Disusun Oleh :
Oleh kelompok IV :
1. Sio adeba P00320119030
Dosen Pengajar:
N s. SRI
HARYANI,S,Kep.M.Kep NIP.
198006032001122002
Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH POST PARTUM”
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dengan kerjasama kelompok, walaupun
masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Karena manusia tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami mengharapkan
saran dari teman-teman semua. Jika terdapat kesalahan atau kekeliruan yang terdapat di dalam
makalah kami ini, kami mohon bantuannya untuk memberbaiki atau mengkritik makalah yang kami
buat.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami Ibu Ns. Sri
Haryani,M.Kep yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami untuk
menyampaikan materi ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Post Partum.................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Masa Nifas.............................................................................................4
2.3 Perubahan Fisiologis Ibu Nifas................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis....................................................................................................9
2.5 Tanda Dan Gejala....................................................................................................9
2. 6 Kunjungan Masa Nifas.........................................................................................10
2.7 Penatalaksanaan ....................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
3.1 Pengkajian..............................................................................................................11
3.2 Analisa Data...........................................................................................................35
3.3 Diagnosa................................................................................................................40
3.4 Intervensi................................................................................................................41
3.5 Implementasi..........................................................................................................43
3.6 Evaluasi..................................................................................................................43
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................44
4.2 saran.......................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 KLASIFIKASI MASA NIFAS Menurut Anggraini (2014), tahap masa nifas di bagi menjadi
3:
1. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih dan boleh
melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
2. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 minggu
3. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias berminggu-minggu, bulanan bahkan
tahunan. (Yetti Anggraini,2010).
2.3 PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak perawat
menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel
(fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium),
Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi). Menurut Hacker dan Moore Edisi 2
adalah :
a. Involusi Rahim
Melalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan cepat menurun dari sekitar
1000gm pada saat kelahiran menjadi 50 gm pada sekitar 3 minggu masa nifas. Serviks juga
kehilangan elastisnya dan kembali kaku seperti sebelum kehamilan. Selama beberapa hari
pertama setelah melahirkan, secret rahim (lokhia) tampak merah (lokhia rubra) karena
adanya eritrosit. Setelah 3 sampai 4 hari lokhia menjadi lebih pucat (lokhia serosa), dan
dihari ke sepuluh lokheatampak berwarna putih atau kekuning kuningan (lokhia alba).
Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi menjadi 4 jenis:
1. Lochia rubra, warnanya merah karena berisi darah segar dari jaringan sisa-sisa
plasenta.
2. Lochia sanguilenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari keempat
sampai hari ketujuh.
3. Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari keempat belas dan
berwarna kuning kecoklatan.
4. Lochia alba, berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu post partum .
Munculnya kembali perdarahan merah segar setelah lokia menjadi alba atau serosa
menandakan adanya infeksi atau hemoragi yang lambat. Bau lokia sama dengan bau darah
menstruasi normal dan seharusnya tidak berbau busuk atau tidak enak. Lokhia rubra yang
banyak, lama, dan berbau busuk, khususnya jika disertai demam, menandakan adanya
kemungkinan infeksi atau bagian plasenta yang tertinggal. Jika lokia serosa atau alba terus
berlanjut melebihi rentang waktu normal dan disertai dengan rabas kecoklatan dan berbau busuk,
demam, serta nyeri abdomen, wanita tersebut mungkin menderita endometriosis. (Martin,
Reeder, G., Koniak, 2014).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1. Iskemia Miometrium : Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus
dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi
dan menyebabkan serat otot atrofi.
2. Atrofi jaringan : Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen saat
pelepasan plasenta.
3. Autolysis : Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalamotot uterus.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga
panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang
terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan
progesteron.
4. Efek Oksitosin : Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah
ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan
a. Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir padat. Dinding
belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang menyebabkan rongga bagian tengah
merata. Ukuran uterus akan tetap sama selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian
secara cepat ukurannya berkurang oleh involusi. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
b. Uterus tempat plasenta
Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum
uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di
tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini
berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang
membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada
pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
c. Afterpains
Merupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan dengan berbagai intensitas.
