Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN NY.

N PADA MASA
NIFAS

Di susun oleh:
1. ANJELINA HOSIANNA NABABAN
2. CINDI DESI LUMBANGAOL
3. ELIA ROSA PAKPAHAN
4. MONICA SITUNGLKIR

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA HUSADA MEDAN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas Asuhamn kebidanan pada masa nifas ini dengan tepat waktu.
Dalam penyelesaian Askeb ini, penyusun mendapat banyak bantuan oleh berbagai
pihak.

Orang tua yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam
penyelesaian Askeb ini.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
diharapkan demi kesempurnaan Askeb selanjutnya.Besar harapan semoga Askeb ini
dapat bermanfaat sebagai informasi atau pun pengetahuan bagi pembaca dan dapat
menjadi literatur guna membantu mahasiswa dalam belajar Asuhan kebidanan
November,2021

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................i

Daftar Isi .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Manfaat Bagi Peneliti ...................................................................................................2

BAB II Tinjauan Teori.........................................................................................................3

2.1 Pengertian nifas..............................................................................................................3

2.2 Asuhan Nifas................................................................................................................16

BAB III Skenario Kasus....................................................................................................17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Pembangunan Berkelanjutan ini


hadir menggantikan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada
tahun 2015. Tujuan SDGs yang ke-3 adalah menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Dengan meningkatkan
kesehatan sesuai target yang sudah ditentukan bahwa SDGs menargetkan penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2030 adalah 70 kematianper
100.000 kelahiran hidup dan penurunan Angka Kematian Bayi(AKB) pada tahun
2030 adalah menjadi 12 kematian per 1.000 kelahiran hidup. (Dirjen Bina Gizi Kia,
2015).

Berdasarkan Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) tahun 2012, saat


ini di Indonesia AKI mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
mencapai angka 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menempatkan
Indonesia menjadi peringkat yang tertinggi di ASEAN. Untuk kesehatan ibu dan anak
diharapkan terjadi penurunan kematian ibu ¾ dibanding kondisi tahun 1990 dan
demikian pula untuk kematian anak terjadi penurunan 2/3. Untuk Indonesia
diharapkan kematian ibu turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup (KH) dan
kematian bayi 23/1000 KH dengan kelahiran hidup pada tahun 2015. (Kemenkes,
2015).

Kematian ibu disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu kematian ibu
oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan persalinnya. Penyakit tuberculosis,
anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS dan lain-lain dan penyebab kematian ibu langsung
yaitu pendarahan (25%, biasanya pendarahan pasca persalinan), sepsis (15%),
hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi abortus tidak aman
(13%), dan sebab-sebab lain (8%) (Saiffudin,2014).
Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan, dan nifas juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi. Komplikasi kebidanan adalah
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan,
baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular
yang dapat mengancam jiwa ibu ataupun janin. Sebagai upaya menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi maka dilakukan pelayanan/penanganan
komplikasi kebidanan. Pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan adalah
pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, atau nifas untuk memberikan perlindungan dan
penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan (Profil Kesehatan Indonesia,2015).
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2015. Namun demikian terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi
88,55% pada tahun 2015. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target
Renstra sebesar 75%. Namun demikian masih terdapat 18 provinsi (52,9%) yang
belum memenuhi target tersebut. Provinsi DI Yogyakarta memiliki capaian tertinggi
sebesar 99,81% dan Provinsi Papua memiliki capaian terendah sebesar 26,34%
(Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia dalam kurun waktu delapan
tahun terakhir secara umum mengalami kenaikan. Provinsi Kepulauan Riau memiliki
capaian tertinggi diikuti oleh DI Yogyakarta sebesar 98,49%, Sumatera Utara 86,96%
dan Jawa Barat sebesar 97,23%. Sedangkan provinsi dengan cakupan kunjungan nifas
terendah yaitu Papua sebesar 28,34%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 28,5%, dan
Maluku sebesar 43,39% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Di sumatera utara angka kematian ibu berdasarakan laopran dari profil


kesehatan hasil survey AKI yang di lakukan oleh dinas kesehatan Provinsi dengan
FKM-USU mencapai 268/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 (Profil
kesehatan Sumatera Utara,2016).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan study kasus
pada ibu masa nifas dengan melakukan asuhan sesuai standar pada ibu nifas di klinik
Puskesmas Namo Trasi.

