Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN DAN ETIK LEGAL

PADA IBU POST PARTUM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1
Dosen pengampu : Apolonia Antonilda Ina, S.Kep,Ns, MAN

Disusun oleh Kelompok 4 :


1. Agung Putra Setiya Budi (202111001)
2. Nofiyanti Lewansol (202111004)
3. Amanda Setyawulandari (202111007)
4. Angela Dyah Alfena Puspita (202111008)
5. Brasillia Gabriella Stefanie (202111012)
6. Maria Blandina Wista S (202111026)
7. Melya Anggraeni (202111030)
8. Veronika Angel Saputri (202111036)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna serta hidayahnya,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan sebuah makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan dan Etik Legal Pada Ibu Post Partum” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 1.

Dalam penyusunan makalah imi, penulis menemui berbagai hambatan, suka


maupun duka. Hambatan dalam penulisan makalah ini salah satu nya adalah
sulitnya penulis dalam mencari informasi dan terbatasnya waktu serta kemampuan
penulis. Namun dengan adanya hambatan tersebut membuat penulis semakin
termotivasi untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Penulis juga
merasa termotivasi dengan adanya dukungan dari teman-teman yang selalu
memberi saran, semangat, dan doa serta kesabaran dari dosen pembimbing yang
telah mengampu penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa adanya campur tangan dari semua pihak dalam memberi dukungan, bantuan
dan nasehat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Apolonia Antonilda Ina, S.Kep,Ns, MAN sebagai pembimbing dalam menyusun
makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Semarang, 4 Juli 2023

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Tujuan...........................................................................................................6

C. Manfaat.........................................................................................................6

BAB II......................................................................................................................7

PATHWAY UMUM POST PARTUM...................................................................7

BAB III....................................................................................................................8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM.................................8

A. Pathway Khusus............................................................................................8

B. Pengkajian.....................................................................................................9

C. Analisa Data................................................................................................26

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................26

E. Rencana Asuhan Keperawata......................................................................28

F. Etik Legal....................................................................................................35

BAB IV..................................................................................................................39

PENUTUP..............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Post partum merupakan bagian dari keperawatan maternitas yaitu


memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional,
mengidentifikasi dan beradaptasi dengan kebutuhan, berfokus terhadap
kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir
yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang
memiliki fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh anak dan saling
mendukung angggota keluarganya. Periode post partum terjadi selama 6
(enam) minggu setelah melahirkan yang merupakan waktu perubahan
fisiologis pada ibu nifas untuk kembali pada keadaan tidak hamil dan
penyesuaian terhadap keluarga baru, akan tetapi untuk pemulihan
keseluruhan alat genital seperti saat sebelum hamil memerlukan waktu 3
bulan. Periode ini juga disebut puerperium atau trimester ke 4.(1)

Asuhan keperawatan pasca partum atau masa nifas bertujuan untuk


membantu ibu dan keluarganya berhasil beradaptasi pada masa transisi
setelah kelahiran anak dan tuntutan menjadi orangtua (Ayu, 2019).
Penekanan asuhan keperawatan pada masa ini adalah pada pengkajian dan
modifikasi faktor factor yang mempengaruhi pemulihan ibu dari masa
nifas untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post
partum, banyak perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu
termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder
(kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium),
Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi).
Kemampuannya untuk mengemban peran perawatan bayi baru lahir, dan

4
transisi peran dan kemampuan fungsional ibu serta keluarganya maka dari
itu banyak ditemukannya masalah-masalah yang dialami oleh ibu pasca
partum.

Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh Salat & Indriyani


(2019) dengan judul Pengaruh Stres Post Partum Terhadap Pembengkakan
Payudara Pada Ibu Menyusui Di Desa Matanair didapatkan data bahwa
dari 18 ibu pada masa nifas terdapat 3 orang ibu yang tidak mengalami
stress dalam masa nifas semuanya hanya mengalami pembengkakan
payudara ringan saja (100%). Dan dari 2 orang yang mengalami stress
ringan pada masa nifas separuhnya mengalami pembengkakan payudra
ringan (50%) dan separuhnya lagi mengalami pembengkakan payudara
sedang (50 %). Sedangkan ibu yang mengalami stress Parah sebagian
besar mengalami pembengkakan payudara berat (57%). Dan 1 ibu yang
mengalami stress berat selama masa nifas mengalami pembengkakan
payudara berat (100%). Pada saat data ini dinalisis menggunakan uji
korelasi spearman menghasilkan nilai ρ-value= 0,1 yang bermakna bahwa
ada hubungan antara stress pada ibu menyusui dengan pembengkakan
payudara pada ibu menyusui di Desa Matanair Kecamatan Rubaru
Kabupaten Sumenep.(2)

