Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
Praktik Klinik Kebidanan Komunitas

SASMITA YULIANAH
NIM. P0120119

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU PEKALONGAN


Gg. 2 Manunggal padukuhan kraton Kota Pekalongan
Telp. (0285) 7998866 Fax (0285) 4416108
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Individu Praktek Klinik Kebidanan Komunitas ini telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing Lahan, Dosen Pembimbing Akademik dan Bidan Pembimbing Lahan
Praktek Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan.

Pekalongan, Febuari 2023

Bidan Pembimbing Dosen Pembimbing


Lahan Institusi

Eny Sugiasih, S.Tr.Keb. Ni’matul Ulya,S.SiT.,M.Kes.


NIK. 199401272022032016 NIK. 10641370411871108
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan yang berjudul :


LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN DI WILAYAH
PUSKESMAS BUARAN KOTA PEKALONGAN.

Disusun Oleh :

Nama : SASMITA YULIANAH


NIM : P0120119

Telah Menyelesaikan Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Komunitas Di


Wilayah Puskesmas Buaran Kota Pekalongan Pada Tanggal Febuari 2023.

Pekalongan, Febuari 2023.

Bidan Pembimbing Dosen Pembimbing


Lahan Institusi

Eny Sugiasih, S.Tr.Keb Ni’matul Ulya,S.SiT.,M.Kes.


NIK. 199401272022032016 NIK. 10641370411871108

Direktur Akademi Kebidanan Harapan


Ibu Pekalongan

Ida Baroroh, S.SiT.,M.Kes.


NIK. 10641371206870907

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny.A Umur 2 Hari Dengan
Bayi Baru Lahir Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan
Tahun 2023”.
Laporan Individu ini dibuat sebagai tugas hasil dokumentasi Praktik Klinik
Kebidanan Komunitas di Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Selain
itu, tujuan dari penulisan Laporan Idividu ini adalah untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir.
Dalam penyusunan Laporan Idividu Praktek Klinik Kebidanan Komunitas ini,
tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ida Baroroh, S.SiT, M.Kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan Harapan Ibu
Pekalongan
2. Ibu Ni’matul Ulya,S.SiT.,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Akademik
Penyusunan Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Komunitas
3. Ibu drg. Intan Apriliani selaku Kepala Puskesmas Buaran Kota Pekalongan
beserta Staff Karyawan Puskesmas Buaran Kota Pekalongan
4. Ibu Qismatul selaku bidan koordinator Puskesmas Buaran Kota Pekalongan Ibu
5. Ibu Eny Sugiasih, S.Tr.Keb. selaku Bidan Pembimbing Lahan Penyusunan
Laporan Individu Praktek Klinik Kebidanan Komunitas
6. Bapak Abdul Cholik, selaku Kepala Kelurahan Kradenan yang telah memberikan
kesempatan penulis dalam melakukan pendataan penduduk Kelurahan Kradenan
yang berguna dalam pembuatan Laporan Individu Praktek Klinik Kebidanan
Komunitas (letakan dinomor 3)
7. Segenap dosen, staff tata usaha, dan karyawan Akademi Kebidanan Harapan Ibu
Pekalongan yang telah memberikan ilmu dan membantu dalam penyelesaian
Laporan Individu Praktek Klinik Kebidanan Komunitas
8. Bapak, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, perhatian,
doa serta kasih sayang.
9. Teman teman mahasiswa Akbid Harapan Ibu Pekalongan, yang selalu
memberikan motivasi dan nasehat-nasehat
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan Laporan Individu Praktek Klinik Kebidanan Komunitas
penulis menyadari, meskipun telah berusaha maksimal dengan segala kemampuan
yang dimiliki. Namun, hasil penulisan Laporan Individu Praktek Klinik Kebidanan
Komunitas ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna untuk memperbaiki Laporan Individu
Praktek Klinik Kebidanan Komunitas ini.

