OLEH :
NAMA : VIKTORIA NIIS NANA
NIM : PO5303201191252
i
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
OLEH :
NAMA : VIKTORIA NIIS NANA
NIM : PO5303201191252
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Karya Tulis Ilmiah Oleh Viktoria Niis Nana, NIM : PO5303201191252
Dengan Judul “Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih Pada Ny. M.A.H di
Ruangan Penyakit Dalam RSUPP Betun” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Disusun Oleh :
Pembimbing
3
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA NY. MAH
DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RSUPP BETUN
Disusun Oleh :
Dewan Penguji
Penguji I Penguji II
Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D III Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian ,hari terbukti atau dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Mengetahui
Pembimbing
MOTTO
“Saya adalah salah satu bagian penting dari dunia ini”.
“Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal tetapi bangkit kembali
setiap kali jatuh”.
~Confusius~
“Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena kita tak dapat hidup cukup lama untuk
melakukan semua kesalahan itu sendiri”.
~Martin Vanbee~
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis dengan Judul : “Asuhan
Keperawatan Infeksi Saluran Kemih Pada Ny. M.A.H di Ruangan Penyakit Dalam
RSUPP Betun” dengan baik. Penyusunan karya tulis ini dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan di Politeknik
Kesehatan Kemnekes Kupang.
Dalam menulis kerya tulis ini penulis mendapatkan dukungan baik berupa
dukungan moril maupun materi dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Rafael Paun, S.KM, M.Kes, selaku pembimbing sekaligus penguji II yang
telah membimbing, memberi masukan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak Yustinus Rinndu, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku penguji I yang telah
memberikan masukan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
3. Ibu Fatima Serli Klau, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik/CI yang telah
membimbing dan member masukan selama praktek di Ruangan Penyakit Dalam
RSUPP Betun.
4. Ibu R.H Kristina, S.KM,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan
pendidikan diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehtan Kemenkes Kupang
5. Bapak Florentianus Tat, S.KP, M.Kes Selaku Ketua Jurusan Keperawatan yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti Ujian Akhir Program
6. Ibu Margatretha Telly, S.Kep.,Ns, MSc-PH selaku Ketua Program Studi Diploma
III Keperawatan yang telah memeberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti
Ujian Akhir Program.
7. Ibu dr. Oktelin Kurniawati Kaswadie selaku Direktur RSUPP Betun yang telah
menerima dan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan studi kasus di
RSUPP Betun
8. Seluruh staf Ruangan Penyakit Dalam RSUPP Betun yang telah membantu dalam
melaksanakan studi kasus ini
9. Para Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang yang
telah membinbing penulis selama mengikuti pendidikan baik di kampus maupaun
di lahan praktek
vii
10. Suami dan anak-anak yang selalu memberi dukungan semangat yang luar biasa
kepada penulis dalam mengikuti pendidikan, melaksanakan studi kasus dan
menyusun karya tulis ilmiah ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
baik secara langsung maupaun tidak langsung sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki kekurangan oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun yang bisa menjadi
masukan bagi penulis berikutnya.