1.2 Manfaat Bagi Peneliti


Sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama perkuliahan dalam bentuk Laporan Tugas Akhir, dan memperluas
wawasan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Nifas


a. PengertianNifas
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat
setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti
sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha,2013).
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).Menurut
Nurjanah, dkk, 2013 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu puerperium dini
(immediate puerperium), puerperium intermedial (early puerperium) dan remote
puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam Postpartum).
Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40hari.
2. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana pemulihan
dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama kurang lebih 6-
8minggu.
3. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara bertahap terutama
jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu mengalami komplikasi, waktu
untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan bahkan tahun.

b. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada MasaNifas


Perubahan Fisiologis pada masa nifas: (Walyani, 2015).
1.SistemKardiovaskular
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah
melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban
jantung meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume
darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
2. SistemReproduksi
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus1000gr
2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
dengan berat uterus750gr
3. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat
simpisis dangan berat uterus500gr
4. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat urterus350gr
5. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat
uterus50gr
b. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea:
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra (cruenta) 1-3 Merah Berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua,
hari verniks kaseosa, lanugo, dan
postpartum Mekonium
Sanguinolenta 3-7 Berwarna Berisi darah dan lendir
merah
hari kekuninga
postpartum n
Serosa 7-14 Merah Cairan serum, jaringan desidua,
jambu leukosit, dan eritrosit.
hari kemudia
postpartum n
Kuning
Alba 2 Berwarna Cairan berwarna putih seperti
Putih krim terdiri dari leukosit dan
minggu sel-sel desidua.
postpartum
Purulenta Terjadi infeksi, keluar
cairan seperti nanah
berbau busuk
Locheastatis Lochea tidak lancar keluarnya

a. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri
berbentuk cincin.Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
darah. Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3
jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun demikian,
selesai involusi, ostium eksternum tidak sama seperti sebelum hamil (Rukiyah,
2011).

b. Vulva danVagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol. (Walyani, 2015).

c. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu produksi
susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan
payudara tumbuh menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi
baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada
lagi untuk menghambat kelenjar pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon
laktogenik). Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus
posterior pituitary untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang
reflek let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus
aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan
karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk
menghasilkan ASI lebih banyak (Saleha,2013).

3.Perubahan SistemPencernaan
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi
terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal ini karena
kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan
defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya luka
episiotomi (Bahiyatun,2016).
4. Perubahan SistemPerkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Dieresis terjadi karena
saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah 4
minggu postpartum. Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami edema,
kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat
kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses
persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat
persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam
postpartum (Bahiyatun,2016).

5. Perubahan Tanda-tandaVital
Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa, yaitu: (Nurjanah, 2013)
a. SuhuBadan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5oC-
38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan
(dehidrasi) dan kelelahan karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik.
Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari
ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, payudara
menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
turun kemungkinan adanya infeksi endometrium, mastitis, tractus genetalis
atau systemlain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit
atau 50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan
lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada
kemungkinan infeksi atau perdarahan postpartum.
c. TekananDarah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan
10 mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah (normal),
kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklamsi pada masa postpartum.
d. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas
contohnya penyakit asma. Bila pernapasan pada masa postpartum menjadi
lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tandasyok.

6. Perubahan Sistem Kardiovaskular


Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala
tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3
postpartum (Bahiyatun, 2016).

7. Perubahan Psikologis Nifas


Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum, yaitu: (Bahiyatun,2016).
1. Respon dan dukungan dari keluarga danteman
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan sertaaspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yanglain
4. Pengaruh budaya
Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah melahirkan, ibu
akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah, 2013)
a) Masa Taking In (Fokus pada DiriSendiri)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan
bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya
difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Diaakan bercerita tentang
persalinannya secaraberulang-ulang.

b) Masa Taking On (Fokus padaBayi)


Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam
merawat bayi semakin besar. Perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah
tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.

c.) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa Bantuan NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung jawab
dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan
ketergantungan bayinya dan terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya meningkat pada fase ini.

d. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


1. Nutrisi Dan Cairan
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet.
Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa
bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan protein ibu menyusui
harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui
bayinya.
Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melaksanakan aktivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu
sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunanya harus
seimbang , porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak,
tidak mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu
makanan yang seimbang mengandung unsure-unsur , seperti sumber tenaga,
pembangunan, pengatur dan perlindung.