Pekalongan, 09 Febuari 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelurahan Kradenan terletak di Kecamatan Pekalongan Selatan Kota
Pekalongan. Kelurahan ini merupakan tempat tinggal pasien ujian yang saya pilih.
Rumah pasien berada di lingkungan yang bersih, aman, nyaman dan tentram.
Rumah pasien merupakan bengunan permanen.
Rumah Pasien terdapat beberapa ruangan, yaitu halaman depan, 1 ruang
tamu, 3 kamar, 1 kamar mandi, 1 ruang dapur. Rumah pasien dihuni oleh 2 KK
yaitu 1 KK yang beranggotakan ayah dan ibu pasien, 1 KK yang beranggotakan
orangtua dari ibu pasien.
Ruang tamu terdiri dari 3 kursi dan 1 meja. Kamar ibu terdiri 1 meja rias
dan 1 bed, kamar mandi bersih, dapur bersih. Rumah pasien sedikit masuk gang
kecil.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran-gambaran lingkungan tempat tinggal pasien
yaitu berada dalam kawasan yang Bersih, nyaman, tidak kumuh, dekat dengan
penduduk sekitar, ramai penduduk, dekat dengan jalan utama dan dekat
dengan fasilitas kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir dengan pengumpulan data
dengan diperoleh dari hasil data subjektif dan objektif pada Bayi Ny.A
umur 2 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.
b. Mampu membuat interpretasi data dasar Bayi Ny.A umur 2 hari di
Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.
c. Mampu melakukan identifikasi diagnosa/ masalah potensial Bayi Ny.A
umur 2 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.
d. Mampu melakukan identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penatalaksanaan segera Bayi Ny.A umur 2 hari di Wilayah Kerja
Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.
e. Mampu melakukan merencanakan asuhan masa nifas pada Bayi Ny.A
umur 2 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.
f. Mampu melakukan implementasi asuhan kebidanan bayi baru lahir pada
Bayi Ny.A umur 2 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota
Pekalongan.
g. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan bati baru lahir pada Bayi
Ny.A umur 2 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.

C. Manfaat
a. Tenaga kesehatan
Dapat memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Bayi Ny.A umur 2
hari di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.
b. Pasien dan Keluarga
Pasien mendapat asuhan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan pasien
mendapatkan pelayanan terutama yang berkaitan dengan kesehatan bayi baru
lahir, lebih mendorong keikutsertaan keluarga untuk berpartisipasi menjaga
kesejahteraan ibu dan bayi.
c. Mahasiswa
Melatih ketrampilan mahasiswa untuk memberikan asuhan pada bayi baru
lahir dapat dikembangkan seiring berkembangnya zaman dan ilmu
pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN

A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari), dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menuju
luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi
umur 0-28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul,
sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat fatal (Kemenkes RI,
2020).
Bayi baru lahir normal (neonatal) adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan 37- 42 minggu, dengan persentasi belakang kepala atau letak
sungsang yang melewati vagina tanpa menggunakan alat, dan berat badan
lahir 2.500gram sampai dengan 4.000 gram sampai dengan umur bayi 4
minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru
lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi 0-7
hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Tando,2016).

2. Klasifikasi Bayi Baru lahir


Neonatus dikelompokkan menjadi dua kelompok (Novieastari et al., 2020).,
yaitu :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
Masa gestasi atau dapat disebut dengan umur kehamilan merupakan waktu
dari konsepsi yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) pada
ibu sampai dengan bayi lahir.
1) Bayi kurang bulan : bayi yang lahir <259 hari (<37 minggu)
2) Bayi cukup bulan : bayi yang lahir antara 259-293 hari (37 minggu-42
minggu)
3) Bayi lebih bulan : bayi yang lahir >294 hari (>42 minggu).
b. Neonatus menurut berat badan saat lahir
Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam pertama jika bayi
lahir di fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir di rumah maka
penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama setelah
kelahiran.
1) Bayi berat badan lahir rendah : bayi yang lahir dengan berat badan
<2,5 kg.
2) Bayi berat badan lahir cukup : Bayi yang lahir dengan berat badan
antara 2,5 kg – 4 kg.
3) Bayi berat badan lahir lebih : bayi yang lahir dengan berat badan
>4kg.

3. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


1) Berat badan 2.500-4.000 gram
2) Panjang badan 48-52 cm
3) Lingkar dada 30-35cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Frekuensi jantung 120-160x/menit
6) Pernapasan ±40-60x/menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia : pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora,
pada laki-laki: testis sudah turun pada skrotum.
11) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Reflek moro atau gerak memeluk jika di kagetkan sudah baik.
13) Reflek grassping atau menggenggam sudah baik
14) Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24jam petama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan (Tando,2016)

4. Tanda Bayi Baru Lahir Normal


Bayi baru lahir normal mempunyai beberapa tanda antara lain :
1) Appearance color (warna kulit) seluruh tubuh kemerahan
2) Pulse (heart rate/frekuensi jantung >100x/menit)
3) Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
4) Bayi menangis kuat
5) Batuk/bersin
6) Activity (tonus otot)
7) Gerakan aktif
8) Respiration (usaha nafas).

B. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Diluar Rahim/Uterus


Transisi atau proses adaptasi bayi baru lahir yang paling dramatis dan cepat
terjadi pada empat aspek, yaitu pada sistem pernapasan, sistem
sirkulasi/kardiovaskular, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan
menghasilkan sumber glukosa. Selain itu, pada sistem tubuh lainnya juga terjadi
perubahan, walaupun tidak jelas terlihat.
1. Sistem Pernapasan
a. Perkembangan Paru
Paru berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari
faring yang kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus. Ketidakmatangan paru mengurangi peluang
kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia 24 minggu, yang
disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan
sistem kapiler paru, dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
b. Proses Awal Bernapas
Menurut Legawati (2018) rangsangan gerakan pertama terjadi karena
beberapa hal berikut:
1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi
mekanik).
2) Penurunan PaO2 (tekanan parsial oksigen) dan peningkatan PaCo2
(tekanan parsial karbon dioksida) merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).
3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam
uterus (stimulasi sensorik).
4) Reflek deflasi hering.
2. Sistem Kardiovaskular
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna menghantarkan oksigen ke
jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar
rahim, terjadi dua perubahan besar, yaitu :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium paru dan aorta
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta
c. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung
berpengaruh paada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan
resistensinya sehingga mengubah aliran darah.

3. Termoregulasi
Noordiati (2018) menjelaskan ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu
lingkungan yang rendah dari suhu di dalam rahim. Perubahan sistem
termoregulasi empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi
baru lahir kehilangan panas tubuhnya yaitu evaporasi, konduksi, konveksi dan
radiasi.
Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mereka
dapat mengalami stres akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan
lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam
lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Bayi baru lahir/neonatus dapat
menghasilkan panas dengan tiga cara, yaitu menggigil, aktivitas volunter otot, dan
termogenesis yang bukan melalui mekanisme menggigil.

4. Metabolisme Glukosa
Agar berfungsi dengan baik, otak memerluakan glukosa dalam jumlah
tertentu. Pada saat kelahiran, begitu tali pusat di klem, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,
kadar glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan
kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. Melalui pemberian air susu ibu (bayi baru lahir yang sehat harus didorong
untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
c. Melalui pembentukan glukosa dari sumber lain, terutama lemak
(glukoneogenesis).

5. Sistem Ginjal
Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, muatannya terbilang
kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan,
dan tidak berbau. Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane
mukosa dan udara asam dan akan hilang setelah bayi banyak minum. Bayi tidak
mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, dan juga
tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi atau rendah dalam darah.
Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam, dan akan semakin sering
dengan banyaknya cairan yang masuk.

6. Sistem Gastrointestinal
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan
orang dewasa. Membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu basah.Gigi
tertanam di dalam gusi dan sekresi ptyalin sedikit.Sebelum lahir,janin cukup
bulan akan mulai mengisap dan menelan reflek muntah dan batuk yang matur
sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir kemampuan bayi untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas hubungan antara esofagus bawah
dan lambung masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi
baru lahir dan neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas,kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi
baru lahir cukup bulan..Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri sangat
penting,contohnya memberikan ASI sesuai keinginan bayi (ASI on demand).

7. Sistem Imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan
mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan memberi kekebalan
alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh
kekebalan alami meliputi:
a. Perlindungan oleh membran mukosa
b. Fungsi saringan saluran nafas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
e. Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan
kekebalan pasif mendapat antibody dari tubuh ibunya. Reaksi antibodi
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal
kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah
pembentukan system kekebalan tubuh.

8. Sistem Muskuloskeletal
Otot bayi berkembang engan sempurna karena hipertropi, bukan hiperplasi.
Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk memudahkan
pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan esensi osifikasi untuk
pertumbuhan otak dan memudahkan proses pembentukan selama persalinan.
Proses ini selesai dalam waktu beberapa hari setelah lahir. Fontanel posterior
tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18
bulan dan digunakan untuk memperkirakan tekanan hidrasi dan intra cranium
yang dilakukan dengan memalpasi tegangan fontanel.