Penulis
88
ABSTRAK
Latar Belakang : Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang
disebabkan karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih
disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas
aeruginosa. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pria maupun wanita dari
semua umur baik anak, remaja, dewasa maupun umur lanjut. Metode : Desain
deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara, observasi dan
pemeriksaan fiisk.Tujuan : Melaksanakan Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih
Pada Ny. M.A.H di Ruangan Penyakit Dalam RSUPP Betun.Hasil : Dari pengkajian
yang dilakukan pada Ny. M. A.H ditemukan adanya keluhan nyeri perut bagian bawah,
nyeri hilang timbul, seperti tertusuk jarum, pasien tampak meringis memegang perut
yang sakit, pasien juga mengeluh lebih sering kencing dalam sehari frekuensi kencing
8-10 kali,jumlah urin 50-100 cc setiap kali kencing, warna urin kuning jernih, konsitensi
cair, berbau khas, pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati pada pemeriksaan
abdomen ditemukan adanya kembung, bising usus terdengar dengan frekuensi 28 x per
menit. Dari hasil pengkajian tersebut ditemukan tiga diagnosa keperawatan yaitu : 1)
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, 2) Gangguan eliminasi urin
berhubugan dengan penurunan kapasitas kandung kemih, 3) Nausea berhubungan
dengan distensi lambung dengan intervensi pada diagnosa I : Manajemen Nyeri dan
Pemberian analgesic, intervensi pada diagnose keperawatan II : Manajemen Eliminasi
Urin dan Intervensi pada diagnose keperawatan III : Manajemen Mual, Implementasi
dan Evaluasi dilakukan selama 3 hari yaitu dari tanggal 27-07-2020 sampai dengan 29-
07-2020. Pembahasan : Berdasarkan studi kasus yang telah dilaksanakan ditemukan
bahwa tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus nyata pada Ny. M.A.H, dari
ketiga diagnose keperawatan yang muncul diagnose keperawatan I : Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis tidak teratasi penuh atau teratasi
sebagian karena pasien mengalami proses inflamasi yang membutuhkan proses untuk
penyembuhan sehingga nyeri masih dirasakan dengan skala ringan yaitu 3, sedangkan
diagnose keperawatan kedua dan ketiga teratasi secara penuh. Kesimpulan : Asuhan
Keperawatan Infeksi Saluran Kemih pada Ny. M.A.H dilakukan melalui 5 tahap proses
keperawatan yaitu : Pengkajian, Penetapan diagnose Keperawatan, Intervensi
Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan. Saran : bagi
RSUPP Betun khususnya perawat, diharapkan dapat menggunakan proses keperawatan
yang utuh mulai dari pengkajian sampai evaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan
dalam hal ini pasien dengan nyeri akut agar lebih dipertajam assesmen nyeri mulai dari
pasien masuk sampai pulang.
9
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ....................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ............................................................ v
BIODATA PENULIS ................................................................................................. vi
MOTTO ...................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Studi Kasus ............................................................................................. 3
1.3. Manfaat Studi Kasus ........................................................................................... 4
1.4. Metode Penulisan ................................................................................................ 5
1.5. Sistematika Penulisan.......................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 7
2.1. Konsep Teori Infeksi Saluran Kemih .................................................................. 7
2.1.1. Pengertian................................................................................................. 7
2.1.2. Etiologi..................................................................................................... 7
2.1.3. Patofisiologi ............................................................................................. 7
2.1.4. Factor Penyebab dan factor Resiko .......................................................... 8
2.1.5. Macam-macam ISK ................................................................................. 9
2.1.6. Manifestasi Klinis .................................................................................... 10
2.1.7. Komplikasi ............................................................................................... 11
2.1.8. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................... 11
2.1.9. Pengobatan Penyakit ISK......................................................................... 11
2.2. Pathway Infeksi Saluran Kemih .......................................................................... 12
2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ................................................................... 12
2.3.1. Pengkajian ................................................................................................ 12
2.3.2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 14
2.3.3. Rencana Keperawatan .............................................................................. 14
2.3.4. Implementasi Keperawatan ...................................................................... 15
2.3.5. Evaluasi Keperawatan .............................................................................. 16
BAB III. HASILSTUDI KASUS DAN PEMBAHASAN .......................................... 17
3.1. Hasil Studi Kasus ................................................................................................ 17
3.1.1. Gambaran Lokasi Studi Kasus ................................................................. 17
3.1.2. Hasil Pengumpulan Data.......................................................................... 18
3.2. Pembahasan ......................................................................................................... 36
3.2.1. Pengkajian ................................................................................................. 36
3.2.2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 37
3.2.3. Intervensi Keperawatan............................................................................. 38
3.2.4. Implementasi Keperawatan ....................................................................... 38
3.2.5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................... 39
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................... 42
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................... 42
4.2. Saran.................................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 47
LAMPIRAN................................................................................................................ 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Masuk Ke VU
Ketidakstabillan melalui Uretra
Termoregulasi Respon Histamin dan
Kolinergik
Demam, Mengigil Infeksi Saluran
Kemih (ISK Atas)
Mual, Muntah
Hipertermi
Respon Inflamasi
Nausea
Gangguan Eliminasi
Urin
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Perempuan Meninggal
: Laki-laki Meninggal
: Tinggal Serumah
3.2. Pembahasan
Hal-hal yang akan dibahas akan adanya kesenjangan antara teori dan
proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 27 Juli 2020
sampai dengan tanggal 29 Juli 2020 di RSUPP Betun. Pembahasan yang
dimaksud meliputi : pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan,
intervensi keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi
Keperawatan.
