Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MAKALAH ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI

DISUSUN
O
L
E
H
1. DINDA SINDU UTAMI NIM : 204210405
2. TARMELIA AFIFA NIM : 204210432
3. YOSI MAI ELSA PUTRI NIM : 204210438

TINGAT 2A
D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES PADANG


2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas ” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusui. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu meridhoi usaha kita.

Solok, 6 Agustus 2021


DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ………………………………..…………………. i

DAFTAR ISI ………………………..…………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………….……………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………. 1


B. Tujuan Penulisan ……………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 2

A. Pengertian Masa Nifas …………………………………………. 2

B. Tujuan Asuhan Kebidanan Masa Nifas…………………………… 2

C. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Masa Nifas…. 3

D. Tahapan Asuhan Masa Nifas……………………………………… 3

E. Kebijakan Program Nasional Asuhan Masa Nifas………………… 5

F. Evidence Based Asuhan Masa Nifas Dan Menyusui……………… 6

BAB III PENUTUP …………………………………………………….. 8

A. Kesimpulan …………………………………………………. 8

B. Saran………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat
kandungan akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu
untuk memulihkan kesehatan ibu yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu
(Nugroho, Nurrezki, Desi, & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai dari 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan (Kementrian Kesehatan, 2014).
Ketika masa nifas terjadi perubahan-perubahan penting, salah satunya yaitu
timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Laktasi
terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang merangsang
kelenjar-kelenjar payudara ibu. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 ini sangat penting diberikan kepada bayi sejak
bayi dilahirkan hingga selama enam bulan, tanpa menambahkan atau mengganti
dengan makanan atau minuman. Pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk
memenuhi asupan ASI pada bayi sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan
karena ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi dan mengandung zat-zat
penting seperti protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah
tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian masa nifas.


2. Untuk mengetahui tujuan asuhan kebidanan masa nifas.
3. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas.
4. Untuk mengetahui tahapan asuhan masa nifas.
5. Untuk mengetahui kebijakan program nasional asuhan masa nifas.
6. Untuk mengetahui evidence based asuhan masa nifas dan menyusui.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASA NIFAS

Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah
yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2010).

Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang
diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).

Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat- alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu.

Beberapa pengertian tentang masa nifas sebagai berikut:

1. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung kirakira 6
minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil
dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002).

2. Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. selama masa ini,
fisiologi saluran reproduktif kembali pada keadaan yang normal (Cunningham, 2007).

3. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu (Mochtar, 2010).

4. Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah persalinan selesai, dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005).

5. Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2004).

Dari berbagai uraian yang menjelaskan tentang pengertian masa nifas, dapat disimpulkan
bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu.

B. TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun pisikologis dimana dalam asuhan
pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan sikologi
maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus melakukan
manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian,
interpretasi data dan analisa masalah, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi. Sehingga
dengan asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara dini penyulit
maupun komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.

3. Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu bila terjadi penyulit atau komplikasi pada
ibu dan bayinya, ke fasilitas pelayanan rujukan.

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan nifas dan menyusui,


kebutuhan nutrisi, perencanaan pengaturan jarak kelahiran, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya, perawatan bayi sehat serta memberikan pelayanan keluarga berencana,
sesuai dengan pilihan ibu.

C. PERAN dan TANGGUNG JAWAB BIDAN dalam ASUHAN MASA NIFAS

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai


dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

D. TAHAPAN ASUHAN MASA NIFAS

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna
terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjunga
Waktu Asuhan
n

Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta


melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara


mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.

Pemberian ASI awal.


6-8 jam post
I
partum Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka


bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.

II 6 hari post Memastikan involusi uterus barjalan dengan


partum normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup


cairan.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak


ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.

2 minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan


III
post partum yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama


6 minggu masa nifas.
IV
post partum
Memberikan konseling KB secara dini

E. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL ASUHAN MASA NIFAS

Kebijakan program nasional pada masa nifas dan menyusui sebagai berikut.

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

2. Melakukanpencegahan terhadapkemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan


ibu nifas dan bayinya.

3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.

4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas
maupun bayinya.

Beberapa komponen esensial dalam asuhan kebidanan pada ibu selama masa nifas
(Kemenkes RI, 2013), adalah sebagai berikut.

1. Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya 4 kali, yaitu:
a. 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
b. 6 hari setelah persalinan
c. 2 minggu setelah persalinan
d. 6 minggu setelah persalinan

2. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi
uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin.

3. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah dan nyeri
punggung.

4. Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang didapatkannya dari
keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk perawatan bayinya.

5. Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah.

6. Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan.


7. Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah satu tanda
berikut:
- Perdarahan berlebihan
- Sekret vagina berbau
- Demam
- Nyeri perut berat
- Kelelahan atau sesak nafas
- Bengkak di tangan, wajah, tungkai atau sakit kepala atau pandangan kabur.
- Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan putting.

8. Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut.


a. Kebersihan diri
b. Istirahat
c. Latihan (exercise)
- Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul.
- Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul
d. Gizi
e. Menyusui dan merawat payudara
f. Senggama, aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak merasa nyeri
ketika memasukkan jari ke dalam vagina
g. Kontrasepsi dan KB, Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan
keluarga berencana setelah bersalin.

F. EVIDENCE BASED ASUHAN MASA NIFAS DAN MENYUSUI

1. Pengertian evidence based practice dalam asuhan ibu nifas

Evidence Based Midwifery Practice dalam asuhan ibu nifas dapat disimpulkan
sebagai asuhan kebidanan pada ibu nifas berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji
menurut metodologi ilmiah yang sistematis.

2. Manfaat evidence based practice dalam asuhan ibu nifas.


a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif).
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang
bermutu.
d. Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan, pasien mengharapkan
asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

3. Proses eksplorasi evidence based practice dalam asuhan ibu nifas


a. Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian
b. Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
c. Langkah 3: Cari bukti terbaik
d. Langkah 4: Kritis menilai bukti
e. Langkah 5: Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan
nilai-nilai
f. Langkah 6: Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti
g. Langkah 7: Menyebarluaskan hasil EBP dalam asuhan ibu nifas.

4. Etika Pemanfaatan Evidence Based Practice pada Asuhan Ibu Nifas.

Peraturan moral yang paling utama adalah jujur sehingga bidan harus menjelaskan
kondisi kliennya saat ini dan komplikasi yang dapat terjadi padanya. Kejujuran ini penting
agar dapat membangun rasa saling percaya dan hubungan yang baik antara mereka. Bidan
perlu menjelaskan plus minus dari tindakan berbasis EBP yang diberikan pada ibu nifas. Hal
lain yang harus diperhatikan bidan adalah prinsip otonomi. Otonomi bersifat umum, tetapi
berlaku juga dalam asuhan kebidanan, dimana bidan harus dapat menghargai pilihan
kliennya.

5. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Memanfaatkan Evidence Based Practice

Prinsip-prinsip dalam asuhan nifas yang mendasari untuk EBM terbaik dan untuk
mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayinya:
a. Woman centered: memungkinkan ibu untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
mengenai perawatan mereka sendiri dan bayinya.
b. Perawatan nifas dilakukan dengan team
c. Pelayanan kesehatan akan memfasilitasi akses yang tepat dan adil sehingga ibu dapat
mengakses layanan yang terdekat
d. Perawatan nifas akan sesuai dengan budaya yang aman
e. Perawatan nifas bersifat holistik terhadap: masalah, kebutuhan beragam, latar belakang
budaya dan bahasa
f. Kolaboratif dan terkoordinasi dalam pelayanan kesehatan dan untuk mengoptimalkan
asuhan dan outcomes.
g. Memastikan perempuan memiliki akses yang tepat dan konsisten untuk layanan di seluruh
tatanan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
h. Pelayanan kesehatan akan meningkatkan hasil yang aman dan berkualitas tinggi bagi
perempuan dan keluarga
i. Pencatatan dan pelaporan data yang akurat tentang akses perempuan terhadap perawatan
postnatal.

PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai