Anda di halaman 1dari 87

i

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SEKSIO SESARIA MELALUI


PROSEDUR PERAWATAN LUKA UNTUK MENCEGAH
INFEKSI DI RUANGAN NIFAS RUMAH SAKIT
UMUM AL - FATAH AMBON

Disusun Oleh:

RIA LESTARI MAELAN


NIM :P07120119084

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2022

vi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SEKSIO SESARIA MELALUI
PROSEDUR PERAWATAN LUKA UNTUK MENCEGAH
INFEKSI DI RUANGAN NIFAS RUMAH SAKIT
UMUM AL - FATAH AMBON

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III


Kesehatan Pada Jurusan Keperawatan Ambon
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Disusun dan diajukan oleh:

RIA LESTARI MAELAN


NIM :P07120119084

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2022

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ria lestari maelan

NIM : P07120119084

Program Studi : Keperawatan Ambon

Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan pangambilan tulisan

atau pikiran orang lain, kecuali yang telah saya sertakan pada daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Ambon, 05 Maret 2022

Mengetahui

Pembimbing Pembuat Pernyataan

Joula Timisela. S.Kep. Ners .M .Kep Ria lestari maelan


NIP. 197003031994032001 NIM. P07120119084

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Oleh: Ria Lestari Maelan, NIM:P07120119084. Dengan Judul
“Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Seksio Sesaria Melalui Prosedur Perawatan
Luka Untuk Mencegah Infeksi Di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-fatah
Ambon” Telah diperiksa dan di setujui untuk diujikan.

Ambon, 05 April 2022

Di Susun Oleh :

RIA LESTARI MAELAN


NIM : P07120119084

Telah di setujui oleh :

Pembimbing

Joula Timisela.S Kep.Ners.M.Kep


NIP : 197003031994032001

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Oleh Ria Lestari Maelan Dengan Judul Asuhan

Keperawatan Pada Ibu Post Seksio Sesaria Melalui Prosedur Perawatan Luka Untuk

Mencegah Infeksi Di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-fatah Ambon telah

dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 07 April 2022

Dewan penguji

Penguji ketua

Martini Tidore, S.Kep, Ns,. M.Kes


NIP: 197112061995032001

Penguji I Penguji II

J.I.L Ratulangi, S.Kep., M.Kes Joula Timisela. S.Kep. Ners., M.Kep


NIP : 196606191993032002 NIP:197003031994032001

Mengetahui
Ketua Program Studi

Rony A. Latumenasse, S.Pd.,M.Kes


NIP. 19701029199403100

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat, hikmah dan kesehatan, sehingga Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan keperawatan pada ibu post seksio sesaria melalui prosedur
perawatan luka untuk mencegah infeksi di ruangan nifas Rumah Sakit Umum Al-
Fatah Ambon” dapat terselesaikan. Adapun maksud penelitian Karya Tulis Imiah
ini adalah salah satu tugas persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III
Kesehatan pada jurusan Keperawatan Ambon Politeknik Kemenkes Maluku.
Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat peneliti
sampaikan kepada Joula Timisela. S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing, memberikan arahan
serta saran-saran yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan peneliti ini.
Keberhasilan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Hairudin Rasako, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik kesehatan
Kemenkes Maluku yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.
2. Dr. Andi Tasrif Azis, selaku Direktur Rumah Sakit Umum AL-Fatah Ambon
yang telah memberikan izin penelitan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah
Ambon.
3. Ronny A. Latumenasse, S.Pd., M.Kes selaku ketua Prodi Keperawatan
Ambon yang telah memberikan motivasi dan arahan selama mengikuti
pendidikan.
4. Joula Timisela. S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan serta motivasi bagi peneliti.
5. Martini Tidore, S.Kep, Ns., M. Kes selaku ketua dewan penguji dan J.I.L
Ratulangi, S.Kep., M. Kes selaku penguji anggota I
6. Seluruh Staf Dosen pada Jurusan Keperawatan Ambon Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku, yang telah banyak membina, mengarahkan serta memberi

vi
2
vii

ilmu pengetahuan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan dan


menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Terima kasih kedua orang tua papa dan mama melalui cinta kasih dan
perhatian yang telah membesarkan dengan susah payah, mendidik dan
menasehati serta selalu ada menjadi menara dan tiang doa yang terhebat bagi
peneliti sampai dengan saat ini.
8. Teristimewa kepada kedua orang Tuaku, mama sri, bapak mo, keluarga besar
maelan dan orang yang ku sayang, yang selalu menjadi motivator terbaik yang
tulus ikhlas memberikan doanya kepada saya selama proses dan akhir
pendidikan.
9. Teman-teman keperawatan angkatan 2019, terkhususnya teman-teman
seperjuangan Irna, Fitri, Isna, Sisi, Lita, yuli, vani, kk yuni, sela the bacoed,
dan grils talk. Yang sudah saling membantu dan memberi dukungan kepada
peneliti hingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan pada tahap
penelitian. Saran, kritik dan masukan untuk perbaikan diharapkan untuk
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih

Ambon, 05 April 2022


Peneliti
3

Abstrak

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Seksio Sesaria Melalui Prosedur Perawatan Luka
Untuk Mencegah Infeksi Di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon

Ria lestari maelan (2022)


Jurusan Keperawatan Ambon Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Joula Timisela. S.Kep. Ners., M.Kep

Seksio sesaria adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk mengeluarkan bayi
melalui penyayatan pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh atau tanpa adanya kekurangan serta berat janin di atas 500 gram. Indikasi medis dilakukannya
operasi seksio sesaria meliputi dua faktor yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor dari janin
berupa bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor
plasenta, kelainan tali pusat dan bayi kembar, sedangkan faktor ibu terdiri atas usia, jumlah anak
yang dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah
dini. Penerapan prosedur perawatan luka merupakan Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
membantu proses percepat penyembuhan luka. Data Rekam Medis Rumah Sakit Umum Al-fatah
Ambon, menunjukan angka kejadian seksio sesaria pada tahun 2018 yaitu 176 ibu melahirkan 74
(42%), pada tahun 2019 yaitu 280 ibu melahirkan 118 (42%), dan pada tahun 2020 yaitu 1365
ibu melahirkan 653 (47 %). Data di atas menunjukan terjadi peningkatan seksio sesaria setiap
tahun.Tujuan dari penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan prosedur perawatan luka untuk
mencegah terjadinya infeksi pada asuhan keperawatan ibu seksio sesaria˝, diagnosa keperawatan
berdasarkan data yaitu resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif. Metode yang
digunakan adalah deskritif yang berbentuk studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22
Maret 2022 dilakukan perawatan luka pada pasien, didapatkan hasil luka tampak kering dan tidak
ada tanda-tanda infeksi. Masalah keperawatan yang muncul yaitu ̋ Resiko infeksi berhubungan
dengan efek prosedur invasif˝ masalah resiko infeksi teratasi di karenakan kondisi pasien sudah
beraktivitas secara mandiri.

Kata Kunci: Penerapan Prosedur Perawatan luka, Post Operasi seksio Sesaria hari ke 3.
4

viii ISI
DAFTAR

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN............................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM..........................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
ABSTRAK……………………………………………………………………....viii
DAFTAR ISI....................................................................................................…ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN..........................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus.............................................................................5
D. Manfaat Penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Dengan Seksio………6
B. Konsep Perawatan Luka Seksio Sesaria............................................15
1. Pengertian....................................................................................15
2. Jenis Luka....................................................................................15
3. Berdasarkan Penyebab.................................................................15
4. Tahap Penyembuhan Luka...........................................................16
5. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka.......................16
6. Penanganan Luka.........................................................................19
7. Prosedur Penanganan Luka..........................................................21
8. Standar Operasional Prosedur perawatan luka Rumah Sakit
Umum Al-fatah Ambon...............................................................22
BAB III METODE PENULISAN
A. Rancangan Studi Kasus.................................................................... 25
B. Subyek Studi Kasus...........................................................................25
C. Fokus Studi Kasus ...........................................................................26
D. Defenisi Operasional Fokus Studi....................................................26
E. Instrumen Penelitian..........................................................................26
F. Pengumpulan Data.............................................................................26
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus..........................................................27
H. Penyajian Data...................................................................................27
I. Etika Studi Kasus...............................................................................27
5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian..................................................................................30
B. Pembahasan........................................................................................46
BAB V PENUTUP
ix
A. Kesimpulan.......................................................................................54
B. Saran...................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6

DAFTARxLAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan judul


Lampiran 2 Lembar konsultasi
Lampiran 3 Surat izin pengambilan data awal
Lampiran 4 Surat Pengambilan data awal
Lampiran 5 Surat Mohon Izin Penelitian
Lampiran 6 Format pengkajian ibu nifas
Lampiran 7 Standar operasional prosedur perawatan luka seksio sesaria RSU
Al-Fatah Ambon
Lampiran 8 Penjelasan untuk mengikuti penelitian (psp)
Lampiran 9 Informed consent (pesetujuan menjadi partisipan)
Lampiran 10 Lembar Observasi
Lampiran 11 Lembar Dokumentasi

xi
7

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Angka Kejadian Post Seksio sesaria tahun 2018-2020

Tabel 2 Klasifikasi data pada Ny.A.

Tabel 3 Analisa data pada Ny.A.

Tabel 4 Rencana asuhan keperawatan pada Ny.A.

Tabel 5 Tindakan keperawatan pada Ny.A.hari pertama

Tabel 6 Tindakan Keperawatan Pada Ny.A Hari Kedua

Tabel 7 Tindakan Keperawatan pada Ny.A Pada Hari Ketiga

Tabel 8 Evaluasi Keperawatan pada Ny.A

xii
8

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

% : Persen

NaCL: Natrium Klorida

ASI: Air Susu Ibu

HPHT: Hari Pertama Hari Terakhir

BAB: Buang Air Besar

BAK: Buang Air Kecil

IVFD: Intravenous Fluid Drip

0
C: Derajat Celsius

Cm: senti meter

Gr: gram

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data WHO (2012) menunjukan persalinan dengan bedah caesar sekitar

10-16% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. di

Amerika serikat rata-rata seksio sesaria meningkat hingga 29.1%, Inggris dan

Wales mencapai 21,4%, Kanada 22,5%. Data tersebut menunjukan secara

global, khususnya di negara-negara maju, bahwa angka persalinan seksio

sesaria terbilang tinggi (Latifah et al., 2020).

Hasil Riskesdas pada 2013, menunjukan kelahiran dengan seksio

sesaria sebesar 9,8% dari total 49.603 kelahiran sepanjang tahun 2010 sampai

dengan 2013, dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9 % ) dan terendah

di Sulawesi tenggara (3,3%). Angka seksio sesarea di Maluku berada pada

urutan ke 5 paling bawah dari 34 provinsi.

Seksio sesaria adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk

mengeluarkan bayi melalui penyayatan pada dinding perut dan dinding rahim

dengan syarat rahim dalam keadaan utuh atau tanpa adanya kekurangan serta

berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro, 2015). Indikasi medis

dilakukannya operasi seksio sesaria meliputi dua faktor yaitu faktor janin dan

faktor ibu. Faktor dari janin berupa bayi terlalu besar, kelainan letak janin,

ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat dan

bayi kembar, sedangkan faktor ibu terdiri atas usia, jumlah anak yang

1
2

dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir,

ketuban pecah dini (Rahmi, 2019).