1. Sumber Tenaga(Energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk membakar tubuh dan
pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energy
adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian,
kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie, dan lain-lain. Lemak bias
diambil dari hewani dan nabati.lemak hewani yaitu mentega dan keju.
Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan
margarine.
2. Sumber Pembangun(Protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang
rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan
protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang kering,
susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu,
tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.

3. Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat
pengatur bias diperoleh dari semua jenis sayur dan buah- buahan segar.
Beberapa mineral yang penting, antara lain :

 Zat kapur untuk membentuk tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran berdaunhijau.
 Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari
susu, keju dan daging.
 Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari
kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dansayuran.
 Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya
berasal dari ikan, ikan laut dan garamberyodium.
 Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk
pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
 Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Beberapa vitamin yang penting antara
lain:
 Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur ,hati, mentega,
sayur berwarna hijau, wortel, tomat dannangka.
 Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur,
tomat, jeruk,nanas.
 Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning
telur, susu, keju, sayuranhijau.
 Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf dan
pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning telur, daging,
hati,beras merah, jamur dan tomat.
 Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi
dan gusi. Sumberny antara lain gandum, jagung, hati dandaging.

 Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan


jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut
dan keranglaut.
 Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan
ikat ( untuk penyembuhan luka ), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi,
daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh
darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, papaya
dansayur.
 Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta
penyerapan kalsium dan posfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan,
ikan susu, margarine, san penyinaran kulit dengan matahari sebelum
jam9.
 Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya berasal dari hati,
brokoli, bayam dan kuningtelur.

Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus meminum


sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan untuk ibu minum setiap kali
menyusui) Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu
untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat
tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak
500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk
melaksanakan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses
produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi
juga perlu memenuhi syarat, seperti susunanya harus seimbang ,
porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu
makanan yang seimbang mengandung unsure- unsur , seperti sumber
tenaga, pembangunan, pengatur dan perlindung. Anjurkan makanan
dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari,
bergunauntukproduksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah
persalinan. Tidak mengonsumsi makanan yang mengandung alcohol.
Minum air mineral 2 liter setiap hari. Tablet zat besi diminum minimal
40 hari pasca persalinan.

2. Ambulasi
Pada masanifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang
dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera
bangun dari tempat tidur dan segera bergerak , agar lebih kuat dan lebih baik.
Gangguan kemih dan buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat
bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka
(jika ada luka). Jika tidak ada kelainan , lakukan mobilisasi sedini mungkin,
yaitu dua jam setelah persalian normal. Ini berguna untuk memepercepat
sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan
kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan,nifas dan sembuhnya luka.

3. Eliminasi
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih,
tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kantung kemih yang
penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat
menyebabkan timbulnya perdarahan dari rahim. Seperti halnya dengan berkeih,
perempuan pascapersalinan sering tidak merasakan sensasi ingin buang air
besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar (klisma) sebelum
melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan dikemaluan.
Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan akan
mengeras dan dapat menyulitkan dikemudian hari.

Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-
5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat pada saat
hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu belajar
berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa
sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya
bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan
vagina tidak lancar. Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan
akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid (wasir).
Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengonsumsi
makanantinggi serat dan cukup minum.

4. Miksi
Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat 24-48 jam pertama sampai
hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat
pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Hendaknya kencing
dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit
kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi
m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit
kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Anjuran :
a. Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelahmelahirkan
b. Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan
menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Akibatnya skan timbul
gangguan pada kontraksi rahim sehingga pengeluaran lochea tidaklancar.
c. Miksi harus secepatnya dilakukansendiri.
d. Bila kandung kemih penuh dan tidak dapat dimiksi sendiri, dilakukan
kateterisasi.
e. Bila perlu dpasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk
mengistirahatkan otot-otot kandungkencing.
f. Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat
diatasi.