3.2.1. Pengkajian
Menurut Hadi Purwanto (2016), pada pasien dengan Infeksi saluran
kemih akan ditemukan data subjektif dan objektif sebagai berikut :
Nyeri pada abdomen bagian bawah, penigkatan frekuensi berkemih,
adanya sel darah putih dalam urin, nyeri pinggang, nyeri saat BAK,
menggigil demam disertai adanya darah dalam urin.
Pada Kasus ISK yang dialami Ny. M.A.H ditemukan pada
pengkajian bahwa : pasien mengeluh demam ± 1 minggu SMRS, badan
menggigil, nyeri pada sendi, nyeri perut bagian bawah, nyeri saat BAK,
dan mual. Pasien juga mengeluhkan sering kencing dan sedikit-sedikit.
Pada hasil pemeriksaan urin ditemukan adanya leukosit dan eritrosit
(Blood/darah samar: (++), Sedimen : Eritrosit : 10-15 LPB, Leukosit :
1-3 LPB).
Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus nyata karena data yang ditemukan pada pasien
ISK sesuai dengan teori.
3.2.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan merupakan pernyataan yang
menggambarkan respo actual atau potensial klien terhadap masalah
Kesehatan yang mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya,
Diagnosa Keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (Potter dan Perry
2005).
Menurut Hadi Purwanto (2016), diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih adalah : 1)
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis; 2) Gangguan
eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih; 3) Nausea berhubungan dengan distensi lambung; 4) Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
Pada kasus Ny. M.A.H ditemukan diagnosa keperawatan : 1) Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis; 2) Gangguan
eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih; 3) Nausea berhubungan dengan distensi lambung.
Berdasarkan penjelasan di atas ditemukan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus nyata, dalam kasus nyata diagnose
yang ditemukan disesuaikan dengan data objektif dan data subjektif
yang bisa saja berbeda antara individu yang satu dengan yang lain
karena respon setiap orang terhadap penyakit yang sama juga berbeda-
beda.
3.2.3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan merupakan rencana keperawatan yang
dibuat berdasarkan diagnosa yang ditegakan bertujuan untuk mengatasi
atau mengurangi masalah Kesehatan yang dialami pasien (Wilkinson,
2011).
Intervensi yang disusun berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI). Untuk diagnose keperawatan 1 : Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis. Intervensi yang dipilih
adalah Manajemen Nyeri dan Pemberian analgesik. Pada diagnosa
keperawatan 2 : Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
penurunan kapasitas kandung kemih, intervensi yang dipilih adalah
Manajemen Eliminasi Urin. Diagnosa Keperawatan 3 : Nausea
berhubungan dengan distensi lambung intervensi yang dipilih adalah
manajemen mual dan muntah.
Pada kasus Ny. M.A.H intervensi disusun berdasarkan diagnose
keperawatan yang muncul, disusun berdasarkan SIKI dan SLKI dan
sesuai dengan data subjektif dan objektif yang dikeluhkan pasien.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus nyata
3.2.4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan intervensi yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan. Kegiatan dalam implementasi
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon pasien
selama, sebelum dan sesudah tindakan, serta menilai data yang baru
(Djuanda Adhi, 2010).