Persalinan dengan seksio sesaria memiliki risiko tinggi karena

dilakukan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding uterus

atau insisi transabdominal uterus, sehingga pasien akan merasakan rasa nyeri.

Rasa nyeri merupakan stresor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan

dimana individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang

menimbulkan respon fisik dan psikis (Kuswantoro & Dina, 2012)

Infeksi pada luka operasi merupakan infeksi nosokomial yang akan

mengakibatkan kerugian terutama bagi pasien maupun penyelenggara

pelayanan kesehatan. Peningkatan jumlah hari rawat inap dan biaya

membebani pasien dan keluarga, pasien dapat mengalami trauma akibat proses

penyembuhan yang berlangsung lama (Latifah et al., 2020).

Perawatan luka adalah cara yang efektif dan efisien yang digunakan

untuk merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktunya, meminimalkan

terjadinya resiko infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi (Juliana, 2017).

Tujuan perawatan luka seksio sesaria menurut Maryunani (2013) yaitu

mencegah dan melindungi luka dari infeksi serta trauma dan cedera jaringan

yang lebih lanjut dengan meningkatkan penyembuhan luka sehinga ibu dapat

memperoleh rasa nyaman. Penanganan luka operasi memerlukan

pertimbangan untuk dapat mempercepat proses pemulihan dan kesembuhan,

meminimalisasi ketidaknyamanan bagi pasien setelah operasi, serta dari segi

estetika, mampu meninggalkan bekas luka operasi sekecil mungkin. Pada


3

umumnya luka insisi saat operasi dipertautkan dengan menggunakan jahitan

berbagai pola. Salah satu pola yang paling sering digunakan untuk

mentautkan luka pasca operasi adalah jahitan pola sederhana terputus

(Richardson, 2008) .

Hasil observasi peneliti terhadap perawatan luka seksio sesaria yang

dilakukan di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-fatah Ambon, di temukan

bahwa perawatan luka ini masih menggunakan betadin tergantung dari

masing-masing dokter, ada juga yang menggunakan casa steril, dan plester

anti air transparan, karena penggunaan betadin untuk perawatan luka seksio

sesaria bersifat toksin dan merusak jaringan sehingga menghambat proses

penyembuhan luka. Selain itu juga ada beberapa ibu post seksio sesaria yang

dirawat kembali karena infeksi pada luka setelah 5-7 hari operasi. Belum ada

kajian khusus terhadap penyebab terjadinya infeksi post seksio sesaria.

Lama penyembuhan luka bekas operasi akan berlangsung selama 4-6

minggu setelah operasi. Namun untuk sembuh total atau pulih 100%, maka

akan dibutuhkan waktu 3 bulan (12 minggu). Menurut Haryadi, M. (2016),

luka sayatan bekas operasi dari kulit hingga ke rahim akan sembuh 100%, jika

tidak ada komplikasi setelah operasi. Untuk itu pasien seksio sesaria

disarankan lebih banyak beristirahat, dilarang melakukan beberapa pekerjaan

berat agar tidak mengenai luka dan rawatlah bekas luka operasi dengan baik

dengan menganti perban setiap hari, mencuci luka dengan teratur,

memberikan obat antibiotik.


4

Tabel 1
Jumlah Angka Kejadian Post Seksio sesaria Di Ruangan Nfas
Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon Tahun 2018-2020

Tahun Partus SC Partus Persalinan SC + Presentasi SC


Normal Normal
2018 74 102 176 42%

2019 118 162 280 42%

2020 653 712 1365 47%

Sumber, Rekam Medis Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon 2018-2020

Data Rekam Medis Rumah Sakit Umum Al-fatah Ambon, menunjukan

angka kejadian seksio sesaria pada tahun 2018 yaitu 176 ibu melahirkan 74

(42%), pada tahun 2019 yaitu 280 ibu melahirkan 118 (42%), dan pada tahun

2020 yaitu 1365 ibu melahirkan 653 (47 %). Data di atas menunjukan terjadi

peningkatan seksio seesaria setiap tahun.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Asuhan Keperawatan pada ibu post seksio sesaria melalui

prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi di ruangan nifas Rumah

Sakit Umum Al- Fatah Ambon”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Penerapan

Asuhan Keperawatan pada ibu post seksio sesaria melalui prosedur perawatan

luka untuk mencegah infeksi di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-Fatah

Ambon” ?
5

C. Tujuan Studi Kasus

Adapun tujuan dari penilitian ini yaitu untuk menggambarkan

penerapan asuhan keperawatan pada ibu seksio sesaria melalui prosedur

perawatan luka untuk mencegah infeksi di Ruamgan Nifas Rumah Sakit

Umum Al-fatah Ambon.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi ibu nifas

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi

ibu nifas yang mendalam terhadap proses penyembuhan luka post operasi

seksio sesaria, mampu merawat diri, dan memenuhi kebutuhan.

2. Manfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Diharapkan dalam hasil penelitian ini dapat menjadi referensi

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan dan memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan ibu post seksio

sesaria melalui prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi di

Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al - fatah Ambon.

3. Manfaat bagi penulis

Dapat menjadi suatu pengalaman dalam menambah wawasan

tentang asuhan keperawatan ibu post seksio sesaria melalui prosedur

perawatan luka untuk mencegah infeksi di Ruangan Nifas Rumah Sakit

Umum Al-fatah Ambon.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Dengan Seksio Sesaria

1. Konsep asuhan keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap

dan sistematis untuk dikaji dan di analisis sehingga masalah kesehatan

dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial

maupun spiritual dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk

mengatasi masalah (Hia, 2019). Menurut Wiratama, (2019) bahwa

proses pengkajian mencakup: pengumpulan data, penyusunan data,

validasi data, dan pencatatan data.

Pengkajian keperawatan pada ibu post operasi Seksio sesaria

menurut Sagita (2019) adalah sebagai berikut :

1) Identitas pasien Meliputi :

Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,

pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk rumah

sakit, nomor registrasi, dan diagnosa medis.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama pada post operasi Sesaria biasanya adalah

nyeri dibagian abdomen akibat luka jahitan setelah operasi, pusing

dan sakit pinggang.


7

3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang tentang pengkajian data

yang dilakukan untuk menentukan sebab dari dilakukannya

operasi Seksio sesaria seperti kelainan letak bayi (letak

sungsang dan letak lintang), faktor plasenta (plasenta previa,

solution plasenta, plasenta accrete, vasa previa), kelainan tali

pusat (prolapses tali pusat, telilit tali pusat), bayi kembar

(multiple pregnancy), pre eklampsia, dan ketuban pecah dini

yang nantinya akan membantu membuat rencana tindakan

terhadap pasien. Riwayat pada saat sebelum inpartus di dapatkan

cairan yang keluar pervaginan secara spontan kemudian tidak di

ikuti tanda-tanda persalinan.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Didapatkan data pasien pernah riwayat Seksio sesaria

sebelumnya, panggul sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi

penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang,

seperti danya penyakit Diabetes Melitus, jantung, hipertensi,

hepatitis, abortus dan penyakit kelamin.

c) Riwayat Perkawinan
8

Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah

menikah sejak usia berapa, lama pernikahan, berapa kali

menikah, status pernikahan saat ini.

d) Riwayat Obsterti

Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali ibu hamil,

penolong persalinan, dimana ibu bersalin, cara bersalin, jumlah

anak, apakah pernah abortus, dan keadaan nifas post operasi

Seksio Sesaria yang lalu.

e) Riwayat Persalinan Sekarang

Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama

persalinan, jenis kelamin anak, keadaan anak.

f) Riwayat KB Pengkajian

Riwayat KB dilakukan untuk mengetahui apakah

pasien pernah ikut program KB, jenis kontrasepsi, apakah

terdapat keluhan dan masalah dalam penggunaan kontrasepsi

tersebut, dan setelah masa nifas ini akan menggunakan alat

kontrasepsi apa.

g) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti

jantung, Hipertensi, TBC, DM, penyakit kelamin, abortus yang

mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada pasien.

4) Pola Fungsi Kesehatan


9

a) Pola Aktivitas

Aktivitas pasien terbatas, dibantu oleh orang lain untuk

memenuhi keperluannya karena pasien mudah letih, pasien

hanya bisa beraktivitas ringan seperti: duduk ditempat tidur,

menyusui.

b) Pola Eliminasi

pasien dengan pos partum biasanya sering terjadi

adanya perasaan sering/susah kencing akibat terjadinya odema

dari trigono, akibat tersebut menimbulkan infeksi uretra

sehingga menyebabkan konstipasi karena takut untuk BAB

c) Pola Istirahat dan Tidur

pasien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola

istirahat dan tidur akibat adanya kehadiran sang bayi dan nyeri

jahitan

d) Pola Hubungan dan Peran pasien akan menjadi ibu dan istri

yang baik untuk suaminya

e) Pola Penanggulangan Stress pasien merasa cemas karena tidak

bisa mengurus bayinya sendiri

f) Pola Sensori Kognitis pasien merasakan nyeri pada prineum

karena adanya luka jahitan akibat Seksio sesaria

g) Pola Persepsi dan Konsep Diri


10

pasien merasa dirinya tidak seindah sebelum hamil,

semenjak melahirkan pasien mengalami perubahan pada ideal

diri

h) Pola Reproduksi dan Sosial

Terjadi perubahan seksual atau fungsi seksualitas

akibat adanya proses persalinan dan nyeri bekas jahitan luka

Seksio sesaria

5) Pemeriksaan Fisik

a) Tanda-Tanda Vital

Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekanan

darah turun,nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun

b) Kepala

(1) Rambut

Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan

rambut, dan apakah ada benjolan

(2) Mata

Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,

konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat

(anemia) karena proses persalinan yang mengalami

perdarahan, sklera kuning.

(3) Telinga

Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana

kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari telinga


11

(4) Hidung

Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum

kadang-kadang ditemukan pernapasan cuping hidung.

(5) Mulut dan Gigi Mulut

bersih / kotor, mukosa bibir kering / lembab

c) Leher

Saat dipalpasi ditemukan ada/ tidak pembesaran

kelenjar tiroid, karna adanya proses penerangan yang salah.

d) Thorax

(1) Payudara

Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada

payudara, areola hitam kecoklatan, puting susu menonjol,

air susu lancer dan banyak keluar

(2) Paru-Paru

Inspeksi: Simetris / tidak kiri dan kanan, ada / tidak terlihat

pembengkakan.

