Anda di halaman 1dari 16

RESUSITASI JANTUNG PARU PADA IBU HAMIL

DI SUSUN OLEH:
NAMA :Sio Adeba
NIM :P00320119030

3B KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING:
FATIMAH KHOIRINI M.KES

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karuniaNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
waktu. Dan dengan mengucap puji syukur atas curahan kasih karunia-Nya
kepada penulis, terutama ilmu dan akal sehat sehingga dengan ijin-Nya
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“RESUSITASI JANTUNG PARU PADA IBU HAMIL ”. Makalah ini
disusun sebagai tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
penuh keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang
konstruktif merupakan bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Allahumma Amin.

Wassalamualaaikum wr.wb

Curup,23 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan....................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian resusitasi jantung paru pada ibu hamil............................................ 3
2.2 Tujuan resusitasi jantung paru pada ibu hamil.................................................. 4
2.3 Indikasi resusitasi jantung paru pada ibu hamil................................................ 4
2.4 Kontraindikasi resusitasi jantung paru pada ibu hamil..................................... 5
2.5 Alat Yang Di Gunakan ......................................................................................5
2.6 Prosedur Tindakan.............................................................................................6

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Resusitasi jantung paru (RJP) adalah metode untuk mengembalikan
fungsi pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan
henti jantung yang tidak diharapkan mati pada saat itu. Tindakan RJP ini
tidak hanya berlaku dalam ruangan operasi, tapi dapat juga diluar jika
terdapat suatu kejadian dimana ada seorang pasien atau korban, dalam usaha
mempertahankan hidupnya dalam keadaan mengancam jiwa. Hal ini dikenal
dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS).
Sedangkan bantuan yang dilakukan dirumah sakit sebagai lanjutan dari BHD
disebut Bantuan Hidup Lanjut atau Advance Cardiac Life Support (ACLS).1
Basic life support atau bantuan hidup dasar (BHD) adalah pendekatan
sistemik untuk penilaian pertama pasien, mengaktifkan respon gawat darurat.
BHD sangat bermanfaat bagi penyelamatan kehidupan mengingat dengan
pemberian sirkulasi dan napas buatan secara sederhana. BHD memberikan
asupan oksigen dan sirkulasi darah ke sistem tubuh terutama organ yang
sangat vital dan sensitif terhadap kekurangan oksigen seperti otak dan
jantung. Berhentinya sirkulasi beberapa detik sampai beberapa menit, asupan
oksigen ke dalam otak terhenti, terjadi hipoksia otak yang yang
mengakibatkan kemampuan koordinasi otak untuk menggerakkan organ
otonom menjadi terganggu, seperti gerakan denyut jantung dan pernapasan.
Penyelamatan ini akan sangat bermanfaat jika dilakukan dengan
mungkin dan sebaik mungkin. Lebih baik ditolong, walupun tidak sempurna
daripada dibiarkan tanpa pertolongan. Pada saat henti napas, kandungan
oksigen dalam darah masih tersedia sedikit, jantung masih mampu
mensirkulasikannya ke dalam organ penting, terutama otak, jika pada situasi
diberi bantuan pernapasan, kebutuhan jantung akan oksigen untuk
metabolisme tersedia dan henti jantung dapat dicegah.
Resusitasi jantung paru (RJP) yang efektif adalah dengan
menggunakan kompresi dan dilanjutkan dengan ventilasi. Tindakan ini dapat
dilakukan oleh orang awam dan juga orang yang terlatih dalam bidang
kesehatan. Keadaan yang perlu perhatian dan dapat menyebabkan Systemic
Cardiopulmonary Arrest (SCA) adalah seperti kecelakaan, sepsis, kegagalan
respiratori, dan banyak lagi. Pada saat pertama kali menemukan pasien atau
korban penilaian dini harus dilakukan. Jika dalam penilaian ditemukan
sumbat jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan tidak ada nadi maka
tindakan BHD harus dilakukan dengan segera.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Resusitasi jantung paru pada ibu hamil
2. Apa Tujuan Resusitasi jantung paru pada ibu hamil
3. Apa saja indikasi Resusitasi jantung paru pada ibu hamil
4. Apa kontraindikasi Resusitasi jantung paru pada ibu hamil
5. Apa saja alat yang digunakan dalam Resusitasi jantung paru pada ibu
hamil
6. Apa saja prosedur tindakan

1.3 TUJUAN
1. Dapat memahami apa itu Resusitasi jantung paru pada ibu hamil
2. Dapat mengetahui apa tujuan Resusitasi jantung paru pada ibu
hamil
3. Dapat mengetahui indikasi Resusitasi jantung paru pada ibu
hamil
4. Dapat mengetahui kontraindikasi Resusitasi jantung paru pada
ibu hamil
5. Dapat mengetahui Resusitasi jantung paru pada ibu hamil
6. Dapat mengetahui prosedur tindakan Resusitasi jantung paru pada
ibu hamil

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan


ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup
untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya.
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002). Resusitasi adalah
pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan pernafasan buatan.(Kamus
Kedokteran, Edisi 2000). Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan
kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati
sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada
otak (Tjokronegoro, 1998). Sedangkan menurut Rilantono, dkk (1999)
resusitasi mengandung arti harfiah “menghidupkan kembali”, yaitu
dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu
episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung
paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan
bantuan hidup lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi
Suatu usaha untuk mempertahankan kehidupan saat korban mengalami
keadaan yang mengancam seperti henti nafas dan henti jantung.

Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resusitasi (CPR)


adalah upaya mengembalikan fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti
oleh berbagai sebab dan boleh membantu memulihkan kembali kedua-dua
fungsi jantung dan paru ke keadaan normal. Bantuan hidup dasar (BHD) atau
basic life support (BLS) termasuk mengenali jika terjadinya serangan jantung,
aktivasi respon sistem gawat darurat, dan defibrilasi dengan menggunakan
defibrillator.

2.2 TUJUAN

Untuk memperbaiki atau mempertahankan pernafasan dan sirkulasi


yang adekuat sampai kondisi yang memyebabkan henti nafas / henti jantung
dapat teratasi.Tujuan ialah oksigenasi darurat yang diberikan secara efektif
pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi
buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan
sendiri secara normal. Hal ini adalah untuk mencegah berhentinya sirkulasi
darah atau berhentinya pernapasan. Resusitasi mencegah terjadinya
berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi yang dapat menyebabkan
kematian sel-sel akibat dari kekurangan oksigen dan memberikan bantuan
eksternal terhadap sirkulasi melalui kompresi dada (chest compression) dan
ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas.

2.3 INDIKASI RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Untuk dilakukan segera pada setiap orang yang dalam keadaan tidak
sadar dan nadi tidak teraba. Berhentinya aktivitas jantung pada umumnya
disebabkan oleh terjadinya nonperfusing arrhythmia atau aritmia maligna.
Jenis aritmia maligna pada umumnya adalah fibrilasi ventrikel, pulseless
ventricular tachychardia, pulseless electrical activity, asistole, dan pulseless
bradycardia. Meskipun demikian, RJP harus dimulai sebelum ritme jantung
diketahui.

Resusitasi jantung paru juga harus langsung dilanjutkan setelah


defibrilasi dilakukan. Studi menunjukkan bahwa penundaan resusitasi jantung
paru sebelum dilakukan defibrilasi menyebabkan menurunnya tingkat
keberhasilan defibrilasi yang sebenarnya cukup efektif jika dilakukan sesegera
mungkin saat terdapat indikasi
2.4 KONTRAINDIKASI RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Pada dasarnya, tidak ada kontraindikasi mutlak untuk melakukan


resusitasi jantung paru (RJP). Satu-satunya kontraindikasi melakukan RJP
adalah adanya instruksi do-not-resuscitate (DNR) atau terdapatnya hal yang
mengindikasikan seseorang tidak ingin diresusitasi saat terjadi henti jantung.

Kontraindikasi relatif melakukan RJP adalah jika klinisi menilai bahwa


tindakan RJP hanya akan menjadi tindakan yang sia-sia (futile care) secara
medis, misalnya jika terdapat tanda-tanda kematian ireversibel, yaitu kaku
mayat, lebam mayat, dekapitasi, transeksi, dan dekomposisi. Selain itu,
resusitasi jantung paru juga dapat dipertimbangkan untuk tidak dilakukan pada
situasi di mana usaha melakukan RJP akan membuat penolong dalam risiko
cedera berat ataupun kematian, misalnya terpapar penyakit yang infeksius

2.5 ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM RJP

1. Emergency Troley

1. Margil Forcep
2. Sungkup
3. Stetoskop
4. Ambu bag
5. Infus set
6. Gunting
7. Plester
8. Spuit 20 cc
9. DC shock

2. Peralatan lainnya

1. Set suction
2. EKG monitor

2.7 PROSEDUR TINDAKAN (SOP)

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI D3


KEPERAWATAN CURUP
SOP RESUSITASI JANTUNG PARU PADA
KEHAMILAN

Pengertian Metode untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan


sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan
henti jantung yang tidak diharapkan mati pada saat itu.
Tujuan Untuk mengatasi henti napas dan henti jantung pada ibu
hamil sehingga dapat pulih kembali.
Kebijakan Setiap kejadian henti napas dan atau henti jantung
harusmendapatkan bantuan hidup dasar sesuai dengan
keputusan direktur nomor 800/1943a/2015 Tentang
Resusitasi Jantung Paru.

Prosedur 1. Lakukan 3A ( amandiri/penolong,


amanlingkungan,aman penderita)
2. Cek kesadaran dengan memanggil / menepuk penderita
3. Jika tidak ada respon, hubungi111 / caribantuan / teriak
“KODE BIRU”
4. Sambil menunggu bantuan datang, khusus untuk ibu
dengan usia kehamilan >20 minggu (uterus diatas
umbilikus), miringkan ibu dalam kondisi berbaring ke
sisi kiri dengan sudut 15-30˚ atau bila tidak
memungkinkan, dorong uterus ke sisikiri.
5. Periksa nad ikarotis (5-10 detik), jika tidak teraba
lakukan RJP dengan perbandingan 30:2 dengan
kecepatan kompresi 100x/menit. Lakukan RJP sampai
ada respon penderita atau bantuan datang (boleh di
evaluasi tiap 2 menit atau 4-5
siklus).
6. Jika nadikarotis teraba, buka jalan napas denngan cara
tekan dahi (head tilt), tarikdagu (chin lift), atau angkat
dagu (jawtrusht).
7. Periksa pernapasan dengan cara lihat, dengar, dan
rasakan, jika tidak ada napas, berikan napas buatan 10-
12x/menit.
8. Jika sudah ada nadi teratur dan pernapasan spontan
adekuat (baik), atur posisi pemulihan.
9. Tindakan resusitasi dihentikan apabila :
a. Tim yang lebih terlatih untuk menangani henti
nafas dan henti jantung telah datang dan
mengambil alih tindakan,
b. Tidak didapatkannya respon setelah 30 menit
c. Penolong kelelahan
d. Ibu menunjukkan tanda-tanda kembalinya
kesadaran, misalnya batuk, membuka mata,
berbicara atau bergerak secara sadar dan mulai
bernafas normal.
10. Setelah masalah jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
teratasi, pikirkan dan evaluasi kemungkinan penyebab
hilangnya kesadaran ibu, di antaranya perdarahan
hebat (paling sering) penyakit tromboemboli,
penyakitjantung, sepsis, keracunanobat (contoh :
magnesium sulfat, anestesilokal), eklamsi,
perdarahanintrakranial, anafilaktik,
gangguanmetabolik/elektrolit (contoh : hipoglikemia),
hipoksia karena gangguan jalan nafas dan/penyakit
paru.
11. Lakukan pemeriksaanlanjutan, misalnya USG abdomen
untuk melihat perdarahan intra abdomen tersembunyi.
Unit terkait 1. Instalansi Gawat Darurat
2. Instalansi Gawat Intensif
3. Instalansi Gawat Darurat
4. Instalansi Rawat Jalan

BAB III
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Resusitasi mengandung arti harfiah “menghidupkan kembali” tentunya


dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu
episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Bantuan Hidup
Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS) bertujuan dengan cepat
mempertahankan pasokan oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya
sambil menunggu pengobatan lanjutan. Bantuan hidup lanjut dengan
pemberian obat-obatan untuk memperpanjang hidup. Resusitasi dilakukan
pada korban infark jantung, serangan stroke, keracunan obat,
tenggelam,inhalasi asp/uap/gas, obstruksi jalan nafas oleh benda asing,
tesengat listrik, tersambar petir, serangan infrak jantung, radang epiglottis,
tercekik (suffocation),yang masih memberikan peluang untuk hidup.
Henti nafas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak
hal, misalnyaProsedur RJP terbaru adalah kompresi dada 30 kali dengan 2 kali
napas buatan iaitu kecepatan 100 kali permenit. Penanganan dan tindakan
cepat pada resusitasi jantung paru khususnya pada kegawatan kardiovaskuler
amat penting untuk menyelematkan hidup, untuk itu perlu pengetahuan RJP
yang tepat dan benar dalam pelaksanaannya.

2.2 SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan


manfaat bagi para pembaca. Namun penulis juga menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Subagjo A, Achyar,Ratnaningsih E, sugiman T, Kosasih A,Agustinus


R.2011.Bantuan Hidup Jantung Dasar BCLS Indonesia.Edisi 2011.Jakarta:
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia ( PERKI)

Wiryana IM, Sujana IBG,Sinardja K, Budiarta IG. Buku Ajar Ilmu Anestesia
dan Reanimasi. Jakarta: Indeks.2010

Latief S.A. Petunjuk Praktis Anestesologi. Edisi kedua. Penerbit FKUI.


Jakarta.2010
Miller RD.Anestesia, 5th ed.Churcill Livingstone. Philadelphia.2000.

LAMPIRAN 1 FOTO ALAT


LAMPIRAN 2 BUKU

1. (http://images.app.goo.gl/esQq19bNLGi
A1R49)

2.
(https://images.app.goog.gl/pJHwmA89UvLeEPwD6)

3.

(https://images.app.goo.gl/2XGxwIZNCZSgoGk47)

Anda mungkin juga menyukai