Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Masa Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah ini yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal” dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian ......................................................................................... 5
B. Proses Laktasi dan Menyusui ......................................................... 7
C. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir ................................ 9
D. Perubahan Fisiologi Masa Nifas .................................................... 10
E. Proses Adaptasi Psikolosi Ibu Nifas .............................................. 13
F. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ............................................................ 14
G. Tindak Lanjut Asuhan Masa Nifas Di Rumah .............................. 15
H. Komplikasi Masa Nifas ................................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. . 29
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 mingggu. Wanita yang melalui priode puerperium disebut
puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8
minggu.
Batasan waktu nifas yang pa;ing singkat (minimum) tidak ada batasan waktunya,
bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan
batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh
anak.
2. Tujuan Khusus
a. Menjaga kesehtan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
b. Melakukan Skrining yang komprehensif, mendetaksi masalah,
mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehtan dini,
Nutrisi, KB, Menyusui, Penberian Imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan KB.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Masa nifas (puerperium) atau masa post partum adalah masa masa setelah
keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung sampai enam minggu atau 42 hari
berikutnya disertai Batasan waktu masa nifas yang paling singkat (minimum)
tidak ada batas waktunya, bayhkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek
darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8
minggu.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
1. Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8minggu
3. Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi. Waktu untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan.
5
Kebijakan program nasional masa nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan
bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi baik pada ibu maupun bayi.
6
3. Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)
1) Menayakan pada ibu tentang penyulit yang dialami oleh ibu maupun
bayi
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini
ASI Ekslusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan atau
makanan apapun sampai umur 6 bulan. Seperti susu formula, jeruk, madu, air teh
dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu,
biskuit, bubur nasi dan nasi tim.
7
d. Mengandung zat anti virus polio
e. Menjaga pencernaaan dengan membantu pertumbuhan selaput usus bayi
sebagai perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke
dalam peredaran darah
a. Kolostrum
a) Merupakan cairan kental yang pertama kali keluar kental dengan warna
kekuning-kuningan dibanding susu matur
b) Disekresikan hari ke 1 sampai hari ke 3, bila dipanaskan akan
menggumpal, sedangkan ASI matur tidak
c) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan salauran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang
d) Lebih banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi
sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6
bulan dibandingkan dengan ASI matur
8
Cara-cara yang dapat memperbanyak produksi ASI yaitu :
1. Bounding Attachment
Yang dimaksud bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak
kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam
setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ayah dan ibu akan
menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini
terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Bayi mempelajari lingkungan dengan membedakan
sentuhan dan pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama
halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
2. Respon Ayah dan Keluarga
a. Peran ayah saat ini
Calon ayah digambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan
perhatian pada kesejahteraan emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia
tidak hanya mempunyai tanggung jawab sebagai orang tua terhadap
anak, tetapi dalam kasus pertama kali menjadi seorang ayah, pria
menjalani sebuah transisi peran dengan model formal yang sangat
9
sedikit. Keterlibatan pria dalam proses kelahiran anak merupakan
fenomena terkini dan mungkin tidak sama dalam setiap budaya.
Respon setiap ibu dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalaman
dalam membesarkan anak selalu berbeda karena mencakup seluruh
spektrum reaksi dan emosi, mulai dari kesenangan yang tidak terbatas,
hingga dalamnya keputusan dan duka.
3. Sibling Rivalry
10
a. Pengerutan rahim (involusi)
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (tinggi fundus
uteri).
b. Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uteri. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula
dan lima kali lebarnya dari sebelum hamil.
c. Atrofi jaringan
Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam junlah
besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian
produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.
d. Efek oksitoksin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penuruna
volume intra uterin yang sangat besar. Kontraksi dan retraksi otot uteri
akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu
mengurangi bekas luka tempat implantasi plaenta dan mengurangi
perdarahan.
e. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat
organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada
pada vagina normal. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan
warna dan waktu keluarnya :
1. Lokhea rubra/merah
Keluar pada hari pertama sampai hari ke 4 masa post partum.
2. Lokhea sanguinolenta
11
Berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke
4 sampai hari ke 7 post partum.
3. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan jalan lahir. Keluar pada hari ke 7 sampai hari
ke 14.
4. Lokhea alba/putih
Lokhea ini mengandung leukosit,sel desidua, sel epitel. Dapat
berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
Perubahan pada serviks ialah bentuk servik agak menganga sepert corong
segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga eolah-
olah pada perbatasan antara korpus dan servik berbentuk semacam cincin.
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, ke dua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Serelah 3 minggu
vulva dan vagina kebali pada keadaan tidak hamil.
h. Perinium
12
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan
ini adalah terdapat spasme spinkter dan edema leher kanduung kemih
sesudah bagian ini mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan.
4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Hormon
pituitary akan meningkat dengan cepat,pada wanita tidak menyusui
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. Lamanya seorang wanita
mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui.
6. Perubahan Tanda Vital
Disini sushu badan ibu akan naik sedikit akibat kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Denyut nadi sehabis
melahirkan biasanya akan lebih cepat. Tekanan darah biasanya tidak
berubah,kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu
melahirkan akibat perdarahan. Keadaan pernapasan selalu berhubungan
dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka
ernapasan juga akan mengikutinya.