Palpasi: Ada/tidak nyeri tekan, ada/tidak teraba massa

Perkusi: Redup / sonor

Auskultasi: Suara nafas Vesikuler / ronkhi / wheezing

(3) Jantung

Inspeksi: Ictus cordis teraba / tidak

Palpasi: Ictus cordis teraba / tidak

Perkusi: Redup / tympani


12

Auskultasi: Bunyi jantung lup dup

e) Abdomen

Inspeksi: Terdapat luka jahitan post op ditutupi verban, adanya

striegravidarum

Palpasi: Nyeri tekan pada luka, konsistensi uterus lembek / keras

Perkusi: Redup

Auskultasi: Bising usus

f) Genetalia

Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air

ketuban, bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang

dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan

letak anak

g) Ekstremita

Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan

karena membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena

penyakit jantung atau ginjal.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang

mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupun

potensial (PPNI, 2017). Berdasarkan Studi kasus ini ditemukan

diagnosa keperawatan yaitu Resiko Infeksi berhubungan dengan efek

prosedur invasif.
13

c. Perencanaan Keperawatan

a. Diagnosa (Tim Pokja, PPNI, 2017)

Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif.

b. Tujuan (Tim Pokja, PPNI, 2019)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

maka tingkat infeksi menurun, dengan kriteria hasil: 1) Kebersihan

tangan meningkat; 2) Kebersihan badan meningakat; 3) Demam

menurun; 4) Kemerahan menurun; 5) Nyeri menurun; 6) Bengkak

menurun; 7) Vesikel menurun; 8) Cairan berbau busuk menurun; 9)

Sputum berwarna hijau menurun; 10) Drainase purulen menurun;

11) Pluria menurun; 12) Periode malaise menurun; 13) Letargi

menurun; 15) Gangguan kongnitif menurun; 16) Kadar sel darah

putih membaik; 17) Kultur darah membaik; 18) Kultur urine

membaik; 19) Kultur sputum membaik; 20) Kultu area luka

membaik; 21) Kultu feses membaik.

c. Rencana keperawatan (Tim Pokja, PPNI, 2018)

1) Intervensi utama : pencegahan infeksi

a) Observasi; Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan

sistemik

b) Teraupetik; Batas jumlah pengunjung, berikan perawatan

kulit pada area edema, cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, pertahankan

teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi


14

c) Edukasi; Jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara

mencuci tangan dengan benar, ajarkan etika batuk, ajarkan

cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi, anjurkan

meningkatkan asupan nutrisi, anjurkan meningkatkan

asupan cairan.

d) Kolaborasi; Kolaborasi pemberian imuniasi, jika perlu

d. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan dalam pelaksanaan

juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon

pasien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang

baru (Rohmah dan Walid, 2009). Implementasi pada studi kasus ini di

lakukan sesuai dengan intervensi atau perencanaan asuhan keperawatan

yang sudah ada yaitu pencegahan infeksi pada ibu post seksio sesaria

dengan masalah keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan efek

prosedur invasif.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaan yang sudah berasil di capai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor yang terjadi selama

tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang menyediakan


15

nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan

dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria

hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Nursalam, 2001).

B. Konsep Perawatan Luka Seksio Sesaria

1. Pengertian

Luka adalah suatu cedera dimana kulit robek, terpotong atau

tertusuk, atau trauma benda tumpul yang menyebabkan kontusi. Luka

dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka dan tertutup. Luka terbuka

diklasifikasikan berdasarkan obyek penyebab luka antara lain: luka insisi,

luka laserasi, luka abrasi, luka tusuk, luka penetrasi, dan luka tembak.

Luka tertutup dibagi menjadi tiga: kontusi, hematoma dan luka tekan.

Luka tertutup memiliki bahaya yang sama dengan luka terbuka. Selain itu

terdapat pula beberapa jenis luka lainnya seperti luka bakar, luka sengatan

listrik, luka akibat zat kimia, cedera suhu dingin, luka radiasi dan ionisasi

serta luka gigit dan sengatan serangga (Suryadi, Asmarajaya, & Maliawan,

2013)

2. Jenis Luka

a. Berdasarkan Sifat Kejadian: Luka yang disengaja (luka bedah dan luka

radiasi). Luka tidak disengaja ( luka terkena trauma).

b. Berdasarkan intergritas kulit: Luka terbuka terjadi robekan dan

robekan itu dapat terlihat contoh; luka abrasion (luka akibat gesekan),

luka puncture (luka akibat tusukan), luka hautration (luka akibat alat

perawatan luka).
16

3. Berdasarkan Penyebab

a. luka mekanik terdiri atas :

1) vulnus scissum: luka sayatan akibat bendah tajam

2) vulnus contusum: luka memar akibat benturan benda tumpul

3) vulnus kaceratum: luka robekan akibat mesin atau benda lainya

yang menyebabkan robeknya jaringan rusak yang dalam

4) vulnus puctum: luka tusuk yang kecil dibagian luar, tetapi besar

dibagian dalam

5) vulnus seloveradum: luka tembak bagian tepi luka tampak kehitam-

hitaman

6) vulnus morcum: luka gigitan yang tidak jelas bentuknya

7) vulnus abrasion: luka terkikis yang terjadi di bagian luka, tetapi

tidak sampai ke pembuluh darah.

b. Luka nonmekanik: luka non mekanik terdiri atas luka akibat zat kimia

termik, radiasi, atau sengatan listrik.

4. Tahap Penyembuhan Luka

Menurut Moya, Morison (2003) proses fisiologis penyembuhan luka

dapat dibagi ke dalam 3 fase utama, yaitu:

a. Fase Inflamasi (durasi 0-3 hari)

Sehingga dapat menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah

sekeliling yang masih utuh serta meningkatnya penyediaan darah ke

daerah tersebut, sehingga menyebabkan merah dan hangat dan jaringan

yang rusak dan sel mati melepaskan histamine dan mediator lain.
17

Permeabilitas kapiler darah meningkat dan cairan yang kaya akan

protein mengalir ke interstitial menyebabkan oedema lokal.

b. Fase destruksi (1-6 hari)

Pembersihan terhadap jaringan mati atau yang mengalami

devitalisasi dan bakteri oleh polimorf dan makrofag. Polimorf menelan

dan menghancurkan bakteri. Tingkat aktivitas polimorf yang tinggi

hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat berjalan terus tanpa

keberadaan sel tersebut.

c. Fase Proliferasi (durasi 3-24 hari)

Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk

sel-sel yang bermigrasi. Fibroblas melakukan sintesis kolagen dan

mukopolisakarida.

d. Fase Maturasi (durasi 24-365 hari)

Dalam setiap cedera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel epitel

pada pinggir luka dan sisa-sisa folikel membelah dan mulai berimigrasi

di atas jaringan granulasi baru.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Menurut Craven dan Hirnle (2000), yang mempengaruhi

penyembuhan luka dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Faktor Luka

1) Kontaminasi Luka

Teknik pembalutan yang tidak adekuat, bila terlalu kecil

memungkinkan invasi dan kontaminasi bakteri, jika terlalu kencang


18

dapat mengurangi suplay oksigen yang membawa nutrisi dan

oksigen.

2) Edema

Penurunan suplay oksigen melalui gerakan meningkat

tekanan intersisial pada pembuluh darah.

3) Hemoragi

Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati

yang harus disingkirkan.

b. Faktor Umum

1) Usia

Makin tua pasien maka makin kurang lentur jaringan.

2) Nutrisi

Pada penyembuhan luka kebutuhan akan nutrisi meningkat

seiring dengan stress fisiologis yang menyebabkan defisiensi protein

nutrisi yang kurang dapat menghambat sintesis kolagen dan terjadi

penurunan fungsi leukosit.

3) Obesitas

Pada pasien obesitas jaringan adiposa biasanya mengalami

avaskuler sehingga mekanisme pertahanan terhadap mikroba sangat

lemah dan mengganggu suplay nutrisi kearah luka, akibatnya

penyembuhan luka menjadi lambat.


19

4) Medikasi Seperti steroid, anti koagulan, anti biotik spektrum luas

dapat mempengaruhi penyembuhan pada luka.

c. Faktor lokal

1) Sifat injuri

Bentuk luka, Kedalaman luka dan luas jaringan yang rusak

bisa mempengaruhi penyembuhan luka.

2) Adanya infeksi

Penyembuhan luka menjadi lambat jika pada luka terdapat

kuman patogen penyebab infeksi,

3) Lingkungan setempat

Dengan adanya drainase pada luka. PH yang harusnya

antara 7,0 sampai 7,6 menjadi berubah sehingga mempengaruhi

penyembuhan luka. Pada area luka dapat mempengaruhi sirkulasi

darah pada daerah luka dengan adanya tekanan.

6. Penanganan Luka

Penanganan luka terdiri dari beberapa cara sesuai dengan keperluan

luka. Seiring berkembangnya ilmu tentang luka, ditemukan pula modalitas

pengobatan terbaru seperti growth factor eksogen atau negative pressure

wound therapy (NPWT). Langkah awal dari penanganan luka adalah

anamnesis dan pemeriksaan fisik Pastikan juga tidak ada bahaya lain yang

lebih mengancam nyawa pasien.

Dalam anamnesis, dicari informasi penyebab luka, kapan

terjadinya luka, apa saja yang dilakukan untuk mengurangi luka. Perlu
20

juga ditanya tentang kebiasaan merokok atau pemakaian obat karena dapat

mempengaruhi proses penyembuhan. Apabila ada masalah atau penyakit

tertentu yang dapat mengganggu penyembuhan lainnya juga perlu untuk

diketahui (Suryadi, Asmarajaya, & Maliawan, 2013).

Untuk pemeriksaan fisik, nilai status gizi, status jantung dan

sirkulasi pasien. Lokasi luka diamati dengan baik melihat apakah luka

termasuk luka bersih atau luka kotor yang terkontaminasi benda asing dan

bakteri. Lihat warna kulit sekitar, apabila pucat menunjukkan sirkulasi

yang buruk. Pastikan juga kerusakan menembus saraf, otot ataupun tulang.

Status tetanus pasien harus dipertimbangkan. Apabila luka karena gigitan

hewan, perlu diberikan antirabies (Suryadi, Asmarajaya, & Maliawan,

2013)

Setelah evaluasi selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah

penutupan luka. Dalam melakukan penutupan luka, ada beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan. Apabila luka bersih dari benda asing, tidak

terdapat kontaminasi bakteri dan pendarahan sudah berhenti dapat

dilakukan penutupan luka primer. Penutupan luka primer tidak

dilaksanakan apabila ada hal-hal di atas karena dapat terjadi hematoma

atau pendarahan di bawah kulit serta terjadinya infeksi di dalam kulit yang

sudah ditutup (Suryadi, Asmarajaya, & Maliawan, 2013)

Pada kondisi dimana luka terkontaminasi berat ataupun pada luka-

luka kecil, luka dibiarkan untuk sembuh sendiri secara sekunder. Pada

penutupan secara sekunder ini, fase penyembuhan akan dibiarkan secara


21

alamiah. Hasil akhirnya adalah jaringan granulasi akan menutup luka

menjadi jaringan parut. Penutupan secara sekunder ini akan menghasilkan

jaringan parut yang tampak jelas pada kulit (Suryadi, Asmarajaya, &

Maliawan, 2013).

7. Prosedur Penanganan Luka

Dalam penanganan luka, tujuan dari tenaga kesehatan adalah

membantu proses penyembuhan normal agar berjalan efektif dengan waktu

masing-masing fase seminimal mungkin. Prosedur penanganan luka

berbeda-beda tergantung jenis luka namun secara garis besar terdiri dari

pembersihan luka baik dengan irigasi maupun debridement dan penutupan

luka.

Prosedur penanganan luka terbuka terdiri dari lima langkah yaitu:

anestesi, irigasi, persiapan kulit sekitar, debridement serta penutupan luka.

