Anda di halaman 1dari 78

KEPERAWATAN KELUARGA

“Asuhan Keperawatan Pada Keluarga TN. M Dengan Post


Partum NY.N Di Desa BARU MANIS

Disusun Oleh :
Oleh kelompok IV :
1. Sio adeba P00320119030

2. Rifan nurkholis P00320119040


Tingkat: 3B Keperawatan

Dosen Pengajar:
N s. SRI
HARYANI,S,Kep.M.Kep NIP.
198006032001122002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH POST PARTUM”
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dengan kerjasama kelompok, walaupun
masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Karena manusia tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami mengharapkan
saran dari teman-teman semua. Jika terdapat kesalahan atau kekeliruan yang terdapat di dalam
makalah kami ini, kami mohon bantuannya untuk memberbaiki atau mengkritik makalah yang kami
buat.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami Ibu Ns. Sri
Haryani,M.Kep yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami untuk
menyampaikan materi ini.

Penulis, 10 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Post Partum.................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Masa Nifas.............................................................................................4
2.3 Perubahan Fisiologis Ibu Nifas................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis....................................................................................................9
2.5 Tanda Dan Gejala....................................................................................................9
2. 6 Kunjungan Masa Nifas.........................................................................................10
2.7 Penatalaksanaan ....................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
3.1 Pengkajian..............................................................................................................11
3.2 Analisa Data...........................................................................................................35
3.3 Diagnosa................................................................................................................40
3.4 Intervensi................................................................................................................41
3.5 Implementasi..........................................................................................................43
3.6 Evaluasi..................................................................................................................43
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................44
4.2 saran.......................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti
sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu
60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita
meninggal dari suatu penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia,
2012).
Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang dikutip dalam Priharyanti Wulandari
dan Prasita Dwi Nur Hiba, Untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara diantaranya Indonesia
mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160
per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000
kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, pelayanan persalinan normal atau pasca partum di
fasilitas kesehatan tahun 2018 di Indonesia 79.3 % dan pada tahun 2018 pelayanan KF lengkap
pada perempuan 10-54 di Kalimantan Timur sekitar 38.0 % lebih meningkat dari pada tahun 2013
(Riskesdas, 2018).
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2015, tiga faktor kematian Ibu melahirkan adalah
perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%. Menurut Kementerian Kesehatan RI, sebagai
upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sejak tahun 1990 telah
meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program yang memastikan semua wanita
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan
persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh
Presiden Republik Indonesia. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan Angka Kematian
Ibu dan neonatal sebesar 25%. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin
agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan
kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga
berencana.
Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk indikator terpenting dari derajat kesehatan masyarakat.
AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2013 sebesar 177. Untuk kematian ibu di Kalimantan Timur mengalami
penurunan dari tahun 2013 sejumlah 113 kematian, turun pada 2014 menjadi 104 kasus kematian,
tahun 2015 menjadi 100 kasus kematian, dan lebih turun lagi pada tahun 2016 menjadi 95 kasus
kematian Ibu. (Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, 2016)
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas yaitu kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali,
kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Saleha,
2009). Masa nifas merupakan proses fisiologis, sehingga bagaimana upaya yang dilakukan supaya
kondisi fisiologis tidak jatuh ke patologis adalah memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas
(Nurniati dkk, 2014).
Berbagai perubahan anatomi dan fisiologis yang nyata terjadi selama masa pasca partum
ini seiring dengan proses yang terjadi selama masa kehamilan dikembalikan. Pengetahuan
tentang proses reproduksi dalam kehamilan dan persalinan merupakan suatu dasar untuk
memahami adaptasi organ generatif dan berbagai sistem tubuh manusia setelah pelahiran.
(Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
Istilah puerperium (puer, seorang anak, dtitambah kata parere, kembali ke semula)
merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ reproduksi
ke kondisi sebelum hamil. Purperium meliputi perubahan progresif payudara untuk laktasi,
serviks yang mengeluarkan cairan lokia yang normal terjadi dalam tiga tahap yaitu lokia rubra
berwarna merah terang, lokia serosa berwarna merah muda, lokia sanguilenta berwarna
kecoklatan, lokia alba berwarna coklat keputih-putihan dan lokia yang patologis yaitu lokia
purulenta yang berbau busuk disertai nanah. Perubahan yang disebabkan involusi adalah proses
fisiologis normal. Meskipun begitu, involusi yang mencolok cepat biasanya menandakan adanya
penyakit. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
Asuhan keperawatan pasca partum atau masa nifas untuk membantu ibu baru dan
keluarganya berhasil beradaptasi pada masa transisi setelah kelahiran anak dan tuntutan menjadi
orangtua. Penekanan asuhan keperawatan pada masa ini adalah pada pengkajian dan modifikasi
faktor faktor yang mempengaruhi pemulihan ibu dari masa nifas untuk mengingat komponen
yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak perawat menggunakan istilah BUBBLE-
LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung
kemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas
bawah), dan Emotion (emosi). Kemampuannya untuk mengemban peran perawatan bayi baru
lahir, dan transisi peran dan kemampuan fungsional ibu serta keluarganya.
Berdasarkan uraian diatas penulis memutuskan untuk membuat karya tulis ilmiah dengan
judul “ Asuhan keperawatan pada pasien post partum spontan di Ruang Mawar RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda”

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Mengetahui asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada ibu nifas.
Tujuan khusus
1.mengetahui pengkajian yang harus dilakukan pada ibu post partum
2.mengetahui analisa data pada ibu post partum
3.mengetahui diagnosa keperawatan yang adsa pada ibu post partum
4.mengetahui intervensi yang harus dilakukan pada ibu post partum
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 DEFINISI POST PARTUM


Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ary Sulistyawati, 2009).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti
sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian
ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya
wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia,
2012).

2.2 KLASIFIKASI MASA NIFAS Menurut Anggraini (2014), tahap masa nifas di bagi menjadi
3:
1. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih dan boleh
melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
2. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 minggu
3. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias berminggu-minggu, bulanan bahkan
tahunan. (Yetti Anggraini,2010).
2.3 PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak perawat
menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel
(fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium),
Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi). Menurut Hacker dan Moore Edisi 2
adalah :
a. Involusi Rahim
Melalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan cepat menurun dari sekitar
1000gm pada saat kelahiran menjadi 50 gm pada sekitar 3 minggu masa nifas. Serviks juga
kehilangan elastisnya dan kembali kaku seperti sebelum kehamilan. Selama beberapa hari
pertama setelah melahirkan, secret rahim (lokhia) tampak merah (lokhia rubra) karena
adanya eritrosit. Setelah 3 sampai 4 hari lokhia menjadi lebih pucat (lokhia serosa), dan
dihari ke sepuluh lokheatampak berwarna putih atau kekuning kuningan (lokhia alba).
Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi menjadi 4 jenis:
1. Lochia rubra, warnanya merah karena berisi darah segar dari jaringan sisa-sisa
plasenta.
2. Lochia sanguilenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari keempat
sampai hari ketujuh.
3. Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari keempat belas dan
berwarna kuning kecoklatan.
4. Lochia alba, berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu post partum .
Munculnya kembali perdarahan merah segar setelah lokia menjadi alba atau serosa
menandakan adanya infeksi atau hemoragi yang lambat. Bau lokia sama dengan bau darah
menstruasi normal dan seharusnya tidak berbau busuk atau tidak enak. Lokhia rubra yang
banyak, lama, dan berbau busuk, khususnya jika disertai demam, menandakan adanya
kemungkinan infeksi atau bagian plasenta yang tertinggal. Jika lokia serosa atau alba terus
berlanjut melebihi rentang waktu normal dan disertai dengan rabas kecoklatan dan berbau busuk,
demam, serta nyeri abdomen, wanita tersebut mungkin menderita endometriosis. (Martin,
Reeder, G., Koniak, 2014).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

1. Iskemia Miometrium : Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus
dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi
dan menyebabkan serat otot atrofi.