Berdasarkan World Health Organization didapatkan data bahwa


terdapat peningkatan angka ibu menyusui secara global berpotensi
menyelamatkan nyawa lebih dari 820,000 anak usia balita dan dapat
mencegah penambahan 20,000 kasus kanker payudara pada perempuan
setiap tahunnya. Namun, di Indonesia hanya 1 dari 2 bayi berusia dibawah
6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5%
anak yang masih mendapatkan ASI pada usia 23 bulan. Artinya, hampir
setengah dari seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi yang mereka
butuhkan selama dua tahun pertama kehidupan. Lebih dari 40% bayi
diperkenalkan terlalu dini kepada makanan pendamping ASI, yaitu
sebelum 5 mereka mencapai usia 6 bulan dan makanan yang diberikan

5
sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi Kemampuannya untuk
mengemban peran perawatan bayi baru lahir, dan transisi peran dan
kemampuan fungsional ibu serta keluarganya maka dari itu banyak
ditemukannya masalah-masalah yang dialami oleh ibu pasca partum.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum.
Menganalisis asuhan keperawatan pada pasien post partum dan
menganalisis eti legal post partum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui patofisiologi pasien post partum
b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien post partum
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post
partum.
d. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan pada
pasien post partum
e. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana
keperawatan pada pasien post partum spontan dengan riwayat
ketuban pecah dini.
f. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien post
partum spontan dengan riwayat ketuban pecah dini.

C. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan


Agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan menambah
wawasan terhadap kasus post partum. Mahasiswa mampu
mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan. UN
Sebagai bahan wacana untuk meningkatkan mutu dan pelayanan
keperawatan pada pasien ibu dengan masalah post partum, agar derajat
kesehatan pasien meningkat.

6
BAB II

PATHWAY UMUM POST PARTUM

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

A. Pathway Khusus

7
1.

8
Kasus : Post partum
Ny. Ambar (30th) post partum hari ke-1 dengan status obstetrik G 1P1A0. Saat ini
pasien mengeluh nyeri pada luka bekas episiotomi dan mules-mules pada
perutnya, ASI belum keluar. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
pucat, puting menonjol, areola dan puting tampak kotor, ASI sudah keluar cairan

9
kuning bening saat dipencet, TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba keras,
pengeluaran pervaginam 1 kotek penuh selama 4 jam, warna merah tua, bau amis.
Ny. Ambar mengatakan masih takut memegang anaknya, dan nanti kalau sudah
dirumah mau minta tolong mertuanya untuk merawat anaknya karena dia tidak
tahu bagimana caranya memandikan.

B. Pengkajian

Tanggal Masuk : 4 Juli 2023 Jam : 12.00 WIB


Tanggal Pengkajian : 5 juli 2023 Jam : 08.00 WIB

Nama perawat yang mengkaji : Perawat Ani


Unit : Rawat inap
Ruang/ kamar : Mawar / 11
Tanggal/ waktu masuk RS : 4 Juli 2023 / 12.00 WIB
Tanggal/ waktu pengkajian : 5 Juli 2023 / 08.00 WIB
Cara pengkajian : Autoanamnesa, alloanamnesa, studi
dokumentasi, laboratorium

I. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Th
Tempat/tgl lahir : Semarang, 27 mei 1993
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Harapan Indah
Dx Medis : Post partum hari ke-1

10
Status obstetri : G1P1A0
Sistem GPA singkatan dari(3)
Gravida (Jumlah kehamilan) : Kehamilan 1/G1
Partus (Jumlah kelahiran) :Jumlah persalinan 1/P1
Abortus (Jumlah aborsi/keguguran) : Jumlah aborsi 0/A0

II. Identitas Penanggungjawab


Nama : Tn. A
Alamat : Jl. Harapan Indah
Hubungan dengan klien: Suami

III. Riwayat Keperawatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah diderita
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang pernah
diderita
b. Penyakit keturunan
Pasien mengatakan tidak ada memiliki penyakit keturunan dari
keluarganya
c. Operasi yang pernah dilakukan
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah melakukan operasi
d. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan ataupun dengan
suhu
e. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan sudah melakukan imunisasi lengkap dan vaksin 1,2,
serta booster (sonivac dan antrazeneca)
f. Kebiasaan buruk
Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk
g. Riwayat penggunaan obat
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat rutin, namun
mengkonsumsi vitamin saat hamil

11
h. Lingkungan
Pasien mengatakan rumah pasien di daerah dataran tinggi, dikelilingi
perkebunan dan tidak berada dilingkungan yang padat penduduk
i. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Pasien mengatakan fasilitas kesehatan lumayan jauh dari rumahnya,
harus menggunakan kendaraan untuk mencapai puskesmas, untuk rumah
sakit harus ke pusat kota terlebih dahulu sekitar 30 menit.