9. Sistem Neorologi
Sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara anatomi maupun
fisiologi ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan batang otak dengan kontrol
minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan,
walaupun interaksi sosial terjadi lebih awal. Otak yang masih muda rentan
terhadap hipoksia, ketidakseimbangan biokimia, infeksi dan pendarahan. Bayi
baru lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas reflek pada usia yang berbeda beda,
yang menunjukkan normalitas dan perpaduan antara sistem neuorogi dan
muskuluskletal. Beberapa reflek tersebut :
a. Refleks moro, reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap
rangsangan mendadak. Reflek ini dapat di munculkan dengan cara
menggendong bayi dengan sudut 45o , lalu biarkan kepalanya turun sekitar 1-
2 cm. Reflek ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir.
b. Refleks rooting, dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi
mulut, bayi menoleh kearah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap
untuk mengisap.
c. Refleks mengedip atau reflexs mata, melindungi mata dari trauma.
d. Refleks menggenggam, reflek ini di munculkan dengan menempatkan jari
atau pensil atau pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi akan
menggenggamnya dengan erat.
e. Refleks berjalan dan melangkah. Jika bayi di sangga pada posisi tegap dan
kakinya mennyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang untuk
berjalan.
f. Refleks leher tonik asimetris. pada posisi terlentang, jika kepala bayi menoleh
ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan ekstensi sedangkan lengan
sebelahnya fleksi. Jika di dudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan
terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya
menunduk ke depan.

C. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Menurut Naomi (2016) sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dianjurkan
memperhatikan beberapa prosedur, antara lain:
1. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
2. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu memakai sarung tangan.
3. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
4. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan,
dada, abdomen, tungkai kaki, spinal, dan genetalia).
5. Mengidentifikasi warna dan aktivitas bayi.
6. Mencatat miksi dan mekonium bayi.
7. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar lengan atas (LILA),
menimbang berat barat (BB), dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
8. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada bayi orang tua.
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Menurut Naomi (2016) langkah-langkah pemeriksaan umum pada bayi baru lahir
antara lain :
1. Pernafasan bayi
Penafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
2. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit
lebih tebal.
3. Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali permenit.
4. Suhu Aksila, normalnya 36,5℃ sampai 37,5℃
5. Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan
longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi.
6. Tonus otot / tingkat kesadaran
Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga
sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel.
7. Ektermitas
Pemerika posisi, gerakan, reaksi bayi bila ektremitas disentuh, dan
pembengkakan.
8. Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam, tanda
lahir / tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga
dapat dianggap normal. Kelainan ini termasuk milia, biasanya terlihat pada hari
pertama atau selanjutnya dan eritma toksikum pada muka, tubuh dan punggung
pada hari kedua atau selanjutnya. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang
terkelupas pada hari pertama juga masih dianggap normal.
9. Perawatan tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan
mengkerut/mengecil dan kahirnya lepas setelah 7-10 hari j. Berat Badan Normal
2500-4000 gram.
10. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada
bahu dan punggung.
11. Muka
Tanda-tanda paralitis.
12. Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekurangan
kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
pendarahan subkonjungtiva.
13. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala
serta adanya gangguan pendengaran.
14. Hidung
Bentuk dan lebar hidung , pola pernafasan, kebersihan.
15. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah lidah , patum, bercak putih
pada gusi, refleks menghisap, adakah labio / palatoskis, trush, sianosis.
16. Leher
Bentuk simetris /tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tiroid,
hemangioma, tanda abnormalitas kromosom.
17. Lengan tangan
Gerakan, jumlah jari dan reflek menggenggam.
18. Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dada, punting susu, gangguan pernafasan auskultasi
bunyi jantung dan pernafasan.
19. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah
pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan,distensi,
gastroksis,omfalokel, bentuk simetris/tidak, palpasi.
20. Genetalia
Kelamin laki–laki : panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum,
orifusium uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis, hipospedia /epispadia ).
Kelamin perempuan : labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina,
orifisium uretra, sekret, dan lain-lain.
21. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris / tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinovarius/pes
equinovarus/pes eqouinovalgus.
22. Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya astresia ani, meconium plug
syndrome, megacolon.
23. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvutura kolomna vertebralis, skoliosis, pembengkakan,
spina bifida, mielomeningokel, lesung/bercak berambut, dan lain-lain.
24. Pemeriksaan kulit
Verniks caseosa, lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar.
25. Antropometri, normalnya yaitu :
Berat Badan : 2500 - 4000 gram
Panjang badan : 48-52 cm
Lingkar Dada : 30-38 cm
Lingkar Kepala : 33-36 cm
26. Eliminasi :
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru
lahir normal biasanya kencing lebih dari enam kali perhari. Bayi baru lahir normal
biasanya bercak cair enam sampai delapan kali perhari. Dicurigai diare apabila
frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan
vagina pada bayi baru lahir.