2. Atrofi jaringan : Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen saat
pelepasan plasenta.

3. Autolysis : Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalamotot uterus.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga
panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang
terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan
progesteron.

4. Efek Oksitosin : Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah
ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan

a. Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir padat. Dinding
belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang menyebabkan rongga bagian tengah
merata. Ukuran uterus akan tetap sama selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian
secara cepat ukurannya berkurang oleh involusi. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
b. Uterus tempat plasenta
Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum
uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di
tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini
berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang
membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada
pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
c. Afterpains
Merupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan dengan berbagai intensitas.
Afterpains sering kali terjadi bersamaan dengan menyusu saat kelenjar pofisis posterioir melepaskan
oksitosin yang disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi saluran lakteal pada
payudara, yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan otot otot uterus
berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama kontraksi uterus aktif untuk mengeluarkan
bekuan bekuan darah dari rongga uterus. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
d. Vagina
Meskipun vagina tidak pernah kembali ke keadaan seperti seleum kehamilan, jaringan
suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali pada tonus semula.
e. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya Ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi karena pada waktu
melahirkan sistem pencernaan mendapat tekanan menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang
makan, dan laserasi jalan lahir. (Dessy, T., dkk. 2014)
f. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata padaendometrium baru di
bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama
sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis.
Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi
plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G.,
Koniak, 2014).
g. Afterpains

Merupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan dengan berbagai intensitas.
Afterpains sering kali terjadi bersamaan dengan menyusui saat kelenjar hipofisis posterioir
melepaskan oksitosin yang disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi
saluran lakteal pada payudara, yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan
otot otot uterus berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama kontraksi uterus aktif untuk
mengeluarkan bekuan bekuan darah dari rongga uterus. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
h. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata pada pembuluh darah
perifer akibat pembuangan sirkulasi uteroplasenta yang bertekanan rendah. Kerja jantung dan
volume plasma secara berangsur angsur kembali normal selama 2 minggu masa nifas.
a. Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap
penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah
bagian ini mengalami tekanan kepala janin selama persalinan. Protein dapat muncul di dalam
urine akibat perubahan otolitik di dalam uterus (Rukiyah, 2013).
b. Perubahan psikososial
Wanita cukup sering menunjukan sedikit depresi beberapa hari setelah kelahiran. “perasaan
sedih pada masa nifas” mungkin akibat faktor faktor emosional dan hormonal. Dengan rasa
pengertian dan penentraman dari keluarga dan dokter, perasaan ini biasanya membaik tanpa
akibat lanjut.
c. Kembalinya haid dan ovulasi
Pada wanita yang tidak menyusui bayi, aliran haid biasanya akan kembali pada 6 sampai 8
minggu setelah kelahiran, meskipun ini sangat bervariasi. Meskipun ovulasi mungkin tidak
terjadi selama beberapa bulan, terutama ibu ibu yang menyusui bayi, penyuluan dan penggunaan
kontrasepsi harus ditekankan selama masa nifas untuk menghindari kehamilan yang tak
dikehendaki.
d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi
lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali (Mansyur, 2014)
e. Perubahan Tanda-tanda Vital
Pada Ibu masa nifas terjadi peerubahan tanda-tanda vital, meliputi:
1. Suhu tubuh : Pada 24 jam setelah melahirkan subu badan naik sedikit (37,50C-380C)
sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan,
dan kelelahan (Trisnawati, 2012)

2. Nadi : Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari denyut nadi normal
orang dewasa (60-80x/menit).
3. Tekanan darah, biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darah tinggi atau
rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan preeklamsia.
4. Pernafasan, frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Bila pernafasan pada masa
post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2014)
f. Proses penyembuhan luka
Dalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami 3 tahap atau 3 fase
yaitu:
1. Fase inflamasi Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari kelima. Pada
fase inflamasi, terjadi proses:
a. Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan), di mana pada proses ini
terjadi:
• Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi)
•Agregasi platelet dan pembentukan jala-jala fibrin
• Aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah

2. Inflamasi, di mana pada proses ini terjadi:

• Peningkatan permeabilitas kapiler dan vasodilatasi yang disertai dengan migrasi sel-
sel inflamasi ke lokasi luka.

• Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh proliferasi Fase ini
berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai sekitar 3 Fase minggu. Fase proliferasi
disebut juga fase fibroplasia, dan terdiri dari proses:
a. Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang distimulasi oleh TNF-
α2 untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke daerah luka.
b. Granulasi Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada
dasar luka (jaringan granulasi). Fibroblas pada bagian dalam luka berproliferasi dan
membentuk kolagen.
c. Kontraksi Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang
disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka. Proses ini
kemungkinan dimediasi oleh TGF-β .
d. Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitel baru pada
permukaan luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka melintasi permukaan luka.
EGF berperan utama dalam proses ini.
3. Fase maturasi atau remodelling
Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan- bulan.
Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapan kembali sel-sel
radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang
berlebih. Selama proses ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan
berubah menjadi jaringan parut yang pucat dan tipis.
Pada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada luka. Jaringan parut pada luka
yang sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal, tetapi hanya mencapai
80% kekuatan regang kulit normal. Untuk mencapai penyembuhan yang optimal
diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecah. Kolagen
yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau h y p e r t r
o p hic s c a r , sebaliknya produksi kolagen yang berkurang akan menurunkan kekuatan
jaringan parut dan luka tidak akan menutup dengan sempurna.

2.4 PERUBAHAN PSIKOLOGI MASA NIFAS


Eva Rubin (1997) dalam Ari Sulistyawati (2009) membagi periode ini menjadi 3 bagian,
antara lain:
1. Taking In (istirahat/penghargaan), sebagai suatu masa keter-gantungan dengan ciri-ciri
ibu membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat, menceritakan pengalaman
partusnya berulang-ulang dan bersikap sebagai penerima, menunggu apa yang disarankan
dan apa yang diberikan. Disebut fase taking in, karena selama waktu ini, ibu yang baru
melahirkan memerlukan perlindungan dan perawatan, fokus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri. Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung pasif terhadap
lingkungannya disebabkan kare-na faktor kelelahan. Oleh karena itu, ibu perlu cukup
istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur. Di samping itu, kondisi tersebut perlu
dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
2. Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih), terjadi hari ke 3 - 10 post partum.
Terlihat sebagai suatu usaha ter-hadap pelepasan diri dengan ciri-ciri bertindak sebagai
pengatur penggerak untuk bekerja,mengerjakan tugas keibuan. Pada fase ini timbul
kebutuhan ibu untuk mendapatkan perawatan dan penerimaan dari orang lain dan
keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Ibu mulai terbuka untuk
menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya dan juga bagi bayinya. Pada fase ini ibu
berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh kesempatan belajar dan berlatih
tentang cara perawatan bayi dan ibu memi-liki keinginan untuk merawat bay-inya secara
langsung.
3. Fase Letting Go (berjalan sendiri dilingkungannya), fase ini merupakan fase menerima
tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung setelah 10 hari postpartum.
Periode ini biasanya setelah pulang kerumah dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan
perha-tian yang diberikan oleh keluarga. Pada saat ini ibu mengambil tugas dan tanggung
jawab terhadap per-awatan bayi sehingga ia harus beradaptasi terhadap kebutuhan bayi
yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial.
2.5 TANDA DAN GEJALA
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah sebagai berikut:
a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
(kerumitan).
c. Masa menyusui anak dimulai.
d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai tanggung
jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.