IV. Riwayat Keperawatan Saat ini


a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pada tanggal 3 Juli 2023 pasien sudah mulai merasakan perut mulas tiba-
tiba, namun semakin kesini rasa mules semakin sering datang. Tanggal 4
Juli 2023 pagi pasien menyadari bahwa itu bukan mules perut biasa
namun kontraksi dari kehamilannya. Pasien menunggu suami pulang lalu
mereka ke rumah sakit untuk memeriksa kandungannya. Saat tiba di
rumah sakit pasien sudah mengalami pembukaan dan segera melahirkan
bayinya. Pada 5 Juli 2023 pukul 00.01 WIB bayi keluar dengan
persalinan normal. Bayi lahir dengan selamat dan sehat baik ibu maupun
anaknya.
b. Terapi Yang Sudah Diterima
Pasien menerima infus RL dan mendapatkan obat analgesik
c. Keluhan Utama Dan Keluhan Penyerta
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri di luka bekas episiotomi
Pengkajian Nyeri :
Provokatif : Pasien mengatakan nyeri saat bergerak

Paliatif : Pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat

Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk

12
R : Pasien mengatakan nyeri dibagian genetalia dan berfokus pada
satu titik yaitu bagian luka bekas epiostomi

S : Pasien mengatakan nyeri dengan skala 3

T : Pasien mengatakan nyeri sering terjadi dan hilang timbul

Keluhan Penyerta : Mules-mules pada perutnya, ASI belum


keluar dan masih takut memegang anaknya

V. Genogram

Keterangan :
: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal satu rumah


VI. Kebutuhan
1. Kebutuhan Universal
a. Oksigenasi

13
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan dapat bernafas normal
tanpa menggunakan alat bantu nafas
Selama Berada di RS : Pasien tidak terpasang alat bantu
pernapasan
b. Nutrisi & Cairan
Nutrisi
Sebelum Masuk RS
1) Antropometri :
BB : 65 kg
TB : 155 cm
BBI sebelum hamil : (TB – 100) – 10% (TB – 100)
: (155 – 100) – 10% (155 – 100)
: 55 – 5,5
: 49,5
BBIH : BBI + (UH x 0,35)
: 49,5 + (40 x 0,35)
: 49,5 + 14
: 63,5 kg
BBN : BBIH ± (10% x BBIH)
: 63,5 ± (10% x 63,5)
: 63,5 ± 6,35
: 69,85 ± 57,15
IMT : BB/(TB)2
: 65/(1,55)2
: 65/(2,40)
: 27,08 (overweight)
Penghitungan Kalori
KKB Wanita : 30 kkal x BBIH
: 30 kkal x 63,5
: 1.905 kal
KKT : KKB + aktivitas fisik – faktor koreksi

14
: 1.905 + (20% x 1.905) – ( 5% x 1.905)
: 1.905 + 381 – 95,25
: 2.190 kal
2) Biochemical : Pasien mengatakan belum pernah
melakukan pemeriksaan laboraturium
3) Clinical sign : Pasien mengatakan badannya terasa lemas
4) Diit:
Kuantitas : 3 kali sehari dengan porsi sedang
Kualitas : Makanan rumahan dengan nasi, lauk pauk dan
sayuran
Selama Berada di RS:
1) Antropometri:
BB : 60 kg
TB : 155 cm
BBI post partum = (TB-100) - 10%(TB-100)
= ( 155-100) - 10%(155-100)
= 49,5kg
= 49,5
BBN = BBI + ( 10% × BBI )
= 49,5 + (10 % × 49,5 )
= 49,5 + 4,95
= 54,45 + 44,56 kg
IMT = BB / (TB)2
= 60 / (1,55)2
= 60 / 2,40
= 25 kg (overweight)
Penghitungan Kalori
KKB Wanita = 25 kkal x BBI
= 25 x 49,5
= 1.237,5 kkal
KKT = KKB + aktivitas fisik – faktor koreksi

15
= 1.237,5 + (20% x 1.237,5) – (5% x 1.237,5)
= 1.237,5 + 247,5 – 61,875
= 1.423,125 kal
2) Biochemical : Pasien mengatakan belum dilakukan
pemeriksaan pada ibu post partum
3) Clinic sign : Pasien mengatakan badannya terasa lemas
4) Diit : Diit TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Cairan
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak suka
mengkonsumsi air putih, namun selama
hamil sudah memperbanyak minum air
putih sebanyak 6-8 gelas dalam sehari
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan dalam sehari minum
air putih sebanyak minimal 8 gelas dalam
sehari

16
Balance Cairan dalam 8 jam :

JAM INTAKE OUTPUT TTD dan Nama


Infus Mkn Mnm Ob Air Ket. Urin BAB Tumpah Cairan IWL Ket.
at lainnya
Meta
Makan
150 pagi,Mi 200
08.00 20 cc cc 50 cc num cc Urin

09.00 20 cc
10.00 20 cc 30 cc
11.00 20 cc Minum

12.00 20 cc
150 Makan
13.00 20 cc cc 50 cc malam
Perawat Ani
14.00 20 cc 20 cc Minum
200
15.00 20 cc cc Urine
160 300 100 400
Total cc cc 150 cc cc 300
Total 8 jam intake 710 cc Total 8 jam output 700 cc

17
Total Balance Cairan = Input – Output
= 710 cc – 700 cc
= + 10 cc (input>output)

● Air Metabolisme selama 8 jam :

(5 cc x BB pasien) : 3
= (5 cc x 60 kg) : 3
= 300 : 3
= 100

● IWL selama 8 jam :