Anestesi lokal yang biasa digunakan adalah lidokain 0.5%/1.0%.

Keuntungan dari lidocaine adalah onsetnya cepat serta sedikit yang

mengalami alergi. Epinefrin bisa ditambahkan untuk membantu

hemostasis dan memperpanjang kerja obat anestesi. Lidokain akan terasa

sakit saat disuntikkan, sehingga injeksi harus dilakukan perlahan-lahan

pada tepi luka secara subkutan (Suryadi, Asmarajaya, & Maliawan, 2013).

Luka perlu dilakukan irigasi untuk menurunkan jumlah bakteri dan

menghilangkan benda asing. Cairan yang biasa digunakan adalah 0.9%

saline, dan cairan yang mengandung surfaktan. Alkohol tidak diberikan

pada luka karena bersifat toksik. Kulit sekitar luka juga perlu dipersiapkan
22

dengan larutan antibakteri seperti povidone-iodine (Suryadi, Asmarajaya,

& Maliawan, 2013)

Langkah terakhir dari penanganan luka adalah penutupan luka.

Tujuan dari penutupan luka ini adalah membantu luka yang cukup lebar

yang sulit untuk menutup sendiri dengan proses normal. Metode yang

tersedia untuk menutup luka adalah dengan jahitan, staples, tape, perekat

jaringan, dan skin graft / skin flap. Penutupan dengan jahitan paling sering

digunakan, jahitan digunakan dengan benang sekecil mungkin tapi bisa

menahan luka dengan baik. Tujuannya adalah untuk meminimalkan benda

asing pada tubuh dan mencegah reaksi radang. Benang yang digunakan

adalah benang yang tidak bisa diserap sehingga perlu untuk dilepas setelah

7-10 hari. Lokasi penjahitan juga mempengaruhi waktu pelepasan benang .

Pada daerah dengan vaskularisasi yang baik seperti wajah, benang

dilepas setelah 5-7 hari. Benang yang dapat diserap digunakan pada daerah

dermis atau daerah yang sulit untuk dilakukan pelepasan (Suryadi,

Asmarajaya, & Maliawan, 2013).

8. Standar Operasional Prosedur perawatan luka seksio sesaria RSU

Al-fatah Ambon

a. Pengertian

Melakukan perawatan pada luka dengan cara memantau keadaan

luka, melakukan penggantian balutan (ganti verban) dan mencegah

terjadinya infeksi, yaitu dengan cara mengganti balutan yang kotor

dengan balutan yang bersih.


23

b. Tujuan

Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan

dapat menjaga kebersihan luka, melindungi luka dari kontaminasi,

dapat menolong hemostatis (bila menggunakan elastis verban), agar

luka post seksio sesaria menjadi kering, sembuh dan terhindar dari

infeksi.

c. Persiapan alat

Pinset anatomi steril satu set, pinset sirugis steril satu set, bak

instrument steril satu set, cucing, Sarung tangan steril satu set,

bengkok, plester, gunting, kassa steril, kassa/verban untuk menutup

luka, betadine/alkahol/NaCl, kapas lidi steril.

d. Tahap kerja

Mencuci tangan, pakai sarung tangan steril, buka bak instrument,

lepaskan plester dan perban, lepaskan sarung tangan dan rendam dalam

larutan klorin, pakai sarung tangan steril kembali, bersihkan luka

dengan antiseptic memakai pinset dengan depres satu kali usap dari

arah dalam keluar dan buang ke bengkok dan ulangi sampai bersih,

Keringkan luka dengan kasa kering, beri antiseptik/nebasetin

powder/salep/supratull, tutup

e. Prosedur

Mengucapkan salam, memberitahukan tindakan yang akan

dilakukan, mendekatkan alat kedekat pasien menutup tirai/sketsel,

memposisikan klien terlentang, mencuci tangan, pakai sarung tangan


24

steril, buka bak instrumen, lepaskan plester /verban, lepaskan sarung

tangan dan rendam dalam larutan klorin, pakai sarung tangan steril

kembali, bersihkan luka dengan anti septik memakai pinset dengan

depres satu kali usap dari arah dalam keluar dan buang kebengkok dan

ulangi sampai bersih, Keringkan luka dengan kassa kering, beri

antiseptik/nebasetin powder/salep/supratull. Tutup luka dengan kassa

steril, fiksasi dengan plester, lepaskan sarung tangan dan masukkan

kedalam larutan klorin, rapikan pasien senyaman mungki, bereskan

alat-alat. Cuci tangan dan dokumentasikan kondisi luka pasien dan

reaksi pasien
25

BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan Studi Kasus

Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

yang berupa studi kasus yaitu asuhan keperawatan pada ibu nifas melalui

prosedur perawatan luka post oprasi seksio sesaria untuk mencegah infeksi di

Ruangan Nifas rumah Sakit Ambon dengan pendekatan proses keperawatan

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaa pelaksanaan dan

evaluasi Menurut Notoatmodjo (2010)

Studi Kasus pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan ilmiah

yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,

peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang,

lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang

peristiwa tersebut. Biasanya peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut

kasus adalah hal yang aktual (real-life events), yang sedang berlangsung,

bukan sesuatu yang sudah lewat (Rahardjo Mudjia, 2017).


26

B. Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus ini menggunakan seorang ibu nifas post seksio

sesaria yang sementara di rawat di ruangan nifas RSU Alfatah Ambon,

ditemukan hari ke 3 saat penelitian berlangsung

C.Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus ini yaitu penerapan asuhan keperawatan paba ibu

post seksio sesaria melalui prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

di ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-fatah Ambon.

D. Defenisi Operasional Fokus Studi

1. Asuhan keperawatan pada ibu nifas adalah suatu pendekatan proses

keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan

keperawatan implementasi, dan evaluasi pada ibu nifas dengan luka post

seksio sesaria.

2. Perawatan luka post seksio sesaria adalah serangkaian tindakan perawatan

luka yang dilakukan sesuai SOP RSU Al-fatah untuk mencegah terjadinya

infeksi.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format

Pengkajian Keperawatan Maternitas Badan Pengembangan Pemberdayaan


27

Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan alat bantu phygnomanometer,

stetoskop, thermometer, arloji, pena, buku catatan dan timbangan berat badan

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam pengkajian adalah :

1. Wawancara atau anamnesa: jenis pengumpulan data dengan teknik

wawancara yaitu dalam bentuk tanya-jawab dengan pasien

2. Observasi : penulis juga melakukan pengamatan langsung pada pasien.

3. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan fisik ini dilakukan guna mendapatkan

data-data fisik pasien. Penggunaan teknik pemeriksaan fisik yaitu dengan

inspeksi, palpasi, dan auskultasi.

4. Studi dokumentasi: yaitu dengan mempelajari catatan medis yang

berhubungan dengan kasus pasien.

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi Studi Kasus

Studi kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon

2. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 -24 Maret 2022

H. Penyajian Data

Data-data yang diperoleh diolah dengan cara mengelompokkan data

menjadi dua bagian yaitu data subjektif dan objektif, kemudian dianalisa

untuk menentukan masalah serta merumuskan diagnosa keperawatan dan

rencana keperawatan yang selanjutnya diimplikasikan dengan melakukan

hubungan kejasama dengan perawat ruangan, dokter dan tim kesehatan

lainnya
28

I. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peniliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi

responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan potensi yang akan terjdi, manfaat

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Hidayat,

2008).

2. Tanpa Nama (Anonimity)


29

Dalam penggunaan subjek penelitin dilakukan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama subjek studi kasus pada lembar

kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitin (Hidayat, 2009). Sehingga dalam penelitian ini, peneliti

hanya mencantumkan inisial nama dari subjek penelitian.

3. Kerahasiaan (Confident)

Menurut Hidayat (2009), penelitian ini memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informal maupun masalah-masalah

lainnya yang berhubungan dengan subjek studi kasus, dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset .

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien pada

pihak rumah sakit dijaga oleh peneliti. Data hanya disajikan atau

dilaporkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dan akan dipresentasikan

melalui ujian KTI


30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap satu orang ibu post seksio sesaria

melalui prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah awal untuk mengumpulkan data

dalam melakukan asuhan keperawatan dan proses pengkajian dapat dilihat

di bawah ini

a. Data umum

1). Biodata pasien

Nama Ny. A lahir di Ambon, 20 september 1995/usia 26 tahun,

alamat Gunung Malintang, Maluku, bangsa Indonesia, status

pernikahan menikah, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga,

diagnosis medis G1P0A0, Gravid Aterm, nomor medical Record Ny.A


31

95-74-94, Ny. A masuk rumah sakit pada tanggal masuk 20 maret

2022, pengakajian di lakukan pada tanggal 22 maret 2022, pada

pukul 09:46 WIT.

2). Penanggung jawab

Nama Tn. A. H, umur 26 tahun, pekerjaan wiraswasta, hubungan

dengan pasien suami.

b. Alasan masuk rumah sakit:

Pasien diantar keluarganya untuk melahirkan anak pertama.

c. Keluhan utama saat dikaji

Pasien mengatakan nyeri 30


pada luka jahitan (post seksio sesaria)

d. Riwayat keluhan utama:

Nyeri seperti di tusuk-tusuk (qualitas), sekitar abdomen bagian bawah

(region), skala nyeri 4 (sedang) (scale), nyeri saat melakukan aktifitas

(duduk dan berjalan) (time), bekas luka operasi pada abdomen bagian

bawah pusat, adanya nyeri tekan, adanya jahitan pada luka insisi, yang

masih ditutupi kassa, ekspresi wajah meringis bila timbul nyeri, adanya

luka operasi horizontal, PIA0.

e. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kesehatan dahulu

f. Riwayat kesehatan keluarga

pasien mengatakan keluarga dari pasien tidak memiliki riwayat

penyakit keluarga atau penyakit keturunan

g. Genogram
32

Genogram tiga generasi yang dilakukan pada Ny. A dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

26th 26th II
t

III

Gambar 1

Genogram Tiga Generasi

Keterangan: 26th: usia

: Laki-laki

: Perempuan
33

: Pasien

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

h. Riwayat obstetri dan ginekologi

1) Riwayat ginekologi

a)Riwayat menstruasi:

pasien mengatakan menarche pada usia 15 tahun, lamanya 4-5

hari, siklusnya 1 bulan lancar, banyaknya 2-3 hari, sifat darah

warna darah merah berbau amis, bentuk cair serta gumpalan

kecil, hari pertama hari terakhir 14 juni 2021, taksiran persalinan

21 maret 2022.

b)Riwayat perkawinan:

Pasien mengatakan usia perkawinanya 2 tahun, pernikahan

pertama.

c)Riwayat kontrasepsi:

Pasien mengatakan tidak mengunakan kontrasepsi

2) Riwayat obstetri

a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

G1P0A0, pasien mengatakan merasa hamil pada tanggal 14 bulan

juni 2021, usia kehamilan 8 bulan, jenis persalinan seksio

sesaria, di Rumah Sakit Al-Fatah Ambon, penolong dr. Z, jenis


34

kelamin laki-laki, panjang badan 48 cm, berat badan, 2900gr,

keadaan anak baik, nifas: P1A0.

b)Riwayat kehamilan sekarang

Pasien mengatakan merasa hamil pada tanggal 14 juni 2021.

