Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Masa Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah ini yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal” dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari terwujudnya makalah ini tidak terlepas bantuan dari


segenap pihak yang telah membimbing, memberi semangat dan memberikan
petunjuk serta penjelasan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :

masukan kepada kami atas pembuatan proposal ini.

Karena keterbatasan kemampuan yang ada, penyusun menyadari sepenuhnya


bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, penyusun mengharap kritik

Bandar Lampung, Desember 2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan .............................................................................................. 4
D. Manfaat ............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian ......................................................................................... 5
B. Proses Laktasi dan Menyusui ......................................................... 7
C. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir ................................ 9
D. Perubahan Fisiologi Masa Nifas .................................................... 10
E. Proses Adaptasi Psikolosi Ibu Nifas .............................................. 13
F. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ............................................................ 14
G. Tindak Lanjut Asuhan Masa Nifas Di Rumah .............................. 15
H. Komplikasi Masa Nifas ................................................................ 16

BAB III KASUS

A. Askeb Pada Ibu Nifas Normal ........................................................ 18

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. . 29

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 mingggu. Wanita yang melalui priode puerperium disebut
puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal.

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8
minggu.

Batasan waktu nifas yang pa;ing singkat (minimum) tidak ada batasan waktunya,
bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan
batasan maksimumnya adalah 40 hari.

Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian masa nifas (puerperium)


2. Proses laktasi dan menyusui
3. Respon orang tua terhadap bayi baru lahir
4. Perubahan fisiologi masa nifas
5. Proses adaptasi psikologi ibu masa nifas
6. Kebutuhan dasar ibu masa nifas
7. Tindak lanjut asuhan masa nifas dirumah
8. Komplikasi masa nifas

3
C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh
anak.
2. Tujuan Khusus
a. Menjaga kesehtan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
b. Melakukan Skrining yang komprehensif, mendetaksi masalah,
mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehtan dini,
Nutrisi, KB, Menyusui, Penberian Imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan KB.

D. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas

Peran dan tangggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:

1. Mendeteksi dini komplikasi dan perlunya rujukan


2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai caranya
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Masa nifas (puerperium) atau masa post partum adalah masa masa setelah
keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung sampai enam minggu atau 42 hari
berikutnya disertai Batasan waktu masa nifas yang paling singkat (minimum)
tidak ada batas waktunya, bayhkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek
darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8
minggu.

Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

Tahapan masa nifasdibagi menjadi 3 tahap:

1. Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8minggu
3. Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi. Waktu untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan.

5
Kebijakan program nasional masa nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan
bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi baik pada ibu maupun bayi.

1. Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


2) Mendeteksi dan merawat penyebablain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut
3) Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4) Pemberian ASI awal
5) Membimbing ibu bagaimana tehnik melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir
6) Mencegah bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
Petugas kesehatan termasuk bidan yang menolong persalinan harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dalam kondisi stabil.

2. Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)

1) Memastikan uterus berjalan normal, uterus berkontraksi kuat, fundus


dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

6
3. Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)

Sama seperti kunjungan 6 hari

4. Kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan)

1) Menayakan pada ibu tentang penyulit yang dialami oleh ibu maupun
bayi
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini

B. Proses laktasi dan menyusui

ASI Ekslusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan atau
makanan apapun sampai umur 6 bulan. Seperti susu formula, jeruk, madu, air teh
dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu,
biskuit, bubur nasi dan nasi tim.

Manfaat pemberian ASI Esklusif yaitu:

a. ASI sebagai nutrisi


b. ASI sebagai daya tahan tubuh
c. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
d. ASI sebagai penghemat biaya obat-obatan
e. ASI sebagai tenaga
f. ASI sebagai sarana kesehatan yang murah
g. ASI dapat menciptakan generaso penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas

Zat kekebalan yang terkandung dalam ASI yaitu:

a. Faktor bifidus : mendukung proses perkembangan bakteri yang


“menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang merugikan
b. Laktoferin: mengikat zat besi dalam ASI sehinggga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya
c. Anti alergi

7
d. Mengandung zat anti virus polio
e. Menjaga pencernaaan dengan membantu pertumbuhan selaput usus bayi
sebagai perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke
dalam peredaran darah

Komposisi ASI yaitu :

a. Kolostrum

a) Merupakan cairan kental yang pertama kali keluar kental dengan warna
kekuning-kuningan dibanding susu matur
b) Disekresikan hari ke 1 sampai hari ke 3, bila dipanaskan akan
menggumpal, sedangkan ASI matur tidak
c) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan salauran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang
d) Lebih banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi
sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6
bulan dibandingkan dengan ASI matur

b. Air susu masa peralihan

a) Merupakan ASI peralihan darim kolostrum sampai menjadi ASI yang


maturedisekresi hari ke 4 sampai hari ke 10
b) Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak
semakin meninggi dan volume juga semakin meningkat

c. Air susu matur

a) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya,


komposisi relatif konstan
b) Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna
dari Ca-casein, riboflavin dan karoten yang terdapat didalamnya
c) Tidak menggumpal jika dipanaskan
d) Terdapat antimicrobial faktor, antara lain: antibody (kekbalan
terhadap infeksi), protein, hormon-hormon dan lain-lain

8
Cara-cara yang dapat memperbanyak produksi ASI yaitu :

a. Bayi menyusu minimal setiap 2 jam bergantian pada kedua payudara


sepuas bayi
b. Bangunkan bayi, buka baju/bedong yang membuat rasa gerah, duduklah
selama menyusui
c. Pastikan bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada perut
ibunya) dan menelan secara aktif
d. Susui bayi ditempat tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui
e. Tidur bersebelahan/dekat dengan bayi
f. Ibu meningkatkan istirahat atau minum

C. Respon orang tua terhadap bayi baru lahir

1. Bounding Attachment
Yang dimaksud bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak
kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam
setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ayah dan ibu akan
menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini
terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Bayi mempelajari lingkungan dengan membedakan
sentuhan dan pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama
halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
2. Respon Ayah dan Keluarga
a. Peran ayah saat ini
Calon ayah digambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan
perhatian pada kesejahteraan emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia
tidak hanya mempunyai tanggung jawab sebagai orang tua terhadap
anak, tetapi dalam kasus pertama kali menjadi seorang ayah, pria
menjalani sebuah transisi peran dengan model formal yang sangat

9
sedikit. Keterlibatan pria dalam proses kelahiran anak merupakan
fenomena terkini dan mungkin tidak sama dalam setiap budaya.

b. Respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh

Respon setiap ibu dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalaman
dalam membesarkan anak selalu berbeda karena mencakup seluruh
spektrum reaksi dan emosi, mulai dari kesenangan yang tidak terbatas,
hingga dalamnya keputusan dan duka.

c. Ikatan awal bayi dan orang tua

Ikatan awal di artikan sebagaimana perilaku orang tua terhadap


kelahiran bayinya pada masa-masa awal. Perilaku ini sangat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Yang termasuk faktor
internal antara lain bagaimana ia di rawat oleh orang tuanya, bawaan
genetiknya, adat istiadat dan nilai, hubungan antar pasangan, keluarga,
orang lain, pengalaman kelahiran. Faktor eksternal meliputi perawatan
yang diterima pada saat kehamilan, persalinan, responsivitas bayi,
keadaan bayi baru lahir.

3. Sibling Rivalry

Yang dimaksud sibling rivalry adalah adanya rasa persaingan saudara


kandung terhadap kelahiran adiknya. Biasanya hal tersebut terjadi pada
anak usia toddler (2-3 tahun), yang juga dikenal dengan “usia nakal” pada
anak. Anak mendemonstrasikan sibling rivalrynya dengan berperilaku
tempramental, misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim
untuk menarik orang tuanya, atau dengan melakukan kekerasan terhadap
orang tuanya.

