OLEH :
JUMRATUL SEFTRIANI
NPM : 1826040217.P
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Micro dan
Macro tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari semua pihak.Ribuan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
terkait dalam pembuatan makalah ini dengan judul Kunjungan Nifas 6 Minggu.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik lintas
program maupun lintas sektoral dan saya memohon kritik, saran dan masukan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Konsep Dasar Masa Nifas.................................................................... 3
B. Perubahan Fisiologis Ibu pada Masa Nifas.......................................... 5
C. Jadwal Kunjungan Masa Nifas............................................................. 8
D. Asuhan Lanjutan Masa Nifas Di Rumah.............................................. 9
E. Konseling Ibu nifas 6 Minggu.............................................................. 15
BAB III PENUTUP......................................................................................... 21
A. Kesimpulan........................................................................................... 21
B. Saran..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPS
Lampiran 2. RPP
Lampiran 3. SAP
Lampiran 4. JOB SHEET
Lampiran 5. DAFTAR TILIK
Lampiran 6. POWER POINT
Lampiran 7. LEAFLET
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis
yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa
komplikasi.Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama
masa nifas ini 6-8 minggu. Menurut Varney (2015), juga mengatakan bahwa
periode pasca persalinan (postpartum) ialah masa waktu antara kelahiran
plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai
waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak
hamil.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama (Ambarwati, 2016). Oleh karena itu peran dan
tanggung bidan dalam masa nifas sangat besar.Bidan sebaiknya melakukan
kunjungan diantaranya kunjungan pertama pada 6-8 jam post partum,
kunjungan kedua pada 6 hari post partum, kemudian kunjungan ketiga 2
minggu post partum dan kunjungan terakhir pada 6 minggu post partum.
Pada kunjungan terakhir nifas diharapkan ibu tidak mengalami
kegawatdaruratan dan komplikasi setelah menjalani proses persalinan. Ketika
akhir masa nifas yaitu pada 6-8 minggu post partum semua organ reproduksi
ibu sudah kembali seperti semula. Oleh karena itu, bidan harus memberikan
KIE terkait dengan berakhirnya masa nifas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi konsep dasar masa nifas?
2. Bagaimana perubahan fisiologis ibu pada masa nifas?
3. Kapan jadwal kunjungan ibu pada masa nifas?
1
4. Apa peran dan tanggung jawab bidan dalam kunjungan nifas 6 minggu post
partum?
5. Bagaimana asuhan lanjutan masa nifas di rumah?
6. Bagaimana Konseling Ibu nifas 6 Minggu?
C. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami konsep dasar masa
nifas
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui apa saja perubahan fisiologis ibu pada
masa nifas
3. Mahasiswa diharapkan mengetahui jadwal kunjungan ibu pada masa nifas
4. Mahasiswa diharapkan peran dan tanggung jawab bidan dalam kunjungan
nifas 6 minggu post partum
5. Mahasiswa diharapkan asuhan lanjutan masa nifas di rumah
6. Mahasiswa diharapkan konseling ibu nifas 6 minggu
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
3. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Puerpurium dini (immediate puerperium): waktu 0-24 jam post partum.
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.
Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerpurium Intermedial (early puerperium): waktu 1-7 hari post
partum. Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu
c. Remote Peurperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu post
partum. Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau
tahun.
4. Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan
pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
a. Merencanakan waktu kunjungan rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah
dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai.
e. Menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
f. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan
mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
g. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
dalam memberikan asuhan kepada klien.
h. Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
i. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
j. Keamanan harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan
rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.
4
D. Perubahan Fisiologis Ibu pada Masa Nifas
Pada masa nifas ibu mengalami banyak perubahan pada
tubuhnya.Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami
suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya.Yang
diharapkan pada periode 6 minggu setelah melahirkan adalah semua sistem
dalam tubuh ibu akan pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali
pada keadaan sebelum hamil (Rahayu, 2014)
1. Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Uterus mengalami pengecilan atau involusi yang merupakan proses
kembalinya uterus seperti sebelum hamil. Perubahan ini terjadi
terutama pada otot-otot rahim dan decidua serta ligamentum yang
terpengaruh saat hamil akan kembali seperti semula. Perubahan ini
terjadi karena adanya kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah bayi
lahir.