Keluhan waktu hamil emesis (mual,muntah), gerakan anak

pertama di rasakan usia 5 bulan, imunisasi tetanus toxoid 5

bulan dan 6 bulan, pasien mengalami penambahan berat badan

selama hamil, pemeriksaan kehamilan teratur, pasien

mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas

Arbes.

i. Data biologis

1) Nutrisi

Saat di rumah, makan pasien 3x/hari, minum 7-8 gelas/hari saat di

rumah sakit, makan pasien 3x/hari, minum 6-8 gelas/hari.

2) Istirahat dan tidur

Tidur malam 8 jam siang 3 jam, saat di rumah sakit tidur 8 jam,

siang 2 jam.

3) Eliminasi

BAB 1-2x/hari BAK 5x/hari, saat di rumah, pasien BAB 3-4x/hari,

BAB 1-2x/hari.

4) Personal hygiene

Mandi 1-3x/hari, ganti pakian 2-3x/hari saat dirumah sakit, mandi

tidak pernah ganti pakian 2x/hari


35

5) Aktivitas atau mobilitas fisik

Saat di rumah pasien melakukan aktivitas sendiri, saat dirumah sakit

pasien dibantu oleh keluarganya, maupun bidan.

j. Riwayat psikososial

Respon ibu terhadap kelahiran bayi, ibu menerima kelahiran bayi,

respon keluarga dalam menerima bayi keluarga menerima kelahiran

bayi, ibu senang bahagia terhadap bayinya.

k. Riwayat spiritual

Pasien mengatakan beragama Islam kegiatan keagamaan sholat 5

waktu, pasien mengatakan percaya dan bertakwa kepada agamanya

l. Pemeriksaan fisik

1) Penampilan umum

a) Kesadaran umum: pasien tampak lemah

b) Tanda-tanda vital: TD: 110/70 mmHg, S: 36,5 0c, frekuensi nadi

80x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit.

c) Tinggi badan dan berat badan: TB: 155 cm, BB: 50 kg

2) Kepala

Simetris, rambut bersih, warna rambut hitam tidak ada benjolan,

mata simetris konjungtiva tidak anemis, mata tampak bersih, tidak

ada kantung mata, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, hidung

tidak ada secret.

3) Dada
36

Bentuk payudara normal simetris kanan kiri, areola mamae berwarna

kecoklatan, puting menonjol, produksi ASI lancar, bayi dapat

menyusui dengan baik.

4) Abdomen

Tinggi Fundus Uterus (TFU) 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus

baik,bising usus terdengar 7x/menit kandung kemih tidak penuh.

Pasien mengatakan tidak terasa mules-mules seperti awal

melahirkan.

5) Kulit

Kulit teraba hangat, turgo kulit elastis.

6) Lokasi pembedahan

Tidak ada edema pada lokasi pembedahan, tidak ada tanda

kemerahan, tidak ada pengeluaran pus/nanah, jahitan menyatuh,

adanya lochia rubra serta warna merah segar, seksio sesaria hari

pertama, luka tampak basah, terpasang pembalut maternity yang di

ganti 1x/hari, dan belum dilakukan perawatan luka.

7) Ekstermitas

Ekstermitas atas dan bawah simetris, ekstermitas lengkap, tidak ada

fraktur, tidak ada dislokasi, tidak ada edema, pergerakan sendi bebas

tetapi karena ada jahitan pada abdomen bagian bawah yang

menimbulkan nyeri sehingga pasien bergerak dengan berhati-hati.

Aktivitas pasien dibantu keluarga, kadang-kadang bidan, terpasang


37

infus pada ekstermitas atas, terpasang kateter pada ekstermitas

bawah.

m. Pemeriksaan penujang

HB, 8,4 gr/dl normal 12-16 gr/dl, leukosit 4000-10.000mm3/ normal

6.000-17.000 mm3

n. Terapi/pengobatan

IVFD RL, 20 tetes/menit, injeksi Vitamin K 1mg, Metronidazol

2x0,5mg/12 jam drip, ketorolak 3x30 mg/8jam/IV, Paracetamol drip

3x500mg/8jam, Tramadol 3x50mg/drip, ranitidin 2x25mg/IV, vicilin

3x5g/8jam/IV.

o. Data bayi

Bayi pada tanggal 21 Maret 2022, pukul 08:30 WIT masa gestasi 39

minggu, berat badan 2900 gr, panjang bayi 48 cm, tidak ada cacat

bawaan, reflek sucking bayi mampu menghisap pada payudara namun

sering menangis karena tidak puas dengan ASI yang diberikan, reflek

rooting bayi menunjukan reflek seperti mencari puting ibu ketika

respon dengan jari yang diletakkan dipinggir bibirnya. Bayi tampak

belum tepat menempel pada payudara, belum seluruhnya masuk

kemulut bayi, pemeriksan bayi, kepala tidak ada benjolan atau

pembesaran pada kepala, sutura tidak melebar rambut berwarna hitam,

mata kanan dan mata kiri simetris, tidak ada sekret, mulut bibir

berwarna merah mudah, bibir tampak lembab, palatum utuh reflek

rooting dan sucking ada, hidung tampak bersih, tidak ada secret, tidak
38

ada pernapasan cuping hidung, telinga kanan kiri tampak simetris, tidak

ada suara nafas tambahan, abdomen teraba lunak, tidak ada benjolan,

tidak ada lesi, ekstermitas tidak ada kelainan bentuk pada ekstermitas

atas dan bawah. Jumlah jari tangan berjumlah 10, jari kaki berjumlah

10, kulit berwarna kemerahan.

1. klasifikasi data

Setelah pengumpulan data yang didapatkan pada pasien didapatkan data

fokus dan dikelompokkan atas data objektif. Hal ini dapat di lihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2
Klasifikasi data pada Ny. A dengan post seksio sesaria melalui
prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

Data objektif
1. ekspresi wajah tampak meringis bila timbul nyeri
2. keadaan umum lemas
3. skala nyeri 4 (sedang)
4. adanya jahitan pada luka secara horizontal abdomen di bawah pusat yang masih
ditutupi kasa,dan belum ada dilakukan perawatan luka
5. adanya luka operasi horizontal
6. TTV:
TD:110/70 mmHg
7. Didapatkan P1A0
Sumber: data primer 2022

2. Analisa data

Setelah dilakukan klasifikasi data, selanjutnya data dianalisa untuk

dapat dirumuskan diagnosa keperawatan. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:


39

Tabel 3
Analisa data pada Ny. A dengan post seksio sesaria melalui
prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

Data Penyebab Masalah


Data objektif: Resiko infeksi Efek prosedur invasif
1. ekspresi wajah tampak meringis
bila timbul nyeri
2. keadaan umum lemas
3. skala nyeri 4 (sedang)
4. adanya jahitan pada luka secara
horizontal abdomen di bawah
pusat yang masih ditutupi kasa,
dan belum ada dilakukan
perawatan luka
5. adanya luka operasi horizontal
6. TTV:
TD:110/70 mmHg
7. Didapatkan P1A0
Sumber : data primer 2022

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan pengkajian, klasifikasi data, dan analisa data maka

rumusan diagnosis keperawatan pada kasus ini yaitu resiko infeksi

berhubungan dengan efek prosedur invasif

3. Perencanaan keperawatan
40

Adapun rencana tindakan keperawatan pada pasien Ny. A melalui

prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi dapat dilihat pada tabel

berikut ini:
41

Tabel 4
Rencana keperawatan pada Ny.A dengan post seksio sesaria melalui
prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

No Hari/tgl Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi


keperawatan
1 2 3 4 5
1. Selasa, Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan
22 berhubungan dengan tindakan keperawatan gejala infeksi lokal
maret efek prosedur invasif selama 3x24 jam maka dan sistemik
2022 tingkat infeksi menurun, (rubor, color,
dengan kriteria hasil: dolor, tumor, dan
1. Tidak pernah fungsiolaesa)
menunjukan tanda 2. Berikan perawatan
dan gejala infeksi luka kulit pada area
(rubor, color , dolor, edema
tumor, dan 3. Cuci tangan
fungsiolaesa). sebelum dan
2. Nyeri menurun sesudah kontak
3. Bengkak menurun dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
5. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
6. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi

Sumber: data PPNI 2018

4. Implementasi keperawatan

Setelah dilakukan rencana tindakan sesuai dengan diagnosis

keperawatan yang muncul pada Ny. A, maka penulis melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan kondisi pasien. Selain melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan intervensi dan kondisi pasien dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:


42

a) Implementasi hari pertama dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5
Tindakan keperawatan pada Ny. A dengan post seksio sesaria
dengan prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan keperawatan Paraf


keperawatan
43

22 maret Resiko infeksi 09:46 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi


2022 berhungan WIT lokal dan sistemik (rubor, color, dolor,
dengan efek tumor, dan fungsiolaesa)
prosedur Hasil:Ekspresi Ny. A tampak
invasif meringgis bila timbul nyeri.
10:00 2. Memberikan perawatan luka kulit
WIT pada area edema
Hasil: Ny. A mengatakan adanya
jahitan pada luka secara horizontal
abdomen di bawah pusat yang masih
ditutupi kasa
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
10:30 kontak dengan pasien dan lingkungan
WIT pasien
Hasil: Telah dilakukan proses cuci
tangan setelah kontak dengan pasien
serta lingkungan pasien menggunakan
sabun dan air mengalir
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
11:00 Hasil: Ny. A mengatakan paham
WIT dengan penjelasan yang diberikan
5. Mengajarkan cara memeriksa kondisi
11:30 luka atau luka operasi
WIT langkah-langkah perawatan luka post
seksio sesaria:
a) Persiapan pasien/fase Orientasi :
Selamat pagi ibu apa benar dengan
Ny. A perkenalkan nama saya R.M
mahasiswa tingkat 3 keperawatan
poltekkes kemenkes saat ini saya
akan melakukan asuhan keperawatan
tentang perawatan luka post seksio
sesaria, dengan tujuan untuk
mencegah infeksi, waktu yang saya
butuhkan sekitar 10-15 menit ibu,
apakah ibu bersedia?
b) Persiapan alat:
(1) Pinset anatomis
(2) Keranjang
(3) Sarung tangan steril 2 set
(4) Kassa steril
(5) Plester, gunting
(6) Kassa /verban untuk menutup
luka
(7) NaCL 0,9% dan alkohol
c) Prosedur kerja
44