D. Perubahan fisiologi masa nifas

1. Perubahan Sistem Reproduksi

10
a. Pengerutan rahim (involusi)
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (tinggi fundus
uteri).
b. Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uteri. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula
dan lima kali lebarnya dari sebelum hamil.
c. Atrofi jaringan
Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam junlah
besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian
produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.
d. Efek oksitoksin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penuruna
volume intra uterin yang sangat besar. Kontraksi dan retraksi otot uteri
akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu
mengurangi bekas luka tempat implantasi plaenta dan mengurangi
perdarahan.
e. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat
organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada
pada vagina normal. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan
warna dan waktu keluarnya :
1. Lokhea rubra/merah
Keluar pada hari pertama sampai hari ke 4 masa post partum.
2. Lokhea sanguinolenta

11
Berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke
4 sampai hari ke 7 post partum.
3. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan jalan lahir. Keluar pada hari ke 7 sampai hari
ke 14.
4. Lokhea alba/putih
Lokhea ini mengandung leukosit,sel desidua, sel epitel. Dapat
berlangsung selama 2-6 minggu post partum.

f. Perubahan pada serviks

Perubahan pada serviks ialah bentuk servik agak menganga sepert corong
segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga eolah-
olah pada perbatasan antara korpus dan servik berbentuk semacam cincin.

g. Vulva dan vaginal

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, ke dua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Serelah 3 minggu
vulva dan vagina kebali pada keadaan tidak hamil.

h. Perinium

Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena seelumnya


teregang oleh tekanan bayiyang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5,
perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya.

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu akan mengalami konstpasi setelah persalinan. Hal ini


disebabkan karena pada waktu persalinan alat pencernaan mengalami
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
berlebih pada waktu persalinan, kurangnya cairan dan makanan.

12
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan
ini adalah terdapat spasme spinkter dan edema leher kanduung kemih
sesudah bagian ini mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan.
4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Hormon
pituitary akan meningkat dengan cepat,pada wanita tidak menyusui
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. Lamanya seorang wanita
mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui.
6. Perubahan Tanda Vital
Disini sushu badan ibu akan naik sedikit akibat kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Denyut nadi sehabis
melahirkan biasanya akan lebih cepat. Tekanan darah biasanya tidak
berubah,kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu
melahirkan akibat perdarahan. Keadaan pernapasan selalu berhubungan
dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka
ernapasan juga akan mengikutinya.

E. Proses adaptasi psikologi ibu masa nifas

1. Periode Taking in

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. Ia
mungkin akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu
melahirkan.

13
2 Periode Taking Hold

Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian
pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses. Pada masa ini ibu
biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal
tersebut.

3. Periode Letting Go

Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun
sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga. Depresi post partum biasanya terjadi pada periode ini.

F. Kebutuhan dasar ibu masa nifas

1. Kebutuhan Ibu Menyusui

Kualitas dan jumlah makanan yang di konsumsi akan sangat


mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus mendapatkan
tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk
memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu sendiri. Pemberian ASI sangat
penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan
tumbuh sebagai manusia yang sehat.

2. Ambulasi Dini ( Early Ambulation)

Ambyulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin


membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
untuk berjalan.

3. Eliminasi : Buang air kecil dan besar

Dalam 6jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air
kecil. Semakin lama urine tertahandalam kandung kemih maka dapat
mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan misalnya infeksi.
Dalam 24 jam pasien juga sudah dapat buang air besar karena semakin

14
lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit buang air besar
secara lancar.

4. Kebersihan Diri

a. Menjaga kebersuhan sekuruh tubuh untuk mencegah infeksi dan


alergi kulit pada bayi.
b. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
c. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2
kali dalam sehari.
d. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai
membersihkan daerah kemaluan.
e. Jika mempunyai luka episiotomi, hindari utnuk menyentuh daerah
luka.

