Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI RS AL-FATAH AMBON

YULIANTY

NIM : P07120119094

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON

2021
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI RS AL-FATAH AMBON

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III

Kesehatan Pada Jurusan Keperawatan Ambon

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

YULIANTY

NIM : P07120119094

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON

2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yulianty

NIM : P07120119094

Program Studi : Keperawatan Ambon

Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah ini adalah benar-

benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran

saya sendiri

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bukan karya tulis

ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menerima sangsi atas perbuatan

tersebut.

Ambon, Desember 2021

Mengetahui

Pembimbing Pembuat Pernyataan

Hamdan Hariawan,S.Kep.,Ners.,M.Kep Yulianty

NIP. 199202012019021001 NIM.P07120119094

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh : Yulianty, NIM:P07120119094. Dengan judul

"Asuhan Keperawatan ASUHAN Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Di Rs Al-Fatah Ambon" telah diperiksa dan disetujui untuk diujiankan.

Ambon, Desember 2021

Di Susun Oleh :

YULIANTY

NIM : P07120119094

Telah di setujui oleh :

Pembimbing

Hamdan Hariawan,S.Kep.,Ners.,M.Kep

iii
NIP : 199202012019021001

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Yulianty dengan judul Asuhan Keperawatan

ASUHAN Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Di Rs Al-Fatah Ambon.

Di Susun Oleh :

YULIANTY

NIM : P07120119094

Telah disetuji oleh :

Pembimbing

iv
Hamdan Haiawan,S.Kep.,Ners.,M.Kep

NIP : 199202012019022001

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Yulianty dengan judul Asuhan Keperawatan

ASUHAN Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Di Rs Al-Fatah Ambon

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 03 Desember 2021

Dewan Penguji

Penguji Ketua

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat, hikmah dan kesehatan, sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan

judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhn Nutrisi Pada Pasien Diabetes

Melitus di RS AL-FATAH AMBON dapat terselesaikan

Dengan segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Hairudin Rasako, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik kesehatan

Kemenkes Maluku yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti

pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

2. Ronny A. Latumenasse, S.Pd.,M.Kes selaku ketua Prodi Keperawatan

Ambon yang telah memberikan motivasi dan arahan selama mengikuti

pendidikan.

3. Hamdan Hariawan,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik

yang telah banyak memberikan arahan serta motivasi bagi peneliti.

4. Seluruh Staf Dosen pada Juusan Keperawatan Ambon Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku, yang telah banyak membina, mengarahkan

serta memberi ilmu pengetahuan kepada peneliti selama mengikuti

pendidikan dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Terima kasih kedua orang tua papa dan mama melalui cinta kasih dan

perhatian yang telah membesarkan dengan susah payah, mendidik dan

vi
menasehati serta selalu ada menjadi menara dan tiang doa yang terhebat

bagi peneliti sampai dengan saat ini.

6. Saudara-saudaraku tercinta (Yudika dan Farasya) dan keluarga tercinta

yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi bagi peneliti.

7. Teman-teman keperawatan angkatan 2019, terkhususnya teman teman

seperjuangan (Irna,Fitri,Isna,Ria,Sisi,Lita) yang sudah saling membantu

dan memberi dukungan kepada peneliti hingga Karya Tulis Ilmiah ini

terselesaikan.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan namanya

satu persatu, baik yang langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan

pada tahap penelitian.

Ambon, Desember 2021

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Studi Kasus.......................................................................................4

D. Manfaat Studi Kasus.....................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6

A. Konsep Diabetes Melitus..............................................................................6

1. Pengertian..................................................................................................6

2. Klasifikasi Diabetes Melitus.....................................................................6

3. Etiologi......................................................................................................7

4. Patofisiologi...............................................................................................8

5. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus...........................................................9

viii
6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus..........................................................10

7. Tipe Diet Nutrisi Pasien DM...................................................................11

8. Pemilihan Jenis Makanan........................................................................11

B. Konsep Dasar keperawatan.........................................................................12

1. Pengkajian...............................................................................................12

2. Diagnosa Keperawatan............................................................................17

3. Rencana keperawatan..............................................................................18

5. Implementasi Keperawatan.....................................................................22

6. Evaluasi Keperawatan.............................................................................22

C. Konsep Dasar Pemenuhan Nutrisi..............................................................22

1. Pengertian Nutrisi....................................................................................22

2. Jenis-Jenis Nutrisi....................................................................................23

3. Fungsi Nutrisi Dalam Tubuh...................................................................26

4. Masalah Kebutuhan Nutrisi.....................................................................26

BAB III..................................................................................................................29