b. Lochea
Lochea adalah cairan yang keluar dari uterus melalui vagina dalam
masa nifas. Lochea dibagi menjadi: Lochea Rubra keluar setelah
persalinan sampai 3 hari masa nifas, berwarna merah, berisi lapisan
desidua, sisa chorion, liquor amnii, lanugo, vernik caseosa dan
kemungkinan mekonium. Lochea Serosa keluar pada hari 4-9
persalinan, warna merah menjadi lebih kecoklatan, berisi serum,
selaput lendir, leucocyten dan penyakit yang telah mati. Lochea Alba
keluar pada hari 10-15 hari atau lebih, warna putih kekuningan berisi
selaput lendir leucocyten dan penyakit yang telah mati.
c. Vagina dan Perineum
Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas
membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara
perlahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga. Himen
muncul sebagai potongan jaringan kecil, selama proses sikatrissasi
5
diubah menjadi carunculaemirtiformis yang khas pada wanita
melahirkan.
d. Servik dan Segmen Bawah Rahim
Segera setelah selesai kala III, servik dan SBR menjadi struktur
yang tipis, kolaps dan kendur. Tepi luar serviks, yang tadinya menjadi
os eksterna, biasanya mengalami laserasi khususnya sebelah lateral.
Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah
persalinan serviks dapat dilalui 2 jari. Setelah akhir minggu I dapat
dilalui 1 jari. Sewaktu mulut serviks menyempit, servik menebal dan
salurannya terbentuk kembali. Dalam perjalanan beberapa minggu,
SBR diubah dari struktur yang jelas-jelas cukup besar untuk memuat
kebanyakan kepala janin cukup bulan menjadi isthmus uteri yang
hampir tidak dapat dilihat yang terletak diantara korpus uteri diatas dan
os interna serviks dibawah.
e. Peritonium dan Dinding Abdomen
Ketika miometrium berkontraksi dan beretraksi setelah kelahiran
dan beberapa hari sesudahnya peritonium membungkus sebagian besar
uterus dibentuk menjadi lipatan-lipatan dan kerutan-kerutan.
Ligamentumlatum dan rotundum jauh lebih kendor daripada kondisi
tidak hamil, dan memerlukan waktu cukup lama untuk kembali dari
peregangan dan pengendoran yang telah dialami selama hamil.
Pemulihan dibantu dengan latihan-latihan. Strie livida tetap ada, otot-
otot yang atonik akan menyebabkan abdomen tetap kendor(Rahayu,
2014).
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Ibu merasa lapar dan siap untuk makan dua atau empat jam setelah
melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada awal masa nifas karena makanan
atau cairan yang kurang selama persalinan.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah persalinan terjadi edema dan hipermia dinding kandung kemih
tetapi juga mengalami ekstravasi darah ke mukosa. Kapasitas kandung
6
kemih pada masa nifas bertambah dan tidak sensitif terhadap tekanan
intravesika, karena pengembangan terhadap yang berlebihan khususnya
analgesia dan gangguan fungsi neural sementara pada kandung kemih
merupakan faktor penunjang.
4. Perubahan Sistem Muskuloskletal
Jaringan lunak panggul dan persendian serta ligamen-ligamen perlahan-
lahan kembali seperti sebelum kehamilan memerlukan waktu 3 bulan untuk
kembali normal. Otot-otot perut dan dasar panggul berlahan-lahan kembali,
dengan pertolongan latihan saat nifas akan lebih cepat kembali.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Setelah uterus kembali normal, endometrium sudah kembali baik,
penekanan hormon esterogen dan progesteron sudah menurun maka FSH
akan aktif kembali memperngaruhi folikel primordian menjadi folikel de
Graff sehingga terjadi ovulasi. Menstruasi terjadi kembali pada minggu ke
5-6.
6. Perubahan Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah akan kembali stabil, dan suhu wanita inpartu tidaklebih
dari 37,2 derajat celcius. Begitu pula dengan nadi. Nadi berkisar antara 60-
80x/menit. Kemudian, respirasi pun kembali normal. Frekuensinya yaitu
18x/menit.
7. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Volume darah kembali seperti sebelum hamil, begitu pula dengan
kekentalannya. Rata-rata detak jantung baik dan kardiak out put kembali
normal.
8. Perubahan Haematologi
Perubahan leukosit terlihat jelas selama dan setelah persalinan, yaitu
berjumlah 5000/mm3 hingga rata-rata mencapai 15.000/mm3.
