Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna serta hidayahnya,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan sebuah makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan dan Etik Legal Pada Ibu Post Partum” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 1.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa adanya campur tangan dari semua pihak dalam memberi dukungan, bantuan
dan nasehat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Apolonia Antonilda Ina, S.Kep,Ns, MAN sebagai pembimbing dalam menyusun
makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................6
C. Manfaat.........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
A. Pathway Khusus............................................................................................8
B. Pengkajian.....................................................................................................9
C. Analisa Data................................................................................................26
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................26
F. Etik Legal....................................................................................................35
BAB IV..................................................................................................................39
PENUTUP..............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
transisi peran dan kemampuan fungsional ibu serta keluarganya maka dari
itu banyak ditemukannya masalah-masalah yang dialami oleh ibu pasca
partum.
5
sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi Kemampuannya untuk
mengemban peran perawatan bayi baru lahir, dan transisi peran dan
kemampuan fungsional ibu serta keluarganya maka dari itu banyak
ditemukannya masalah-masalah yang dialami oleh ibu pasca partum.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Menganalisis asuhan keperawatan pada pasien post partum dan
menganalisis eti legal post partum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui patofisiologi pasien post partum
b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien post partum
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post
partum.
d. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan pada
pasien post partum
e. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana
keperawatan pada pasien post partum spontan dengan riwayat
ketuban pecah dini.
f. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien post
partum spontan dengan riwayat ketuban pecah dini.
C. Manfaat
6
BAB II
BAB III
A. Pathway Khusus
7
1.
8
Kasus : Post partum
Ny. Ambar (30th) post partum hari ke-1 dengan status obstetrik G 1P1A0. Saat ini
pasien mengeluh nyeri pada luka bekas episiotomi dan mules-mules pada
perutnya, ASI belum keluar. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
pucat, puting menonjol, areola dan puting tampak kotor, ASI sudah keluar cairan
9
kuning bening saat dipencet, TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba keras,
pengeluaran pervaginam 1 kotek penuh selama 4 jam, warna merah tua, bau amis.
Ny. Ambar mengatakan masih takut memegang anaknya, dan nanti kalau sudah
dirumah mau minta tolong mertuanya untuk merawat anaknya karena dia tidak
tahu bagimana caranya memandikan.
B. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Th
Tempat/tgl lahir : Semarang, 27 mei 1993
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Harapan Indah
Dx Medis : Post partum hari ke-1
10
Status obstetri : G1P1A0
Sistem GPA singkatan dari(3)
Gravida (Jumlah kehamilan) : Kehamilan 1/G1
Partus (Jumlah kelahiran) :Jumlah persalinan 1/P1
Abortus (Jumlah aborsi/keguguran) : Jumlah aborsi 0/A0
11
h. Lingkungan
Pasien mengatakan rumah pasien di daerah dataran tinggi, dikelilingi
perkebunan dan tidak berada dilingkungan yang padat penduduk
i. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Pasien mengatakan fasilitas kesehatan lumayan jauh dari rumahnya,
harus menggunakan kendaraan untuk mencapai puskesmas, untuk rumah
sakit harus ke pusat kota terlebih dahulu sekitar 30 menit.
