pada perut. perut. Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, Palpasi: Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan,
tidak terdapat benjolan. Tidak terdapat Tidak terdapat nyeri tidak terdapat benjolan.
nyeri tekan, tekan, tidak terdapat
tidak terdapat benjolan.
benjolan.
66

13 Kulit Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


Kulit berwarna saomatang dan Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna saomatang
tidak kering. saomatang dan saomatang dan tidak dan tidak kering.
Palpasi: tidak kering. kering. Palpasi:
Turgor kulit elastis. Palpasi: Palpasi: Turgor kulit elastis.
Turgor kulit Turgor kulit elastis.
elastis.
14 Ekstremitas Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tidak ada odema Tidak ada Tidak ada odema. Tidak ada odema.
odema

Subjek 2
Jenis Nama anggota Nama anggota Nama anggota Nama anggota Nama anggota keluarga
pemeriksaan keluarga keluarga keluarga keluarga
No Pasien Tn D.R Istri Ny K.R An 1 A.R An 2 E.R An 3 J.R
1 Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
2 TTV :

TD 120/80 mmhg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
36, 8 0C 36, 5 0C 36, 7 0C
Suhu 360c
96 x/m 88 x/m 36, 6 0C
Nadi 96 x/ Menit 90 x/m
95 x/m
Pernafasan 20x/ Menit 20 x/m 20 x/m 20 x/m
20 x/m
3 BB dan 60 Kg 60 kg 46 kg 48 kg 45 kg
TB 175 Cm 162 cm 165 cm 160 cm 155 cm
4 Kepala Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Bentuk simetris, Bentuk simetris, rambut
Bentuk simetris, rambut Bentuk simetris,
rambut kepala kepala berwarna hitam,
kepala berwarna putih, rambut kepala
berwarna hitam, kulit kulit kepala bersih.
kulit kepala bersih. berwarna hitam,
67

kulit kepala bersih. kepala bersih.


Palapasi: Palpasi:
Tidak terdapat benjolan Palapasi: Palpasi: Tidak terdapat benjolan di
Tidak terdapat Tidak terdapat kepala.
di kepala
benjolan di kepala benjolan di kepala.
5 Mata Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Sklera berwarna Sklera berwarna Sklera berwarna Sklera berwarna Sklera berwarna putih,
kemerahan, konjuktiva putih, konjuktiva putih, konjuktiva putih, konjuktiva tidak konjuktiva tidak anemis.
tidak anemis tidak anemis. tidak anemis. anemis.
6 Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tidak terdapat kelenjar Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat kelenjar
getah bening. kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah getah bening.
Palpasi: bening. bening. bening. Palpasi:
Tidak terdapat Palpasi: Palpasi: Palpasi: Tidak terdapat benjolan
benjolan. Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
benjolan. benjolan. benjolan.
7 Telinga Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Bentuk simestris, Bentuk simestris, Bentuk simestris, Bentuk simestris, Bentuk simestris, bersih,
bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada tidak ada serumen.
serumen. serumen. serumen. serumen.
8 Mulut Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Lembab, tidak ada Lembab, tidak ada Lembab, tidak Lembab, tidak ada Lembab, tidak ada
stomatitis stomatitis ada stomatitis stomatitis. stomatitis
9 Hidung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tampak bersih, tidak Tampak bersih, Tampak bersih, Tampak bersih, tidak Tampak bersih, tidak
terdapat lesi tidak terdapat lesi. tidak terdapat terdapat lesi terdapat lesi
lesi.
12 Abnomen Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
pembesaran pada pembesaran pada pembesaran pembesaran pada pembesaran pada perut.
perut. perut. pada perut. perut. Palpasi:
Palpasi: Palpasi: Palpasi: Palpasi: Tidak terdapat nyeri
Tidak terdapat nyeri Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
tekan, tidak terdapat nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak tekan, tidak terdapat benjolan.
68

benjolan. terdapat benjolan. terdapat benjolan.


benjolan.
13 kulit Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna
saomatang dan kering, saomatang dan saomatang dan saomatang dan tidak saomatang dan tidak
terdapat bitnik hitam tidak kering, tidak kering. kering. kering.
pada tangan. terdapat bitnik Palpasi: Palpasi: Palpasi:
Palpasi: hitam pada tangan. Turgor kulit Turgor kulit elastis. Turgor kulit elastis.
Turgor kulit elastis Palpasi: elastis.
Turgor kulit elastis.
14 Ekstremitas Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Pergerakan pada Pergerakan pada Tidak ada odema Tidak ada odema Tidak ada odema
ekstremitas atas pada ekstremitas atas
tangan kiri Normal pada tangan kiri
mengalami sakit.
69

4.1.2 Analisa data


Tabel 4.1.2. Analisa Data
Pasien No Data focus Penyebab Masalah
Pasien 1 1. Data subjektif Ketidakmampuan Defisit nutrisi
1 a Tn O.U mengatakan keluarga
sering merasa haus dan mengenal
lapar jika banyak bekerja masalah
b Tn O.U mengatakan kesehatan dalam
biasanya gula darah naik merawat anggota
dikarenakan Tn O.U keluarga yang
sibuk bekerja sakit
c Tn O.U mengatakan Tn
O.U dan keluarga belum
mengerti dan
mengetahui nutrisi dan
cara mengatur pola
makan dengan baik
2. Data objektif
a Kesadaran :
composmentis
b TD : 130/90 mmhg
c Nadi : 95 x/m
d Pernapasan : 20 x/m
e Suhu : 36, 5 0C
f BB : dari 60 kg turun
menjadi 56 kg
g Hasil pemeriksaan gula
darah 326mg/dl
Pasien 2 1. Data subjektif Ketidakmampuan Defisit nutrisi
2 a Tn D.R mengatakan keluarga
sering merasa haus dan mengenal
lapar jika banyak bekerja masalah
b Tn . D.R mengatakan kesehatan dalam
biasanya gula darah naik merawat anggota
dikarenakan sibuk keluarga yang
bekerja sakit
c Keluarga dan pasien
mengatakan masih
belum terlalu mengerti
tetang nutrisi pada
pasien diabetes melitus
dan bagaimana cara
pasien mengatur pola
makan
2. Data objektif
a Kesadaran :
composmentis
b TD : 120/80 mmhg
c Nadi : 96 x/m
d Pernapasan : 20x/m
e Suhu : 36, 80C
f Hasil pemeriksaan gula
darah 390mg/dl
Sumber : data primer 2022
70