D. Asuhan Bayi Baru Lahir


Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan
suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi. Asuhan bayi baru lahir
meliputi :
1. Pencegahan Infeksi (PI)
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian
sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan :
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap- megap?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif? Jika ada jawaban “tidak”
kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus segera dilakukan
resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak dilakukan secara
rutin.
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
dilakukan manajemen bayi baru. lahir normal dengan mengeringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau
perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali
pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah
dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun
pada tali pusat.
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap
di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses
IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai
menyusu. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-
90 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke45-60 dan
berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara.
5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
6. Pemberian salep mata/tetes mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata.
Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,
oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus
tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif
jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
7. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha
kiri Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian
bayi baru lahir.
8. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan
vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui
jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
9. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di
fasilitas tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1
kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28
hari.
10. Pemberian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan
dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2
tahun. Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam
SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan
dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

E. Reflek Awal Pada Bayi


Reflek yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa
disadari pada bayi normal, di bawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan
perilaku bayi, baik secara spontan karena rangsangan atau bukan (Wagiyo, 2016).
1. Tonik neck, yaitu gerakan menoleh kekanan kekiri.
2. Rooting, yaitu reflek mencari putting susu
3. Grassping, yaitu gerakan menggenggam tangan
4. Babynsky, yaitu Gerakkan jari sepanjang telapak kaki (reflek gelitik)
5. Moro, yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran bayi (terkejut ketika
dikagetkan)
6. Sucking, yaitu reflek menghisap.
7. Swallowing, yaitu reflek menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung.

F. Mekanisme Kehilangan Panas


Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme
berikut (Jamil et al., 2017) :
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban
pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera
dikeringkan
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkkan di atas meja, timbangan
atau tempat tidur
3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan
udara sekitar yang lebih dingin yaitu adanya tiupan kipas angin, penyejuk
ruangan di tempat bersalin
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi di tempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh
bayi. Bayi di tempatkan dekat jendela yang terbuka.

G. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir


Menurut Toro (2019) tanda bahaya BBL sebagai berikut :
1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
2. Kejang
3. Bayi lemah,bergerak jika dipegang
4. Sesak Nafas
5. Bayi merintih
6. Pusar kemerahan sampai dinding perut
7. Demam suhu tubuh bayi lebih dari 37,5℃ atau teraba dingin (suhu tubuh
kurang dari 36.5℃ )
8. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
9. Bayi diare,mata cekung,tidak sadar,jika kulit perut di cubit akan kembali
lambat
10. Kulit terlihat kuning.

H. Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatus merupakan salah satu pelayan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonatus.Dengan melakukan Kunjungan
Neonatal (KN) selama 3 kali kunjungan, yaitu :
1. Kunjungan Neonatal I (KN I) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir.
Dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit, gerak aktif atau tidak,
timbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemeriksaan salep
mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat, dan pencegahan
kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan Neonatal II (KN II) pada hari ke 3 sampai dengan 7 hari. Lahir,
pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI Eksklusif,
personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
3. Kunjungan Neonatal III (KN III) pada hari ke 8 sampai dengan 28 hari.
Setelah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi
badan dan nutrisinya (Kemenkes RI, 2015).

I. Imunisasi Dasar Pada Bayi


Tabel 2.1 Imunisasi Pada bayi dan balita
No Usia Pemberian Pemberian Imunisasi
.
1. 0-7 hari Hepatitis B (HB-1) dan Polio 0
2. 1 Bulan Polio 0 dan BCG
3. 2 Bulan DPT-HiB 1, Polio 1, Hepatitis 2, Rotavirus,
PVC (Pneumokokus)
4. 3 Bulan DPT-HiB 2, Polio 2, Hepatitis 3
5. 4 Bulan DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV atau Polio suntik),
Hepatitis 4 dan Rotavirus 2
6. 6 Bulan PVC 3 (Pneumokokus), Influenza 1,
Rotavirus 3
7. 9 Bulan Campak atau MR, JE 1 (Japanese
Encephalitis)
8. 12 Bulan Booster PVC (Pneumokokus), MR, JE 2
(Japanese Encephalitis), Hepatitis A 1
9. 24 Bulan Hepatitis A 2, TP 1 (Tifoid Polisakarida)
10. 5 Tahun MR, TP 2 (Tifoid Polisakarida)
Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020.

J. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui
mengandung zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,
baik kualitas maupun kuantitasnya. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari
ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi
juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan
sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan
berbagai keuntungan bagi ibu (Saputri, 2019).
1. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh)
atau sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap jam) atau
setiap saat bayi menginginkan (on demand) .
2. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan.
3. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun dengan
penambahan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (Makanan
Pendamping ASI).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian 1

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. A


UMUR 2 HARI DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUARAN
TAHUN 2023

Tanggal : 09 Febuari 2023


Waktu : 13.30 WIB
Tempat : Rumah pasien
(RT.03/RW.09, Kelurahan Kradenan RT. 03 RW. 09)

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Bayi : By. Ny. A
Umur Bayi : 2 hari
Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. M


Umur : 26 th Umur : 29 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
± R P . 3 .200.000 Pen : - Penghasilan :
ghasilan
Alamat : Kelurahan Kradenan RT. 03/RW. 09, Kota Pekalongan

Status Perkawinan : Perkawinan Sah secara Agama dan Negara

Lama Perkawinan : 2 Tahun


2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit kelainan darah : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada
yang mempunyai penyakit kelainan
darah seperti anemia, hemofilia,
b Kelainan kongenital : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada
. yang menderita penyakit kelainan
bawaan dari lahir.
c. Penyakit infeksi : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada
yang mempunyai penyakit infeksi
seperti HIV, Hepatitis B, TBC.
d Penyakit keturunan : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada
. yang mempunyai penyakit keturunan
seperti hipertensi, DM, asma.
e. Penyakit organik : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada
yang mempunyai penyakit organik
seperti jantung, ginjal, paru-paru
f. Riwayat gemelli : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak
mempunyai riwayat keturunan kembar

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


 G:1 P:0 A:0
 Umur Kehamilan : 39 minggu 2 hari
 ANC : T.M I : 3 kali di Puskesmas Buaran oleh Bidan
T.M II : 4 kali (3x di Pkm Buaran, 1x di dr.SpOG)
T.M III : 4 kali (3x di Pkm Buaran, 1x di dr.SpOG)
 Imunisasi TT : Long life
 Keluhan T.M I : Mual, pusing
Terapi yang diberikan : Vitamin B6 1x1
Nasehat yang diberikan : Istirahat cukup, makan sedikit tapi
sering, periksa rutin.
 Keluhan T.M II : Tidak ada keluhan
Terapi yang diberikan : Fe 1x1, Kalk 1x1
Nasehat yang diberikan : Konsumsi makanan dg gizi seimbang,
periksa dg dr.SpOG, periksa rutin.
 Keluhan T.M III : Sakit Punggung
Terapi yang diberikan : Fe 1x1, Kalk 1x1
Nasehat yang diberikan : Body mekanik,Tanda-tanda persalinan,
persiapan persalinan.

4. Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
 Makan
Frekuensi : ASI on demand
Jenis : ASI
Gangguan : Tidak ada
 Minum
Frekuensi : ASI on demand
Jenis : ASI
Gangguan : Tidak ada
b. Pola Eliminasi
 BAB
Warna : Kuning.
Konsistensi : Lembek
Gangguan : Tidak ada
 BAK
Warna : Kuning
Gangguan : Tidak ada
c. Pola Istirahat
 Siang : 2-3 jam
Gangguan : Terbangun untuk menyusu, BAB dan
BAK
 Malam : 8 jam
Gangguan : Terbangun untuk menyusu, BAB dan
BAK
d. Pola Aktifitas : Tidur, menangis dan minum ASI
e. Pola Personal Hygiene
 Mandi : 2 kali/hari
 Ganti popok : 8-9 kali/hari
 Ganti baju : 2-3 kali/hari
f. Data Pengetahuan Ibu :
Ibu khawatir karena bayinya gumoh jika setelah menyusu meskipun
bayi sudah disendawakan

B. DATA OBJEKTIF
1. Catatan Proses Persalinan
a. Waktu persalinan : 7 Febuari 2023
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Penyulit saat persalinan : Tidak ada
e. Lama persalinan Kala I : 8 jam
Kala II : 20 menit
Kala III : 5 menit
Kala IV : 2 jam
f. Jumlah Lama persalinan : 10 jam 25 menit
g. Bayi lahir jam : 10.29 WIB
h. Tindakan segera setelah lahir
 Mengeringkan bayi : Ya
 Pengisapan lendir : Tidak
 Perawatan pemotongan tali pusat : Ya
 Menghangatkan bayi : Ya
 Resusitasi bayi : Tidak

2. Penilaian Sepintas :
a. Bayi menangis spontan kuat
b. Warna kulit kemerahan
c. Tonus otot baik
3. APGAR SCORE :
5 menit 5 menit 5 menit
pertama kedua ketiga
Appearance
A 2 2 2
(Warna Kulit)
Pulse
P 2 2 2
(Denyut Jantung)
Grimace
G 1 2 2
(Refleks)
Activity
A 2 2 2
(Tonus Otot)
Respiration
R 2 2 2
(Pernapasan)
Jumlah 9 10 10