9. Perubahan Siatem Pernafasan
Tekanan penuh didasar lobus paru-paru kembali normal, kemungkinan
karena tidak ada lagi tekanan dari uterus sehingga menjadi longgar.
7
Respirasi akan normal, teratur, cukup dalam, frekuensinya yaitu
18x/menit(Varney, 2015).
8
2. Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas
karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota
keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu
mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan
di rumah dan lingkungan sekitar.
Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau
konseling kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk
mengidentifikasi penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki
keterbatasan yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :
a. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
b. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
c. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah
tertentu
9
a. Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
b. Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara
teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah
kesehatan.
c. Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
d. Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur
yang udah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah dengan
lembut, gunakan air bersih dan kain steril.
e. Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-
hatilah untuk tidak membawa apapun naik ke atas dari anus menuju
vagina, karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata bisa
menyebabkan infeksi serius.
f. Mencegah Perdarahan Hebat
g. Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan
yang sama banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah
yang keluar mestinya juga harus tampak seperti darah menstruasi yang
berwarna tua dan gelap, atau agak merah muda. Darah merembes kecil-
keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk, bergerak, atau
berdiri(Saleha, 2015).
10
3) Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan
adanya tanda-tanda syok.
4) Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya(Bahiyatun,
2014)
Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau
tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah
serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).
1) Jika Ibu Memiliki Robekan
Mintalah ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu
dengan kaki disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh
menggerakkan kakinya secara teratur. Untuk sementara tidak
diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan
yang bergizi.
2) Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat
adanya perdarahan hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing
dan lemah. Jika hal ini yang terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan
di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di
wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut, dan lunak.
Meskipun hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius,
kecuali lukanya sangat besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah
daerah itu dengan kain steril selama 30 menit atau sampai dia berhenti
tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok, segera minta bantuan
medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di dalamnya bisa
keluar.
3) Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan,
kemungkinan besar rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu
berbahaya, karena serviks biasanya akan masuk ke tempatnya
semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong rahim
11
dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar
lebih tinggi dari kepala.
4) Bantu Ibu Buang Air
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter
uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus
spingter ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan
wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras
dapat diberikan obat laksatif peroral atau perektal. Jika masih belum
bisa juga dilakukan klisma.
5) Bantu Ibu Makan dan Minum
Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus
bagi mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang
diinginkan. Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi.
Anjurkan ibu untuk segera makan dan banyak minum pada jam-jam
pertama. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya
ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayuran dan buah-buahan.
6) Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
Hal-hal yang harus dilakukan untuka membantu meningkatkan
perasaan ibu terhadap bayinya adalah sebagai berikut :
a) Berikan Dukungan Emosional
Sangat penting untuk memberikan ibu dukungan emosional.
Kebiasaan dan ritual menghormati ibu atau merayakan kelahiran
adalah salah satu cara untuk mengakui keberhasilan ibu dalam
persalinan.Kebanyakan wanita merasakan emosi-emosi yang kuat
setelah melahirkan. Ini adalah hal yang normal. Beberapa wanita
merasakan sedih dan khawatir selama beberapa hari, minggu, atau
bulan.
12
Ketika hal ini terjadi, bantulah dia dengan mendengarkan
keluh kesahnya tentang perasaannya itu, dan menjelaskan bahwa
perasaan seperti seperti itu umum terjadi.
Jika perasaan sedih ini sangat kuat, hal ini disebut depresi.
Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi sulit bagi wanita untuk merawat
dirinya atau bayinya. Wanita yang mengalami depresi pasca
melahirkan memerlukan bantuan segera.
Dia memerlukan bantuan untuk merawat rumah dan
keluarganya, dan memerlukan bantuan untuk menghentikan
perasaan-perasaan gundahnya. Wanita yang memiliki perasaan
seperti ini setelah melahirkan akan rentang untuk mengalaminya
lagi dalam persalinan berikutnya(Saifuddin, 2016).
b) Ibu Tidak Tertarik Kepada Bayinya
Beberapa ibu tidak merasa nyaman dengan bayi baru mereka.
Ada beberapa alasan yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu sangat
lelah, sakit, dan mengalami perdarahan hebat. Bisa juga dia tidak
menginginkan bayi itu, atau khawatir tidak bisa merawatnya,
sehingga mengalami depresi.
Maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Periksa tanda-tanda bagi kehilangan darah atau infeksi.