2.6 KUNJUNGAN MASA NIFAS


Kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali, kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2010)

2.7 PENATALAKSANAAN
Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan untuk klien dengan post partum
adalah sebagai berikut:
a. Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan pada
bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik antara ibu dan anak.
c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan memungkinkannya mingisi
peran barunya sebagai seorang Ibu, baik dengan orang, keluarga baru, maupun budaya
tertentu
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan dengan


mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada.
1. Data Subjektif
a. Biodata yang mencakup identitas pasien menurut Anggraini (2010),
meliputi :
1) Nama : Untuk mengetahui nama jelas dan lengkap, bila perlu
nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
2) Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam post partum.
Untuk respon nyeri, umur juga mempengaruhi karena pada umur
anak-anak belum bisa mengungkapkan nyeri, pada umur orang
dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami
kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang
dialami, karena mereka menganggap nyeri adalah hal alamiah yang
harus di jalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau
meninggal jika nyeri di periksakan.
3) Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
4) Suku Bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari. Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena
mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak megeluh jika ada
nyeri.
5) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga perawat
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. Bila
pasien memiliki pengetahuan yang baik terhadap perawatan luka
maka luka akan sembuh pada hari ke tujuh setelah persalinan dan bila
tidak dirawat dengan baik maka akan terjadi infeksi pada pasien post
partum.
6) Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut.
7) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
nifas, misalnya pasien merasa kontraksi, nyeri pada jalan lahir karena
adanya jahitan pada perineum (Ambarwati, 2010). Keluhan utama pada
ibu post partum dengan luka perawatan episiotomi adalah nyeri dibekas
luka jahitan (Bobak, 2005).
c. Riwayat Kesehatan
Menurut Ambarwati (2010), riwayat kesehatan meliputi :
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, diabetes mellitus,
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa post partum
ini.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa post
partum dan bayinya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya,
yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya, mengetahui
apakah ada riwayat penyakit menurun seperti asma, jantung, DM dan
hipertensi dan penyakit menular seperti asma / TBC (Prawirohardjo,
2005).
d. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus mentruasi, lamanya
menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur / tidak menstruasinya,
sifat darah menstruasi, keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi
disebut disminorea (Estiwidani, 2008).
e. Riwayat Perkawinan
Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali,
usia menikah berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama perkawinan,
dan sudah mempunyai anak belum (Estiwidani, 2008).
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan
yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan,
dan cara melahirkan. Masalah / gangguan kesehatan yang timbul sewaktu
hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencangkup berat badan
bayi sewaktu lahir,adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi,
keadaan bayi hidup / mati saat dilahirkan (Estiwidani, 2008).
Paritas mempengaruhi persepsi terhadap nyeri persalinan karena
primipara mempunyai proses persalinan yang lama dan lebih melelahkan
dengan multipara. Hal ini disebabkan karena serviks pada klien primipara
memerlukan tenaga yang lebih besar untuk mengalami peregangan
karena pengaruh intensitas konstraksi lebih besar selama kala I
persalinan. Selain itu, pada ibu dengan primipara menunjukan
peningkatan kecemasan dan keraguan untuk mengantisipasi rasa nyeri
selama persalinan.
g. Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrapsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta
rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa
(Anggraini, 2010).
h. Riwayat Kehamilan Sekarang
Menurut Saifuddin (2006), meliputi :
1) Hari pertama, haid terakhir serta kapan taksiran persalinannya
2) Keluhan-keluhan pada trisemester I, II, III.
3) Dimana ibu biasa memeriksakan kehamilannya.
4) Selama hamil berapa kali ibu periksa
5) Penyuluhan yang pernah didapat selama kehamilan
6) Pergerakana anak pertama kali dirasakan pada kehamilan berapa
minggu
7) Imunisasi TT : sudah / belum imunisasi, berapa kali telah dilakukan
imunisasi TT selama hamil.
i. Riwayat Persalinan Sekarang
Untuk mengetahui tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin
anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu
dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan
atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini (Anggraini,
2010).
j. Pola Kebiasaan Selama Masa Post Partum
1) Nutrisi
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet
seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup serta serat-serat makanan yang cukup, sehingga proses
penyembuhan luka episiotomi lebih cepat. Ibu dianjurkan untuk
minum sedikitnya 3 liter air setiap hari. Mengkonsumsi zat besi
setidaknya selama 90 hari post partum (Saifuddin, 2006)
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang
air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (Ambarwati, 2010). Pada
ibu post partum dengan perawatan luka episiotomi biasanya buang air
besar secara spontan akan tertunda 2 – 3 hari setelah melahirkan
karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan, pada saat
buang air kecil juga akan merasakan nyeri pada luka episiotomy
(Bobak, 2005).
3) Istirahat / tidur
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien
tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang. Istirahat sangat penting bagi ibu post partu
karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan
(Anggraini, 2010).
4) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu merasa
takut atau cemas dengan keadaan sekarang (Nursalam, 2008).
5) Riwayat Sosial Budaya
Untuk mengetahui kehamilan ini direncanakan / tidak, diterima /
tidak, jenis kelamin yang diharapkan dan untuk mengetahui pasien
dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan
atau merugikan pasien khususnya pada post partum misalnya pada
kebiasaan makan dilarang makan ikan atau yang amis-amis
(Anggraini, 2010).
6) Penggunaan obat-obatan / rokok
Untuk mengetahui apakah ibu mengkonsumsi obat terlarang ataukah
ibu merokok (Manuaba, 2007).
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan
dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).
a. Status generalis
1) Keadaan umum
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup atau
kurang (Prihardjo, 2007). Pada kasus keadaan umum ibu baik
(Varney, 2007).
2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis
(sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya), apatis (tidak menanggapi rangsangan /
acuh tak acuh, tidak peduli) somnolen (kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), spoor
(keadaan yang menyerupai tidur), koma (tidak bisa dibangunkan,
tidak ada respon terhadap rangsangan apapun, tidak ada respon
kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya) (Novi, 2009). Pada kasus kesadaran
composmentis (Varney, 2007).
3) Tanda- tanda Vital
a) Tekanan Darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu. Pada beberapa kasus
ditemukan keadaan dimana jika ibu post partum merasakan
nyeri maka tekanan darah akan meningkat, tetapi keadaan ini
akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit
lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan (Anggraini,
2010). Batas normalnya 110/60– 140/90 mmHg (Monica, 2005).
b) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit
(Saifuddin, 2008). Batas normal nadi berkisar antara 60 - 80
x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas adalah
mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa
diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan
darah yang berlebihan (Anggraini, 2010).
c) Suhu
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Sesudah
partus dapat naik 0,5°C dari keadaan normal tetapi tidak
melebihi 38°C (Wiknjosastro, 2006). Suhu normal manusia
adalah 36,6°C-37,6°C (Potter dan Perry, 2005). Suhu ibu post
partum dengan episiotomi dapat meningkat bila terjadi infeksi,
atau tanda REEDA (+).
d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang dihitung
dalam 1 menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya 12 - 20
x/menit (Potter dan Perry, 2005).
4) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Wiknjosastro, 2006).
5) LILA
Untuk mengetahui status gizi pasien (Wiknjosastro, 2006).
b. Pemeriksaan Sistematis
1) Inspeksi
a) Rambut
Untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak
(Nursalam, 2008).
b) Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak adakah
kelainan, adakah oedema (Nursalam, 2008)
c) Mata

Untuk mengetahui oedema atau tidak conjungtiva, anemia /


tidak, sklera ikterik / tidak (Nursalam, 2008)
d) Mulut / gigi / gusi
Untuk mengetahui ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi
berdarah atau tidak (Nursalam, 2008).
e) Abdomen
Untuk mengetahui ada luka bekas operasi/tidak, adastrie/tidak,
ada tidaknya linea alba nigra (Saifuddin, 2006).
f) Vulva
Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi,
varices, pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan
(Prihardjo, 2007). Pada kasus episiotomy vulva kadang bisa
menjadi edema, perineum ruptur jika terjadi infeksi, maka akan
terlihat kemerahan, jahitan basah dan mengeluarkan nanah serta
bau busuk.
g) Fundus uteri
Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah
umbilicus. Bila uterus lembek , lakukan masase sampai keras.
Bila fundus bergeser kearah kanan midline,periksa adanya
distensi kandung kemih.
h) Kandung kemih
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat
terisi karena diuresis post partum dan cairan intra vena.
i) Lochea
Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa
dengan aliran sedang. Bila darah mengalir dengan cepat,
dicurigai terjadinya robekan servik.
j) Perineum
Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna, dan tidak
edema dan jahitan harus utuh.
Tabel 2.1 Tanda-tanda REEDA Normal dan Tidak Normal