Pada Kasus Ny. M.A.H, implementasi mengacu pada intevensi
yang telah disusun. Pada Diagnosa Keperawatan I : Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis. Implementasinya
berupa : 1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
menggunakan PQRST (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, skala nyeri) 2) Mengajarkan teknik napas dalam 3)
Meminta Pasien untuk mengulang Teknik napas dalam yang diajarkan
4) Memberikan kompres hangat pada perut bagian bawah 5)
Membatasi pengunjung yang masuk; Jam 12.00 : 6) Menanyakan
apakah nyeri berkurang, setelah dilakukan kompres hangat, 7)
Mengkaji Riwayat alergi obat, 8) Mengukur Tanda-tanda Vital 9)
Memberikan obat Parasetamol 500 mg/oral, 10) Mengkaji apakah nyeri
berkurang setelah pemberian obat Parasetamol. Pada diagnosa
keperawatan 2 : Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
penurunan kapasitas kandung kemih, Implementasi berupa : 1)
Menanyakan kepada pasien apakah bisa menahan kencing dengan baik
atau tidak; 3) Menanyakan kepada pasien tentang frekuensi BAK,
konsistensi, aroma, volume dan warna urin; 4) Memberikan alat tulis
untuk mencatat waktu berkemih dalam sehari; 5) Menganjurkan kepada
pasien untuk mengkonsumsi air putih 8 gelas perhari, 9) Menganjurkan
untuk kurangi minum air menjelang tidur. Pada diagnosa keperawatan 3
: Nausea berhubungan dengan distensi lambung, implementasi berupa :
1) Menanyakan kepada pasien apakah menghabiskan makanan yang
diberikan atau tidak 2) Memberikan Sulcrafat Syr 2 sendok makan
sebelum pasien makan 3) Menganjurkan Pasien untuk tidak makan
makanan berminyak 4) Menganjurkan kepada pasien untuk makan
perlahan-lahan agar tidak mual, 5) Menganjurkan kepada pasien untuk
istirahat dan tidur yang cukup; 6) Menanyakan apakah pasien masih
mual atau tidak.
Berdasarkan uaraian di atas, disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus nyata karena semua intervensi dapat
dilaksanakan dengan baik.
3.2.5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan,
Evaluasi mengacu pada kriteria hasil yang disusun pada tahap
perencanaan keperawatan (Djuanda dhi, 2010).
Pada kasus Ny. M.A.H hasil yang diperoleh pada hari ketiga. Pada
diagnosa keperawatan 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, kriteria hasil yang diharapkan adalah : 1)
Melaporkan nyeri berkurang; 2) Mampu mengontrol nyeri; 3)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang; 4) Tanda-tanda vital
dalam rentang normal; 5) Ekspresi wajah rileks. Hasil yang diperoleh
pada tanggal 29/07/2020 adalah : 1) Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang dibandingkan dengan waktu awal masuk dengan skal nyeri :
3; 2) pasien mampu melakukan Teknik napas dalam dan kompres
0
hangat, 3) TD : 125/80 N : 84 x / menit, Suhu : 36,4 C, RR : 20 x per
menit, 4) Ekspresi wajah pasien rileks. Pada diagnosa keperawatan 2 :
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih kriteria hasil yang diharapakan adalah 1) Frekuensi
BAK membaik (4-5 x perhari); 2) Karakteristik urin membaik; 3)
Keluhan berkemih tidak tuntas berkurang. Hasil yang didapatkan pada
tanggal 29/07/2020 adalah : 1) Pasien mengatakan sudah bisa menahan
kencing dan merasa puas setelah kencing dan frekuensi BAK sudah
lebih berkurang yaitu 6-7 kali perhari sehingga tidak menggunakan
pampers lagi. 2) Pasien mengtakan mengkonsumsi air putih 8 gelas
sehari. 3) Pasien diantar anaknya ke kamar mandi untuk BAK. Pada
diagnosa keperawatan 3 : Nausea berhubungan dengan distensi
lambung, kriteria hasil yang diharapkan adalah : 1) Melaporkan mual
berkurang; 2) Mampu mengenali gejala mual; 3) Mampu mengontrol
mual. Hasil yang didapat pada tanggal 29/07/2020 adalah : 1) Pasien
mengatakan menghabiskan setengah porsi makanan yang diberikan, 2)
pasien mengatakan sudah tidak mual dan sudah tidak nyeri ulu hati, 3)
Pasien makan perlahan-lahan.