2) Membicarakan dengan ibu tentang perasaan-perasaannya atau
mungkin lebih baik meninggalkannya sendirian dan
mengamatinya dari jauh sambil menunggu.
3) Jika ibu merasa depresi, atau dia pernah depresi setelah
persalinan dahulu, bicaralah pada keluarganya untuk
memberinya perhatian dan dukungan ekstra pada minggu-
minggu berikutnya.
4) Pastikan seseorang dalam keluarganya membantu merawat bayi
tersebut.
13
7) Perhatikan Gejala Infeksi Pada Ibu
Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih
tinggi daripada suhu normal, khususnya jika cuaca hari itu sangat
panas. Namun, jika ibu merasa sakit, terserang demam, atau denyut
nadinya cepat, atau dia merasa perih saat kandungannya disentuh, bisa
jadi dia terkena infeksi. Infeksi seperti ini biasanya terjadi jika air
ketuban pecah lebih awal sebelum persalinan dimulai, atau jika
persalinan terlalu lama, atau dia merasa kelelahan saat merasa
persalinan.
8) Bantu ibu menyusui
Menyusui adalah cara terbaik bagi bagi ibu dan bayinya. Jika ibu
merasa kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia
untuk mencoba menyusui hanya untuk minggu-minggu atau bulan-
bulan pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih lebih
baik daripada tidak sama sekali.Pastikan ibu memahami jika dia
menyusui bayinya, maka :
a) Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
b) Bayinya lebih tahan dari serangan diare atau penyakit lainnya.
c) Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas
lebih mahal.
9) Perawatan Payudara (Mamae)
Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya
puting susu lemas, tidak keras dan keringsebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan
dengan cara berikut ini.
a) Balut mamae sampai tertekan.
b) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
parlodel.
14
10) Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi(menyusui) sejak dari kehamilan
telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae berupa hal-hal
berikut ini.
a) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan
lemak bertambah.
b) Keluaran ciran susu jolong dari duktus laktiferus disebut kolostrum,
berwarna kuning putih susu.
c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogeon dan progesteron
hilang. Maka timbul hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang
akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan miotel kelenjar susu berkontraksi, sehingga air susu
keluar. Produki akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
11) Berikan Waktu Berkumpul bagi Keluarga
Jika ibu dan bayinya sehat, berikan mereka waktu sesaat untuk
berduaan saja. Orang tua baru memerlukan waktu satu sama lain
dengan bayi mereka. Mungkin mereka juga memerlukan sejumlah
waktu pribadi sebentar untuk berbincang-bincang, tertawa, menangis,
berdoa, atau merayakannya dengan suatu cara tertentu(Bobak, 2015).
15
2. Suplemen zat besi/ vitamin A
a. Tablet besi harus diminum untuk menambah zat gizi selama 40 hari
pasca persalinan
b. Minum kapsul vitamin A 200.000 U agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI
3. Istirahat/ Tidur
a. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
b. Sarankan ia untuk kembali kekegiatan kegiatan rumah tangga biasa
perlahan – lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
16
- Jika ibu mempunyai luka episiotoni atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka
5. Pemberian ASI
Asimnegandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberikan perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk
diminum.
a. Posisi yang benar saat menyusui adalah :
Berbaring miring :
Posisi ini adalah posisi yang amat baik untuk pemberian ASI
pertama kali/ bila ibu merasa lelah/ merasakan nyeri.
Duduk :
Penting untuk memberi topangan/ sandaran pada punggung, ibu dalam
posisi tegak lurus (90 derajat terhadap pangkuan).Posisi dapat dilakukan
dengan duduk bersila diatas tempat tidur/ dilantai/ duduk dikursi.
b. Berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki ditopang) akan
membantu bentuk payudara dan memberi ruang untuk menggerakkan
bayinya ke posisi yang baik.
c. Badan bayi harus dihadapkan ke arah badan ibu dan mulutnya bayi
dihadapkan ke putting susu ibu. Leher bayi harus sedikit ditengadahkan.
d. Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala agak
tengadah dapat dipertahankan. Posisikan bibir bawah paling sedikit 1,5 cm
dari pangkal putting susu. Bayi harus mengulum sebagian besar areola,
bukan hanya ujung putingnya. Hal ini akan menyebabkan bayi menarik
sebagian dari jaringan payudara masuk ke dalam mulutnya dengan lidah
dan rahang bawah. Bila diposisikan dengan benar, bayi akan membentuk
sinus laktiferus akan berada didalam rongga mulut bayi. Puting susu akan
masuk sampai langit-langit lunak (palatum velum) dan bersentuhan dengan
langit –langit tersebut. Sentuhan ini akan merangsang reflex penghisapan.
e. Bayi harus dilakukan rooming in/ rawat gabung (bayi ditempatkan dekat
dengan ibunya dikamar yang sama). Keuntungannya adalah ibu dapat
17
dengan mudah menyusui bayinya. Ibu harus belajar mengenali tanda –
tanda bayi lapar.
f. Pemberian ASI harus dilakukan sesering mungkin. Bayi akan merasa lapar
dan ingin minum ASI adalah setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam.
Bila bayi tidak minta diberi ASI. Anjurkan Asuhan Kebidanan Nifas 75ibu
untuk memberikan ASI setidaknya setiap 4 jam. Selama 2 hari pertama
setelah lahir, beberapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam.
g. Hanya diberikan kolostrum dan ASI. Pemberian makanan lain termasuk air
dapat membuat bayi sakit dan menurunkan persediaan ASI. Karena ibu
memproduksi ASI tergantung dari seberapa banyak ASInya dihisap oleh
bayi.
h. Hindari susu botol dan dot kempeng. Karena dapat membuat bayi bingung
putting dan membuat bayi menolak putting ibunya/ tidak mengisap dengan
baik. Karena mekanisme mengisap botol akan berbeda dari mekanisme
mengisap putting susu ibu. Bila bayi diberi susu botol/ kempeng akan
membuat bayi lebih susah belajar mengisap ASI ibunya(Prawirohardjo,
2016).
18
paling baik untuk memperkuat dasar panggul adalah senam kegel. Senam
kegelakan membantu penyembuhan post partum dengan cara membuat
kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot dasar panggul. Selain
itu manfaat lainnya adalah membuat jahitan lebih rapat, meredakan
hemoroid, meningkatkan pengendalian atas urin(Bahiyatun, 2014).
7. Hubungan seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinyakedalam vagina tanpa
rasa nyeri.Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman
untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.Banyak
budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.Keputusan
bergantung pada pasangan yang sangkutan(Maryunani, 2015).
8. Keluarga Berencana
Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB :
a. Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan keluarganya. Disinilah pentingnya peran
bidan dalam membantu ibu tentang cara mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan.
b. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui (MAL = Metode Amenorhoe
Laktasi). Resiko metode ini adalah 2 % kehamilan.
c. Penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman terutama apabila ibu sudah haid
lagi
d. Sebelum menggunakan metode KB ada bebrapa hal yang harus dijelaskan
kepada ibu yaitu :
- Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya?
- Kelebihan dan kekurangannya
19
- Efek samping
- Bagaimana menggunakan metode ini
- Kapan metode ini dapat digunakan untuk wanita pasca bersalin yang
menyusui ?
Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada
baiknya pasangan berkunjung ulang 2 minggu kemudian untuk
mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik(Nanny,
2016).
9. Tanda Bahaya
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan.Oleh
karena itu penting bagi ibu dan keluarganya untuk mengenal tanda bahaya dan
perlu mencari pertolongan kesehatan. Beberapa tanda bahaya yang dapat
terjadi pada ibu masa nifas (Bahiyatun, 2014)adalah :
1. Perdarahan pervaginam yang luar biasa banyak / yang tiba –tiba bertambah
banyak (lebih banyak dari perdarahan haid biasa / bila memerlukan
penggantian pembalut 2 kali dalam ½ jam)
2. Pengeluaran pervaginam yang baunya menusuk
3. Rasa sakit bagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan
5. Pembengkakan diwajah / tangan
6. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK,/ merasa tidak enak badan
7. Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
9. Rasa sakit, merah, nyeri tekan dan / pembengkakan
10. Merasa sangat sedih / tidak mampu mengasuh sendiri bayinya / diri sendiri
11. Merasa sangat letih / nafas tertengah-engah.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah
masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim. Masa
nifas berlangsung dari 2 jam setelah persalinan hingga 6 minggu berikutnya.