5. Defekasi
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit,
takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid. Buang air besar harus
dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi
obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per
rectal. Jika masih belum bias dilakukan klisma. Anjuran :

 Mobilisasi dini
 Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum Sebaiknya pada
hari kedua ibu sudah bisa BAB, jika pada hari ketiga belum BAB, ibu bisa
menggunakan pencahar berbentuk suppositoria ( pil yang dibuat dari bahan
yang mudah mencair dan mengandung obat-obatan untuk dimasukkan
kedalam liang anus). Ini penting untuk menghindari gangguan pada
kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran lochea.Defekasi
harus ada dalam 3 hari pascapersalinan.Bila terjadi obstipasi dan timbul
koprosstase hingga akibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi
febris.Lakukan klisma atau berikan laksan peroral.Dengan melakukan
mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang kesulitan defekasi dapatdiatasi.
 Menjaga Kebersihan Diri,Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan
untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupunkulit.Kebersihan
alat Genitalia Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak
bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau
episiotomi. Anjuran :
 Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan air
dan sabun, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum
memakai pembalut wanita, setiap kali setelah bunag air besar atau kecil,
pembalut diganti minimal 3 kali sehari.Cuci tangan dengan sabun dan
iarmengalir sebelum dan sesudah membersikan daerah genetalia.
 Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daeran disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, baru kemudian membersikan daerah sekitar anus. Bersihkan
vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
 Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
telah dikeringkan dibawah matagari atau disetrika.
Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum
dan sesudah membersikan daerah kelaminnya.Jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena
produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna
untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak
longgar di daerah dada agar payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga
degan pakain dalam, agar tidak terjadi iritasi ( lecet) pada daerah sekitarnya
akibat lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar, dalam keadaan kering
dan juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak ( disamping urun). Produksi keringat yang tinggi
berguna untuk menghilangkan ektra volime saat hamil.

 Kebersihan Rambut,Setelah bayi lahir, ibu biasanya mengalami kerontokan


rambut akibat dari gangguan perubahan hormone sehingga rambut menjadi
lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian, kebanyakan
akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu
diperhatiakan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang cukup,
lalu menggunakan sisir yang lembut dan hindari penggunaan pengering
rambut.
 Kebersihan Tubuh,Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan
saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh
karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasa jumlah keringat yang dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan
menjaga kulit tetap dalam keadaan kering.
 Menjaga KebersihanVagina

Vulva harus selalu dibersikan dari depan kebelakang. Tidak perlu


khwatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersikhan akan
meningkatkan terjadinya infeksi. Apabila ada pembengkakan dapat di
kompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan
duduk berendam di air hangat setelah 24 jam pasca persalinan.Bila tidak ada
infeksi tidak diperlukan penggunaan antiseptic, cukup dengan air besih saja.
Walau caranya sederhanan dan mudah, banyak ibu yang ragu-ragu
membersihkan daerah vaginanya di masa nifas. Beberapa alasan yang sering
dikeluhkan adalah takut sakit atau khwatir jahitan di antara anus dan vagina
akan robek, padahal ini jelas tidak benar. Menurut dr.Rudiyanti, Sp,OG,
jahitan yang dilakukan pasca persalinan oleh dokter, tidak mudah lepas. “
memang jahitan tersebut baru akan diserap tubuh dalam waktu limasampai
tujuh hari. Jadi beberapa hari setelah melahirkan masih terasa bila tersentu.
Namun, tidak mudah lepas.”
Lain kalau alasannya takut sakit. Setelah persalinan normal, saat vagina
dibersihkan akan terasa nyeri karena ada bekas jahitan di daerah perineum ( antara anus
dan alat kelamin ). Namun bukan berarti ibu bole alpa membersihkannya, walau terasa
nyeri cebok setelah buang air kecil atau besar tetap perlu dilakukan dengan seksama.
”Wajar saja kalau setelah melahirkan vagina terasa sakit saat di bersihkan. Dokter
biasanya akan memberikan obat pereda rasa sakit.”

Tidak beda jauh dari proses setelah persalinan normal, ibu yang melahirkan
dengan bedah sesar pun akan mengalami masa nifas selama 40 hari. Meskpun vaginanya
tidak terluka, dari situ tetap akan keluar darah dan kotoran (lochea) yang merupakan sisa
jaringan di dalam rahum.

Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina yang benar adalah :

 Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang
digunakan tak perlu matang asal bersih. Basuh dari depan kebelakang sehingga tidak ada
sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik dari air seni maupun feses yang
mengandung kuman dan bias menyebabkan infeksi pada luka jahit.
 Vagina boleh di cuci menggunakan sabun atau cairan antiseptic karena dapat berfungsi
sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut
dengan seksama.Bila ibu benar-benar takut menyentu lukah jahitan, upaya menjaga
kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptic
selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.Yang kadang terlupakan, setelah
vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti ini caranya maka akan
percuma saja. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan anduk lembut, lalu gunakan
pembalut baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAK atau BAB atau maksimal
3 jam setelah atau bila sudah ditarasaka tidak nyaman.Setelah semua langkah tadi
dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotic yang diresepkan oleh dokter.
 Istirahat

Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca persalinan, ibu
harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring
kekiri atau kekanan untuk mencegah trombisis. Ibu dan bayi ditempatkan pada satu
kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan senam. Pada hari ketiga umumnya
sudah dapat duduk, hari keempat berjalan dan hari kelima sudah dapat dipulangkan.
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan
banyak buah.

Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks dan
istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Memintah bantuan suami atau
keluarga ketika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik disaat ibbu
dan bayi sedang istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.

 Seksual

Setelah persalinan pada masa ini ibu menhadapi peran baru sebagai orang tua
sehingga sering melupakan perannya sebagai pasagan. Namun segera setelah ibu merasa
percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat
sekelilingnya serta menyadari bahwa dia telah kehilangan aspek lain dalam
kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu memahami perubahan yang
terjadi pada istri sehingga tidak punya perasaan diabaikan. Anjuran:
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu ibu merasakan aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu
siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
waktu tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergantung
pada pasangan yang bersangkutan.Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan
memberikan kasih saying kepada bayinya sangatdianjurkan.Kebutuhan yang satu ini
memang agak sensitive, tidak heran kalau anda dan suami jadi serbasalah.

2.2 Asuhan Nifas

Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibusegera setelah
kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari masa nifas adalah untuk
memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan
dengan memperhatikan riwayat selama kehanilan, dalam persalinan dan keadaan segera
setelah melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksanakanya asuhan
segera atau rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat
diagnose, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa dan
masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan,
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIO DATA
Nama Ibu : Ny.N Nama Suami : Tn. U
Umur : 24 Thn Umur : 25 Thn
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Irt Pekerjaan : Wiraswasta
AlamatRumah : Jl. Melati AlamatRumah : Jl. Melati
Telepon :- Telepon :-
Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-
Telepon :- Telepon :-
B. ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)
TanggalPengkajian : 17 APRIL 2023
1. Alasan masuk : ibu mengatakan kadang-kadang pusing dan kurang istirahat
2.Riwayat persalinan : Normal
 Tempatmelahirkan : Bidan Ditolong bidan :Bidan Tasya Amd.Keb
 Jenispersalinan : Normal Spontan, belakangkepala
Lain-lain
 Lama persalinan : ……17…Jam……….Menit
CatatanWaktu :
Kala I : 7 Jam Menit
Kala II : Jam 30 Menit
Dipinpinmeneran : Jam 15 Menit
Kala III : Jam 15 Menit
Ketubanpecah : Jam Menit
Spontan Amniotomi
 Komplikasi/ Kelainandalampersalinan :
Partus lama : - Jam - Menit
 Plasenta :
Spontan
Dilahirkandengantangan
Lengkap, ukuran : 20 Cm Berat : 500 Gram
Kelainan : tidakada
Panjangtalipusat : 50 Cm
Kelainan : tidakada
Sisaplasenta : tidakada
 Perineum : Utuh
Robekan tingkat : Derajat II
Episiotomi : dilakukan
Anestesi : dilakukan
Jahitandengan : matras
 Perdarahan : Kala I ……50…ml Kala II ……150……ml
Kala III…100…...ml Kala IV …50……...ml
Selamaoperasi ……………ml

 Tindakan lain : Infuscairan


Transfusigolongandarah
Bayi
 Lahir : Normal Pukul : 20. 00 wib
 BB : 2500 gram PB : 45 cm
 Nilai Apgar :9
 Cacatbawaan : tidakada
 Masa gestasi : 38 Minggu
 Komplikasi : tidakada Kala I : tidakada
Kala II : tidakada
 Air ketuban banyaknya : 800 cc Warna : Jernih
3. Riwayat Postpartum
1. Keadaanumum : Composmentis
2. Keadaanemosional : Stabil
3. tanda vital : Denyut nadi : 80 x/i
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu tubuh : 36,0 ℃
Pernafasan : 24 x/i
4.Payudara :
 Pengeluaran : Ada, ASI
 Bentuk : Simetris
 Putingsusu : Menonjol
5.Uterus :
 Tinggi fidus uterus :  Kontraksi uterus : Ada
tidakterabadiatassimfisis  Posisi uterus : Antefleksi
 Konsistensi uterus : Keras