Penjelasannya :

Antara pasien 1 dan pasien 2 terletak pada subjektif, objektis dan etiologi yang

tidak berbeda jauh antara pasien 1 dan pasien 2.

Skoring pasien 1 dan pasien 2

Tabel 4.1.4 penilaian skoring diagnosa keperawatan


No Diagnosa Kriteria Skala Pembenaran
1 Defisit nutrisi kurang dari Sifat masalah : 3/3x1=1 Keluarga
kebutuhan tubuh 3 : Aktual memerlukan
berhubungan dengan 2 : resiko tindakan
ketidakmampuan keluarga 1 : sejahtera segerah untuk
dalam merawat anggota memperole
keluarga yang sakit. perawatan
pengobatan
penyakit
diabetes
melitus.
2 Kemungkinan 2/2x1=2 Sumber-sumber
masalah dapat dan tindakan
diubah (bobot untuk
2) memecahkan
2 : mudah masalah
1 : sebagian diabetes
0 : tidak ada melitus dapat
dijangkau oleh
keluarga
3 Potesial 2/3x1=2/3 Keluarga masi
masalah mempunyai
dicegah (bobot kemauan dalam
1) melakukan
3 : tinggi tindakan
2 : cukup keperawatan
1 : rendah (mengantar
subjek untuk
berobat dan
mendapatkan
obat do
Puskesmas/RS)
4 Menonjolnya 2/2x1=1 Keluarga
masalah (bobot menyadari
1) adanya
2 : berat masalah
segerah di diabetes
tanggani melitus untuk
1 : tidak perlu di segerah
tanggani ditanggani.
5 Total 8 2/3
Sumber : data primer 2022
71

4.1.4 Diagnosa keperawatan


Tabel 4.1.4. Diagnosa keperawatan

Pasien 1 dan pasien 2

Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Sumber : data primer 2022

4.1.5 Rerencana Keperawatan


Tabel 4.1.5. Rencana Asuhan Keperawatan
Pasien 1
No Diangnosa Tujuan Evaluasi Evaluasi Intervensi
kriteria standar
Pasie Defisit nutrisi TUM : Respon 1. Defisit 1. Kaji
n1 kurang dari Setelah dilakukan verbal nutrisi pengetah
kebutuhan kunjungan rumah adalah uan
tubuh sebanyak 4x60 ketidakcu keluarga
berhubungan menit keluarga kupan tentang
dengan mampu mengenal asupan pengertia
ketidakmamp dan memahami zat gizi n deffisit
uan keluarga bagaimana dalam nutrisi,
dalam manajemen nutrisi memenuh tanda dan
merawat pada pasien i gejala
anggota diabetes melitus. kebutuha defisit
keluaraga TUK 1 : n energi nutrisi,
yang sakit 1. Setelah harian dan cara
dilakukan karena menyebut
kunjungan asupan kan defisit
rumah makanan nutrisi
sebanyak 2x60 yang tidak pada
menit keluarga memanda pasien
mampu i atau diabetes
mengenal karena melitus.
masalah defisit gangguan 2. Diskusika
nutrisi pada pencerna n dengan
pasien dengan an dan keluarga
cara penyerap tentang
menyebutkan an bagaiman
a Pengertian makanan. a pasien
defisit nutrisi 2. Tanda mengatur
b Tanda dan dan gejala pola
gejala defisit defisit makan,
nutrisi nutrisi manfaat
c Cara seperti pola
menyebutkan berat makan,
defisit nutrisi badan aturan
pada pasien menurun, makan
diabetes nafsu dan menu
melitus makan makan
menurun. pada
72

3. Cara penderita
menyebut diabetes
kan defisit melitus
nutrisi dengan
pada menggun
pasien akan
diabetes lembar
melitus balik dan
seperti leaflet.
mengatur 3. Brikan
pola kesempat
makan, an untuk
manfaat keluarga
pola bertanya.
makan, 4. Berikan
menu reinforce
makan ment
pada pada
pasien pasien
diabetes atau
melitus. keluarga
terhadap
jawaban.

1. Keluarga 1. Kaji
TUK 2: memberi keputusa
Setelah dilakukan keputusa n yang
kunjungan rumah n untuk diambil
sebanyak 2x60 merawat oleh
menit keluarga anggota keluarga.
mampu keluarga 2. Bimbing
memutuskan untuk dengan dan
merawat anggota masalah motivasi
keluarga dengan diabetes keluaraga
defisit nutrisi melitus. untuk
dengan cara: Respon 2. Pentingn mengamb
1. Menjelaskan verbal ya il
pentingnya menjaga keputusa
menjaga pola pola n dalam
makan pada makan menanga
pasien pada ni maslah
diabetes pasien diabetes
melitus DM agar melitus.
2. Menjelaskan menjaga 3. Diskusika
pentingnya agar n dengan
manfaat pola kadar keluarga
makan pada gula tentang
pasien darah pola
diabetes tetap makan,
melitus normal manfaat
3. Menjelaskan 3. Pentingn pola
aturan pola ya makan,
makan pada manfaat dan
pasien pola aturan
73

diabetes makan pola


melitus pada makan.
pasien 4. Evaluasi
DM agar Kembali
menurun tentang
kan keputusa
kadar n yang
gula telah
darah dibuat.
dalam 5. Beri
darah pujian
dan atas
menstabil keputusa
kan n yang
aktivitas diambil
sistem keluarga
tubuh untuk
4. Pentingn mengatas
ya i masalah
mengatur diabetes
pola melitus
makan pada
pada keluarga.
pasien
DM agar
menjaga
gula
darah
tetap
normal.