Berakhirnya masa nifas ditandai dengan pulihnya organ-organ yang berkaitan
dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lainnya
berkaitan saat persalinan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang dinilai paling dekat dengan ibu
diharapkan mampu melakukan perawatan dalam bentuk asuhan kebidanan
pada masa nifas ini.Bidan harus terus memantau kesehatan ibu maupun bayi
dalam kunjungan nifas sedikitnya 4x. Pada kunjungan minggu ke 6, bidan
harus memastikan bahwa di akhir masa nifas, ibu maupun bayi dalam keadaan
yang baik.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan dapat megetahui dan memahami bahwa asuhan
kepada ibu nifas sangat penting. Kunjungan masa nifas harus dilakukan sesuai
jadwal dengan tujuan agar ibu mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan pada
masa nifas. Ibu post partum diberi penyuluhan mengenai apa yang harus ibu
lakukan pada masa nifas tersebut
21
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, E.N. 2014.Modul 1 Mata Kuliah Nifas Normal: Tubuhku Berubah Setelah
Melahirkan. Yogyakarta: Aditya Media
Saifuddin AB. 2016. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal.
Jakarta : YBPSP.
Varney, Helen. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
B. Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami tentang kunjungan nifas 6 minggu Masa Nifas.
C. Kompetesi Dasar
1. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan apa yang menjadi konsep
dasar masa nifas
2. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis ibu
pada masa nifas
3. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan jadwal kunjungan rumah
masa nifas
4. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan asuhan lanjutan kunjungan 6
minggu masa nifas
5. Diharapkan mahasiswa mampu memberikan penyluhan 6 minggu masa
nifas
D. Indikator
1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang menjadi konsep dasar masa
nifas
2. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis ibu pada masa nifas
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jadwal kunjungan rumah masa nifas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan Lanjutan kunjungan 6 minggu
Masa Nifas
5. Mahasiswa mampu memberikan penyluhan 6 minggu Masa Nifas
F. EVALUASI
1. Prosedur
a. Pre test : Ada pada kegiatan awal
perkuliahan (apersepsi)
b. Embeded test : Ada dalam proses
perkuliahan
c. Post test : Ada pada akhir perkuliahan (tes
formatif)
2. Jenis : Tes lisan dan tertulis
3. Bentuk : Tes subjektif
4. Alat : Tes buatan dosen
5. Soal dan kunci : Terlampir
G. REFERENSI
Varney, Helen. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
SATUAN ACARAPENYULUHAN
A. Standar Kompetensi :
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami tentang kunjungan nifas 6 minggu Masa Nifas
B. Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan apa peran dan tanggung
jawab bidan dalam kunjungan nifas 6 minggu Masa Nifas
C. Tujuan
1. Tujuan InstruksionalUmum (TIU)
Mahasiswa mampu memahami tentang tentang kunjungan nifas 6 minggu
post partum
2. Tujuan InstruksionalKhusus (TIK)
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan apa yang menjadi konsep dasar masa nifas
b. Menjelaskan perubahan fisiologis ibu pada masa nifas
c. Menjelaskan jadwal kunjungan rumah
d. Menjelaskan Asuhan lanjutan masa nifas di rumah
e. Memberikan penyuluhan masa nifas
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Tahap Kegiatan Pengajar Metode Alat
Mahasiswa
Pendahuluan a. Memberi salam a. Menjawab
20 menit pembuka dan salam
memperkenalkan b. Mendengark
diri an
b. Menginformasika c. Mendengark
n pokok materi an Ceramah -
yang akan d. Menjawab
diajarkan
c. Memberitahukan
tujuan
pembelajaran
d. Menjelaskan
relevansi pokok
bahasan dengan
kompetensi bidan
e. Melakukan
apersepsi yang
berkaitan dengan
materi yang akan
disampaikan
Penyajian a. Menjelaskan - Mendengark Ceramah LCD,
Materi konsep dasar masa an Dan , Tanya PPT,
100menit nifas Memperhati jawab, Spidol,
b. Menjelaskan kan Dosen Papan
perubahan Dengan Tulis
fisiologis ibu pada Seksama
masa nifas - Mahasiswa
c. Menjelaskan Menanyaka
Jadwal kunjungan n Hal-Hal
masa nifas Yang
d. Menjelaskan Belum Jelas
Asuhan lanjutan Di Sela-
masa nifas di Sela
rumah Penyajian
e. Memberikan Materi
penyluhan masa - Memperhati
nifas kan
Penjelasan
Dosen
- Mahasiswa
Mencatat
Materi
Penjelasan
Dosen
I. REFERENSI
Varney, Helen. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
EVALUASI
NyBeti umur P1A0 melahirkan 6 minggu yang lalu.NyBeti adalah pekerja sebagai
buruh dari pagi sampai sore, menyatakan ingin memberikan ASI ekslusif pada
bayinya dan menjadi akseptor KB pil, belum mengetahui diet ibu menyusui.
