Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH STASE V

ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS

DI PKM PARUNGKUDA SUKABUMI

TAHUN 2023

Disusun Oleh :

Sari Ida Laela

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KARYA HUSADA JAKARTA

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini tentang manajemen asuhan Pemeriksaan fisik dan Psikologis Post Partum 6-42 hari.

Sukabumi. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan

memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Makalah ini merupakan bahan evaluasi pembelajaran materi program pendidikan profesi bidan pada stase V yaitu

kompetensi keterampilan dasar praktik kebidanan asuhan Pemeriksaan fisik dan Psikologis Post Partum 6-42 hari.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan

saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih sempuna.
Jakarta, 13 April 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. v

A. Latar Belakang…………………………………………………………………... 1

B. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………... 4

C. Ruang Lingkup…………………………………………………………………… 5

D. Sistematika Penulisan ……………………………………………………………. 6

BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………….. 6

BAB III KASUS……………………………………………………………..

BABIV PEMBAHASAN…………………………………………………….

BAB V PENUTUP……………………………………………………………

5.1 Kesimpulan………………………………………………………

5.2 Saran……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............

B
I

1.1 Latar Belakang


Kesehatan maternal masih menjadi masalah global dan menuntut semua

pihak mencari terobosan sebagai upaya mencapai derajat kesehatan yang lebih baik.

Bidan sebagai tenaga kesehatan dini terdepan dalam pelayanan wanita diharapkan

dapat memberikan asuhan yang berkualitas dan sesuai kebutuhan. Pelayanan yang

diberikan tidak sekedar berdasarkan intuisi atau kebiasaan melainkan harus

berdasarkan bukti penelitian handal dan sesuai dengan kaidah-kaidah EBV (Evidance

Base Practise) (Bayu dkk, 2015).

Masa nifas merupakan masa pemulihan dari


sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Masa nifas
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Periode masa nifas meliputi masa transisi kritis bagi ibu
dan bayi oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu
serta bayi lebih sering terjadi pada masa nifas.( Heryani R,
2012)
Resiko komplikasi sangat sering terjadi pada masa
nifas, diantaranya adalah perdarahan pada masa nifas
akibat sisa plasenta, infeksi masa nifas, lokhea yang berbau
busuk dan pembengkakan pada payudara. Komplikasi lain
yang sering terjadi pada masa nifas termasuk infeksi
saluran kemih, inkontinensia atau retensio urin.
(Prawirohardjo S, 2014)
AKI merupakan salah satu target global Sustainable Development Goals

(SDGs) dalam menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2030. Menurut WHO (2019) AKI didunia yaitu sebanyak

303.000 jiwa. AKI di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN

Secretariat, 2020). Kejadian AKI di Indonesia tahun 2020 sebanyak 4.627 kasus. Data

Kemenkes 2020 AKI di Jawa Barat tahun 2019 sebesar 68

kasus meningkat pada tahun 2020 menjadi 745 Kasus. AKI di Kabupaten Sukabumi

tahun 2021 sebanyak 62 kasus terbagi dengan penyebab Perdarahan 18 kasus,

Hipertensi/Eklampsia 11 kasus, penyebab lainnya 1 kasus. (Dinkes, 2021).

A. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Pemeriksaan pada Nifas di PKM

Parungkuda Kabupaten Sukabumi tahun 2023


2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Pada

2. Mampu melakukan pengkajian data objektif Pada Sukabumi tahun 2023

3. Mampu melakukan analisis data Pada Sukabumi tahun 2023

4. Mampu melakukanPenatalakasaan asuhan data Pada Sukabumi tahun 2023

B. Ruang Lingkup

Asuhan Kebidanan Pemeriksaan Pada Nifas di PKM Parungkuda , Sukabumi tahun 2023

sebagai upaya untuk memantau kesehatan ibu Nifas serta dapat melakukan deteksi dini bahaya pada

masa nifas Asuhan dilakuan dengan pendokumentasian SOAP.

B. . Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan makalah ini dapat berguna untuk mengembangkan ilmu Kebidanan pemeriksaan

pada Nifas .

2. Manfaat Praktis

a. Lahan Praktik

Sebagai bahan masukan bagi bidan pada Praktik Asuhan Kebidanan Pada Nifas dengan

pemeriksaan fisik dan psikologis Post partum 6-42 hari.

b. Institusi kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi institusi kesehatan

sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan Bidan, dan sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan

pelayanan kesehatan yang diberikan pada Praktik Asuhan Kebidanan Pada nifas di PKM Parungkuda.

BAB II

TINJAUN TEORI
1.1. Definisi

Masa nifas atau postpartum adalah masa dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan

seperti semula. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu

(Sulistyawati, 2015).

Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum

hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa

pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik

yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidaknyamanan pada awal

postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila

tidak diikuti denganperawatan yang baik (Yuliana dan Hakim, 2020).

Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir

sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan

waktu kira-kira 6 Minggu. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bidang

kebidanan maupun dibidang-bidang lain selalu mempunyai tujuan agar

kegiatan-kegiatan itu terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian.

b. Tujuan dan perawatan nifas

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara holistik pada aspek

biopsikososial dan spiritual.

b) Melakukan skrining yang komprehensif

c) Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu

d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu nifas dan menyusui.

c. Periode Masa Nifas

Menurut Wulandari ( 2020) periode masa nifas dibagi menjadi 3


tahap:

a) Puerperium dini (Immediate Postpartum) : 0 – 24 jam postpartum yaitu


masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Perdarahan

merupakan masalah terbanyak pada masa ini.

b) Puerperium Intermediate (Early Postpartum) : 1 – 7 hari postpartum


yaitu masa dimana involusi uterus harus dipastikan dalam keadaan

normal, tidakada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam,

ibu cukup mendapat nutrisi dan cairan, ibu dapat menyusui dengan baik.

c) Remote puerperium (Late Postpartum) : 1 - 6 minggu postpartum

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Masa

dimana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari serta konseling

KB. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan

bahkan tahunan.

d. Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu di Masa Nifas

Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan

dengan kondisi postpartum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami

perubahan setelah melahirkan antara lain (Anggraini, 2016).

a) Perubahan Fisik / Sistem Reproduksi

(a) Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus

pada kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui

dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba

dimana tinggi fundus uteri nya (TFU).

(b) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa


nifas. Lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang

berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak

sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai

perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi.

Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan

waktu keluarnya:

1. Lokhea Rubra (cruenta)

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari

ke- 4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna

merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan

mekonium.

2. Lokhea Serosa

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan

berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-

7 post partum.

3. Lokhea Sanguilenta

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi

plasenta, keluar pada hari ke-7 sampai hari ke14.

4. Lokhea Alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel

epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan

yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6

minggu post partum. Lokhea yang menetap pada awal

periode postpartum menunjukkan adanya tanda-tanda


perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh

tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau

serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya

endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada

abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar

cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan “lokhea

purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut

“lokhea statis”.

(c) Perubahan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan

bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara

berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia

menjadi lebih menonjol. Setelah satu hingga dua hari

pertama pasca persalinan, tonus otot vagina kembali, celah

vagina kembali menyusut dan serta vagina tidak lagi

edema

(d) Perubahan Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi

kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi

yang bergerak maju. Pada postpartum hari ke-5, perinium

sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun

tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.


(e) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah

persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu

melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan

yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan

makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.

(f) Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung,

biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam

pertama. Penyebab dari keadaan ini adalahterdapat spasme

sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah

mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan berlangsung. Kadar

hormon estrogen yang besifat menahan air akan

mengalami penurunan yang mencolok, keadaan tersebut

disebut “diuresis”.