1. Pentingn
ya 1. Kaji
mengatur pengetah
pola uan
TUK 3: makan pasien
Setalah dilakukan pada dan
kunjungan rumah pasien keluarga
sebanyak 2x60 diabetes tentang
menit keluarga melitus aturan
mampu merawat agar pola
anggota keluarga menjaga makan
dengan defisit agar gula pada
nutrisi dengan cara: darah pasien
1. Menjelaskan tetap diabetes
pentingnya normal. melitus.
mengatur pola 2. Keluarga 2. Menjelask
makan pada mampu an
Respon
pasien Menyedi bagaiman
verbal
diabetes akan a cara
dan
melitus. makanan mengatur
psikomot
2. Keluarga yang pola
or
mampu dibutuhk makan
melaksanakan an oleh pada
74

pola makan pasien pasien


pada pasien diabetes diabetes
diabetes melitus melitus.
melitus. seperti 3. Menjelas
3. Menjelaskan makanan an
bagaimana yang bagaiman
perencanaan mengand a
makan pada ung menyiapk
pasien karbohidr an
diabetes at, makanan
melitus. protein yang
dan dibutuhka
makanan n oleh
rendah pasien
lemak. diabetes
melitus
sesuai
dengan
diet pada
pasien
diabetes
melitus.
4. Menjelask
an
bagaiman
a
perencan
aan
makan
pada
pasien
diabetes
melitus.
5. Anjurkan
pasien
dan
keluarga
membaca
leaflet
yang
telah
diberikan.

1. Kaji
pengetah
1. Keluarga uan
mampu keluarga
memodifik tentang
asi lingkunga
lingkunga n yang
TUK 4: n untuk
Setelah dilakukan nyaman
merawat untuk
kunjungan rumah anggota
sebanyak 2x60 anggota
keluarga keluarga
menit keluarga dengan
75

mampu memelihar dengan


memodifikasi dan a diabetes
menciptakan kebersiha melitus.
lingkungan yang n rumah 2. Diskusika
sehat untuk (jarang n
menunjang meletakan Bersama
Kesehatan barang keluarga
keluarga dengan sembaran bagaiman
cara: Respon gan), a
1. Keluarga mampu verbal mengguna lingkunga
menjelaskan dan kan alas n nyaman
lingkungan yang psikomot kaki saat dan sehat
baik bagi pasien or berjalan untuk
diabetes melitus keluar dari anggota
2. Memodifikasi rumah. keluarga
lingkungan yang dengan
nyaman bagi diabetes
pasien diabetes melitus.
melitus. 3. Evaluasi
Kembali
tentang
bagaiman
a
lingkunga
n yang
sehat
dapat
menunjan
g anggota
keluarga
yang
sakit.
4. Berikan
kesempat
an untuk
keluarga
bertanya.
5. Berikan
pujian
pada
keluarga.

1. Kaji
pengetah
uan
keluarga
1. Keluarga tentang
mampu apa saja
memanfa fasilitas
atka Kesehata
fasilitas n yang
TUK 5: yang ada ada dan
Setelah dilakukan dalam apa
kunjungan rumah melakuka manfaat
76

sebanyak 2x60 n fasilitas


menit keluarga perawata Kesehata
mampu n pada n
menggunakan dan keluarga tersebut.
memanfaatkan dengan 2. Diskusika
fasilitas Kesehatan masalah n
yang ada dengan diabetes Bersama
cara: melitus keluarga
1. Menggunakan yaitu apa saja
fasilitas dengan fasilitas
pelayanan membawa Kesehata
kesehatan anggota n yang
yang ada dan keluarga ada dan
terdekat untuk untuk bagaiman
berobat control a
seperti rumah dan memanfa
sakit dan berobat atkan
Respon
puskesmas. ke pelayanan
verbal
puskesma Kesehata
dan
s, RS n
psokomot
serta tersebut.
or
keluarga 3. Evaluasi
memaha Kembali
mi apa apa saja
keuntung fasilitas
annya. Kesehata
n yang
bisa
digunakan
dan
bagaiman
a
memanfa
atkan
fasilitas
kesehtan
pada
semua
anggota
keluarga.

Pasien 2
No Diangnosa Tujuan Evaluasi Evaluasi Intervensi
kriteria standar
2 Defisit nutrisi TUM : - Respon 1. Defisit 1. Kaji
kurang dari Setelah dilakukan verbal nutrisi pengetah
kebutuhan kunjungan rumah adalah uan
tubuh sebanyak 4x60 ketidakcuku keluarga
berhubungan menit keluarga pan asupan tentang
dengan mampu mengenal zat gizi pengertia
ketidakmamp dan memahami dalam n deffisit
uan keluarga bagaimana memenuhi nutrisi,
dalam manajemen nutrisi kebutuhan tanda dan
merawat pada pasien energi gejala
anggota diabetes melitus. harian defisit
77