Tanda REEDA Normal Tidak Normal


Rednees Tidak ada kemerahan Tampak kemerahan
Echmosis Tidak ada kebiruan Tambak kebiruan
Edema Tidak ada pembengkakan Terjadi pembengkakan
Dischargment tidak ada cairan sekresi/pus yang Terdapat cairan sekresi/pus yang
keluar keluar
Approksimity Jahitan luka tampak kuat Jahitan luka tampak meregang
Merekat

k) Anus
Untuk mengetahui ada haemoroid/tidak (Prihardjo, 2007). Luka
episiotomi tidak sampai mengenai anus.
2) Palpasi
a) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada
benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe
(Nursalam, 2008).
b) Dada
Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada
benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2004)
c) Abdomen
Untuk mengetahui Kontraksi uterus : keras / lemah, tinggi
fundus uteri (Saifuddin, 2006).
d) Ekstremitas
Untuk mengetahui ada cacat atau tidak oedema atau tidak
terdapat varices atau tidak (Prihardjo, 2007)
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendukung penegakan diagnosa, yaitu pemeriksaan laboratorium,
rontgen, ultrasonografi, dan lain-lain (Nursalam, 2008).

2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
2. Penurunan koping keluarga berhubungan degan orang terdekat terlalu focus pada
kondisi diluar keluarga
3. Intervensi Keperawatan

Hari/Tanggal No. Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Selasa, 10 1 Setelah dilakukan Observasi
Agustus tindakan keperawatan 1.Identifikasi saat tngkat
2021 selama 24 jam, masalah ansietas berubah
Ansietas akan teratasi 2.Identifikasi kemampuan
dengan kriteria hasil: mengambil keputusan
1.Perbalisasi kawatir akibat Teraupetik
kondisi yang dihadapi 1.Ciptakan suasana
Menurun (5) teraupetik untuk
2.perilaku gelisah menurun menumbuhkan
(5) kepercayaan
2.Pahami siatuasi yang
membuat ansietas
3. Motifasi situasi yang
memicu kesehatan
Edukasi
1.Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin di alami
2.anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
3. Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat ansietas
Selasa 10 2 Setelah dilakukan - Observasi
Agustus tindakan keperawatan
1) Identifikasi respons
2021 selama 3x24 jam,
emosional terhadap
masalah penurunan
kondisi saat ini
koping akan teratasi
- Terapeutik
dengan kriteria hasil :
2) Dengarkan masalah,
1)Kepuasan terhadap
perasaan dan
perilaku bantuan
anggota keluarga
pertanyaan keluarga
2)Perasaan diabaikan
3) Fasilitasi anggota
Komunikasi antara
keluarga dalam
anggota keluarga
mengidentifikas i
dan menyelesaikan
konflik nilai
4) Hargai dan dukung
mekanisme koping
adaptif yang
digunakan

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
POST PARTUM
A. PENGKAJIAN (Tanggal : 10 Agustus 2021)

I. Data umum

1. Kepala keluarga (KK) : Tn.M

2. Usia KK : 43 tahun

3. Alamat dan telepon : Desa Baru manis

4. Pekerjaan KK : Petani

5. Pendidikan KK : SD/Sederajat

6. Komposisi keluarga : Suami, istri, anak pertama laki-laki,


anak kedua perempuan, anak ketiga perempuan, anak keempat
perempuan.

Status imunisasi
Hub. Um Pen-
Jen Polio DPT Hepatitis Ca K
Kel. ur didi BC
No Nama is mp
KK Dg. kan G et
ak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ny.N P Istri 42 SD            

th
2. Tn.R L Anak 23 SD            

th
3. Nn. V P Anak 14 SM            

th P
4. An. H P Anak 7 th SD            
5. An. M P Anak 3 - 
mingg
u

Genogram : 3 Generasi
Ny. P Ny. S
Tn.P 90 Tn.R 90
90 90
Ny.S 50 Ny. S Tn.T Ny.N Ny. F Ny.N5 Tn.B Tn. Tn.
45 42 32 0
43 47 M M
45 43
2
Nn.V1 An.H An.M
Tn.R 4 7 1
23
Bln
Keterangan:
= Laki-laki

= Perempuan

= Laki-laki meninggal

= Perempuan meninggal

= Kepala keluarga

= Serumah
---------

= Adopsi

7. Tipe keluarga : Keluarga Inti (Nuclear family)

8. Suku bangsa : Klien ber suku Jawa, dan klien sehari-hari

menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi.

9. Agama : Klien beragama Islam


10. Status sosial ekonomi keluarga

Kebutuhan ekonomi keluarga terpenuhi dari hasil bertani, penghasilan keluarga


yaitu Rp.1000.000-, per bulan, tetapi jika tidak ada tanaman yang di panen,
maka kepala keluarga memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil buruh.
11. Aktivitas rekreasi keluarga

Tn.M mengatakan bahwa Tn.M dan keluarganya sering berkumpul untuk


sekedar bersantai dan menonton televisi bersama di ruang keluarga, mereka
pergi berekreasi hanya saat hari besar/hari raya Idul Fitri, yaitu berkunjung ke
tempat wisata terdekat seperti danau Mas Harun Bastari atau ke taman bunga.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini dari anak tertua adalah keluarga mulai
melepas anak sebagai dewasa. Keluarga mengatakan tidak ada hambatan
pertumbuhan anak-anaknya baik fisik maupun psikologis.
13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Saat ini keluarga Tn.M memiliki anak tertua yang mulai dewasa. Keluarga
mengatakan masih sedikit sulit mengatur anak tertua mereka, karena anak
mereka jarang pulang kerumah karena hanya fokus kepada teman temannya saja.

14. Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn.M mengatakan keluarga nya tidak memiliki riwayat penyakit menahun atau
Riwayat penyakit yang serius, biasanya hanya karena faktor cuaca seperti flu
karena kehujanan, atau karena faktor kelelahan saja. Jika dalam keadaan flu,
mereka hanya mengobati nya sendiri dengan minum air hangat atau makan
makanan pedas berkuah untuk mengeluarkan keringat yang menjadikan
badannya menjadi segar kembali, apabila dalam keadaan kelelahan mereka
hanya pergi ke tukang pijat yang berada di sekitar rumah mereka, tetapi jika flu
tak kunjung sembuh maka mereka pergi ke pelayanan Kesehatan yaitu
puskesmas terdekat, begitupun dengan keluarga Ny.N. Menurut penuturan Ny.N,
beliau selalu mengikuti posyandu balita di desa nya setiap bulan. Riwayat
kesehatan keluarga pada 6 bulan lalu baik-baik saja.
15. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tn.M mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit kronis atau keturunan,


begitu juga dengan keluarga Ny.N.
III. Data lingkungan

16. Karakteristik rumah


M dan Ny N tinggal dirumah mereka sendiri, jenis bangunan tempat tinggalnya
permanen dengan luas 5x8 Meter, dan tidak memiliki teras rumah. Lantai tempat
tinggalnya menggunakan semen biasa, memiliki ventilasi yang cukup terang
dengan jendela yang bisa dibuka. Tempat tinggalnya memiliki 2 kamar tidur, 1
kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur. Penerangan pada malam
hari menggunakan listrik, penataan perabotan teratur. Rumah memiliki halaman
rumah cukup luas dan ditanami berbagai tanaman hias dan buah-buahan.
Kebersihan halaman rumah baik secara umum. Keluarga memanfaatkan air PAM
desa untuk kebutuhan kebersihan diri dan sebagainya. Kebersihan kamar mandi
dan jamban yang cukup, dan secara umum kebersihan rumah cukup.