12
R : Pasien mengatakan nyeri dibagian genetalia dan berfokus pada
satu titik yaitu bagian luka bekas epiostomi
V. Genogram
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
13
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan dapat bernafas normal
tanpa menggunakan alat bantu nafas
Selama Berada di RS : Pasien tidak terpasang alat bantu
pernapasan
b. Nutrisi & Cairan
Nutrisi
Sebelum Masuk RS
1) Antropometri :
BB : 65 kg
TB : 155 cm
BBI sebelum hamil : (TB – 100) – 10% (TB – 100)
: (155 – 100) – 10% (155 – 100)
: 55 – 5,5
: 49,5
BBIH : BBI + (UH x 0,35)
: 49,5 + (40 x 0,35)
: 49,5 + 14
: 63,5 kg
BBN : BBIH ± (10% x BBIH)
: 63,5 ± (10% x 63,5)
: 63,5 ± 6,35
: 69,85 ± 57,15
IMT : BB/(TB)2
: 65/(1,55)2
: 65/(2,40)
: 27,08 (overweight)
Penghitungan Kalori
KKB Wanita : 30 kkal x BBIH
: 30 kkal x 63,5
: 1.905 kal
KKT : KKB + aktivitas fisik – faktor koreksi
14
: 1.905 + (20% x 1.905) – ( 5% x 1.905)
: 1.905 + 381 – 95,25
: 2.190 kal
2) Biochemical : Pasien mengatakan belum pernah
melakukan pemeriksaan laboraturium
3) Clinical sign : Pasien mengatakan badannya terasa lemas
4) Diit:
Kuantitas : 3 kali sehari dengan porsi sedang
Kualitas : Makanan rumahan dengan nasi, lauk pauk dan
sayuran
Selama Berada di RS:
1) Antropometri:
BB : 60 kg
TB : 155 cm
BBI post partum = (TB-100) - 10%(TB-100)
= ( 155-100) - 10%(155-100)
= 49,5kg
= 49,5
BBN = BBI + ( 10% × BBI )
= 49,5 + (10 % × 49,5 )
= 49,5 + 4,95
= 54,45 + 44,56 kg
IMT = BB / (TB)2
= 60 / (1,55)2
= 60 / 2,40
= 25 kg (overweight)
Penghitungan Kalori
KKB Wanita = 25 kkal x BBI
= 25 x 49,5
= 1.237,5 kkal
KKT = KKB + aktivitas fisik – faktor koreksi
15
= 1.237,5 + (20% x 1.237,5) – (5% x 1.237,5)
= 1.237,5 + 247,5 – 61,875
= 1.423,125 kal
2) Biochemical : Pasien mengatakan belum dilakukan
pemeriksaan pada ibu post partum
3) Clinic sign : Pasien mengatakan badannya terasa lemas
4) Diit : Diit TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Cairan
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak suka
mengkonsumsi air putih, namun selama
hamil sudah memperbanyak minum air
putih sebanyak 6-8 gelas dalam sehari
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan dalam sehari minum
air putih sebanyak minimal 8 gelas dalam
sehari
16
Balance Cairan dalam 8 jam :
09.00 20 cc
10.00 20 cc 30 cc
11.00 20 cc Minum
12.00 20 cc
150 Makan
13.00 20 cc cc 50 cc malam
Perawat Ani
14.00 20 cc 20 cc Minum
200
15.00 20 cc cc Urine
160 300 100 400
Total cc cc 150 cc cc 300
Total 8 jam intake 710 cc Total 8 jam output 700 cc
17
Total Balance Cairan = Input – Output
= 710 cc – 700 cc
= + 10 cc (input>output)
(5 cc x BB pasien) : 3
= (5 cc x 60 kg) : 3
= 300 : 3
= 100
= (15 cc x BB pasien) : 3
= (15 cc x 60 kg) : 3
= 900 : 3
= 300
18
c. Eliminasi
1) Eliminasi Fekal
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 1 kali Kuning
Lunak Khas Tidak ada
masuk RS sehari kecoklatan
Belum
Selama berada
- - - - eliminasi
di RS
fekal
2) Eliminasi Urin
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum
6 kali sehari Kuning jernih Khas Tidak ada
masuk RS
Selama berada
3 kali sehari Kuning pekat Khas Tidak ada
di RS
d. Aktivitas dan istirahat
Sebelum Selama
Aktivitas Keterangan Masuk Berada
RS Di RS
Dapat mengerjakan sendiri
Mandi Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan
Seluruhnya tanpa dibantu
Berpakaian Pada kondisi tertentu dibantu
Seluruhnya memerlukan bantuan
Dapat mengerjakan sendiri
Pergi ke toilet Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ke toilet
Tanpa bantuan
Berpindah atau
Berjalan Dengan bantuan
Tidak dapat melakukan
Dapat mengontrol
BAB dan BAK Kadang-kadang mengompol
Dibantu seluruhnya
Tanpa bantuan
Dapat makan sendiri kecuali hal-
Makan
hal tertentu
Seluruhnya dibantu
SKOR A F
Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi, kecuali mandi
C : Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
19
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi
lainnya
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan fungsi lainnya
G : Tergantung untuk 6 fungsi.
Dari data diatas untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sebelum masuk rumah sakit pasien mandiri untuk 6 fungsi, dan
hanya mandiri untuk 1 fungsi selama berada di RS atau setelah
melahirkan
Istirahat
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sehari tidur 5- 6 jam,
tidur nyenyak
Selama berada di RS : Pasien mengatakan sehari tidur 5- 6 jam,
tidur terkadang terbangun
e. Neurosensori
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak ada gangguan
neurosensori
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan tidak ada gangguan
neurosensori
f. Interaksi Sosial
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik dan hubungan dengan keluarga
maupun orang lain baik
Selama Berada di RS : Pasien dapat berinteraksi baik dengan
dokter, perawat, keluarga yang menunggu,
dan pasien lain
g. Kenyamanan
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak nyaman karena
perut sudah semakin membesar dan aktivitas
yang semakin terbatas
20
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan tidak nyaman karena
nyeri di bagian bekas episiotomi dan
merasakan mules-mules pada perutnya
Pengkajian Nyeri :
21
2. Kebutuhan Development
a. Tumbuh kembang
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan tumbuh kembang
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan tumbuh kembang
22
Sebelum Masuk RS : Pasien mengatakan sudah mempersiapkan
diri untuk persalinan namun masih belum
mempunyai banyak informasi mengenai
merawat bayi
Selama Berada di RS : Pasien mengatakan belum tahu tentang cara
merawat bayi terutama dalam hal
memandikan dan takut jika tidak bisa
merawat bayinya saat
II. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis E4M6V5
TTV
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
SpO2 : 99%
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,50C
MAP = (2 (Diastol)+Sistol)/3
= (2 (80) + 130)/3
= 290/3
= 96,66 mmHg
PF Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris
Palpasi : tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan
b. Rambut
Inspeksi : rambut tebal, berwarna hitam, tidak rontok, dan bersih
c. Mata
Inspeksi : simetris, sklera non ikterik, konjungtiva ananemis
Palpasi : Tidak terdapat benjolan
23
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada polip dan tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Telinga
Inspeksi : simetris, tidak terdapat serumen dan nanah
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Mulut
Inspeksi : lidah tampak bersih, tidak ada sariawan dan tidak
sianosis, gigi lengkap
g. Leher
Inspeksi : tidak terlihat benjolan dan tidak ada luka
Palpasi : tidak terdapat pembesaran tiroid, tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening
h. Dada (mamae)
Inspeksi : Puting menonjol, areola tidak ada hiperpigmentasi dan
puting tampak kotor, tidak ada kemerahan pada payudara
Palpasi : ASI sudah keluar cairan keluar warna kuning bening,
ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, tidak ada
massa
i. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis
Palpasi : ictus cordis teraba dengan kedalaman 2 cm
Perkusi : terdapat suara ketuk pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung S1, S2
j. Paru-Paru
Inspeksi : bentuk dada datar, pergerakan dada sewaktu bernafas
simetris
Palpasi : vocal fremitus seimbang
Perkusi : bunyi sonor disemua lapang paru
Auskultasi : tidak terdapat bunyi nafas tambahan
k. Abdomen
24
Keadaan : lembek dan distensi
Diastasis rektus abdominalis : 5 cm
Kondisi luka : Tidak ada luka pada perut karena lahir
secara spontan
Fundus uteri : 2 jari dibawah pusat, uterus teraba
keras
l. Genetalia
Lokia : 1 kotek penuh selama 4 jam, warna merah tua, dan bau
amis
Keputihan : tidak ada
Darah : 1 kotek penuh selama 4 jam
j. Perineum
Keadaan : Episiotomi
Tanda REEDA :
1) Redness (Kemerahan) : ada kemerahan kurang dari 0,25cm
pada kedua sisi laserasi.