METODE STUDI KASUS....................................................................................29

A. Rancangan Studi Kasus...............................................................................29

B. Subjek Studi Kasus.....................................................................................29

C. Fokus Studi Kasus.......................................................................................29

D. Definisi Operasional................................................................................30

ix
E. Instrumen Penelitian...................................................................................30

F. Metode Pengumpulan Data.........................................................................30

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus...................................................................31

H. Etika Studi Kasus........................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Judul

2. Lembar Konstultasi

3. Izin pengambilan data awal

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang biasa di tandai

dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism

karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi

insulin atau penurunan sensivitas insulin atau keduanya yang menyebabkan

komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nuraif,

2015).

Diabetes adalah penyakit kronis serius yang tejadi karena pancreas tidak

menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa),

atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang

dihasilkan. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting,

menjadi salah satu empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target

tindak lanjut oleh pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus

meningkat selama beberapa decade terakhir. (OMS,2016).

Diperkirakan terdapat 463 juta orang dengan usia 20-79 tahun di dunia

menderita diabetes melitus atau setara 9,3% dari seluruh penduduk di usia yang

sama pada tahun 2019. Berdasarkan usia, pada orang dengan usia 65-79

diperkirakan terdapat 19,9% pada tahun 2019 dan prediksi meningkat menjadi

20,4% pada tahun 2030 dan 20,5% pada tahun 2045. Prevalensi diabetes pada

1
2

tahun 2019 sebanyak 9% wanita dan 9,6% laki-laki. Angka diprediksi akan

meningkat hingga 578,4 juta di tahun 2030 dan 700,2 juts di tahun 2045.

(Diabetes Feredational, 2019).

Menurut data WHO (World Organization), dunia kini didiami oleh 171 juta

penderita DM (2000) dan akan meningkat 2 kali, 366 juta pada tahun 2030.

Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar Negara dengan jumlah diabetes

terbanyak. Pada tahun 1995, Negara yang tergolong berkembang ini baru

menempati peringkat ke-7. Peringkat ini diprediksi akan naik dua tingkat

(menjadi peringkat ke-5 pada tahun 2025, dengan perkiraan jumlah pengidap

sebanyak 12,4 juta jiwa.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018, Prevelensi DM

berdasarkan diagnosa sebesar 1,5% dari jumlah penduduk semua umur di

Indonesia. Provinsi dengan prevalensi DM berdasarkan diagnosa tertinggi yaitu

DKI Jakarta sebesar 2,6%, Daerah istimewa (DI) Yogyakarta 2,4%, sedangkan

Provinsi dengan prevalensi DM berdasarkan diagnosa terendah yaitu 0,6%.

Berdasarkan data yang didapatkan dari RS Al-Fatah Ambon tentang

kejadian Diebetes Melitus dalam tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2019,

jumlah pasien dengan Diabetes Melitus adalah 19 laki-laki 11, perempuan 8,

pada tahun 2020 yaitu 25 diantaranya laki-laki 15, perempuan 10, dan pada

tahun 2021 adalah 39 diantaranya laki-laki 25 dan perempuan 14

Diagnosa keperawatan yang muncul dari pasien diabetes melitus antara lain

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Kekurangan volume

cairan behubungan dengan cairan tubuhyang aktif, intoleransi aktifitas, dimana


3

yang menjadi prioritas untuk menangani pasien diabetes melitus yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Adapun batasan

karakteistiknya yang dapat muncul yaitu berat badan 20% atau lebih di bawah

rentang nomal, bising usus hiperaktif, ketidakmampuan memakan makanan,

kurang minat pada makanan, membran mukosa pucat, penurunan berat badan

dngan asupan makanan adekuat. Serta banyak faktor-faktor yang berhubungan

yaitu faktor biologis, faktor ekonomi, ketidak mampuan makan ketidak

mampuan mencerna makanan, dan kurang asupan makanan (Nanda, 2015).

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang

tidak bisa terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta

implikasinya terhadap kebutuhan dasar lain apabia kebutuhan dasar ini tidak

terpenuhi. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengelolaan zat makanan

oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktifitas

tubuh (hidayat, 2009).

Kepatuhan diet nutrisi pasien merupakan suatu perubahan perilaku yang

positif dan diharapkan proses kesembuhan penyakit lebih cepat dan terkontrol.