1. Tujuan dari kunjungan ulang pada Ny Beti adalah ….
a. Menilai TFU
b. Menilai TTV
c. Penkes tentang KB
d. Menilai perdarahan
e. Penkes tentang nutrisi pada NY Beti
4. Diet yang tepat untuk ny Beti adalah dengan penambahan kalori sebanyak ….
a. 200 kalori/ hari
b. 300 kalori/ hari
c. 400 kalori / hari
d. 500 kalori / hari
e. 600 kalori / hari
1. C
2. A
3. C
4. D
5. E
JOB SHEET
Referensi
1. Saifuddin , Abdul Bari, dkk 2014 Ilmu Kebidanan, Jakarta : Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2. Saipudin, A dkk. 2013, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Petunjuk
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
3. Ikutilah petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.
Petunjuk Bagi Mahasiswa
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
3. Ikuti petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada intruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau
dipahami.
5. Laporkan hasil kerja setelah melakukan latihan.
PROSEDUR PELAKSANAAN
2 Persiapan Alat :
- Leaflet
- Obat-obatan
Persiapan Pasien:
- Pasien dan keluarga
3 Melakukan konseling 6 minggu ibu
nifas yang meliputi :
Nutrisi
Menjelaskan kepada Ibu dan
keluarga kebutuhan nutrisi 6 minggu
masa nifas
4 Istirahat
Menjelaskan pada ibu kebutuhan
istirahat yang cukup tidur malam 8
jam sehari dan istirahat siang hari
5 Pemberian ASI
Menjelaskan cara menyususi dan
pemberian ASI ekslusif
6 Personal hygiene
Mengajarkan cara perawatan
perineum dan perawatan tali pusat
7 Senam nifas
Mengajurkan ibu senam nifas
8 Hubungan Seksual
Menjelaskan hubungan seksual post
partum
9 Rencana KB
Menganjurkan memakai alat
kontrsepsi yang cocok bagi Ibu
DAFTAR TILIK
NAMA KETERAMPILAN : KONSELING 6 MINGGU MASA NIFAS
NAMA MAHASISWA :
TANGGAL PENILAIAN :
NAMA DOSEN PENILAI :
Petunjuk
Nilailah setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
Nilai
NO Langkah/Tugas
0 1 2
SIKAP DAN PRILAKU
1 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
CONTEN
2 Persiapan tempat : Ruangan hangat, penyinaran cukup
3 Persiapan Alat :
- Leaflet
- Obat-obatan
Persiapan Pasien:
- Pasien dan keluarga
4 Melakukan konseling ibu nifas yang meliputi :
Nutrisi
Menjelaskan kepada Ibu dan keluarga kebutuhan nutrisi
masa nifas
5 Istirahat
Menjelaskan pada ibu kebutuhan istirahat yang cukup tidur
malam 8 jam sehari dan istirahat siang hari
6 Pemberian ASI
Menjelaskan cara menyususi dan pemberian ASI ekslusif
Personal hygiene
Mengajarkan cara perawatan perineum dan perawatan tali
pusat
7 Senam nifas
Mengajurkan ibu senam nifas
8 Hubungan Seksual
Menjelaskan hubungan seksual post partum
9 Rencana KB
Menganjurkan memakai alat kontrsepsi yang cocok bagi Ibu
10 Tanda bahaya masa nifas
Menjelaskan pada ibu tanda bahaya nifas seperti sakit kepala
hebat, demam tinggi, perdarahan yang tidak sesuai pada
waktunya, lochea berbau busuk. Sedangkan pada bayi
seperti timbul demam dan gidak mau menyusu,tali pusat
berdarah atau berbau, bayi kuning
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sesuai prosedur
2 : Dilakukan dan sesuai prosedur
Jumlah/nilai total
Nilai Akhir = x 100
Jumlah langkah x 2
Nilai Batas Lulus = 71
Bengkulu,.................... 2019
Dosen Pembimbing,
( )