Denah Rumah/Keterangan :

Safety Tank Kamar


Mandi/ WC Dapur

Ruang Keluarga Pintu


Kamar Tidur samping
Ruang Tamu

Kamar Tidur Pintu


depan

17. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Jarak rumah keluarga Tn.M dengan rumah lainnya nya cukup dekat,
menurut Ny.N, beliau sering mengobrol dengan tetangga-tetangga mereka
saat sore hari, dan Keluarga Ny.N juga megikuti pengajian (Yasinan)
mingguan di daerah tempat tinggalnya yang beranggotakan kira-kira 25
orang.
18. Mobilitas geografis keluarga

Menurut Tn.M keluarga mereka tidak pernah berpindah rumah, hanya saja
mereka sering berkunjung kerumah orang tua Tn.M atau kerumah orang
tua Ny.N karena jarak rumah nya tidak jauh dari rumah keluarga Tn.M,
mereka tidak pernah di kunjungi oleh keluarga jauh, karena keluarga
mereka juga bertempat tinggal di desa yang sama.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn.M mengatakan perkumpulan yang keluarganya ikuti adalah pengajian


(yasinan) mingguan yang dilakukan dari rumah ke rumah, Ny,N
mengatakan mereka sering berkumpul dengan tetangga mereka saat sore
hari untuk sekedar bercerita dan bersantai, keluarga mereka sering
berkumpul dengan sanak saudara mereka dirumah orang tua keluarga
Tn.M atau Ny.N, interaksi keluarga mereka baik, jika tetangga mereka
mempunyai hajatan mereka selalu menyempatkan diri untuk hadir jika
tidak ada urusan yang penting.
20. Sistem pendukung keluarga

Menurut Ny.N anggota keluarga mereka semua nya sehat, dahulu keluarga
mereka mempunyai asuransi Kesehatan Jamkesda, namun sekarang sudah
tidak bisa digunakan Kembali.

IV. Struktur keluarga

21. Pola komunikasi keluarga

Tn.M mengatakan keluarga nya berkomunikasi secara terbuka dan secara


langsung, jika salah satu anggota keluarga memiliki kesalahan atau
bingung dalam menentukan suatu pilihan, maka mereka langsung
berdiskusi bersama sama tetapi anak tertua mereka hanya sesekali ikut
berdiskusi ketika dirumah saja, dalam keluarga Tn.M pengambil keputusan
yang utama adalah Tn.M tetapi istrinya juga ikut berperan, seluruh anggota
keluarga berperan aktif dalam komunikasi keluarga. Menurut Ny.N jika
ada masalah yang sulit untuk di selesaikan mereka meminta bantuan pada
kakak tertua Ny.N karena rumahnya yang berdekatan dengan keluarga
mereka, mereka menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.
22. Struktur kekuatan keluarga

Tn.M adalah kepala keluarga dan pemegang keputusan dalam keluarga,


tetapi Ny.N juga ikut andil didalamnya, Ny.N lah yang menasehati anggota
keluarga apabila terjadi masalah atau penyimpangan, Ny.N mengatakan
dirinya dan suaminya tidak pernah melakukan kekerasan pada anak-anak
mereka, maka cara menasehati dan mengubah perilaku yang menyimpang
hanya dengan lisan saja.

23. Struktur peran (formal dan informal)

Peran Tn.M sebagai suami adalah mencari nafkah juga sebagai pelindung
pemberi rasa aman untuk istri dan anak-anak nya. Ny N sebagai istri
berperan utuk mengurus rumah tangga seperti memasak, beberes rumah,
mengatur keuangan, dan lainnya, kadang sesekali juga membantu
suaminya bertani di kebun, anak sulung mereka juga berperan dalam
membantu perekonomian keluarga mereka dengan membantu ayahnya
mengolah kebun walau hanya sesekali saat dirinya mau saja, sementara
adik-adiknya mempunyai peran dalam belajar dan bersekolah untuk masa
depan keluarga yang lebih baik.

24. Nilai atau norma keluarga

Sebagai bagian dari masyarakat Jawa dan beragama islam, nilai-nilai dan
norma yang dianut seperti sopan santun kepada orang tua dan juga antara
suami dan istri. Keluarganya mempunyai kebiasaan jika sakit sering
kerokan, atau jika sedang batuk meminum air jeruk nipis yang dibakar
bersama kecap manis.

25. Fungsi keluarga

26. Fungsi afeksi


Keluarga mengatakan bahwa mereka selalu berusaha saling
menyayangi dan menghormati, memelihara hubungan baik, dan saling
mendukung. Ny.N mengatakan selalu mengajarkan kepada anak-anak
mereka untuk saling menyayangi.
27. Fungsi sosial

Untuk memperoleh status social di masyarakat, Tn.M dam Ny.N


berusaha mengikuti berbagai pengajian dan organisasi di masyarakat.
Mereka sudah berusaha dengan menjalin komunikasi yang baik
dengan para tetangga mereka. Sejauh ini hubungan antar Tn.M dan
Ny.N terhadap keluarga mereka masing-masing baik.
28. Fungsi pemenuhan (perawatan/ pemeliharaan)

a. Mengenal masalah kesehatan

Ny.N mengatakan jika anggota keluarga nya sedang demam dan


panas, beliau memberikan kompres dengan menggunakan air
panas, dan tidak menganjurkan mengkonsumsi makanan yang
dingin seperti es, Ny.N juga mengatakan kalau mereka kehujanan
atau anak-anak bermain diluar rumah saat hari panas terik, bisa
menyebabkan demam.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang serius, sehingga


mereka hanya melakukan perawatan sendiri di rumah nya.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga selalu melakukan perawatan sendiri dirumah apabila


masih bisa di lalkukan sendiri, tetapi jika tidak mereka pergi ke
Puskesmas terdekat.

d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan


rumah yang sehat
Keluarga kurang perhatian terhadap lingkungan rumah yang
sehat, hanya Ny.N yang sertiap hari memelihara lingkungan
rumah.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan Kesehatan

Keluarga mengatakan, biasanya mereka pergi ke puskesmas


terdekat apabila ada keluarga yang sakit cukup lama, karena jika
berobat ke pelayanan Kesehatan lebih cepat kemungkinan untuk
sembuh, keluarga biasanya suntik agar cepat sembuh. Keluarga
memilih untuk pergi ke puskesmas terdekat karena mempunyai
pengalaman yang tidak menyenangkan dari petugas kesehatan yang
ada di dekat rumahnya, pelayanan nya kurang baik dan tidak selalu
ada di rumahnya.

29. Fungsi reproduksi

Ny.N mengatakan sebelum hamil dan melahirkan anak bungsunya,


beliau menggunakan Kb implant, juga pernah menggunakan Kb
Pil, keluarga mereka mempunyai 1 orang anak laki-laki yang
dewasa dan 1 orang anak perempuan yang masih remaja, Ny.N
mengajarkan pengetahuan tentang sex kepada anak-anaknya
terutama pengetahuan tentang menstruasi kepada putrinya.

30. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil berkebun


menanam sayuran, apabila sedang tidak ada panenan Tn.M ikut
bekerja buruh di kebun tetangganya.

31. Fungsi pendidikan

Anak tertua mereka hanya sampai pendidikan SD, oleh karena itu
mereka masih memikirkan masa depan anak tertua mereka,
Keluarga menitipkan mereka di sekolah, mereka tidak mengikuti
bimbel diluar jam sekolah.

32. Fungsi sosialisasi

Keluarga berusaha tetap mempertahankan hubungan baik anggota


keluarga, Tn.M dan Ny.N mengajarkan kepada anak-anak mereka
bagaimana berperilaku baik kepada orang-orang disekitar mereka,
mengajarkan bagaimana memanggil orang yang lebih tua seperti
mbah, bude, pakde. Juga berperilaku baik kepada teman-teman
mereka.
33. Fungsi religius

Ny.N dan Tn.M mengikuti kegiatan keagamaan yaitu pengajian


mingguan, mereka juga menitipkan anak-anak mereka pada TPQ
di dekat rumah mereka untuk belajar mengaji setiap sorenya.