Pengaturan diet nutrisi yang seumur hidup bagi pasien DM menjadi suatu yang

sangat membosankan jika, dalam diri pasien tidak timbul pengertian dan

kesadaran yang kuat dalam menjaga kesehatannya. Perubahan perilaku diet

nutrisi bgi pasien DM yang diharapkan adalah mau melakukan perubahan pola

makan dari yang tidak teratur menjadi diet yang tercerna. Penderita DM

didalam melaksanakan diet harus memperhatikan (3J), yaitu : jumlah kalori

yang dibutuhkan, jadwal makanan yang harus diikuti, dan jenis makanan yang
4

harus diperhatikan. Kepatuhan akan diet harus dilakukan seumur hidup secara

terus menerus dan rutin yang memungkinkan terjadinya kejenuhan pada pasien

(Hasdianah, 2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana penerapan Asuhan

Keperawatan pada pasien Diabetes Melitus dalam pemenuhan kebutuhan

nutrisi di rumah sakit Al-Fatah Ambon?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Tujuan umum karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui asuhan

keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan diabetes

mellitus di RS AL-FATAH Ambon

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian pada pasien dengan diabetes mellitus

dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di RS-AL Fatah Ambon

b. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diabetes

mellitus pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus di

RS-AL Fatah Ambon

c. Dapat meencanakan tindakan yang akan diberikan kepada pasien

dengan diabetes mellitus (DM} dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengn

diabetes melitus dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi


5

e. Dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada pasien

dengan diabetes melitus dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

D. Manfaat Studi Kasus

1. Masyarakat

Dapat memberikan wawasan kepda masyarakat dalam mengenal dan

mengerti masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan diabetes

mellitus dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kepustakaan guna

mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan sehingga pendidikan

akan menghasilkan tenaga keperawatan yang terampil dan profesiona pada

pasien Diabetes Melitus dalm Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.

3. Penulis

Dapat dijadikan pengalaman yang berharga dalam menambah wawasan

pengetahuan dan keterampilan dalam peneraapa Asuhan Keperawatan

Medikal Bedah khususnya pada pasien Diabetes Melitus dalam

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diabetes Melitus

1. Pengertian

Diabetes melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah

penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal

(hiperglikimia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun

relative (Hasdianah, 2012).

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan dari heterogen yang

ditandai pleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikimia

(Smeltzer, 2008).

2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut Hasdinah (2012) klasifikasi diabetes melitus mempunyai

beberapa bagian antara lain :

a. Diabetes melitus tipe I atau disebut insulin dependent (tergantung

insulin) adalah mereka yang menggunakan insulin oleh karena tubuh

tidak dapat menghasilkan insulin. Pada diabetes tipe I, badan kurang

atau tidak menghasilkan insulin, terjadi karena masalah genetic, virus

atau penyakit autoimun.

b. Diabetes melitus tipe II

6
7

Diabetes melitus tipe II ini atau disebut dengan insulin requirement

(membutuhkan insulin) adalah mereka yang membutuhkan insulin

sementara atau seterusnya .

c. Diabetes melitus tipe III

Diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pilih

stelah melahirkan, GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin

atau ibu, dan sekitar 20-50% dari wanita penderita GDM bertahan

hidup.

3. Etiologi

Menurut Huda (2015) terdapat beberapa macam etiologi dari

diabetes melitus tergantung tipe diabetes melitus, diantaranya :

a. Diabetes Melitus tipe I

Merupakan diabetes yang bergantung pada insulin ditandai dengan

penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebaabkan oleh :

1) Faktor genetik/Herediter, penderita diabetes tidak mewarisi

diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi

atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I

2) Faktor imunologi (autoimun)

3) Faktor lingkungan virus atau toksin tertentu dapat memicu

proses autoimun yang menimbulkan estruksi beta.

b. Diabetes Melitus tipe II

Yaitu diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin. Diabetes

melitus tipe II ini terjdi akibat penurunan sensitivitas terhadap


8

insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan produksi insuin.

Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes

tipe II ini adalah sebagai berikut : usia, obesitas, riwayat dan

keluaga

4. Patofisiologi

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan

dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut :

a. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang

mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-

1200 mg/dl

b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak

yang abnormal disertai dengan endapan kolesterol pada dinding

pembuluh darah.

Pasien-pasin yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat

mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau

toleransi sesudah makan.

Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotic yang

menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,

potassium, dan posfat. Akibat glukosa yang keluar bersama urin

maka pasien mengalami keseimbangan protein negatife dan berat

badan menurun secara cenderung terjadi poligafi.

Akibat yang lain adalah asthenia atau kekurangan energi

sehingga pasien menjadi cepat lelah dan ngantuk yang disebabkan


9

oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga

berkurangnya karbohidrat untuk energi.

Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis,

penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini

akan memudahkan tejadinya gangrene (Saferi & Maiza, 2013).

5. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Menurut Rendy & Margareth (2012) seseorang dapat dikatakan

menderita diabetes mlitus apabila memiliki gejala seperti :

a. Keluhan TRIAS : banyak minum, banyak kencing dan penurunan

berat badan.

b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan darah lebih dari 200

mg/dl keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus

adalah : Poliuria, polydipsia, polifagia, berat badan menurun,

lemah, kesemutan, gatal, visus menuru, bisul/luka.

1. Komplikasi Diabetes Melitus

Ada dua macam komplikasi diabetes melitus yaitu :

a. Komplikasi akut

a) Hipoglikemia dan hiperglikima

b) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar,

penyakit jantung coroner, (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh

darah kapiler).
10

c) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,

retinopati, nefropati.

d) Neuopati saaf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf

otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kadiovaskuler.

b. Komplikasi menahun diabetes melitus

a) Neuropati diabetik

b) Retinopati diabetik

c) Nefropati diabetic

d) Proteinuria

e) Kelainan koroner

6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Menurut Beck (2011) tujuan diet nutrisi ini antara lain:

a. Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam

kisaran nilai yang normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria

beserta gejala-gejalanya.

b. Mengurangi besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial.

c. Memberikan masukan semua jenis nutrien yang memadai sehingga

memungkinkan pertumbuhan normal pada perbaikan jaringan.

d. Memulihkan dan mempertahankan berat badan yang normal

Penderita diabetes melitus didalam melaksanakan diet harus

memperhatikan 3J, yaitu : jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal

makan yang harus diikuti, jenis makanan yang haus diperhatikan.


11

7. Tipe Diet Nutrisi Pasien DM

Menurut Beck (2011), Tipe diet nutrisi untuk pasien DM :

a. Diet Rendah Kalori

Diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan yang kemudian

diikuti dengan diet untuk mempertahankan berat badan.

b. Diet Bebas Gula

Diet bebas gula ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia

lanjut dan tidak memerlukan suntukan insulin. Diet bebas gula

diterapkan berdasarkan dua prinsip :

a) Tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula

b) Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian

dari keseluruhan hidangan secara teratur.

8. Pemilihan Jenis Makanan

Menurut Anies (2011), makanan yang dianjurkan pada pasien dengan

Diabetes Melitus adalah makanan yang mengandung sumber karbohidrat

kompleks seperti : nasi, roti, ,ie, kentang, singkong, ubi dan sagu,

mengandung protein rendah lemak seperti : ikan, ayam tanpa kulit,

tempe, tahu dan kacang-kacangan dan sumber lemak dalam jumlah

terbatas yaitu bentuk makanan yang diolah dengan cara dipanggang,

dikukus, direbus, dan dibakar. Makanan yang mengandung karbohidrat

alamiah beserat juga dianjurkan, contohnya roti yang terbuat dari biji

gandum, sayuran, kacang-kacangan, serta buah segar.


12

B. Konsep Dasar keperawatan

Proses keperawata merupakan gambaran dari hubungan antara pasien dan

perawat, identitas dan peran profesionalitas perawat. Antusiasme perawat

dalam menerima tantangan baru dalam memberikan pelayanan telenursing

sangat tinggi, hal tesebut dapat berdampak pada kemampuan meningkatkan

komunikasi yang efektif antara perawat dan pasien (Xiano et al.,2017)

Ada 5 tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanakan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien (Lyer et al, 1996).

a. Pengkajian

Pengkajian berisi tentang data pasien. Yang terdiri dari nama, tempat

dan tanggal lahir, jenis kelamin, status kaawin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkjian dan diagnosa

medik.

b. Identitas Penanggung Jawab

Identitas penanggung jawab berisikan data umum dari penanggung

jawab pasien yang bias dihubungi seelama menjalani masa rawatan

di rumah sakit.

c. Riwayat kesehatan
13

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien diabetes mellitus adalah

poliura, polifagia, polydipsia, penurunan berat badann, dan

ulkus yang lamah sembuh. Pasien yang mengalami

ketoasidosis terdapat mual, muntah, dan nyeri abdomen.