keluaraga TUK 1 : karena nutrisi,


yang sakit Setelah dilakukan asupan dan cara
kunjungan rumah makanan menyebut
sebanyak 2x60 yang tidak kan defisit
menit keluarga memandai nutrisi
mampu mengenal atau karena pada
masalah defisit gangguan pasien
nutrisi pada pasien pencernaan diabetes
dengan cara dan melitus.
menyebutkan: penyerapan 2. Diskusika
1. Pengertian makanan. n dengan
defisit nutrisi 2. Tanda dan keluarga
2. Tanda dan gejala defisit tentang
gejala defisit nutrisi bagaiman
nutrisi seperti berat a pasien
3. Cara badan mengatur
menyebutkan menurun, pola
defisit nutrisi nafsu makan,
pada pasien makan manfaat
diabetes melitus menurun. pola
3. Cara makan,
menyebutka aturan
n defisit makan
nutrisi pada dan menu
pasien makan
diabetes pada
melitus penderita
seperti diabetes
mengatur melitus
pola makan, dengan
manfaat menggun
pola makan, akan
menu lembar
makan pada balik dan
pasien leaflet.
diabetes 3. Brikan
melitus. kesempat
an untuk
keluarga
bertanya.
4. Berikan
reinforce
ment
pada
pasien
atau
keluarga
terhadap
jawaban.

1. Kaji
1. Keluarga keputusa
TUK 2: memberi n yang
Setelah dilakukan keputusan diambil
78

kunjungan rumah untuk oleh


sebanyak 2x60 merawat keluarga.
menit keluarga anggota 2. Bimbing
mampu keluarga dan
memutuskan untuk Respon dengan motivasi
merawat anggota verbal masalah keluaraga
keluarga dengan diabetes untuk
defisit nutrisi melitus. mengamb
dengan cara: 2. Pentingnya il
1. Menjelaskan menjaga keputusa
pentingnya pola makan n dalam
menjaga pola pada pasien menanga
makan pada DM agar ni maslah
pasien diabetes menjaga diabetes
melitus agar kadar melitus.
2. Menjelaskan gula darah 3. Diskusika
pentingnya tetap n dengan
manfaat pola normal. keluarga
makan pada 3. Pentingnya tentang
pasien diabetes manfaat pola
melitus pola makan makan,
3. Menjelaskan pada pasien manfaat
aturan pola DM agar pola
makan pada menurunkan makan,
pasien diabetes kadar gula dan
melitus darah dalam aturan
darah dan pola
menstabilka makan.
n aktivitas 4. Evaluasi
sistem Kembali
tubuh tentang
4. Pentingnya keputusa
mengatur n yang
pola makan telah
pada pasien dibuat.
DM agar 5. Beri
menjaga pujian
gula darah atas
tetap keputusa
normal. n yang
diambil
keluarga
untuk
mengatas
i masalah
diabetes
melitus
pada
keluarga.

1. Kaji
pengetah
1. Pentingnya uan
mengatur pasien
pola makan dan
TUK 3:
79

Setalah dilakukan pada pasien keluarga


kunjungan rumah diabetes tentang
sebanyak 2x60 melitus agar aturan
menit keluarga menjaga pola
mampu merawat agar gula makan
anggota keluarga darah tetap pada
dengan defisit normal. pasien
nutrisi dengan cara: 2. Keluarga diabetes
1. Menjelaskan mampu melitus.
pentingnya Menyediaka 2. Menjelask
mengatur pola n makanan an
makan pada Respon yang bagaiman
pasien diabetes verbal dibutuhkan a cara
melitus. dan oleh pasien mengatur
2. Keluarga psikomoto diabetes pola
mampu r melitus makan
melaksanakan seperti pada
pola makan makanan pasien
pada pasien yang diabetes
diabetes mengandun melitus.
melitus. g 3. Menjelask
3. Menjelaskan karbohidrat, n
bagaimana protein dan bagaiman
perencanaan makanan a
makan pada rendah menyiapk
pasien diabetes lemak an
melitus. makanan
yang
dibutuhka
n oleh
pasien
diabetes
melitus
sesuai
dengan
diet pada
pasien
diabetes
melitus.
4. Menjelask
an
bagaiman
a
perencan
aan
makan
pada
pasien
diabetes
melitus.
5. Anjurkan
pasien
dan
keluarga
membaca
80

leaflet
yang
telah
diberikan.

1. Kaji
pengetah
uan
keluarga
tentang
1. Keluarga lingkunga
mampu n yang
TUK 4: memodifik nyaman
Setelah dilakukan asi untuk
kunjungan rumah lingkungan anggota
sebanyak 2x60 untuk keluarga
menit keluarga merawat dengan
mampu anggota diabetes
memodifikasi dan keluarga melitus.
menciptakan dengan 2. Diskusika
lingkungan yang memelihar n
sehat untuk a Bersama
menunjang kebersiha keluarga
Kesehatan n rumah bagaiman
keluarga dengan (jarang a
cara: meletakan lingkunga
1. Keluarga barang n nyaman
mampu sembaran dan sehat
menjelaskan gan), untuk
lingkungan yang mengguna anggota
baik bagi pasien kan alas keluarga
diabetes melitus kaki saat dengan
2. Memodifikasi berjalan diabetes
lingkungan yang keluar dari melitus.
nyaman bagi Respon rumah. 3. Evaluasi
pasien diabetes verbal Kembali
melitus. dan tentang
psikomoto bagaiman
r a
lingkunga
n yang
sehat
dapat
menunjan
g anggota
keluarga
yang
sakit.
4. Berikan
kesempat
an untuk
keluarga
bertanya.
5. Berikan
pujian
81

pada
keluarga.