Lanjutan Tabel (1) Mengucap salam


(2) Memberikan tindakan yang akan
dilakukan
(3) menjaga privasi pasien dan tutup
pintu kamar
(4) Mendekatkan alat kedekat pasien
menutup tirai
(5) Memposisikan pasien terlantang
(6) Mencuci tangan
(7) Pakai sarung tangan steril
(8) Buka bak instrument
(9) Lepaskan plester/verban dengan
alkohol
(10) Bersihkan luka dengan NaCL
memakai pinset dengan satu kali
usap dari arah dalam keluar dan
ulangi sampai bersih
(11) Tutup luka dengan kassa steril
(12) Fikasasi dengan plester
(13) Lepaskan sarung tangan
(14) Rapikan pasien senyaman
mungkin
(15) Bereskan alat-alat
(16) Cuci tangan
C) Fase terminasi
(1) Evaluasi hasil
(2) Rencana tindak lanjut
(3) Dokumentasi
Hasil:Setelah dilakukan tindakan
perawatan luka post seksio sesaria
didapatkan ukuran jahitan sekitar
10 cm dan 7 jahitan, kondisi
verban/kassa masih basah dan
berdarah harus di buka dan di
ganti, ada kemerahan pada luka,
ada edema, keutuhan jahitan
tertutup rapi dan basah, dan cairan
yang keluar ada darah.
Sumber: data primer 2022

b) Implementasi hari kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6
Tindakan keperawatan pada Ny. A dengan post seksio sesaria melalui
prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan keperawatan Paraf


keperawatan
23 maret Resiko 07:00 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2022 infeksi WIT lokal dan sistemik (rubor, color, dolor,
berhungan tumor, dan fungsiolaesa)
dengan efek Hasil: Ekspresi Ny. A tampak meringgis
prosedur bila timbul nyeri
45

invasif 07:30 2. Memberikan perawatan luka kulit pada


WIT area edema
Hasil: Ny. A mengatakan adanya jahitan
pada luka secara horizontal abdomen di
bawah pusat yang masih ditutupi kasa
08:00 3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
WIT kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
Hasil: Telah dilakukan proses cuci
tangan setelah kontak dengan pasien
serta lingkungan pasien menggunakan
sabun dan air mengalir
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
09:30 Hasil: Ny.A mengatakan paham dengan
WIT penjelasan yang diberikan
5. Mengajarkan cara memeriksa kondisi
10:00 luka atau luka operasi
WIT langkah-langkah perawatan luka post
seksio sesaria:
a) Persiapan pasien/fase orientasi :
Selamat pagi ibu apakah ibu masih
ingat dengan nama saya , disini
sayaakan memeriksa luka operasi ibu,
apakah ibu besok bersedia saya
mengganti verban luka ibu?
b) Persiapan alat:
(1) Pinset anatomis
(2) Bak instrument
(3) Sarung tangan steril 2 set
(4) Kassa steril
(5) Plester, gunting
(6) Kassa /verban untuk menutup luka
(7) NaCL 0,9% dan alcohol
c) Prosedur kerja
(1) Mengucap salam
(2) Memberikan tindakan yang akan
dilakukan
(3) Menjaga privasi pasien
(4) Mendekatkan alat kedekat pasien
menutup tirai
(5) Memposisikan pasien terlantang
(6) Mencuci tangan
(7) Pakai sarung tangan steril
(8) Buka bak instrumen
(9) lepaskan plester/verban dengan
alkohol
(10) Bersihakan luka dengan NaCL
memakai pinset dengan satu kali
usap dari arah dalam keluar dan
ulangi sampai bersih
(11) Tutup luka dengan kassa steril
(12) Fikasasi dengan plester
(13) Lepaskan sarung tangan
(14) Rapikan pasien senyaman mungkin
(15) Bereskan alat-alat
46

Lanjutan Tabel (16) Cuci tangan


C) Fase terminasi
(1) Evaluasi hasi
(2) Rencana tindak lanjut
(3) Dokumentasi
Hasil: Setelah dilakukan tindakan perawatan
luka post seksio sesaria didapatkan
ukuran jahitan sekitar 10 cm dan 7
jahitan, kondisi verban/kassa masih
tertutup dan mulai Kering, tidak ada
kemerahan, tidak ada edema,
keutuhan jahitan tertutup rapi dan
bersih, dan cairan yang keluar darah
mulai berkurang.
Sumber: data primer 2022

c) Implementasi hari ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7
Tindakan keperawatan pada Ny. A dengan post seksio sesaria melalui
prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan keperawatan Paraf


keperawatan
24 maret Resiko 07:30 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2022 infeksi WIT lokal dan sistemik (rubor, color, dolor,
berhungan tumor, dan fungsiolaesa)
dengan efek Hasil: ekpresi Ny. A tampak membaik
prosedur 08:00 2. Memberikan perawatan luka kulit pada
invasif WIT area edema
Hasil: Ny. A mengatakan adanya jahitan
pada luka secara horizontal abdomen di
bawah pusat yang masih ditutupi kasa
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
08:30
kontak dengan pasien dan lingkungan
WIT
pasien
Hasil: Telah dilakukan proses cuci
tangan setelah kontak dengan pasien
serta lingkungan pasien menggunakan
sabun dan air mengalir
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
09:00 Hasil: Ny. A mengatakatan paham
WIT dengan penjelasan yang diberikan
5. Mengajarkan cara memeriksa kondisi
10:00 luka atau luka operasi
WIT langkah-langkah perawatan luka post
seksio sesaria:
a) persiapan pasien/fase orientasi :
selamat pagi ibu, sesuai kesepakatan
yang kemarin disini saya akan
mengganti verban ibu karena ibu sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter dan
47

Lanjutan Tabel bisa beraktivitas secara mandiri apakah


ibu bersedia?
b) Persiapan alat:
(1) pinset anatomis
(2) Bak instrumen
(3) Sarung tangan steril 2 set
(4) Kassa steril
(5) Plester, gunting
(6) Kassa /verban untuk menutup luka
(7) NaCL 0,9% dan alcohol
c) Prosedur kerja
(1) Memberikan tindakan yang akan
dilakukan
(2) menjaga privasi pasien
(3) Mendekatkan alat kedekat pasien
menutup tirai
(4) Memposisikan pasien terlantang
(5) Mencuci tangan
(6) Pakai sarung tangan steril
(7) Buka bak instrument
(8) Lepaskan plester/verban dengan
alkohol
(9) Bersihakan luka dengan NaCL
memakai pinset dengan satu kali
usap dari arah dalam keluar dan
ulangi sampai bersih
(10) Tutup luka dengan kassa steril
(11) Fikasasi dengan plester
(12) Lepaskan sarung tangan
(13) Rapikan pasien senyaman mungkin
(14) Bereskan alat-alat
(15) Cuci tangan
C) Fase terminasi
(1) Evaluasi hasil
(2) Rencana tindak lanjut
(3) Dokumentasi
Hasil: Setelah dilakukan tindakan
perawatan luka post seksio
sesaria didapatkan ukuran jahitan
sekitar 10 cm dan 7 jahitan,
kondisi verban/kassa bersih dan
kering, tidak ada kemerahan,
tidak ada edema, keutuhan
jahitan tertutup rapi dan bersih,
dan tidak ada cairan yang keluar
Sumber: data primer 2022

5. Evaluasi keperawatan

Untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan

pada Ny. A maka penulis menggunakan catatan perkembangan model


48

subjektif, objektif, assesment, dan planning (SOAP) seperti terlihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 8.
Evaluasi Tindakan pada Ny.A. dengan post seksio sesaria melalui
prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

Tanggal No Diagnosa Jam Evaluasi Paraf


keperawatan
1 2 3 4 5
22 Maret 1 12:00 O:
2022 WIT 1.Ekspresi pasien tampak
meringgis bila timbul nyeri
2.Adanya jahitan pada luka secara
horizontal
3.Abdomen di bawah pusat yang
masih ditutupi kasa, dan
belum ada dilakukan
perawatan luka
1.Adanya luka operasi horizontal
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi Perawatan luka
dilanjutkan
23 Maret 2 12:30 O:
2022 WIT 1.Ekspresi pasien tampak
meringgis bila timbul nyeri
2.Adanya jahitan pada luka
secara horizontal abdomen di
bawah pusat yang ditutupi
kasa
3.Adanya luka operasi horizontal
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi Perawatan luka
dilanjutkan
24 Maret 3 13:00 O:
2022 WIT 1.Ekspresi pasien tampak
membaik
2.Adanya jahitan pada luka secara
horizontal abdomen di bawah
pusat yang ditutupi kasa
3.Adanya luka operasi horizontal
Lanjutan Tabel A:
Masalah teratasi tidak terjadi
infeksi
P:
Intervensi perawatan luka
dihentikan pasien pulang
49

Sumber: data primer 2022

B. Pembahasan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny.A Dengan

Post Seksio Sesaria Melalui Prosedur Perawatan Luka Untuk Mencegah

Infeksi Di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon, maka pada

bagian ini penulis akan membahas tentang teori yang ada dengan kenyataan

yang ditemukan dari hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan post

seksio sesaria melalui prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi.

1. Pengkajian

Sebagai tahapan awal dari proses keperawatan, pengkajian

dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar dapat mengetahui

permasalahan yang dihadapi oleh pasien. Data tersebut dapat diperoleh

melalui wawancara dengan pasien, observasi, pemeriksaan fisik dalam

bentuk (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi), status pasien dari dokter

yang merawat pasien dan bidan yang ada di ruangan.

Hasil pengkajian pada Ny.A didapatkan data, ekspresi wajah tampak

meringis bila timbul nyeri, keadaan umum lemas, skala nyeri 4 (sedang),

adanya jahitan pada luka secara horizontal abdomen di bawah pusat yang

masih ditutupi kasa, dan belum ada dilakukan perawatan luka, adanya luka

oprasi horizontal dan didapatkan P1A0.


50

Hasil pengkajian ini sesuai dengan tinjauan pustaka menurut

pendapat sagita (2019), bahwa keluhan utama pada post seksio sesaria

adalah nyeri pada luka jahitan seksio sesaria, pola aktivitas didapatkan

pada pasien terasa nyeri saat melakukan aktivitas (duduk maupun

bergerak), riwayat obstetri didapatkan P1A0.

Penulis berasumsi bawah data hasil pengkajian seksio sesaria di

Rumah Sakit Al-Fatah Ambon tidak jauh berbeda dengan teori yang di

kemukakan oleh sagita (2019), yaitu keluhan utama pada post seksio

sesaria adalah nyeri pada luka jahitan seksio sesaria, pola aktivitas

didapatkan pada pasien terasa nyeri saat melakukan aktivitas (duduk

maupun bergerak), riwayat obstetri didapatkan P1A0.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan pada studi kasus ini di rumuskan berdasarkan

rumusan hasil analisa data yaitu resiko infeksi berhubungan dengan efek

prosedur invasif. Ekspresi wajah Ny. A tampak meringis bila timbul nyeri,

keadaan umum lemas, skala nyeri 4 (sedang), adanya jahitan pada luka

secara horizontal abdomen di bawah pusat yang masih ditutupi kasa, dan

belum ada dilakukan perawatan luka, adanya luka operasi horizontal,

didapatkan P1A0.

Diagnosis keperawatan tersebut dengan Tim Pokja DPP PPNI (2017)

yaitu resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif diagnosis

keperawatan ini adalah diagnosis actual (SEP) Sais Etiologi dan Problem.
51

Peneliti berasumsi bahwa keperawatan berdasarkan resiko infeksi

berhubungan dengan efek prosedur invasif pada Ny.A sesuai Tim Pokja

DPP PPNI (2017).

3. Perencanaan keperawatan

Berdasarkan hasil perencanaan keperawatan yang di perioritas pada

Ny. A resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif. Rencana

keperawatan yang difokuskan pada Ny.A yaitu, prosedur perawatan luka

untuk mencegah infeksi. dengan monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan

sistemik (rubor, color, dolor, tumor, dan fungsiolaesa), berikan

perawatan luka kulit pada area edema, cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, ajarkan cara memeriksa

kondisi luka atau luka operasi.