Dari ketiga diagnosa keperawatan yang diangkat pada studi kasus
ini, terdapat satu diagnose keperawatan yang teratasi sebagian yaitu
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisologis. Hal ini
disebabkan karena pasien mengalami infeksi saluran kemih dimana
terjadi proses inflamasi yang membutuhkan waktu untuk penyembuhan
termasuk gejala-gejala yang menyertai. Sedangkan diagnose
keperawatan II : Gangguan Eliminasi urin berhubungan dengan
penurunan kapasitas kandung kemih teratasi secara penuh dan diagnose
keperawatan III : Nausea berhubungan dengan distensi lambung teratasi
secara penuh.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus nyata.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1) Pengkajian
Dari hasil pengkajian keluhan utama yang dikeluhkan pasien yaitu :
Pasien mengatakan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian bawah.
Adapun keluhan lain yang menyertai yaitu : pasien mengatakan mual,
nyeri ulu hati dan perut terasa penuh. Selain itu, pasien juga
mengatakan kencing terus menerus dan sedikit sedikit.
2) Diagnosa Keperawatan yang muncul antara lain : 1) Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, 2) Gangguan eliminasi
urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih, 3)
Nausea berhubungan dengan Distensi Lambung.
3) Intervensi Keperawatan yang ditetapkan antara lain : Manajemen
Nyeri, Pemberian Analgesik, Manajemen Eliminasi Urin, Manajemen
Mual. Intervensi yang ditetapkan berdasarakan diagnosa keperawatan
yang muncul yang mengacu pada teori (PPNI, 2018)
4) Implementasi Keperawatan dilaksanakan sesuai dengan Intervensi
yang ditetapkan.
5) Evaluasi Keperawatan dilakukan menggunakan metode Subjektif,
Objektif, Assesment dan Planning (SOAP). Evaluasi mengacu pada
tujuan dan hasil yang diperoleh adalah ketiga diagnosa keperawatan
yang diangkat teratasi, pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
agen injuri fisiologis teratasi sebagian, sedangkan dua diagnose
berikutnya teratasi secara penuh.
4.2. Saran
1) Bagi Intitusi Pendidikan
Diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan
literatur yang lengkap tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien
dengan Infeksi Saluran Kemih
2) Bagi Perawat Ruangan Penyakit Dalam RSUPP
Diharapkan dapat menggunakan proses keperawatan yang utuh mulai
dari pengkajian sampai evaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan
khususnya pada pasien dengan nyeri akut agar lebih dipertajam
assesmen nyeri mulai dari pasien masuk sampai pulang.
DAFTAR PUSTAKA
44
Lampiran 1
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. M.A.H Jenis Kelamin : perempuan
Umur/Tanggal Lahir : 58 th/ 01 Juli 1962 Status : Kawin
Perkawinan ( Janda)
Agama : Katholik Suku Bangsa : Timor
Pendidikan Terakhir : SD Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Alamat : Labarai, Desa Kamanasa
Identitas Penanggung
Nama : Ny. E. L.K Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan Hubungan dengan : Adik
klien Kandung
Alamat : Labarai, Desa Kamanasa
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian bawah
2. Riwayat Keluhan Utama
Mulai timbulnya keluhan : pasien mengeluh demam ± 1 minggu SMRS, badan
menggigil, nyeri pada sendi, nyeri perut bagian bawah, nyeri saat BAK, dan mual.