1. Kaji
pengetah
uan
keluarga
tentang
apa saja
fasilitas
1. Keluarga Kesehata
mampu n yang
memanfaatk ada dan
TUK 5: an fasilitas apa
Setelah dilakukan yang ada manfaat
kunjungan rumah dalam fasilitas
sebanyak 2x60 melakukan Kesehata
menit keluarga perawatan n
mampu pada tersebut.
menggunakan dan keluarga 2. Diskusika
memanfaatkan dengan n
fasilitas Kesehatan masalah Bersama
yang ada dengan diabetes keluarga
cara: melitus yaitu apa saja
1. Menggunakan dengan fasilitas
fasilitas membawa Kesehata
pelayanan anggota n yang
kesehatan yang keluarga ada dan
ada dan untuk bagaiman
terdekat untuk control dan a
berobat seperti berobat ke memanfa
rumah sakit dan puskesmas, atkan
puskesmas. RS serta pelayana
Respon keluarga n
verbal memahami Kesehata
dan apa n
psokomot keuntungan tersebut.
or nya. 3. Evaluasi
Kembali
apa saja
fasilitas
Kesehata
n yang
bisa
digunaka
n dan
bagaiman
a
memanfa
atkan
fasilitas
kesehtan
pada
semua
anggota
82

keluarga.

4.1.6 Implementasi keperawata


Tabel 4.1.6. Implementasi keperawatan kelurga diabetes melitus
Sasaran Tanggal/waktu Diagnosa Implementasi
keperawaatan
Pasien 1 Tn.O.U 04 Juli 2022 Defisit nutrisi kurang TUK 1 :
Hari pertama Jam 10:00 dari kebutuhan tubuh 1. menkaji pengertahuan
berhubungan dengan keluarga tentang
ketidakmampuan pengertian defisit nutrisi
keluarga dalam tanda daan gejala
merawat anggota defisit nutrisi
keluarga yang sakit 2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
bagaimana pasien
mengatur pola makan,
manfaat pola makan,
aturan makan dan
menu makan pada
penderita diabetes
melitus dengan
menggunakan lembar
balik dan leaflet.
3. Brikan kesempatan
untuk keluarga
bertanya.
TUK 2 :
1. Kaji keputusan yang
diambil oleh keluarga.
TUK 3 :
7. Kaji pengetahuan
pasien dan keluarga
tentang aturan pola
makan pada pasien
diabetes melitus.
8. Menjelaskan
bagaimana cara
mengatur pola makan
pada pasien diabetes
melitus.
9. Menjelaskn bagaimana
menyiapkan makanan
yang dibutuhkan oleh
pasien diabetes melitus
sesuai dengan diet
pada pasien diabetes
melitus.

TUK 4 :
1. Menjelaskan
bagaimana
perencanaan makan
83

pada pasien diabetes


melitus.
2. Anjurkan pasien dan
keluarga membaca
leaflet yang telah
diberikan.
TUK 5 :
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang apa
saja fasilitas Kesehatan
yang ada dan apa
manfaat fasilitas
Kesehatan tersebut.
2. Diskusikan Bersama
keluarga apa saja
fasilitas Kesehatan
yang ada dan
bagaimana
memanfaatkan
pelayanan Kesehatan
tersebut.
3. Evaluasi Kembali apa
saja fasilitas Kesehatan
yang bisa digunakan
dan bagaimana
memanfaatkan fasilitas
kesehtan pada semua
anggota keluarga.
Pasien 1 Tn.O.U 05 Juli 2022 Defisit nutrisi kurang TUK 1 :
Hari kedua Jam 09: 22 dari kebutuhan tubuh 1. Menkaji pengertahuan
berhubungan dengan keluarga tentang
ketidakmampuan pengertian defisit nutrisi
keluarga dalam tanda daan gejala
merawat anggota defisit nutrisi
keluarga yang sakit 2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
bagaimana pasien
mengatur pola makan,
manfaat pola makan,
aturan makan dan
menu makan pada
penderita diabetes
melitus dengan
menggunakan lembar
balik dan leaflet.
3. Brikan kesempatan
untuk keluarga
bertanya.
TUK 2 :
1. Kaji keputusan yang
diambil oleh keluarga.
TUK 3 :
1. Kaji pengetahuan
pasien dan keluarga
tentang aturan pola
84

makan pada pasien


diabetes melitus.
2. Menjelaskan
bagaimana cara
mengatur pola makan
pada pasien diabetes
melitus.
3. Menjelaskn bagaimana
menyiapkan makanan
yang dibutuhkan oleh
pasien diabetes melitus
sesuai dengan diet
pada pasien diabetes
melitus.
TUK 4 :
1. Menjelaskan
bagaimana
perencanaan makan
pada pasien diabetes
mellitus.
2. Anjurkan pasien dan
keluarga membaca
leaflet yang telah
diberikan.
TUK 5 :
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang apa
saja fasilitas Kesehatan
yang ada dan apa
manfaat fasilitas
Kesehatan tersebut.
2. Diskusikan Bersama
keluarga apa saja
fasilitas Kesehatan
yang ada dan
bagaimana
memanfaatkan
pelayanan Kesehatan
tersebut.
3. Evaluasi Kembali apa
saja fasilitas Kesehatan
yang bisa digunakan
dan bagaimana
memanfaatkan fasilitas
kesehtan pada semua
anggota keluarga.
Pasien 2 Tn.D.R 04 Juli 2022 Defisit nutrisi kurang TUK 1 :
Hari pertama Jam 02:00 dari kebutuhan tubuh 1. Menkaji pengertahuan
berhubungan dengan keluarga tentang
ketidakmampuan pengertian defisit nutrisi
keluarga dalam tanda daan gejala
merawat anggota defisit nutrisi
keluarga yang sakit 2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
bagaimana pasien
85