2) Echimosis (Kebiruan) : tidak ada kebiruan
3) Edema (Pebengkakan) : tidak ada pembengkakan
4) Dischargement (Keluaran) : tidak terdapat nanah dari luka
episiotomi
5) Approximity (Perlekatan) : terdapat jahitan yang masih utuh
dan
sedikit luka
Kebersihan :Terdapat luka
m. Ekstremitas
Ekstermitas atas
Inspeksi : tidak ada luka
Ekstermitas Bawah
25
Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada sianosis, terdapat varises
pada paha kanan
Palpasi : tidak ada pitting edema, tidak terdapat tanda
homan
5 5
5 5
Kekuatan otot (sempurna)
26
abnormal
Infus 20 tpm Intrave air, natrium untuk resusitasi Riwayat alergi 5/7/20
RL na klorida cairan, misalnya atau 23
(garam), pada pasien syok, hipersensitivitas
natrium luka bakar, demam terhadap semua
laktat, berdarah dengue, kandungan RL,
kalium dan dehidrasi yaitu natrium,
klorida, dan klorida, kalium,
kalsium kalsium, dan
klorida laktat.
27
C. Analisa Data
DO :
1. Tampak terdapat pengeluaran
pervaginam 1 kotek penuh selama 4 jam
dan berwarna merah tua serta berbau
amis
2. Terdapat luka bekas epiostomi
28
08:30 WIB Pengetahuan kognitif
1. Pasien mengatakan masih takut (D.0111)
memegang anaknya
2. Pasien mengatakan kalau sudah dirumah Kurang terpapar
mau minta tolong mertuanya untuk informasi
merawat anaknya karena dia tidak tahu
bagaimana caranya memandikan
DO :
1. Pasien tampak takut dan cemas tidak
bisa untuk merawat bayinya
3. Pasien tampak belum mengetahui
informasi mengenai perawatan bayi
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
29
D. Rencana Asuhan Keperawatan
30
4 : Cukup menurun untuk memperlebar vagina, maka
5 : Menurun dari itu perlu di periksa perineum
Kultur area luka atau robekan apakah terdapat
1 : Memburu kemerahan, edema, dan ekimosis.
2 : Cukup memburuk 3. karena pasien telah melakukan
3 : Sedang 3. Monitor nyeri episiotomi, sehingga dapat
4 : Cukup membaik menyebabkan adanya luka pada
5 : Membaik episiotomi yang mengakibatkan
terjadinya pengeluaran mediator
kimia (bradikinin) yang dapat
memicu munculnya rasa nyeri,
dibuktikan juga bahwa pasien
mengeluh nyeri pada luka bekas
episiotominya, maka dari itu perlu
dimonitor nyeri yang
dirasakan pada pasien
4. Pasien dengan post partum dapat
4. Identifikasi kemampuan ibu merawat mengalami perubahan pada
bayi psikologisnya, salah satunya dapat
menyebabkan munculnya rasa
cemas, dibuktikan juga pada kasus
31
bahwa pasien masih takut untuk
memegang anaknya dan meminta
mertuanya untuk merawat
anaknya, maka dari itu perlu di
identifikasi kemampuan ibu
dalam merawat bayi
5. karena pada pasien post partum
dapat mengalami perubahan pada
5. Idenfitikasi adanya masalah adaptasi psikologisnya, yaitu akan terjadi
psikologi ibu post partum masa taking in, dimana pasien
masih berfokus pada dirinya
sendiri dan masih belum bisa
beradaptasi dengan baik, maka
dari itu perlu di Idenfitikasi
adanya masalah adaptasi psikologi
pada ibu post partum
Teraupetik
2. Pasien dengan post partum hari
pertama dan terdapat luka
32
Teraupetik episiostomi sehingga agar otot
1. Dukung ibu melakukan ambulasi bisa kembali normal perlu
dini dilakukan dukungan ibu untuk
3. Pasien dengan post partum hari
pertama sehingga perlu diberikan
kenyamanan pada ibu
4. Pasien dengan post partum hari
2. Berikan kenyamanan pada ibu pertama dan terdapat luka
episiostomi sehingga takut
berkemih maka perlu
3. Fasilitasi ibu berkemih secara memfasilitasi ibu berkemih secara
normal normal
5. Pasien dengan post partum hari
pertama sehingga perlu
memfasilitasi ikatan tali kasih ibu
dan bayi secara optimal
33
Edukasi
1. Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan
bayi secara rutin
34
35
5 Jul 2 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Perawatan Bayi (I.12419) Edukasi Perawatan Bayi (I.12419)
20223
Pengetahuan intervensi selama 1×24
09.00
WIB (D.0111) jam, maka luaran Observasi Observasi
utama : Tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. Pasien dengan post partum
pengetahuan menerima informasi hari pertama yang masih
(L.12111) menurun takut akan peran baru yang
dengan kriteria hasil :
dihadapi dibuktikan dengan
Indikator A T
pasien mengatakan masih
Perilaku 3 5 takut memegang anaknya
sesuai sehingga perlu
anjuran mengidentifikasi kesiapan
Kemampuan 3 5 dan kemampuan menerima
menjelaskan informasi
pengetahuan
tentang Terapeutik Terapeuti
suatu topik 1. Sediakan materi dan media penkes 1. Pasien dengan post partum
hari pertama dan masih berlum
tahu apa yang akan dilakukan
pada peran barunya sebagai
Keterangan :
ibu dibuktikan dengan pasien
36
Keterangan : mengatakan kalau sudah
Perilaku sesuai anjuran dirumah mau minta tolong
1 : Menurun mertuanya untuk merawat
2 : Cukup menurun
anaknya karena dia tidak
3 : Sedang
tahu bagimana caranya
4 : Cukup meningkat
memandikan, sehingga perlu
5 : Meningkat
menyediakan materi dan
media penkes
Kemampuan
menjelaskan 2. Pasien dengan post partum
pengetahuan tentang 2. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan hari pertama dan masih belum
suatu topik tau terkait apa yang akan
1 : Menurun pasien lakukan pada peran
2 : Cukup menurun barunya, sehingga dapat
3 : Sedang menjadwalkan penkes sesuai
4 : Cukup meningkat kesepakatan bersama
5 : Meningkat 3. Pasien dengan post partum
3. Berikan kesempatan untuk bertanya hari pertama dan masih belum
tau terkait apa yang akan
pasien lakukan pada peran
barunya, sehingga perlu
37
memberikan kesempatan pada
pasien ataupun keluarga untuk
bertanya.
Edukasi
1. Pasien dengan post partum
Edukasi hari pertama dan masih belum
1. Jelaskan manfaat perawatan bayi tahu terkait hal yang harus
dilakukan pada peran barunya
sebagai ibu, bahkan pasien
akan meminta tolong
mertuanya untuk membantu
merawat bayinya sehingga
perlu dilakukan edukasi
mengenai manfaat perawatan
bayi.
2. Pasien dengan post partum
hari pertama dan masih belum
2. Ajarkan memandikan bayi dengan tahu terkait hal yang harus
memperhatikan suhu ruangan 21-24°C dilakukan pada peran barunya
dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 sebagai ibu dibuktikan dengan
38
kali pasien mengatakan pasien
mengatakan kalau sudah
dirumah mau minta tolong
mertuanya untuk merawat
anaknya karena dia tidak
tahu bagimana caranya
memandikan sehingga perlu
mengajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
memandikan bayi dengan
memperhatikan suhu ruangan
21-24°C dan dalam waktu 5-
10 menit, sehari 2 kali
3. Pasien post partum hari
pertama anak pertama
39
pusat.
4. Pasien dengan post partum
4. Anjurkan untuk menjemur bayi hari pertama anak pertama
sebelum jam 9 sehingga belum mengahui
tentang perawatan pada bayi
salah satunya perawatan
mencegah penyakit kuning dan
penguatan tulang sehingga
perlu dilakukan edukasi untuk
menganjurkan menjemur bayi
sebelum jam 9
5. Pasien dengan post partum
5. Anjurkan pijat bayi hari pertama anak pertama
sehingga belum mengahui
tentang perawatan bayi cara
membuat bayi rileks sehingga
perlu menganjurkan
melakukan pijat bayi
6. Anjurkan segera mengganti popok jika 6. Pasien dengan post partum
basah hari pertama anak pertama
sehingga belum mengahui
40
tentang perawatan pada bayi
khususnya apabila popok bayi
basah sehingga perlu
menganjurkan untuk segera
mengganti popok jika basah
supaya tidak terjadi kemerahan
pada pantat bayi.
7. Pasien dengan post partum
7. Ajurkan penggunaan pakaian bayi dari hari pertama anak pertama
bahan katun sehingga belum mengahui
tentang perawatan pada bayi
khususnya tentang pakaian
pada bayi sehingga perlu
menganjurkan penggunaan
pakaian bayi dari bahan katun.
8. Pasien dengan post partum
8. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan hari pertama anak pertama
bayi sehingga belum mengahui
tentang perawatan pada bayi
khususnya terkait kebutuhan
nutrisi bayi yaitu dengan ASI
41
eksklusif sehingga perlu
mengajurkan menyusui sesuai
kebutuhan bayi.
42
E. Etik Legal
2. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prakatek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. prinsip moral berlaku adil untuk
semua individu. Tindakan yang dilakukan untuk semua orang sama.
43
Tindakan yang sama tidak selalu identic, tetapi dalam hal ini
persamaan mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan
kehidupan seseorang.
3. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
dan psikologis pada klien.
4. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan
untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa,
“doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
5. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
44
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
6. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.
7. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali(7)
Dapat dilihat dari kasus, Saat ini pasien meminta perawat untuk
menggantikan koteks karena pasien merasa nyeri ketika bergerak, perawat
tampak mengerutkan dan menutup hidung karena baru amis lokea.
Sesuai kasus tersebut etik keperawatan yang diambil adalah
Nonmaleficienc (Tidak merugikan)Perawat menutup hidung karena bau
amis lokea, tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
45
Dengan demikian, pada kasus perawat yang melakukan tindakan
mengganti koteks pasien sambil mengerutkan dan menutup hidung karena
baru amis lokea, melanggar kode etik Nonmaleficienc karena tidak sesuai
standar prosedur dan etika yang seharusnya sebagai perawat profesional
yakni tetap menjaga sikap termasuk raut wajah meskipun bau amis, karena
tugas tersebut merupakan tanggung jawab sebagai perawat. Sikap
profesional sebagai perawat merupakan bentuk tanggung jawab, dukungan
kepada pasien dalam kesembuhannya dan sebagai rasa hormat kepada
pasien.
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum merupakan bagian dari keperawatan maternitas yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional,
mengidentifikasi dan beradaptasi dengan kebutuhan, berfokus terhadap
kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir
yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang
memiliki fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh anak dan saling
mendukung angggota keluarganya. Asuhan keperawatan pasca partum atau
masa nifas bertujuan untuk membantu ibu dan keluarganya berhasil
beradaptasi pada masa transisi setelah kelahiran anak dan tuntutan
menjadi orang tua.
Etik legal pada kasus perawat yang melakukan tindakan mengganti
koteks pasien sambil mengerutkan dan menutup hidung karena baru amis
lokea, melanggar kode etik Nonmaleficienc karena tidak sesuai standar
prosedur dan etika yang seharusnya sebagai perawat profesional. Etik itu
didukung oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Pasal 37 ayat 1 nengenai tenaga kesehatan
yang profesional.
B. Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan, khususnya dibidang keperawatan.
Alangkah baiknya kita dapat mendalami secara menyeluruh tentang asuhan
keperawatan yang diberikan oleh ibu post partum.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
8. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN
2009 TENTANG KESEHATAN. 2009;27(7):1–5.
49