(g) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah

partus, pembuluh darah yang berada di antara anyaman

otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan menghentikan

perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta

fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara

berangsur- angsur menjadi ciut dan pulih kembali.

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu

setelah persalinan.
(h) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba.

Volume darah bertambah, sehingga akan menimbulkan

dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia. Hal ini

dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan

timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah

kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi

pada hari ketiga sampai kelima postpartum.

(i) Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus

dikaji antara lain (Ari, 2016):

(1) Suhu badan

Dalam 1 hari (24 jam) post partum, terjadi

peningkatan suhu badan sekitar (37,5 – 38◦C) akibat

dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan

cairan dan kelelahan. Apabila dalam keadaan

normal, suhu badan akan menjadi biasa. Pada

umumnya di hari ketiga suhu badan naik lagi karena

ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila suhu

tidak turun, kaji kemungkinan adanya infeksi pada

endometrium.

(2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-

80 kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan

biasanya akan lebih cepat. Denyutnadi yang

melebihi 100x/ menit, harus waspada kemungkinan


dehidrasi, infeksi atau perdarahan postpartum

(3) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah.

Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah

setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.

Tekanan darah tinggi pada saat postpartum

menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.

(4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan

dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu

dan nadi dalam keadaan tidak normal, pernafasan

juga akan mengikutinya. Kecuali apabila ada

gangguan

khusus pada saluran nafas seperti terkena ISPA

(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) atau asthma. Bila

pernafasan pada masa post partum menjadi lebih

cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

e. Perubahan Psikologis

Dukungan emosional yang sangat dibutuhkan oleh ibu yaitu berasal

dari suami. Dukungan dari teman atau keluarga tidak begitu berpengaruh

terhadap kondisi psikologi ibu. Terbatasnya pemberian dukungan emosional

dari suami ke ibu dapat disebabkan karena mereka tidak saling memahami

keinginan atau keadaan satu sama lain (Afzal and Khalid, 2014).

Dukungan emosional dari suami dapat membantu ibu untuk

mengatasi perubahan yang terjadi selama masa nifas serta membantu ibu untuk

menurunkan resiko stres yang berhubungan dengan perubahan selama masa


nifas. Kegagalan suami memberikan dukungan pada ibu dapat mengakibatkan

suasana hati ibu menjadi buruk (Tang et al., 2016).

Kelahiran anggota baru bagi suatu keluarga memerlukan

penyesuaian bagi ibu. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang

harus dijalani, perubahan tersebut berupa perubahan emosi dan sosial. Adaptasi

psikologis ini menjadi periode kerentanan pada ibu postpartum, karena periode

ini membutuhkan peran professional kesehatan dan keluarga. Tanggung jawab

ibu postpartum bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir.

Menurut Sutanto (2019), proses penyesuaian ibu atas perubahan

yang dialaminya terdiri atas tiga fase yaitu:

(a) Fase taking in

Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini

berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada

fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan

berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal

sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan

fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan,

kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan

psikologis yang mungkin dialami, seperti mudah tersinggung, menangis,

hingga mengalami postpartum blues. Hal inimembuat ibu cenderung

menjadi pasif. Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan

pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik.

(b) Fase taking hold

Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan

gampang marah. Baik provider, suami, keluarga, dan kerabat perlu berhati-

hati menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan

untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu.

(c) Fase letting go

Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya sebagai seorang ibu. Fase ini dimulai sejak 10 hari setelah

melahirkan. Ibu lebih tenang dan sudah mulai menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayi terhadap dirinya. Pada fase ini, Ibu memahami bahwa

bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan

bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada

fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya.

Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat

berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan

bayinya.

Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan oleh ibu.

Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan

rumah tangga sehingga ibu tidak telalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat

yang cukup, sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat

merawat bayinya (Kemenkes RI, 2018)

j. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


Asuhan selama nifas diberikan sesuai kebutuhan dasar seorang ibu yang

baru saja melahirkan hingga 42 hari setelahnya. Waktu untuk sehat sempurna

bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan. Kebijakan Program

Nasional masa nifas adalah paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas
dilakukan untuk mencegah,mendeteksi, menangani masalah-masalah yang

terjadi.

Tabel 2.1 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

KF Waktu Tujuan

1. 6-8 Jam paska 1. Mencegah pendarahan akibat atonia uteri

persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika

perdarahan berlanjut

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2. 6 hari paska 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus ber

persalinan kontraksi fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan

abnormal tidak ada bau

2. Menilai adanya tanda-tanda demam

3. Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit

5. Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-


hari.

3. 2 minggu paska Sama seperti asuhan pada 6 jam paska persalinan

persalinan

6 minggu paska 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu

persalinan alami

2. Memberikan konseling KB secara dini.

Sumber : kemenkes RI, 2018


Perawatan masa nifas merupakan tindakan lanjutan bagi wanita sesudah melahirkan.

Perawatan diri pada masa nifas diperlukan karena pada masa nifas wanita akan banyak mengalami

perubahan pada dirinya, baik fisik maupun psikologis. Perawatan diri adalah aktivitas yang

dilakukan oleh individu untuk memelihara kesehatan. Ibu nifas diharapkan mampu melakukan

pemenuhan perawatan pada dirinya agar tidak mengalami gangguan kesehatan adalah sebagai

berikut (Wulandari, 2020) :

1) Kebersihan Perseorangan (Personal Hygiene)

2) Perawatan Perineum

3) Perawatan Payudara

4) Mobilisasi Dini dan Senam Nifas

5) Defekasi

6) Diet

7) Eliminasi Urin

8) Istirahat

k. Lingkup Pelayanan Kebidanan Masa Nifas


Adapun lingkup pelayanan kebidanan dalam masa nifas dalam asuhan persalinan normal JNPK-KR (

2017) adalah sebagai berikut:

a. Selama 2 jam pascasalin, pemeriksaan tekanan darah, nadi, perdarahan, dan kandung kemih dilakukan

setiap 15 menit sekali atau lebih sering jika ada indikasi

b. Suhu tubuh ibu dipantau setiap 4 jam sekali selama 8 jam pertama pascasalin dan setelahnya setiap 8

jam sekali

c. Memastikan jumlah perdarahan pervaginam terpantau dan palpasi fundus uteri untuk memastikan uterus

berkontraksi dengan baik. Jika uterus teraba lembek, lakukan massage fundus uteri hingga uterus

kembali berkontraksi.Dalam hal ini, uterotonika mungkin diperlukan.

d. Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan anjurkan untuk mengenakan

pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang nyaman, dukung program bounding attachment

dan ASI ekslusif, ajarkan ibu dan keluarga.

l. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Menurut Kemenkes RI, 2017 Peran dan tanggungjawab bidan dalam masa nifas adalah

memberikan perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu secara partnership dengan ibu. Selain itu juga

dengan cara:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

b. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan masa nifas

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan

2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien, yang

mempunyai kebutuhan atau permasalahan, khususnya dalam KIA atau KB.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggungjawab bidan dalam memberikan

pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan,

persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan

kesehatan masyarakat (Asrinah, dkk, 2017).

2. Pendokumentasian asuhan kebidanan

Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat

dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat

diterapkan dengan metode SOAP.

Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analis/assesment

dan P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat.

3. Standar Asuhan Kebidanan Menurut Kepmenkes RI No 938/Menkes/SK/VIII/2007

Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang

dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan

pencatatan asuhan kebidanan.

a. Standar I : Pengkajian

Pernyataan standar:

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua sember

yang berkaitan dengan pasien Kriteria pengkajian:

a) Data tepat, akurat, dang lengkap

b) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnese; biodata, keluhan utama, riwayat obstetric, riwayat
kesehatan dan latar belakang sosial budaya).

c) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi, dan pemeriksaan penunjang).

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Pernyataan standar:

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikan secara akurat

dan logis untuk menegakkan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.

Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan:

a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan

Pernyataan standar:

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang

ditegakkan.

Kriteria perencanaan:

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera,

tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.

b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

c) Mempertimbangkan kondisi psikologis sosial budaya klien/ keluarga


d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based

dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang

ada

d. Standar IV : Implementasi

Pernyataan standar:

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan

aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Kriteria evaluasi:

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko- sosial-spiritual dan kultural

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien atau keluarganya (informed

consent)

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

d) Melibatkan klien atau pasien dalam setiap Tindakan

e) Menjaga privasi klien/pasien

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan

h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai

i) Melakukan tindakan sesuai standar

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. Standar V : Evaluasi

Pernyataan standar:

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

Kriteria hasil

a) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien


b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada keluarga

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

d) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/ pasien

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pernyataan standar:

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas mengenai keadaan/

kejadian yang ditemukan Kriteria pencatatan asuhan kebidanan:

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia rekam medis/ KMS

(Kartu Menuju Sehat/ KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)/status pasien)

b) Ditulis dalam bentuk catatan pengembangan SOAP

S : Adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

O :Adalah data objektif, mancatat hasil pemeriksaan

A : Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

P : Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanan yang sudah dilakukan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

No Medrec : 237878

Tgl Masuk : 13 April 2023

Tgl & jam pengkajian : 13.00 WIB

Nama Pengkaji : Sari Idalaela

A. IDENTITAS KLIEN DAN SUAMI

Ny. R Berusia 25 tahun, kebangsaan Indonesia, agama Islam, dengan pendidikan SMA, kebangsaan indonesia, suku sunda, klien
adalah seorang ibu rumah tangga, bersuamikan Tn. B berusia 28 tahun, kebangsaan Indonesia, Islam, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai

karyawan swasta. Pasangan ini bertempat tinggal di Parungkuda, Sukabumi.

B. DATA SUBJEKTIF

1 Alasan datang ke Faskes

Ibu telah melahirkan

2 Keluhan utama

3 Riwayat Persalinan
a. Usia Kehamilan : 39 minggu

b. Tempat Melahirkan : PKM

c. Penolong : Bidan

d. Jenis Persalinan : Normal

e. Lama Persalinan : Kurang lebih 8 jam

f. Komplikasi dalam persalinan: Tidak ada

4 Riwayat Haid

a. Menarche : 11 tahun d. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

b. Siklus : 30 hari e. Dismenorhoe: kadang-kadang

c. Lamanya : 5-6 hari

5 Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu

Penyulit Anak Nifas


Hamil Tahun Jenis
UK Penolong Kehamilan
Ke Persalinan Persalinan JK BB PB ASI Penyulit
& Persalinan

1 2023 39 normal bidan Tidak ada Laki- 3200 49 ya Tidak

mgg laki gr cm ada

6 Riwayat Ginekologi

a. Infertilitas :Tidak b. Massa : Tidak ada


c. Penyakit : Tidak ada e. Lainnya : Tidak ada

d. Operasi : Tidak pernah

7 Riwayat KB

a. Kontrasepsi yang dipakai : belum d. Lamanya pemakaian : tidak

b. Keluhan : tidak e. Alasan berhenti : tidak

c. Kontrasepsi yang lalu : tidak

8 Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak mempunyai Riwayat penyakit kronis, menular dan menahun

9 Pola Nutrisi

a. Makan : 2-3 X/hari (teratur ) Makan Terakhir : 2 jam jam yang lalu

b. Pantang Makan : Tidak boleh makan pedas

c. Minum : 6-8 gelas sehari

10 Pola Eliminasi
a. BAB : 1 X/hari BAB Terakhir : saat melahirkan

b. BAK : 6-8 X/hari BAK Terakhir : jam 09,00 WIB

c. Masalah : saat ini mengeluh perih bila BAK..

11 Pola Tidur

a. Malam : 7-8 jam

b. Siang : ½ - 1 jam

c. Masalah : sejak melahirkan belum tidur

12 Data Sosial
a. Dukungan Suami : suami sangat mendukung atas kehamilan dan persalinan ini

b. Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung karena ini kelahiran cucu pertama

c. Masalah : tidak ada masalah

C. DATA OBJEKTIF

1 Kesadaran : Kompos Mentis

2 Antopometri

a. Berat badan : 68 cm c. LILA : 27. cm

b. Tinggi badan : 168 cm


3 Tanda-tanda vital

a. TD : 110/60 mmHg c. Suhu : 37,2 C

b. Nadi : 86 X / menit d. Pernafasan : 24 X / menit

4 Kepala

a. Rambut : lurus sebahu dan bersih

b. Mata : Konjungtiva : merah muda

Sklera : putih

Pengelihatan : normal

c. Telinga : simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

d. Hidung : simetris, bersih dan fungsi penciuman baik

e. Mulut : bersih, ada caries gigi sedikit

f. Leher : tidak teraba kelenjar thiroid

5 Dada : Bentuk simetri : Ya

a. Paru – paru : normal tidak ada wheezing dan ronchi

b. Jantung : normal

c. Mamae :

 Bentuk simetris: Ya  Benjolan : tidak ada

 Putting susu : bersih dan menonjol  Ekskresi : kolostrum rembes

6 Abdomen

a. Inspeksi

 Bentuk : supel

 Striae : ada

 Luka operasi : tidak sds

b. Palpasi
 Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat

 Kontraksi uterus : keras

c. Auskultasi
 Bising usus : normal
7. Genitalia

a. Bentuk : normal d. Pengeluaran : lochea rubra

b. Varices : tidak ada e. Luka Jahitan : baik dan rapi

c. Oedema : tidak ada

8. Ekstremitas (tangan & kaki)

a Bentuk : Kaki :normaldan simetris Tangan : normal dan simetris

bKuku : Kaki :bersih Tangan : bersih

c Refleks patella : positif

9. Oedema : tidak

10. Kulit

a. Warna : sawo matang

b. Turgor : baik

10. Data Penunjang (Laboratorium)


a. Pemeriksaan Urine

 Protein : negatif  Urobilin : tidak dilakukan

 Reduksi : negatif  Bilirubin : tidak dilakukan

b. Pemeriksaan darah

 Hb : 12,3 gr /dl

 Golongan darah : A / reshus +

D. ANALISA

Ny R P1 A0 post partum normal 6 jam

E. PENATALAKSANAAN

1. Menyambut ibu dengan sopan dan ramah.

Evaluasi ibu tampak senang

2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pemeriksaan fisik pada ibu nifas yang akan dilakukan serta meminta persetujuan pada ibu untuk

dilakukan pemeriksaan .

Evaluasi Ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan fisik

3. Mempersiapkan alat –alat dan tempat untuk pemeriksaan fisik pada ibu nifas yang terdiri dari :

a. Tensi meter, i. Perlak


b. Stetoskop j. Baskom

c. Senter k. Air hangat dan air dingin

d. Termometer l. Waslap

e. Handscoen m. Baby oil


f. Kapas DTT n. Kapas

g. Kom

h. Bengkok

Evaluasi alat-alat sudah siap

4. Menjelaskan Prosedur dan tujuan tindakan tentang pemeriksaan fisik pada ibu nifas

Evaluasi ibu memahami tentang yang disampaikan bidan

5. Bidan melakukan Persiapan Diri Cuci Tangan sebelum melakukan prosedur

6. Melakukan Pemeriksaan fisik dimulai dari Keadaan umum Ibu

Mengukur TTV hasilnya TD 120/80 mmhg , N; 84 x/menit R 20 x/menit S 36,5 C yang lainnya dalam batas dalam batas normal

Evaluasi hasil pemeriksaannya dalam batas normal

7. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya istirahat pada ibu paska salin, selain untuk menjaga Kesehatan ibu juga untuk

mempercepat proses pemulihan ibu,

Evaluasi ibu mengerti

8. Menjelaskan pada ibu untuk selalu menjaga personal hygiene terutama daerah jahitan dengan cara memberi tahu ibu cara

cebok yang benar yaitu dari arah depan ke belakang, menggukan air bersih, tidak perlu air hangat dan boleh pakai sabun

9. Serta sering menganti pembalut terlebih apabila terasa basah.

Evaluasi ibu mau melakukannya

10. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan makan dengan porsi lebih banyak dari saat
hamil agar produksi ASI melimpah dan berkualitas,

Evaluasi ibu mengerti dan mau melakukannya.

11. Melakukan Konseling tentang ASI eklusif,


Evaluasi ibu dan suami berencana menyusui ASI eklusif sampai 6 bulan

12. Melakukan Latihan perawatan payudara ibu agar tertap lentur dan terhindar dari bendungan asi dan lecet pada putting
Evaluasi ibumau melakukannya

13. Melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, TFU, Kandung kemih, Perdarahan, Perineum
Evaluasi

14. Melakukan Pemijatan uterus untuk memastikan uterus agar selalu berkontraksi setiap 15 detik
Evaluasi

15. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus, juga bagaimana malakukan pemijatan jika uterus menjadi
s

13 Mengajarkan ibu mobilisasi dini

14. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering,
nyaman, apakah duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar tubuh dan kepala bayi diselimuti dengan baik, berikan

anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI.

15. Lengkapi dengan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.

16. Memberitahu keluarga tanda-tanda bahaya nifas 2-6 jam


17. Memberi kesempatan untuk bertanya dan memberikan umpan balik
18. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya nifas
Evaluasi ibu mengerti dan memahaminya.

19. Mendokumtasikan hasil pemeriksaan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan

Dari hasil pengkajian pada tanggal 13 April 2023 di PKM Parungkuda ,


didapatkan kasus tentang Asuhan kebidanana pada ny R P1A0 post partum 6 jam
tentang pemeriksaan fisik pada ibu nifas. Sebagai salah satu tugas praktek Profesi
pada stase V Asuhan Kebidanan Nifas.
A. Data Subjektif
Hasil anamnesa dan pengkajian pada data subjektif diperoleh bahwa Ny. R
telah melahirkan anak pertama pada tanggal 13 April 2023 pukul 03.00 WIB di
PKM Parungkuda , secara spontan dan tidak pernah keguguran. Jam 07.00 Wib.
Pada hari Selasa 15 Maret 2022 pukul 03.00 WIB Ibu melahirkan bayi
perempuan, proses persalinannya berjalan normal sampai bayinya lahir , BB
bayi 3.500 gr PB 50 cm. terdapat luka pada jalan lahir ibu.) Berdasarkan hasil
pengkajian mengenai data subjektif diperoleh data yang sesuai dengan teori.
B. Data Objektif
Hasil pengkajian data objektif pada kasus ini didapatkan tanda vital
dalam batas normal, terdapat jahitan pada perineum hasil jahitannya baik dan
rapi. Sedangkan TFU ibu setinggi pusat pada 6 jam post partum, hal ini
dikarenakan kandung kemih ibu yang penuh. Setelah kandung kemih
dikosongkan, TFU menjadi satu jari dibawah pusat. Pada hari kedua tinggi
fundus uteri tiga jari dibawah pusat. Sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Maritalia pada tahun 2017 bahwa pada akhir persalinan tinggi fundus uteri
setinggi pusat, kemudian menurun secara bertahap setiap harinya. Pada akhir
minggu kesatu, tinggi fundus uteri yaitu pertengahan pusat dan simpisis. Dan
pada akhir minggu kedua sudah tidak teraba.(Bahiyantun, 2009)
Pada kasus ini ditemukan adanya masa bulat pada pubis yang
menandakan bahwa kandung kemih ibu penuh, dan terdapat nyeri pada saat
dilakukan penekanan pada daerah perut bagian bawah. Kandung kemih penuh
ini terjadi akibat dari ketidakseimbangan antara intake dan output pada tubuh
ibu. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Anugerah, peningkatan kapasitas
kandung kemih dimulai sejak ibu dalam masa kehamilan. setelah melahirkan
kandung kemih menjadi menurun sensitivitasnya dan mengalami pengisian yang
cepat selama beberapa hari.
Pada kasus ini cairan terus masuk kedalam tubuh ibu, tetapi tidak ada
pengeluaran sehingga kandung kemih penuh dan terasa sakit ketika dilakukan
penekanan pada perut bagian bawah. Tanda gejala retensio urine dapat dilihat
dari kasil pemeriksaan abdomen, yaitu kandung kemih teraba penuh, terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah, terdapat masa bulat pada supra pubis dan
terdapat suara pekak dari supra pubis.( Djusad S, 2020)) Sedangkan tanda gejala
retensio urine yang ada pada kasus ini yaitu adanya masa bulat pada pubis dan
adanya nyeri tekan pada perut bagian bawah. Berdasarkan hasil pengkajian, data
objektif yang diperoleh telah sesuai dengan teori tanda gejala retensio urine.
C.Analisa
Ny. R usia 23 tahun sudah melahirkan anak pertama 6 jam yang lalu, ibu
tidak pernah keguguran dan tidak bisa buang air kecil sudah 6 jam, Berdasarkan
data tersebut dapat ditegakkan analisa Ny. R 23 tahun P1A0 postpartum 6 jam .
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal yang dilakukan pada Ny. R yaitu pemeriksaan
tanda vital untuk mengetahui keadaan umum pasien dan didapat hasil bahwa
keadaan umum ibu baik yang berlaku di RSUD Palabuhanratu. Asuhan telah
dilakukan dengan baik dan telah berhasil dalam penanganan retensio urine pada
Ny. s sehingga Ny. s dipulangkan dengan keadaan baik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengkajian data subyektif

2. Dilakukan pemeriksaan data obyektif pada TTV, pemeriksaan fisik dalam batas normal.

3. Diagnosa By Ny. R yaitu

4. Penatalaksanaan asuhan kebidanan dengan pemberian konseling tentang

serta melakukan pendokumentasian SOAP.

B. Saran
Setelah penulis membahas serta menganalisa masalah-masalah yang ada dalam asuhan kasus ini penulis memberikan saran yaitu:

1. PKM

Pelayanan yang diberikan harus lebih di tingkatkan kembali, protokol kesehatan tetap dijalankan.

2. Pasien

3. Mahasiswa lebih meningkatkan keterampilannya dalam memberikan asuhan pada ibu nifas.

DAFTAR PUSTAKA

2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Kesehatan Reproduksi.

Hasyim, Wahid. 2013. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Trans Info Media.

Hanretty, Kevin P. 2014. Ilustrasi Obstetri. Jakarta: EGC

JNPK-KR.2014, Asuhan Persalinan Normal.Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Trans Info Media.

Indivara, Nadia. 2013. Ibu Smart Anak Sehat. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. 2013. Angka Kejadian Anemia Di Indonesia. Available at http://www.google.com. Download at Monday, 20 Juni 2022 at 14.00 PM

Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Maranatha. 2015. Persalinan Sectio Caesarea di RSUD Cibabat.

Nugroho. 2013. Metodelogi Riset Kesehatan. Surabaya

Oxorn, Harry & William R. Forte. 2013. Ilmu Kebidanan: Patologi

Anda mungkin juga menyukai