5. Istirahat

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk


memulihkan kembali keadaan fisiknya.

6. Seksual

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan begitu darah merah


berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri.

7. Latihan atau Senam Nifas

Latihan senam nifas di lakukan seawal mungkin dengan catatan ibu


menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit post partum.
Manfaat senam nifas melancarkan sirkulasi darah, mengembalikan
kekuatan otot perut dan panggul, mengurangi keluhan sakit punggung.

G. Tindak lanjut asuhan masa nifas dirumah

1. 6 hari post partum

15
Biasanya pada periode 6 hari post partum, pasien yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kesehatan dirinya sekaligus
bayinya.

2. 2 minggu post partum

Dalam kunjungan ini, bidan perlu mengevaluasi ibu dan bayi. Pengkajian
terhadap ibu meliputi :

 Persepsi tentang persalinan dan kelahiran


 Kondisi payudara
 Asupan makanan
 Nyeri, kram abdomen
 Adanya hemoroid
 Tingkat aktivitas saat ini
 Respon ibu terhadap bayi

Pengkajian terhadap bayinya meliputi :

 Bagaimana dengan suplai ASI nya


 Pola berkemih dan buang air besar
 Warna kulit bayingkeadaan tali pusat
 Keadaan genital

3. 6 minggu post partum

Pengkajian melalui anamnesa seperti pada kunjungan 2 minggu post


partum di tambah permulaan hubungan seksual, metode KB yang di
inginkan, riwayat KB yang lalu, adanya gejala demam, keadaan payudara,
fungsi perkemihan,latihan pengencangan otot perut.

H. Komplikasi masa nifas

Komplikasi masa nifas biasanya jarang di temukan selama pasien


mendapatkan asuhan yang berkualitas , mulai dari masa kehamilan sampai

16
dengan persalinannya. Beberapa kemungkinan komplikasi masa nifas yang
meliputi :

 Pendarahan per vaginam


 Robekan jalan lahir
 Retensio plasenta
 Tertinggalnya masa nifas
 Inversio uteri

17
BAB III

KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

NY”Y” POST PARTUM HARI KE -7

DI RSUD Dr.H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

No.registar : 08.63.62

Masuk RS./tanggal/pukul : 01 februari 2017 / 11.30

Di rawat di ruang :-

I. PENGKAJIAN DATA, tanggal /pukul :01 feb 2017

A. BIODATA ibu suami

1. Nama ny.y tn. j

2. Umur 28 tahun 30 tahun

3. Agama islam islam

4. Suku / bangsa jawa/indonesia jawa/indonesia

5. Pendidikan D3 D3

6. Pekerjaan wiraswasta wiraswasta

7. Alamat Labuhan dalam no. 29 Bandar Lampung

B. Data subjektif

1. Alasan datang

Ibu mengatakan ingin mendapatkan perawatan perinium

18
2. Keluhan utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun siklus : 28 hari

Lama : 7 hari teratur: ya

Sifat darah: cair keluhan: tidak ada

4. Riwayat perkawinan

Status perkawin : menikah syah menikah ke : 1

Lama : 9 tahun usia menikah pertama kali : 20 tahun

5. Riwayat obstetrik : P2A0

Hamil Persalinan Nifas


ke
Tanggal Umur Jenis Penolong Komplikasi Jk BB Laktasi Komplik
kehamilan persalinan lahir asi

1 27 jan 40 mggu Spontan Bidan Tidak ada lk 2600 Ya,1.5 Tidak


2013 th ada

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No Pasang Lepas

Jenis Tanggal Oleh Tempat Keluhan tanggal Oleh Tempat Alasan


kontrasepsi

19
7. Pola pemenuhan kebutuhan masa nifas

a. Nutrisi

Makan Minum

Frekuensi : 3x/ hari Frekuensi : 6-7 gelas/hari

Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : Air putih, teh

Porsi : 1 piring Porsi : 1 gelas

Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

b. Eliminasi

BAB BAK

Frekuensi : 1x/ hari Frekuensi : 6x/ hari

Warna : Kuning Warna : Kuning jernih

Konsistensi : Lunak Konsistensi : Cair

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

c. Istirahat

Tidur siang Tidur malam

Lama : 1 jam/hari Lama : 8jam/hari

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

20
d. Aktivitas

Ibu menyusui bayinya

Ibu mengatakan sudah melakukan oekerjaan rumah tangga, seperti


memasak, menyapu, dan membersihkan rumah.