Afterpains sering kali terjadi bersamaan dengan menyusu saat kelenjar pofisis posterioir melepaskan
oksitosin yang disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi saluran lakteal pada
payudara, yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan otot otot uterus
berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama kontraksi uterus aktif untuk mengeluarkan
bekuan bekuan darah dari rongga uterus. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
d. Vagina
Meskipun vagina tidak pernah kembali ke keadaan seperti seleum kehamilan, jaringan
suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali pada tonus semula.
e. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya Ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi karena pada waktu
melahirkan sistem pencernaan mendapat tekanan menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang
makan, dan laserasi jalan lahir. (Dessy, T., dkk. 2014)
f. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata padaendometrium baru di
bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama
sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis.
Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi
plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G.,
Koniak, 2014).
g. Afterpains
Merupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan dengan berbagai intensitas.
Afterpains sering kali terjadi bersamaan dengan menyusui saat kelenjar hipofisis posterioir
melepaskan oksitosin yang disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi
saluran lakteal pada payudara, yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan
otot otot uterus berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama kontraksi uterus aktif untuk
mengeluarkan bekuan bekuan darah dari rongga uterus. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
h. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata pada pembuluh darah
perifer akibat pembuangan sirkulasi uteroplasenta yang bertekanan rendah. Kerja jantung dan
volume plasma secara berangsur angsur kembali normal selama 2 minggu masa nifas.
a. Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap
penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah
bagian ini mengalami tekanan kepala janin selama persalinan. Protein dapat muncul di dalam
urine akibat perubahan otolitik di dalam uterus (Rukiyah, 2013).
b. Perubahan psikososial
Wanita cukup sering menunjukan sedikit depresi beberapa hari setelah kelahiran. “perasaan
sedih pada masa nifas” mungkin akibat faktor faktor emosional dan hormonal. Dengan rasa
pengertian dan penentraman dari keluarga dan dokter, perasaan ini biasanya membaik tanpa
akibat lanjut.
c. Kembalinya haid dan ovulasi
Pada wanita yang tidak menyusui bayi, aliran haid biasanya akan kembali pada 6 sampai 8
minggu setelah kelahiran, meskipun ini sangat bervariasi. Meskipun ovulasi mungkin tidak
terjadi selama beberapa bulan, terutama ibu ibu yang menyusui bayi, penyuluan dan penggunaan
kontrasepsi harus ditekankan selama masa nifas untuk menghindari kehamilan yang tak
dikehendaki.
d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi
lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali (Mansyur, 2014)
e. Perubahan Tanda-tanda Vital
Pada Ibu masa nifas terjadi peerubahan tanda-tanda vital, meliputi:
1. Suhu tubuh : Pada 24 jam setelah melahirkan subu badan naik sedikit (37,50C-380C)
sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan,
dan kelelahan (Trisnawati, 2012)
2. Nadi : Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari denyut nadi normal
orang dewasa (60-80x/menit).
3. Tekanan darah, biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darah tinggi atau
rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan preeklamsia.
4. Pernafasan, frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Bila pernafasan pada masa
post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2014)
f. Proses penyembuhan luka
Dalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami 3 tahap atau 3 fase
yaitu:
1. Fase inflamasi Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari kelima. Pada
fase inflamasi, terjadi proses:
a. Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan), di mana pada proses ini
terjadi:
• Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi)
•Agregasi platelet dan pembentukan jala-jala fibrin
• Aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah
• Peningkatan permeabilitas kapiler dan vasodilatasi yang disertai dengan migrasi sel-
sel inflamasi ke lokasi luka.
• Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh proliferasi Fase ini
berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai sekitar 3 Fase minggu. Fase proliferasi
disebut juga fase fibroplasia, dan terdiri dari proses:
a. Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang distimulasi oleh TNF-
α2 untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke daerah luka.
b. Granulasi Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada
dasar luka (jaringan granulasi). Fibroblas pada bagian dalam luka berproliferasi dan
membentuk kolagen.
c. Kontraksi Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang
disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka. Proses ini
kemungkinan dimediasi oleh TGF-β .
d. Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitel baru pada
permukaan luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka melintasi permukaan luka.
EGF berperan utama dalam proses ini.
3. Fase maturasi atau remodelling
Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan- bulan.
Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapan kembali sel-sel
radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang
berlebih. Selama proses ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan
berubah menjadi jaringan parut yang pucat dan tipis.
Pada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada luka. Jaringan parut pada luka
yang sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal, tetapi hanya mencapai
80% kekuatan regang kulit normal. Untuk mencapai penyembuhan yang optimal
diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecah. Kolagen
yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau h y p e r t r
o p hic s c a r , sebaliknya produksi kolagen yang berkurang akan menurunkan kekuatan
jaringan parut dan luka tidak akan menutup dengan sempurna.
2.7 PENATALAKSANAAN
Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan untuk klien dengan post partum
adalah sebagai berikut:
a. Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan pada
bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik antara ibu dan anak.
c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan memungkinkannya mingisi
peran barunya sebagai seorang Ibu, baik dengan orang, keluarga baru, maupun budaya
tertentu
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian
k) Anus
Untuk mengetahui ada haemoroid/tidak (Prihardjo, 2007). Luka
episiotomi tidak sampai mengenai anus.
2) Palpasi
a) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada
benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe
(Nursalam, 2008).
b) Dada
Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada
benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2004)
c) Abdomen
Untuk mengetahui Kontraksi uterus : keras / lemah, tinggi
fundus uteri (Saifuddin, 2006).
d) Ekstremitas
Untuk mengetahui ada cacat atau tidak oedema atau tidak
terdapat varices atau tidak (Prihardjo, 2007)
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendukung penegakan diagnosa, yaitu pemeriksaan laboratorium,
rontgen, ultrasonografi, dan lain-lain (Nursalam, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
2. Penurunan koping keluarga berhubungan degan orang terdekat terlalu focus pada
kondisi diluar keluarga
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
POST PARTUM
A. PENGKAJIAN (Tanggal : 10 Agustus 2021)
I. Data umum
2. Usia KK : 43 tahun
4. Pekerjaan KK : Petani
5. Pendidikan KK : SD/Sederajat
Status imunisasi
Hub. Um Pen-
Jen Polio DPT Hepatitis Ca K
Kel. ur didi BC
No Nama is mp
KK Dg. kan G et
ak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Ny.N P Istri 42 SD
th
2. Tn.R L Anak 23 SD
th
3. Nn. V P Anak 14 SM
th P
4. An. H P Anak 7 th SD
5. An. M P Anak 3 -
mingg
u
Genogram : 3 Generasi
Ny. P Ny. S
Tn.P 90 Tn.R 90
90 90
Ny.S 50 Ny. S Tn.T Ny.N Ny. F Ny.N5 Tn.B Tn. Tn.
45 42 32 0
43 47 M M
45 43
2
Nn.V1 An.H An.M
Tn.R 4 7 1
23
Bln
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Kepala keluarga
= Serumah
---------
= Adopsi
Tahap perkembangan keluarga saat ini dari anak tertua adalah keluarga mulai
melepas anak sebagai dewasa. Keluarga mengatakan tidak ada hambatan
pertumbuhan anak-anaknya baik fisik maupun psikologis.
13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga Tn.M memiliki anak tertua yang mulai dewasa. Keluarga
mengatakan masih sedikit sulit mengatur anak tertua mereka, karena anak
mereka jarang pulang kerumah karena hanya fokus kepada teman temannya saja.
Tn.M mengatakan keluarga nya tidak memiliki riwayat penyakit menahun atau
Riwayat penyakit yang serius, biasanya hanya karena faktor cuaca seperti flu
karena kehujanan, atau karena faktor kelelahan saja. Jika dalam keadaan flu,
mereka hanya mengobati nya sendiri dengan minum air hangat atau makan
makanan pedas berkuah untuk mengeluarkan keringat yang menjadikan
badannya menjadi segar kembali, apabila dalam keadaan kelelahan mereka
hanya pergi ke tukang pijat yang berada di sekitar rumah mereka, tetapi jika flu
tak kunjung sembuh maka mereka pergi ke pelayanan Kesehatan yaitu
puskesmas terdekat, begitupun dengan keluarga Ny.N. Menurut penuturan Ny.N,
beliau selalu mengikuti posyandu balita di desa nya setiap bulan. Riwayat
kesehatan keluarga pada 6 bulan lalu baik-baik saja.
15. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Denah Rumah/Keterangan :
Jarak rumah keluarga Tn.M dengan rumah lainnya nya cukup dekat,
menurut Ny.N, beliau sering mengobrol dengan tetangga-tetangga mereka
saat sore hari, dan Keluarga Ny.N juga megikuti pengajian (Yasinan)
mingguan di daerah tempat tinggalnya yang beranggotakan kira-kira 25
orang.
18. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Tn.M keluarga mereka tidak pernah berpindah rumah, hanya saja
mereka sering berkunjung kerumah orang tua Tn.M atau kerumah orang
tua Ny.N karena jarak rumah nya tidak jauh dari rumah keluarga Tn.M,
mereka tidak pernah di kunjungi oleh keluarga jauh, karena keluarga
mereka juga bertempat tinggal di desa yang sama.
Menurut Ny.N anggota keluarga mereka semua nya sehat, dahulu keluarga
mereka mempunyai asuransi Kesehatan Jamkesda, namun sekarang sudah
tidak bisa digunakan Kembali.
Peran Tn.M sebagai suami adalah mencari nafkah juga sebagai pelindung
pemberi rasa aman untuk istri dan anak-anak nya. Ny N sebagai istri
berperan utuk mengurus rumah tangga seperti memasak, beberes rumah,
mengatur keuangan, dan lainnya, kadang sesekali juga membantu
suaminya bertani di kebun, anak sulung mereka juga berperan dalam
membantu perekonomian keluarga mereka dengan membantu ayahnya
mengolah kebun walau hanya sesekali saat dirinya mau saja, sementara
adik-adiknya mempunyai peran dalam belajar dan bersekolah untuk masa
depan keluarga yang lebih baik.
Sebagai bagian dari masyarakat Jawa dan beragama islam, nilai-nilai dan
norma yang dianut seperti sopan santun kepada orang tua dan juga antara
suami dan istri. Keluarganya mempunyai kebiasaan jika sakit sering
kerokan, atau jika sedang batuk meminum air jeruk nipis yang dibakar
bersama kecap manis.
Anak tertua mereka hanya sampai pendidikan SD, oleh karena itu
mereka masih memikirkan masa depan anak tertua mereka,
Keluarga menitipkan mereka di sekolah, mereka tidak mengikuti
bimbel diluar jam sekolah.
FRek;lgkl;rlk:w
VII. Pemeriksaan fisik Anggota Keluarga (head to toe)
NO D Etiologi Problem
at
.
a
1 Ds :
1) Ny.N mengatakan Kekhawatiran mengalami Ansietas
Verbalisasi kegagalan dalam
khawatir akibat
kondisi yang
dihadapi masa
dalam post partum
-
Do :
- Klien tampak
gelisah dan
suaranya
bergetar saat
mengatakanny
a
2 Ds :
Orang terdekat terlalu fokus Penurunan koping keluarga
- Ny.N
pada kondisi di luar keluarga
mengatakan
kekhawatiran
tentang respon
anak tertua nya
Do :
Bantuan yang
dilakukan anak nya
menunjukkan hasil
yang tidak memuaskan
X. Scoring
.
1. Sifat Masalah Skor/Bobot x
Angka tertinggi
1/1x3 = 3
3 1
Skala : - Tidak / Kurang sehat
2
- Ancaman Kesehatan
1
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2 1/2x2 = 1
Skala : - Mudah
1
- Sebagian
0
- Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk dicegah
3 1 1/1x3 = 3
Skala : - Tinggi
2
- Cukup
1
- Rendah
4. Menonjolkan masalah
2 1 2/1x2 = 4
Skala : - Masalah berat harus segera di
tangani
- Ada masalah tetapi tidak 1
perlu ditangani
- Masalah tidak dirasakan
0
3+1+3+4 = 11
.
1. Sifat Masalah Skor/Bobot x
Angka tertinggi
2/1x3 = 1,5
3 1
Skala : - Tidak / Kurang sehat
2
- Ancaman Kesehatan
1
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2 1/2x2 = 1
Skala : - Mudah
1
- Sebagian
0
- Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk dicegah
3 1 1/1x3 = 3
Skala : - Tinggi
- Cukup 2
- Rendah 1
4. Menonjolkan masalah
2 1 2/1x2 = 4
Skala : - Masalah berat harus segera di
tangani
- Ada masalah tetapi tidak
1
perlu ditangani
- Masalah tidak dirasakan
0
1,5+1+3+4 =
10
XI. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan dalam penanganan post partum
2. Penurunan koping keluarga berhubungan degan krisis situasional yang di alami orang terdekat
XII. Intervensi Keperawatan keluarga
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
O KEPERAWATAN
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
Ansietas berhubungan Setelah Setelah dilakukan
1 dengan kekhawatiran dilakukan pertemuan selama 1x 30
mengalami kegagalan tindakan menit
dalam penanganan post keperawatan keluarga mampu
partum selama 2x 1. Mengenal post
pertemuan partum dengan
diharapkan mampu
Ansietas
pada pasien 1.1 menjelas kan Respon Menjelaskan 1.3.1 kaji pengetahuan
Ny.n dapat definisi Post Verbal pengertian post keluarga tentang
teratasi Partum partum adalah post partum
masa yang dimulai 1.3.2 diskusi kan pada
setela plasenta keluarga tentang
keluar dan ber post partum
akhir ketika alat 1.3.3 berikesempatan
alat kandungan keluarga tentang
kembali seperti hal hal yang belum
semula,selsai jelas
sampai 6 minggu 1.3.4 beri pujian kepada
atau 42 hari keluarga atas
jawaban yang
benar
1.2 Menyebutkan Respon mejelas kan 1.2.1 kaji pengetahuan
klasipikasi masa verbal klasifikasi post keluarga tentang klasifikasi
nifas partum post partum
1.2.2 diskusika dengan
keluarga apa itu klasifikasi
post partum
1.2.3 berikesempatan keluarga
untuk bertanya
1.2.4 beri pujian kepada
keluarga atas jawaban yang
benar
keluarga
2.2keluarga mampu Respon mengambil 2.2.1 berikan motivasi kepada
mengambil keputusan afektif keputusan yang keluarga untuk mengambil
untuk mengatasi post tepat dalam keputusan yang tepat dalam
partum pada anggota mengatasi masalah mengatasi masalah post
keluarga post partum partum
2.2.2 berikan pujian kepada
keluarga atas keputusan
keluarga untuk mengatasi
masalah post partum
EVALUASI
Tanggal No DX Evaluasi
11 Agustus 1 S:klien mengatakan Verbalisasi khawatir akibat kondisi
2021 yang dihadapi selama masa post partum
O:keluarga dan kelien memahami materi yang
disampaikan dan aktif mendengrkan dan bertanya
mengenai penyuluhan masalah post partum
A: masalah teratasi
P:intervensi dihentikan
12 Agustus 2
S: klien mengatakan kekhawatiran tentang respon anak
2021
tertua nya
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami
perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih
dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu
(AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya
perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak
perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus
(rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy
(episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi).
4.2 SARAN
1. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata kuliah keperawatan Keluarga
ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajar.
2. Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter Anugerah
(penterjemah). 2005. Jakarta: EGC.
Anonym. 2013. Pijat Oksitosin. Diambil dari
http://theurbanmama.com/articles/pijat-oksitosin.html
A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau
42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan
seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita
post partum (Maritalia, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan tentang Post Partum
2. Tujuan Khusus
Untuk memberikan informasi kepada keluarga mengenai teori/konsep dasar mengenai
keperawatan keluarga dengan Post Partum.
Untuk memaparkan kepada keluarga, tahap-tahap perkembangan keluarga dengan Post Partum
Untuk menjelaskan kepada keluarga bagaimana proses keperawatan yang berperan dalam
kehidupan keluarga dengan Post Partum
Untuk menjelaskan kepada keluarga tentang penatalaksanaan pada Post Partum
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Lingkungan : Ruangan kondusif dan tenang
b. Aggregat ( sasaran kegiatan)
1) Keluarga dengan masalah Post Partum
2) Teridentifikasi kebutuhan keluarga dengan masalah post partum
3) Sasaran : ny. n
4) Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik, Leaflet dan alat
tulis)
5) Waktu kegiatan : Selasa, Pukul 13.00 s/d selesai 14.00 wib
6) Tempat pelaksanaan : Diruang Tamu rumah klien
3. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan : 10 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini (here and now)
2. Inti : 40 25 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi serta
cara perawatan post partum
2. Memberikan kesempatan pada peserta untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada hal
yang ingin ditanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 45 Menit
4. Evaluasi
a. Struktur :
1) Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang.
2) Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, dan justice.
3) Peserta siap mengikuti kegiatan
b. Proses
1) Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.
2) Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai tema dan tujuan.
3) Perawat mampu menjelaskan kepada kelurga a dengan masalah yg dialami
4) Peserta mampu menyampaikan apa yang sedang d keluhkan
c. Hasil
1) 75 % peserta mampu menjelaskan kembali tentang penngertian, penyebab, tanda dan gejala,
komplikasi serta cara perawatan diare dirumah
2) 75 % peserta aktif berdiskusi dalam kegiatan.
3) 75 % peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) 75 % peserta mampu menganalisa informasi yang diberikan.
5) 75 % peserta menyadari pentingnya pengelolaan hipertensi yang benar
Mengetahui
Pembimbing, Mahasiswa,
(KUNJUNGAN 1)
Pertemuan : 1(Satu)
A. Latar belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam
angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada
keluarga. Sebelum melakukan pengkajian pada keluarga, terlebih dahuhu perawat
membina hubungan saling percaya dengan seluruh anggota keluarga yang tinggal di
rumah, untuk mengetahui tipe keluarga, status kesehatan anggota keluarga
memudahkan perawat dalam mengumpulkan data secara akurat.
B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mendapatkan data, menyimpulkan data dan memprioritaskan masalah keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi kluarga dan harapan keluarga
b. Teridentifiasinya masalah kesehatan keluarga
D. Penatalaksanaan
1. Topic kegiatan : Pengkajian keluarga
2. Target dan sasaran : Ibu Post Partum dan Keluarga
3. metode : Wawancara
4. Waktu : Selasa, Pukul 13.00 s/d selesai 14.00 wib
5. Tempat :Rumah Ny. N
F. Kriteria evaluasi
1. Struktur
a) Laporan pendahuluan disiapkan
b) Alat bantu dan media disiapkan
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan data : data umum keluarga data umum lingkungan fungsi keluarga
harapan keluarga dan pemahaman kelarga dalam mengatasi masalah
b. Terciptanya rasa saling percaya dan membuat ontrak selanjutnyaa