Menurut pendapat Tim Pokja DPP PPNI (2018). Rencana

keperawatan yang di fokuskan untuk diagnosis keperawatan resiko infeksi

berhubungan dengan efek prosedur invasif, monitor tanda dan gejala

infeksi lokal dan sistemik (rubor, color, dolor, tumor, dan fungsiolaesa),

berikan perawatan luka kulit pada area edema, cuci tangan sebelum dan

sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, ajarkan cara

memeriksa kondisi luka atau luka operasi.

Penulis berasumsi bahwa perencanaan keperawatan yang didapatkan

pada Ny. A sesuai dengan pendapat Tim Pokja DPP PPNI (2018), yaitu

monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik (rubor, color, dolor,
52

tumor, dan fungsiolaesa), berikan perawatan luka kulit pada area edema,

cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan

pasien, ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan pada Ny. A berdasarkan perioritas

masalah sesuai perencanaan yang telah di susun berupa tindakan

perawatan luka yang dilakukan selama 3 hari.

Implementasi hari pertama Selasa, 22 maret 2022, jam 09:46 WIT,

memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik (rubor, color, dolor,

tumor, dan fungsiolaesa), memberikan perawatan luka kulit pada area

edema, mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien, menjelaskan tanda dan gejala infeksi, mengajarkan cara

mencuci tangan dengan benar, mengajarkan cara memeriksa kondisi luka

atau luka operasi,

Implementasi hari kedua rabu, 23 maret 2022, jam 07:00 WIT,

memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik (rubor, color,dolor,

tumor, dan fungsiolaesa), memberikan perawatan luka kulit pada area

edema, mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien, menjelaskan tanda dan gejala infeksi, mengajarkan cara

mencuci tangan dengan benar, mengajarkan cara memeriksa kondisi luka

atau luka operasi.

Implementasi hari ketiga kamis, 24 maret 2022, jam 07:00 WIT,

memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik (rubor, color, dolor,
53

tumor, dan fungsiolaesa), memberikan perawatan luka kulit pada area

edema, mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien, menjelaskan tanda dan gejala infeksi, mengajarkan cara

mencuci tangan dengan benar, mengajarkan cara memeriksa kondisi luka

atau luka operasi.

Hasil implementasi tersebut didukung oleh pendapat Juliana (2017)

perawatan luka adalah cara efektif dan efesien yang digunakan untuk

merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktunya, meminimalkan

terjadinya resiko infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi.

Selain itu menurut Maryunani (2013), bahwa perawatan luka dapat

mencegah dan melindungi luka dari infeksi serta trauma dan cedera

jaringan yang lebih lanjut dengan meningkatkan penyembuhan luka

sehingga ibu dapat memperoleh rasa nyaman.

Penulis berasumsi bahwa dengan perawatan luka pada SOP Rumah

Sakit Umum Al-Fatah Ambon dapat mencegah terjadinya infeksi tanda-

tanda infeksi tersebut seperti (rubor, color, dolor, tumor, dan

fungsiolaesa),

5. Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilakukan perawatan luka untuk

mencegah infeksi untuk masalah keperawatan resiko infeksi berhubungan

dengan efek prosedur invasif.

Evaluasi hari pertama selasa 22 maret 2022, jam:12:00 WIT,

ekspresi tampak meringgis bila timbul nyeri, adanya jahitan pada luka
54

secara horizontal abdomen di bawah pusat yang masih ditutupi kasa, dan

belum ada dilakukan perawatan luka, adanya luka operasi horizontal,

didapatkan P1A0 analisa, masalah belum teratasi, intervensi Perawatan

luka dilanjutkan.

Evaluasi hari kedua rabu 23 maret 2022, jam 12:30 WIT, objektif

ekspresi pasien tampak meringgis bila timbul nyeri, adanya jahitan pada

luka secara horizontal abdomen di bawah pusat yang masih ditutupi kasa,

adanya luka operasi horizontal, didapatkan P1A0, analisa masalah belum

teratasi, intervensi Perawatan luka dilanjutkan

Evaluasi hari ketiga kamis, 24 maret 2022, jam 13:00 WIT, objektif,

ekspresi pasien tampak membaik, adanya jahitan pada luka secara

horizontal abdomen di bawah pusat yang masih ditutupi kasa, adanya

luka operasi horizontal, didapatkan P1A0, analisa, masalah teratasi tidak

terjadi infeksi, intervensi perawatan luka dihentikan pasien pulang.

Hasil evaluasi tersebut didukung oleh pendapat Rohmah dan Walid

(2009), adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan

pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat

pada tahap perencanaan. Ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi proses

(formatif) dan evaluasi hasil (sumatif). Evaluasi proses (formatif) yaitu

evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, berorientasi pada etiologi,

dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentukan

recapai. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah

akhir tindakan keperawatan secara post seksio sesaria hari pertama,


55

berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan atau

ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan pasien

sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.

Penulis berasumsi menggunakan evaluasi proses dan hasil. Dimana

evaluasi proses dilaksanakan setelah melakukan suatu tindakan

keperawatan, sedangkan evaluasi hasil dilaksanakan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan menggunakan model

SOAP (subjektif, objektif, analisa, dan perencanaan). Saat dilakukan

evaluasi pada tanggal 24 maret 2022, jam 13:30 WIT, masalah

keperawatan resiko infeksi dapat teratasi tidak terjadi infeksi yang dimana

Ny. A sudah dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri


56

BAB V

PUNUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Ny. A yang

merupakan ibu dengan post seksio sesaria maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa. Pengkajian pada Ny. A ekspresi wajah tampak

meringis bila timbul nyeri, keadaan umum lemas, skala nyeri 4 (sedang),

adanya jahitan pada luka secara horizontal abdomen di bawah pusat yang

masih ditutupi kasa, dan belum ada dilakukan perawatan luka, adanya luka

oprasi horizontal, didapatkan P1A0.

Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan pada Ny. A dengan post

seksio sesaria adalah resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur

invasif. Perencanaan keperawatan berdasarkan perioritas masalah yang

dialami Ny. A resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif.

Rencana keperawatan yang difokuskan pada Ny. A yaitu, prosedur

perawatan luka untuk mencegah infeksi. Implementasi keperawatan pada

Ny. A berdasarkan perioritas masalah sesuai perencanaan yang telah di

susun berupa tindakan perawatan luka yang dilakukan selama 3 hari.

Evaluasi yang dilakukan pada pasien sesuai tujuan dan kriteria hasil yang

ditetapkan dalam perencanaan. Untuk masalah resiko infeksi berhubungan

dengan efek prosedur invasif teratasi tidak terjadi infeksi setelah dilakukan

tindakan keperawatan 3x24 jam.


57

Peneliti berpendapat bahwa dengan prosedur perawatan luka

menggunakan NaCL yang dilakukan selama tiga hari dapat mencegah

terjadinya infeksi di Ruangan Nifas di Rumah Sakit Umum Al-Fatah

Ambon.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat mengemukakan

dalam karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi ibu nifas

Dapat memperhatikan dan menjaga kebersihan luka disertai

dengan konsumsi makanan bergizi agar proses penyembuhan luka

berjalan dengan baik.

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Ruang nifas membuat SOP tentang perawatan luka post seksio

sesaria dengan menggunakan larutan NaCl sebagai acuan yang harus

diperhatikan dan diikuti oleh setiap tenaga kesehatan yang melakukan

perawatan luka post seksio sesaria.

3. Bagi penulis

Diharapkan agar lebih membekali diri dengan ilmu pengetahuan

baik secara teoritis maupun secara keterampilan.


58

DAFTAR PUSTAKA

Ambrawati & Wulandari. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra


Cendika Press
Bobak, L.2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC
Hidayat 2009, Buku Ajar Keperawatan Maternitas EGC. Jakarta

Juliana, I. N. (2017). Gambaran Perawatan Luka Oleh Perawat Sesuai Standar


Operasional Prosedur Di Rumah Sakit Umum Bahteramas Sulawesi
Tenggara.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan Kemenkes


Maluku,(2017). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Program Studi
DIII Keperawatan Ambon.Disadur dari Pedoman Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah Program Studi Diploma III, Keperawatan Indonesia AIPVIKI.

Kuswantoro & Dina, (2012). Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap proses


penyembuhan luka dan lama hari rawat. Majalah kesehatan FKUB

Latifah et al., (2020). Hubungan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar


operasional perawatan luka operasi sectio caesarea. Jurnal Health Sains,
2(1), 24–32.

Maryunani. (2013). Tujuan perawatan luka post sectio caesarea.

Morison, Moya J, (2003). Menajemen Luka. Jakarta: EGC

Nurarif, A. H. & Kusuma H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 3. Jogjakarta: Media Action

Notoatmodjo 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

PPNI DPP SDKI Pokja Tim, (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI.

Rahardjo Mudjia. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep Dan
Prosedurnya. 1–28.

Rahmi, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Post Partum Di


Ruang Rawat Inap Kebidanan Rsud Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2019.

Rohmah Dan Walid 2009, Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi. AR- Ruzz,
Media. Jakarta
59

Richardson, (2008), Risk Factors for peurperal sepsis in negeria women: A case-
control study. International Journal Of Maternal Health Research.

Rekam Medik. 2018 Jumlah Pasien Ibu Dengan Post Seksio Sesaria Di RSU AL-
FATAH Ambon (Tidak Dipublikasikan).

Sagita, F. Erin. (2019). Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Dengan Post
Operasi Sectio Caesarea Di Ruangan Rawat Inap Kebidanan Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2019. Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan.
Padang : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.

Suryadi, I.A., Asmarajaya,., dan Maliawan, S., 2013. Proses Penyembuhan Dan
Penyembuhan Luka. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar

Tim maternitas poltekkes, (2021) format pengkajian asuhan keperawatan


maternitas Ambon.poltekkes kemenkes Maluku.

Tim Pokja,PPNI,(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Defenisi dan


Indikator Diagnostik,Edisi 1.jakarta:DPP PPNI.

Tim Pokja,PPNI,(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Defenisi dan


kriteria hasil, Edisi 1.jakarta:DPP PPNI.

Tim Pokja,PPNI,(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Defenisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1.jakarta:DPP PPNI.
60

FORMAT PENGKAJIAN IBU NIFAS

A. Data Umum

1. Biodata pasien

a. Nama :

b. Usia/Tanggal Lahir :

c. Jenis Kelamin :

d. Alamat :

e. Suku/Bangsa :

f. Status Pernikahan :

g. Agama :

h. Pekerjaan :

i. Diagnosis Medis :

j. No. Medical Record :

k. Tanggal MRS :

l. Tanggal Pengkajian :

2. Penanggung Jawab

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Pekerjaan :

e. Hubungan Dengan pasie

B. AlasanMasuk RS :

C. Keluhan Utama Saat diKaji :


61

D. Riwayat Keluhan Utama (PQRST) :

E. Riwayat Kesehatan Dahulu : Imunisasi, Alergi, Kebiasaan

Merokok, minum alkohol, obat2an tertentu(nama, lama penggunaan,

resep/sendiri), kopi

F. Riwayat Kesehatan Keluarga : Genogram Tiga Generasi ( Kehamilan

Kembar, Gangguan Mental, Penyakit Keturunan, Penyakit Menular)

G. Riwayat Obstetri dan Ginekologi

1. Riwayat Ginekologi

a. Riwayat Menstruasi

1) Menarche

2) Lamanya Haid

3) Siklus

4) Banyaknya

5) Sifat Darah (Warna, Bau, Cair/gumpalan, Dismenorhe)

6) HPHT

7) Taksiran Persalinan

b. Riwayat Perkawinan

1) Usia Perkawinan

2) Lama Perkawinan

3) Pernikahan ke-

c. Riwayat Kontrasepsi

1) Jenis Kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil

2) Waktu dan lama penggunaan cara tersebut


62

3) Jenis Kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan sekarang

4) Jumlah anak yang direncanakan keluarga

2. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Kehamilan : G.....P.....A.....