= (15 cc x BB pasien) : 3
= (15 cc x 60 kg) : 3
= 900 : 3
= 300

18
c. Eliminasi
1) Eliminasi Fekal
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 1 kali Kuning
Lunak Khas Tidak ada
masuk RS sehari kecoklatan
Belum
Selama berada
- - - - eliminasi
di RS
fekal

2) Eliminasi Urin
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum
6 kali sehari Kuning jernih Khas Tidak ada
masuk RS
Selama berada
3 kali sehari Kuning pekat Khas Tidak ada
di RS
d. Aktivitas dan istirahat
Sebelum Selama
Aktivitas Keterangan Masuk Berada
RS Di RS
Dapat mengerjakan sendiri
Mandi Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan
Seluruhnya tanpa dibantu
Berpakaian Pada kondisi tertentu dibantu
Seluruhnya memerlukan bantuan
Dapat mengerjakan sendiri
Pergi ke toilet Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ke toilet
Tanpa bantuan
Berpindah atau
Berjalan Dengan bantuan
Tidak dapat melakukan
Dapat mengontrol
BAB dan BAK Kadang-kadang mengompol
Dibantu seluruhnya
Tanpa bantuan
Dapat makan sendiri kecuali hal-
Makan
hal tertentu
Seluruhnya dibantu
SKOR A F

Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi, kecuali mandi
C : Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain

19
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi
lainnya
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan fungsi lainnya
G : Tergantung untuk 6 fungsi.
Dari data diatas untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sebelum masuk rumah sakit pasien mandiri untuk 6 fungsi, dan
hanya mandiri untuk 1 fungsi selama berada di RS atau setelah
melahirkan
Istirahat
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sehari tidur 5- 6 jam,
tidur nyenyak
Selama berada di RS : Pasien mengatakan sehari tidur 5- 6 jam,
tidur terkadang terbangun
e. Neurosensori
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak ada gangguan
neurosensori
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan tidak ada gangguan
neurosensori
f. Interaksi Sosial
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik dan hubungan dengan keluarga
maupun orang lain baik
Selama Berada di RS : Pasien dapat berinteraksi baik dengan
dokter, perawat, keluarga yang menunggu,
dan pasien lain
g. Kenyamanan
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak nyaman karena
perut sudah semakin membesar dan aktivitas
yang semakin terbatas

20
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan tidak nyaman karena
nyeri di bagian bekas episiotomi dan
merasakan mules-mules pada perutnya
Pengkajian Nyeri :

Provokatif : Pasien mengatakan nyeri saat bergerak

Paliatif : Pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat

Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk

R : Pasien mengatakan nyeri dibagian genetalia dan berfokus pada


satu titik yaitu bagian luka bekas epiostomi

S : Pasien mengatakan nyeri dengan skala 3

T : Pasien mengatakan nyeri sering terjadi dan hilang timbul

h. Keamanan dan Proteksi


Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan merasakan aman karena
terdapat keluarga yang mendampingi
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan merasa aman karena
mendapatkan perawatan
i. Integritas Ego
Sebelum Masuk RS : Pasien memiliki perasaan cemas karena ini
kelahiran pertamanya
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan masih takut memegang
anaknya, dan nanti kalau sudah dirumah mau
minta tolong mertuanya untuk merawat
anaknya karena dia tidak tahu bagimana
caranya memandikan.

21
2. Kebutuhan Development
a. Tumbuh kembang
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan tumbuh kembang
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan tumbuh kembang

b. Reproduksi dan seksualitas


Reproduksi
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sudah menikah dan
akan memiliki 1 anak, pasien mengatakan
menstruasi pertama saat usia 12 tahun dan
selama menstruasi lancar selama 5 hingga 6
hari dengan siklus menstruasi 28 – 30 hari,
tidak ada masalah dengan gangguan
reproduksi
Setelah masuk RS : Pasien mengatakann sudah menikah
memiliki 1 anak, pasien mengatakan
menstruasi pertama saat usia 12 tahun dan
selama menstruasi lancar selama 5 hingga 6
hari dengan siklus menstruasi 28 – 30 hari,
tidak ada masalah dengan gangguan
reproduksi
Seksualitas
Sebelum masuk RS Pasien mengatakan tidak ada masalah
dengan kebutuhan seksualitasnya. Selama
melakukan hubungan dengan suami tidak
mengunakan alat kontrasepsi/alat bantu
Setelah masuk RS : Pasien mengatakan tidak ada masalah
dengan kebutuhan seksualitasnya.
3. Health Deviation

22
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan sudah mempersiapkan
diri untuk persalinan namun masih belum
mempunyai banyak informasi mengenai
merawat bayi
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan belum tahu tentang cara
merawat bayi terutama dalam hal
memandikan dan takut jika tidak bisa
merawat bayinya saat
II. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis E4M6V5
TTV
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
SpO2 : 99%
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,50C
MAP = (2 (Diastol)+Sistol)/3

= (2 (80) + 130)/3

= 290/3

= 96,66 mmHg

PF Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris
Palpasi : tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan
b. Rambut
Inspeksi : rambut tebal, berwarna hitam, tidak rontok, dan bersih
c. Mata
Inspeksi : simetris, sklera non ikterik, konjungtiva ananemis
Palpasi : Tidak terdapat benjolan