mengatur pola makan,


manfaat pola makan,
aturan makan dan
menu makan pada
penderita diabetes
melitus dengan
menggunakan lembar
balik dan leaflet.
3. Brikan kesempatan
untuk keluarga
bertanya.
TUK 2 :
1. Kaji keputusan yang
diambil oleh keluarga.
TUK 3 :
1. Kaji pengetahuan
pasien dan keluarga
tentang aturan pola
makan pada pasien
diabetes melitus.
2. Menjelaskan
bagaimana cara
mengatur pola makan
pada pasien diabetes
melitus.
3. Menjelaskn bagaimana
menyiapkan makanan
yang dibutuhkan oleh
pasien diabetes melitus
sesuai dengan diet
pada pasien diabetes
melitus.
TUK 4 :
1. Menjelaskan
bagaimana
perencanaan makan
pada pasien diabetes
melitus.
2. Anjurkan pasien dan
keluarga membaca
leaflet yang telah
diberikan.
TUK 5 :
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang apa
saja fasilitas Kesehatan
yang ada dan apa
manfaat fasilitas
Kesehatan tersebut.
2. Diskusikan Bersama
keluarga apa saja
fasilitas Kesehatan
yang ada dan
bagaimana
memanfaatkan
86

pelayanan Kesehatan
tersebut.
3. Evaluasi Kembali apa
saja fasilitas Kesehatan
yang bisa digunakan
dan bagaimana
memanfaatkan fasilitas
kesehtan pada semua
anggota keluarga.
Pasien 2 Tn.D.R 05 Juli 2022 Defisit nutrisi kurang TUK 1 :
Hari kedua Jam 11: 00 dari kebutuhan tubuh 1. Menkaji pengertahuan
berhubungan dengan keluarga tentang
ketidakmampuan pengertian defisit nutrisi
keluarga dalam tanda daan gejala
merawat anggota defisit nutrisi
keluarga yang sakit 2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
bagaimana pasien
mengatur pola makan,
manfaat pola makan,
aturan makan dan
menu makan pada
penderita diabetes
melitus dengan
menggunakan lembar
balik dan leaflet.
3. Brikan kesempatan
untuk keluarga
bertanya.
TUK 2 :
1. Kaji keputusan yang
diambil oleh keluarga.
TUK 3 :
1. Kaji pengetahuan
pasien dan keluarga
tentang aturan pola
makan pada pasien
diabetes melitus.
2. Menjelaskan
bagaimana cara
mengatur pola makan
pada pasien diabetes
melitus.
3. Menjelaskn bagaimana
menyiapkan makanan
yang dibutuhkan oleh
pasien diabetes melitus
sesuai dengan diet
pada pasien diabetes
melitus.
TUK 4 :
1. Menjelaskan
bagaimana
perencanaan makan
pada pasien diabetes
87

melitus.
2. Anjurkan pasien dan
keluarga membaca
leaflet yang telah
diberikan.
TUK 5 :
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang apa
saja fasilitas Kesehatan
yang ada dan apa
manfaat fasilitas
Kesehatan tersebut.
2. Diskusikan Bersama
keluarga apa saja
fasilitas Kesehatan
yang ada dan
bagaimana
memanfaatkan
pelayanan Kesehatan
tersebut.
3. Evaluasi Kembali apa
saja fasilitas Kesehatan
yang bisa digunakan
dan bagaimana
memanfaatkan fasilitas
kesehtan pada semua
anggota keluarga.

4.1.7 Evaluasi keperawatan


Tabel 4.1.7 Evaluasi keperawatan
Sasaran Tanggal/waktu Diagnosa Evaluasi
Pasien 1 06 Juli 2022 Defisit nutrisi kurang S:
10:00 WIT dari kebutuhan tubuh 1. Keluarga dan
berhubungan dengan pasien mengatakan
ketidakmampuan suda mengerti
keluarga dalam bagaimana tentang
merawat anggota nutrisi pada pasien
keluarga yang sakit diabetes melitus
2. Keluarga dan
pasien mengatakan
suda mengerti
bagaimana
mengatur pola
makan dan nutrisi
pada pasien
diabetes melitus.
3. Keluarga mampu
memutuskan untuk
merawat anggota
keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
bersi dan sehat
88

bagi penderita
diabetes melitus
5. Keluarga
mengatakan dapat
memanfaatkan
fassilitas kesehatan
untuk melakukan
perawatan pada
pasien diabetes
melitus
O:
1. TTV
TD : 130/90mmhg
N : 95x/m
S : 36,5 0C
RR : 20x/m
BB : 56 kg
TB : 160 cm
2. keluarga dan
pasien tampak
antusias saat
evaluasi kembali
dan keluarga
mampu
menjelaskan
separu dari
penjelasan yang di
jelaskan tentang
nutrisi bagi pasien
diabetes melitus
3. keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
masalah diabetes
melitus
A : masalah sebagian
teratasi
P : intervensi di hentikan
Pasien 2 06 Juli 2022 Defisit nutrisi kurang S:
15:00 WIT dari kebutuhan tubuh 1. Keluarga dan pasien
berhubungan dengan mengatakan suda
ketidakmampuan mengerti bagaimana
keluarga dalam tentang nutrisi pada
merawat anggota pasien diabetes
keluarga yang sakit melitus
2. Keluarga dan pasien
mengatakan suda
mengerti bagaimana
mengatur pola
makan dan nutrisi
pada pasien diabetes
melitus.
3. Keluarga mampu
memutuskan untuk
merawat anggota
89

keluarga yang sakit


4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
bersi dan sehat bagi
penderita diabetes
melitus
5. Keluarga
mengatakan dapat
memanfaatkan
fassilitas kesehatan
untuk melakukan
perawatan pada
pasien diabetes
melitus
O:
1. TTV
TD : 120/80mmhg
N : 96x/m
RR : 20x/m
S : 36.5 0c
BB : 60 kg
TB : 162 cm
2. Keluarga dan pasien
tampak antusias saat
di evaluasi kembali
dan keluarga belum
mampu menjelaskan
separu dari
pembahasan yang
telah di sampaikan
A : masalah : sebagian
teratasi
P : intervensi : dihentikan.