Ibu mengatakan sudah bisa merawat bayinya sendiri

8. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/sedang di derita (menular,menurun dan menahun)

Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular


(TBC,PMS),menurun (Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung,
ginjal).

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan


menahun)

Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, PMS), menurun (
Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung, ginjal).

c. Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi.

d. Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat

9. Kebiasaan yang menggangu kesehatan (merokok,minum jamu,minuman


beralkohol)

Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti


merokok, minum jamu, minuman beralkohol

10.Data psikososial, spiritual dan ekonomi ( penerimaan ibi/suami/keluarga


terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan

21
suami/keluarga/tetangga, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan keluarga
ekonomi.

a. Ibu mengatakan bahagia atas kelahiran putra keduanya


b. Ibu mengatakan suami dan keluarga bahagia atas kelahiran bayinya
c. Ibu sudah memberikan ASI dan berencana memberkan asi eksklusif
selama 6 bulan
d. Ibu rajin sholat 5 waktu sehari

C. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum :

Keadan umum : baik kesadaraan: composmentis

Status emosional : stabil

Tanda vital

Tekanan darah :110/80 nadi: 80 x/menit

Pernafasaan : 18 x/ menit suhu : 36,5◦c

BB : 63 kg TB : 159

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : mesocephal, ukuran sedang, tidak pembengkakan atau


massa, kulit kepala bersih

Wajah :oval, simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada


bekas luka

Mata : simetris, konjungtiva merah muda, tidak ada lesi,


tidak ada perdarahan

Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret

22
Mulut : tidak stomatitis, lembab, tidak ada caries gigi, gusi
tidak berdarah

Telinga : simetris, tidak ada serumen

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe,


dan vena jugularis

Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing

Payudara : simetris, puting susu menonjol, keluar ASI, terjadi


hyperpigmentasi pada aerola

Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, TFU 2 jari diatas


shimpisis

Ekstremitas

Atas : gerakan aktif, tidak ada odema, tidak ada varises

Bawah : gerakan aktif, tidak ada odema, tidak ada varises

Genitalia : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada


varises, tidak ada odema

Jahitan dalam : ada jahitan, jahitan jelujur

Jahitan luar : kering, jahitan satu

Lochea : sanguinolenta, warna merah kecoklatan

Anus : tidak ada hemoroid

3. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

23
4. Data penunjang

Riwayat persalinan

Tangga : 27 januari 2012 jam: 05.00 wib

Massa gestasi : 40 minggu

Komplikasi : tidak ada

Plasenta : lengkap

a. Lahir : spontan

b. Berat : gram

c. Tali pusat : panjang : 50 cm insersio : sentralis

Perenium

a. Robekan di : derajat 2

b. Jahitan dalam : jelujur benang catgut

c. Jahitan luar : 1 benang catgut

Lama persalinan

Kala I : 4 jam - menit perdarahan 0 cc

Kala II : - jam 30 menit perdarahan 100 cc

Kala III : - jam 15 menit perdarahan 100 cc

Kala IV : 2 jam - menit perdarahan 40 cc

Nilai APGAR : 1 menit : 7 5 menit: 8 10 menit:9

24
II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa kebidanan

Seorang ibu P2A0 post partum hari ke -7 normal

Data dasar:

DS : ibu mengatakan baru melahirkan pertama kali

Ibu mengatakan belum pernah abortus

Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 27 januari 2012

pukul 05.00

DO: tekanan darah:110/80 nadi:80x/menit suhu:36,5◦c

Pernafasaan: 17x/menit BB: 63 kg TB : 159

Lochea : sanguinolenta, warna merah kecoklatan.