Sifat keluhan : hilang timbul
Lokasi : pinggang dan perut bagian bawah
Keluhan lain yang menyertai : nyeri kulu hati, perut terasa penuh saat makan
Faktor pencetus yang menimbulkan serangan : yaitu kurang minum air
Lampiran 1
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Perempuan Meninggal
: Laki-laki meninggal
: Tinggal Serumah
Pemeriksaan Fisik
- Hidung
- Alergi Rhinnitus : tidak
- Riwayat Polip : tidak
- Sinusitis : tidak
- Epistaksis : tidak
Sendi : normal
- Ictus cordis/Apical Pulse: Teraba pada intercostaal kiri ke V
- Vena jugularis : Teraba tidak teraba
- Perkusi : suara sonor, tidak ada pembesaran jantung
- Auskultasi : BJ I : normal
BJ II : normal
Murmur : Tidak ada
4. Sistem Respirasi
- Keluhan : tidak ada
- Inspeksi :
Jejas : tidak
Bentuk Dada : Simetris
Jenis Pernapasan : Normal, Irama Napas : teratur
Retraksi otot pernapasan : tidak
Penggunaan alat bantu pernapasan : tidak
- Perkusi : Sonor, tidak ada tanda adanya masa
Udara : Ya
Massa : tidak
- Auskultasi :
Inspirasi : Normal
Ekspirasi : Normal
Ronchi : tidak
Wheezing : tidak
Krepitasi : tidak
Rales : tidak
Clubbing Finger : Normal
5. Sistem Pencernaan
a. Keluhan : Pasien mengeluh mual, nyeri ulu hati dan perut terasa penuh
b. Inspeksi :
- Turgor kulit : Normal
- Keadaan bibir : lembab
- Keadaan rongga mulut
Lampiran 1
c. Auskultasi :
Bising usus/Peristaltik : 28 x per menit
d. Perkusi : Timpani pada kuadran kiri bawah yang menunjukan adanya kembung
Udara : normal
Massa : normal
e. Palpasi :
Tonus otot: normal
Nyeri : normal
Massa : normal
6. Sistem Persyarafan
a. Keluhan : tidak ada
b. Tingkat kesadaran : Composmentis GCS (E:4 /M : 6/ V : 5): 15
c. Pupil : Isokor
d. Kejang : tidak ada
e. Jenis kelumpuhan : tidak
f. Parasthesia : tidak
g. Koordinasi gerak : normal
Lampiran 1
5 5
8. Sistem Integumentari
a. Rash : tidak ada
b. Lesi : tidak ada
c. Turgor : Elastis Warna : Sawo matang
d. Kelembaban : normal
e. Petechie : Tidak ada
9. Sistem Perkemihan
a. Gangguan : Poliuri, Pasien mengatakan kencing terus menerus dan sedikit-sedikit
ada perasaan tidak tuntas
b. Alat bantu (kateter, dll) : tidak
c. Kandung kencing : membesar : tidak
nyeri tekan : ya
d. Produksi urine : 500-1000 cc/hari
e. Intake cairan : oral : ± 400-800 cc/hr parenteral : IVFD RL 8 tpm/500
cc/hari
f. Bentuk alat kelamin : Normal
g. Uretra : Normal
10. Sistem Endokrin
a. Keluhan :t idak ada
b. Pembesaran Kelenjar : tidak ada
Lampiran 1
B. Eliminasi
1. Buang air kecil (BAK)
a. Kebiasaan
Frekuensi dalam sehari : 4-5 kali perhari, Warna : kuning jernih
Bau : khas Jumlah/ hari : 800-1000 cc/hari
b. Perubahan selama sakit : pasien mengatakan lebih sering kencing
frekuensi BAK 8-10 kali perhari dengan warna kuning jernih, jumlahnya
lebih sedikit 50-100 cc, setiap kali kencing
Lampiran 1
b. Pemeriksaan urine:
Hasil Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Tanggal
24/07/2020
1 Leukosit -
2 Nitrit -
3 Urobilinogen -
4 Protein -
5 PH 5.0
6 Blood/darah samar ++
7 Berat Jenis 1.025
8 Keton -
9 Bilirubin -
Lampiran 1
10 Glukosa -
11 Sedimen
a. Eritrosit 10-15 LPB
b. Leukosit 1-3 LPB
c. Epitel Sel : +
Squamosa
d. Kristal : +
Asam urat
e. Bakteri +
Diagnostik Test
1. Foto Rontgen
a. Foto gigi dan mulut :
Tidak Ada
b. Foto oesophagus, lambung, dan usus halus :
Tidak Ada
c. Cholescystogram :
Tidak Ada
d. Foto colon :
Tidak Ada
2. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus
Tidak ada
3. Penatalaksanaan/pengobatan
(pembedahan, obat-obatan, dan lain-lain)
Pembedahan
Tidak ada
Obat
IVFD RL 16 tpm Sulcrafat
Syurp 3 x CII Asetilsistein 3
x 200 mg/ oral Cefixime 2 x
200 mg/oral Omeprazoel 2 x
20 mg/oral
Ibuprofen 1 x 400 mg /oral (Ekstra)
Paracetamol 3 x 500 mg/oral
Lampiran 1
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis
2. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan Penurunan Kapasitas Kandung Kemih
3. Nausea berhunugan dengan distensi lambung
Lampiran 1
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nyeri pasien terkontrol.
Luaran : Tingkat Nyeri, Kontrol Nyeri, Status Kenyamanan.
Kriteria Hasil :
1) Melaporkan nyeri berkurang;
2) Mampu mengontrol nyeri;
3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang;
4) Tanda-tanda vital dalam rentang normal;
5) Ekspresi wajah rileks
Intervensi Rasional
Manajemen Nyeri
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, Respon nyeri setiap orang berbeda-
durasi, frekuensi, kualitas, beda;
intensitas nyeri,
2) Identifikasi Skala Nyeri, Rasional
Skala nyeri menjadi data awal untuk
evaluasi keberhasilan intervensi
yang diberikan
3) Identifikasi Respon Nyeri non Gejala nyeri dapat ditunjukan
Verbal melalui ekpresi wajah;
4) Identifikasi factor yang Pasien bisa mengenal nyeri dengan
memperberat dan memperingan lebih baik
nyeri,
5) Berikan teknik nonfarmakologis Teknik non farmakologis seperti
untuk mengurangi rasa nyeri, kompres hangat dapat memperlebar
pembuluh darah sehingga
memberikan efek relaksasi;
6) Kontrol lingkungan yang Lingkungan yang nyaman, bersih
memperberat rasa nyeri dan tenang dapat memberikan efek
non farmakologis
7) Fasilitasi istrahat dan tidur, Istirahat yang cukup dapat
membantu mengurangi nyeri;
8) Evaluasi keberhasilan pemberian Terapi nonfarmakologis yang tepat
terapi nonfarmakologis dapat mengurangi nyeri sesuai
kondisi pasien;
9) Kolaborasi pemberian analgetik Pada nyeri yang berat dan terus-
jika perlu, menerus diperlukan analgetik yang
tepat
Lampiran 1
Pemberian Analgesic
1) Identifikasi karakteristik nyeri, Pemberian analgetik disesuaikan
dengan karakteristik nyeri pasien;
2) Identifikasi Riwayat alergi obat, Mencegah terjadinya respon alergi
obat atau bahkan shock anafilaktik;
3) Identifikasi kesesuaian jenis Pemberian analgesic yang sesuai
analgesic dengan tingkat biasa mengatasi nyer
keparahan nyeri,
4) Monitor tanda-tanda vital sebelum Tanda-tanda vital pada saat nyeri
dan sesudah pemberian analgesic mengalami peningkatan
5) Monitor efektifitas analgesic Analgesik yang sesuai dapat
mengatasi nyeri
6) Jelaskan efek terapi dan efek Analgesic dapat memberikan efek