4.2 Pembahasan

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan keluarga pada pasien

diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas taar yang di lakukan sejak

tanggan 04 - 06 juli 2022 selama 3 hari kunjungan, maka pada bab

pembahasan penulis akan menjabarkan adaya kesesuaian maupun

kesenjangan yang terdapat pada partisipan. Tahapan pembahasa sesuai

dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian,

merumuskan diagnosa, merumuskan rencana tindakan keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.
90

4.2.1 Pengkajian Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan yang di lakukan pada Tn.D.O dan Tn.D.R

pada tanggal 04-06 juli 2022 di dapatkan keluhan utama pada kedua

pasien memiliki kesamaan yaitu diabetes melitus tentang nutrisi.

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis untuk di kaji dan dianalisis sehinga masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun

spritual dapat ditemukan (Doengen E mariliyn, dkk 2003).

Menurut asumsi peneliti data yang ditemukan dilapangan baik pada

pasien 1 maupun pasien 2 tanda dan gejala tidak beda jauh dari teori

dan tidak semuanya muncul pada pasien 1 dan 2 sehingga terdapat

kesenjangan antara teori dan hasil di lapangan.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan


Dalam melakukan analisa data ditemukan satu masalah keperawatan

keluarga pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu: defisit nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

4.2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,

diagnosa keperawatan, peryataan keluarga, dan perencanaan

keluarga dengan merumuskan tujuan, megidentifikasi strategi

intervensi alternatif dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi

tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi di rancang bagi keluarga

tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja

(fridman,2010).
91

Tujuan dari tisp rencana keperawatan di lakukan 3x kunjungan dengan

kriteria hasil keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara

normal dan mengatur pola makan, dan menjaga gula darah agar tetap

normal

Menurut asumsi peneliti bahwa teori yang di temukan pada pasien 1

dan pasien 2 memiliki kesamaan tetapi keterbatasan waktu sehingga

peneliti tidak melakukan semua Tindakan.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi dilapangan pada diagnosa yang di dapatkan defisit

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

mamampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

penulis melaksanakan implementasi dengan melakukan pengkajian

yaitu; kaji tanda-tanda vital, kaji pengetahuan keluarga tentang nutrisi

seimbang bagi pasien Diabetes Melitus, jelaskan kepada keluarga

tentang nutrisi bagi pasien Diabetes Melitus, menjelaskan

kepada.keluarga bagaimana cara mengatur pola makan, menjelaskan

kepada keluarga agar kedua subjek menjaga gula darah agar tetap

normal.

Menurut Wilkinson (2011) Implementasi adalah tindakan keperawatan

yang dilakukan kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga

kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Sedangkan menurut Nugroho

(2012) Implementasi dari rencana keperawatan yang dibuat

berdasarkan diagnosis yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan

dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan

status kesehatan pasien. Penerapan implementasi keperawatan yang


92

dilakukan perawat harus berdasarkan intervensi berbasis bukti atau

telah ada penelitian yang dilakukan terkait intervensi tersebut. Hal ini

dilakukan agar menjamin bahwa intervensi yang diberikan aman dan

efektif bagi keluarga.

Menurut asumsi peneliti bahwa teori yang di temukan pada pasien 1

dan pasien 2 memiliki kesamaan tetapi keterbatasan waktu sehingga

peneliti tidak melakukan semua Tindakan.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan


Menurut tarwoto ( 2014). Penyakit dikatakan sembu jika saat pertama

kali kunjungan atau saat kejadian kemudian di lakukan penelitian,

bahwa untuk melalukan perkembangan penyakit pada pasien diabetes

melitus diperlukan suatu pemeriksaan fisik dan menunjukan yang

dapat mengambarkan kondisi langgsung. Dari penyakit diabetes

melitus dan mendeteksi adanya perkembangan atau penurunan

kestabilan pasien, setiap waktu sehingga bisa di ketahui efektifitas dari

intervensi yang telah dilakukan. Apabila terdapat perubahan poada

keadaan seseorang yang sakit kemudian mendapatkan perawatan,

dan selanjutnya dikatakan sembu karena seseorang tersebut memiliki

faktor pendukung yang meliputih bkeinginan, harapan, kepatuan, dan

dukungan.

Menurut Nursalam (2010) Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk

memperbaiki proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh

diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah

berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan

yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan

pelaksanaan tindakan keperawatan sedangkan Kenney (2009)


93

Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sitematis dalam

mengumpulkan, mengorganisasi, menganalis, dan membandingkan

status kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta

menilai derajat pencapaian hasil klien.

4.3. Keterbatasan

Peneliti mengakui dalam penelitian ini masi banyak keterbatasan dan

kekurangan, keterbatasan antara lain waktu yang terlalu singkat dalam

melakukan tindakan edukasi pada pasien diabetes melitus.


94

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu menggambarkan asuhan keperawatan

pada salah satu anggota keluarga penderita Diabetes Melitus melalui

edukasi kebutuhan nutrisi di wilayah kerja Puskesmas Taar pada kedua

subyek maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan

telah dilaksanakan sesuai tahap proses keperawatan antara lain

5.1.1 Pengkajian
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan peneliti, maka ditemukan

data fokus pada subyek 1 dan subyek 2 sesuai dengan teori. Fokus

penelitian ini adalah edukasi nutrisi pada pasien diabetes melitus.