(Price & Wilson, 2012).

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada pasien diabetes tipe I, mengalami polyuria, polydipsia,

polifagiia, penurunan berat badan, dan ketoasidosis,

semuanya terjadi akibat gangguang metabolic. Pasien

dengan diabetes tipe II juga dapat memperlihatkan gejala

polyuria dan pilidipsia, tetapi umumnya asimtomatirik.

c) Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat penyakit diabetes mellitus, kegemukan,

penyakit pangkreas, penyakit hormonal, konsumsi obat-

obatan.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya terdepat riwayat keluarga yang menderita diabetes

mellitus atau adanya riwayat obesitas dari generasi

terdahulu.

2. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

1) Pola Nutrisi
14

Untuk mengetahui asupan kebutuhan nutrisi di

tanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari

makanan yang di konsumsi oleh pasien, makanan

apa saja yang disukai dan yang tidak disukai,

bagaimana selera makan pasien, berapa kali minum,

jenis dan jumlah per hari.

2) Pola eliminasi

a) Buang Air Kecil

Intake dan output pasien selama 24 jam.

Dibandingkan antara kondisi pasien yang sehat

dengan kondisi pasien sedang mengalami

perawatan dirumah sakit.

b) Buang Air Besar

Konsistensi buang air besar, jumlah kepadatan,

warna dan bau di bandingkan saat kondisi

pasien yang sehat dengan kondisi pasien yang

sedang mengalami perawatan dirumah sakit.

c) Pola Tidur dan Istirahat

Waktu istiraahat pasien di bandingkan saat

keadaan sehat dengan keadaan saat pasien di

rawat di rumah sakit.

3) Pola Aktifitas
15

Aktifitas fisik yang dilakukan pasien atau olahraga

yang dilakukan oleh pasien.

3. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala.

Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala.

b) Rambut

Dimulai warna, ketebalan, distribusi serta

karakteristik lain rambut.

c) Muka\wajah

Pada pemeriksaan diwajah ditemukan wajah

pucat, bibir kering, pecah-pecah, bengkak,

adanya lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.

d) Mata

Bila kadar glukosa dalam darah mendadak

tinggi lensa mata menjadi cembung dan mata

mendadak kabur.

e) Telinga

Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta

tanda-tanda adanya infeksi seperti

pembengkakan dan nyeri di daerah belakang

telinga.

f) Mulut dan Bibir


16

Adakah tanda-tanda sardonicus, bagaimana

keadaan lidah, adakah stomatitis.

g) System pernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada,

pada penderita DM mudah terjadii infeksi.

h) Sistem Pencernaan

Rasa mual, perut mudah terasa penuh, kadang-

kadang rasa sakit uluh hati. Gangguan pada usus

yang kali diutarakan adalah obstipasi diabetic

dengan keluhan sukar Buang Air Besar (BAB),

dibandingkan konstipasi.

i) Sistem Perkemihan

Diabetisi mudah mengidap batu ginjal yang

timbul karena factor infeksi Saluran Kemih

(ISK).

j) Sistem Persarafan

Neuropati diabetik dengan gejala kesemutan,

rasa panas atau rasa tertusuk-tusuk jarum, rasa

tebal pada telapak kaki, badan sakit.

4. Pemeiksaan penunjang

Pemeiksaan darah dan urin


17

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan langkah ke dua dari proses

keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat terhadap

permasalahan kesehatan aktul maupun potensial. Dimana perawat

mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengatasinya

(Sumijtum, 2009).

Diagnosa Keperawatan yang muncul (NANDA, 2015):

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis atau

ketidakmampuan mengabsobsi makanan

b. Resiko ketidakstabilan kada gula darah berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan tentang manajemen

diabetes

c. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot

abdomen

d. Keletihan berhubungn dengan peningkatan kelemahan

fisik

3. Rencana keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NOC : Status nutrisi makanan

Kriteria Hasil :

a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan


18

b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

c) Mampu mengidentifikasi kebutuhsn nutrisi

d) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

e) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC : Manajemen Nutrisi

a) Kaji adanya alergi makanan

b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

d) Berikan substansi gula

e) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

f) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

g) Kaji kemampuan nutrisi untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