 Injeksi Vit.K : Bayi telah diimunisasi vitamin K


1 jam setelah lahir

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis (sadar sepenuhnya)
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital
 Suhu : 37°C
 Respirasi : 50x/menit
 Nadi : 145x/menit
d. Panjang Badan : 49 cm
e. Berat Badan : 3200 gram
f. Lingkar Kepala : 32 cm
g. Lingkar Dada : 34 cm
h. Status Present
 Kepala : Sutura belum menutup, tidak ada benjolan.
 Ubun – ubun : Tidak cekung, lembek
 Sutura : Tidak tumpang tindih
 Muka : Tidak pucat, tidak oedem
 Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
 Hidung : Lubang hidung ada 2,tidak ada polip dan
benjolan
 Mulut / bibir : Bersih, bibir tidak kering, terdapat palatum
 Telinga : Bersih, ada daun telinga, simetris
 Kulit : Tidak pucat, kemerahan
 Leher : Tidak ada benjolan, pembengkakan pada
kelenjar tiroid, dan vena jugularis
i. Thorak : Nafas teratur, tidak ada retraksi
j. Abdomen : Tidak kembung, tali pusat sudah lepas
k. Genetalia eksterna : Terdapat labia mayor minor kanan kiri,
klitoris dan lubang uretra.
l. Anus : Terdapat lubang anus, bersih
m. Ekstremitas
 Atas : Simetris, turgor kulit baik, gerakan aktif
 Bawah : Simetris, turgor kulit baik, gerakan aktif
n. Refleks
 Sucking : (+) positif bayi dapat menghisap kuat
 Rooting : (+) positif bayi dapat mencari puting susu
 Grassping : (+) positif bayi dapat menggenggam
 Moro :(+) positif bayi dapat terkejut saat dikagetkan
 Tonic neck : (+) positif bayi dapat menoleh ke kanan, kiri
 Babynski : (+) positif bayi dapat respon gelitik
 Swallowing : (+) positif bayi dapat menelan ASI
o. IMD : Segera setelah bayi lahir

5. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
 Pemeriksaan Rontgen : Tidak dilakukan
 USG : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Nomenklatur / Kebidanan
Bayi Ny. A umur 2 hari, jenis kelamin perempuan dengan bayi baru lahir
normal.
Data Dasar :
 Data S
a. Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 7 Febuari 2023
b. Ibu mengatakan bayinya berjenis kelamin perempuan
c. Ibu mengatakan anaknya sehat tidak ada keluhan apapun

 Data O
a. Kesadaran : Composmentis (sadar sepenuhnya)
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital
• Suhu : 37°C
• Respirasi : 50x/menit
• Nadi : 145x/menit
d. Panjang Badan : 49 cm
e. Berat Badan : 3200 gram

2. Masalah :
Ibu belum mengetahui cara perawatan tali pusat

3. Kebutuhan :
KIE tentang perawatan tali pusat

III.DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada

IV. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA


Tidak ada
V. PLANNING/RENCANA TINDAKAN
Tanggal 9 Febuari 2023
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Berikan KIE tentang perawatan tali pusat
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir
4. Berikan KIE tentang ASI Eksklusif
5. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 12 Febuari
2023

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 9 Febuari 2023
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya normal, yaitu :
a. Kesadaran : Composmentis (sadar sepenuhnya)
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital
• Suhu : 37°C
• Respirasi : 50x/menit
• Nadi : 145x/menit
d. Panjang Badan : 49 cm
e. Berat Badan : 3200 gram

2. Memberikan KIE tentang perawatan tali pusat, yaitu :


a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat
b. Membuka pakaian bayi
c. Membersihkan tali pusat dengan kassa steril dan air DTT (air matang)
dari ujung luka ke pangkal, ulangi gerakan dengan mengganti dengan
kassa yang baru sampai tali pusat bersih
d. Pertahankan tali pusat dalam keadaan terbuka tanpa diberi ramuan atau
betadin
e. Melipat popok di bawah tali pusat

3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu :
a. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
b. Kejang
c. Bayi lemah
d. Sesak Nafas
e. Bayi merintih
f. Pusar kemerahan sampai dinding perut
g. Demam suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ℃ atau teraba dingin (suhu tubuh
kurang dari 36.5℃ )
h. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
i. Bayi diare,mata cekung,tidak sadar,jika kulit perut di cubit akan kembali
lambat
j. Kulit terlihat kuning pada 24 jam pertama setelah lahir/7 hari setelah lahir