34. Fungsi rekreasi

Keluarga jarang bepergian untuk rekreasi, hanya Ketika hari raya


saja, tetapi mereka mengaku senang walaupun hanya 1 tahun
sekali perginya.
35. Stres dan koping keluarga

36. Stresor jangka pendek dan panjang

Tn.M mengatakan mengalami stress jangka pendek saat anak


mereka demam, karena rewel. Mereka mengatakan mengalami
stress jangka Panjang jika anak tertua mereka tidak pulang
kerumah karena hanya fokus kepada teman-temannya saja, mereka
juga mengatakan stress jangka panjang saat memikirkan masa
depan anak tertua mereka.

37. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor

Keluarga mengatakan mereka hanya bisa menerima setiap masalah


yang hadir di keluarga nya, dan mencoba menghadapi nya dengan
kepala dingin.

38. Strategi koping yang digunakan

Keluarga menggunakan koping dengan komunikasi terbuka, tetapi


tidak dengan anak tertua mereka yang kurang terbuka dengan
keluarga nya.

39. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga cukup mampu ber adaptasi jika ada masalah dalam
keluarga.
40. Harapan keluarga

Harapan keluarga untuk pelayanan Kesehatan dan tenaga


Kesehatan adalah, semoga pelayanan yang diberikan makin baik,
jangan sampai membuat pasien kecewa dan menunggu lama tetapi
ternyata tidak dilayani dengan baik, harapan mereka adalah
pelayanan yang cepat sigap dan ramah.

FRek;lgkl;rlk:w
VII. Pemeriksaan fisik Anggota Keluarga (head to toe)

Aspek Tn. M Ny. N Tn. R Nn.V An.H An.M


TD 120/80 mmHg 140/90 mmHg 110/80 mmHg 90/70 mmHg - -
Pernapasan 20 x/ menit 20 x/ menit 21 x/ menit 18 x/ menit 18 x/ menit 30 x/ menit
Nadi 82 x/ menit 78 x/ menit 87 x/ menit 84 x/ menit 76 x/ menit 100x/menit
Suhu 36,9OC 37OC 37,2OC 37OC 36OC 36OC
Kepala Rambut tumbuh Rambut Rambut tumbuh Rambut Rambut tumbuh Ini fokus data
merata, warna tumbuh merata, bersih, tumbuh merata, bersih, warna bayinya mn ?
hitam merata, merata, warna warna rambut merata, bersih, rambut hitam, tidak Rambut tumbuh
bersih, tidak ada hitam merata, hitam, tidak ada warna rambut ada nyeri tekan merata tetapi
nyeri tekan bersih, tidak nyeri tekan hitam, tidak belum lebat,
ada nyeri ada nyeri tekan bersih, warna
tekan, ada rambut hitam,
kerontokan tidak ada nyeri
namun tidak tekan
banyak,
Adanya
cloasma
gravidum
pada Ny.N
Mata Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara kiri Simetris antara
kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan, dan kanan, pupil kiri dan kanan,
pupil isokor, pupil isokor, pupil isokor, pupil isokor, isokor, konjungtiva pupil isokor,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva ananemis, sclera konjungtiva
ananemis, sclera ananemis, ananemis, sclera ananemis, anikterik ananemis, sclera
anikterik sclera anikterik sclera anikterik
anikterik Anikterik
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada pernafasan Tidak ada
pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan cuping hidung pernafasan
cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung
Mulut Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab, tidak Bibir lembab,
tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi ada lesi tidak ada lesi
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran kelanjar pembesaran
kelanjar thyroid kelanjar kelanjar thyroid kelanjar thyroid dan vena kelanjar thyroid
dan vena thyroid dan dan vena thyroid dan jugularis dan vena
jugularis vena jugularis jugularis vena jugularis jugularis
Thorax Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, tidak Dada simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada retraksi dinding tidak ada
retraksi dinding retraksi retraksi dinding retraksi dada retraksi dinding
dada dinding dada, dada dinding dada Auskultasi: dada
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Tidak ada suara Auskultasi:
Tidak ada suara Tidak ada Tidak ada suara Tidak ada napas tambahan Tidak ada suara
napas tambahan suara napas napas tambahan suara napas napas tambahan
tambahan tambahan
Kardiovask Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
uler Bentuk simetris Bentuk Bentuk simetris Bentuk Bentuk simetris Bentuk simetris
Palpasi: simetris Palpasi: simetris Palpasi: Palpasi:
Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri
tekan Tidak ada tekan Tidak ada Perkusi: tekan
Perkusi: nyeri tekan Perkusi: nyeri tekan Batas jantung Auskultasi:
Batas jantung Perkusi: Batas jantung Perkusi: normal, tidak ada Suara jantung
normal, tidak Batas jantung normal, tidak Batas jantung pembesaran pada vesikuler
ada pembesaran normal, tidak ada pembesaran normal, tidak jantung
pada jantung ada pada jantung ada
pembesaran pembesaran
pada jantung pada jantung
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:
Suara jantung Suara jantung Suara jantung Suara jantung Auskultasi:

vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler Suara jantung


vesikuler

Abdomen Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


Tidak ada lesi. Tidak ada lesi. Tidak ada lesi. Tidak ada lesi. Tidak ada lesi. Tidak ada lesi.
Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka
bekas operasi bekas operasi, bekas operasi bekas operasi bekas operasi bekas operasi
terdapat striae.
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Palpasi:
Bising usus 11x/ Bising usus Bising usus 11x/ Bising usus Bising usus Tidak ada nyeri
menit 10x/ menit menit 10x/ menit 10x/ menit tekan, tidak ada
Palpasi: Palpasi: Palpasi: Palpasi: Palpasi: distensi
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri kandung kemih
tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
distensi kandung distensi distensi distensi distensi
kemih kandung kemih kandung kemih kandung kemih kandung kemih
Perkusi: Perkusi: Perkusi: Perkusi: Perkusi:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
pada organ pada organ pada organ pada organ pada organ
bagian abdomen bagian abdomen bagian abdomen bagian abdomen bagian abdomen
Payudara Inspeksi:
Tidak ada
kemerahan dan
Sudah
keluarnya air
ASI
oedema, putting
normal.
pengeluaran
ASI normal.
Palpasi:
Tidak ada
benjolan
patologi pada
payudara
Ekstremitas Atas: Atas: Atas: Atas: Atas: Atas:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk
pada ekstremitas pada pada pada pada pada
ekstremitas, ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
tidak ada
varises dan
oedema, tidak
ada nyeri tekan
dan panas pada
betis.
Bawah:
Tidak ada Bawah: Bawah: Bawah: Bawah: Bawah:
kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pada ekstremitas kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk
pada pada pada pada pada
ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
Genetalia tidak ada kelainan terdapat varises tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan
eksterna digenetalia dibagian vagina digenetalia digenetalia digenetalia digenetalia
dan masih sedikit
terdapat lockea
Anus tidak ada kelainan tidak ada tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan
dan ada lubang kelainan dan ada dan ada lubang dan ada lubang dan ada lubang dan ada lubang
anus lubang anus anus anus anus anus
IX. ANALISA DATA

NO D Etiologi Problem
at
.
a
1 Ds :
1) Ny.N mengatakan Kekhawatiran mengalami Ansietas
Verbalisasi kegagalan dalam
khawatir akibat
kondisi yang
dihadapi masa
dalam post partum

-
Do :
- Klien tampak
gelisah dan
suaranya
bergetar saat
mengatakanny
a
2 Ds :
Orang terdekat terlalu fokus Penurunan koping keluarga
- Ny.N
pada kondisi di luar keluarga
mengatakan
kekhawatiran
tentang respon
anak tertua nya
Do :
Bantuan yang
dilakukan anak nya
menunjukkan hasil
yang tidak memuaskan
X. Scoring

1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan

NO Kriteria Skor Bobot Perhitungan

.
1. Sifat Masalah Skor/Bobot x
Angka tertinggi
1/1x3 = 3
3 1
Skala : - Tidak / Kurang sehat
2
- Ancaman Kesehatan
1
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2 1/2x2 = 1
Skala : - Mudah
1
- Sebagian
0
- Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk dicegah
3 1 1/1x3 = 3
Skala : - Tinggi
2
- Cukup
1
- Rendah
4. Menonjolkan masalah
2 1 2/1x2 = 4
Skala : - Masalah berat harus segera di
tangani
- Ada masalah tetapi tidak 1
perlu ditangani
- Masalah tidak dirasakan
0
3+1+3+4 = 11

2. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan Orang terdekat terlalu fokus


pada kondisi di luar keluarga.

NO Kriteria Skor Bobot Perhitungan

.
1. Sifat Masalah Skor/Bobot x
Angka tertinggi
2/1x3 = 1,5
3 1
Skala : - Tidak / Kurang sehat
2
- Ancaman Kesehatan
1
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2 1/2x2 = 1
Skala : - Mudah
1
- Sebagian
0
- Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk dicegah
3 1 1/1x3 = 3
Skala : - Tinggi
- Cukup 2

- Rendah 1
4. Menonjolkan masalah
2 1 2/1x2 = 4
Skala : - Masalah berat harus segera di
tangani
- Ada masalah tetapi tidak
1
perlu ditangani
- Masalah tidak dirasakan

0
1,5+1+3+4 =

10
XI. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan dalam penanganan post partum
2. Penurunan koping keluarga berhubungan degan krisis situasional yang di alami orang terdekat
XII. Intervensi Keperawatan keluarga
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
O KEPERAWATAN
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
Ansietas berhubungan Setelah Setelah dilakukan
1 dengan kekhawatiran dilakukan pertemuan selama 1x 30
mengalami kegagalan tindakan menit
dalam penanganan post keperawatan keluarga mampu
partum selama 2x 1. Mengenal post
pertemuan partum dengan
diharapkan mampu
Ansietas
pada pasien 1.1 menjelas kan Respon Menjelaskan 1.3.1 kaji pengetahuan
Ny.n dapat definisi Post Verbal pengertian post keluarga tentang
teratasi Partum partum adalah post partum
masa yang dimulai 1.3.2 diskusi kan pada
setela plasenta keluarga tentang
keluar dan ber post partum
akhir ketika alat 1.3.3 berikesempatan
alat kandungan keluarga tentang
kembali seperti hal hal yang belum
semula,selsai jelas
sampai 6 minggu 1.3.4 beri pujian kepada
atau 42 hari keluarga atas
jawaban yang
benar
1.2 Menyebutkan Respon mejelas kan 1.2.1 kaji pengetahuan
klasipikasi masa verbal klasifikasi post keluarga tentang klasifikasi
nifas partum post partum
1.2.2 diskusika dengan
keluarga apa itu klasifikasi
post partum
1.2.3 berikesempatan keluarga
untuk bertanya
1.2.4 beri pujian kepada
keluarga atas jawaban yang
benar

1.3 Menyebutkan Respon Menyebutkan 1.3.1 kaji pengetahuan


Perubahan Verbal perubahan keluarga tentang perubahan
Fisiologis Masa fisiologis masa fisiologis masanifas
Nifas nifas 1.3.2 diskusikan dengan
keluarga tentas perubahan
fisiologis masanifas
1.3.3 beri kesempatan
keluarga untuk bertanya
1.3.4 beri pujian kepada
keluarga atas jawaban yang
benar
1.4 Menyebutka
Tanda Dan Gejala Respon Tanda Dan Gejala 1.4.1 kaji pengetahuan
Post Partum Verbal Post Partum keluarga tentang tanda dan
a.organ organ gejala post partum
reproduksi kembali 1.4.2diskusikan dengan
normal pada posisi keluarga tentang tanda dan
sebelum gejala post partum
kehamilan. 1.4.3 beri kesempatan
b.perubahan keluarga untuk bertanya
perubahan 1.4.4 beri pujian kepada
psikologis lain keluarga atas jawaban yang
yang terjadi selama benar
kehamilan berbalik
(kerumitan).
c.masa menyusui
anak dimulai.
d.penyembuhan
ibu dari stress
kehamilan dan
persalinan di
asumsikan sebagai
tanggung jawab
untuk menjaga dan
mengasuh bayi nya
1.5 Mengetahui mengetahui
kunjungan masa Respon kunjungan Masa 1.5.1 kaji pengetahuan
nifas Verbal Nifas paling sedikit keluarga tentang kunjungan
4 kali,kunjungan masa nifas
masa nifas 1.5.2diskusikan dengan
dilakukan untuk keluarga tentang kunjungan
menilai status masa nifas
kesehatan ibu dan 1.5.3 beri kesempatan
bayi baru lahir keluarga untuk bertanya
1.5.4 beri pujian kepada
keluarga atas jawaban yang
benar

1.6 Mengetahui Mengetahui apa


penatalaksanaan post Respon saja 1.6.1kaji pengetahuan
partum Verbal penatalaksanan keluarga tentang
post partum penatalaksanan post partum
penatalaksanan 1.6.2diskusikan dengan
yang diperlakukan keluarga tentang
untuk klien dengan penatalaksanan post partum
post partum adalah 1.6.3berikan kesempatan
sebagai berikut: keluarga untuk bertanya
a.memperhatikan 1.6.4 beri pujian kepada
kondisi fisik ibu keluarga atas jawaban yang
dan bayi. benar
b.mendorong
penggunaan
metode metode
yang tepat
memberikan
makanan pada bayi
dan
mempromosikan
perkembngan baik
ibu dan anak.
c.mendukung dan
memperkuatkan
kepercayaan diri si
ibu dan
memungkinkan
nya mengisi peran
baru nya sebagai
seorang ibu,baik
dengan
orang,keluarga
baru maupun
budaya tertentu

2.Mengambil keputusan Menyebutkan


dalam melakukan dampak lanjut post 2.1.1kaji pengetahuan
tindakan yang tepat partum: keluarga tentang akibat post
dengan: a. pendarahan partum
2.1 menjelaskan b.pucat 2.1.2berikan penjelasan
akibat lanjut dari post c.cemas kepada keluarga jika post
partum yang tidak d.infeksi partum tidak diatasi
segera diatasi 2.1.3berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
2.1.4 beri pujian kepada
keluarga atas jawaban yang
benar

keluarga
2.2keluarga mampu Respon mengambil 2.2.1 berikan motivasi kepada
mengambil keputusan afektif keputusan yang keluarga untuk mengambil
untuk mengatasi post tepat dalam keputusan yang tepat dalam
partum pada anggota mengatasi masalah mengatasi masalah post
keluarga post partum partum
2.2.2 berikan pujian kepada
keluarga atas keputusan
keluarga untuk mengatasi
masalah post partum