NOC

Kerasnya Hiperglikemia :

a) Peningkatan keluaran urin

b) Rasa haus yang meningkat

c) Kelaparan berlebihan

d) Kelelahan
19

e) Mulut kering

NIC

Pengelolaan Hiperglikemia

a). Pantau tanda dan gejala polydipsia, dan polifagia

b). Memantau keton urin

c). Memantau tekanan darah dan denyut nadi

d). Mengelola insulin

e). Mendorong asupan cairan oral

f). Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

g). Menagntisipasi dimana kebutuhan insuin akan meningkat

3. Konstipasi

NOC

Eliminasi usus dan hidrasi

Kriteria Hasil :

a) Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari

b) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi

c) Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi

d) Fases lunak dan berbentuk

NIC

Pengelolaan konstipasi :

a) Monitor tanda dan gejala konstipasi

b) Monitor bising usus

c) Monitor fases dan frekuensi konsistensi


20

d) Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan

peningkatan bising usus

e) Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap

pasien

f) Identifikasi faktor penyebab dan konstribusi konstipasi

g) Anjurkan pasien/keluarga untuk diet tinggi serat

h) Anjurkan pasien/keluarga penggunaan yang tepat dari

obat pencahar

i) Anjurkan pasien/keluarga pada hubungan asupan diet

dan olahraga

4. Keletihan

NOC

Ketahanan konsentrasi energi konservasi nutrisi status

energi

Kriteria Hasil :

a) Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih

baik

b) Menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan

c) Kecemasan menurun

d) Glukosa darah adekuat

e) Kualitas hidup meningkat

f) Istirahat cukup

g) Mempertahankan kemampuan untuk berkonsentrasi


21

NIC

Manajemen Energi :

a) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan

aktifitas

b) Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan

c) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

d) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi

secara berlebihan

e) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

f) Dukungan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan

perasaan, berhubungan dengan perubahan hidup yang

disebabkan keletihan

g) Bantu aktifitas sehari-hari sesuai kebutuhan

h) Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan

makanan yng berenergi tinggi

5. Implementasi Keperawatan

Implementsi keperawatan adalah suatu proses keperawatan

yang mengikuti rumusan yang sudah ada di rencana keperawatan.

Tahap implementasi mengacu pada pelaksanaan dari rencana

keperawatan yang telah disusun. Implementasi mencakup

pelaksanaan dari intervensi keperawatan yang ditunjukkan dalam

mengatasi diagnose keperawatan, masalah-masalah kolaboratif dan

untuk memenuhi kebutuhan pasien (C.Smelzer & G.bare, 2013)


22

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan

bertujuan untuk menentukan berbagai respon pasien terhadap

intervensi keperawatan yang sudah disusun dan sebatas mana

tujuan-tujuan yang direncnakan sudah tercapai (C.Smeltzer &

G.Bare, 2013).

C. Konsep Dasar Pemenuhan Nutrisi

1. Pengertian Nutrisi

Menurut Tarwatoh dan Wartona (2011), nutrisi merupakan zat-zat

lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penykit, termasuk

proses-proses di dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau

bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan

tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan

sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat

gizi dan lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang

berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

2. Jenis-Jenis Nutrisi

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber utama bagi tubuh. Karbohidrat

merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, biasanya dalam

bentuk alium. Kabohidrat bersumber dari tumbuh-tumbuhan seperti

beras, sagu, jagung, kacang, singkong dan karbohidrat pada hewani


23

berbentuk glikogen. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi

utama bagi tubuh, pengaturan metabolisme lemak,, cadangan untuk

tenaga tubuh, dan memberi rasa kenyang.

a. Fungsi Karbohidrat

a) Sumber enegi yang murah

b) Sumber energi utama pada otak dan saraf

c) Cadangan untuk trnaga tubuh

d) Pengaturan metabolisme lemak

e) Efisiensi penggunaan protein

f) Memberikan rasa kenyang

2. Protein

Protein adalah unsur zat yang sangat berperan dalam

penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan

antibodi. Sumber protein berasal dari nabati daen hewani, protein

nabati seperti tepung terigu, jagung, kacang hijau, kedelai. Dan

lemak berasal dari daging, udang, kerang, susu, daging ayam,

ikang salmon dan sebagainya. Protein berfungsi sebagai sumber

energi disamping karbohidrat dan lemak, pemeliharaan dan

pertumbuhan tubuh, pengaturan metabolism dalam bentuk enzim

hormone.

3. Lemak

Lemak atau lipid adalah sumber yang menghasilkan kalori

lebih besar dari protein dan karbohidrat.