6.Pengeluaran lochea
 Warna : Serosa  Jumlah : 50 cc
 Bau : Amis  Konsistensi : Encer

7.Perineum : Heacting derajat II


8.Kandung kemih : Kosong
9.Ekstremitas
 Oderma : tidakada
 Kemerahan : tidakada
Refleks :Positif
A. UJI DIAGNOSTIK
PemeriksaanLaboratorim (*Jika ada
indikasi Albumin)
*Keton : tidak
dilakukan
Heamaglobin : tidak
dilakukan Haematokrit
: tidak ada
Golongandarah : tidakdilakukan
Rhesus
:tidak dilakukan

B. UJI DIAGNOSTIK
PemeriksaanLaboratorim (*Jika ada
indikasi Albumin)
*Keton : tidak
dilakukan
Heamaglobin : tidak
dilakukan Haematokrit
: tidak ada
Golongandarah : tidakdilakukan
Rhesus
: tidak
dilakukan
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx :Ny. N Usia 24 thn G1P0A0 post partum 2 minggu
1. G1P0A0
Ds :ibu mengatakan ini anak pertama dan belum pernah keguguran
Do :dari hasil pemeriksaan Tfu tidak teraba diatas simfisis
2.Postpartum 2 minggu
Ds :Ibu mengatakan melahirkan 2 minggu yang lalu dan sangat senang dengan
kelahiran bayinya
Do :dari hasil pemeriksaan TTV
TD : 120/80 mmHg RR : 24 x/i
HR : 80 x/i T : 36,0 ℃

Masalah :ibu mengatakan kadang-kadang pusing dan kurang istirahat


Kebutuhan :Penkes pola istirahat yang baik
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada tindakan segera yang akan dilakukan
V. INTERVENSI
Tanggal : 12 oktober 2022 Pukul : 20.30 wib
1. Beritahu ibu keadaan umumnya melalui hasil pemeriksaan
R : agar ibu mengetahui keadaan umumnya saat ini
2. Beritahu ibu pola istirahat yang baik
R: agar ibu tidak merasakan pusing dan tidak lemas
3. Beritahu ibu tentang gizi seimbang
R : agar kebutuhan bayi pada masa laktasi dapat terpenuhi
4. Beritahu ibu mengonsumsi tablet fe
R : agar ibu tidak mengalami anemia
5. Beritahu ibu personal hygine
R : agar kebersihan ibu tetap terjaga dan tidak mengalami infeksi
6. Beritahu ibu tanda bahaya pada masa nifas
R: agar ibu dapat mengetahui tanda bahaya nifas
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 12 Oktober 2022 Pukul : 20.30 wib

1. Memberitahu keadaan umumnya pada saat ini dalam keadaan baik


TD : 120/80 mmHg RR : 24 x/i
HR : 80 x/i T : 36,0 ℃
2. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup ketika bayi tidur ibu juga ikut tidur, dan
menganjurkan ibu untuk tidur siang : 2-3 jam , malam : 7-8 jam
3. Memberitahu ibu untuk banyak mengonsumsi makanan bergizi seperti sayuran hijau,
kacang-kacangan, hati, telur, ikan, buah-buahan.
4. Memberikan therapy tablet Fe pada ibu dianjurkan minum 1x1 pada malam hari untuk
mencegah terjadinya anemia.
5. Memberitahu ibu untuk membersihkan tubuh, daerah kelamin ibu, dan memakai
pakaian yang bersih ,dan menganti pakaian dalam stiap lembab untuk mencegah
terjadinya infeksi
6. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifasseperti :Perdarahan pervaginam,Sakit
kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur, Bengkak pada wajar dan ekstermitas,
Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih ,Kehilangan nafsu makan untuk jangka
waktu yang lama . Rasa sakit, merah dan pembengkakan di kaki

VII. EVALUASI
Tanggal : 12 Oktober 2022 Pukul : 20.30 wib

1. Ibu sudah tahu keadaannya saat ini


2. Ibu sudah tahu pola istirahat yang baik
3. Ibu sudah tahu tentang gizi seimbang
4. Ibu berjanji akan mengosumsi tablet fe
5. Ibu sudah tahu tentang personal hygine yang baik
6. Ibu sudah tahu tanda-tanda bahaya pada masa nifas

Anda mungkin juga menyukai