3. Keluarga mampu menyebutkan 2


merawat anggota Respon cara perawatan 3.1.1kaji pengetahuan
keluarga yang verbal post partum: keluarga tentang cara
mengalami post partum : 1.ganti pembalut perawatan post partum
1.menyebutkan cara setiap 4 sampai 6 3.1.2 berikan penjelasan
perawatan post partum jam kepada keluarga tentang cara
2.membersihkan perawatan post partum
vagina dan bagian 3.1.3 berikan kesemptan
perenium setelah kelurarga untuk bertanya
buang air,gunakan 3.1.4 berikan pujian kepada
air hangat keluarga atas jawaban yang
benar
4.menjaga kebersihan menyebutkan 2
untuk mengatasi Respon cara perawatan 4.1.1kaji pengetahuan
masalah post partum verbal kebersihan post keluarga tentang cara
dengan: partum perawatan kebersihan post
1.jangan lupa partum
4.1menyebutkan cara mandi dengan 4.1.2berikan penjelasan
merawat kebersihan post teratur kepada keluarga tentang cara
partum 2.jaga kebersihan perawatan kebersihan post
diri dan pakaian partum
4.1.3berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
4.1.4 motivasi keluarga untuk
mendapatkan cara yang telah
diterapkan
4.1,5 berikan pujian kepada
keluarga atas keputusan
keluarga untuk mengatasi
kebersihan post partum
4. IMPLEMENTASI
No. Diagnos Implementasi
Tanggal a
Dan Waktu Kepera
watan
11 agustus 1 1. Memberikan informasi mengenai manfaat perawatan
2021 dalam post partum
2. Mengajarkan perawatan selama masa post partum
3. Memberikan informasi perubahan fisiologis masa post
partum
4. Memberikan penyuluhan tentang cara merawat masa post
partum

12 agustus 2 1. Memberikan penyuluhan tentang komunikasi terbuka


2021 dalam keluarga
2. Memberikan ruang aman dan nyaman didalam keluarga
3. Mengajurkan keluarga klien untuk merespon masalah
dalam keluaraga terdekat
4. Memeberikan informasi tentang penyusuaian diri didalam
keluarga dalam menghadapi perubahan dalam keluarga

EVALUASI
Tanggal No DX Evaluasi
11 Agustus 1 S:klien mengatakan Verbalisasi khawatir akibat kondisi
2021 yang dihadapi selama masa post partum
O:keluarga dan kelien memahami materi yang
disampaikan dan aktif mendengrkan dan bertanya
mengenai penyuluhan masalah post partum
A: masalah teratasi
P:intervensi dihentikan

12 Agustus 2
S: klien mengatakan kekhawatiran tentang respon anak
2021
tertua nya

O: keluaraga dank lien memhami penyuluhan tentang


komunikasi terbuka dan menghadapi perubahan dalam
keluarga

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami
perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih
dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu
(AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya
perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak
perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus
(rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy
(episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi).

4.2 SARAN
1. Bagi mahasiswa

Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata kuliah keperawatan Keluarga
ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajar.

2. Keluarga

Kepada setiap keluarga diharapkan untuk memperhatikan dan memahami mengenai


masalah kesehatan pada lansia, untuk itu dalam hal ini peran keluaga sangat penting dalam
hal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter Anugerah
(penterjemah). 2005. Jakarta: EGC.
Anonym. 2013. Pijat Oksitosin. Diambil dari
http://theurbanmama.com/articles/pijat-oksitosin.html

PPNI, 2016. Standar diagnosa keperawatan indonesia. Definisi dan tindakan


keperawatan edisi 1. JAKARTA: DPP PPNI
PPNI, 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia. Defnisi dan tindakan
keperawatan edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI, 2018. Standar luaran keperawatan indonesia. Definisi dan kriteria hasil keperawatan
edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SATPEL)


CARA MERAWAT MASA POST PARTUM
Oleh
1. Sio Adeba
2. Rifan Nurkholis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
TA. 2021

A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau
42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan
seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita
post partum (Maritalia, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan tentang Post Partum

2. Tujuan Khusus
 Untuk memberikan informasi kepada keluarga mengenai teori/konsep dasar mengenai
keperawatan keluarga dengan Post Partum.
 Untuk memaparkan kepada keluarga, tahap-tahap perkembangan keluarga dengan Post Partum
 Untuk menjelaskan kepada keluarga bagaimana proses keperawatan yang berperan dalam
kehidupan keluarga dengan Post Partum
 Untuk menjelaskan kepada keluarga tentang penatalaksanaan pada Post Partum

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Lingkungan : Ruangan kondusif dan tenang
b. Aggregat ( sasaran kegiatan)
1) Keluarga dengan masalah Post Partum
2) Teridentifikasi kebutuhan keluarga dengan masalah post partum
3) Sasaran : ny. n
4) Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik, Leaflet dan alat
tulis)
5) Waktu kegiatan : Selasa, Pukul 13.00 s/d selesai 14.00 wib
6) Tempat pelaksanaan : Diruang Tamu rumah klien

3. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan : 10 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini (here and now)
2. Inti : 40 25 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi serta
cara perawatan post partum
2. Memberikan kesempatan pada peserta untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada hal
yang ingin ditanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 45 Menit

4. Evaluasi
a. Struktur :
1) Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang.
2) Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, dan justice.
3) Peserta siap mengikuti kegiatan

b. Proses
1) Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.
2) Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai tema dan tujuan.
3) Perawat mampu menjelaskan kepada kelurga a dengan masalah yg dialami
4) Peserta mampu menyampaikan apa yang sedang d keluhkan

c. Hasil
1) 75 % peserta mampu menjelaskan kembali tentang penngertian, penyebab, tanda dan gejala,
komplikasi serta cara perawatan diare dirumah
2) 75 % peserta aktif berdiskusi dalam kegiatan.
3) 75 % peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) 75 % peserta mampu menganalisa informasi yang diberikan.
5) 75 % peserta menyadari pentingnya pengelolaan hipertensi yang benar

Curup , 10 agustus 2021

Mengetahui
Pembimbing, Mahasiswa,

Ns. Sri Haryani, M.Kep sio dan rifan


LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KELUARGA

(KUNJUNGAN 1)

Tanggal : 10 Agustus 2021

Pertemuan : 1(Satu)

Oleh : SIO ADEBA DAN RIFAN NURKHOLIS

A. Latar belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam
angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada
keluarga. Sebelum melakukan pengkajian pada keluarga, terlebih dahuhu perawat
membina hubungan saling percaya dengan seluruh anggota keluarga yang tinggal di
rumah, untuk mengetahui tipe keluarga, status kesehatan anggota keluarga
memudahkan perawat dalam mengumpulkan data secara akurat.

B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mendapatkan data, menyimpulkan data dan memprioritaskan masalah keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi kluarga dan harapan keluarga
b. Teridentifiasinya masalah kesehatan keluarga

D. Penatalaksanaan
1. Topic kegiatan : Pengkajian keluarga
2. Target dan sasaran : Ibu Post Partum dan Keluarga
3. metode : Wawancara
4. Waktu : Selasa, Pukul 13.00 s/d selesai 14.00 wib
5. Tempat :Rumah Ny. N

7) Media/alat : Format pengkajian alat tulis,alat pemeriksaan


fisik, Media penyuluhan (lembar balik, Leaflet dan alat tulis)
E. Rencana kegiatan (prngorganisasian kegiatan)

No Kegiatan perawat Kegiatan keluarga Waktu


1. Pra interaksi (pembukaan) 1. Menjawab salam 5 menit
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Memperhatikan
kunjungan
4. Menvasilidasikan keadaan
klien dan kluarga
2 Fase kerja 1. Menjawab pertanyaan 10 menit
1. Melakukan pengajian yang ditanyakan
klurha dan observasi perawat
2. Mengidentifikasi masalah 2. Mengungapkan
kelurga masalah klurga
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
kunjungan 4. Mengungkapkan
4. Menvasilidasikan keadaan pemahaman terhada
klien dan kluarga masalah
5. Memberitahu cara
dalam
memprioritaskan
masalah
3 Teriminasi 1. Menetapkan waktu 5 menit
1. Membuat kontrak untuk pertemuan
pertemuan selanjutya selanjutnya
2. Mengucapkan salam 2. Menjawab salam

F. Kriteria evaluasi
1. Struktur
a) Laporan pendahuluan disiapkan
b) Alat bantu dan media disiapkan
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan data : data umum keluarga data umum lingkungan fungsi keluarga
harapan keluarga dan pemahaman kelarga dalam mengatasi masalah
b. Terciptanya rasa saling percaya dan membuat ontrak selanjutnyaa

Anda mungkin juga menyukai