No Thn Usia Jenis Penolon JK PB BB Keadaan


Kehamilan Persalinan g Anak

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

1) Pasien merasa hamil......bulan

2) Keluhan waktu hamil

3) Gerakan anak pertama dirasakan

4) Imunisasi

5) Penambahan BB selama Hamil

6) Pemeriksaaan Kehamilan teratur/tidak

7) Tempat Pemeriksaan dan hasil periksa

Pengalaman Menyusui : Ya / Tidak

Berapa Lama Menyusu

DATA BIOLOGIS

1. Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/Actifity Daily Living (ADL)

NO ADL Sebelum Hamil Setelah Hamil


1 Nutrisi
Makan
a. Jenis Menu
b. Frekuensi
c. Porsi
d. Pantangan
e. Keluhan
63

Minum
a. Jenis Minuman
b. Frekuensi
c. Jumlah
d. Pantangan
e. Keluhan
2 Istirahat dan Tidur
Malam
a. Berapa Jam
b. Dari Jam......s/d Jam.....
c. Kesukaran Tidur
Siang
a. Berapa Jam
b. Dari Jam.....s/d Jam.....
c. Kesukaran Tidur
3 Eliminasi
BAK
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Bau
e. Kesulitan
BAB
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Bau
e. Kesulitan
4 Personal Hygiene
Mandi
a. Frekuensi
b. Menggunakan Sabun
c. Frekuensi Gosok Gigi
d. Gangguan
Berpakaian
5 Mobilitas dan Aktifitas
a. Aktifitas yang dilakukan
b. Kesulitan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Penampilan umum :

Kondisi Umum :

Tingkat Kesadaran :

b. Sistem Pernapasan : IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,

Auskultasi)
64

c. Sistem Kardiovaskuler :IPPA (TD, Nadi, Sianosis, Konjungtiva,

Bunyi Jantung, Ekstremitas ( Edeman, Homan Sign, Varisea, CRT)

d. Sistem Pencernaan : IAPP (Kelembaban membran mukosa,

edema, Bisisng usus, Hemoroid)

e. Sistem Persarapan : IPPA (Status Mental, kejang, refleks

Patela)

f. Sistem Panca Indera : IPPA (Fungsi penglihatan

(Pandangan kabur, pandangan berkunang-kunang), pendengaran,

penciuman, pengecapan, perabaan

g. Sistem Perkemihan : IPPA (Palpasi kandung kemih,

berkemih berlebihan, hematuri)

h. Sistem Integumen : IPPA (hiperpigmentasi, kloasma

gravidarum, turgor, striae, karakteristik

i. Sistem Endokrin : IPPA ( Pembesaran kelenjar tiroid, tremor)

j. Sistem Muskuloskeletal : IPPA (Massa tonus otot, kekuatan otot,

ROM, deformitas, diastasis rektus abdominalis (lebar, panjang)).

k. Sistem Reproduksi : IPPA (Payudara (pembesaran,

hiperpigmentasi areola, keadaan puting susu, ASI/Kolostrum, bengkak,

bendung/massa, kebersihan), Uterus (TFU, Leopold,DJJ), Genetalia

eksterna (edema, varises, kebersihan)

H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

1. Psikososial

a. Pola Pikir dan Persepsi


65

Pengetahuan cara pemberian ASI dan merawat bayi, rencana

pemberian ASI, jenis kelamin yang diharapkan, yang akan membantu

merawat bayi dirumah, kehamilan ini diharapkan.

b. Persepsi Diri

Hal yang sangat dipikirkan saat ini, harapan setelah menjalani

perawatan, perubahan yang dirasakan setelah hamil

c. Konsep Diri

Gambaran diri, peran, ideal diri, identitas diri dan harga diri

d. Hubungan/Komunikasi

Bahasa sehari-hari, kejelasan bicara, relevan, mampu mengerti orang

lain

e. Kebiasaan Seksual

Gangguan hubungan seksual, pemahaman terhadap fungsi seksual

2. Spiritual

Sumber kekuatan, Tuhan, Agama, kepercayaan, sistem nilan dan

kepercayaan.

I. DATA PENUNJANG

Laboratorium, Rasiologi, Pemeriksaan Tambahan (USG, Amniosintesis)

J. TERAPI/PENGOBATAN
66

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN

LUKA SEKSIO SESARIA

09/KEP/SOP No:49/RS.Alf/Adm/VI/2017 HALAMAN


1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR DIREKTUR RSU AL FATAH
TETAP

24 april 2017 Dr. Andi Tasrif Azis

Pengertian Melakukan perawatan luka post seksio sesaria

Indikasi Pada pasien setelah dilakukan operasi seksio sesaria

Tujuan Agar luka post seksio sesaria menjadi kering,sembuh dan


terhindar dari infeksi.

Petugas Perawat /mahasiswa

Pengkajian -

Persiapan 1. Posisikan pasien tidur terlentang


pasien 2. lepaskan baju bagian atas pasien.

Persiapan alat 1. Pinset anatomi steril 1 set


2. Pinset sirurgis steril 1 set
3. Bak instrumen steril 1 set
4. Cucing
5. Sarung tangan steril 2 set
6. Bengkok
7. Plester,gunting
8. Kassa steril
9. kassa/verban untuk menutup luka
10. Betadine/alkohol/NaCl
11. Kapas lidi steril.
67

Prosedur 1. Mengucapkan salam


2. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendekatkan alat kedekat pasien menutup tirai/sketsel
4. Memposisikan klien terlentang.
5. Mencuci tangan
6. Pakai sarung tangan steril
7. Buka bak instrumen
8. Lepaskan plester /Verban.
9. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan
klorin.
10. Pakai sarung tangan steril kembali
11. Bersihkan luka dengan anti septik memakai pinset
dengan depres satu kali usap dari arah dalam keluar
dan buang kebengkok dan ulangi sampai bersih.
12. Keringkan luka dengan kassa kering
13.Beri antiseptik/nebasetin powder/salep/supratull.
14. Tutup luka dengan kassa steril
15. Fiksasi dengan plester.
16. Lepaskan sarung tangan dan masukkan kedalam
larutan klorin.
17. Rapikan klien senyaman mungkin
18. Bereskan alat-alat.
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan kondisi luka pasien dan reaksi pasien.
68

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN


( PSP )

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Program Studi Keperawatan Ambon dengan

ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam peneltian yang

berjudul Asuhan Keperawatan ibu Post Seksio Sesaria malalui prosedur

perawatan luka untuk mencegah infeksi di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum

Al-Fatah Ambon.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menggambarkan penerapan

asuhan keperawatan pada ibu seksio sesaria melalui prosedur perawatan luka

untuk mencegah infeksi di Ruamgan Nifas Rumah Sakit Umum Al-fatah

Ambon.Yang dapat memberi manfaat berupa ilmu pengetahuan keperawatan

dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan ibu

post seksio sesaria melalui prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-fatah Ambon.Peneltian ini

berlangsung selama 3 hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan

Menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20

menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan tetapi anda tidak

perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan Asuhan/

Pelayanan Keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikut sertaanan pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan

yang diberikan.
69

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudara sampaikan akan

tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan peneltianini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 082199778173

Peneliti

Ria Lestari Maelan

NIM. P07120119084
70

INFORMED CONSENT

(Pesetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan di bawa ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh saya Ria Lestari Maelan dengan judul “Asuhan Keperawatan

ibu Post Seksio Sesaria malalui prosedur perawatan luka untuk mencegah infeksi

di Ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon”.

Saya memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini secara

sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian mengingini mengundurkan diri,

saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Ambon, 22 Maret 2022

Saksi Yang Memberi persetujuan

Ambon, 22 Maret 2022

Peneliti

Ria Lestari Maelan


Nim:P07120119084
71

KEMENTRIAN
KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
REPUBLIK JURUSAN KEPERTAWATAN AMBON
I NDONESIA Jl. Laksdya Leo WattimenaNegeri Lama Ambon

LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Ria Lestari Maelan

Nim : P07120119084

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Seksio Sesaria


Melalui Prosedur Perawatan Luka Untuk Mencegah
Infeksi Di Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon

Nama pembimbing : Joula Timisela. S. Kep, Ners. M. Kep

NO Tanggal Rekomendasi pembimbing Paraf


1. 04 - Konsul judul kasus
November - ACC judul kasus
2021
2. 10 - Konsul bab 1
November
2021
3. 13 - Perbaikan latar belakang
November - Perbaikan tujuan penelitian
2021
- Perbaikan manfaat penelitian
4. 18 - Konsul bab II
November Perbaikan konsep asuhan keperawatan
2021
- Perbaikan konsep seksio sesaria

5. 20 - Konsul bab III


November
2021
72

6. 23 - ACC proposal
November
2021
7. 29 Maret - Konsul bab 4 dan 5
2022
8. 30 Maret - Perbaikan bab 4 dan 5
2022
9. 02 April - perbaikan bab 4
2022
10. 03April - Perbaikan bab 5
2022
11. 05 April - ACC karya tulis ilmiah
2022

Mengetahui

Ketua program studi

Rony A. Latumenasse, S.Pd.,M.Kes


NIP. 19701029199403100
73

LEMBAR OBSERVASI

Inisial: Ny.A D.M:G1P0A0 Gravid Aterm

Ruangan: Nifas tgl oprasi:21 maret 2022

Hari/tgl/jam Kondisi luka Keterangan

Selasa,22, a. Kondisi verban/kasa Basah dan berdarah harus

Maret,2022 dibuka dan diganti

09.46 WIT b. Kemerahan Ada kemerahan pada luka

c. Edema Ada edema

d. Keutuhan jahitan Tertutup rapi dan basah

e. Cairan yang keluar Ada darah yang keluar

Rabu, 23 a. Kondisi verban/kasa Tertutup dan mulai Kering

Maret 2022 b. Kemerahan Tidak ada kemerahan

07: 00 WIT c. Edema Tidak ada edema

d. Keutuhan jahitan Tutup rapi dan bersih

Cairan yang keluar Darah yang keluar mulai

berkurang

Kamis,24 a. Kondisi verban/kasa Bersih dan Kering

Maret 2022 b. Kemerahan Tidak ada kemerahan

07: 30 WIT c. Edema Tidak ada edema

d. Keutuhan jahitan Tertutup rapi dan bersih

e. Cairan yang keluar Tidak ada cairan yang

keluar
74

LEMBAR DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai