Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI KONSEP INVESTIGASI WABAH


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ KESEHATAN MASYARAKAT ”

Disusun Oleh :
Nama : Fikri Nur Zannah
Nim : 204210409
Lokal : 2 A

Dosen Pembimbing:
Hj. Lili Dariani, SKM,M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya hadiahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan Rahmat dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mengenai
“Kesehatan Masyarakat” dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya
Serta kami juga berterima kasih kepada Ibu Lili Dariani, SKM,M.Kes, selaku dosen mata
kuliah Kesehatan Masyarakat, yang sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan kita. kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritikan, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang sudah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun
orang yang membacanya. Sebelumnyasaya mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenaan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini di saat yang akan datang.

Bukittinggi, 13 April 2022

Fikri Nur Zannah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
1. Investigasi Wabah..........................................................................................................2
A. Pengertian Investigasi Wabah
B. Sejarah Investigasi Wabah
C. 3 Komponen Wabah
D. Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah
E. Kriteria Kerja Wabah / KLB
F. Langkah Investigasi wabah
G. Tujuan Penyelidikan Wabah / KLB
2. Bentuk-Bentuk Wabah..................................................................................................8
3. Upaya Penanggulangan Wabah...................................................................................9
4. Tujuan Pokok Penanggulangan Wabah.....................................................................10
5. Langkah-langkah Melakukan Investigasi Wabah.....................................................10
BAB III.......................................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN........................................................................................................11
B. SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya
penemuan kuman cholera oleh john snow sehingga ia terkenal dengan metode
investigasi wabah cholera di London ( 1854 ).
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa
yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di
area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan
dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin
mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan
jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter,
perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster
kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain
yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster
banyaknya kasus dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang
diperkirakan tidak diketahui.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investigasi wabah ?
2. Kriteria kerja wabah/ KLB ?
3. Langkah dalam melakukan investigasi wabah ?
4. Tujuan penyelidikan wabah/ KLB ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tugas dari mata kuliah epidemiologi dan
menambah wawasan penulis tentang epidemiologi khususnya tentang Investigasi
Wabah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. INVESTIGASI WABAH
A. Pengertian Investigasi Wabah
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan
dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin

1
mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau
terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari
normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah
baik kelompok maupun para ahli diantaranya :
 Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah
besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).
 Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara
cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Depkes RI, DirJen P2MPLP :
1981).
 Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU RI No. 4 tahun
1984).
 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu
daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa (Benenson : 1985)
 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa (Last
: 1981)
Selain kata wabah dikenal pula letusan (outbreak) apabila kejadian tersebut
terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh pemerintah daerah dan kejadian luar biasa
(KLB) apabila penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (DirJen
P2MPLP tahun 1981). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan
oleh mentri kesehatan.
B. Sejarah Investigasi Wabah
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan
kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah
kolera di London (1854).
C. 3 Komponen Wabah
1) Kenaikan jumlah penduduk
2) Kelompok penduduk disuatu daerah
3) Waktu tertentu
D. Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah
 Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
a) Ganas tidaknya penyakit
b) Sumber dan cara penularan
c) Ada atau tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan
 Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
 Pertimbangan program
 Kepentingan umum, politik, dan hukum
E. Kriteria Kerja Wabah / KLB
Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah (KJB
penyakit menular) diwilayahnya atau tersangka penderita penyakit yang dapat
menimbulkan wabah, wajib seera melakukan tindakan – tindakan penanggulangan
seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang
menjadi wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/ MenKes/ Per/ VIII/ 1989).
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :

2
1) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
2) Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga kurun
waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
3) Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4) Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5) Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahun
sebelumnya.
6) Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periode
sebelumnya.
7) Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan periode,
8) kurun waktu atau tahun sebelumnya.
9) Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam
berdarah dengue.
 Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada daerah endemis ).
 Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu
sebelumnya, daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
 Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih sebagai KLB.
 Keracunan makanan
 Keracunan pestisida
 Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani seperti
penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB dan perlu
penanganan khusus.
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu wabah
(pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena :
 Perubahan cara pencatatan
 Ada cara – cara dignosis baru
 Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
 Ada penyakit lain dengan gejala sama
 Jumlah penduduk bertambah
F. Langkah Investigasi wabah
Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
yang sistemik yang terdiri dari :
1) Persiapan Investigasi di Lapangan
Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu:
 Investigasi : pengetahuan ilmiah perlengkapan dan alat
 Administrasi : prosedur administrasi termasuk izin dan pengaturan
perjalanan
 Konsultasi : peran masing – masing petugas yang turun kelapangan
2) Pemastian Adanya Wabah
Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
a) Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa
minggu atau bulan sebelumnya.
b) Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang
diharapkan.

3
c) Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
 Catatan hasil surveilans
 Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan
lain-lain.
 Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di
dekatnya atau data nasional.
 Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi
penyakit yang biasanya ada.
d) Pseudo endemik (jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu suatu wabah)
 Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
 Adanya cara diagnosis baru
 Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
 Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
 Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
3) Pemastian Diagnosis
Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan
patut
 Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan
peningkatan kasus yang dilaporkan
 Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi
 Kunjungan terhadap satu atau dua penderita
4) Pembuatan Defenisi Kasus
Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan
apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis
dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus
menjadi pasti (compirmed), mungkin (probable), meragukan (possible),
sensivitasdan spefsifitas.
5) Penemuan dan Penghitungan Kasus
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan
kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan
diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :
 Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
 Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
 Data klinis
 Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
 Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau
member umpan balik
6) Epidemiologi Deskriptif
A. gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik
histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :
a) Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan
bagaimana kemungkinan kelanjutannya
b) Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan
penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit
dan masa inkubasinya.

4
c) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian
mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke
orang, atau campuran keduanya
Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :
a) Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata
b) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung
mundur satu masa inkubasi rata-rata
c) Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi
terpendek
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai
timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa
penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam
memperikan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :
a) Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya
b) Buat frekuensi kumulatifnya
c) Tentukan posisi kasus paling tengah
d) Tentukan kelas median
e) Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu
pemaparan dan kasus median
B. gambaran wabah berdasarkan tempat
Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik
berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol
tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian
menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.
C. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang
Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada
hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu
penyakit.Misalnya karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku,
status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan (pekerjaan, penggunaan
obat-obatan)
7) Pembuatan Hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas
memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan,
dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.
a) Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
 Apa reservoir utama agen penyakitnya?
 Bagaimana cara penularannya?
 Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
 Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b) Wawancara dengan beberapa penderita
c) mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.
d) Kunjungan rumah penderita
e) Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
f) Epidemiologi diskriptif
8) Penilaian Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari
dua cara
 Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
 Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan
dan menyelidiki peran kebetulan.

5
 Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.
9) Perbaiki hipotesis dan penelitian tambahan
Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
 Penelitian Epidemiologi ( epidemiologi analitik )
 Penelitian Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan
(pemeriksaan tempat pembuangan tinja )
10) Pengendalian dan pencegahan
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya
penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah
diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai
yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin
diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
11) Penyampaian hasil penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan
pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka
yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua
laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya :
 Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan
beralasan
 Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan
dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah
 Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya
sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi,
hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
 Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
 Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan
merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang
G. Tujuan Penyelidikan Wabah / KLB
1) Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah
 Upaya penanggulangan dan pencegahan
 Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )
 Penelitian
 Pelatihan
 Menjawab keingintahuan masyarkat
 Pertimbangan program
 Kepentingan politik dan hukum
 Kesadaran masyarakat
2) Tujuan khusus penyelidikan KLB / wabah
 Memastikan diagnosa
 Memastikan bahwa terjadi KLB/ wabah
 Mengidentifikasi penyebab KLB
 Mengidentifikasi sumber penyebab
 Rekomendasi : cepat dan tepat
 Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode
KLB, serta tempat terjadinya KLB (variabel orang, waktu dan tempat)

2. BENTUK-BENTUK WABAH
Pengertian wabah dalam bidang epidemiologi modern pada saat ini lebih ditekankan
pada konsep prevalensi yang berlebihan dan tidak selalu menyangkut pada penyakit
menular, walaupun demikian sesuai dengan prioritas masalah kesehatan di Indonesia

6
yang dimaksudkan dengan wabah dalam pengertian oleh Depkes RI hamper selalu
adalah wabah penyakit menular. Menurut cara transmisinya wabah dibedakan atas:
 Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemic)
 ingesti bersama makanan dan minuman,misal : salmonellosis
 inhalasi bersama udara pernapasan,misal: demam Q (di lab)
 inokulasi melalui intravena atau subkutan,misal : hepatitis serum.
 Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemics
propagated by serial transfer from host to host).
 penjalaran melalui rute pernapasan (campak),rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia
(sifilis), dsb.
 Penjalaran melalui debu
 Penjalaran melalui vektor (serangga dan atropoda)
3. UPAYA PENANGGULANGAN WABAH
Berikut ini adalah beberapa upaya penaggulangan wabah yaitu :
 Penyelidikan epidemiologis
 Mengetahui sebah-sebab penyakit wabah
 Menemukan factor penyebab timbulnya wabah
 Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
 Menemukan cara penanggulangan
Mengadakan penyelidikan epidemiologis dengan melakukan kegiatan :
 Pengumpulan data morbiditas dan mortalitas penduduk
 Pemeriksaan klinis, fisik, lab, dan penegakan diagnosis
 Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup dan
benda-benda yang ada dalam suatu wilayah yang diduga mengandung
penyebab penyakit wabah.
 Pemeriksaan, pengobatan, perwatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan
karantina
 Memberikan ertolongan medis pada penderita agar sembuh dan mencegah
agar mereka tidak menjadi sumber penular
 Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung
penyakit menular
 Pencegahan dan pengebalan, adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
memberikan perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit tapi
mempunyai resiko terkena penyakit.
 Pemusnahan penyebab penyakit, dilakukan terhadap ;
 Bibit penyakit/kuman
 Hewan, tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit.
 Penanganan jenazah akibat wabah. Penanganan jenazah yang kematiannya
diakibatkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah yang
merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan
secara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama
dan harkatnya sebagai manusia. Penanganan secara khusus meliputi :
 Pemeriksaan kesehatan oleh pejabat kesehatan
 Perlakuan terhadap jenazah dan sterilisasi bahan-bahan dan alat yang
digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat kesehatan.
 Penyuluhan kepada masyarakat, adalah kegiatan komunikasi yang bersifat
persuasive edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar
mereka mengerti sifat-sifat penyakit.
 Upaya penanggulangan lainnya, : tindakan khusus untuk masing-masing
penyakit

7
Upaya penanggulangan wabah tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup serta mengikutsertakan masyarakat secara aktif.
Dalam upaya penanggulangan wabah ini harus mempertimbangkan keadaan
masyarakat setempat. Dengan demikian diharapkan upaya penanggulangan
wabah tidak mengalami hambatan dari masyarakat.

4. TUJUAN POKOK PENANGGULANGAN WABAH


Berikut ini adalah beberapa tujuan pokok penanggulangan wabah yaitu:
 Berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan
 Membatasi penularan dan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah
banyak dan wabah tidak meluas ke daerah lain
Masalah wabah dan penanggulangannya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian dari upaya kesehatan nasional yang berkaitan dengan sector non kesehatan
serta tidak lepas dengan keterpadua pembangunan nasional. Karantina adalah isolasi
orang atau hewan yang terjangkit penyakit (tersangka terjangkit penyakit) untk
mencegah penjalaran penyakit lebih lanjut. Tindakan karantina adalah tindakan
terhadap kapal dan pesawat udara beserta isinya dan daerah pelabuhan untuk
mencegah berjangkitnya dan menjalarnya penyakit karantina. Tujuan karantina adalah
menolak dan mencegah keluar dan masuknya penyakit karantina dengan sarana
angkutan darat, laut dan udara.
5. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN INVESTIGASI WABAH
Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah melakukan investasi wabah yaitu:
 Konfimasi / menegakkan diagnosa
 Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan
 Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang
 Rumuskan suatu hipotesa sementara
 Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis
 Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan
 Buatlah analisa dan interpretasi data
 Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
 Lakukan tindakan penanggulangan
 Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.
1) Pendahuluan
2) Latar Belakang
3) Uraian tentang penelitian yang dilakukan
4) Hasil penelitian
5) Analisis data dan kesimpulan
6) Tindakan penanggulangan
7) Dampak-dampak penting
8) Saran rekomendasi

BAB III

8
PENUTUP
 KESIMPULAN
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih
banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
tertentu atau diantara kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin
muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang
tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah
biasanya dan diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau
memulai investigasi.

 SARAN

Investigasi wabah adalah peristiwa yang lebih banyak dari biasanya, misalnya wabah
DBD. Mencegah lebih baik daripada mengobati, maka dari itu investigasi wabah
dilakukan untuk mencegah KLB yang bisa saja terjadi di kemudian hari.

Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari
pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptanya makalah
yang lebih baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca. Pesan dari
saya mulailah pelajari dari suatu hal yang sangat kecil untuk dapat mengetahui suatu hal
yang lebih besar. Dan jadikanlah pelajaran sebagai wadah untuk mendapatkan ilmu
sebanyak-banyaknya.

9
 DAFTAR PUSTAKA

- Rajab,Wahyudin.2009.Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa


Kebidanan.Jakarta:EGC.

- Rianti,Emy,DKK.2009.Buku Ajar Epidemiologi dalam


Kebidanan.Jakarta:Trans Info Media.

- http://epid-infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html

10

Anda mungkin juga menyukai