4. Berikan KIE tentang ASI Eksklusif, yaitu :


a. ASI Eksklusif yaitu bayi yang hanya diberi ASI saja tanpa tambahan
cairan/makanan apapun kecuali obat, vitamin dan mineral sampai bayi
berusia 6 bulan
b. Manfaat ASI yaitu ASI sebagai: nutrisi, daya tahan tubuh, meningkatkan
kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih sayang anatara ibu dan
bayi,penghematan biaya obat – obatan, tenaga, sarana kesehatan,
menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas
c. Zat kekebalan dalam ASI antara lain :
1) Faktor bifidus : Mendukung proses perkembangan bakteri yang
“menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang merugikan
2) Laktoferin : Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya
3) Anti alergi
4) Mengandung zat anti virus polio
5) Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk
menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke dalam peredaran darah
d. Jenis ASI :
1) Kolostrum, merupakan cairan yang pertama kali cairan kental dengan
warna kekuning – kuningan dibanding susu matur, disekresi hari ke 1
sampai ke 3,bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur
tidak
2) Air sus masa peralihan, merupakan ASI peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI yang matur, disekresi dari hari ke 4 sampai ke 10
3) Air susu matur, merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan
seterusnya, komposisi relative konstan, merupakan caioran berwarna
putih kekuningan, tidak menggumpal jika dipanaskan.

5. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 12


Febuari 2023 yaitu tepatnya pada hari minggu

VII. EVALUASI
Tanggal 9 Febuari 2023
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya dan merasa lega
2. Ibu sudah pahan dan mengerti cara perawatan tali pusat
3. Ibu sudah pahan dan mengerti serta dapat menyebutkan kembali tanda
bahaya pada bayi baru lahir
4. Ibu sudah paham dan mengerti tentang ASI Eksklusif serta dapat
menyebutkan kembali manfaat ASI
5. Ibu berkenan dan mengijinkan untuk dilakukan kunjungan ulang
B. Pengkajian/Kunjungan II

DATA PERKEMBANGAN I

Hari/tanggal : Minggu, 12 Febuari 2023


Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah pasien

A. DATA SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah puput/lepas kemarin malam
tepatnya hari Sabtu, 11 Febuari 2023
2. Ibu mengatakan wajah dan dada bayinya berwarna kuning sejak 1 hari
yang lalu (sejak hari Jumat 10 Febuari 2023)
3. Ibu mengatakan belum mengetahui cara mengatasi kuning yang dialami
bayinya saat ini

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan Umum : Baik
3. Tanda Vital
 Suhu : 36,5℃
 Nadi : 125x/menit
 Respirasi : 40x/menit
4. Berat Badan : 3500 gram
5. Pemeriksaan Fisik
 Muka : Simetris, tidak oedem, warna kulit kekuningan
 Mata : Simetris, sclera bewarna kekuningan, konjungtiva
merah muda
 Leher : Tidak ada benjolan, warna kekuningan
 Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, warna kekuningan
 Perut : Tidak kembung, tali pusat sudah puput/lepas, bekas
kering,baik.
6. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Bayi Ny. A umur 5 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru lahir
normal. (apakah bayi ikterik? Jika ya? Jadikan assesment)

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan bayinya, yaitu :
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital
 Suhu : 36,5℃
 Nadi : 125x/menit
 Respirasi : 40x/menit
d. Berat Badan : 3500 gram
e. Pemeriksaan Fisik : kulit kekuningan dari wajah sampai badan
bagian atas (dada).
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.

2. Memberitahu Ibu ciri-ciri kulit kuning tidak normal, yaitu :


Kulit kuning mulai 24 jam pertama setelah lahir atau kulit kuning sesudah
bayi usia 7 hari. Kondisi yang dialami bayi ibu saat ini masih dalam
katogori normal dan terjadi karena beberapa faktor seperti kurangan
nutrisi.
Evaluasi : Ibu sudah paham dan mengerti ciri kulit kuning tidak normal
pada bayi.

3. Memberitahu Ibu cara mengatasi kulit kuning pada bayinya, yaitu :


a. Memberikan kebutuhan nutrisi yang cukup pada bayi, yaitu ASI dan
susui sesering mungkin
b. Jemur bayi setiap pagi hari, waktu efektif untuk bayi berjemur yaitu
mulai matahari terbit sampai sebelum jam 09.00 WIB. Jemur bayi
± 15−20 menit atau sampai kulit bayi teraba hangat dan saat bayi
berjemur usahakan gunakan pelindung mata pada bayi.
Evaluasi : Ibu sudah paham dan mengerti tentang cara mengatasi kuning
pada bayinya.

Anda mungkin juga menyukai