24

a. Fungsi Lemak

a) Sebagai sumber energi, memberi kalori dimana dalam 1

gram lemak pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan

kalori sebanyak 9kkl.

b) Melarutkan vitamin sehngga dapat diresap oleh usus

c) Untuk aktivasi seperti biosintesis hormon steroid

4. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan Mineral merupakan unsur-unsur gisi atau nutrisi

yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil (mikronutrien) karena

didapat didaur ulang.

a. Jenis dan Fungsi Vitamin

a) Vitamin A, sangat penting dipelukan bagi kesehatan

mata. Untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan

tubuh.

b) Vitamin B1, untuk metabolisme karbohidrat,

menstimulasi pertumbuhan dan tonus otot yang baik.

c) Vitamin B2, untuk metabolosme karbohidrat, lemak dan

protein, membantu pembentukan anti bodi dan sel darah

merah.

d) Vitamin B3, berperan dalam sintesis lemak,

memperbaiki kulit dan saraf, serta sebagai koenzim.


25

e) Vitamin B5 untuk katalisator reaksi kimia dalam

pembentukan koenzim A yang berperan dalam

pembentukan (ATP).

f) Vitamin B6 mempertahankan keseimbangan natrium

dan fosfor

g) Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah yang

normal.

h) Vitamin C untuk mempertahankan kolagen, membantu

kesembuhan luka, jaringan fraktur dan parut,

memberikan kekuatan pada pembuluh darah.

i) Asam folat membantu metabolisme, khususnya asam

amino, pematangan sel darah merah,seta mencegah

terjadinya penyakit jantung bawaan.

j) Vitamin D memperbaiki absorpsi dan pengguanaan

kalsium serta fosfo yang diperlukan untuk pembentukan

tulang.

k) Vitamin E, melindungi vitamin yang larut dalam lemak,

melindungi sel darah merah.

l) Vitamin K, diperlukan untuk pembentukan protrombin

sehingga dibutuhkan dalam pembekuan darah.

3. Fungsi Nutrisi Dalam Tubuh

Menurut Jauhari dan Nasution (2013) Tubuh kita terbentuk dari

zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh karena itu kita memerlukan
26

masukan makanan yaitu untuk memperoleh zat-zat yang diperlukan

tubuh. Zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi membentuk dan

memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan

didalam tubuh, dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit.

Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah memberi energi bagi

aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta

mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.

4. Masalah Kebutuhan Nutrisi

Menurut Jauhari Dan Nasution (2013), gangguan kebutuhan nutrisi

terdiri dari malnutrisi, obesitas, hipertensi, jantung koroneer, kanker,

diabetes melitus dan anoreksia nervosa

a. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan

sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Gejala umumnya berat badan rendah dengan

asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada

kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain[-lain.

b. Obesitas

Obesitas adalah masalah peningkatan berat badan yang

mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya


27

adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan

kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

c. Hipertensi

Hipertensi adalah gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab

dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya

hidup yang berlebihan.

d. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah gangguan nutrisi yang sering

disebkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.

e. Kanker

Kanker adalah gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan

oleh pengonsumsian lemk secara berlebihan.

f. Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah gangguan kebutuhan nutrisi yang

ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

g. Anoreksia nervosa

Aoreksia nervosa adalah penurunan berat badan secara

mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,

pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letagi dan

kelebihan energi.
28
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Peneliti ini menggunakan jenis penilitian deskriptif dalam bentuk studi

kasus yaitu asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien

diabetes mellitus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

yang komprehensif meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, intevensi,

implementasi dan evalusi

Peneliti deskriptif adalah untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-

peristiwa penting yang tejadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa

dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data aktual dari

pada penimpulan (Nursalam, 2012).

B. Subjek Studi Kasus

Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh

peneliti atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian

(Notoadmodjo, 2012). Subjek pada studi kasus ini adalah orang yang

terdiagnosa menderita penykit Diabetes Melitus di Rs Al-Fatah Ambon.

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran suhan

keperawatan pasien diabetes melitus dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

29
30

D. Definisi Operasional

1. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada

praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien

untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien sehingga dapat mengatasi

masalah yang sedang dihadapinya.

2. Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa

darah yang melebihi normal (hiperglikemia).

3. Kebutuhan nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat

makanan oleh tubuh yang bertujuan untuk menghasilkan energi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang penulis gunakan untuk mendapatan data berupa formt

pengkajian, stetoskop, tensimeter, thermometer, timbangan dan alat tulis

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data untuk

penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Pengumpulan data melalui anamnesa kepada pasien, wawancara yang

dilakukan setiap saat selama pemberian asuhan keperawatan dengan

memperhatikan kondisi pasien, teknik dan cara berkomunikasi, sikap

dalam berkomunikasi serta penggunan bahasa yang mudah dimengerti

oleh pasien.

2. Observsi
31

Penulis melakukan pengamatan langsung kepada pasien dan keluarga

pasien untuk mengetahui keadaan perkembangan pasien selama

perawatan dan perkembangan.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan yang difokuskan langsung berkaitan dengan pemeriksaan

system secara menyeluruh, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi.

4. Studi Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan melihat dan mempelajari catatan pasien

tentang perawatan atau pengobatan serta pemeriksaan penunjang.

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi Studi Kasus

Studi kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Al-Fatah Ambon

2. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021

A. Penyajian Data

Penyajian Data, data-data yang diperoleh diolah dengan cara

mengelompokkan data menjadi dua bagian yaitu data subjektif dan

objektif, kemudian dianalisa untuk menentukan masalah serta

merumuskan diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan yang

selanjutnya diimplikasikan dengan melakukan hubungan kejasama dengan

perawat ruangan, dokter dan tim kesehatan lainnya.


32

H. Etika Studi Kasus

Etika penelitin adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak

hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan masalah etika yang meliputi :

a) Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peniliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed consent tersebut antara lai: partisipasi

responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi yang akan terjdi, manfaat

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Hidayat,

2008).

b) Tanpa Nama (Anonimity)


33

Dalam penggunaan subjek penelitin dilakukan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama subjek studi kasus pada lembar

kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitin (Hidayat, 2009). Sehingga dalam penelitian ini, peneliti

hanya mencantumkan inisial nama dari subjek penelitian.

c) Kerahasiaan (Confident)

Menurut Hidayat (2009), penelitian ini memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informal maupun masalah-masalah

lainnya yang berhubungan dengan subjek studi kasus, dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien pada pihak

rumah sakit dijaga oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan

dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dan akan dipresentasikan melalui ujian

KTI.
DAFTAR PUSTAKA

Anies, (2012). Waspada ancaman penyakit tidak menular :

solusi pencegahan dari aspek perilaku dan lingkungan.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Asmadi, (2008). Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta: Salemba Medika

E. Mary Back. (2011). Ilmu Gizi Dan Diet : Hubungannya

Dengan Penyakit- Penyakit Untuk Perawat Dan

Dokter. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Garnadi, Y. (2012). Hidup Nyaman dengan Diabetes Mellitus.

Jakarta: Agromedia Pustaka

Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang

Dewasa dan Anak – Anak Dengan Solusi Herbal.

Yogyakarta : Nuha Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar

Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Husnah, Zufry., Maisura, (2014). Hubungan Pengetahuan dengan

Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus dalam Menjalani

34
35

Terapi Di Rsud Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal

kedokteran syiah kuala, Volume: 14, 62-66.

IDF. (2015). A Guide to National Diabetes Programmes.

Belgium: International Diabetes Federation.

Jauhari, Ahmad., Nasution, Nita. (2013). Nutrisi dan

Keperawatan. Yogyakarta: Dua Satria Offset

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar

2013.Diakses

darihttp://www.depkes.go.id/resources/download/gener

al/HasilRiskesdas2 013.pdf pada tanggal 21 Maret

2018

Krisnatuti, D. (2014). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes

Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya

Maryam, Siti., Pudjiati., Gustina dan Raenah, Een. (2013).

Kebutuhan Dasar Manusia Dan Berpikir Kritis Dalam

Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media

Misnadianly. (2006) Diabetes In Misnadianly, Diabetes

Mellitus:Ganggren, Infeksi, Mengenal Gejala . Jakarta :

Pustaka Opopuler Obo


36

NANDA International. (2015). NANDA International Inc.

Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017

(Budi Anna Keliat, et al, Penerjemah). Jakarta: EGC

Nasrul. (2011). Hubungan Pengetahuan Tentang Diet

Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan

Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal

Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 –

Desember 2011

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Nurarif, Amin Huda (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis: Nanda Nic Noc.

Jogjakarta: Penerbit Mediaction Jogja.

Tarwoto.,Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan

Proses Keperawatan Edisi Empat. Jakarta: Salemba

Medika

WHO. (2015). Diabetes Melitus. Diakses 23 Maret 2018. From

http://www.who.int/topics/diabetes mellitus/en/
37

Anda mungkin juga menyukai