samping obat, samping yang perlu diketahui pasien
dan keluarga;
7) Kolaborasi pemberian dosis dan Dosis dan jenis analgesic yang
jenis analgesic sesuai indikasi, diberikan harus disesuaikan dengan
indikasi
4) Catat waktu dan haluaran Sebagai salah satu tolak ukur dalam
berkemih, melakukan evaluasi
5) Batasi asupan cairan jika perlu, Pada kasus poliuri ditujukan untuk
mengatur waktu berkemih yang efektif
6) Ambil sampel urin tengah atau Pada keadaan normal urin tengah adalah
kultur edukasi, urin yang bebas dari kontaminasi kuman
yang berasal dari perineum, prostat, uretra
maupun vagina;
7) Ajarkan tanda dan gejala infeksi Pasien dapat mengenal tanda dan gejala
saluran kemih, infeksi secara dini;
8) Ajarkan mengukur asupan Melatih Pasien dan keluarga untuk dapat
cairan dan haluaran urin, mengukur asupan cairan dan haluaran urin
secara mandiri
9) Ajarkan mengambil specimen Spesimen urin yang diambil adalah urin
urin tengah, sehingga perlu diberitahukan
kepada pasien dan atau keluarga
10) Ajarkan mengenali tanda Pasien dapat mengenali tanda berkemih
berkemih dan waktu yang tepat dan waktu berkemih
untuk berkemih,
11) Anjurkan minum yang cukup Kebutuhan cairan terpenuhi dapat
jika tidak ada kontraindikasi, membantu mengeluarkan bakteri yang
berkoloni di kandung kemih ,
12) Anjurkan mengurangi minum Mengatur waktu yang efektif untuk
menjelang tidur berkemih sehingga tidak mengganggu
istirahat
Intervensi Rasional
Manajemen Mual :
1) Identifikasi pengalaman Pada ISK bagian bawah terjadi Respon
mual, Histamin dan Kolinergik yang menyebabkan
mual retensi atau inkontinensia urin
2) Identifikasi isyarat Mual akan ditunjukan melalui repson
nonverbal nonverbal
ketidaknyamanan,
3) Monitor eliminasi urin Mual yang berlebihan dapat menyebabkan
(frekuensi, Identifikasi muntah bahkan kekurangan nutrisi
dampak mual terhadap
kualitas hidup,
4) Identifikasi factor penyebab Mual dapat dikurangi dengan meminimalkan
mual, atau menghilangkan factor penyeba,
5) Identifikasi antiemetic Antiemetic dapat mengatasi atau
untuk mencegah mual, menghilangkan rasa mual; 5) Monitor mual;
sebagai evaluasi keberhasilan intervensi ,
6) Monitor asupan nutrisi dan Asupan nutrisi dan kalori harus tetap sesuai
kalori, dengan kebutuhan tubuh agar tidak terjadi
malnutrisi
7) Kendalikan factor Lingkungan yang tidak nyaman dapat memicu
lingkungan penyebab mual, atau meningkatkan perasaan mual atau muntah
8) Berikan makanan dalam Menekan perasaan muntah dan kalori dapat
jumlah kecil dan sering, terpenuhi;
9) Berikan makanan dingin, Jenis makanan yang bervariasi dapat
cairan bening, tidak berbau, meningkatkan perasaan mual dan muntah
10) Anjurkan istirahat dan tidur Istrahat dan tidur yang cukup dapat mengurangi
yang cukup, mual dan muntah
11) Anjurkan minum yang Kebutuhan cairan terpenuhi dapat membantu
cukup jika tidak ada mengeluarkan bakteri yang berkoloni di
kontraindikasi, kandung kemih ,
12) Kolaborasi pemeberian Mual yang berat diperlukan antiemetic
antiemetic jika perlu,
Lampiran 1