TFU : 2 jari diatas shimpisis

B. Masalah

Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri
Tidak ada
b. Kalaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada

25
V. PERENCANAAN

1. Beritahu keadaan ibu


2. Beritahu ibu tanda bahaya pada masa nifas
3. Mematiskan uterus berjalan normal, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau
4. Memberikan konseling tentang gizi untuk ibu nifas
5. Ajarkan pada ibu perawatan perinium
6. Ajarkan pada ibu tentang perawatan tali pusat
7. Memberikan konseling pada ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat
8. Ingatkan pada ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang telah diberikan
9. Anjurkan ibu kontrol ulang lagi

VI. PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik-baik saja, Td:
110/80 mmHg nadi: 80x/menit rr: 17x/menit s:36,5◦c
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas diantaranya: inveksi
pada vulva, vagina, servik, bekas luka jahitan bernanah dan bengkak,
perdarahan, pandangan kabur, bengkak pada wajah dan kaki, payudara
bengkak dan bernanah,.
3. Melakukan palpasi pada abdomen ibu,TFU teraba 2 jari diatas simpisis,
perdarahan ibu normal dan tidak berbau.
4. Memberikan konseling tentang ibu nifas yaitu: makan dengan diet
berimbang, cukup karbonhidrat,protein, lemak, dan mineral.
5. Mengajarkan ibu perawatan perawatan perenium yaitu selalu mengganti
pembalut 2-3 x sehari, mengganti celana apabila basah dan kotor,dan
selalu mencuci tantan setelah memegang darah genitalia dengan sabun dan
air mengalir.
6. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat yaitu tidak diberi apa pun
dan hanya dibersihkan dengan air hangat.

26
7. Memberikan konseling pada ibu bagaimana cara menjaga bayi tetap
hangat yaitu dengan meletakkan bayi di tempat yang hangat, memakaikan
pakaian yang kering dan bersih, tidak meletakkan bayi dibawah kipas
angin.
8. Mengingat kan ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang yang telah
diberikan amoxilin 3x500 mg, metrodinazol 3x500 mg, asam mefenamat
3x500 mg setelah makan.
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol lagi 6 hari atau bila ada keluhan

VII. EVALUASI

1. Ibu legah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Ibu mengetahui tanda bahaya masa nifas dengan menyebutkan kembali


contohnya

3. Ibu lega mengetahui uterus normal, perdarahan normal dan tidak berbau

4. Ibu mengerti dan bisa mengulangi kembali gizi untuk ibu nifas

Ibu bersedia melakukannya.

5. Ibu telah diberikan pengetahuan tentang cara perawatan luka perinium,


ibu paham dan bersedia melakukannya

6. Ibu megerti dan bisa mengulangi kembali cara perawatan tali pusat dan
bersedia melakukannya

7. Ibu mengerti dan mampu mengulangi kembali cara menjaga bayi tetap
hangat dan bersedia melakukannya

8. Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat yang telah diberikan sampai habis

9. Ibu bersedia kontrol ulang dan bila ada keluhan.

27
BAB IV

PEMBAHASAN

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium
di sebut puerpura. Nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang di perlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali, seperti pra hamil . Lama masa nifas ini 6-8 minggu.

Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batasnya, bahkan bisa
jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat-alat reeproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Selama masa
pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik
secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologi.

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi masa nifas seperti sepsis puerpuralis. Jika di tinjau dari penyebab
kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua
setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada ini.

28
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kasus ibu nifas di atas pemberian asuhan kebidanan mulai dari pengkajian
yang meliputi data subyektif dan data obyektif, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, Dr.MB, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta., 32-39

Bennet, V.R dan Brown, L.K, 1996, Myles Text Book for Midwifes, Edisi 12,
Churcil Livingstone, London, UK.

30

Anda mungkin juga menyukai