23
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada polip dan tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Telinga
Inspeksi : simetris, tidak terdapat serumen dan nanah
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Mulut
Inspeksi : lidah tampak bersih, tidak ada sariawan dan tidak
sianosis, gigi lengkap
g. Leher
Inspeksi : tidak terlihat benjolan dan tidak ada luka
Palpasi : tidak terdapat pembesaran tiroid, tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening
h. Dada (mamae)
Inspeksi : Puting menonjol, areola tidak ada hiperpigmentasi dan
puting tampak kotor, tidak ada kemerahan pada payudara
Palpasi : ASI sudah keluar cairan keluar warna kuning bening,
ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, tidak ada
massa
i. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis
Palpasi : ictus cordis teraba dengan kedalaman 2 cm
Perkusi : terdapat suara ketuk pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung S1, S2
j. Paru-Paru
Inspeksi : bentuk dada datar, pergerakan dada sewaktu bernafas
simetris
Palpasi : vocal fremitus seimbang
Perkusi : bunyi sonor disemua lapang paru
Auskultasi : tidak terdapat bunyi nafas tambahan
k. Abdomen

24
Keadaan : lembek dan distensi
Diastasis rektus abdominalis : 5 cm
Kondisi luka : Tidak ada luka pada perut karena lahir
secara spontan
Fundus uteri : 2 jari dibawah pusat, uterus teraba
keras
l. Genetalia
Lokia : 1 kotek penuh selama 4 jam, warna merah tua, dan bau
amis
Keputihan : tidak ada
Darah : 1 kotek penuh selama 4 jam
j. Perineum
Keadaan : Episiotomi
Tanda REEDA :
1) Redness (Kemerahan) : ada kemerahan kurang dari 0,25cm
pada kedua sisi laserasi.
2) Echimosis (Kebiruan) : tidak ada kebiruan
3) Edema (Pebengkakan) : tidak ada pembengkakan
4) Dischargement (Keluaran) : tidak terdapat nanah dari luka
episiotomi
5) Approximity (Perlekatan) : terdapat jahitan yang masih utuh
dan
sedikit luka
Kebersihan :Terdapat luka
m. Ekstremitas
Ekstermitas atas
Inspeksi : tidak ada luka

Perkusi : Ada refleks tendon

Ekstermitas Bawah

25
Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada sianosis, terdapat varises
pada paha kanan
Palpasi : tidak ada pitting edema, tidak terdapat tanda
homan

Perkusi : Ada refleks tendon

5 5

5 5
Kekuatan otot (sempurna)

Kekuatan otot ekstermitas atas kanan dan kiri 5


Kekuatan otot ekstermitas atas kanan dan kiri 5

III. Pemeriksaan penunjang

Pada pasien dengan kasus post partum tidak dilakukan pemeriksaan


penunjang

IV. Program Terapi

Nama Dosis Rute Komposisi Indikasi Kontraindikasi TGL


Obat

Methe 3x30m Parent Methylergom Subinvolusi, Hamil, kala 1 5/7/20


rgin g ral etrine Lokhiometra, dan kala 2 pada 23
maleate Pendarahan pada partus sebelum
0.125 masa nifas korona kepala
mg/Tablet. terlihat, inersia
uterus primer
dan sekunder,
hipertensi,
toksemia,
hipersensitif.
Preeklampsi dan
eklampsi,
sepsis, penyakit
vaskular.
Presentasi janin

26
abnormal

Ondan 3x4mg Parent Ondansetron Mual dan muntah Hipersensitivitas 5/7/20


setron al 4 mg akibat kemoterapi , sindroma 23
dan radioterapi, perpanjangan
pencegahan mual interval QT
dan muntah pasca bawaan
operasi.

Infus 20 tpm Intrave air, natrium untuk resusitasi Riwayat alergi 5/7/20
RL na klorida cairan, misalnya atau 23
(garam), pada pasien syok, hipersensitivitas
natrium luka bakar, demam terhadap semua
laktat, berdarah dengue, kandungan RL,
kalium dan dehidrasi yaitu natrium,
klorida, dan klorida, kalium,
kalsium kalsium, dan
klorida laktat.

27
C. Analisa Data

Tanggal dan Data Diagnosa Etiologi


jam
5 Juli 2023 DS : Risiko Infeksi Kerusakan
Integritas kulit
08:30 WIB Provokatif : (D.0142)
Pasien mengatakan nyeri saat bergerak
Paliatif :
Pasien mengatakan nyeri berkurang saat
istirahat
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-
tusuk
R : Pasien mengatakan nyeri dibagian
genetalia dan berfokus pada satu titik
yaitu bagian luka bekas epiostomi
S : Pasien mengatakan nyeri dengan skala 3
T : Pasien mengatakan nyeri sering terjadi
dan hilang timbul

DO :
1. Tampak terdapat pengeluaran
pervaginam 1 kotek penuh selama 4 jam
dan berwarna merah tua serta berbau
amis
2. Terdapat luka bekas epiostomi

5 Juli 2023 DS : Defisit Keterbatasan

28
08:30 WIB Pengetahuan kognitif
1. Pasien mengatakan masih takut (D.0111)
memegang anaknya
2. Pasien mengatakan kalau sudah dirumah Kurang terpapar
mau minta tolong mertuanya untuk informasi
merawat anaknya karena dia tidak tahu
bagaimana caranya memandikan

DO :
1. Pasien tampak takut dan cemas tidak
bisa untuk merawat bayinya
3. Pasien tampak belum mengetahui
informasi mengenai perawatan bayi

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko infeksi dibuktikan dengan kerusakan integritas kulit.


2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang
terpapar informasi dibuktikan dengan pasien mengatakan masih takut
memegang anaknya, pasien mengatakan kalau sudah dirumah mau minta
tolong mertuanya untuk merawat anaknya karena dia tidak tahu bagaimana
caranya memandikan, pasien tampak takut dan cemas tidak bisa untuk
merawat bayinya, pasien tampak belum mengetahui informasi mengenai
perawatan bayi.(4)

29
D. Rencana Asuhan Keperawatan

Tanggal/ Diagnosa Luaran


No Intervensi Keperawatan(6) Rasional
waktu Keperawatan Keperawatan(5)
5 Jul 1 Resiko Infeksi Setelah dilakukan Perawatan Pasca Persalinan (I.07225) Perawatan Pasca Persalinan
20223
(D.0142) intervensi selama 1×24 (I.07225)
09.00
jam, maka luaran utama Observasi Observasi
WIB
: Tingkat infeksi 1. Monitor keadaan lokia (mis : 1. karena pasien mengalami
(L.14137) menurun warna,jumlah, bau dan bekuan) perubahan fisiologis pada sistem
dengan kriteria hasil : reproduksinya yaitu pada bagian
Indikator A T uterus, pasien mengalami
perdarahan, dibuktikan dengan
Nyeri 3 4
lokia yg keluar pada 1 pasien ada
Kultur area 3 4 1 kotek penuh selama 4 jam,
luka berwarna merah tua dan bau amis,
maka dari itu perlu di monitor
keadaan lokianya (seperti warna,
Keterangan :
jumlah, bau dan bekuan)
Nyeri
2. Periksa perineum atau robekan 2. karena pasien menjalani
1 : Meningkat
(kemerahan, edema,ekimosis, episiotomi sehingga dapat
2 : Cukup meningkat
pengeluaran, penyatuan carian) menyebabkan perineum pada
3 : Sedang
pasien dilakukan irisan bedah

30
4 : Cukup menurun untuk memperlebar vagina, maka
5 : Menurun dari itu perlu di periksa perineum
Kultur area luka atau robekan apakah terdapat
1 : Memburu kemerahan, edema, dan ekimosis.
2 : Cukup memburuk 3. karena pasien telah melakukan
3 : Sedang 3. Monitor nyeri episiotomi, sehingga dapat
4 : Cukup membaik menyebabkan adanya luka pada
5 : Membaik episiotomi yang mengakibatkan
terjadinya pengeluaran mediator
kimia (bradikinin) yang dapat
memicu munculnya rasa nyeri,
dibuktikan juga bahwa pasien
mengeluh nyeri pada luka bekas
episiotominya, maka dari itu perlu
dimonitor nyeri yang
dirasakan pada pasien
4. Pasien dengan post partum dapat
4. Identifikasi kemampuan ibu merawat mengalami perubahan pada
bayi psikologisnya, salah satunya dapat
menyebabkan munculnya rasa
cemas, dibuktikan juga pada kasus

31
bahwa pasien masih takut untuk
memegang anaknya dan meminta
mertuanya untuk merawat
anaknya, maka dari itu perlu di
identifikasi kemampuan ibu
dalam merawat bayi
5. karena pada pasien post partum
dapat mengalami perubahan pada
5. Idenfitikasi adanya masalah adaptasi psikologisnya, yaitu akan terjadi
psikologi ibu post partum masa taking in, dimana pasien
masih berfokus pada dirinya
sendiri dan masih belum bisa
beradaptasi dengan baik, maka
dari itu perlu di Idenfitikasi
adanya masalah adaptasi psikologi
pada ibu post partum

Teraupetik
2. Pasien dengan post partum hari
pertama dan terdapat luka

32
Teraupetik episiostomi sehingga agar otot
1. Dukung ibu melakukan ambulasi bisa kembali normal perlu
dini dilakukan dukungan ibu untuk
3. Pasien dengan post partum hari
pertama sehingga perlu diberikan
kenyamanan pada ibu
4. Pasien dengan post partum hari
2. Berikan kenyamanan pada ibu pertama dan terdapat luka
episiostomi sehingga takut
berkemih maka perlu
3. Fasilitasi ibu berkemih secara memfasilitasi ibu berkemih secara
normal normal
5. Pasien dengan post partum hari
pertama sehingga perlu
memfasilitasi ikatan tali kasih ibu
dan bayi secara optimal

4. Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan Edukasi


bayi secara optimal 1. Pasien dengan post partum hari
pertama dan termasuk kehamilan
pertama sehinggaperlu dilakukan

33
Edukasi
1. Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan
bayi secara rutin

2. Ajarkan cara perawatan perineum


yang tepat

3. Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara


non farmakologis

34
35
5 Jul 2 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Perawatan Bayi (I.12419) Edukasi Perawatan Bayi (I.12419)
20223
Pengetahuan intervensi selama 1×24
09.00
WIB (D.0111) jam, maka luaran Observasi Observasi
utama : Tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. Pasien dengan post partum
pengetahuan menerima informasi hari pertama yang masih
(L.12111) menurun takut akan peran baru yang
dengan kriteria hasil :
dihadapi dibuktikan dengan
Indikator A T
pasien mengatakan masih
Perilaku 3 5 takut memegang anaknya
sesuai sehingga perlu
anjuran mengidentifikasi kesiapan
Kemampuan 3 5 dan kemampuan menerima
menjelaskan informasi
pengetahuan
tentang Terapeutik Terapeuti
suatu topik 1. Sediakan materi dan media penkes 1. Pasien dengan post partum
hari pertama dan masih berlum
tahu apa yang akan dilakukan
pada peran barunya sebagai
Keterangan :
ibu dibuktikan dengan pasien

36
Keterangan : mengatakan kalau sudah
Perilaku sesuai anjuran dirumah mau minta tolong
1 : Menurun mertuanya untuk merawat
2 : Cukup menurun
anaknya karena dia tidak
3 : Sedang
tahu bagimana caranya
4 : Cukup meningkat
memandikan, sehingga perlu
5 : Meningkat
menyediakan materi dan
media penkes
Kemampuan
menjelaskan 2. Pasien dengan post partum
pengetahuan tentang 2. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan hari pertama dan masih belum
suatu topik tau terkait apa yang akan
1 : Menurun pasien lakukan pada peran
2 : Cukup menurun barunya, sehingga dapat
3 : Sedang menjadwalkan penkes sesuai
4 : Cukup meningkat kesepakatan bersama
5 : Meningkat 3. Pasien dengan post partum
3. Berikan kesempatan untuk bertanya hari pertama dan masih belum
tau terkait apa yang akan
pasien lakukan pada peran
barunya, sehingga perlu

37
memberikan kesempatan pada
pasien ataupun keluarga untuk
bertanya.

Edukasi
1. Pasien dengan post partum
Edukasi hari pertama dan masih belum
1. Jelaskan manfaat perawatan bayi tahu terkait hal yang harus
dilakukan pada peran barunya
sebagai ibu, bahkan pasien
akan meminta tolong
mertuanya untuk membantu
merawat bayinya sehingga
perlu dilakukan edukasi
mengenai manfaat perawatan
bayi.
2. Pasien dengan post partum
hari pertama dan masih belum
2. Ajarkan memandikan bayi dengan tahu terkait hal yang harus
memperhatikan suhu ruangan 21-24°C dilakukan pada peran barunya
dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 sebagai ibu dibuktikan dengan

38
kali pasien mengatakan pasien
mengatakan kalau sudah
dirumah mau minta tolong
mertuanya untuk merawat
anaknya karena dia tidak
tahu bagimana caranya
memandikan sehingga perlu
mengajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
memandikan bayi dengan
memperhatikan suhu ruangan
21-24°C dan dalam waktu 5-
10 menit, sehari 2 kali
3. Pasien post partum hari
pertama anak pertama

3. Ajarkan perawatan tali pusat sehingga masih belum


mengtahui cara perawatan
pada bayi sehingga perlu
memberikan edukasi dengan
mengajarkan perawatan tali

39
pusat.
4. Pasien dengan post partum
4. Anjurkan untuk menjemur bayi hari pertama anak pertama
sebelum jam 9 sehingga belum mengahui
tentang perawatan pada bayi
salah satunya perawatan
mencegah penyakit kuning dan
penguatan tulang sehingga
perlu dilakukan edukasi untuk
menganjurkan menjemur bayi
sebelum jam 9
5. Pasien dengan post partum
5. Anjurkan pijat bayi hari pertama anak pertama
sehingga belum mengahui
tentang perawatan bayi cara
membuat bayi rileks sehingga
perlu menganjurkan
melakukan pijat bayi
6. Anjurkan segera mengganti popok jika 6. Pasien dengan post partum
basah hari pertama anak pertama
sehingga belum mengahui

40
tentang perawatan pada bayi
khususnya apabila popok bayi
basah sehingga perlu
menganjurkan untuk segera
mengganti popok jika basah
supaya tidak terjadi kemerahan
pada pantat bayi.
7. Pasien dengan post partum
7. Ajurkan penggunaan pakaian bayi dari hari pertama anak pertama
bahan katun sehingga belum mengahui
tentang perawatan pada bayi
khususnya tentang pakaian
pada bayi sehingga perlu
menganjurkan penggunaan
pakaian bayi dari bahan katun.
8. Pasien dengan post partum
8. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan hari pertama anak pertama
bayi sehingga belum mengahui
tentang perawatan pada bayi
khususnya terkait kebutuhan
nutrisi bayi yaitu dengan ASI

41
eksklusif sehingga perlu
mengajurkan menyusui sesuai
kebutuhan bayi.

42
E. Etik Legal

Kasus Etik Legal


Saat ini pasien meminta perawat untuk menggantikan koteks karena pasien
merasa nyeri ketika bergerak, perawat tampak mengerutkan dan menutup
hidung karena baru amis lokea.
Macam – macam Etik Keperawatan
1. Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti
sendiri dan nomos, artinya aturan. Otonomi berarti kemampuan
untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri. Menghargai
otonomi berarti menghargai manusia sebagai sebagai seseorang yang
mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan
sesuatu bagi dirinya. Prinsip otonomi sangat penting dalam
keperawatan. Perawat harus menghargai harkat dan martabat
manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik
bagi dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

2. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prakatek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. prinsip moral berlaku adil untuk
semua individu. Tindakan yang dilakukan untuk semua orang sama.

43
Tindakan yang sama tidak selalu identic, tetapi dalam hal ini
persamaan mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan
kehidupan seseorang.
3. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
dan psikologis pada klien.
4. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan
untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa,
“doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
5. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk

44
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
6. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.
7. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali(7)
Dapat dilihat dari kasus, Saat ini pasien meminta perawat untuk
menggantikan koteks karena pasien merasa nyeri ketika bergerak, perawat
tampak mengerutkan dan menutup hidung karena baru amis lokea.
Sesuai kasus tersebut etik keperawatan yang diambil adalah
Nonmaleficienc (Tidak merugikan)Perawat menutup hidung karena bau
amis lokea, tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.

Secara legal yang telah ditetapkan Undang-Undang mengenai


Nonmaleficienc tercantum dalam : Undang-Undang Republik Indonesia No.
36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Pasal 37 ayat 1 : “Tenaga Kesehatan
dalam menjalankan praktik wajib: Memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur
Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima
Pelayanan Kesehatan” (8)

45
Dengan demikian, pada kasus perawat yang melakukan tindakan
mengganti koteks pasien sambil mengerutkan dan menutup hidung karena
baru amis lokea, melanggar kode etik Nonmaleficienc karena tidak sesuai
standar prosedur dan etika yang seharusnya sebagai perawat profesional
yakni tetap menjaga sikap termasuk raut wajah meskipun bau amis, karena
tugas tersebut merupakan tanggung jawab sebagai perawat. Sikap
profesional sebagai perawat merupakan bentuk tanggung jawab, dukungan
kepada pasien dalam kesembuhannya dan sebagai rasa hormat kepada
pasien.

46
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Post partum merupakan bagian dari keperawatan maternitas yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional,
mengidentifikasi dan beradaptasi dengan kebutuhan, berfokus terhadap
kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir
yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang
memiliki fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh anak dan saling
mendukung angggota keluarganya. Asuhan keperawatan pasca partum atau
masa nifas bertujuan untuk membantu ibu dan keluarganya berhasil
beradaptasi pada masa transisi setelah kelahiran anak dan tuntutan
menjadi orang tua.
Etik legal pada kasus perawat yang melakukan tindakan mengganti
koteks pasien sambil mengerutkan dan menutup hidung karena baru amis
lokea, melanggar kode etik Nonmaleficienc karena tidak sesuai standar
prosedur dan etika yang seharusnya sebagai perawat profesional. Etik itu
didukung oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Pasal 37 ayat 1 nengenai tenaga kesehatan
yang profesional.

B. Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan, khususnya dibidang keperawatan.
Alangkah baiknya kita dapat mendalami secara menyeluruh tentang asuhan
keperawatan yang diberikan oleh ibu post partum.

47
DAFTAR PUSTAKA

1. Suryati Y, Ui F. Pengalaman Ibu Primipara Dengan Pemulangan Dini Dari


Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Di Wilayah Kota Cimahi Jawa Barat.
2008.
2. Salat SYS, Indriyani R. Pengaruh Stres Post Partum Terhadap
Pembengkakan Payudara Pada Ibu Menyusui Di Desa Matanair. J Ilmu
Kesehat. 2019;4(1):33–7.
3. Ns. Titi Astuti MKSM, Dr. Noer Saudah SKNMK, A. A. Istri Fenny
Lastari SKNMK, Yuliana Dafroyati SKNMS, Yuni Puji Widiastuti
SKMKN, Ns. Dedeh Sri Rahayu SPMAN, et al. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas [Internet]. Mahakarya Citra Utama Group; 2023. Available
from: https://books.google.co.id/books?id=3mnDEAAAQBAJ
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. ii.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia; 2017. 328 p.
5. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Cetakan II. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia; 2019. 189 p.
6. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Cetakan II. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia; 2018. 523 p.
7. Azis Mangara SKNMM. ETIKA KEPERAWATAN Buku Praktis Menjadi
Perawat Profesional [Internet]. Penerbit Adab; 2022. Available from:
https://books.google.co.id/books?id=DjVZEAAAQBAJ

48
8. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN
2009 TENTANG KESEHATAN. 2009;27(7):1–5.

49

Anda mungkin juga menyukai