5.1 2 Diagnosa Keperawatan


Dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan analisa data ditemukan

satu masalah keperawatan pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu: defisit

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit.

5.1.3 Intervensi Keperawatan


Perencanaan atau intervensi keperawatan yang digunakan

berdasarkan prioritas masalah pada subyek 1 maupun subyek 2

berdasarkan teori yang ada. Intervensi yang dilakukan disesuaikan

dengan kebutuhan pasien. Intervensi yang dilakukan peneliti baik

secara mandiri maupun kolaborasi.


95

5.1.4 Implementasi Keperawatan


Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan pada

kedua subjek studi kasus sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan yang telah ditetapkan pada tahap intervensi.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan


Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tahap evaluasi tindakan yang

dilakukan pada subyek 1 dan subyek 2 yang berlangsung selama 3

hari dengan menggunakan SOAP. Respon pasien dan keluarga

selama penelitian berlangsung baik,pasien dan keluarga mengatakan

sudah memahami bagaimana mengatur pola makan serta nutrisi

yanng baik bagi pasien gastritis. Masalah keperawatan yang dilakukan

pada subyek 1 dan subyek 2 dihentikan karena pasien teratasi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat peneliti menganggap perlu

adanya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang

diharapkan agar dapat membantu keluarga dalam memepertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal. Disini peneliti

memberikan beberapa pihak yang diharapkan dapat membantu dalam

memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit

Diabetes Melitus:

5.2.2 Bagi Keluarga dan Pasien


Disarankan kepada keluarga dan pasien agar dapat menjaga pola

makan pasien dan mengetahui nutrisi pada Diabetes Melitus untuk

mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.


96

5.2.3 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Terapan Bidang Kesehatan

Agar menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan tentang asuhan

keperawatan pada salah satu anggota keluarga penderita diabetes

melitus dalam kebutuhan nutrisi.

5.2.4 Bagi Peneliti selanjutnya


Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan dapat melakukan

pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang optimal

dan mampu memberikan asuhan yang kompeten bagi pasien dan

keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Ilhan & dkk, 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta
Friedman 2015. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Nurarif 2015. Konsep Diabetes Melitus,Patifisiologi diabetes melitus Jakarta:
EGC.
Sulistyowati,2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal -Bedah. Jakarta: EGC
Depkes RI 2010. Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan Departemen
Kesehatan RI
PPNI. 2020. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia jakarta: EGC
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Friedman. 2010. (Metode Ajar Keperawatan Keluaraga : Riset,Teori & Praktik
Edisi 5. Jakarta.
Friedman dalam Achjar, 2010. Tugas Dan Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga. Citra redika.
Garnadi. 2012. Artkel Kepatuhan Keluarga Diet Diabetes Melitus. Jakarta: EGC
Huda A. Nurarif. Hardhi Kusma. (2015). Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi 2
Yogyakarta: Mediaction.
Hernilawati. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga, TIM. Jakarta.
Hidayat, 2010. Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nternasional Of Diabetic Federation, 2018-2020. Peningkatan Kasus diabetes
melitus. Jakarta.
Kemenkes. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI.
Kholifa, 2016. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Muhlisin, 2012. Konsep asuhan keperawatan keluarga. Jakarta:PT Rhineka Cipta
Nanda. NIC-NOC. Amin Huda Nurarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep.,Ns
2015. Asuhan Keprawatan Praktis. Edisi 2. Yogyakarta: Mediaction.
Nursalam & Efendi, 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta
Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo. S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nurarif. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Jogjakarta: Medi Action, Bare, S C.
Nursalam. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Profil Kesehatan Provinsi Maluku. 2018. www. (Profil Kesehatan Provinsi Maluku,
2016.com.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha,
Medika.
Price & Wilson, 2012. Patofisiolgi Konsep Klinis dan Proses Penyakit, Ed:6, vol:2
Jakarta:EGC.
Perkeni. 2015. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus. Jakarta : Rineka Cipta.
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator
Diagnostik, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Puskesmas Taar. (2019-2022). Jumlah Kasus Diabetes Melitus. Maluku
Tenggara.
Riskesdas. 2018. Infondation. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta.
Respond Raylene M, 2010. Prinsip dan metode pemeriksaan fisik dasar
Sulistyowati. 2010. Kebutuhan Nutrisi Pasien Diabetes Melitus. Jakarta: Salemba
Medika
Suliha, 2010. Edukasi Kesehatan. Jakarta: EGC
Sudiharto & Perkesmas, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC
Sundaru. 2016. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus.
Jakarta: FKUI.
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluaraga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.
Suardeyasasri. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia
Setiadi. 2010. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Suparyanto, 2012. Konsep Dukungan Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta
Salvari. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media.
Waspadji. 2007. Pengaturan Diet Dengan Diabetes Melitus. Jakarta. EGC
Lampiran 1
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
(PSP)

1. Saya adalah peneliti yang berasal dari program studi Keperawatan Tual
dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam
penelitian yang berjudul“Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota
Keluarga Penderita Diabetes Melitus Melalui Edukasi Kebutuhan Nutrisi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Taar”,
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah Mengetahui Asuhan Keperawatan
Pada Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Diabetes Melitus Melalui
Edukadi Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Taar yang dapat
memberi manfaat berupa pengetahuan tentang pencegahan penularan (DM)
diabetes melitus.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-
20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutseraan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang
diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudara sampaikan akan
tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp :

PENELITI

AINUN SETHER
NIM: PO 7120219049

DOKUMENTASI PENELITIAN
Pasien 1

Pasien 2

Anda mungkin juga menyukai