1. Periode Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. Ia
mungkin akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu
melahirkan.
13
2 Periode Taking Hold
Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian
pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses. Pada masa ini ibu
biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal
tersebut.
3. Periode Letting Go
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun
sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga. Depresi post partum biasanya terjadi pada periode ini.
Dalam 6jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air
kecil. Semakin lama urine tertahandalam kandung kemih maka dapat
mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan misalnya infeksi.
Dalam 24 jam pasien juga sudah dapat buang air besar karena semakin
14
lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit buang air besar
secara lancar.
4. Kebersihan Diri
5. Istirahat
6. Seksual
15
Biasanya pada periode 6 hari post partum, pasien yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kesehatan dirinya sekaligus
bayinya.
Dalam kunjungan ini, bidan perlu mengevaluasi ibu dan bayi. Pengkajian
terhadap ibu meliputi :
16
dengan persalinannya. Beberapa kemungkinan komplikasi masa nifas yang
meliputi :
17
BAB III
KASUS
No.registar : 08.63.62
Di rawat di ruang :-
5. Pendidikan D3 D3
B. Data subjektif
1. Alasan datang
18
2. Keluhan utama
3. Riwayat menstruasi
4. Riwayat perkawinan
No Pasang Lepas
19
7. Pola pemenuhan kebutuhan masa nifas
a. Nutrisi
Makan Minum
b. Eliminasi
BAB BAK
c. Istirahat
20
d. Aktivitas
8. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, PMS), menurun (
Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung, ginjal).
c. Riwayat operasi
21
suami/keluarga/tetangga, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan keluarga
ekonomi.
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum :
Tanda vital
BB : 63 kg TB : 159
2. Pemeriksaan fisik
22
Mulut : tidak stomatitis, lembab, tidak ada caries gigi, gusi
tidak berdarah
Ekstremitas
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
23
4. Data penunjang
Riwayat persalinan
Plasenta : lengkap
a. Lahir : spontan
b. Berat : gram
Perenium
a. Robekan di : derajat 2
Lama persalinan
24
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Data dasar:
pukul 05.00
B. Masalah
Tidak ada
Tidak ada
a. Mandiri
Tidak ada
b. Kalaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada
25
V. PERENCANAAN
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik-baik saja, Td:
110/80 mmHg nadi: 80x/menit rr: 17x/menit s:36,5◦c
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas diantaranya: inveksi
pada vulva, vagina, servik, bekas luka jahitan bernanah dan bengkak,
perdarahan, pandangan kabur, bengkak pada wajah dan kaki, payudara
bengkak dan bernanah,.
3. Melakukan palpasi pada abdomen ibu,TFU teraba 2 jari diatas simpisis,
perdarahan ibu normal dan tidak berbau.
4. Memberikan konseling tentang ibu nifas yaitu: makan dengan diet
berimbang, cukup karbonhidrat,protein, lemak, dan mineral.
5. Mengajarkan ibu perawatan perawatan perenium yaitu selalu mengganti
pembalut 2-3 x sehari, mengganti celana apabila basah dan kotor,dan
selalu mencuci tantan setelah memegang darah genitalia dengan sabun dan
air mengalir.
6. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat yaitu tidak diberi apa pun
dan hanya dibersihkan dengan air hangat.
26
7. Memberikan konseling pada ibu bagaimana cara menjaga bayi tetap
hangat yaitu dengan meletakkan bayi di tempat yang hangat, memakaikan
pakaian yang kering dan bersih, tidak meletakkan bayi dibawah kipas
angin.
8. Mengingat kan ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang yang telah
diberikan amoxilin 3x500 mg, metrodinazol 3x500 mg, asam mefenamat
3x500 mg setelah makan.
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol lagi 6 hari atau bila ada keluhan
VII. EVALUASI
3. Ibu lega mengetahui uterus normal, perdarahan normal dan tidak berbau
4. Ibu mengerti dan bisa mengulangi kembali gizi untuk ibu nifas
6. Ibu megerti dan bisa mengulangi kembali cara perawatan tali pusat dan
bersedia melakukannya
7. Ibu mengerti dan mampu mengulangi kembali cara menjaga bayi tetap
hangat dan bersedia melakukannya
8. Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat yang telah diberikan sampai habis
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium
di sebut puerpura. Nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang di perlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali, seperti pra hamil . Lama masa nifas ini 6-8 minggu.
Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batasnya, bahkan bisa
jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat-alat reeproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Selama masa
pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik
secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologi.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi masa nifas seperti sepsis puerpuralis. Jika di tinjau dari penyebab
kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua
setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada ini.
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus ibu nifas di atas pemberian asuhan kebidanan mulai dari pengkajian
yang meliputi data subyektif dan data obyektif, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, Dr.MB, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta., 32-39
Bennet, V.R dan Brown, L.K, 1996, Myles Text Book for Midwifes, Edisi 12,
Churcil Livingstone, London, UK.
30